Analisis Kredit Bermasalah Pada PT. USP Swamitra Bukopin Tahun 2014-2013

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

ANALISIS KREDIT BERMASALAH PADA PT. USP SWAMITRA BUKOPIN

TAHUN 2012-2013

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh: IBNU HAJAR

112101076

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : IBNU HAJAR

NIM : 112101076

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS KREDIT BERMASALAH PADA PT. USP SWAMITRA BUKOPIN TAHUN 2012-2013

Tanggal :…….…2014 DOSEN PEMBIMBING

(Dra. Lucy Anna, M.Si) NIP. 195104211976032003 Tanggal :……….2014       KETUA PROGRAM STUDI

DIPLOMA III KEUANGAN

       

(Dr. Yeni Absah, SE, M.Si)

NIP. 197411232000122001

Tanggal :……...…2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

                

  (Prof.Dr.AzharMaksum, M.Ec.Ac, Ak, CA) NIP.195604071980021001 


(3)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji kepada Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih, yang senantiasa tetap memberikan yang terbaik kapada seluruh umat manusia di dunia. Begitupula shalawat teriring salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa tatanan iman dan ajaran selamat-menyelamatkan di dunia yang semu ini.

Rasa syukur yang sangat disampaikan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini guna memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan program studi pendidikan Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “ANALISIS KREDIT BERMASALAH PADA PT. USP SWAMITRA BUKOPIN TAHUN 2012-2013”.

Tugas Akhir ini merupakan hasil jerih payah penulis sebagai seorang manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Penulis juga menyadari bahwa Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini.

Selanjutnya, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ayah penulis, Samidi Ks yang selama ini telah memberikan nasehat-nasehat terindah serta ibunda penulis, Samida yang telah mendidik dan mengayomi dengan penuh kesabaran dan kasih sayang yang diberikan tanpa putus. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungannya baik moril, materil, dan spiritual baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga memungkinkan penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Dengan tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada :


(4)

2. Ibu DR. Yeni Absah,S.E.,M.Si. dan Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, S.E.,M.Si. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Lucy Anna, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

saran arahan dan koreksi kepada penulis.

4. Bapak Suramin, S.E selaku pimpinan pada PT. USP Swamitra Bukopin

5. Bapak Andre Marpaung selaku sekretaris pada PT. USP Swamitra Bukopin.

6. Adik penulis tercinta Novita Sari, yang telah membantu memberikan

dukungan, semangat dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

7. Teman spesial saya Dwi Yasni Habibah, yang telah memberikan dukungan,

semangat dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Teman-teman Program Studi D-III Keuangan stambuk 2011 dan semua

rekan-rekan terbaik yang telah membantu dan memberikan semangat pada penulis dalam menyelesaikan Tugas akhir ini.

Akhir kata, kepada pihak yang telah memberi bantuan yang tak ternilai harganya ini, penulis mengucapkan terima kasih. Dan besar harapan penulis semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi rekan-rekan pembaca sekalian.

Medan, Juni 2014 Penulis


(5)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan ... 5

B. Struktur organisasi ... 6

C. Uraian Pekerjaan ... 6

D. Kinerja Terkini ... 9

BAB III PEMBAHASAN A. Kredit ... 10

B. Unsur-unsur Kredit ... 11

C. Tujuan Kredit ... 12

D. Manfaat Kredit ... 13

E. Fungsi Kredit ... 14

F. Prinsip-prinsip Kredit ... 15

G. Jenis-jenis Kredit ... 18

H. Kredit Bermasalah ... 20

I. Penyelamatan dan Penyelesain Kredit Bermasalah ... 21

J. Pembahasan Masalah ... 22

K. Analisis Data ... 27

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 30

B. Saran ... 32

DAFTAR PUSTAKA


(6)

No. Tabel Judul Halaman Tabel 3.1 Analisa Umur Piutang Tahun 2012 ... 22 Tabel 3.2 Analisa Umur Piutang Tahun 2013 ... 23


(7)

 

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kita ketahui bersama bisnis merupakan salah satu hal yang terpenting di dalam era globalisasi ini. Pada perkembangan bisnis selalu berhubungan dengan bank. Baik berupa modal usaha, penyimpanan saham, dan hal lainnya. Pemerintah juga berperan dalam pengembangan bisnis dengan jaminan hak yang di dapat para pebisnis guna memajukan bisnis yang dimilikinya.

Peran bank atau usaha simpan pinjam adalah sebagai media untuk para pebisnis mengembangkan usaha mereka. Sesuai dengan peraturan pemerintah yang menggalakkan sistem perkreditan bagi masyarakat. Jasa yang diberikan adalah jasa lalu lintas peredaran uang. Melalui bank kita dapat memperoleh kredit atau pinjaman uang untuk kegiatan operasi usaha kecil dan menengah yang dijalankan.

Pemberian pinjaman atau kredit ini tidak hanya untuk membuka usaha dengan alasan yang tidak jelas. Tetapi dalam pemberian pinjaman atau kredit harus dijelaskan secara operasional apa yang akan dilakukan seseorang dengan pinjamannya tersebut. Karena pemerintah menggalakkan perkereditan bagi masyarakat yang membuka usaha atau lapangan pekerjaan baru untuk mengurangi pengangguran di negara ini.

Kelancaran untuk melakukan pinjaman atau kredit tergantung pada nasabah atau masyarakat yang ingin melakukan pinjaman. Setiap bank pasti


(8)

memiliki persyaratan untuk melakukan pinjaman. Apabila masyarakat mampu memenuhi semua persyaratan yang diberikan bank, maka proses pinjaman atau kredit akan berlangsung cepat. Sebaliknya apabila persyaratan tersebut tidak lengkap maka akan dipersulit oleh pihak bank.

Dalam memberikan pinjaman, bank tidak hanya mengeluarkan uang begitu saja, tetapi mereka harus memiliki data-data tentang nasabah yang melakukan kredit pada bank tersebut. Persyaratan atau data-data tersebut berguna sebagai bukti atau dokumen pada suatu bank. Sehingga apabila ada permasalahan dalam proses perkreditannya bank bisa memberikan penjelasan kepada nasabah atau melakukan tuntutan apabila nasabah bermasalah dengan proses pembayaran kredit.

