Penerapan metode problem solving pada pembelajaran akidah akhlak siswa kelas II
ANWARUL HUDA TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.I)
Disusun Oleh :
SUHERNI
(109011000034)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Suherni (NIM: f09011000034) Penerapan Metode Problem Solving dalam Pembelajaran Akidah Akhlak Kelas
II
MTs Anwarul Huda Tangerang.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui "Untuk Mengetahui Penerapan
Metode Problem Solving dalam Pembelajaran Akidah Akhlak di kelas
II
MTsAnwarul Huda TangerangS". Metode penelitian
ini
menggunakan metodepenelitian kualitatif Jan metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
uautun metode deskriptif. Yaitu penelitian yang bermaksud menggambarkan
gejala atau keadaan apa adanya, dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu.
Pada Penelitian ini, data yang penulis peroleh dari kepustakaan (library research), maupun data yang penulis peroleh dari lapangan' Pengamatan yang digunakan adaiah pengamatan non partisipatif, yaitu pengamatan dengan cara
pe-neliti tidak ikut tirjun langsung dalam kegiatan penelitian untuk mendapatkan
informasi. Kemudian menganalisis dan mengelaborasinya sehingga dapat
dijelaskan lebih gamblang dan mudah dipahami'
Data yang dikumpulkan dan disajikan dalam penelitian ini meliputi kurikulum, metode, eialuasi du, pror., pembelajaran Akidah Akhlak pada siswa kelas II MTs Anwarul Huda Tangerang.
Peneliti menyimpulkan Bahwa Pelaksanaan Metode Problem Solving pada pembelajaran Akidai aidrtat< pada materi "Menghindari Akhlak Tercela kepada
Diri Seniiri" dikelas II MTs sesuai dengan langkah-langkah Penerapan Metode Problem Solving pada Pelajaran Akidah Akhlak '
(7)
_.*?riF)i
Alhamdulillahirabbil'alamin, segala puji bagi Allah Tuhan Pemilik alam
dan seisinya, Allah yang Maha Kuasa terhadap segala sesuatu yang
diciptakan-Nya segala nikmat dan karunia-Nya, yang selalu mengalir, merupakan suatu
anugrah yang terindah dalam kehidupan ini, yang telah memberikan kemudahan
dan kelancaran segala urusan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,
yang merupakan tugas akhir mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
di
Universitas Islam Negri SyarifHidayatullah Jakarta tahun 2Ol5. Salawat dan salam semoga selalu tercurahkan
kepada
Nabi
Muhammad Saw, yang merupakan kekasihAllah
yang telah menunjukan kita kejalan yang diridhoi Allah SWT.Keberhasilan penulisan skripsi
ini
tidak terhindar dari motivasi danbantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis haturkan terimakasih yang
sebesar-bes arnya khususnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan baik moril maupun :
1.
Prof. Dr.Ahmad Thib Raya. MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan.
2.
Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam'3.
Ibu Hj. Marhamah Saleh, LC. MA Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.4.
Ibu Dra. Eri Rossatria, MA. Dosen Pembimbing Skripsi yang senantiasa sabarmembimbing, mengarahkan, dan memberikan motivasi kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini'
5.
Bapak Bahrissalim, MA Dosen Penasehat yang telah memberikan bimbingan dan arahan dari semester awal hingga akhir'6.
Bapak Rusmin Syukur S"Pd.I Kepala Sekolah MTs Anwarul Huda. yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian'(8)
dukungan dan do'a.
8.
Bapak dan Umi tercinta yanglelah memberikan kasih sayangyang tidak bisa dibalas dengan apapun, keberhasilan skripsi dan gelar sarjana ini penulis berikan untuk mereka.g.
Saudara-saudara tersayang Roni Maulana Dan Tedi Ariansyah yang selalu mendukung dan memberikan do'a.10. Sahabat-sahabat dan teman-teman yang selalu memotivasi dan memberikan
do'a untuk penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga amal
baik
semua pihak yang telahmembantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan dan
pahala dari Allah SWT.
Jakarta, l9 Januari 2015
Suherni
(9)
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
SURAT PERNYATAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ...
DAFTAR ISI ...
BAB
I
PENDAHULUANA.
Latar Belakang Masalah....B.
Identifikasi Masalah...C.
Pembatasan Masalah ..."....D.
Perumusan MasalahE.
Tujuan PenelitianF.
Manfaat PenelitianBAB
II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESISA.
Pembelajaran Akidah Akhlak di MTs AnwarulHuda....
91.
Pengertian Akidah 92.
Tujuan Mengajarkan Pembelajaran AkidahAkhlak
1l3.
Sumber-Sumber AkidahIslamiyah
tr 14.
Pengertian Akhlak 115.
Dasar dan TujuanAkhlak...
136.
PembagianAkhlak
13 Iu
tv
(10)
2.
Teori-Teori Pembelajaran AkidahAkhlak.,....
173.
Ciri-Ciri Pembelajaran AkidahAkhlak
174.
Tujuan Pembelajaran AkidahAkhlak
1l5.
Pembelajaran AkidahAkhlak
17C.
Penerapan Metode ProblemSolving
201. Pengertian Metode Problem
Solving
202. Teknik Metode Problem
Solving
243. Langkah-langkah Penerapan Metode Problem Solving
...
25 4. Keunggulan Metode ProblemSolving
26 5. Persiapan Metode ProblemSolving
27 6. Pelaksanaan Metode ProblemSolving
28 7. Keuntungan Metode ProblemSolving
29 8. Kelemahan Metode ProblemSolving
29 9. Manfaat Menggunakan Metode ProblemSolving
30BAB
III
METODOLOGI PENELITIANA.
Tempat dan WaktuPenelitian
31B.
SettingPenelitian
31C.
MetodePenelitian
3lD.
Teknik PengumpulanData
32E.
Sumber Data."...
32F.
InstrumenPenelitian
33 G. Pemeriksaan Keabsahan Data"...'.
34H.
AnalisisData
34(11)
BAB V
B.
Temuan HasilC.
Metode Pembelajaian Akidah Akhlak di MTs Anwarul HudaD.
Evaluasi Pembelajaran Akidah Akhlak MTs. Anwarul Huda 'KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan ...B.
Saran...5l 52
54 55
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
56
(12)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam era global sekarang ini, dibutuhkan manusia Indonesia yang berkualitas, yakni manusia yang dapat menghadapi segala tantangan di masa sekarang maupun yang akan datang. Sebagai konsekuensinya adalah pembaharuan dalam segala bidang, terutama dibidang pendidikan. Melalui pendidikan yang baik, peserta didik dimungkinkan untuk memperoleh berbagai macam bekal dalam menghadapi tantangan era global, yaitu peserta didik mempunyai kemampuan berpikir kritis, logis, cermat sistematis, kreatif dan inovatif.
Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan penting dalam menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan dan menggairahkan peserta didik. Dengan kondisi belajar yang menyenangkan bagi peserta didik, akan terbentuk interaksi yang baik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik adalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik disini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Bila hanya fisik
(13)
besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya anak didik tidak belajar, karena anak didik tidak merasakan perubahan didalam dirinya. Padahal belajar pada hakikatnya “perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktifitas belajar.
Kegiatan mengajar bagi seorang guru menghendaki hadirnya sejumlah anak didik. Berbeda dengan belajar. Belajar tidak selamanya memerlukan kehadiran seorang guru. Cukup banyak aktifitas yang dilakukan oleh seseorang di luar dari keterlibatan guru.
Mengajar pasti merupakan kegiatan yang mutlak memerlukan keterlibatan individu anak didik. Bila tidak ada anak didik atau objek didik, siapa yang diajar. Hal ini perlu sekali guru sadari agar tidak terjadi kesalahan tafsir terhadap kegiatan pengajaran. Karena itu, belajar dan mengajar merupakan istilah yang sudah baku dan menyatu didalam konsep pengajaran.
Biasanya permasalahan yang guru hadapi ketika berhadapan dengan sejumlah anak didik adalah masalah pengelolaan kelas. Apa, siapa, bagaimana, kapan, dan dimana adalah serentetan pertanyaaan yang perlu dijawab dalam hubungannya dengan masalah pengelolaan kelas. Peranan guru itu paling tidak berusaha mengatur suasana kelas yang kondusif bagi kegairahan dan kesenangan belajar anak didik. Setiap kali guru masuk kelas selalu dituntut untuk mengelola kelas hingga berakhirnya kegiatan belajar mengajar. Karena semua kegiatan itu guru lakukan tidak lain demi kepentingan anak didik, demi keberhasilan belajar anak didik.
Sama halnya dengan belajar, mengajar pun pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi. Lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Menurut Nana Sudjana mengatakan Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses memberikan bimbingan/bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar.
Peranan guru sebagai pembimbing bertolak dari cukup banyaknya anak didik yang bermasalah. Dalam belajar ada anak didik yang cepat
(14)
pelajaran yang diberikan oleh guru.
Dalam proses pembelajaran Guru sebagai motivator, motivasi merupakan salah satu asfek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya.
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah, bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Karena kesulitan peserta didik itu bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan.Paling sedikit ada tiga asfek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya, yaitu asfek intelektual, psikologis, dan biologis.
