PENGALAMAN IBU PEKERJA DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungkandang Malang Tahun 2015

(1)

PENGALAMAN IBU PEKERJA DALAM MEMBERIKAN ASI

EKSKLUSIF

Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungkandang Malang Tahun 2015

STUDI KASUS

Oleh:

LARA ARISABILI

(NIM:201210300511052)

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

TAHUN 2015


(2)

ii

PENGALAMAN IBU PEKERJA DALAM MEMBERIKAN ASI

EKSKLUSIF

Di Wilayah kerja Puskesmas Kedung kandang Malang Tahun 2015

STUDI KASUS

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Ahli Madya Keperawatan

Oleh:

LARA ARISABILI

(NIM: 201210300511052)

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

TAHUN 2015


(3)

(4)

(5)

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat karunia-Nya, terutama kesempatan dan kemampuan untuk menyelesaikan penyusunan Karta Tulis Ilmiah ini. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp.kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammdaiyah Malang.

2. Ibu Reni Ilmiasih, S.Kep.Ns., M.Kep., Sp,Kep.An., selaku Kepala Program Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammdaiyah Malang serta pembimbing institusi sangat bijaksana dalam meluangkan waktu dan cermat dalam memberikan masukan, bimbingan serta arahan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Ibu Ririn Harini, S.Kep.Ns., M.Kep. selaku pembimbing I yang telah sangat

bijaksana dalam meluangkan waktu dan membimbing peneliti dengan sabar, tekun, dan cermat dalam memberikan masukan, bimbingan serta arahan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Ibu Iin Susana, S.Kep.Ns selaku petugas puskesmas Kedung Kandang yang

membantu dalam kelancaran pengambilan data selama penelitian.

5. Ibu dr. Endah Listya Anggraini selaku kepala puskesmas kedung kandang yang

telah memberikan izin dalam melakukan penelitian.

6. Semua Bapak/Ibu Dosen Program Diploma III Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membimbing dan mendidik ananda selama menempuh pendidikan di Program Diploma III Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang.

7. Orang tua tercinta, adik-adik, kakak dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan material, moral dan spiritual selama Ananda menempuh pendidikan di Program Diploma III Keperawatan


(7)

vii

Universitas Muhammadiyah Malang yang sangat berharga dan takkan pernah ternilai dan tergantikan oleh apapun dalam hidup saya.

8. Sahabat yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini terutama Siti chodijah, Baiq Mikyal, yang bantuannya tidak akan saya lupakan, akan selalu terkenang dalam benak saya.

9. Teman-teman mahasiswa Program Diploma III Keperawatan, terutama kelas A angkatan 2012 yang telah membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini, perjalanan hidup kita selama tiga tahun akan terkenang selalu.

10.Teman-teman kos Jl. Bendungan Tangga No.18, kos salon Fajar, serta Kos 51 yang banyak sekali membantu dalam perjalanan kehidupan saya.

11.Responden yang telah berpartisipasi dan bekerjasama dalam penelitian ini dari awal hingga akhir sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan yang telah dilakukannya.

12. Dan seluruh pihak yang turut membantu, yang tidak dapat disebutkan

satu-persatu Bapak/Ibu/Saudara/i berikan dan mudah-mudahan dapat Karya Tulis Ilmiah akhir ini dapat memberikan manfaat.

Malang, 07 Agustus 2015


(8)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... ...i

HALAMAN JUDUL...i

LEMBAR PERSETUJUAN...ii

LEMBAR PENGESAHAN...iii

ABSTRAK ... ..iv

ABSTRACT...iv

KATA PENGANTAR...v

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR TABEL...vii

DAFTAR LAMPIRAN...viii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Konsep ASI ... 5

2.1.1 Definisi ASI ... 5

2.1.2 Fisiologi Laktasi ... 5

2.1.3 Komposisi ASI ... 6

2.1.4 Manfaat ASI ... 9

2.1.5 Faktor- faktorPendukung Keberhasilan Ibu Pekerja dalam pemberian ASI Eksklusif ... 11

2.1.6 Cara pemberian ASI eksklusif pada ibu pekerja ... 11

2.2 Konsep Pengalaman dan Ibu Pekerja... 13

2.2.1 Definisi Pengalaman... 13

2.2.2 Ibu pekerja... 14

2.3 Pengalaman Ibu Pekerja Dalam Memberikan ASI Eksklusif ... 14

2.3.1 Pengalaman ibu dalam mendapatkan Informas tentang ASI Eksklusif…... 14

2.3.2 Pengalaman Ibu Pekerja dalam Melakukan Teknik Menyusui... 15

2.3.3 Pengalaman Psikologis Ibu Pekerja dalam Memberikan ASI Eksklusif... 16

2.3.4 Pengalaman Ibu Pekerja dalam Mengatasi Hambatan Menyusui secara Eksklusif... 16

2.3.5 Pengalaman Ibu Pekerja dalam Mendapatkan Dukungan untuk Menyusi secara Eksklusif... 17

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 19

3.1 Desain Penelitian ... 19

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

3.3 Setting Penelitian ... 19

3.4 Subyek Penelitian ... 20


(9)