Pinjaman atau kredit yang diberikan oleh pihak bank berguna untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat juga akan meningkatkan perekonomian negara. Karena pinjaman atau kredit yang diberikan tidak hanya untuk masyarakat kalangan menengah kebawah saja, tetapi pihak perusahaan, pedagang atau masyarakat menengah juga bisa melakukan pinjaman atau kredit. Sehingga apabila perusahaan atau para pedagang mencapai kesuksesan dalam berbisnis dan dikenal sampai mancanegara akan meningkatkan devisit negara.

Pihak bank juga memiliki antisipasi dalam memberikan pinjaman. Mereka melakukan survei tentang data diri para nasabah secara individu atau perusahaan. Sehingga pihak bank tidak sampai mengalami kerugian atas pinjaman yang diberikan kepada nasabah atau masyarakat. Walaupun tidak menutup kemungkinan akan tetap terjadi kerugian pada bank tersebut. Namun pastinya


(9)

3

 

setiap bank memiliki cara masing-masing agar mereka tetap bisa menjaga kestabilan uang yang beredar kepada para nasabah berupa pinjaman atau kredit.

Dari uraian ini maka salah satu bentuk bank atau unit simpan pinjam yang akan dibahas adalah PT. USP Swamitra Bukopin Klambir. Bagi PT. USP Swamitra Bukopin Klambir pemberian kredit merupakan salah satu bentuk penanaman modal sehingga dapat meningkatkan perkembangan bank atau unit simpan pinjam ini. Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis mengambil judul “ANALISIS KREDIT BERMASALAH PADA PT. USP SWAMITRA BUKOPIN TAHUN 2012-2013.”

B. Rumusan Masalah

Latar belakang masalah yang mendasari rumusan masalah dalam penelitian, dapat dinyatakan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya kredit macet pada PT.

USP Swamitra Bukopin Klambir?

2. Bagaimana kebijakan yang ditetapkan oleh PT. USP Swamitra

Bukopin dalam menangani kredit macet? C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penyusunan tugas akhir ini adalah:

1. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya kredit macet

pada PT. USP Swamitra Bukopin Klambir.

2. Untuk mengetahui kebijakan yang dilakukan PT. USP Swamitra

Bukopin Klambir dalam menangani kredit macet.


(10)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari tempat melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

Penulisan tugas akhir ini berguna untuk memenuhi persyaratan Akademik dalam menyelesaikan studi dari Fakultas Ekonomi Program Diploma III Keuangan Universitas Sumatera utara dan sebagai bahan perbandingan bagi penulis antara teori yang diperoleh selama pendidikan dengan penerapannya di perusahaan.

2. Bagi Perusahaan

Berguna sebagai bahan masukan bagi PT. USP Swamitra Bukopin tentang bahan pertimbangan dalam pemberian kredit dan penganalisaan kredit dimasa yang akan datang.

3. Bagi peneliti lain

Peneliti berharap hasil penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi peneliti lain dan dapat menjadi bahan masukan apabila melakukan penelitian mengenai analisis kredit di tahun-tahun selanjutnya.


(11)

 

5 BAB II

PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan

USP SWAMITRA Klambir Lima berdiri pada tanggal 16 Februari 2008. Dahulu perusahaan ini bernama KSU “17 AMANAH 45”, didirikan oleh seorang pemuda bernama Suramin, SE., bersama rekan-rekan beliau membukan Usaha Koperasi kecil-kecilan pada tahun 2005. Perjalanan beliau tidaklah mulus. Dengan modal pribadi dan rekan-rekan, mereka kembangkan usaha koperasi tersebut dengan gigih.

Tahun pertama dan kedua mereka gagal mengembalikan modal koperasi. Lalu mereka mengadakan pertemuan-pertemuan dengan oran yang lebih berpengalaman dibidang simpan pinjam. Akhirnya mereka mendapatkan masukan dan petunjuk bagaimana mengelola koperasi dengan benar.

Dengan petunjuk yang di dapat mereka dan rekan-rekan yang mengerti koperasi disarankan meminjam dana Lunak Koperasi Program Pemerintah melalui Bank Bukopin dengan memakai jaminan. Setelah memenuhi persyaratan semua, Suramin, SE dan rekan-rekan menghadap ke Bank Bukopin untuk mengajukan peminjaman tersebut. Akhirnya dengan treak record pernah menjalankan koperasi simpan pinjam dan persyaratan cukup, pihak Bank Bukopin menyetujui dan mencairkan pinjaman dana tersebut. Sampai akhirnya koperasi tersebut berganti nama menjadi USP (Unit Simpan Pinjam) Bukopin Klambir Lima.


(12)

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. USP Swamitra Bukopin Klambir adalah berbentuk struktur sederhana. Dalam hal ini wewenang hanya terpusat pada seseorang saja dan sedikit formalisasi. Kekuatan dari struktur ini adalah kesederhanaannya yang tercermin dalam kecepatan, fleksibilannya, efektivitasnya dalam pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas. Adapun struktur organisasi yang terdapat pada PT. USP Swamitra Bukopin ini adalah:

a. Pengurus Koperasi Harian

1. Ketua : Suramin, SE

2. Sekretaris : Andri Marpaung

3. Bendahara : Dila

b. Pengurus Koperasi Lengkap

1. Humas : H. KOMPOL Suprayogi, SH

2. Administrasi : Ayu, Yesi

3. Akuntan : Edi Minarto

4. Kasir : Nita

C. Uraian Pekerjaan

PT. USP Swamitra Bukopin Klambir memiliki pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan bagiannya masing-masing.

a. Pengurus Koperasi Harian 1. Ketua


(13)

7

 

a. Mengendalikan seluruh kegiatan koperasi

b. Memimpin, mengkoordinasi, dan mengontrol jalannya aktivitas koperasi

dan bagian-bagian.

c. Menerima laporan atas hasil kerja masing-masing bagian.

d. Menandatangani surat penting.

e. Memimpin rapat anggota tahunan dan menyampaikan laporan

pertanggung jawaban akhir tahun kepada anggota.

f. Mengambil keputusan atas hal-hal yang dianggap penting bagi

kelancaran kegiatan koperasi. 2. Sekretaris

Tugas dan tanggung jawabnya antara lain:

a. Membantu ketua dalam pelaksanaan kerja.

b. Menyelenggarakan kegiatan surat menyurat dan ketatausahaan koperasi.

c. Mencatat kemajuan atau kelemahan yang terjadi pada koperasi.

d. Menyampaikan hal-hal penting kepada ketua.

e. Membuat pendataan koperasi.

