Pengalaman Suami dalam Memberikan Dukungan ASI Eksklusif pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Semplak Kelurahan Curug Mekar Kota Bogor

PENGALAMAN SUAMI DALAM MEMBERIKAN
DUKUNGAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PRIMIPARA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMPLAK KELURAHAN
CURUG MEKAR KOTA BOGOR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh:
Puji Rahma Pratami
1112104000016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M

LEMBAR PERNYATAAN


i

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
STUDY PROGRAM NURSING SCIENCE
STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
Undergraduate Thesis,June 2016
Puji Rahma Pratami, Student Number: 1112104000016
Husband Experience in Providing Support for Exclusive Breastfeeding of
Primipara Mother in Puskesmas Semplak Curug Mekar village in Bogor
City
Xv + 96 pages + 5 chart + 1 table + 5 attachments

ABSTRACT
Indonesia has targeted the coverage of exclusive breastfeeding by 80%. However,
the Health Research in 2013 revealed that coverage of exclusive breastfeeding in
Indonesia only reaches 42%. The failure can be caused by several factors, one of
which is a psychological factor that is influenced by the support of her husband.
Theobjective of this study was to explore the husbands' experience in providing
support for exclusive breastfeeding in primipara mothers. This research was a

qualitative with phenomenology descriptive design, the sample data gathered by
in-depth interviewed. There were five participate of the husband whose wife had
just given birth once (primipara mother) who had been exclusively breastfeed
infants aged 6-12 months that achieved by purpossive sampling. The data that had
been gathered were an interview record and field note that analyzed by Collaizi
technique. This research identified eight themes, which are: 1) The benefits of
breastfeeding motivatedthe husbandsto provide support exclusive breastfeeding,
2) Husbands obtained information about exclusive breastfeeding from several
sources, 3) Husbands provided information about exclusive breastfeeding in
primipara mothers, 4) Husbands did not provide judgment support of praise but
they said thanks, 5) Husbandsprovided physical support for primipara mothers
during breastfeeding exclusively, 6) Husband provided emotional supportfor
primipara mothers during breastfeeding exclusively, 7) Husband's diffficulty in
support of his exclusive breastfeeding wife, and 8) Husbands who still believes
myths about exclusive breastfeeding. Researchers suggest that health
professionals should improve health promotion to the mother and the husband
about exclusive breastfeeding by conducting prenatal and postnatal breastfeeding
class.

Keywords: Support Husband, Exclusive Breastfeeding, Primipara

Reading List: 80 (2004-2015)

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi, Juni 2016
Puji Rahma Pratami, NIM: 1112104000016
Pengalaman Suami dalam Memberikan Dukungan ASI Eksklusif pada Ibu
Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Semplak Kelurahan Curug Mekar
Kota Bogor
Xv+ 96 halaman + 5 bagan + 1 tabel + 5 lampiran

ABSTRAK
Indonesia telah menargetkan cakupan ASI eksklusif sebesar 80%. Akan tetapi,
Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 mengungkapkan bahwa cakupan pemberian
ASI eksklusif di Indonesia hanya mencapai 42%. Ketidakberhasilan ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor psikologis yang

dipengaruhi oleh dukungan suami. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi
pengalaman suami dalam memberikan dukungan ASI eksklusif pada ibu
primipara. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain
fenomenologi deskriptif, data diperoleh melalui wawancara mendalam. Partisipan
berjumlah lima orang meliputi suami yang istrinya baru melahirkan satu kali (ibu
primipara) yang telah memberikan ASI eksklusif dengan rentang usia bayi 6-12
bulan. Sample didapatkan melalui purposive sampling. Data yang dikumpulkan
berupa hasil rekaman wawancara dan catatan lapangan yang dianalisis dengan
teknik Collaizi. Penelitian ini mengidentifikasi delapan tema yaitu: 1) Manfaat
ASI memotivasi suami untuk memberikan dukungan ASI eksklusif, 2) Suami
mendapatkan informasi mengenai ASI eksklusif dari beberapa sumber, 3) Suami
memberikan informasi tentang ASI eksklusif pada ibu primipara, 4) Suami tidak
memberikan dukungan penilaian berupa pujian melainkan dengan ucapan terima
kasih, 5) Suami memberikan dukungan fisik untuk ibu primipara selama proses
pemberian ASI eksklusif, 6) Suami memberikan dukungan emosional untuk ibu
primipara selama proses pemberian ASI eksklusif, 7) Hambatan suami dalam
mendukung istri menyusui secara eksklusif, 8) Suami masih mempercayai mitosmitos mengenai ASI eksklusif.Peneliti menyarankan agar para tenaga kesehatan
meningkatkan promosi kesehatan kepada ibu dan suami mengenai ASI eksklusif
dengan mengadakan kelas ASI prenatal dan pascanatal.


Kata Kunci: Dukungan suami, ASI eksklusif, Primipara
Daftar Bacaan: 80 (2004-2015)

iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul
PENGALAMAN SUAMI DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN ASI
EKSKLUSIF PADA IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SEMPLAK KELURAHAN CURUG MEKAR
KOTA BOGOR

Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

DISUSUN OLEH
PUJI RAHMA PRATAMI
1112104000016


Pembimbing I

Pembimbing II

Ns. Puspita Palupi, S.Kep, M.Kep,Sp.Kep.Mat
NIP. 19801119 201101 2 006

Yenita Agus, S.Kp., M.Kep, Sp.Mat, Ph.D
NIP. 19720608 200604 2 001

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul
PENGALAMAN SUAMI DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN ASI
EKSKLUSIF PADA IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SEMPLAK KELURAHAN CURUG MEKAR
KOTA BOGOR
Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh:
PUJI RAHMA PRATAMI
1112104000016
Jakarta, Juni 2016
Pembimbing I

Pembimbing II

Ns. Puspita Palupi, S.Kep, M.Kep,Sp.Kep.Mat
NIP. 19801119 201101 2 006

Yenita Agus, S.Kp., M.Kep, Sp.Mat, Ph.D
NIP. 19720608 200604 2 001

Penguji I


Penguji II

Ratna Pelawati, S.Kp., M.Biomed
NIP. 19780215 200901 2 005

Karyadi, S.Kp., M.Kep., Ph.D
NIP. 19710903 200501 1 007

Penguji III

Penguji IV

Yenita Agus, S.Kp., M.Kep, Sp.Mat, Ph.D
NIP. 19720608 200604 2 001

Ns. Puspita Palupi, S.Kep, M.Kep,Sp.Kep.Mat
NIP. 19801119 201101 2 006

v


LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
PENGALAMAN SUAMI DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN ASI
EKSKLUSIF PADA IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SEMPLAK KELURAHAN CURUG MEKAR
KOTA BOGOR
Disusun Oleh:
PUJI RAHMA PRATAMI
1112104000016