ix

3.6 Metode Uji Keabsahan Data ... 21

3.7 Analisa Data ... 22

3.8 Etika Penelitian ... 22

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24

4.1 Informasi Umum Partisipan ... 24

4.2 Hasil Penelitian dan Observasi ... 25

4.2.1 Pengalaman Mendapatkan Informasi ... 25

4.2.2 Pengalaman Ibu Melakukan Teknik Menyusui... 26

4.2.3 Pengalaman Psikologis ibu dalam Memberikan ASI Eksklusif ... 27

4.2.4 Pengalaman Ibu dalam Mengatasi Hambatan Menyusui secara Eksklusif... 28

4.2.5 Pengalaman Ibu dalam Mendapatkan Dukungan Menyusui secara Eksklusif... 29

4.3 Pemabahasan ... 29

4.2.1 Pengalaman Mendapatkan Informasi ... 29

4.2.2 Pengalaman Teknik Menyusui ... 30

4.2.3 Pengalaman Psikologis ibu dalam Menyusui ... 31

4.2.4 Pengalaman Ibu dalam Mengatasi Hambatan Menyusui secara Eksklusif... 31

4.2.5 Pengalaman Ibu dalam Mendapatkan Dukungan Menyusui secara Eksklusif... 32

BAB 5 PENUTUP ... 34

5.1 Kesimpulan ... 34

5.2 Saran ... 34 DAFTAR PUSTAKA


(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Analisa Data... 40

Lampiran 2 : Transkripsi hasil wawancara P1... 42

Lampiran 3 : Transkripsi hasil wawancara P2... 45

Lampiran 4 :Transkripsi hasil wawancara P3... 47

Lampiran 5 : Daftar pertanyaan P1... 49

Lampiran 6 : Daftar pertanyaan P2... 50


(11)

xi

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Renika Cipta

Baskoro, A. (2008). ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta: Banyu Media

Baron, R. A., & Byrne, D. (2005). Psikologis sosial Jilid 1. Edisi 10. Jakarta: Erlangga

Bobak. 2008. Maternity and gynekology care. 5th. ed. Philadelphia: Mosby

Bobak., Lowdermik., & Jensen. (2006). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC

BPS. (2010). Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah Kota Malang. BPS: Malang Bungin, B. (2008). Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan publik,

dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kenca Prenada Media Group

Departemen Pendidikan nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas

Dewi, L. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika Ganong, W. F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC Hapy S. (2010). Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Praktik Pemberian

ASI Eksklusif. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 4 (3), 120-131. Hegar, B. (2008). Bedah ASI. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Hidayat, A. A. (2009). Riset keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:

Salemba Medika

Kearney, M. H. (2006). Breasfeeding and employment, journal Obstetri

Ginekologi-Neonatal-Nurs, 471-480

Kemenrtian Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Strategi peningkatan

pemberian ASI. Jakarta: Kemenkes RI

Kristiyansari. (2009). ASI, Menyusui & SADARI. Yogyakarta: Nuha Medika Lee, H. M. (2009). Cara Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan Panduan Bagi Ibu


(12)

xii

Lerner, M. (2001). A qualitative study on the breastfeeding experience of first-time mother in vientiane.Lao PDR. Diakses pada tanggal 16 Desember 2001 dalam http://www.biomedcentral.com

Liefer, G. (2005). Maternity Nursing an Introductory Text, Tenth edition. USA: Saunders Elsevier

Lowdermik, B. (2008). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Mannion, C. A. (2013). Maternal Perception of partner Support during Brestfeeding, diakses pada tanggal 16 Desember 2013 dalam

http://www.internationalbreastfeedingjournal.com Meadow, S. R. (2006). Lecture Notes Pediatrika. Jakarta: EMS

Mercer, J. (2006). Seri Belajar Cepat Psikologis: Psikologis sosial. Jakarta: Erlangga

Moleong, L. J. (2010). Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: PT: Remaja Resdakarya