3. Bendahara

Tugas dan tanggung jawabnya antara lain:

a. Merencanakan anggaran belanja dan pendapatan koperasi.

b. Memelihara semua harta kekayaan koperasi.

c. Membukukan transaksi ke supplier >Rp 1 juta.

d. Pengisian saldo kas.

e. Melakukan kas opname yang ada di kasir.


(14)

b. Pengurus Koperasi Lengkap

1. Humas

Tugas dan tanggung jawabnya antara lain:

a. Menyusun strategi kebijakan pengelolaan sumber daya manusia di

koperasi.

b. Mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan fungsi sumber daya

manusia diseluruh koperasi untuk memastikan semuanya sesuai dengan strategi kebijakan, sistem dan rencana kerja yang telah disusun.

c. Mengkoordinasikan dan mengontrol penyusunan dan pelaksanaan

program pelatihan dan pengembangan untuk memastikan tercapainya target tingkat kemampuan dan kompetensi setiap karyawan.

d. Menyusun sistem manajemen kinerja, serta mengkoordinasikan dan

mengontrol pelaksanaan siklus manajemen kinerja.

2. Administrasi

Tugas dan tanggung jawabnya antara lain:

a. Mengatur surat menyurat dalam koperasi.

b. Mengarsipkan dokumen-dokumen penting koperasi.

c. Memonitor kebutuhan-kebutuhan rumah tangga dan alat tulis kantor

koperasi.

d. Mempersiapkan rapat-rapat di koperasi.

e. Menjadwalkan kegiatan-kegiatan yang ada dalam koperasi.

3. Akuntan


(15)

9

 

a. Bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas dan pengeluaran

kas.

b. Bertanggung jawab atas pembuatan laporan keuangan, neraca, laporan

rugi laba, arus kas dan lain-lain.

c. Bertanggung jawab atas rekonsiliasi bank.

4. Kasir

Tugas dan tanggung jawabnya antara lain:

a. Membuat bukti keluar masuknya uang di dalam koperasi.

b. Bertanggung jawab atas dana kas kecil.

c. Bertanggung jawab atas keluar masuknya uang.

d. Bertanggung jawab membuat laporan harian.

D. Kinerja Terkini

USP Swamitra Klambir bekerja sama dengan pemerintah melalui Bank Bukopin. Saat ini giat-giatnya memajukan usaha kecil dan menengah, maka dari itu pihak pemerintah melalui Bank Bukopin mempercayakan pihak USP Swmitra Klambir untuk mengelola dana, berupa pinjaman dana lunak yang dikembangkan ke masyarakat, sekarang ini USP Swamitra mempunyai kurang lebih 500 Nasabah untuk daerah Klambir Lima, Klumpang dan sekitarnya.

USP Swamitra juga dipercaya pihak Bank Bukopin untuk mengelola atau mengerjakan survei untuk kartu kredit Bukopin seluruh pulau Sumatera, USP Swamitra sudah membuka cabang di beberapa daerah seperti Batam, P.Batu, Padang, Jambi, dan Palembang. Sementara itu kinerja terkini USP Swamitra, dan selanjutnya akan ada program-program yang akan menyusul dari Bukopin.


(16)

BAB III PEMBAHASAN

Dalam BAB III ini di bahas analisis kredit bermasalah pada PT. USP Swamitra Bukopin Medan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis pada PT. USP Swamitra Bukopin Klambir Medan, maka pada bab ini penulis akan menganalisis dan mengevaluasi objek penelitian mengenai analisis kredit bermasalah pada PT. USP Swamitra Bukopin Klambir Medan.

A. Kredit

Istilah kredit bukan hal yang asing di kehidupan masyarakat saat ini, sebab sering dijumpai anggota masyarakat yang menjual dan memberikan barang dengan kredit. Jual beli tersebut tidak dilakukan secara tunai (kontan), tetapi dengan cara mengangsur. Selain itu banyak anggota masyarakat yang menerima kredit dari koperasi maupun bank perkreditan rakyat.

Kata kredit berasal dari bahasa latin “Credere” yang berarti percaya atau

to believe to trust”. Oleh karena itu, dasar pemikiran persetujuan pemberian kredit oleh suatu lembaga keuangan/bank kepada seseorang atau badan usaha

berlandaskan kepercayaan (faith).

PT. USP Swamitra Bukopin memberikan definisi bahwa: "Kredit adalah suatu pemberian pinjaman berupa uang, barang atau jasa oleh suatu pihak kepada pihak lain yang terdapat bunga dalam pinjaman tersebut dan akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang sudah di setujui bersama dengan jaminan yang di berikan oleh nasabah.”


(17)

11

 

B. Unsur-Unsur Kredit

Menurut PT. USP Swamitra Bukopin terdapat unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit yaitu:

1. Kepercayaan

Keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang, atau jasa) akan benar-benar diterima kembali dimasa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, sebelumnya sudah dilakukan penyelidikan tentang nasabah berupa data-data yang diberikan oleh nasabah dan lingkungan tempat tinggal nasabah. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit.

2. Kesepakatan

Disamping kepercayaan juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.

3. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang.

4. Risiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggung jawab bank,


(18)

baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai maupun risiko yang tidak disengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.

5. Balas Jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga.

C. Tujuan Kredit

Tujuan pemberian kredit menurut PT. USP Swamitra Bukopin adalah

untuk mendapatkan keuntungan (profit) yang tinggi dari jasa pemberian kredit dan

keamanan bank, yaitu keamanan untuk nasabah penyimpan. Kredit yang aman akan memberikan dampak yang positif bagi bank sehingga kepercayaan

masyarakat akan bertambah. Dengan demikian, profitability dan safety akan

berjalan beriringan.

Menurut PT. USP Swamitra Bukopin tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain:

1. Mencari keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Kemudian hasil lainnya bahwa nasabah yang memperoleh kredit pun bertambah maju dalam usahanya.