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Maulina Handayani, S.Kp., MSc
NIP. 19790210 200501 2 002

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta


Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM., M.Kes
NIP. 19650808 198803 1 002

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: PUJI RAHMA PRATAMI

Tempat, Tanggal Lahir

: Bogor, 09 April 1995

Jenis Kelamin

: Perempuan


Agama

: Islam

Status

: Belum Menikah

Alamat

: Cilendek Timur No. 16 Rt.03/05, Kelurahan
Cilendek Timur, Kota Bogor Barat

HP

: 085216585258

Email

: puji.2pm@gmail.com

Fakultas/Jurusan

: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/
Program Studi Ilmu Keperawatan

PENDIDIKAN
1. SD Negeri Cijahe Curug

2000-2006

2. SMP Negeri 6 Bogor

2006-2009

3. SMA Negeri 5 Bogor

2009-2012

4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2012-sekarang

ORGANISASI
1. PMR SMA Negeri 5 Bogor

2010-2012

2. „ITHRI ROHIS SMA Negeri 5 Bogor

2010-2012

3. BEM PSIK

2013-2014

4. HMPSIK

2014-2015

5. ILMIKI Wilayah III

2013-2015

vii

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan
judul “Pengalaman Suami dalam Memberikan Dukungan ASI Eksklusif pada
Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Semplak Kelurahan Curug
Mekar Kota Bogor” yang disusun dan diajukan sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan. Sholawat serta salam juga selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna,
baik dari segi isi maupun metodologi. Oleh karena itu, segala kritik dan saran
yang membangun mengenai tulisan ini sangat penulis harapkan.
Banyak pihak yang telah memberi bantuan, dorongan, doa, serta
kerjasama yang luar biasa dalam penyusunan skripsi ini. Penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1.

Allah SWT. yang telah memberikan hamba kesempatan untuk terus belajar di
bangku kuliah.

2.

Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM., M.Kes, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.

3.

Ibu Maulina Handayani, S.Kp., MSN selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

viii

4.

Ibu Puspita Palupi, S.Kep, M.Kep, Ns.Sp.Kep.Mat selaku dosen pembimbing
I dan Ibu Yenita Agus, S.Kp., M.Kep, Sp.Mat, Ph.Dselaku dosen
pembimbing II yang telah membimbing dan memberi banyak saran demi
terselesaikannya penulisan skripsi ini.

5.

Ibu Puspita Palupi, S.Kep, M.Kep, Ns.Sp.Kep.Mat selaku dosen pembimbing
akademik yang telah membimbing selama di bangku perkuliahan.

6.

Seluruh Staf Pengajar Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama
kuliah.

7.

Seluruh staff dan Karyawan Akademik yang telah membantu banyak
memberi kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8.

Seluruh Staf Puskesmas Semplak yang selalu bersedia membantu dan
memberi masukan dalam proses pengambilan data penelitian.

9.

Seluruh warga Kelurahan Curug Mekar yang bersedia menjadi responden
dalam penelitian ini.

10. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah mendidik, mencurahkan semua
kasih sayang, mendoakan keberhasilan penulis, serta memberikan bantuan
baik moril maupun materil kepada penulis selama proses menyelesaikan
skripsi ini. Tak lupa, adik-adikku tercinta, Puja Dwi Sri Maulidya dan
Muhammad Farijal Dzikrikallah serta seluruh keluargaku yang selalu
memberikan semangat tanpa pamrih.
11. Sahabat-sahabat penulis semenjak masa SMA yaitu Rohmahtillah, Geovani,
Christian Purba dan Nurhana Safitri yang selalu saling mendukung hingga
sekarang.

ix

12. Teman-teman PSIK 2012 yang telah berjuang bersama selama ini. Sahabat
terbaikku Maryam Zakiyyah Muntazhoroh, Nur Indah Ritonga, dan
Himmatul Khaira yang berjalan dan berjuang bersama, menghibur, memberi
masukan, mendengarkan keluh kesah dan mengundang tawa penulis selama
menyelesaikan skripsi ini dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu yang telah mendoakan selama proses pembuatan skripsi ini.
Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih
jauh dari sempurna, namun penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat
bagi yang memerlukannya.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta,

Juni 2016

Puji Rahma Pratami

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN...................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
C. Tujuan .......................................................................................................... 7
D. Manfaat ........................................................................................................ 8
E. Ruang Lingkup ............................................................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 10
A. Pengalaman ................................................................................................ 10
B. ASI Eksklusif ............................................................................................. 11
1.

Definisi ASI Eksklusif ............................................................................ 11

2.

Proses Terbentuknya ASI ....................................................................... 12

3.

Manfaat ASI Eksklusif ........................................................................... 14

4.

Kendala Pemberian ASI Eksklusif ......................................................... 16

5.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif .............. 17

C. Teori Maternal Role Attainment-Becoming a Mother ............................... 19
D. Ibu Primipara .............................................................................................. 23
E. Dukungan Sosial Suami ............................................................................. 23

F.

1.

Bentuk Dukungan Suami........................................................................ 27

2.

Kendala Suami dalam Memberikan Dukungan ASI Ekslusif ................ 32
Kerangka Teori........................................................................................... 36

xi

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH ......................... 37
A. Kerangka Konsep ....................................................................................... 37
B. Definisi Istilah ............................................................................................ 38
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 39
A. Desain Penelitian ........................................................................................ 39
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ..................................................................... 41
C. Partisipan Penelitian ................................................................................... 41
D. Instrumen Penelitian................................................................................... 42
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 42
F.

Analisa Data ............................................................................................... 46

G. Keabsahan Data .......................................................................................... 48
H. Etika Penelitian .......................................................................................... 51
BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................... 53
A. Gambaran Umur Wilayah Penelitian ......................................................... 53
B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 54
1.