Murray, S. S., dan McKinney, E. S. (2006). Foundation of Maternal-Newborn

Nirsing, Fourth Edition. USA: Sounders Elsevier

Nainggolan, S. (2009). Keajaiban ASI Makanan Terbaik untuk kesehatan,

Kecerdasan, dan kelincahan sikecil. Yogjakarta: Diva Press

Notoatmodjo, S. (2007). Pengantar pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Andi offset

Perry, S. E. & Lowdermilk, D. L. (2006) Maternity Nursing Seventh Edition. USA: Mosby Elsevier, Perry, S. E. & Wong D.L. (2006) Maternal child

nunrsing care, third edition. MOSBY.USA

Presiden Republik Indinesia. (2012). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Jakarta.

diakses pada tanggal 20 maret 2013dalam http://www.depkes.go.id

________Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta 2009.diakses pada tanggal 21 maret 2013 dalam http://www.jkn.kemkes.go.id

________Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 Pasal


(13)

xiii

2009.diakses pada tanggal 21 maret 2013 dalam http://www.jkn.kemkes.go.id

Prakoso H. (2006). Penggunaan ASI dan rawat gabung dalam ilmu kebidanan,

Jakarta: Yayasan Bina Prentic Hall

Prasetyono. (2009). Buku Pintar ASI Eksklusi., Yogyakarta : Diva Press

Rahmawati, I. (2013). Buku Ajar Keperawatan Klinik VII (Sistem Reproduksi). Jakarta: Trans Info Media (TIM)

Rejeki, S. (2008). Pengalaman menyusui ibu pekerja didaerah Kendal Jawa Timur. Dalam Media Ners,Volume 2,Nomor 1, 1-44.

Riskesda. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Tahun 2013

Roesli, U. (2008). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya Roesli, U. (2005). Panduan Praktis Menyusui. Jakarta: Puspa Swara Purwanti, S. (2004). Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta: EGC

Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika Santrock, J. W. (2007). Psikologi Pendidikan. Edisi 2. Jakarta: Prenada Media

Group

Seksi Gizi Dinas Kesehatan Jawa Timur. (2012). Jatim dalam Angka terkini

Tahun 2012 Triwulan I. Jawa Timur. Diakses pada tanggal 18 Desember

2012

Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Malang Puskesmas KedungKandang. (2012).

Profil kesehatan Kota Malang. Jawa Timur: Kota Malang

Smith, H. (2012). Early Breatfeeding Experiences of Adolescent Mother: A

Qualitative Prosvektive Study. USA

Sudarman, D. (2008). Riset Keperawatan : Sejarah dan Metodologi. Jakarta : EGC

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Syah, M. (2006). Psikologis Belajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Tucker, C. M., Wilson., & Samandari, G. (2011) Infant feeding experiences

among teen mother in north carolina: Findings from a mixedmethods study,

diakses pada tanggal 18 Desember 2013 dalam http://www.internationalbreastfeedingjournal.com


(14)

xiv

Turner, C. (2006). Buku Saku Manajemen Laktasi. Jakarta: EGC

Wen, L. M., Louise, A. B., Chris, R., Garth, A., & Judy, S. ( 2006). Intention to breastfeed and awareness of health recommendations: findings from first-time mothers in southwest sydney, Australia.diakses pada tanggal 18 Desember 2006 dalam http://www.biomedcentral.com

WHO. (2013). Global Data Bank on Infant and Young Child Feeding (IYCF). USA: BPS and Macro Internasional

Wong, D. L., Hockenberry. Weinkelstein, G. & Schwart, T. (2009). Buku Ajar

Keperawatan Pediatrik. Edisi 6. Jakarta: EGC

Wong, D. L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jilid 1&2 Edisi 4. Jakarta: EGC

Wong, D. L. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6. Jakarta: EGC Wood, L., & Haber, S. (2006). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 8.


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Menyusui adalah suatu proses alamiah dan merupakan salah satu tugas dalam perawatan kesehatan anak (bayi), namun pada kenyataannya tidak semua ibu dapat melaksanakan tugas tersebut dengan baik, tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui lebih dini (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2006). Air susu ibu (ASI) merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi (Syahruni, Abdullah & Prawirodihardjo, 2012). Menurut Lee (2009) ASI berfungsi sebagai antibody dan pemenuhan asupan nutrisi bayi yang mengandung zat gizi lengkap seperti protein, energi, laktosa, kalsium, fosfor, dan zat besi. Pemberian ASI merupakan awal yang sempurna bagi bayi untuk memulai kehidupannya karena ASI mudah langsung tersedia, tidak mahal dan mudah dikonsumsi (Meadow, 2006).