Ketiga asfek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah.Hal itu yang menjadi tugas cukup berat bagi guru dalam mengelola kelas dengan baik. Pengelolaan yang baik akan melahirkan interaksi belajar mengajar yang baik pula. Tujuan pembelajaran pun dapat di capai tanpa menemukan kendala yang berarti.Hanya sayangnya pengelolaan kelas yang baik tidak selamanya dapat dipertahankan, disebabkan pada kondisi tertentu ada gangguan yang tidak dikehendaki dengan datang tiba-tiba. Suatu gangguan yang datang tiba-tiba dan di luar kemampuan guru adalah kendala spontanitas dalam pengelolaan kelas.Dengan hadirnya kendala spontanitas suasana kelas biasanya terganggu yang ditandai pecahnya konsentrasi anak didik.
1
Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag. dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 38-39
(15)
dari agenda kegiatan guru. Semua itu tidak lain guna kepentingan belajar anak didik. Masalah lain juga selalu guru gunakan adalah masalah pendekatan. Hampir tidak pernah ditemukan dalam suatu pertemuan, seorang guru tidak melakukan pendekatan tertentu terhadap semua anak didik.Karena disadari bahwa pendekatan dapat mempengaruhi hasil kegiatan belajar mengajar.Oleh karena itu guru tidak sembarangan memilih dan menggunakan suatu pendekatan.
Kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan suatu metode memiliki peran yang penting. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penerapan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penerapan suatu metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri di dalam suatu tujuan. Metode yang dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar bermacam-macam.Penerapannya tergantung dari rumusan tujuan.Dalam mengajar, jarang ditemukan guru menggunakan satu metode, tetapi kombinasi dari dua atau beberapa macam metode.Penggunaan metode gabungan dimaksudkan untuk menggairahkan belajar anak didik.Dengan bergairahnya belajar, anak didik sukar untuk mencapai tujuan pengajaran.Karena bukan guru yang memaksakan anak didik untuk mencapai tujuan, tetapai anak didiklah dengan sadar untuk mencapai tujuan.2
Salah satu faktor yang menyebabkan tidak tercapainya penguasaan konsep adalah pembelajaran yang masih didominasi oleh penggunaan metode ceramah dan kegiatannya lebih berpusat pada guru. Aktivitas siswa dapat dikatakan hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Guru menjelaskan Akidah Akhlak hanya sebatas produk dan sedikit proses. Hal ini disebabkan oleh padatnya materi yang harus dibahas dan diselesaikan berdasarkan kurikulum yang berlaku, sehingga waktu yang tersedia tidak mencukupi. Padahal, dalam membahas Akidah Akhlak tidaklah hanya proses untuk membuktikan atau mendapatkan suatu teori atau hukum.
2
Syaful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), h. 1-3
(16)
yang terbentuk dari manifestasi pembangunan batiniah yang berhubungan dengan moral, akidah maupun ibadah. Mata pelajaran ini dipandang sebagai salah satu mata pelajaran yang baik untuk menyebarkan, mengenalkan, dan menanamkan akhlakul karimah, dan mendalami nilai-nilai religius, terutama mereka yang beragama islam.
Dari keterangan diatas menunjukan bahwa pembelajaran Akidah Akhlak mempunyai peranan baik dalam mewujudkan prilaku anak didik dalam bergaul disekolah maupun dilingkungan masyarakat.
Dalam islam, Akhlak memiliki posisi yang sangat penting, yaitu sebagai salah satu rukun agama islam. Dalam kaitan ini Rasulullah SAW pernah ditanya, “Beragama itu apa?” Beliau menjawab, “Berakhlak yang baik” (H.R. Muslim).
Akhlak memberikan peran penting bagi kehidupan, baik yang bersifat individual maupun kolektif. Tak heran jika kemudian Al-Qur’an memberi penekanan terhadapnya. Al-Qur’an meletakan dasar-dasar akhlak mulia. Demikian pula Al-Hadist telah memberikan porsi cukup banyak dalam bidang akhlak. Menurut satu penelitian, dari 60.000 hadist, 20.000 diantaranya berkenanan dengan akidah, sementara sisanya (40.000) berkenaan dengan akhlak dan muamalah. Ini dapat dijadikan bukti bahawa Al-Hadist, sebagaimana Al-Qur’an, sangat memperhatikan Akhlak.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW. “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling bagus Akhlaknya.” (H.R. At-Tirmidzi).
Nabi Muhammad SAW. pun mengabarkan bahwa orang yang paling sempurna diantara umatnya adalah yang paling baik akhlaknya. Dengan demikian, seyogyanya seorang muslim berusaha dan bersemangat untuk memiliki akhlak yang baik dan merujuk kepada Rasulullah SAW.dalam berakhlak.3
Oleh karena itu, guru sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya proses belajar mengajar harus memiliki kemampuan dan kreativitas dalam menyesuaikan materi yang diajarkan dengan
3
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, Disusun Berdasarkan Kurikulum Terbaru Nasional Perguruan Tinggi Agama Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h.23-24
(17)
sekaligus berpikir kreatif dalam menyikapi masalah yang ada. Salah satu metode tersebut adalah metode problem solving.
Melalui penerapan metode problem solving siswa dapat memecahkan masalah secara terstruktur dan bertahap sehingga diperoleh hasil pemecahan masalah yang tepat dan cepat. Kreatifitas siswa dalam memecahkan suatu masalah dapat diasumsikan sebagai proses berpikir, dimana siswa berusaha untuk menemukan hubungan-hubungan baru mengenai konsep dengan permasalahan yang dihadapi serta mendapatkan jawaban dari prosedur baru dalam memecahkan suatu masalah. Bagi bidang pendidikan bukanlah apa yang dihasilkan dari proses tersebut, tetapi keasyikan dan kesenangan siswa yang terlibat dalam proses tersebut.
Penerapan metode Problem solving ini merupakan salah satu pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Metode Problem solving ini adalah suatu pembelajaran inovatif yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap ilmiah sehingga siswa dapat mempelajarai pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memilki keterampilan untuk memecahkan masalah.
Problem solving ini dianggap tepat untuk pemahaman konsep karena dengan menggunakan pembelajaran ini siswa dapat menyelesaikan suatu masalah sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki.
Proses belajar yang baik adalah proses belajar yang dapat menambah pengalaman serta dapat mengubah sikap penguasaan konsep yang diharapkan. Untuk membentuk sikap siswa yang bermakna, maka diperlukan pengembangan metode pembelajaran yang dapat menanamkan akhlak yang mulia dalam bahan ajarnya.
Adapun peneliti menggunakan metode problem solving ini karena adanya beberapa faktor dalam pembelajaran yang kurang signifikan disekolah MTs ini dan pembelajarannya yang masih didominasi oleh penggunaan metode ceramah, jadi guru masih cenderung monoton penyampaian bahan ajarnya dalam pembelajaran.
(18)
karena diharapkan penelitian ini dapat mengungkap “Bagaimana Penerapan Pembelajaran Problem Solving dapat dijadikan penguasaan konsep siswa pada pokok materi Mata Pelajaran Akidah Akhlak.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas timbul beberapa permasalahan, yaitu:
1. Kurangnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Akhlak dengan menggunakan metode problem solving.
2. Metode yang digunakan guru cenderung monoton dan tidak menggunakan metode yang bervareasi.
3. Ada beberapa guru yang belum mampu menciptakan suasana pemberian materi yang menarik dan menyenagkan.
4. Pembelajaran yang masih didominasi oleh penggunaan metode ceramah dan kegiatannya lebih berpusat pada guru.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, maka ruang lingkup masalah yang dibatasi.
1. Yang dibahas dalam penelitian ini adalah metode problem solving.
2. Yang diteliti dibatasi pada mata pelajaran Akidah Akhlak Kelas VIII MTs Anwarul Huda Tangerang semester I, dengan Topik: “Menghindari Akhlak Tercela Terhadap Diri Sendiri”.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah di kemukakan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
“Bagaimana Penerapan Metode Problem Solving dalam Pembelajaran Akidah Akhlak kelas II MTs.”
(19)
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui “Bagaimana Penerapan Metode Problem Solving dalam Pembelajaran Akidah Akhlak kelas II MTs.
F. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang seluas-luasnya:
1. Dapat digunakan sebagai rujukan untuk penelitian lebih lanjut.
2. Dapat memberikan tambahan informasi dan pemikiran serta memberikan wawasan baru khususnya dalam penerapan metode problem solving pada mata pelajaran Akidah Akhlak.
(20)
9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Akidah Akhlak 1. Pengertian Akidah
Menurut bahasa, kata Akidah berasal dari Bahasa Arab ادقع٠دقعي٠دقع yang artinya mengikat atau mengadakan perjanjian. Adapun yang dimaksud dengan Aqad di sini adalah janji, baik janji kepada Allah, maupun janji kepada sesama manusia. Secara istilah, akidah adalah suatu pokok atau dasar keyakinan yang harus dipegang oleh orang yang mempercayainya.
Berdasarkan pengertian akidah di atas maka yang dimaksud akidah islam adalah pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini kebenarannya oleh setiap muslim, berdasarkan dalil-dalil naqli dan aqli.1
Aqaid adalah jamak dari akidah, artinya kepercayaan. Menurut syara’, kepercayaan (akidah) ialah iman yang kokoh terhadap segala sesuatu yang disebut secara tegas dalam Al-Qur’an dan hadits shahih, yang berhubungan dengan tiga sendi akidah Islamiyah, yaitu:
a. Ketuhanan, meliputi sifat-sifat Allah SWT, nama-namanya yang baik, dan segala pekerjaan-Nya.