Karakteristik Partisipan .......................................................................... 54

2.

Hasil Analisis Tematik ........................................................................... 55

BAB VI PEMBAHASAN.................................................................................... 73
A. Interpretasi Hasil Penelitian dan Diskusi ................................................... 73
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 93
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 94
A. Kesimpulan ................................................................................................ 94
B. Saran ........................................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1

Determinants of Breastfeeding

Hal. 18

Bagan 2.2

Model of Maternal Role Attainment

Hal. 22

Bagan 2.3

Kerangka Teori

Hal. 36

Bagan 3.1

Kerangka Konsep

Hal. 37

Bagan 4.1

Teknik Analisa Data

Hal. 48

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1

Karakteristik partisipan

Hal. 54

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman wawancara skrining

Lampiran 2

Pedoman wawancara mendalam

Lampiran 3

Matriks analisa tematik

Lampiran 4

Lembar permohonan menjadi partisipan

Lampiran 5

Surat izin penelitian

xv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia berjumlah 32 per
1.000 kelahiran hidup. Hal tersebut masih belum memenuhi target Millenium
Development Goals (MDGs) tahun 2015 yang sekarang dilanjutkan dengan
Sustainable Development Goals (SDGs) hingga tahun 2030, yakni
menurunkan AKB menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2015). Dari 33 provinsi di Indonesia, hanya
terdapat dua provinsi yang telah mencapai target MDGs 2015 untuk AKB
yaitu Kalimantan Timur dan DKI Jakarta (SDKI, 2012). Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia (Kemkes RI) tahun 2014 mengungkapkan
penurunan AKB yang melambat antara tahun 2003 sampai 2012 yaitu dari 35
menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup, dalam hal ini diperlukan adanya upaya
untuk mengoptimalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif.
ASI eksklusif merupakan air susu ibu yang diberikan kepada bayi
sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti
dengan makanan atau minuman lain (PP Nomor 33 tahun 2012). ASI
merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung kebutuhan
energi dan zat yang dibutuhkan selama enam bulan pertama kehidupan bayi
(Wulandari & Handayani, 2011). Komposisi ASI sesuai dengan kebutuhan

1

2

nutrisi bayi yaitu berisi energi, protein, lemak dan laktosa. Ramaiah (2007)
mengatakan bahwa setelah bayi lahir, nutrisi memainkan peran terpenting
bagi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat bagi bayi.Bayi yang tidak
diberikan ASI akan meningkatkan terjadinya kematian akibat penyakit
infeksi, resiko obesitas, diabetes tipe 1 dan tipe 2, leukimia, dan kematian
bayi secara mendadak. Ibu yang tidak memberikan ASI akan meningkatkan
kanker payudara, kanker ovarium, mempertahankan berat badan kehamilan,
diabetes tipe 2, infark miokard, dan sindrom metabolik (Stuebe, 2009). Hasil
studi Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) tahun 2013 mengungkapkan
bahwa durasi pemberian ASI sangat mempengaruhi ketahanan hidup bayi di
Indonesia. Bayi yang disusui dengan durasi 6 bulan atau lebih memiliki
ketahanan hidup 33,3 kali lebih baik daripada bayi yang disusui kurang dari 4
bulan.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 mengungkapkan
bahwa cakupan pemberian ASI ekslusif di Indonesia hanya mencapai 42%.
Cakupan ASI eksklusif di Kota Bogor menurut Profil Kesehatan Jawa Barat
tahun 2012 telah mencapai angka 66,5%. Hal tersebut masih jauh dari target
keberhasilan ibu menyusui eksklusif di Indonesia yaitu sebesar 80% (Kemkes
RI, 2014).Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2013 menyatakan
bahwa dalam kenyataannya, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama
kehidupan bayi memiliki banyak kendala seperti ibu kurang memahami tata
laksana laktasi yang benar, ibu bekerja, dan produksi ASI yang kurang.
Beberapa faktor yang diduga menyebabkan berkurangnya produksi ASI, yaitu
faktor menyusui, faktor psikologis ibu, faktor fisik ibu, dan faktor bayi.

3

Faktor psikologis dipengaruhi oleh dukungan keluarga termasuk dukungan
suami yang sangat berperan dalam menyukseskan pemberian ASI eksklusif.
Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan
(2013) di Rumah Sakit Muhammadiyah Pekalongan bahwa keberhasilan ASI
eksklusif dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor sosiodemografik, pre/post
natal, dan psikososial. Faktor psikososial digambarkan dengan keinginan dan
keyakinan ibu yang kuat untuk memberikan ASI eksklusif. Keinginan dan
keyakinan ibu tersebut dipengaruhi juga oleh social support system seperti
dukungan suami dan orang tua.
Abidjulu, Hutagaol, & Kundre (2014) di Puskesmas Tuminting
Kecamatan Tuminting mengungkapkan bahwa ada hubungan antara
dukungan suami dengan kemauan ibu memberikan ASI eksklusif. Hasil
penelitian Evareny, Hakimi, & Padmawati (2010) juga melaporkan bahwa
prevalensi keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada kelompok ayah yang
mendukung lebih tinggi 2,25 kali dibandingkan dengan kelompok ayah yang
tidak mendukung.
Peran Ayah turut menentukan keberhasilan ibu dalam memberikan
ASI eksklusif. Hal ini karena kelancaran refleks pengeluaran ASI yang sangat
dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu ditentukan juga oleh peran
ayah (Roesli, 2009). Perasaan dan semangat ibu untuk menyusui dan untuk
terus memberikan yang terbaik bagi anaknya sangat bergantung pada peran
suami untuk terus menjaga suasana kondusif (Hartono, 2009 dalam Sari,
2011). Jika ibu mendapatkan kepercayaan diri dan mendapat dukungan penuh