Pemerintah Indonesia telah menetapkan Undang-Undang Republik Indonesia untuk menyikapi pentingnya pemberian ASI Nomor 36 tentang Kesehatan pasal 128 ayat 1 yaitu setiap bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif sejak dilahirkan selama enam bulan kecuali atas indikasi medis. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan kebijakan terkait pemberian ASI eksklusif di tempat kerja dalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 pasal 30 ayat 3yang berbunyi pengurus tempat kerja dan penyelenggara tempat sarana umum harus menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan/ atau memerah ASI sesuai dengan kondisi kemampuan perusahaan (Pesiden Republik Indonesia (RI), 2012).

Data survey World Healt Organisation (WHO) Global Data Bank and

Young Child Feeding (IYCF), UNICEF MICS4, dan DHS annual report,

angka ASI eksklusif di Indonesia pada tahun 2013 menunjukkan rasio pemberian ASI Eksklusif di Indonesia selama satu bulan mencapai angka 55,7%, namun seiring dengan bertambahnya usia bayi, angka ASI ekslusif


(16)

2

pun menjadi menurun hingga pada usia empat bulan sebanyak 45% sedangkan pemberian selama enam bulan sebanyak 35,2%. Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, bayi yang diberikan ASI eksklusif kurang dari enam bulan hanya terdapat 15,3% saja. Angka tersebut masih rendah untuk mencapai target kegiatan pembinaan gizi tahun 2010-2014 sebanyak 80% (Kemenkes RI, 2012). Tingkat pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah sebanyak 56,2% (KemenKes RI, 2012). Data mecapaian Profil Dinas Kesehatan Jawa Timur didapatkan cakupan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan ditingkat provinsi tahun 2010 mengalami penurunan pemberian ASI eksklusif 51,9%, sedangkan yang tidak mendapatkan ASI eksklusif sebesar 48,1%. Data terakhir yang didapatkan mengalami peningkatan menjadi 70,8% pada tahun 2013, tetapi masih belum memenuhi target pemerintah Indonesia pemberian ASI eksklusif yang sebesar 80% (Riskesdas, 2013).

Cukup tingginya angka pekerja wanita di Indonesia, yaitu 38,1% dari 107,7 juta angkatan kerja (BPS, 2010). Hasil penelitian oleh Chapman dalam Kearney (2006) yang melaporkan 50,0% dari 44 ibu tetap ingin menyusui, tetapi disamping itu tetap ingin bekerja atau bersekolah dan mereka tidak puas dan merasa kehilangan peran sebagai ibu apabila tidak dapat menyusui bayinya. Bagi ibu pekerja berhenti menyusui sangat berkaitan dengan pengalaman mereka sebagai ibu yang memiliki waktu yang tidak cukup untuk menyusui serta berinteraksi dengan bayinya, kurang keterampilan dalam menyusui. Pengalaman awal yang menyakitkan ketika mereka pernah gagal dan atau tidak siap untuk mengeluarkan ASI (Smith, 2012).

Data dari Dinas Kesehatan Kota Malang, diperoleh cakupan pemberian ASI eksklusif di Kota Malang pada tahun 2012 baru mencapai 71,13%. Hasil ini telah meningkat dari capaian tahun lalu yang tercatat sebesar 64,91%. Pencapaian ASI eksklusif dalam lima tahun terakhir tercatat berkisar pada angka 60% padahal target pemerintah terhadap pemberian ASI eksklusif sebesar 80% (Seksi Gizi Dinkes Jawa Timur, 2012). Studi pendahuluan yang dilakukan diwilayah kerja puskesmas Kedung kandang, didapatkan hasil cakupan pemberian ASI eksklusif masih rendah terutama pada ibu pekerja. Hal tersebut dapat dilihat dari data yang peneliti dapatkan di


(17)

3

Puskesmas Kedung Kandang kota Malang diantaranya berkisar dari 58,8% sampai dengan 65% yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Pencapaian tersebut masih jauh dari cakupan ASI eksklusif yang ditargetkan oleh puskesmas kedung kandang yaitu 75-80% (Seksi Gizi, 2014).

Penyebab dari permasalahan tersebut karena tidak lepas dari permasalahan yang terjadi pada ibu bekerja yang begitu rumit seperti produksi ASI yang dihasilkan ibu sedikit, faktor fisik ibu, faktor psikologis, faktor kurangnya sarana dan prasarana pendukung, waktu cuti yang terbatas, meningkatnya promosi susu formula, kurangnya upaya ibu dalam menyusui secara eksklusif, seperti adanya fasilitas ASI dilevery, serta ibu pekerja yang harus meninggalkan bayinya dirumah bersama neneknya, merasa dan berkeyakinan bahwa ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya selama enam bulan. Dalam penelitian ini upaya yang sudah dilakukan oleh ibu pekerja dalam menyusui secara eksklusif yaitu menyediakan ASI perah ketika meninggalkan bayinya dan berusaha untuk pulang dari tempat kerja dijam istirahat ketika persediaan ASI perah telah habis. Kondisi ini membuktikan bahwa banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI eksklusif selama enam bulan, contohnya karena faktor pendukung, faktor psikologis, waktu cuti yang terbatas, serta banyak promosi produk susu formula (Kemenkes RI, 2012).