(19)

13

 

2. Membantu usaha nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik investasi maupun dana modal kerja. Dengan dana tersebut maka pihak peminjam akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.

3. Membantu pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.

D. Manfaat Kredit

Manfaat kredit menurut PT. USP Swamitra Bukopin antara lain:

a. Relatif mudah diperoleh kalau memang usahanya betul-betul feasible.

b. Telah ada lembaga penyedia dana (kredit).

c. Terdapat berbagai jenis kredit, berbagai bentuk penawaran modal (dana)

hingga dapat dipilih dana yang paling cocok untuk kebutuhan modal perusahaan yang bersangkutan.

d. Dengan fasilitas kredit memungkinkan para debitur untuk memperluas dan

mengembangkan usahanya dengan lebih leluasa.

e. Memperoleh pendapatan bunga kredit.

f. Untuk menjaga sovabilitas usahanya.

g. Dengan memberikan kredit akan membantu memasarkan jasa-jasa

perbankan yang lain.

h. Pemberian kredit untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya.

i. Pemberian kredit untuk merebut pasar dalam industri perbankan.


(20)

j. Sebagai alat memacu pertumbuhan ekonomi baik secara umum maupun untuk pertumbuhan sektor ekonomi tertentu.

k. Sebagai alat untuk mengendalikan kegiatan moneter.

l. Sebagai alat untuk menciptakan lapangan usaha/kegiatan.

m. Alat peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat.

n. Sumber pendapatan negara.

o. Penciptaan pasar, dan lain-lain.

p. Diharapkan akan diperoleh adanya pertumbuhan ekonomi yang pesat dan

membuka lapangan kerja baru, sehingga akan menimbulkan kenaikan tingkat pendapatan dan pemerataan pendapatan di masyarakat.

q. Dengan semakin banyaknya proyek dan perusahaan yang dibuka karena

memperoleh fasilitas kredit sudah tentu akan menyerap banyak tenaga kerja baru.

E. Fungsi Kredit

Secara garis besar fungsi kredit dalam perekonomian, perdagangan dan keuangan menurut PT. USP Swamitra Bukopin adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan daya guna (utility) dari uang

2. Meningkatkan daya guna (utility) dari barang

3. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang 4. Sebagai salah satu alat stabilisasi ekonomi

5. Akan meningkatkan motivasi masyarakat untuk membuka usaha 6. Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional 7. Sebagai alat hubungan ekonomi internasional


(21)

15

 

F. Prinsip-Prinsip Kredit

Menurut Martono (2004), prinsip perkreditan disebut juga sebagai konsep 5C dan 7P. Adapun penjelasan untuk analisis kredit dengan prinsip 5C adalah sebagai berikut:

1. Character

Pada prinsip ini diperhatikan dan diteliti tentang kebiasaan-kebiasaan, sifat-sifat

pribadi, cara hidup (style of living), keadaan keluarganya (anak istri), hobby dan

social standing calon debitur. Prinsip ini merupakan ukuran tentang kemauan

untuk membayar (wiliingnes to pay).

2. Capacity

Penilaian terhadap capacity debitur dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan debitur mengembalikan pokok pinjaman serta bunga pinjamannya. Penilaian kemampuan membayar tersebut dilihat dari kegiatan usaha dan kemampuannya melakukan pengelolaan atas usaha yang akan dibiayai dengan kredit.

3. Capital

Penyelidikan terhadap prinsip capital atau permodalan debitur tidak hanya

melihat besar kecilnya modal tersebut, tetapi juga bagaimana distribusi modal itu ditempatkan oleh debitur. Cukupkan modal yang tersedia sehingga segala sumber dapat bergerak secara efektif. Baikkah pengaturan modal itu sehingga perusahaan berjalan lancar dan maju. Berapa besar modalnya? Kesemuanya ini dapat dilihat dari posisi neraca perusahaan

calon debitur.


(22)

4. Collateral

Penilaian terhadap barang jaminan (collateral) yang diserahkan debitur sebagai

jaminan atas kredit bank yang diperolehnya adalah untuk mengetahui sejauh mana nilai barang jaminan atau agunan dapat menutupi risiko kegagalan pengembalian kewajiban-kewajiban debitur. Fungsi jaminan disini adalah sebagai alat pengaman terhadap kemungkinan tidak mampunya debitur melunasi kredit yang diterimanya.

5. Condition

Pada prinsip kondisi (condition), yang dinilai kondisi ekonomi secara umum serta

kondisi sektor usaha calon debitur. Maksudnya agar bank dapat memperkecil risiko yang mungkin timbul oleh kondisi ekonomi, keadaan perdagangan dan persaingan di lingkungan sektor usaha calon debitur dapat diketahui, sehingga bantuan yang akan diberikan benar-benar bermanfaat bagi perkembangan usahanya. Kondisi ekonomi ini termasuk pula peraturan-peraturan atau kebijakan pemerintah yang memiliki dampak terhadap keadaan perekonomian yang pada gilirannya akan mempengaruhi kegiatan usaha debitur. Sedangkan penjelasan analisa prinsip-prinsip 7P dalam kredit adalah

sebagai berikut: 1. Kepribadian

Bank mencari data tentang kepribadian calon debitur seperti riwayat hidupnya (kelahiran, pendidikan, pengalaman, usaha/pekerjaan dan sebagainya), hobby,

keadaan keluarga, pegaulan dalam masyarakat (social standing) dan hal-hal


(23)

17

 

2. Tujuan

Bank mencari data tentang tujuan atau keperluan penggunaan kredit. Apakah akan digunakannya untuk berdagang, berproduksi, atau membeli rumah. Apakah tujuan

penggunaan kredit sesuai dengan line of business kredit bank yang bersangkutan.

3. Kegiatan

Merupakan harapan masa depan dari bidang usaha atau kegiatan usaha calon debitur selama beberapa bulan atau beberapa tahun, perkembangan keadaan

ekonomi/perdagangan keadaan sektor usaha calon debitur, kekuatan keuangan

perusahaan masa lalu dan perkiraan masa mendatang. 4. Pembayaran

Merupakan prinsip untuk mengetahui bagaimana pembayaran kembali pinjaman

yang akan diberikan. Hal ini dapat diperoleh dari perhitungan tentang prospect,

kelancaran penjualan dan pendapatan sehingga dapat diperkirakan kemampuan pengembalian pinjaman ditinjau dari waktu serta jumlah pengembaliannya.