4

dari suami, motivasi ibu untuk menyusui akan meningkat (Swasono, 2008
dalam Sari, 2011).
Hasil penelitian Brown & Davies (2014) di Inggris dengan responden
117 suami yang istrinya telah melahirkan dua tahun terakhir dan menyusui,
melaporkan tentang pengalaman suami dalam mendukung istrinya menyusui.
Dari penelitian tersebut didapatkan empat tema yaitu: 1) sikap terhadap
pemberian ASI, 2) pengalaman dalam mendukung proses menyusui,3)
pengalaman terhadap pendidikan, informasi dan promosi tentang ASI, 4) ide
untuk masa depan terkait promosi dan pendidikan tentang ASI. Pada
pengalaman

dalam

mendukung

proses

menyusui

tersebut,

terdapat

pengalaman positif dan negatif. Pengalaman positif meliputi bayi lebih sehat
dan jarang sakit, pemberian ASI lebih murah, mudah dan nyaman.
Pengalaman negatif yang didapatkan yaitu suami merasa terisolasi dan
dikesampingkan oleh pasangannya, sering bertengkar dengan istrinya, merasa
cemas, tidak berdaya dan bersalah bahwa mereka tidak dapat membantu
pasangannya dalam mengurus bayi.
Pada penelitian yang dilakukan Binns, dkk di Xianjiang-China (2007
dalam Kurniawan, 2013) menunjukkan bahwa dukungan suami dan orang tua
ibu adalah support system yang mendorong ibu menginisiasi dan
mempertahankan laktasi, terutama pada ibu yang baru akan memulai laktasi,
salah satunya adalah ibu primipara. Ibu primipara adalah seorang wanita yang
baru pertama kali mempunyai anak yang hidup dan baru menjadi seorang ibu.
Beberapa ibu primipara biasanya mempunyai keinginan untuk melahirkan
bayi yang bebas dari gangguan, sehingga hal tersebut akan memotivasi ibu

5

untuk mencari pengetahuan lebih banyak tentang perawatan maternal.
Pengetahuan tersebut termasuk di dalamnya tentang pemberian ASI (Bobak,
2005).
Penelitian yang dilakukan oleh Bentelu, dkk (2015) di RS Pancaran
Kasih GMIM Manado didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara tingkat kecemasan dalam proses menyusui ibu primipara
dan multipara. Ibu primipara mengalami kecemasan lebih tinggi daripada ibu
multipara, sebagian besar ibu primipara mengalami cemas sedang dan ibu
multipara sebagian besar mengalami cemas ringan. Ibu memerlukan
seseorang yang dapat memberikan dukungan dalam merawat bayi, termasuk
dalam menyusui. Orang yang dapat memberikannya dukungan adalah orang
yang berpengaruh besar dalam kehidupannya atau orang yang disegani,
seperti suami atau keluarga (Bahiyatun, 2009).
Hasil wawancara yang dilakukan pada bulan Desember 2015 kepada
lima ibu primipara beserta suami yang bayinya sukses mendapatkan ASI
eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Semplak Kelurahan Curug Mekar Kota
Bogor, kelima ibu tersebut mengungkapkan bahwa keberhasilan pemberian
ASI eksklusif sangat dipengaruhi oleh peran dan dukungan suami. Dua dari
lima ibu mengaku hampir gagal dalam pemberian ASI eksklusif dikarenakan
suami yang sibuk bekerja dan jarang memperhatikan istrinya sehingga
membuat motivasi ibu dalam menyusui menjadi menurun, sedangkan tiga ibu
lainnya mengaku mendapatkan bentuk dukungan yang baik dari suami. Dua
dari lima suami yang istrinya mengaku hampir gagal dalam pemberian ASI
eksklusif tersebut beranggapan bahwa tugas seorang suami itu adalah bekerja

6

dan mereka mengaku jarang membantu istri jika di rumah dikarenakan
merasa lelah setelah pulang bekerja.Tiga suami lainnya mengungkapkan
bahwa proses menyusui itu adalah tugas suami dan istri, sehingga mereka
sepenuhnya mendukung istri memberikan ASI eksklusif dan memiliki peran
di dalamnya seperti membuat suasana hati istri menjadi nyaman, dan
membantu istri dalam merawat bayi.
Berdasarkan uraian di atas bahwa pemberian ASI eksklusif sangat
penting dan memerlukan dukungan suami dalam keberhasilannya. Penelitian
tentang ASI eksklusif telah banyak, namun penelitian untuk menggali
bagaimana pengalaman suami dalam memberikan dukungan ASI eksklusif
pada ibu primipara masih belum banyak dilakukan di Indonesia. Oleh karena
itu, peneliti tertarik untuk mengeksplorasi lebih dalam tentang bagaimana
pengalaman suamidalam memberikan dukungan ASI eksklusif pada ibu
primipara di wilayah kerja Puskesmas Semplak Kelurahan Curug Mekar Kota
Bogor.
B. Rumusan Masalah
ASI eksklusif merupakan kebutuhan bayi yang harus dipenuhi oleh
ibu. ASI ini dapat memberikan banyak manfaat baik kepada bayi maupun ibu,
salah satunya dapat menurunkan AKB di dunia hingga mencapai target
SDGs. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya pemberian ASI eksklusif ini
memiliki berbagai macam kendala. Ibu yang baru memiliki anak pertama atau
primipara dapat mengalami berbagai kendala dalam merawat bayinya,
termasuk dalam hal menyusui.

7

Keberhasilan ibu dalam memberikan ASI eksklusif dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah faktor psikologis seperti stres, khawatir,
dan ketidakbahagiaan ibu pada periode menyusui.

Hal

tersebut

dapat

diatasi bila ada dukungan yang diharapkan dapat menstimulir penguatan.
Dukungan tersebut didapat dari orang yang terdekat yaitu suami sebagai
pendamping istri. Suami mempunyai peran yang sangat menentukan dalam
keberhasilan menyusui, karena akan turut menentukan kelancaran refleks
pengeluaran ASI yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan
ibu. Penelitian mengenai ASI eksklusif sudah banyak dilakukan tetapi
penelitian

tentangbagaimana

pengalaman

suami

dalam

memberikan

dukungan ASI eksklusif pada ibu primipara belum peneliti temukan, padahal
penting untuk diketahui agar dapat meningkatkan keberhasilan menyusui
eksklusif. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengeksplorasi
pengalaman suami dalam memberikan dukungan ASI eksklusif pada ibu
primipara di wilayah kerja Puskesmas Semplak Kelurahan Curug Mekar Kota
Bogor.
C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman suami
dalam memberikan dukungan ASI eksklusif pada ibu primipara di wilayah
kerja Puskesmas Semplak Kelurahan Curug Mekar Kota Bogor.