Solusi dari masalah diatas, bagi ibu pekerja yang ingin menyusui secara eksklusif dapat diselesaikan dengan cara berupaya dalam memanfaatkan fasilitas-fasilits yang telah ada seperti pong ASI delivery adalah jasa layanan antar-jemput profesional khusus ASI, jadi ASI yang sudah diperah oleh ibu ditempat kerja dapat menggunakan layanan ASI dilevery untuk mengantarkan ASIP ke tempat tujuan. Layanan donor ASI yaitu ibu dapat menerima donor atau bisa sebagai pendonor ASI. Layanan titip Asi yaitu layanan penitipan Asi bagi para ibu yang mempunyai kebutuhan menitipkan Asi yang dapat terjaga kehigenisan serta kualitasnya, dan bang ASI yang merupakan tempat penyimpanan dan penyalur ASI dari donor ASI yang kemudian akan diberikan kepada ibu-ibu yang tidak dapat memberikan ASI kepada bayinya karena sibuk bekerja, produksi ASI yang


(18)

4

kurang, dan hambatan-hambatan ibu menyusui lainnya. Sejauh ini kegiatan donor ASI di Indonesia belum banyak dikenal serta masih sebatas person to

person dalam artian pendonor dan penerima donor bertemu langsung dan

saling mengenal. Di belahan dunia lain di Amerika, khususnya di Denver telah berdiri Bank ASI yang merupakan layanan sistematis untuk memfasilitasi kebutuhan ASI donor. Hal seperti ini belum dapat diwujudkan di Indonesia terbentur oleh kultur Indonesia yang sebagian besar berpenduduk muslim dimana bayi yang mendapat ASI donor adalah saudara sepersusuan dari bayi dari ibu pendonor dan diberlakukan hukum agama. Sisi baiknya tali silahturahmi tetap terjaga antara pendonor dan terdonor yang saling mengenal.

Pelayanan-pelayanan tersebut bisa dimanfaatkan oleh ibu pekerja yang ingin menyusui secara eksklusif. Adapun tindakan yang harus dilakukan oleh instalasi seperti perusahaan, pelayanan kesehatan dapat menyediakan fasilitas seperti pojok laktasi, ruang tertutup untuk memerah Asi dan menyimpan Asi perlu disediakan ditempat kerja, juga tersedia lingkungan kerja yang bersih. Langkah tindakan pada area-area tersebut telah terbukti sangat penting untuk keberhasilan ibu pekerja menyusui secara eksklusif. Perpaduan antara pendidikan, pengetahuan, pengalaman, motivasi, serta upaya dan dukungan dari orang terdekat terutama suami dengan kemauan yang kuat dari seorang ibu dalam menetapkan pilihan pada pemberian ASI eksklusif yang terbukti sangat bermanfaat bagi ibu, bayi, dan keluarga.

Berdasarkan uraian diatas bahwa pemberian ASI eksklusif sangat penting dan merupakan pengalaman baru bagi ibu yang melahirkan anak pertamanya dan seorang pekerja aktif. Peneliti ingin mengetahui lebih dalam pengalaman ibu pekerja dalam memberikan ASI eksklusif diwilayah Puskesmas KedungKandang Kota malang.

1.2Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana pengalaman Ibu Pekerja dalam memberikan ASI Eksklusif di kelurahan Kota Lama Kedung Kandang tahun 2015


(19)

5

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman Ibu Pekerja dalam memberikan ASI Eksklusif di kelurahan Kota Lama Kedung Kandang tahun 2015.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1.4.1 Bagi Masyarakat

Diharapkan penelitian ini dapat menambah atau memberikan informasi mengenai pengalaman ibu pekerja dalam memberikan ASI eksklusif sehingga dapat memberikan motivasi untuk mempersiapkan diri mereka mencapai keberhasilan memberikan buah hati mereka ASI secara Eksklusif.

1.4.2 Bagi perawat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan kesehatan dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak melalui promosi kesehatan.