5. Klasifikasi

Merupakan pengklasifikasian nasabah ke dalam klasifikais tertentu atau golongn-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Dengan demikian nasabah dapat disolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapat fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank, baik dari segi jumlah, bunga, dan persyaratan lainnya.

6. Kemampuan

Merupakan kemampuan nasabah dalm mencari laba. Profitability diukur dari

perode ke periode apakah kan tetap sama atau semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya dari bank.


(24)

7. Perlindungan

Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang berikan oleh bank melalui suatu perlindungan. Perlindungan ini dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

G. Jenis-Jenis Kredit

PT. USP Swamitra Bukopin mengemukakan secara umum jenis kredit yaitu antara lain berdasarkan:

1. Jenis Kredit Menurut Sifat Penggunaan a. Kredit Konsumtif

Kredit ini dipergunakan oleh peminjam untuk keperluan konsumsi, artinya uang kredit akan habis dipergunakan atau semua akan terpakai untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

b. Kredit Produktif

Kredit ini ditunjukan untuk keperluan produksi dalam arti luas. Melalui kredit

inilah suatu utility uang dan barang dapat dilihat dengan nyata. Peranan kredit

digunakan untuk peningkatan usaha baik usaha-usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.

2. Jenis Kredit Menurut Keperluannya a. Kredit Produksi/Eksploitasi

Kredit ini diperlukan perusahaan untuk meningkatkan produksi baik peningkatan kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi maupun peningkatan kualitatif yaitu peningkatan kualitas/mutu hasil produksi. Disebut kredit eksploitasi karena bantuan modal kerja tersebut digunakan untuk menutup biaya-biaya eksploitasi


(25)

19

 

perusahaan secara luas berupa pembelian bahan-bahan baku, bahan penolong dan biaya-biaya produksi lainnya (upah, biaya pengepakan, biaya distribusi, dan sebagainya).

b. Kredit Perdagangan

Kredit ini digunakan untuk keperluan-keperluan perdagangan pada umumnya,

yang berarti peningkatan utility of place dari sesuatu barang.

c. Kredit Investasi

Kredit ini diberikan oleh bank kepada para pengusaha untuk keperluan investasi. Pemanfaatannya bukanlah untuk keperluan penanaman modal kerja, akan tetapi

untuk keperluan perbaikan ataupun pertambahan barang modal (capital goods)

beserta fasilitas-fasilitas yang erat hubungannya dengan itu. Ciri dari kredit investasi dipergunakan untuk penanaman modal, mempunyai perencanaan yang terarah dan matang, dan waktu penyelesaian kredit berjangka menengah dan panjang.

3. Jenis Kredit Menurut Jangka Waktu a. Kredit Jangka Pendek

Yaitu kredit dengan jangka waktu selama-selamanya satu tahun. b. Kredit Jangka Menengah

Adalah kredit yang berjangka waktu antara satu sampai dengan sepuluh tahun. c. Kredit Jangka Panjang

Kredit yang berjangka waktu lebih dari sepuluh tahun. 4. Jenis Kredit Menurut Jaminannya

a. Kredit Tanpa Jaminan (Unsecured Loans)


(26)

Jaminan disini yang dimaksudkan adalah jaminan fisik. Di Indonesia jenis kredit ini belum lazim dan dilarang oleh Bank Indonesia. Tetapi di Eropa dan Amerika kredit ini justru yang lazim dipakai khususnya diperuntukan pada perusahaan yang besar dan kuat.

b. Kredit Dengan Jaminan (Secured Loans)

Jenis kredit ini adalah kredit yang penilainnya lengkap dalam arti segala aspek penilaian turut dipertimbangkan termasuk jaminan. Jaminan kredit dapat berupa tanah, rumah, pabrik, dan atau mesin-mesin pabrik, perhiasan, dan barang-barang fisik lainnya.

H. Kredit Bermasalah

PT. USP Swamitra Bukopin mengemukakan bahwa kredit bermasalah disebabkan debitur dalam memenuhi kewajibannya yaitu membayar angsuran kredit sekaligus dengan bunganya tidak sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui dalam perjanjian kredit. Beberapa pengertian mengenai kolektibitas kredit yang dibuat menurut ketentuan Bank Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Kredit lancar, yaitu kredit yang pembayaran pokok pinjaman dan bunganya tepat waktu, perkembangan rekening baik dan tidak ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan kredit.

2. Kredit dalam perhatian khusus, yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman atau bunganya terdapat tunggakan sampai 90 hari.

3. Kredit kurang lancar, yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya terdapat tunggakan telah melampaui 90 hari sampai 180 hari dari waktu yang disepakati.


(27)

21

 

4. Kredit diragukan, yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya terdapat tunggakan telah melampaui 180 hari sampai dengan 270 hari dari waktu yang telah disepakati.

5. Kredit macet, adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya terdapat tunggakan telah melampaui 270 hari.

I. Penyelamatan dan Penyelesaian Kredit Bermasalah

Dalam hal kredit macet atau bermasalah pihak bank perlu melakukan penyelamatan, sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Menurut PT. USP Swamitra Bukopin penyelamatan terhadap kredit macet atau bermasalah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Memperpanjang jangka waktu kredit

2. Memperpanjang jangka waktu ang

3. Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan utang pokok

4. Penurunan suku bunga, dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah.

5. Pembebasan bunga, diberikan kepada nasabah dengan pertimbangan nasabah

sudah mampu lagi membayar kredit tersebut. Akan tetapi nasabah tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai lunas.

6. Dengan menambah jumlah kredit

7. Dengan menambah keadilan

1) Dengan menyetor uang tunai 2) Tambahan dari pemilik

8. Penyitaan Jaminan


(28)

J. Pembahasan Masalah

Tabel 3.1

PT. USP Swamitra Bukopin Analisa Umur Piutang Per 31 Desember 2012

Sumber: Laporan Kredit Menunggak USP Swamitra Bukopin, 2012 No.