1
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, Disusun Berdasarkan Kurikulum Terbaru Nasional Perguruan Tinggi Agama Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h.25
(21)
b. Kenabian (Nabuwwah), meliputi sifat-sifat nabi-nabi „alaihisallam, keterpeliharaan dalam menyampaikan risallah, beriman kepada kitab-kitab Allah.
c. Yang didengar, meliputi : 1) Alam rohani
2) Alam barzah
3) Kehidupan di alam akhirat.2
Akidah ialah sesuatu yang mengharuskan hati anda membenarkannya, yang membuat jiwa anda tenang tentram kepadanya dan yang menjadi kepercayaan anda yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.3
Menurut Abdul Ghani dalam bukunya al-Aqidatul Islamiyah wa Idiologiyatil Ma’ashirah, mengatakan bahwa akidah itu ialah keyakinan kepada hakikat yang nyata yang tidak menerima keraguan dan bantahan. Apabila kepercayaan terhadap hakikat sesuatu itu masih ada unsur keraguan, maka tidak disebut akidah.Jadi akidah itu kuat dan tidak ada kelemahan yang membuka peluang untuk dibantah.Oleh karena itu Hassan al-Banna dalam bukunya Akidah Islam mengatakan bila akidah sudah tertanam dengan benar dan kuat dalam jiwa, maka jiwa itu tenang dan tentram, bersih dari kebimbangan dan keraguan.
Hal ini amat penting, karena dari sinilah syariat dan pengalamannya muncul.Menurut M. Syaltut akidah merupakan pondasi yang di atasnya dibangun hukum syariat merupakan aktualisasi akidah.Oleh sebab itu hukum yang kuat adalah yang lahir dari akidah yang kuat.Tidak ada akidah tanpa syariat dan tak mungkin syari’at itu lahir jika tidak ada akidah.4
Akidah Islamiyah juga selalu berkaitan dengan Iman, seperti: Iman kepada Allah SWT, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya,
2
Muhammad Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:Rineka Cipta, 2008), cet 1. Hal.115
3
Syekh Hasan Al-Banna, Akidah Islam, (PT Alma’arif: 1992) Hal.9 4
Prof. Dr. H. A. Rahman Ritonga, MA, Akidah (Merakit Hubungan Manusia dengan Khaliknya Melalui Pendidikan Akidah Anak Usia Dini), (Amelia Surabaya: 2005), Cet.1, Hal.53
(22)
Nya, dan Hari Akhir.Untuk itu Allah SWT memerintahkan semua umat manusia agar menggunakan akal pikirannya dengan sebaik-baiknya, dan memperhatikan serta merenungkan segala ciptaan-Nya.Salah satu untuk berma’rifat (mengetahui), mengenal, dan mengimani sifat-sifat dan kekuasaan Allah SWT ialah dengan memperhatikan segala makhluk ciptaan-Nya.5
2. Tujuan Mengajarkan Akidah :
a. Memperkenalkan kepada murid akan kepercayaan yang benar, yang menyelamatkan mereka dari siksaan Allah Ta’ala.
b. Menanamkan Iman kepada Allah, para malaikat Allah, kitab-kitab Allah, Rasul-rasul Allah, qadha dan qhadar, dan hari akhir.
c. Menumbuhkan generasai yang kepercayaan dan keimanannya sah dan benar, yang selalu ingat kepada Allah.
d. Membantu murid-murid memahami tentang hakikat.6
3. Sumber-Sumber Aqidah Islamiyah :
Apabila diperhatikan dengan seksama bahwa sumber atau dasar Aqidah Islamiyah berupa Al-Qur’an dan as-Sunnah dan selain itu adalah fitrah tauhid yang dimiliki setiap manusia karena hidayah taufiqiyah dari Allah SWT. Dengan akal pikirannya akan menyadari bahwa dirinya itu makhluk dan hamba Allah SWT dan di samping itu manusia dengan qalb (hati-perasaan-intuisi-sirr) lebih dalam lagi seperti kaum sufi dalam meletakan landasan Aqidah Islamiyahnya.7
4. Pengertian Akhlak
Kata Akhlak berasal dari bahasa Arab Khuluq yang jamaknya akhlak
menurut bahasa, akhlak adalah perangai, tabiat, dan agama. Kata khalaq
5
Syaifuddin Zuhri & H. Syamsuddin Yahya, Metodologi Pengajaran Agama, (Semarang: 1999), Hal.88
6
Muhammad Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:Rineka Cipta, 2008), cet 1. Hal.116
7
Syaifuddin Zuhri & H. Syamsuddin Yahya, Metodologi Pengajaran Agama, (Semarang: 1999), Hal.90
(23)
yang berarti “kejadian”, serta erat hubungannya dengan kata Khaliq yang berarti “pencipta” dan makhluq yang berarti “yang diciptakan”.
Ibn Al-Jauzi menjelasakan (W. 597 H) bahwa al-khuluq adalah etika yang dipilih seseorang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Akhlak diartikan sebagai budi pekerti, watak, tabiat.
Imam Al-Ghazali (1055-1111 M) dalam Ihya Ulumuddin menyatakan: “Akhlak adalah daya kekuatan (sifat) yang tertanam dalam jiwa yang mendorong perbuatan-perbuatan yang spontan tanpa memerlukan pertimbangan pikiran.”Jadi akhlak merupakan sikap yang melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku dan perbuatan.8
Ilmu Akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik buruk, terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin.9
Akhlak juga dapat kita temukan dalam hadist yang sangat populer yang diriwayatkan oleh imam malik, yang artinya: “Bahwasanya aku
(Muhammad) diutus tidak lain untuk menyempurnakan akhlak mulia”.10
Kata Akhlak juga mengandung segi-segi persesuaian dengan khalaq serta erat hubungannya dengan khaliq dan makhluq.Dengan demikian kaka akhlaq menunjukan pada pengertian adanya hubungan baik anata khaliq dan makhluk yang diatur dalam agama.
Menurutibnumaskawihia menyebutkan bahwa:“Sikap yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.11
Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang.Dari sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku
8
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, Disusun Berdasarkan Kurikulum Terbaru Nasional Perguruan Tinggi Agama Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h.11-13
9
Drs. Barmawie Umary, Materia Akhlak, (CV Ramadhani, Solo: 1967), cet 1. Hal.1 10
Dr. H. Didiek Ahmad Supadie, M.M, Dkk, Pengantar Studi Islam, (Jakarta:Rajawali Pers, 2011), Cet.1, Hal.216
11
H. Abuddin Nata, MA, Pendidikan dalam Perspektif Hadist, (UIN Jakarta Press, 2005), cet 1. h.274
(24)
perbuatan seseorang, seperti sifat sabar, kasih sayang, atau sebaliknya pemarah, benci karena dendam, sehingga memutuskan tali silaturahmi.
Apabila akhlak dan tingkah laku perbuatan yang baik di dalam kehidupan seseorang itu, maka dia akan memperoleh hasil yang baik pula. Puncak dari semua akhlak yang mulia itu, kelak dikemudian Hari (Hari Akhirat) akan dinikmati oleh setiap ummatyang bertingkah laku dengan akhlak yang baik di dunia ini.12
5. Dasar dan Tujuan Akhlak
Pada dasarnya, tujuan pokok akhlak adalah agar setiap muslim berbudi pekerti, bertingkah laku, berperangai baik sesuai dengan ajaran islam.13
Akhlak bertujuan pula membentuk pribadi yang luhur dan mulia. Seorang muslim yang berakhlak mulia senantiasa bertingkah laku yang terpuji, baik ketika berhubungan dengan Allah SWT, dengan sesama manusia, makhluk lainnya, serta dengan alam lingkungan.