8

D. Manfaat
1. Manfaat Ilmiah
a. Memberikan informasi dan data dasar bagi peneliti selanjutnya
mengenai pengalaman suami dalam memberikan dukungan ASI
eksklusif pada ibu primipara.
b. Menjadi evidance based keperawatan mengenai pengalaman suami
dalam memberikan dukungan ASI eksklusif pada ibu primipara.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi institusi pendidikan keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai literatur untuk menambah
wawasan pendidik dan peserta didik serta menjadi data dasar dalam
peningkatan ilmu keperawatan dalam hal mengkaji, mengidentifikasi
dan mengeksplorasi pengalaman suami dalam memberikan dukungan
ASI eksklusif pada ibu primipara.
b. Bagi pelayanan kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan tenaga
kesehatan, khususnya perawat dalam upaya meningkatkan kesehatan
ibu dan bayi melalui promosi dan pendidikan kesehatan kepada ibu
dan suamiterkait pemberian ASI eksklusif.
c. Bagi masyarakat
Hasil penilitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat, khususnya para suami, mengenai ASI eksklusif dan
pengalaman suami dalam memberikan dukungan ASI eksklusif
sehingga membuat masyarakat, khususnya para suami, semakin

9

menyadari dan termotivasi untuk mendukung istrinya mencapai
kerberhasilan dalam memberikan ASI eksklusif sebagai makanan
terbaik untuk perkembangan bayinya.
E. Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman suami
dalam memberikan dukungan ASI eksklusif pada ibu primipara di wilayah
kerja Puskesmas Semplak Kelurahan Curug Mekar Kota Bogor. Metode
penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi
deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam untuk
menggali pengalaman dari para partisipan yang berada di wilayah kerja
Puskesmas

Semplak

Kelurahan

Curug

Mekar

Kota

Bogor.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengalaman
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2015), pengalaman
diartikan sebagai suatu yang pernah dialami (dijalani, dirasakan, ditanggung,
dan sebagainya). Pengalaman merupakan faktor internal yang mempengaruhi
persepsi seseorang, (Notoatmodjo, 2005). Pengalaman juga mempengaruhi
tingkah laku individu (Brownlee, 2006).

Pengetahuan seseorang pun

dipengaruhi oleh pengalaman, walaupun seseorang dapat mempelajari suatu
hal dengan menghafal dan membaca, tetapi pengalaman sebelumnya dapat
dijadikan pembelajaran yang bermanfaat (MD., dkk, 2012). Notoatmodjo
(2007) juga mengungkapkan bahwa pengalaman merupakan guru yang baik,
yang menjadi sumber pengetahuan. Pengalaman terjadi karena adanya
interaksi antara seseorang atau kelompok dengan lingkungannya. Interaksi
tersebut menimbulkan proses perubahan (belajar) pada manusia dan
selanjutnya proses perubahan itu menghasilkan perkembangan bagi
kehidupan

seseorang

atau

kelompok

dalam

lingkungannya

(Tim

Pengembangan Ilmu Pendidikan, 2007).
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pengalaman
adalah segala sesuatu yang pernah dialami seseorang yang menimbulkan
suatu proses perubahan, sehingga akan mempengaruhi pengetahuan, persepsi,
serta perilaku seseorang itu sendiri.

10

11

B. ASI Eksklusif
1. Definisi ASI Eksklusif
ASI eksklusif merupakan air susu ibu yang diberikan kepada bayi
sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan atau
mengganti dengan makanan atau minuman lain (PP Nomor 33 tahun
2012). World Health Organization (WHO) dan United Nations
International Children’s Emergency Fund (UNICEF) tahun 2013
menyatakan bahwa ASI eksklusif merupakan cara yang sempurna untuk
memberikan makanan terbaik untuk bayi pada masa enam bulan pertama
kehidupan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.
American Academy of Pediatrics Section on Breasfeeding tahun
2012 merekomendasikan pemberian ASI eksklusif paling tidak sampai
usia 6 bulan yang dilanjutkan dengan tetap memberikan ASI sampai usia
1 tahun. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI yang
sekarang berubah nama menjadi Kemkes RI) melalui SK Menkes No.
450/Men. Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah menetapkan
rekomendasi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, yang menjelaskan
bahwa untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan yang
optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.
Selanjutnya, demi tercukupinya nutrisi bayi, maka ibu mulai memberikan
makanan pendamping ASI (MPASI) dan ASI hingga bayi berusia 2 tahun
atau lebih.

12

Dari beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa
ASI eksklusif berarti bayi hanya diberikan ASI saja sejak lahir sampai
usia 6 bulan, tanpa diberikan tambahan makanan atau mimunan apapun
seperti air putih maupun makanan atau minuman lainnya.
2. Proses Terbentuknya ASI
Selama

kehamilan,

estrogen

kadar

tinggi

mendorong

perkembangan duktus, sementara progesteron kadar tinggi merangsang
pembentukan alveolus-lobulus. Peningkatan konsentrasi prolaktin dan
human chorionic somatomammotropin juga ikut berperan dalam
perkembangan kelenjar mamalia dengan menginduksi enzim-enzim yang
dibutuhkan (Sherwood, 2011).
Sebagian besar perubahan di payudara terjadi pada paruh pertama
kehamilan, sehingga pada pertengahan kehamilan kelenjar mamalia telah
mampu menghasilkan susu. Akan tetapi, sekresi susu tidak terjadi sampai
persalinan. Konsentrasi estrogen dan progesteron yang tinggi pada akhir
kehamilan mencegah laktasi dengan menghambat efek stimulatorik
prolaktin pada sekresi susu. Estrogen dan progesteron akan turun secara
drastis ketika plasenta keluar, sehingga memicu terjadinya laktasi
(Sherwood, 2011).
Setelah produksi susu dimulai pasca persalinan, hormon prolaktin
dan oksitosin berperan penting dalam mempertahankan laktasi. Prolaktin
berguna untuk meningkatkan sekresi susu, sedangkan oksitosin berperan
dalam penyemprotan (ejeksi) susu. Pelepasan kedua hormon ini
dirangsang oleh refleks neuroendokrin yang dipicu oleh penghisapan