Jangka Waktu

Sisa Pinjaman

Menunggak > 90 s/d ≤ 180 hr

kurang lancar

> 180 s/d ≤ 270 hr diragukan

> 270 s/d 360 hr macet

1. 12 bulan 101.421.000 0 1.135.000 16.564.000

2. 18 bulan 49.450.000 806.000 888.000 3.450.000

3. 24 bulan 167.737.000 3.001.000 2.000.000 8.667.000

4. 30 bulan 8.765.000 1.612.000 0 0


(29)

23

 

Tabel 3.2

PT. USP Swamitra Bukopin Analisa Umur Piutang Per 31 Desember 2013

Sumber: Laporan Kredit Menunggak USP Swamitra Bukopin, 2013

Tabel 3.1 menunjukkan bahwa selama tahun 2012 dari kredit yang menunggak digolongkan ke dalam kredit kurang lancar yang besarnya Rp 5.419.000,00 kredit diragukan sebesar Rp 4.023.000,00 dan kredit macet sebesar Rp 28.681.000,00.

Dari data ini dapat dihitung presentase pinjaman/kredit bermasalah per 31 desember 2012 pada PT. USP Swamitra Bukopin Klambir sebagai berikut:

1. Kurang Lancar:

x

%

No. Jangka Waktu

Sisa Pinjaman

Menunggak > 90 s/d ≤ 180 hr

kurang lancar

> 180 s/d ≤ 270 hr diragukan

> 270 s/d 360 hr macet

1. 6 bulan 4.131.000 0 0 0

2. 10 bulan 910.000 0 0 0

3. 12 bulan 54.783.840 2.721.000 907.000 0

4. 18 bulan 40.020.662 2.296.000 2.981.666 0

5. 24 bulan 108.279.000 2.000.000 10.335.000 0

6. 48 bulan 86.717.400 0 0 3.941.700

Total 294.841.902 7.071.000 14.223.666 3.941.700


(30)

: . .

. .

%

: 1,65 %

2. Diragukan :

x

%

: . .

. .

x

%

: 1,22 %

3. Macet :

x

%

: . .

. .

x

%

: 8,76 %

Total pinjaman/kredit bermasalah per 31 desember 2012 adalah 1,65% + 1,22% + 8,76% = 11,63%.

Apabila dibandingkan dengan presentase batas maksimal kredit bermasalah oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5% maka kinerja PT. USP Swamitra Bukopin pada tahun 2012 dapat dikatakan buruk, karena presentase kredit bermasalahnya sebesar 11,63%.

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia PBI No 8/19/PBI/2006, maka cadangan penghapusan pinjaman (kredit) pada PT. USP Swamitra Bukopin Klambir per 31 desember 2012 adalah sebagai berikut:


(31)

25

 

: 10% x 5.419.000 : 541.900

2. Kredit diragukan : 50% x total kredit diragukan

: 50% x 4.023.000 : 2.011.500

3. Kredit Macet : 100% x total kredit macet

: 100% x 28.681.000 : 28.681.000

Tabel 3.2 menunjukkan bahwa selama tahun 2013 dari kredit yang menunggak digolongkan ke dalam kredit kurang lancar yang besarnya Rp 7.071.000,00 kredit diragukan sebesar Rp 14.223.666,00 dan kredit macet sebesar Rp 3.941.700,00.

Dari data ini dapat dihitung presentase pinjaman/kredit bermasalah per 31 desember 2013 pada PT. USP Swamitra Bukopin Klambir sebagai berikut:

1. Kurang Lancar:

x

%

: . .

. .

%

: 2,39 %

2. Diragukan :

x

%

: . .

. .

x

%

: 4,82 %


(32)

3. Macet :

x

%

: . .

. .

x

%

: 1,33 %

Total pinjaman/kredit bermasalah per 31 desember 2013 adalah 2,39% + 4,82% + 1,33% = 8,54%.

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia PBI No 8/19/PBI/2006, maka cadangan penghapusan pinjaman (kredit) pada PT. USP Swamitra Bukopin per 31 desember 2013 adalah sebagai berikut:

1. Kredit kurang lancar : 10% x total kredit kurang lancar

: 10% x 7.071.000 : 707.100

2. Kredit diragukan : 50% x total kredit diragukan

: 50% x 14.223.666 : 7.111.833

3. Kredit Macet : 100% x total kredit macet

: 100% x 3.941.700 : 3.941.700

Apabila dibandingkan dengan presentase batas maksimal kredit macet yang ditentukan oleh Bank Indonesia 5%, maka kinerja PT. USP Swamitra Bukopin per 31 desember 2013 dikatakan buruk karena presentase kredit bermasalahnya sebesar 8,54%.


(33)

27

 

Jadi, selama periode 31 desember 2012 sampai dengan per 31 desember 2013, presentase kredit bermasalah pada PT. USP Swamitra Bukopin berturut-turut yaitu sebesar 11,63% dan 8,54%. Pada periode 31 desember 2013 presentase kredit bermasalahnya sebesar 8,54% yang mengalami penurunan dibandingkan periode per 31 desember 2012 sebesar 11,63%.

K. Analisis Data

1. Penyebab Terjadinya Kredit Macet

Dari analisis data dapat diperoleh beberapa penyebab terjadinya kredit macet diantaranya:

a. Pihak Debitur

1) Usaha kurang lancar, macet, bahkan bangkrut

Hal ini berhubungan dengan kegiatan usaha yang dijalankan debitur. Contoh: penghasilan debitur dari usahanya menurun dan hanya cukup untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari sehingga mengalami kesulitan dalam membayar angsuran.

2) Karakter debitur yang tidak bagus

Yaitu perilaku dari debitur yang tidak jujur, ingkar janji, pola hidupnya mewah dan pinjaman tidak digunakan semestinya.

3) Jaminan hilang, kemudian debitur tidak mengangsur.

b. Intern Bank

1) Human Error

Salah satunya disebabkan oleh human error, atau kesalahan yang disebabkan manusia yaitu pegawai. Kesalahan ini mengakibatkan USP tidak dapat mencapai hasil yang diinginkan. Hal ini dapat


(34)

dipengaruhi oleh pengetahuan pegawai yan belum memadai, kurangnya kemampuan untuk berkomunikasi, ketidaktahuan, kelalaian, atau kecerobohan pegawai.