6. Pembagian Akhlak :
Dari segi sifatnya perbuatan yang sudah menjadi kebiasaan itu sejalan dengan ajaran islam yang bersumberkan al-Qur’an dan al-Sunnah, disebut akhlak terpuji, jika kebiasaan itu bertentangan dengan ajaran islam disebut akhlak tercela.14
Secara garis besar, akhlak dibagi dalam dua kategori, yaitu akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah.Yang dimaksud dengan akhlak mahmudah ialah segala macam sikap dan tingkah laku yang baik (terpuji).Dan sebaliknya segala macam sikap dan tingkah laku yang (tercela) disebut akhlak mazmumah.15
Adapun akhlak atau sifat-sifat mahmudah sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli akhlak, antara lain:
12
KH. Abdullah Salim, Akhlak Islam (Membina Rumah Tangga dan Masyarakat), (Jakarta Pusat: Media Da’wah, 1986), cet .1, Hal. 5-6
13
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, Disusun Berdasarkan Kurikulum Terbaru Nasional Perguruan Tinggi Agama Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h.25
14
Prof. Dr. H. A. Rahman Ritonga, MA, Akhlak Merakit Hubungan dengan Sesama Manusia, (Amelia Surabaya, 2005), cet 1, Hal.11
15
Dr. H. Didiek Ahmad Supadie, M.M, Dkk, Pengantar Studi Islam, (Jakarta:Rajawali Pers, 2011), Cet.1, Hal.224
(25)
1) Al-Amanah (setia, jujur dapat dipercaya) 2) Al-Sidqu (benar, jujur)
3) Al-Adl (adil) 4) Al-Afwu (pemaaf) 5) Al-Alifah (disenangi) 6) Al-Wafa (menepati janji) 7) Al-Ifafah (memelihara diri) 8) Al-Haya (malu)
9) As-Syajaah (berani) 10)Al-Quwwah (kuat) 11)As-Sabru (sabar)
12)Ar-Rahmah (kasih sayang) 13)As-Sakha’u (murah hati)
14)At-Ta’aun (penolong/tolong menolong) 15)Al-Islah (damai)
16)Al-Ikha (persaudaraan) 17)Al-Iqtisad (hemat)
18)Silaturahmi (menyambung tali persaudaraan) 19)Ad-Diyafah (menghormati tamu)
20)At-Tawadu’ (merendahkan diri) 21)Al-Ihsan (berbuat baik)
22)Al-Khusyu’ (menundukan diri) 23)Al-Muru’ah (berbudi tinggi)
24)An-Nazafah (memelihara kebersihan badan) 25)As-Shalihah (cenderung kepada kebaikan)
26)Al-Qana’ah (merasa cukup dengan yang ada)
27)As-Sakinah (tenang, tentram) 28)Ar-Rifqu (lemah lembut) 29)Anisatun (bermuka manis) 30)Al-Khair (kebaikan, baik)
(26)
32)At-tadarru’ (merendahkan diri kepada Allah) 33)Izzatun Nafsi (berjiwa kuat)
34)Dsb
Sedangkan yang termasuk akhlak mazmumah, antara lain: 1) Ananiah (egoistis)
2) Al-Bagyu (lacur) 3) Al-Bukhl (kikir) 4) Al-Buhtan (dusta)
5) Al-Hamr (peminum khamr) 6) Al-Khianah (khianat) 7) Az-Zulmu (aniaya) 8) Al-Jubn (pengecut) 9) Al-Fawahisy (dosa besar) 10)Al-Gaddab (pemarah)
11)Al-Gasysyu (curang dan culas) 12)Al-Gibah (mengumpat)
13)An-Namumah (adu domba) 14)Al-Guyur (penipu, memperdaya) 15)Al-Hasd 9dengki)
16)Al-Istikbar (sombong)
17)Al-Kufran (mengingkari nikmat) 18)Al-Liwat (homosex)
19)Ar-Riya (ingin di puji)
20)As-Sum’ah (ingin di dengar kelebihannya) 21)Ar-Riba’ (makan riba)
22)As-syikiriyah (berolok-olok) 23)As-Sirqah (mencuri)
24)As-syahwat (mengikuti hawa nafsu) 25)At-Tabzir (boros)
26)Al-Azalah (tergopoh-gopoh) 27)Qatlun Nafsi (membunuh)
(27)
28)Al-Makru (penipuan) 29)Al-Kazbu (dusta)
30)Al-Israf (berlebih-lebihan) 31)Al-Ifsad (berbuat kerusakan) 32)Al-Hiqdu (dendam)
33)Al-Gina (merasa tidak perlu kepada yang lain)16 34)Dsb.
B. Pembelajaran Akidah Akhlak 1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.17
Pembelajaran mengandung arti sebagai “Upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode, dan pendekatan kearah pencapaian tujuan yang telah direncanakan.”
Pembelajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing para peserta didik didalam kehidupannya, yakni membimbing dan mengembangkan diri sesuai dengan tugas perkembangan yang harus dijalani.
Jadi pembelajaran adalah suatu konsep dari dua dimensi kegiatan (belajar dan mengajar) yang harus direncanakan dan diaktualisasikan, serta diarahkan pada pencapaian tujuan atau penguasaan sejumlah kompetensi dan indikatornya sebagai gambaran hasil belajar.18
16
Drs.H. A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung; Pustaka Setia, 1997), cet V. hal.197-200
17
Dr. Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), cet.3, hal.57
18
Abdul Majid, M.Pd, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 4-5
(28)
2. Teori-Teori Pembelajaran :
a. Mengajar adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik di sekolah.
b. Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah.
c. Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.19
3. Ciri-Ciri Pembelajaran:
a. Rencana
b. Kesalingtergantungan c. Tujuan
4. Tujuan Pembelajaran :
Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri.
a. Untuk menilai hasil belajar b. Untuk membimbing siswa belajar c. Untuk merancang sistem pembelajaran
d. Untuk melakukan komunikasi dengan guru-guru lainnya dalam meningkatkan proses pembelajaran.
e. Untuk melakukan kontrol terhadap pelaksanaan dan keberhasilan program pembelajaran.20
5. Pembelajaran Akidah Akhlak
Dibawah ini macam-macam sifat yang harus kita hindari, agar dapat menjadi orang-orang yang bertaqwa dan berakhlak mulia kepada Allah dan Rasul-Nya.
19
Dr. Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), cet.3, hal.65
20
Dr. Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), cet.3, hal.75
(29)
a. Ananiah
Ananiah artinya keakuan atau egois, yaitu orang yang selalu mementingkan dirinya sendiri tanpa memperhatikan orang lain. Orang yang bersifat ananiah hidupnya tidak di ridhoi Allah dan Rasul-Nya dalam pergaulan pun tidak disenangi orang lain.
Sifat ananiah tidak sesuai dengan ajaran islam, sebab islam mengajarkan bahwa harus memperhatikan diri sendiri juga jangan melupakan orang lain selama diperlakukan dengan cara yang benar dan tidak berlebihan.
Firman Allah SWT:
“Tapi janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S. Al-An’am: 141).
b. Putus Asa
Putus Asa artinya habis atau hilang harapan.Putus Asa termasuk akhlak tercela.Orang yang Putus Asa merasa pada dirinya tidak ada harapan lagi.Allah dan rasul-Nya melarang kita untuk berputus asa.
Firman Allah dalam surah Yusuf ayat 87:
Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".
Jika ada perasaan Putus Asa pada diri kamu, hendaklah kamu sadari bahwa itu adalah bujukan setan.Setan selalu berusaha untuk menjerumuskan manusia ke lembah kesengsaraan.Oleh sebab itu, berusahalah untuk melawan bisikan setan itu.Hindarilah sifat Putus
(30)
Asa, karena akibatnya sangat buruk bagi kita baik di dunia dan di akhirat nanti.
c. Gadab
Gadab artinya marah, yaitu perasaan sangat tidak senang karena dihina, di perlakukan tidak baik, dan sebagainya.Orang yang sedang dihinggapi gadab sangat mudah dipengaruhi oleh tipu daya setan.
Gadab termasuk akhlak tercela. Allah dan Rasul-Nya melarang umat islam untuk menjadi seorang yang pemarah.
Dalam firman Allah SWT :
Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.
d. Tamak
Tamak disebut juga serakah.Orang yang tamak pikirannya selalu tertuju kepada bagaimana agar dapat mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya.Orang yang tamak biasanya pelit.Orang tamak akhir hidupnya di dunia menderita dan di akhirat mendapat azab yang pedih.
Orang yang tamak pada akhir hidupnya di dunia menderita dan di akhirat akan mendapat azab yang sangat pedih.
e. Takabur
Takabur artinya sombong. Oarang takabur memandang orang lain itu kecil dan rendah. Ia pun lupa bawa segala sesuatu yang ada pada dirinya adalah nikmat dari Allah.
Orang yang sudah terkena sifat buruk yang namanya takabur, ia bukan hanya membanggakan diri secara berlebihan, tetapi juga merendahkan orang lain. Semua orang dipandang rendah dan kecil.
(31)
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan.
Waktu Nabi Musa a.s. membawa Bani Israil ke luar dari negeri Mesir menuju Palestina dan dikejar oleh Fir'aun, mereka harus melalui laut merah sebelah Utara. Maka Tuhan memerintahkan kepada Musa memukul laut itu dengan tongkatnya. perintah itu dilaksanakan oleh Musa hingga belahlah laut itu dan terbentanglah jalan raya ditengah-tengahnya dan Musa melalui jalan itu sampai selamatlah ia dan kaumnya ke seberang. sedang Fir'aun dan pengikut-pengikutnya melalui jalan itu pula, tetapi di waktu mereka berada di tengah-tengah laut, Kembalilah laut itu sebagaimana biasa, lalu tenggelamlah mereka.
Jadi kesimpulan diatas bahwa kita sebagai orang islam hendaknya dapat menjauhi sifat-sifat tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Berbuatlah sebaliknya dan menanamkan sifat Akhlakul karimah.21
C. Pengertian Metode Problem Solving
1. Pengertian Metode Problem Solving
Kata metode berasal dari dua perkataan, yaitu meta dan bodos. Meta berarti “melalui” dan bodos “jalan”atau “cara”. Dengan demikian
metode dapat berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Selain itu, ada pula yang mengatakan bahwa metode adalah suatu sarana untuk menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin ilmu tersebut.22
Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar metode
21
Drs. H. Masan AF, M.Pd, Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kurikulum 2008 Kelas VIII, (Semarang: PT Karya Toha Putra,2009), cet.1. hal.56-66
22
Prof. Dr. H. Abuddin Nata,MA, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Gaya Media Pratama,2005), hal.143
(32)
diperlukan oleh guru dan pengguanaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Dalam kegiatan belajar mengajar guru tidak hanya terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi sebaiknya guru menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik perhatian anak didik.23
Selanjutnya jika kata metode tersebut dikaitkan dengan pendidikan islam, dapat membawa arti metode sebagai jalan untuk menanamkan pengetahuan agama pada diri seseorang sehingga terlihat dalam pribadi obyek sasaran, yaitu pribadi yang islami.