13

puting payudara oleh bayi (Sherwood, 2011 dan Bobak, 2005). Menurut
Kristiyanasari (2011), dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam
proses laktasi, yaitu:
1) Refleks Prolaktin
Sewaktu bayi menyusu, ujung saraf peraba yang terdapat
pada puting susu terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut aferen
dibawa ke hipotalamus di dasar otak, lalu memacu hipofisis anterior
untuk mengeluarkan hormon prolaktin ke dalam darah. Melalui
sirkulasi, prolaktin memacu sel kelenjar (alveoli) untuk memproduksi
susu. Jumlah prolaktin yang disekresi dan jumlah susu yang
diproduksi berkaitan dengan stimulasi isapan, yaitu frekuensi,
intensitas dan lamanya bayi menghisap.
2) Refleks Aliran (Let Down Refleks)
Rangsangan yang ditimbulkan oleh bayi saat menyusu selain
mempengaruhi hipofisis anterior mengeluarkan hormon prolaktin juga
mempengaruhi hipofis posterior mengeluarkan hormon oksitosin.
Dimana setelah oksitosin dilepas ke dalam darah akan mengacu otototot polos yang mengelilingi alveoli dan duktulus berkontraksi
sehingga memeras air susu dari alveoli, duktulus, dan sinus menuju
puting susu. Refleks let-down dapat dirasakan sebagai sensasi
kesemutan atau dapat juga ibu merasakan sensasi apapun. Tandatanda lain dari let-down adalah tetesan pada payudara lain yang
sedang dihisap oleh bayi. Refleks ini dipengaruhi oleh psikologis ibu.

14

3. Manfaat ASI Eksklusif
ASI eksklusif memberikan manfaat dan keuntungan tidak hanya
bagi bayi, tetapi bagi banyak pihak seperti ibu, keluarga, lingkungan,
bahkan negara.
a. Manfaat bagi bayi
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan
komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan
pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna,
baik kualitas maupun kuantitasnya (Roesli, 2009). Nutrisi ASI di
antaranya adalah lemak, laktosa, protein, garam mineral dan vitamin.
Protein ASI terdiri dari whey protein yang dapat lebih mudah dicerna,
sehingga pengosongan lambung lebih cepat (Wong, 2008). Lemak
pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung Omega 3 untuk
pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat
ASI eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari rangsangan
kejang sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari
kerusakan sel-sel saraf otak (Kristiyanasari, 2011). ASI juga dapat
meningkatkan daya tahan tubuh dan

meningkatkan jalinan kasih

sayang (Roesli, 2009).
b. Manfaat bagi ibu
Pemberian ASI membantu ibu memulihkan diri dari proses
persalinannya. Pemberian ASI selama beberapa hari pertama
membuat rahim berkontraksi dengan cepat dan memperlambat
perdarahan dikarenakan adanya isapan pada puting susu merangsang

15

dikeluarkannya oksitosin alami yang akan membantu kontraksi rahim.
Selain itu wanita yang menyusui bayinya akan lebih cepat pulih atau
turun berat badannya ke berat badan sebelum kehamilan. Pemberian
ASI juga merupakan cara yang penting untuk ibu mencurahkan kasih
sayangnya pada bayi dan membuat bayi merasa nyaman (Bahiyatun,
2009). Menurut Hegar (2008), menyusui secara eksklusif juga dapat
menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat
kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode
Amenorea Laktasi (MAL).
c. Manfaat bagi keluarga
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya
digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk
keperluan lain. Selain itu, penghematan juga disebabkan karena bayi
yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya
berobat. Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja
dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak,
botol, dan dot yang harus dibersihkan serta minta pertolongan orang
lain. Selain itu, kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran
lebih jarang, sehingga suasana psikologis ibu baik dan dapat
mendapatkan hubungan bayi dengan keluarga (Kristiyanasari, 2011).
d. Manfaat bagi lingkungan
Pemberian ASI akan mengurangi bertambahnya sampah dan
polusi di dunia. Pemberian ASI tidak memerlukan kaleng susu,
karton, kertas pembungkus, botol plastik dan dot karet. ASI tidak

16

menambah polusi udara, karena untuk membuatnya tidak memerlukan
pabrik yang mengeluarkan asap serta alat kontrasepsi yang juga
mengeluarkan asap (Roesli, 2009).
e. Manfaat bagi negara
Pemberian ASI dapat menghemat devisa untuk pembelian susu
formula, perlengkapan menyusui, serta biaya menyiapkan susu;
menghemat untuk biaya sakit karena muntah dan mencret serta infeksi
saluran napas; menghemat obat-obatan, tenaga, dan sarana kesehatan;
menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas
untuk membangun negara; langkah awal untuk mengurangi bahkan
menghindari kemungkinan terjadinya generasi yang hilang khususnya
bagi Indonesia (Roesli, 2009).
4. Kendala Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian ASI eksklusif sering mengalami kendala yang sering
membuat ibu pada akhirnya memutuskan untuk berhenti memberikan ASI
eksklusif. Beberapa kendala yang sering menjadi alasan masalah ibu
dalam menyusui yaitu karena produksi ASI kurang; ibu kurang
memahami tata laksana laktasi yang benar; ibu menyusui kembali setelah
bayi diberi formula (relaktasi); bayi terlanjur mendapatkan prelakteal
feeding (pemberian air gula/dektrosa, susu formula pada hari-hari pertama
kelahiran); kelainan yang terjadi pada ibu seperti puting susu ibu lecet,
puting ibu luka, payudara bengkak, engorgement, mastitis dan abses; ibu
hamil lagi padahal masih menyusui; ibu bekerja; kelainan yang terjadi
pada bayi seperti bayi sakit dan abnormalitas bayi (Hegar, 2008).