2) Kredit Fiktif

Data dari pihak calon debitur tidak benar atau tidak ada. Misalnya dalam pemberian fasilitas kedit kepada calon debitur yang tidak layak menerima pinjaman akan tetapi pegawai memberikan pinjaman kepada calon debitur tersebut dengan memanipulasi data calon debitur tersebut.

3) Kesalahan Analisa Kredit

Bank dalam melakukan analisa kredit tidak teliti dan kurang hati-hati menganalisa kredit dalam pemberian kredit, sehingga terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan.

c. Pihak Lain

1) Bencana Alam

Merupakan kejadian yang terjadi diluar rencana manusia. Seperti kebakaran dilokasi usaha debitur, gempa bumi, banjir, gunung meletus, dan lain sebagainya.

2) Perkembangan Teknologi

Semakin berkembangnya teknologi membuat produksi usaha semakin efisien dan apabila masih menggunakan peralatan produksi nasional maka akan ketinggalan dan kalah bersaing dengan pihak lainnya yang menggunakan teknologi moderen.


(35)

29

 

2. Kebijakan PT. USP Swamitra Bukopin Klambir dalam Menangani Kredit

Macet

Kebijakan yang dilakukan oleh PT. USP Swamitra dalam menangani kredit macet adalah sebagai berikut:

a. Terlambat 1 sampai 3 bulan

Debitur yang terlambat bayar 1 sampai 3 bulan masih dilakukan pembinaan.

b. Kolektibilitas 2, 3, dan 4

Kolektibilitas yang digolongkan 2, 3, dan 4 adalah kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet yang akan dilakukan penanganan oleh supervior, AO, dan remedial. Kolektibilitas ini, akan digolongkan berdasarkan kondisi nasabah, menentukan tindakan penyelesaian kredit bermasalah berupa pelaksanaan rekstrukturisasi kredit atau Agunan yang Diambil Alih (AYDA) sebagaimana diatur dalam PBI No 8/19/PBI/2006.

c. Kolektibilitas Macet

Terhadap kredit dalam kolektibilitas macet dan kemungkinan penyelesaian dalam waktu dekat tidak dilaksanakan, maka terhadap kredit tersebut akan dilakukan penghapus bukuan (dikeluarkan dalam pembukuan).


(36)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian pada bab sebelumnaya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Presentase pinjaman/kredit bermasalah pada tahun 2012, PT. USP

Swamitra Bukopin Klambir sebesar 8,54% yang terdiri dari kredit kurang lancar 2,39%, kredit diragukan 4,82%, dan kredit macet 1,33%. Apabila dibandingkan dengan presentase batas maksimal kredit bermasalah oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5% maka kinerja PT. USP Swamitra Bukopin Klambir pada tahun 2013 dikatakan buruk.

2. Presentase pinjaman/kredit bermasalah pada tahun 2013, PT. USP

Swamitra Bukopin Klambir sebesar 8,43% yang terdiri dari kredit kurang lancar 2,04%, kredit diragukan 4,10%, dan kredit macet 2,29%. Apabila dibandingkan dengan presentase batas maksimal kredit bermasalah oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5% maka kinerja PT. USP Swamitra Bukopin Klambir pada tahun 2013 dikatakan buruk.

3. Jadi, selama periode 31 desember 2012 sampai dengan per 31 desember

2013, presentase kredit bermasalah pada PT. USP Swamitra Bukopin berturut-turut yaitu sebesar 11,63% dan 8,54%. Pada periode 31 desember 2013 presentase kredit bermasalahnya sebesar 8,54% yang mengalami penurunan dibandingkan periode per 31 desember 2012 sebesar 11,63%.


(37)

31

 

4. Penyebab terjadinya kredit macet atau kredit bermasalah pada PT. USP

Swamitra Bukopin diantaranya dari sisi debitur yang kemungkinan karena usahanya yang kurang bagus, pendapatannya menurun bahkan sampai bangkrut. Dari intern bank dikarenakan kesalahan pegawai, kredit fiktif atau data-data fiktif dan kesalahan analisa kredit. Dari pihak lain dikarenakan bencana alam atau juga dapat dikarenakan akibat perkembangan teknologi.

5. Kebijakan yang dilakukan oleh PT. USP Swamitra dalam menangani

kredit macet unutk kredit yang terlambat 1-3 bulan dilakukan pembinaan kepada debitur yang ditangani oleh AO/marketing yang bersangkutan. Pada kolektibilitas 2, 3, 4 yaitu kurang lancar, diragukan dan macet yang ditangani oleh supervisor, AO, dan remidial. Dari kolektibilitas tersebut akan digolongkan berdasarkan kondisi nasabah untuk menentukan tindakan penyelesaian kredit bermasalah. Apakah akan dilakukan agunan yang diambil alih (AYDA) sebagaimana diatur dalam PBI No 8/19/PBI/2006. Pada kredit dalam status macet dan kemungkinan penyelesaian dalam waktu dekat tidak dapat dilakukan, maka akan dilakukan penghapus bukuan (dikeluarkan dalam pembukuan).


(38)

B. Saran

1. Meningkatakan kualitas sumber daya manusia untuk meningkatkan

operasional dan kinerja USP sehingga pada tahun berikutnya presentase kredit bermasalahnya semakin berkurang, karena pada tahun 2013 presentasenya berkurang dibandingkan 2012.

2. Melakukan pembinaan dan menjalin hubungan baik kepada nasabah

yang tidak hanya bermasalah saja guna menhindari kemungkinan adanya kredit macet pada nasabah yang tidak bermasalah.


(39)

33

 

DAFTAR PUSTAKA

Tim USP Swamitra Bukopin Klambir. 2013. Tanggung jawab, tugas dan

wewenang. USP Swamitra Bukopin Klambir: Sumstera Utara

Tampubolon, Manahan P., Manajemen Keuangan. Mitra Wacana Media, 2013:

Jakarta

Kasmir. 1998. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT. Grafindo Persada:

Jakarta

, 2006, Peraturan Bank Indonesia No.8/19/PBI/2006 Tentang Kualitas Aktiva Produktif Dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Bank Perkreditan Rakyat


(1)

dipengaruhi oleh pengetahuan pegawai yan belum memadai, kurangnya kemampuan untuk berkomunikasi, ketidaktahuan, kelalaian, atau kecerobohan pegawai.