1.4.3 Bagi Institusi a. Puskesmas

Diharapkan dengan penelitian ini pihak dari petugas kesehatan setempat bisa lebih memberikan dan meningkatkan promosi kesetahan, perawatan, dan arahan bagi masyarakat tentang pentingnya ASI Eksklusif untuk bayi terutama usia 0-6 bulan.

b. Fikes UMM

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan pendidik dan peserta didik, serta menjadi data dasar dalam peningkatan kajian ilmu keperawatan, khususnya untuk masalah keberhasilan ibu pekerja dalam memberikan ASI Eksklusif dengan pengalaman yang pernah dialaminya.

1.4.4 Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan baru tentang pengalaman seorang ibu pekerja yang tetap memberikan Asi eksklusif.


(1)

xiv

Turner, C. (2006). Buku Saku Manajemen Laktasi. Jakarta: EGC

Wen, L. M., Louise, A. B., Chris, R., Garth, A., & Judy, S. ( 2006). Intention to breastfeed and awareness of health recommendations: findings from first-time mothers in southwest sydney, Australia.diakses pada tanggal 18 Desember 2006 dalam http://www.biomedcentral.com

WHO. (2013). Global Data Bank on Infant and Young Child Feeding (IYCF). USA: BPS and Macro Internasional

Wong, D. L., Hockenberry. Weinkelstein, G. & Schwart, T. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6. Jakarta: EGC

Wong, D. L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jilid 1&2 Edisi 4. Jakarta: EGC

Wong, D. L. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6. Jakarta: EGC Wood, L., & Haber, S. (2006). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 8.


(2)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Menyusui adalah suatu proses alamiah dan merupakan salah satu tugas dalam perawatan kesehatan anak (bayi), namun pada kenyataannya tidak semua ibu dapat melaksanakan tugas tersebut dengan baik, tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui lebih dini (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2006). Air susu ibu (ASI) merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi (Syahruni, Abdullah & Prawirodihardjo, 2012). Menurut Lee (2009) ASI berfungsi sebagai antibody dan pemenuhan asupan nutrisi bayi yang mengandung zat gizi lengkap seperti protein, energi, laktosa, kalsium, fosfor, dan zat besi. Pemberian ASI merupakan awal yang sempurna bagi bayi untuk memulai kehidupannya karena ASI mudah langsung tersedia, tidak mahal dan mudah dikonsumsi (Meadow, 2006).

Pemerintah Indonesia telah menetapkan Undang-Undang Republik Indonesia untuk menyikapi pentingnya pemberian ASI Nomor 36 tentang Kesehatan pasal 128 ayat 1 yaitu setiap bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif sejak dilahirkan selama enam bulan kecuali atas indikasi medis. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan kebijakan terkait pemberian ASI eksklusif di tempat kerja dalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 pasal 30 ayat 3yang berbunyi pengurus tempat kerja dan penyelenggara tempat sarana umum harus menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan/ atau memerah ASI sesuai dengan kondisi kemampuan perusahaan (Pesiden Republik Indonesia (RI), 2012).

Data survey World Healt Organisation (WHO) Global Data Bank and Young Child Feeding (IYCF), UNICEF MICS4, dan DHS annual report, angka ASI eksklusif di Indonesia pada tahun 2013 menunjukkan rasio pemberian ASI Eksklusif di Indonesia selama satu bulan mencapai angka 55,7%, namun seiring dengan bertambahnya usia bayi, angka ASI ekslusif


(3)

2

pun menjadi menurun hingga pada usia empat bulan sebanyak 45% sedangkan pemberian selama enam bulan sebanyak 35,2%. Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, bayi yang diberikan ASI eksklusif kurang dari enam bulan hanya terdapat 15,3% saja. Angka tersebut masih rendah untuk mencapai target kegiatan pembinaan gizi tahun 2010-2014 sebanyak 80% (Kemenkes RI, 2012). Tingkat pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah sebanyak 56,2% (KemenKes RI, 2012). Data mecapaian Profil Dinas Kesehatan Jawa Timur didapatkan cakupan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan ditingkat provinsi tahun 2010 mengalami penurunan pemberian ASI eksklusif 51,9%, sedangkan yang tidak mendapatkan ASI eksklusif sebesar 48,1%. Data terakhir yang didapatkan mengalami peningkatan menjadi 70,8% pada tahun 2013, tetapi masih belum memenuhi target pemerintah Indonesia pemberian ASI eksklusif yang sebesar 80% (Riskesdas, 2013).