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Dengan demikian metode dalam rangkaian system pembelajaran memegang peran sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
Adapun kata lain metode merupakan cara untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan, keberadaan metode sangatlah penting dalam pendidikan, dimana dengan adanya metode dapat mempermudah pencapaian tujuan yang diharapkan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Metode pembelajaran berarti pilihan cara yang digunakan dalam proses pembelajaran. Berkaitan dengan ini, “Dewey” menekankan pada
penerapan metode langsung, spesifik, dan pengalaman-pengalaman yang mengesankan. Anak diyakini oleh “Dewey”, tentu menghadapi situasi-situasi konkret sedemikian hingga ia terpaksa mengerjakan sesuatu.
23
Syaful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), h.46
(33)
Menurutnya aktivitas anak didik di dalam kelas mestilah memfokuskan pada upaya penyelesaian masalah (problem solving), daripada ditekankan pada metode pemberian semua materi pelajaran secara verbal.24
Berdasarkan diatas bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya dan direalisasikan didalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya metode dalam pembelajaran tersebut diharapkan proses pentransferan ilmu pengetahuan akan lebih mudah dilakukan, sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih terarah dan memudahkan siswa dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan wawasannya.
Kata “problem” berasal dari Bahasa Inggris yang berarti masalah
(selanjutnya dalam tulisan ini digunakan kata “problem” yang diartikan
sebagai masalah atau soal). Masalah merupakan pertanyaan yang bersifat tantangan (challenge) dan tidak dapat dipecahkan secara prosedur rutin (procedur routine) yang sudah diketahui jawabannya. Disadari atau tidak, setiap hari kita harus menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan. Masalah tiap orang berbeda-beda, sesuatu hal merupakan masalah bagi seseorang tetapi belum tentu merupakan masalah bagi orang lain. Suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang untuk menyesaikannya. Contoh suatu soal diberikan kepada seorang anak dan anak tersebut langsung mengetahui cara menyelesaikannya dengan benar, maka soal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai masalah. Jika soal tersebut belum dapat diselesaikan secara langsung, maka hal itu merupakan masalah bagi anak tersebut.
Problem solving adalah belajar memecahkan suatu masalah. Pada tingkat ini anak-anak merumuskan memecahkan masalah, memberikan respon terhadap rangsangan yang menggmbarkan atau membangkitkan
24
Abd. Rahman Assegaf, Filsafat Pendidikan Islam, Pradigma Baru Pendidikan Hadhari Berbasis Integratif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal.119, cet.1
(34)
situasi problematik, yang mempergunakan berbagai kaidah yang telah dikuasainya.25
Menurut Depdiknas mengatakan bahwa metode problem solving
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dipercaya sebagai vehicle
(kendaraan/alat) untuk mengembangkan higher order thinking skills. Melalui proses problem solving, para siswa akan mampu menjadi pemikir yang handal dan mandiri.26
Metode problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis, dibandingkan, dan disimpulkan dalam usaha mencari jawabannya oleh peserta didik.27
Metode pemecahan masalah ini memiliki kelebihan yaitu dapat membuat situasi pengajaran disekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya yang berkaitan dengan dunia kerja.28
Metode pemecahan masalah (problem solving) merupakan cara memberikan pengertian dengan menstimulasi anak didik untuk memperhatikan, menela’ah dan berpikir tentang suatu masalah untuk selanjutnya menganalisis masalah tersebut sebagai upaya untuk memecahkan masalah. Dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai mencari data samapi menarik kesimpulan.29
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode
25
Syaful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), h.18
26
Drs. Lukmanul Hakim MPd, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung:CV Wacana Prima, 2009) hal. 49
27
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA, Perspektif Islam Tentang Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grouf, 2009), cet.1, hal.187
28
Abuddin Nata, Prsefktif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: 2009 Kencana Prenada Media Group), h.178
29
Syaful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), h.91
(35)
berpikir, sebab problem solving (belajar memecahkan masalah).30 Pada tingkat ini, siswa belajar merumuskan dan memecahkan masalah, memberikan rangsangan yang menggambarkan atau membangkitkan situasi problematic, mempergunakan berbagai kaidah yang telah dikuasainya.
Jadi yang dimaksud dengan Problem Solving dalam penelitian ini adalah hasil suatu masalah yang melahirkan banyak jawaban yang dihasilkan dari penelitian yang menghasilkan kesimpulan secara realistik. (Lawson, 1991:53)
2. Teknik Metode Problem Solving
Dalam pemecahan problem-problem baru yang dihadapi diperlukan kesanggupan untuk berpikir. Oleh sebab itu, sudah sewajarnya sekolah turut bertanggung jawab mempersiapkan siswa dengan menggunakan metode problem solving dalam mengajarkan berbagai mata pelajaran. Metode ini memusatkan pada murid. Jadi berbeda dengan metode ceramah yang mengutamakan Guru.
Metode ini telah mendorong anak untuk berpikir secara sistematis dengan menghadapkannya pada problem-problem. Jika anak-anak telah terlatih dengan metode ini, mereka diharapkan dapat menggunakannya dalam situasi-situasi problematis dalam hidupnya.
Keunggulan Metode Problem Solving
a. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan. b. Berpikir dan bertindak kreatif.
c. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis. d. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan. e. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
f. Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk men yelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
30
Drs. H. Ahmad Sabri, M.Pd. Strategi Belajar Mengajar, Micro Teaching, (PT. Ciputat Press, 2005), cet.1, hal.62
(36)
g. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.31
3. Langkah-Langkah Pelaksanaan dalam Metode Problem Solving
(Pemecahkan Masalah Ilmiah)
Menurut John Dewey, pada pokoknya langkah-langkah yang harus dicapai dalam memecahkan masalah sebagai berikut:
a. Menyadari adanya masalah: problem, kesulitan, sesuatu yang menimbulkan tanda tanya dalam pikiran kita yang biasanya kita hadapi sehingga kita merasa bimbang.
b. Memahami hakekat masalah dengan jelas; ketegasan dan kejelasan rumusan problem merupakan syarat untuk memecahkan masalah secara efisien.
c. Mengajukan hipotesis yaitu dugaan mengenai jawaban suatu masalah, tanpa bukti-bukti yang nyata.
d. Mengumpulkan data: untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis e. Analisis dan sintesis data: bahan yang dikumpulkan harus ditinjau
dan dianalisa secara kritis dan melihat hubungannya dengan pemecahan masalahnya.
f. Mengambil kesimpulan: berdasarkan data telah dikumpulkan dan dianalisis secara kritis dapat diuji kebenaran hipotesis.
g. Mencoba dan menerapkan kesimpulan: kebenaran kesimpulan bukan hanya berupa hasil pemikiran melainkan pula harus dibuktikan kebenaran di dalam perbuatan.
h. Mengevaluasi seluruh proses pemecahan masalah. 32
Menurut Ahmad Sabri, dalam bukunya Strategi belajar mengajar (micro teaching) yaitu:
a. Adanya masalah yang jelas untuk di pecahkan.
31
Hamdani, M.A, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h.84 32
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar (SBM), (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997) cet 1, h.74
(37)
b. Mencari data dan keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.
c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. d. Menguji kebenaran jawaban sementara dari masalah tersebut. e. Menarik kesimpulan.33
4. Persiapan Metode Problem Solving
a. Bahan-bahan yang akan dibahas terlebih dahulu disiapkan oleh guru. b. Guru menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan sebagai bahan pembantu
dalam memecahkan persoalan.
c. Guru memberikan gambaran secara umum tentang cara-cara pelaksanaannya.
d. Persoalan yang disajikan hendaknya jelas dapat merangsang siswa untuk berpikir.
e. Persoalan harus bersifat praktis dan sesuai dengan kemampuan siswa.34
Menurut Ramayulis, dalam bukunya metodologi pengajaran agama islam, bahwa ada beberapa persiapan dalam menggunakan metode problem solving yang harus disiapkan sebagai berikut:
a. Bahan-bahan yang akan dibahas terlebih dahulu disiapkan oleh guru. b. Guru menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan sebagai bahan pembantu
dalam memecahkan persoalan.
c. Guru memberikan gambaran secara umum tentang cara-cara pelaksanaannya.
d. Problema yang disajikan hendaknya jelas dapat merangsang siswa untuk berpikir.
e. Problema harus bersifat praktis dan sesuai dengan kemampuan siswa.35
33
Drs. H. Ahmad Sabri, M.Pd. Strategi Belajar Mengajar, Micro Teaching, (PT. Ciputat Press, 2005), cet.1, hal.62
34
Hamdani, M.A, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h.85 35
Prof. Dr. Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), cet.2, hal.204
(38)
5. Pelaksanaan Metode Problem Solving
Dalam bunkunya Prof. Dr. H. Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pembelajaran, bahwa pelaksanaan menggunakan metode problem solving
yaitu:
a. Dapat dilakukan dengan cara membagi siswa kedalam kelompok-kelompok antara 3-5 orang.
b. Menentukan pokok permasalahan yang harus dipecahkan, serta
c. Mendiskusikan dan memecahkan masalah tersebut melalui kegiatan pengumpulan data.
d. Menyusun hipotesis, e. Mengolah data,
f. Menguji hipotesis, dan g. Menarik kesimpulan.36
Menurut Ramayulis, dalam bukunya metodologi pengajaran agama islam bahwa pelaksanaan menggunakan metode problem solving sebagai berikut:
a. Guru melaksanakan secara umum tentang masalah yang dipecahkan. b. Guru meminta kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang
tugas yang akan dilaksanakan.
c. Siswa dapat bekerja secara individual atau berkelompok.
