Tahapan Pelaksanaan B. Perbaikan Regulasi dan Perizinan
Bismillahirrahmanirrahim Assalamu ’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Saudara-Saudara Sebangsa dan Setanah Air yang saya cintai, Tepat iga tahun yang lalu, 20 Mei 2008, keika kita memperingai Satu Abad Kebangkitan Nasional, saya
menyampaikan pesan kebangsaan berkaitan dengan masa depan Indonesia. Saya katakan waktu itu bahwa Indonesia bisa menjadi Negara Maju
Developed Naion di Abad ke-21 ini. Dengan tema besar “Indonesia Bisa”, kita berikrar dan bersumpah untuk terus bersatu dan bekerja keras guna meningkatkan kemandirian,
daya saing dan peradaban bangsa yang unggul dan mulia, sebagai prasyarat menuju Negara Maju di Abad ke- 21 yang penuh dengan tantangan sekaligus peluang.
Kemudian, kita masih ingat, segera setelah bangsa Indonesia memperingai 100 tahun Kebangkitan Nasional kita, dunia mengalami krisis ekonomi yang serius, yang memukul perekonomian semua bangsa. Ekonomi negara-
negara maju runtuh, dan dunia segera mengalami “The Second Great Depression” yang mencemaskan. Namun, dengan pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa, dan dengan kesigapan dan kerja keras kita semua, Indonesia dapat
meminimalkan dampak krisis global tersebut, dan perekonomian kita selamat. Episode sejarah ini membukikan bahwa ternyata Indonesia BISA mengatasi krisis, dan Indonesia lulus dari ujian yang berat itu.
Dalam sebuah acara silaturrahim dengan pelaku dunia usaha jajaran Kadin, di Jakarta, 10 September 2009, saya mengajak dunia usaha di tanah air untuk makin bersinergi dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.
Dengan bahasa terang saya sampaikan bahwa misi besar kita 5 tahun mendatang 2010 – 2015 adalah melakukan
“debotlenecking”, percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi nasional. Jika iga pekerjaan utama itu dapat kita laksanakan, maka ekonomi akan tumbuh makin inggi, lapangan pekerjaan akan makin
tercipta dan kemiskinan akan makin dapat kita kurangi. Sementara itu, keika saya menyampaikan Kuliah Umum Dies Natalis ITS di Surabaya tanggal 14 Desember
2010, saya mengajak bangsa Indonesia untuk membangun opimisme dan keyakinan diri bahwa Indonesia bisa menjadi
Emerging Economy 15 tahun mendatang. Saat ini saja sudah banyak lembaga dan pengamat pada ingkat dunia yang meramalkan Indonesia, yang kini menjadi salah satu anggota G-20, akan “segera”
menjadi Emerging Economy. Pada kesempatan di ITS, Surabaya, itulah pertama kali secara komprehensif
saya sampaikan kepada publik agenda percepatan dan perluasan ekonomi Indonesia, termasuk kontribusi teknologi dan inovasi nasional yang diperlukan, yang kemudian menjadi kandungan utama dalam MP3EI ini.
Semua yang saya sampaikan ini iada lain adalah untuk membangun keyakinan dan kepercayaan diri kita sebagai bangsa, bahwa Indonesia sungguh BISA untuk membangun masa depannya yang lebih baik. Tentu
saja, sebagaimana yang sering saya ingatkan, idak pernah ada jalan yang lunak untuk mencapai cita-cita yang besar. Ambisi kita untuk meningkatkan pembangunan ekonomi secara signiikan mesi diawali dengan strategi,
kebijakan dan rencana yang baik dan jelas, kemudian dijalankan secara bersama dengan upaya yang gigih dan sungguh-sungguh, serta dibarengi dengan kepemimpinan semua penyelenggara negara yang efekif dan
dedikaif.