17

Kendala-kendala yang terkait dalam proses menyusui terjadi ketika
ASI tidak keluar secara langsung serta rendahnya produksi ASI.
Meningkatkan produksi ASI dapat dilakukan dengan cara menyusui bayi
sesegera mungkin setelah lahir, menyusui sesering mungkin karena
semakin bayi menghisap puting susu maka semakin banyak ASI yang
keluar dengan cara menyusui yang benar (Baskoro, 2008).
Kedala-kedala dalam pemberian ASI eksklusif tersebut dapat
diatasi bila ada dukungan yang diharapkan dapat menstimulir penguatan.
Dukungan orang yang terdekat adalah suami sebagai pendamping istri,
seorang suami yang ikut bertanggung jawab pada kesehatan dan
keselamatan anaknya (Wattimena dkk, 2011).
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh banyak faktor. Hector,
King, & Web (2004) membagi faktor-faktor tersebut ke dalam 7 kategori,
yaitu: status kesehatan ibu dan bayi, pengetahuan, sikap dan keterampilan
ibu, praktik pemberian makan pada bayi, institusi pelayanan kesehatan,
dan kebijakan (termasuk rumah sakit dan fasilitas kesehatan),
sosiobudaya, ekonomi dan lingkungan, karakteristik sosiodemografi ibu
dan keluarga, struktur dan dukungan sosial (dukungan keluarga termasuk
suami, informasi dari media massa, norma menyusui yang berkembang di
masyarakat) seperti yang tampak dalam Bagan 2.1

18
Health service
organization, policies
and practices

Sosio-cultural,
economic and
enviromental factors

Aspects of
feeding practices

Sosiodemographic
characteristics of
mother and family
Breastfeeding
practices:
- Initiation
- Exclusivity
- Duration

Mother‟s
knowledge, attitude,
skills

Structural and
Social support

Health status of
mother and infant

Bagan 2.1 Determinants of Breastfeeding

Berdasarkan hasil penelitian Kurniawan (2013) di Rumah Sakit
Muhammadiyah Pekalongan, keberhasilan ASI eksklusif dipengaruhi oleh
tiga faktor. Pertama, faktor sosiodemografik. Faktor ini digambarkan oleh
usia ibu dan status pekerjaan ibu. Faktor kedua adalahpre/post natal,
digambarkan dengan pemberian susu formula selama perawatan post
partum di instansi pelayanan kesehatan, permasalahan menyusui dan
kunjungan ke klinik laktasi, pemberian MPASI pada bayi kurang dari
enam bulan, serta pemakaian empeng (pacifier). Faktor ketiga adalah
psikososial, digambarkan dengan keinginan dan keyakinan ibu yang kuat
untuk memberikan ASI eksklusif. Keinginan dan keyakinan ibu
dipengaruhi juga oleh social support system seperti dukungan suami dan
orang tua.
Pada penelitian yang dilakukan Binns, dkk di Xianjing-China
(2007 dalam Kurniawan, 2013) menunjukkan bahwa dukungan suami dan
orang tua ibu adalah support system yang mendorong ibu menginisiasi

19

dan mempertahankan laktasi, terutama pada ibu yang baru akan memulai
laktasi.Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ida (2012) yang mengungkapkan bahwa faktor penguat yang
berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif adalah dukungan suami,
dukungan sarana dan tenaga kesehatan, dukungan teman, dan dukungan
keluarga (ibu dan ibu mertua). Pada penelitian ini didapatkan bahwa ibu
yang didukung baik oleh suaminya berpeluang 3,737 kali lebih besar
berperilaku memberikan ASI eksklusif enam bulan dibandingkan dengan
ibu yang dukungan suaminya kurang.
C. Teori Maternal Role Attainment-Becoming a Mother
Teori Maternal Role Attainment-Becoming a Mother (pencapaian
peran ibu-menjadi seorang ibu) merupakan pengembangan dari teori Reva
Rubin

yang

dikenal

dengan

proses

bonding-attachment.Teori

ini

dikemukakan oleh Mercer pada tahun 1991, yang isinya bahwa Mercer
menempatkan teori ini pada lingkaran sarang Bronfenbrenner (1997) yang di
dalamnya

terdapat

tiga

aspek

yaitu

mikrosistem,

mesosistem

dan

makrosistem yang digambarkan pada bagan 2.2
1. Mikrosistem adalah lingkungan terdekat di mana pencapaian peran ibu
terjadi. Faktor-faktor yang termasuk dalam mikrosistem meliputi fungsi
keluarga, hubungan ayah-ibu, dukungan sosial, status ekonomi, dan
stresor.
2. Mesosistem meliputi pengaruh dan interaksi dengan orang-orang yang
berada dalam mikrosistem. Interaksi mesosistem ini dapat mempengaruhi
apa yang terjadi pada pengembangan peran ibu dan anak. Mesosistem ini

20

meliputi penitipan anak, sekolah, lingkungan kerja, tempat ibadah, dan
lingkungan yang umum berada dalam masyarakat. Misalnya, melihat
bagaimana ibu memberikan ASI eksklusif baik di tempat kerja maupun di
tempat umum lainnya agar kebutuhan bayi tetap terpenuhi.
3. Makrosistem mengacu pada budaya yang ada di lingkungan individu.
Makrosistem ini terdiri atas pengaruh sosial, politik, dan budaya.
Misalnya,

lingkungan

pelayanan

kesehatan

dalam

memberikan

pendidikan kesehatan tentang ASI eksklusif, adanya kebijakan dari
pemerintah tentang pemberian ASI eksklusif selama enam bulan, dan
adanya budaya yang dianut dalam proses pemberian ASI eksklusif seperti
adanya pantangan makanan atau minuman yang berkaitan dengan
menyusui serta bagaimana persepsi budaya yang sudah diwariskan turuntemurun mengenai menyusui.
Fokus utama dari teori ini adalah gambaran proses pencapaian
peran ibu dan proses menjadi seorang ibu dengan berbagai asumsi yang
mendasarinya. Proses ini terdiri dari empat tahap pencapaian peran ibu, yaitu:
1. Anticipatory
Tahap anticipatory dimulai selama kehamilan dan termasuk di
dalamnya menggambarkan kesiapan ibu secara sosial dan psikologis
terhadap kehamilan. Pada tahap ini ibu belajar bagaimana peran yang
diharapkan dan mulai membayangkan peran tersebut.