d. Siswa dapat menemukan pemecahannya dan mungkin pula tidak. e. Kalau pemecahannya tidak ditemukan siswa, hal tersebut didiskusikan. f. Pemecahan masalah dapat dilaksanakan dengan pikiran, kebiasaan,
pengalaman, diskusi, dan mencari bahan banding.
g. Data diusahakan mengumpulkan sebayak-banyaknya untuk analisis sehingga dijadikan fakta.
h. Membuat kesimpulan.37
36
Abuddin Nata, Prsefktif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: 2009 Kencana Prenada Media Group), h.188
37
Prof. Dr. Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), cet.2, hal.204
(39)
Menurut Hamdani, dalam bukunya strategi belajar mengajar bahwa pelaksanaan menggunakan metode problem solving sebagai berikut: a. Guru menjelaskan secara umum tentang masalah yang dipecahkan. b. Guru meminta kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang
tugas yang akan dilaksanakan.
c. Siswa dapat bekerja secara individual atau berkelompok.
d. Siswa dapat menemukan pemecahannya dan mungkin pula tidak. e. Kalau pemecahannya tidak ditemukan siswa, hal tersebut didiskusikan. f. Pemecahan masalah dapat dilaksanakan dengan pikiran.
g. Data diusahakan mengumpulkan sebanyak-banyaknya untuk analisis sehingga dijadikan fakta.
h. Membuat kesimpulan.38
6. Keuntungan Metode Problem Solving
a. Melatih siswa untuk menghadapi problema atau situasi yang timbul secara spontan.
b. Siswa menjadi aktif dan berinesiatif serta bertanggung jawab. c. Pendidikan di sekolah relevan dengan kehidupan.
d. Sukar sekali menentukan masalah yang benar-benar cocok dengan tingkat kemapuan siswa.39
Melatih siswa untuk menghadapi problema atau situasi yang timbul secara spontan.
Menurut Ramayulis, dalam bukunya metodologi pengajaran agama islam bahwa pelaksanaan menggunakan metode problem solving sebagai berikut:
a. Melatih murid-murid untuk menghadapi problema-problema atau situasi-situasi yang timbul secara spontan.
38
Hamdani, M.A, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h.85-86
39
(40)
b. Murid-murid menjadi aktif dan berinesiatif sendiri serta bertanggung jawab sendiri.
c. Pendidikan disekolah relevan dengan kehidupan.
d. Sukar sekali menentukan masalah yang benar-benar cocok dengan tingkat kemampuan siswa.40
7. Kelemahan Metode Problem Solving
a. Memerlukan waktu yang lama, artinya memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
b. Siswa yang pasif dan malas akan tertinggal.
c. Sukar sekali untuk mengorganisasikan bahan pelajaran.41
Siswa diharapkan dapat membangun pemahamannya tentang realita alam dan ilmu pengetahuan dengan cara merekontruksi sendiri “makna” melalui pemahaman pribadinya. Para siswa difasilitasi untuk menerapkan their existing knowledge melalui problem solving, pengambilan keputusan, dan mendesain penemuan.
Para siswa dituntut untuk berpikir dan bertindak kreatif dan kritis. Mereka dilibatkan dalam melakukan eksplorasi situasi baru, dalam mempertimbangkan dan merespon permasalahan secara kritis, dan dalam menyelesaikannya secara realistis.42
8. Manfaat menggunakan Metode Problem Solving
Dalam kehidupan disekolah maupun dimasyarakat guru telah membuktikan diri sebagai pemecah masalah (problem solving).Di sekolah, seorang guru mampu memberikan berbagai solusi untuk anak-anak.
40
Prof. Dr. Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), cet.2, hal.205
41
Hamdani, M.A, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h.84-86
42
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h.50
(41)
Berbagai persoalan yang tidak bisa ditangani oleh profesi lain, ternyata guru mampu.
Menjadi satu kebanggaan bagi seorang guru ketika melihat muridnya menjadi sukses. Guru tidak memiliki rasa cemburu. Justru dengan mempunyai murid yang sukses dapat dijadikan sebagai motivasi.43
Adapun kelebihan menggunakan metode ini diantaraya:
a. Metode Problem Solving merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami pelajaran.
b. Metode Problem Solving dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
c. Metode problem Solving dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
d. Metode problem Solving dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.44
9. Tujuan Menggunakan Metode Problem Solving
Dalam pemecahan masalah-masalah baru yang dihadapi perlu kesanggupan untuk berpikir, oleh karena itu tujuan dari metode ini diantaranya :
a. Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir. b. Agar mampu membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan
mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
c. Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kempuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.45
43
Najib Sulhan, Karakter Guru Masa Depan, (Surabaya: PT Temprina Media Grafika, 2011), cet I, h. 194-195
44
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi pada Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Group, 2006), h.220
45
Drs. H. Tayar Yusuf & Drs. Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), cet.2, hal.80
(42)
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis mengambil tempat di sebuah sekolah swasta, yakni MTs Anwarul Huda Tangerang-Banten. Alasan peneliti mengambil lokasi di MTs Anwarul Huda, karena peneliti mengajar disekolah yang sama dengan tempat penelitian. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini di mulai pada tanggal 19 September 2014.
B. Latar Penelitian (Setting)
Setting yang dipilih dalam penelitian ini adalah setting kelas. Penentuan setting ini membantu peneliti dalam merencanakan serta terjun mendekati subjek penelitian. Peneliti menggunakan 1 kelas yang berisi 36 (Tiga Puluh Enam) orang. Adapun kelas yang dijadikan tempat penelitian adalah kelas VIII (delapan), di MTs Anwarul Huda Tangerang-Banten.
C. Metode penelitian
Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif dan metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif. Yaitu penelitian yang bermaksud menggambarkan gejala atau keadaan apa adanya, dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu.1
1
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), cet. 10, h. 234.
(43)
D. Sumber Data
Sumber data utama penelitian ini adalah Guru Akidah Akhlak, pada penelitian ini, data yang penulis peroleh dari kepustakaan (library research), maupun data yang penulis peroleh dari lapangan. Pengamatan yang digunakan adalah pengamatan non partisipatif, yaitu pengamatan dengan cara peneliti tidak ikut terjun langsung dalam kegiatan penelitian untuk mendapatkan informasi. Kemudian menganalisis dan mengelaborasinya sehingga dapat dijelaskan lebih gamblang dan mudah dipahami.
Data yang dikumpulkan dan disajikan dalam penelitian ini meliputi kurikulum, metode, evaluasi dan proses pembelajaran Akidah Akhlak pada siswa kelas II MTs Anwarul Huda Tangerang.
E. Teknik pengumpulan data
Adapun cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi (Pengamatan)
Observasi (pengamatan) yang dilakukan dengan cara mengamati secara sistematik gejala-gejala yang terjadi di lapangan dengan mengamati proses pembelajaran siswa kelas II MTs Anwarul Huda Tangerang. Selama pembelajaran Akidah Akhlak berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan dimana peneliti berada di luar subjek. Dalam pengamatan ini peneliti tidak ikut terlibat langsung dalam kehidupan orang yang diobservasi, tetapi secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (peneliti) untuk memperoleh peneliti untuk memperoleh informasi dari pihak yang diwawancarai yaitu guru Akidah akhlak, kepala/wakil sekolah, dan murid berkaitan dengan masalah yang diteliti mengenai Penerapan Metode Problem Solving pada Pembelajaran Akidah Akhlak di Kelas II MTs Anwarul Huda Tangerang. (pedoman wawancara dan hasil wawancara terlampir).
(44)
3. Dokumentasi
Adapun dokumentasi diperkuat untuk memperkuat data yang sudah peneliti dapatkan. Untuk menggambarkan keadaan sekolah yang dijadikan tempat penelitian yaitu MTs Anwarul Huda Tangerang. Dokumentasi yang peneliti lakukan adalah dengan mengumpulkan data dengan menggunakan dokumen-dokumen berikut ini:
a. Data profil sekolah
b. Data staf pengajar dan karyawan c. Brosur sekolah (Bila ada)
F. Sumber Data
1. Sumber Primer
Sumber primer yang dimaksud disini adalah sumber yang berasal dari seseorang atau lebih, informasi-informasi penelitian diperoleh. Adapun sumber-sumber tersebut peneliti dapatkan dari:
a. Guru Akidah Akhlak
Guru Akidah Akhlak adalah salah satu sumber yang akan memberikan informasi kepada peneliti yang menyangkut semua hal yang berkaitan dengan peran guru dalam proses belajar siswa serta segala hal yang berkaitan dengan bagaimana penerapan metode problem solving pada pembelajaran akidah akhlak di kelas II MTs Anwarul Huda Tangerang. b. Kepala/Wakil Kepala Sekolah
Peneliti akan memperoleh beberapa informasi dari kepala sekolah/wakil kepala sekolah mengenai bagaiamana penerapan metode problem solving pada pembelajaran akidah akhlak di kelas II MTs anwarul huda tangerang.
c. Para Siswa
Untuk mendapatkan respon dari siswa kelas II MTs mengenai bagaimana penerapan metode problem solving pada pembelajaran akidah akhlak dikelas II MTs Anwarul Huda Tngerang.
(45)
2. Sumber Sekunder
Sumber sekunder adalah sumber yang berasal dari buku-buku tentang Penerapan Metode Problem Solving pada Pembelajaran Akidah Akhlak dan tentang petunjuk-petunjuk pelaksanaan penelitian kualitatif, serta buku Pedoman Penulisan Skrifsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
G. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memiliki beberapa instrumen yang dikembangkan menjadi instrumen penelitian yang sederhana yang dapat melengkapi data hasil penelitian.