2) Kredit Fiktif

Data dari pihak calon debitur tidak benar atau tidak ada. Misalnya dalam pemberian fasilitas kedit kepada calon debitur yang tidak layak menerima pinjaman akan tetapi pegawai memberikan pinjaman kepada calon debitur tersebut dengan memanipulasi data calon debitur tersebut.

3) Kesalahan Analisa Kredit

Bank dalam melakukan analisa kredit tidak teliti dan kurang hati-hati menganalisa kredit dalam pemberian kredit, sehingga terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan.

c. Pihak Lain 1) Bencana Alam

Merupakan kejadian yang terjadi diluar rencana manusia. Seperti kebakaran dilokasi usaha debitur, gempa bumi, banjir, gunung meletus, dan lain sebagainya.

2) Perkembangan Teknologi

Semakin berkembangnya teknologi membuat produksi usaha semakin efisien dan apabila masih menggunakan peralatan produksi nasional maka akan ketinggalan dan kalah bersaing dengan pihak lainnya yang menggunakan teknologi moderen.


(2)

 

2. Kebijakan PT. USP Swamitra Bukopin Klambir dalam Menangani Kredit Macet

Kebijakan yang dilakukan oleh PT. USP Swamitra dalam menangani kredit macet adalah sebagai berikut:

a. Terlambat 1 sampai 3 bulan

Debitur yang terlambat bayar 1 sampai 3 bulan masih dilakukan pembinaan.

b. Kolektibilitas 2, 3, dan 4

Kolektibilitas yang digolongkan 2, 3, dan 4 adalah kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet yang akan dilakukan penanganan oleh supervior, AO, dan remedial. Kolektibilitas ini, akan digolongkan berdasarkan kondisi nasabah, menentukan tindakan penyelesaian kredit bermasalah berupa pelaksanaan rekstrukturisasi kredit atau Agunan yang Diambil Alih (AYDA) sebagaimana diatur dalam PBI No 8/19/PBI/2006.

c. Kolektibilitas Macet

Terhadap kredit dalam kolektibilitas macet dan kemungkinan penyelesaian dalam waktu dekat tidak dilaksanakan, maka terhadap kredit tersebut akan dilakukan penghapus bukuan (dikeluarkan dalam pembukuan).


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian pada bab sebelumnaya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Presentase pinjaman/kredit bermasalah pada tahun 2012, PT. USP Swamitra Bukopin Klambir sebesar 8,54% yang terdiri dari kredit kurang lancar 2,39%, kredit diragukan 4,82%, dan kredit macet 1,33%. Apabila dibandingkan dengan presentase batas maksimal kredit bermasalah oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5% maka kinerja PT. USP Swamitra Bukopin Klambir pada tahun 2013 dikatakan buruk. 2. Presentase pinjaman/kredit bermasalah pada tahun 2013, PT. USP

Swamitra Bukopin Klambir sebesar 8,43% yang terdiri dari kredit kurang lancar 2,04%, kredit diragukan 4,10%, dan kredit macet 2,29%. Apabila dibandingkan dengan presentase batas maksimal kredit bermasalah oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5% maka kinerja PT. USP Swamitra Bukopin Klambir pada tahun 2013 dikatakan buruk. 3. Jadi, selama periode 31 desember 2012 sampai dengan per 31 desember

2013, presentase kredit bermasalah pada PT. USP Swamitra Bukopin berturut-turut yaitu sebesar 11,63% dan 8,54%. Pada periode 31 desember 2013 presentase kredit bermasalahnya sebesar 8,54% yang mengalami penurunan dibandingkan periode per 31 desember 2012


(4)

 

4. Penyebab terjadinya kredit macet atau kredit bermasalah pada PT. USP Swamitra Bukopin diantaranya dari sisi debitur yang kemungkinan karena usahanya yang kurang bagus, pendapatannya menurun bahkan sampai bangkrut. Dari intern bank dikarenakan kesalahan pegawai, kredit fiktif atau data-data fiktif dan kesalahan analisa kredit. Dari pihak lain dikarenakan bencana alam atau juga dapat dikarenakan akibat perkembangan teknologi.

5. Kebijakan yang dilakukan oleh PT. USP Swamitra dalam menangani kredit macet unutk kredit yang terlambat 1-3 bulan dilakukan pembinaan kepada debitur yang ditangani oleh AO/marketing yang bersangkutan. Pada kolektibilitas 2, 3, 4 yaitu kurang lancar, diragukan dan macet yang ditangani oleh supervisor, AO, dan remidial. Dari kolektibilitas tersebut akan digolongkan berdasarkan kondisi nasabah untuk menentukan tindakan penyelesaian kredit bermasalah. Apakah akan dilakukan agunan yang diambil alih (AYDA) sebagaimana diatur dalam PBI No 8/19/PBI/2006. Pada kredit dalam status macet dan kemungkinan penyelesaian dalam waktu dekat tidak dapat dilakukan, maka akan dilakukan penghapus bukuan (dikeluarkan dalam pembukuan).


(5)

B. Saran

1. Meningkatakan kualitas sumber daya manusia untuk meningkatkan operasional dan kinerja USP sehingga pada tahun berikutnya presentase kredit bermasalahnya semakin berkurang, karena pada tahun 2013 presentasenya berkurang dibandingkan 2012.

2. Melakukan pembinaan dan menjalin hubungan baik kepada nasabah yang tidak hanya bermasalah saja guna menhindari kemungkinan adanya kredit macet pada nasabah yang tidak bermasalah.


(6)

 

DAFTAR PUSTAKA

Tim USP Swamitra Bukopin Klambir. 2013. Tanggung jawab, tugas dan

wewenang. USP Swamitra Bukopin Klambir: Sumstera Utara

Tampubolon, Manahan P., Manajemen Keuangan. Mitra Wacana Media, 2013: Jakarta

Kasmir. 1998. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT. Grafindo Persada: Jakarta

, 2006, Peraturan Bank Indonesia No.8/19/PBI/2006 Tentang Kualitas Aktiva Produktif Dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Bank Perkreditan Rakyat