Saudara-saudara, Republik Indonesia adalah negara yang dikarunia dengan hampir semua prasyarat untuk mampu menjadikan
dirinya sebagai kekuatan besar perekonomian dunia. Dengan kekayaan sumber daya alam, jumlah penduduk yang besar dan produkif, serta akses yang strategis ke jaringan mobilitas global, Indonesia mempunyai
aset dan akses yang mendukung terwujudnya bangsa ini sebagai kekuatan yang diperhitungkan dalam tata
pergaulan antar bangsa. Perspekif ini didukung oleh banyak lembaga internasional dan oleh karenanya kita harus mampu membukikan kepada masyarakat dunia bahwa Indonesia memang layak dan berkemampuan untuk menjadi
big player dalam perekonomian global. Sebagaimana kita seksamai bersama langkah-langkah pembangunan yang kita laksanakan sejak kemerdekaan 66 tahun yang lalu telah jauh membawa kemajuan dan
perbaikan di berbagai bidang. Keberhasilan tersebut dicerminkan diantaranya dari semakin meningkatnya taraf kehidupan dan kesejahteraan masyarakat, berkurangnya angka kemiskinan, dan semakin terbukanya parisipasi masyarakat dalam berbagai proses pembangunan bangsa dan negara.
Namun demikian, memang harus diakui bahwa pertumbuhan ekonomi yang kita capai selama ini belum mencapai ingkat pertumbuhan yang inggi, inklusif dan berkelanjutan. Sebagai negara yang berada di tengah-tengah persaingan global yang semakin ketat, kedudukan Indonesia yang semakin diperhitungkan belum
mendudukkan Indonesia sebagaimana seharusnya. Di sisi lain, tantangan kita ke depan juga semakin berat. Keberadaan Indonesia di pusat baru gravitasi ekonomi global, yaitu kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara, mengharuskan Indonesia mempersiapkan diri lebih baik lagi untuk mempercepat terwujudnya suatu negara maju
dengan hasil pembangunan dan kesejahteraan yang dapat dinikmai secara merata oleh seluruh masyarakat.
Untuk itu diperlukan langkah-langkah yang lebih cerdas dan fokus, dengan tolok ukur dan pola manajemen yang jelas. Pengembangan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia MP3EI dilakukan dengan pendekatan terobosan
breakthrough dan bukan “Business As Usual”. MP3EI dimaksudkan untuk mendorong terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inggi, berimbang, berkeadilan dan berkelanjutan. Pada saat yang sama, melalui langkah percepatan tersebut Insya
Allah Indonesia akan dapat mendudukkan dirinya sebagai sepuluh negara besar di dunia pada tahun 2025 dan enam negara besar dunia pada tahun 2050.
Masterplan ini memiliki dua kata kunci, yaitu percepatan dan perluasan. Dengan adanya masterplan ini, diharapkan Indonesia mampu mempercepat pengembangan berbagai program pembangunan yang ada, terutama dalam mendorong peningkatan nilai tambah sektor-sektor unggulan ekonomi, pembangunan infrastruktur dan
energi, serta pembangunan SDM dan Iptek. Percepatan pembangunan ini diharapkan akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepannya.
Selain percepatan, Pemerintah juga mendorong perluasan pembangunan ekonomi Indonesia agar efek posiif dari pembangunan ekonomi Indonesia dapat dirasakan idak saja di semua daerah di Indonesia tetapi juga oleh seluruh komponen masyarakat di seluruh wilayah Nusantara.
Adanya MP3EI ini sama sekali idak dimaksudkan untuk mengganikan RPJM Nasional ataupun proses perencanaan pembangunan nasional dan daerah yang selama ini berjalan. Justru sebaliknya, dokumen MP3EI ini berfungsi sebagai dokumen kerja yang komplementer terhadap dokumen-dokumen perencanaan pembangunan yang
ada tersebut.