Cukup tingginya angka pekerja wanita di Indonesia, yaitu 38,1% dari 107,7 juta angkatan kerja (BPS, 2010). Hasil penelitian oleh Chapman dalam Kearney (2006) yang melaporkan 50,0% dari 44 ibu tetap ingin menyusui, tetapi disamping itu tetap ingin bekerja atau bersekolah dan mereka tidak puas dan merasa kehilangan peran sebagai ibu apabila tidak dapat menyusui bayinya. Bagi ibu pekerja berhenti menyusui sangat berkaitan dengan pengalaman mereka sebagai ibu yang memiliki waktu yang tidak cukup untuk menyusui serta berinteraksi dengan bayinya, kurang keterampilan dalam menyusui. Pengalaman awal yang menyakitkan ketika mereka pernah gagal dan atau tidak siap untuk mengeluarkan ASI (Smith, 2012).

Data dari Dinas Kesehatan Kota Malang, diperoleh cakupan pemberian ASI eksklusif di Kota Malang pada tahun 2012 baru mencapai 71,13%. Hasil ini telah meningkat dari capaian tahun lalu yang tercatat sebesar 64,91%. Pencapaian ASI eksklusif dalam lima tahun terakhir tercatat berkisar pada angka 60% padahal target pemerintah terhadap pemberian ASI eksklusif sebesar 80% (Seksi Gizi Dinkes Jawa Timur, 2012). Studi pendahuluan yang dilakukan diwilayah kerja puskesmas Kedung kandang, didapatkan hasil cakupan pemberian ASI eksklusif masih rendah terutama pada ibu pekerja. Hal tersebut dapat dilihat dari data yang peneliti dapatkan di


(4)

Puskesmas Kedung Kandang kota Malang diantaranya berkisar dari 58,8% sampai dengan 65% yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Pencapaian tersebut masih jauh dari cakupan ASI eksklusif yang ditargetkan oleh puskesmas kedung kandang yaitu 75-80% (Seksi Gizi, 2014).

Penyebab dari permasalahan tersebut karena tidak lepas dari permasalahan yang terjadi pada ibu bekerja yang begitu rumit seperti produksi ASI yang dihasilkan ibu sedikit, faktor fisik ibu, faktor psikologis, faktor kurangnya sarana dan prasarana pendukung, waktu cuti yang terbatas, meningkatnya promosi susu formula, kurangnya upaya ibu dalam menyusui secara eksklusif, seperti adanya fasilitas ASI dilevery, serta ibu pekerja yang harus meninggalkan bayinya dirumah bersama neneknya, merasa dan berkeyakinan bahwa ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya selama enam bulan. Dalam penelitian ini upaya yang sudah dilakukan oleh ibu pekerja dalam menyusui secara eksklusif yaitu menyediakan ASI perah ketika meninggalkan bayinya dan berusaha untuk pulang dari tempat kerja dijam istirahat ketika persediaan ASI perah telah habis. Kondisi ini membuktikan bahwa banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI eksklusif selama enam bulan, contohnya karena faktor pendukung, faktor psikologis, waktu cuti yang terbatas, serta banyak promosi produk susu formula (Kemenkes RI, 2012).

Solusi dari masalah diatas, bagi ibu pekerja yang ingin menyusui secara eksklusif dapat diselesaikan dengan cara berupaya dalam memanfaatkan fasilitas-fasilits yang telah ada seperti pong ASI delivery adalah jasa layanan antar-jemput profesional khusus ASI, jadi ASI yang sudah diperah oleh ibu ditempat kerja dapat menggunakan layanan ASI dilevery untuk mengantarkan ASIP ke tempat tujuan. Layanan donor ASI yaitu ibu dapat menerima donor atau bisa sebagai pendonor ASI. Layanan titip Asi yaitu layanan penitipan Asi bagi para ibu yang mempunyai kebutuhan menitipkan Asi yang dapat terjaga kehigenisan serta kualitasnya, dan bang ASI yang merupakan tempat penyimpanan dan penyalur ASI dari donor ASI yang kemudian akan diberikan kepada ibu-ibu yang tidak dapat memberikan ASI kepada bayinya karena sibuk bekerja, produksi ASI yang


(5)

4

kurang, dan hambatan-hambatan ibu menyusui lainnya. Sejauh ini kegiatan donor ASI di Indonesia belum banyak dikenal serta masih sebatas person to person dalam artian pendonor dan penerima donor bertemu langsung dan saling mengenal. Di belahan dunia lain di Amerika, khususnya di Denver telah berdiri Bank ASI yang merupakan layanan sistematis untuk memfasilitasi kebutuhan ASI donor. Hal seperti ini belum dapat diwujudkan di Indonesia terbentur oleh kultur Indonesia yang sebagian besar berpenduduk muslim dimana bayi yang mendapat ASI donor adalah saudara sepersusuan dari bayi dari ibu pendonor dan diberlakukan hukum agama. Sisi baiknya tali silahturahmi tetap terjaga antara pendonor dan terdonor yang saling mengenal.