Adapun penelitian tersebut antara lain;
1. Pedoman observasi atau pengamatan (observation) 2. Pedoman wawancara (interview guide)
3. Pedoman dokumentasi ( check list)
4. Field note berfungsi untuk mencatat data hasil observasi dan wawancara. 5. Kamera.
H. Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi.
Menurut Lexy J Moleong: “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pebanding terhadap data itu”.2
1. Triangulasi
Proses analisis data dengan teknik ini dimaksudkan untuk mendapatkan keabsahan data dengan cara mengecek dan membandingkan
2
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), cet.27. hal.330
(46)
data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara maupun dokumen terkait.
2. Triangulasi Metode
Yaitu dengan melakukan pengecekan drajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data (observasi, wawancara dan dokumentasi) dan juga melakukan pengecekan drajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. 3. Tringulasi Teori
Yaitu dengan membandingkan hasil temuan peneliti dengan teori yang ada di bab II dan laporan hasil penelitian akan disertai dengan penjelasan guna meningkatkan derajat kepercayaan yang diperoleh.
I. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa langkah, dimulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
1. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, peneliti membuat catatan data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi yang merupakan catatan lapangan yang terkait dengan pertanyaan dan tujuan penelitian.
2. Reduksi Data
Setelah data terkumpul, peneliti melakukan proses analisis data yang di mulai dengan menela’ah seluruh data dari berbagai sumber yakni observasi, wawancara, studi dokumentasi,. Setelah dibaca dan dipelajarai, selanjutnya adalah mengadakan reduksi data yang berkaitan erat dengan proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstrasikan , dan mentrasformasikan data mentah yang diperoleh dari penelitian.
3. Penyajian Data
Setelah melalui reduksi data, maka langkah selanjutnya yaitu penyajian data yang berbentuk teks naratif yang menceritakan panjang lebar temuan
(47)
penelitian. Teks naratif ini bisa dialihkan dengan bentuk gambar, bagan dan tabel.
4. Penarikan Kesimpulan
Setelah data yang dikumpul direduksi kemudian disajikan, maka langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Penarikan kesimpulan ini tidak lepas dari fenomena permasalahan yang diteliti.3
3
Kadir, dkk, Pedoman Penulisan Skrifsi FITK, (Jakarta:2011), h.70-71, tidak dipublikasikan.
(48)
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Sekolah, Guru, dan Siswa
a. Sejarah Berdirinya MTs Anwarul Huda Tangerang
Jl. Raya Rancaiyuh Kp. Nangela Rt/Rw 02/01 Kec. Legok Kab. Tangerang sejak Tanggal 29 juli 2005 diberikan izin Oprasional dengan setatus terdaftar (terakreditasi B) , serta mendirikan Yayasan Pendidikan Anwarul Huda pada tahun 2004. Pada tahun 2004 Yayasan Anwarul Huda sudah mengelola Madrasah Tsanawiyah dari sekolah-sekolah lain. Walaupun muridnya kebanyakan berasal dari kalangan bawah, ternyata banyak diantara mereka yang sudah berhasil di berbagai bidang yang digelutinya.
Berdirinya MTs Anwarul Huda ini didasari oleh adanya keinginan untuk dapat memberikan layanan, pendidikan secara spesifik bagi anak-anak yang kurang mampu. Selain itu, juga adanya kebutuhan atau permintaan dari beberapa calon orang tua murid. Akhirnya, setelah itu Ibu dan Bapak Guru bertemu dengan pengurus Yayasan Anwarul Huda Tangerang untuk melakukan presentasi dengan mengajukan proposal dan akhirnya setelah ketua yayasan memberikan persetujuan, maka mulai tahun ajaran 2004/2005, tepatnya 29 Juli 2005, secara resmi Mts Anwarul Huda berdiri dan memulai aktivitas pendidikannya.
(49)
Pada awal tahun pertama berdiri, sekitar hampir 1 semester, jumlah murid MTs Anwarul Huda hanya berjumlah 30 (tiga puluh) anak. Kemudian saat memasuki semester kedua, jumlah murid bertambah menjadi 60 (enam puluh) anak. Bertambahnya jumlah murid tersebut terus berlangsung seiring bertambahnya usia MTs. Hingga saat ini, ketika usia MTs Anwarul Huda telah mencapai 10 tahun, jumlah muridnya sebanyak 230 anak, dengan karakter yang berbeda-beda, dan jika awalnya MTs Anwarul Huda hanya memiliki 10 orang guru, kini telah bertambah menjadi 23 orang guru.1
Table 1
Data Formal Sekolah Mts Anwarul Huda Tangerang.
No. Item Keterangan
1. Nama Sekolah Mts Anwarul Huda
2. Alamat Jl. Raya Rancaiyuh Kp. Nangela
Rt/Rw 02/01 Kec. Legok Kab. Tangerang Banten.
3. Telepon (085697267114)
6. Status Terakreditasi B
7. Izin Operasional SK Kepala MTs Anwarul Huda Tangerang Banten Nomor: 009/ YAPIAH/VIII/2005.
8. Didirikan 29 Juli 2005
9. Penggagas Daming S.Pd. I & Rusmin Syukur S.Pd.I
10. Kepala Sekolah Rusmin Syukur S.Pd.I 11. Ka. Program Kurikulum M. Anen Hermawan S.Pd
12. Pendiri KH. Syukri
13. Nama Yayasan Anwarul Huda
1
Profil Sekolah Mts Anwarul Huda Tangerang Banten, Pada Tanggal 19 September 2014.
(50)
14. Alamat Yayasan Jl. Raya Rancaiyuh Kp. Nangela Rt/Rw 02/01 Kec. Legok Kab. Tangerang Banten
b. Visi dan Misi di MTs Anwarul Huda Tangerang
MTs Anwarul Huda memiliki visi sebagai berikut: 1) Menciptakan anak didik yang cerdas
2) Menciptakan anak didik yang berkualitas 3) Menciptakan anak didik yang beriman
4) Menciptakan anak didik yan bertaqwa kepada Allah SWT. Dalam menghadapi semua problema kehidupan.
MTs Anwarul Huda memiliki Misi sebagai berikut:
1) Untuk menjadikan anak didik yang berakhlaqulkarimah dan beramal soleh
2) Mengembangkan kompetensi siswa untuk berkopentisi dalam kehidupan.
3) Menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik, sehingga menjadi insan yang berkarakter, mandiri dan bertanggung jawab.
4) Menciptakan suasana belajar yang dilandasi oleh sikap-sikap inovatif dan produktif.
5) Mengembangkan sikap dan perilaku peserta didik yang dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
c. Tujuan Pendidikan di MTs Anwarul Huda
Secara umum sekolah MTs Anwarul Huda ini bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa/siswi MTs untuk dapat mengembangkan potensi diri secara optimal dalam lingkungan masyarakat.
(51)
Secara khusus, MTs Anwarul Huda bertujuan untuk:2 1) Membangun akhlak yang mulia.
2) Agar peserta didik mampu mengembangkan potensinya.
3) Membantu peserta didik dalam upaya meningkatkan prestasi belajarnya.
4) Memberikan pelayanan yang baik kepada siswa, sehingga mampu berkembang secara optimal.
d. Program Pelayanan di MTs Anwarul Huda:
1) Memberikan keringanan biaya terhadap siswa yang kurang mammpu.
2) Memberikan fasilitas yang baik kepada semua siswa
3) Memberikan bantuan kepada anak yatim dan kurang mampu.
e. Sarana dan Prasarana di MTs Anwarul Huda
Letak MTs.Anwarul Huda Tangerang berlokasi di Jl.Rancaiyuh No 45 Kp Nangela Rt/Rw 02/01 Legok Tangerang. Sekolah ini berdiri pada tahun 2004/2005 di bawah naungan Yayasan Anwarul Huda, dan berdiri diatas lahan seluas ± 2065 m. dalam sebuah lembaga pendidikan sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena semua ini tidak akan berjalan tanpa didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Adapun secara keseluruhan sarana dan prasarana yang dimiliki Sekolah MTs Anwarul Huda Tangerang, yaitu MTs Anwarul Huda memiliki 1 buah Gedung Sekolah yang letaknya lumayan cukup strategis, ruang belajar di Mts ini memiliki 7 ruang, ruang kantor kepala sekolah 1 ruang, ruang guru 2 ruang, ruang TU 1 ruang, ruang serba guna 1 ruang, ruang perpustakaan 1 ruang, ruang gudang 1 ruang, ruang tunggu 1 ruang, ruang tunggu 1 ruang, kemudian WC di MTs ini hanya memiliki 4 buah ruang yang terkadang kurang cukup, sehingga siswa-siswa MTs ini jika ke WC
2
(52)
harus bergantian mengantri di karenakan WC di MTs ini sangat terbatas, kemudian keran tempat wudhu juga sangat terbatas sehingga pada saat ingin melaksanakan shalat Asar di masjid harus mengantri, menunggu dan bergantian. MTs ini juga memiliki 1 buah Masjid dan masjid ini juga kurang begitu besar sehingga terkadang sebagian Guru MTs harus bergantian untuk melaksanakan shalat Asarnya. MTs ini juga memiliki 1 ruang Dapur tetapi dapur ini kurang terlihat rapi dan bersih sehingga jika ingin membuat kopi atau membuat teh harus di kantin. Lapangan parkir MTs ini juga memiliki 1 buah dan lapangan parkir ini juga untuk semua siswa dan guru-guru di MTs ini yang mempunyai kendaraan. Selanjutnya lapangan olahraga di MTs ini hanya memiliki 1 buah saja karena posisi sekolah ini sangat dekat juga dengan bangunan masyarakat disekitarnya.3
Selanjutnya untuk menunjang bakat siswa dan keterampilan, MTs Anwarul Huda juga menyiapkan berbagai kegiatan-kegiatan untuk menunjang program akademik yaitu kegiatan ekstrakulikuler, antara lain:
a) Pramuka b) Olah raga c) Kesenian d) Keterampilan
Sementara untuk kegiatan tambahan yang dilaksanakan adalah: a) Hari Kartini
b) Hari Pendidikan Nasional c) Ramadhan
d) Kemping
e) Perpisahan/ Kelulusan f) Family Gathering g) Karya wisata
h) Lomba Berprestasi (diluar Sekolah)
3
(1)
Nama
:
Kelompok
:
Kelas
:
Aspek
Penilaian
Indikator
Deskriptor
Skor
Tema
Guru Total
Skor
Nilai
Penalaran
Komunikasi
lisan
9.