Untuk mendapatkan manfaat yang konkret serta dampak yang terukur, langkah-langkah percepatan dan perluasan ini dirumuskan secara terfokus, berdasarkan kesepakatan dengan semua pemangku kepeningan terkait. Telah ditetapkan 8 program utama dan 22 kegiatan ekonomi utama. Selain itu, juga telah ditetapkan
6 enam koridor ekonomi sebagai pusat-pusat pertumbuhan yang diharapkan dapat mendorong perkembangan ekonomi di seluruh wilayah Nusantara. Dengan demikian, para pelaku ekonomi dapat memilih bidang usahanya secara jelas sesuai dengan minat maupun keunggulan potensi wilayahnya.
Perbaikan iklim investasi menjadi salah satu agenda utama dalam MP3EI. Untuk itu, dalam jangka pendek akan dilakukan sejumlah perbaikan iklim investasi melalui debotlenecking, regulasi, pemberian insenif maupun percepatan pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan oleh para pelaku ekonomi.
Upaya-upaya debotlenecking di atas tentunya idak akan berhasil tanpa ada dukungan dari semua pihak, baik pemerintah pusat maupun daerah. Kedepannya, diharapkan pemerintah daerah berperan akif untuk melakukan upaya debotlenecking guna memperbaiki iklim investasi di daerah. Untuk itu, dalam rangka
pelaksanaan MP3EI nani akan saya bentuk Tim Pelaksana dan Tim Pemantau melalui Keputusan Presiden. Tim tersebut akan saya pimpin secara langsung, guna menjamin kecepatan pengambilan keputusan yang diperlukan untuk menyelesaikan semua permasalahan yang ditemui saat pelaksanaan. Parisipasi seluruh pemangku
kepeningan merupakan kunci dari kelancaran implementasi MP3EI. Oleh karenanya, keanggotaan dari Tim tersebut akan terdiri atas semua representasi para pemangku kepeningan. Di daerah, saya mengharapkan agar para Gubernur dapat berperan sebagai ujung tombak yang mendorong semua pihak agar bersinergi dalam
pelaksanaan program-program MP3EI ini.
Semoga upaya yang kita selenggarakan ini mendapat ridho dari Allah SWT. Kesejahteraan dan kebesaran bangsa dan negara Indonesia di masa depan terletak di tangan kita semua. Marilah kita bersama-sama bekerja keras demi kemuliaan dan kesejahteraan seluruh generasi depan bangsa Indonesia.
Wassalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Jakarta, Mei 2011
Presiden Republik Indonesia
Dr. h. Susilo Bambang Yudhoyono
Masterplan P3EI Abstrak
10
Abstrak
Memperimbangkan berbagai potensi dan keunggulan yang dimiliki, serta tantangan pembangunan yang harus dihadapi, Indonesia memerlukan suatu transformasi ekonomi berupa percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi menuju negara maju sehingga Indonesia dapat
meningkatkan daya saing sekaligus mewujudkan kesejahteraan untuk seluruh rakyat Indonesia.
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia MP3EI merupakan langkah awal untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju dan termasuk 10 sepuluh negara besar di dunia pada tahun 2025 melalui pertumbuhan ekonomi inggi yang inklusif, berkeadilan dan
berkelanjutan. Untuk mencapai hal tersebut, diharapkan pertumbuhan ekonomi riil rata-rata sekitar 7-9 persen per tahun secara berkelanjutan.
Pengembangan MP3EI dilakukan dengan pendekatan breakthrough yang didasari oleh semangat “Not Business As Usual”, melalui perubahan
pola pikir bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi idak hanya tergantung pada pemerintah saja melainkan merupakan kolaborasi bersama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD, dan Swasta. Pihak swasta akan diberikan peran utama dan pening dalam
pembangunan ekonomi terutama dalam peningkatan investasi dan penciptaan lapangan kerja, sedangkan pihak pemerintah akan berfungsi sebagai regulator, fasilitator dan katalisator. Dari sisi regulasi, pemerintah akan melakukan deregulasi debotlenecking terhadap regulasi
yang menghambat pelaksanaan investasi. Fasilitasi dan katalisasi akan diberikan oleh pemerintah melalui penyediaan infrastruktur maupun pemberian insenif iskal dan non iskal.