Pelayanan-pelayanan tersebut bisa dimanfaatkan oleh ibu pekerja yang ingin menyusui secara eksklusif. Adapun tindakan yang harus dilakukan oleh instalasi seperti perusahaan, pelayanan kesehatan dapat menyediakan fasilitas seperti pojok laktasi, ruang tertutup untuk memerah Asi dan menyimpan Asi perlu disediakan ditempat kerja, juga tersedia lingkungan kerja yang bersih. Langkah tindakan pada area-area tersebut telah terbukti sangat penting untuk keberhasilan ibu pekerja menyusui secara eksklusif. Perpaduan antara pendidikan, pengetahuan, pengalaman, motivasi, serta upaya dan dukungan dari orang terdekat terutama suami dengan kemauan yang kuat dari seorang ibu dalam menetapkan pilihan pada pemberian ASI eksklusif yang terbukti sangat bermanfaat bagi ibu, bayi, dan keluarga.

Berdasarkan uraian diatas bahwa pemberian ASI eksklusif sangat penting dan merupakan pengalaman baru bagi ibu yang melahirkan anak pertamanya dan seorang pekerja aktif. Peneliti ingin mengetahui lebih dalam pengalaman ibu pekerja dalam memberikan ASI eksklusif diwilayah Puskesmas KedungKandang Kota malang.

1.2Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana pengalaman Ibu Pekerja dalam memberikan ASI Eksklusif di kelurahan Kota Lama Kedung Kandang tahun 2015


(6)

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman Ibu Pekerja dalam memberikan ASI Eksklusif di kelurahan Kota Lama Kedung Kandang tahun 2015.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1.4.1 Bagi Masyarakat

Diharapkan penelitian ini dapat menambah atau memberikan informasi mengenai pengalaman ibu pekerja dalam memberikan ASI eksklusif sehingga dapat memberikan motivasi untuk mempersiapkan diri mereka mencapai keberhasilan memberikan buah hati mereka ASI secara Eksklusif.

1.4.2 Bagi perawat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan kesehatan dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak melalui promosi kesehatan.

1.4.3 Bagi Institusi a. Puskesmas

Diharapkan dengan penelitian ini pihak dari petugas kesehatan setempat bisa lebih memberikan dan meningkatkan promosi kesetahan, perawatan, dan arahan bagi masyarakat tentang pentingnya ASI Eksklusif untuk bayi terutama usia 0-6 bulan.

b. Fikes UMM

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan pendidik dan peserta didik, serta menjadi data dasar dalam peningkatan kajian ilmu keperawatan, khususnya untuk masalah keberhasilan ibu pekerja dalam memberikan ASI Eksklusif dengan pengalaman yang pernah dialaminya.

1.4.4 Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan baru tentang pengalaman seorang ibu pekerja yang tetap memberikan Asi eksklusif.


Dokumen yang terkait

PENGALAMAN KEPATUHAN DIIT PADA PASIEN PENDERITA HIPERTENSI Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungkandang Malang Tahun 2015

0 6 14

UPAYA ADAPTASI IBU DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE Di Wilayah Puskesmas Kedungkandang Malang Tahun 2015

1 37 14

PERBEDAAN STATUS GIZI MENURUT INDEKS ANTROPOMETRI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN YANG MENDAPATKAN ASI EKSKLUSIF DAN NON ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGKANDANG KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG

0 12 24

Pengalaman Suami dalam Memberikan Dukungan ASI Eksklusif pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Semplak Kelurahan Curug Mekar Kota Bogor

1 7 140

Pengalaman Ibu Primipara dalam Memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Jakarta Barat

0 3 141

Pengalaman ibu primipara dalam memberikan asi eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Jakarta Barat

2 9 141

Pengalaman Suami dalam Memberikan Dukungan ASI Eksklusif pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Semplak Kelurahan Curug Mekar Kota Bogor

0 7 140

GAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA BURUH PABRIK DI WILAYAH KERJA Gambaran Pemberian Asi Eksklusif Pada Ibu Pekerja Buruh Pabrik Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarsari Surakarta.

0 1 18

GAMBARAN PEMBERIAN ASI PADA IBU PEKERJA BURUH PABRIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARSARI SURAKARTA Gambaran Pemberian Asi Eksklusif Pada Ibu Pekerja Buruh Pabrik Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarsari Surakarta.

0 1 11

HUBUNGAN RASA PERCAYA DIRI IBU DENGAN KELANCARAN PELEPASAN ASI PADA IBU YANG MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JAGIR SURABAYA SKRIPSI

0 3 21