Komunikatif
10.
Ketepatan
jawaban
1
1
Komunikasi
tulis
11.
Mudah
dipahami
12.
Ketpatan
jawaban
1
2
E.
Rubric penilaian terhadap pengembangan karakter siswa
Nama
Siswa
Rasa
Hormat
&
Perhatian
Tekun
Berani
BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
MK
Keterangan :
BT = Belum terlihat
MT = Mulai terlihat
MB = Mulai berkembang
MK = Membudaya konsisten
Mengetahui
Tangerang ,...2014
Kepala MTs Anwarul Huda...
Guru Mata Pelajaran
Rusmin SY. S,Pd.I.
Suherni, S,pd.I
(2)
U.II
REFRENSIt -
Nama
:SuherniJudul
Skripsi
: Penerapan Metode Problem Solving pada Mata Pelajaran Akidah Akhlakkelas
ll
MTs Anwarui Huda Tangerang. DosenPembimbing
: Dra. Eri Rossatria,MA.
No Nama Buku
Paraf
1 Muhamrnad Abdul Qadir Ahmad, Metoclologi Pengcjaran Agama
Isl am, (Jakarta:Rineka C ipta,2008).
/
2. Ahnradi, Abu dan Prasetya, Joko Tri.Strulegi Belajor Mengcjar(SBM), (Bandung: CV. PLrstaka Setia, 1997).
,L
Syekh Hasan Al-Banna, Akidah Islant, (PT
Alma'arif:
1992)I
{./\
4. Rosihon Anwar, .Akhlak Tasatvuf, Disusun Bert{asarkan Kurikulunt
Terbaru I'lasional Perguruan Tinggi Agama Islam, (BandLrng: Pustaka Setia,2010).
1f
5. Assegaf, Abd. Rachman.Filsafat Penclidikan Islam, (Jakarta: PT Raia Grafindo Persada, 201
l).
/
6. Syaful Bahri Djamarah dan Asrvan Zain. (Jakarta : Rineka Cipta, Gz.rrzr,(Bandung: 2409).
Strategi Be laj ar Mengaj or, PT Rernaja Rosdakarya,
7. Haki m, Lukmanu l.P e re n c an a an P e nt b e laj ara n, (Bandung : CV
Wacana Prima, 2009).
/l
K8. Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT
Bumi
Aksara,2009).,/
9. Hanrdani, M.A.Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia,
(3)
10. Maj id, Abdul, S.A g., M.P d. P e re n c an a on P e mb el ai a ran
Mengembangkan
Standar
Kompetensi (Semarang: PT Karya Toha Putra,2009).l1 Majid, Abdr-rl, M.Pd.Strategi Pentbelajaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2013).
,y
12.
M"trr,
AR Pendidikan Agattta Islam, Akidah Akhlak MadrasahTsanawiyah Kelas
VIII,Media
Group 2009).r
13. Mustofa, A. AkhlakTasatvuf, (Banclung; Pustaka Setia, 1997).
,L
t4. N*uiion,
M.A.
Berbagcri Penclekotun clulatn Prose.s Belaior clunMengajar, (Jakarla: PT BLrmi Aksara, 201
l).
,I
15. Abuddin Nata,
M,A.
Filsc(ht Penclitlikun Islctnt, (Jakarta: CayaMedia Pratama, 2005).
I
16. Abuddin Nata, MA.Penclidikon dolctm Perspektif Hariist, (UIN
Jakarta Press, 2005).
(
17. Abuddin Nata, Prse/ktif Islam Tentcutg Strategi Pembelaioran,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Crottp, 2009).
tI
l-18. Hamalik Oemar, Kurikulum tlan Pe mbelairan, (Jakarta: Burni
Aksara,200l).
Uj
/t
19. Ramayulis, Metoclologi Pengajaran Agarna Islatn, (Jakarta: Kalarn
Mulia,
1994)./c
u
24.
A.
Rahman Ritonga, MA, Akiduh (Merakit Hubungon Manusict clengan Khaliknya Melalui Pencliclikan Akiclah Anak Usia Dini),(Amelia Surabaya: 2005).
I
2t ehmad Sabri, M.Pd. Strcrtegi Belajar Mengciar,
Micro
Teaching,(4)
22. Abdullah Salim, Akhlak Islam (Mernbina Rumah Tangga dan Masyaraka t), (J akarta Pusat: Medi a Da' wah, I 986).
f
/.).
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi pada Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Group, 2006).,f
24. Najib Sulhan, Karakter Guru Masa Depan, (Surabaya: PT Temprina Media Grafika, 2011).
25. Didiek Ahmad Supadie,
M.M,
Dkk, Pengantar Studi Islam,(Jakarta:Rajarvali Pers, 201
l).
,I
26. Barmarvie Umary, Materia Akhlak,
(CV
Ramadhani, Solo: 1967)./f
27. Made Wena, Strategi Pembelajat'an Inovatif Kontemporer, (Jakarta:BumiAksara,2011).
tI
28. Tayar Yusuf
&
SyaifLrl Anwar. Metoclologi Pengajaran Agama clanBahasa Arab, (Jakarta: PT Raja Crafindo Persada, 1997).
,f
29. Syaifuddin Zuhri&
H. Syamsuddin Yahya, fuletoclologi PengajaranAgama, (Semarang: I 999)
(5)
XETUEruTCRIAN AGAMA UIN
JAKARTA
FITK
Jl. tr. H. Juanda No 95 Ciputat 1 5412 lndonesia
Nomor : Un.01/F.1/KM.01 .31..."'12014
Lamp.',
Outline/ProPosalHal
:Permohonan
lzin
Penelitian
Jakarta, 3 SePtember 2014
Kepada Yth.
Kepala Sekolah di Mts Anwarul Huda di
Tempat
Assal am u' al aiku m w r.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama NIM
: Suherni
:109011000034
Jurusan
:
PAISemester
:Xl
(Sebelas)Judul
skripsi
:
PENERAPAN
METODE PROBLEM
SOLVING
DALAMPEMBELAJARAN AKIDAH
AKHLAK
DI MTS ANWARUL HUDA TANGERANG'adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jaka.rta.yang
sedang
,"ny,,,n
skripsi, dgn
.akan
mengadakan penelitian
(riset)
diinstanii/sekolih/madrasah
yang Saudara pimpin'Untuk
itu
kami
mohon
Saudara
dapat
mengizinkan nrahasiswa
tersebuimelaksanak':n peneliiian ciimaksuci'
Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih'
Wassal am u' al aiku m wr.wb.
Agama lslam
, M.Ag
198703 1 00s Tembusan:
1.
Dekan FITK2.
Pembantu Dekan Bidang Akademik3.
Mahasiswa Yang bersangkutanNo-Dokumen
:
FITK-FR-AKD-082FoRM
(FR)
Tg[fem-:1Maret2010
ffiHoNAN
lzlN
PENELITIAN
"\
,{4
l,.|i(6)
KEMENTERIAN AGAMA
@
UINJAKARTA
i:iE-rt
I
FITKL- I:Ji Jt. tr. H. Juanda No gS ciputat 15412 tndonesia
FORM
(FR)No. Dokumen
:
FITK-FR-AKD-081 Tgl.Terbit :
1 Maret 2010No.
Revisi: :
01Hal 1t1
SURAT BIMBINGAN
SKRIPSI
Nomor : Un.Ol/F. 1/KM.01.3/0 I 1612015
Hal
: Bimbingan SkripsiJakarta,l9 Januari 2015
Kepada Yth.
Dra. Eri Rossatria,
MA
Pembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
/ 1 t , :, - ,,- --- ---L
A.\.\ UtUill U Ut U I 11 U lll W r. W U. (materilteknis) penulisan
Nama
NIM
JurusanSemester
Judul Skripsi
Akhlak
kelasII
skripsi mahasiswa:
Suherni
r 0901 1 000034
PAI
XII
Penerapan Metode Problem Solving dalam Pembelajaran Akidah MTs Anwarul Huda Tangerang.
Dengan
ini
diharapkan kesediaan Saudarauntuk menjadi
pembimbingVII
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 19 Desember 2012, abstraksi/oztline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi
Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang
selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudarq kami ucapkan terinla kasih.
Was s alamu' alaikum wr.w b.
a.n. Dekan
Kajur ikan Agama Islam
Wr.
NIP
I Majid Khon, M.Ag
Tembusan: