Sebab Terjadinya Kemerosotan Moral Remaja

yang terjadi dengan cinta adalah pacaran jawabannya. Orang yang sedang merasakan falling in love ditambah lagi first love cenderung mengindahkan sesuatu yang sebenarnya tidak indah, mengenakkan sesuatu yang kadang tidak enak, sehingga bisa saja “ taek kucing rasa coklat “. Orang yang bercinta dan berwujud dalam pacaran akan cenderung buta love is blind ungkapan semacam itu sering muncul, apa yang terjadi selanjutnya adalah ATLANTA aku terlanjut cinta , sehingga karena ATLANTA itulah, akhirnya rela diapa-apakan sama si pacarnya, buktinya? banyak sekali buktinya. Yang terjadi sekarang adalah orang cenderung menyalahkan cinta itu sendiri, tapi pacaran itu sendiri masih mengalami kerancuan dalam definisi bahkan dilegemetasi seperti sinetron PD dan sinetron lainnya agar terasa pacaran itu diperoblehkan dalam Islam.

5. Sebab Terjadinya Kemerosotan Moral Remaja

Muara permasalahan kemerosotan moral remaja ini dikarenakan dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor dari dalam diri sendiri yang menyebabkan hasrat penyimpangan, antara lain: 1. Kurangnya pemahaman agama Agama telah mengajarkan bagaimana akhlak dengan orang lain, baik terhadap yang lebih tua ataupun yang lebih muda. Demikian pula akhlak terhadap wanita dan tata pergaulan dengan teman sebaya. Juga mengajarkan mana yang boleh dilaksanakan dan mana yang tidak boleh. 2. Pola asuh orang tua yang salah Pola asuh adalah pola pendidikan yang diberikan orang tua pada anak-anaknya. Bila orang tua mendidik dengan terlalu mengekang ataupun sebaliknya terlalu permisif serba boleh akan menghasilkan anak yang berperilaku menyimpang. Misalnya menjadi anak yang tidak peka terhadap masalah sosial, suka mengganggu, atau cengeng, tidak mandiri. Ditambah lagi sekarang banyak orangtua yang sibuk kedua orang tua bekerja sehingga perhatian kepada anaknya sangat kurang Termasuk pola asuh adalah mendidik agama pada anak-anak sejak dini. 3. Kepribadian yang labil Kepriibadian yang utuh dan sehat merupakan salah satu modal utama untuk mencapai cita-cita. Sebaliknya kepribadian yang indekuat memunculkan sikap impulsif, agresif atau cenderung dekstruktif. Sedangkan faktor eksternal adalah adanya proses transformasi budaya. Indonesia yang pernah melaksanakan strategi kebijakan “open door policy” di bidang kebudayaan tampaknya amat merugikan kualitas sumber daya manusia Indonesia . Dengan adanya transformasi budaya dari luar inilah yang menyebabkan perubahan gaya hidup masyarakat yang tidak sehat dimana masyarakat kita mempunyai anggapan supaya dikatakan modern maka harus mengikuti gaya hidup barat . Padahal kalau kita perhatikan budaya dari negara Barat itu substansi dasarnya adalah : a. Budaya materialistik orientasi keduniaan, yakni orang dipacu mencari materi dan menikmati materi. b. Budaya permisivesness orientasi serba boleh , terutama masalah hubungan seks bebas dan pornografi

6. Pemecahannya dengan Etika Normatif