21

2. Formal
Tahap formal dimulai saat bayi lahir, dimana ibu mulai belajar
untuk mandiri dalam menjalankan peran seorang ibu dalam mengasuh
bayinya. Pada tahap ini ibu belajar dengan mencotoh orang lain.
3. Informal
Tahap informal ini dimulai saat ibu mulai mencoba untuk
mengembangkan caranya sendiri dalam menjalankan peran seorang ibu
tanpa mencotoh peran ibu yang lain. Ibu menjadikan peran barunya sesuai
dengan gaya hidupnya sekarang berdasarkan pengalaman masa lalu dan
tujuan masa depannya.
4. Personal
Tahap personal terjadi ketika ibu sudah menginternalisasi perannya
ke dalam kehidupannya. Pada tahap ini, ibu merasakan harmoni,
kepercayaan, kepuasan, dan kemampuan pada cara ibu menjalankan
perannya dan pencapaian atas perannya.
Sikap dan perilaku baik dari ibu maupun bayi dapat mempengaruhi
identitas peran masing-masing. Sikap dan perilaku ibu pada teori Mercer
ini meliputi empati atau kepekaan terhadap isyarat bayi, harga diri atau
konsep diri, sikap orang tua dalam menerima bayi, kedewasaan dan
fleksibilitas, sifat, kehamilan dan pengalaman melahirkan, kesehatan,
depresi, dan konflik peran. Adanya peran ibu akan terjadi respon dan
interaksi bayi dengan ibu yang meliputi kontak mata sebagai isyarat
pembicaraan, refleks menggenggam, refleks tersenyum dan sikap tenang
ibu dalam menjalankan perawatan, serta perilaku interaksi bayi dengan

22

ibu. Adapun sifat bayi yang dapat mempengaruhi identitas peran ibu
berupa temperamen, kemampuan mengirimkan isyarat, penampilan,
karakteristik umum, tanggung jawab, dan kesehatan (Mercer, 1991 dalam
Tomey dan Alligood, 2006).

Bagan 2.2Model of Maternal Role Attainment

23

D. Ibu Primipara
Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan satu kali
satu janin atau lebih yang telah mencapai viabilitas (Leveno., dkk, 2009).
Menurut Bobak (2005), ibu primipara adalah wanita yang baru pertama kali
mempunyai anak yang hidup dan baru menjadi seorang ibu. Beberapa ibu
primipara biasanya mempunyai keinginan untuk melahirkan bayi yang bebas
dari gangguan, sehingga hal tersebut akan memotivasi ibu untuk mencari
pengetahuan banyak tentang perawatan maternal. Pengetahuan tersebut
termasuk di dalamnya tentang cara pemberian ASI.
Pengetahuan dasar tentang ASI dan keterampilan dalam menyusui
merupakan proses bagi seorang ibu untuk dapat memberikan ASI dengan
tepat. Penghentian menyusui oleh ibu primipara dikarenakan kurangnya
pengetahuan dasar tentang ASI, keterampilan yang kurang, perubahan hidup
yang baru, dan pengalaman awal yang menyakitkan ketika mereka tidak siap
untuk melakukan pengeluaran ASI (Smith., dkk, 2012). Ibu memerlukan
seseorang yang dapat memberikan dukungan dalam merawat bayi, termasuk
dalam menyusui. Orang yang dapat memberikannya dukungan adalah orang
yang berpengaruh besar dalam kehidupannya atau orang yang disegani,
seperti suami atau keluarga (Bahiyatun, 2009).
E. Dukungan Sosial Suami
Dukungan sosial adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu
yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan
tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan
mencintainya (Cohen & Sme, 1996 dalam Harnilawati, 2013). Gottlieb (1983

24

dalam Sofiyani, 2014) mendefinisikan dukungan sosial sebagai informasi
verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang
diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungan
sosialnya dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau
berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Diamtteo (1991 dalam Sofiyani,
2014) mendefinisikan sumber dukungan sosial berasal dari pasangan,
keluarga, teman, tetangga, teman kerja, dan orang-orang lainnya.
Khan & Antonucci (1992 dalam Nurmadina, 2010)

menyatakan

bahwa seorang individu dikelilingi oleh suatu pengiring yang selalu
mendukung atau menyertai individu tersebut sepanjang masa hidupnya,
dimana anggota pengiring ini dapat datang dan pergi seiring dengan
berjalannya waktu. Khan & Antonucci membagi sumber-sumber dukungan
sosial menjadi tiga kategori, yaitu:
a. Sumber dukungan sosial yang stabil sepanjang waktu perannya, yaitu
yang selalu ada sepanjang hidupnya yang menyertai dan mendukung
individu tersebut, seperti keluarga dekat, pasangan (suami/istri) atau
teman dekat.
b. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sedikit
berperan dalam hidupnya dan cenderung berubah sesuai sepanjang
waktu, seperti teman kerja, tetangga, sanak keluarga dan teman
sepergaulan.
c. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sangat
jarang memberi dukungan dan memiliki peran yang sangat cepat

25

berubah. Sumber dukungan ini misalnya tenaga ahli/profesional dan
keluarga jauh dan sesama pekerja.
Suami adalah pasangan hidup istri atau ayah dari anak-anak. Suami
mempunyai suatu tanggung jawab yang penuh dalam suatu keluarga tersebut
dan suami mempunyai peranan yang penting, di mana suami sangat dituntut
bukan hanya sebagai pencari nafkah, akan tetapi sebagai pemberi motivasi
atau dukungan dalam berbagai kebijakan yang akan diputuskan termasuk
merencanakan keluarga. Dukungan sosial suami adalah salah satu bentuk
interaksi yang di dalamnya terdapat hubungan yang saling memberi dan
menerima bantuan yang bersifat nyata yang dilakukan oleh suam

Dokumen yang terkait

Hubungan Dukungan Suami dan Kemauan Ibu Memberikan ASI Eksklusif di Puskesmas Teladan Medan

0 39 80

PENGALAMAN IBU PEKERJA DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungkandang Malang Tahun 2015

4 27 19

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

11 64 138

Pengalaman Suami dalam Memberikan Dukungan ASI Eksklusif pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Semplak Kelurahan Curug Mekar Kota Bogor

1 7 140

Pengalaman Ibu Primipara dalam Memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Jakarta Barat

0 3 141

Pengalaman ibu primipara dalam memberikan asi eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Jakarta Barat

2 9 141

Hubungan Dukungan Suami terhadap Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan

3 22 118

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (SUAMI) DENGAN MOTIVASI MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU-IBU Hubungan Antara Dukungan Sosial (Suami) Dengan Motivasi Memberikan Asi Eksklusif Pada Ibu-Ibu Di Kabupaten Klaten.

0 1 17

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (SUAMI) DENGAN MOTIVASI MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU-IBU Hubungan Antara Dukungan Sosial (Suami) Dengan Motivasi Memberikan Asi Eksklusif Pada Ibu-Ibu Di Kabupaten Klaten.

1 5 18

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN SIKAP DAN MOTIVASI IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I KOTA YOGYAKARTA

1 1 16