Pelaksanaan MP3EI dilakukan untuk mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi melalui pengembangan 8 delapan program utama yang terdiri dari 22 dua puluh dua kegiatan ekonomi utama. Strategi pelaksanaan MP3EI dilakukan dengan mengintegrasikan 3 iga elemen
utama yaitu: 1 mengembangkan potensi ekonomi wilayah di 6 enam Koridor Ekonomi Indonesia, yaitu: Koridor Ekonomi Sumatera, Koridor Ekonomi Jawa, Koridor Ekonomi Kalimantan, Koridor Ekonomi Sulawesi, Koridor Ekonomi Bali–Nusa Tenggara, dan Koridor Ekonomi Papua–
Kepulauan Maluku; 2 memperkuat konekivitas nasional yang terintegrasi secara lokal dan terhubung secara global locally integrated, globally connected
; 3 memperkuat kemampuan SDM dan IPTEK nasional untuk mendukung pengembangan program utama di seiap koridor ekonomi. Penyusunan MP3EI dimaksudkan bukan untuk menggani dokumen perencanaan pembangunan yang telah ada seperi RPJPN dan RPJMN, namun
akan menjadi dokumen yang terintegrasi dan komplementer, serta pening dan khusus untuk melakukan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia.
Implementasi MP3EI ini akan dikoordinasikan oleh Tim Pelaksana yang dipimpin langsung oleh Presiden RI. Tim tersebut merupakan kolaborasi antara dunia usaha dan pemerintah. Tim ini akan melakukan koordinasi, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan MP3EI.
Terobosan Bersejarah Penyusunan MP3EI:
Awal Perjalanan Percepatan Transformasi Ekonomi Indonesia
MP3EI memiliki semangat Not Business as Usual. Semangat ini tercermin dari sejak proses penyusunannya di mana rumusan strategi dan kebijakan yang awalnya disusun oleh Pemerintah diperkaya dengan mendengarkan pandangan dan masukan dari berbagai pemangku
kepeningan, terutama dari dunia usaha, melalui serial dialog intensif, interakif dan parisipaif.
Proses penyusunan MP3EI ini diawali dari direkif Presiden RI, pada Retreat Kabinet Terbatas pada tanggal 30 Desember 2010, yang menyampaikan bahwa tantangan pembangunan ke depan semakin berat. Dinamika ekonomi regional dan global mengharuskan Indonesia
untuk selalu siap menghadapi perubahan. Keberadaan Indonesia di pusat baru gravitasi ekonomi regional dan global, yaitu kawasan Timur Asia, mengharuskan Indonesia mempersiapkan diri lebih baik lagi untuk mempercepat terwujudnya negara maju dengan hasil
pembangunan yang dapat dinikmai secara merata oleh seluruh masyarakat. Dengan memperimbangkan berbagai potensi dan keunggulan yang dimiliki, serta tantangan pembangunan yang harus dihadapi, Indonesia memerlukan suatu transformasi ekonomi berupa percepatan
dan perluasan pembangunan ekonomi menuju negara maju sehingga Indonesia dapat meningkatkan daya saing sekaligus mewujudkan kesejahteraan untuk seluruh rakyat Indonesia.
Menindaklanjui direkif Presiden tersebut, Pemerintah berkolaborasi dengan Komite Ekonomi Nasional KEN dan Komite Inovasi Nasional KIN menyelenggarakan sejumlah pertemuan yang diawali dengan penyerapan aspirasi pengembangan sektor. Serial pertemuan aspirasi
sektor tersebut terutama bertujuan untuk mengideniikasi berbagai tantangan dan hambatan yang dihadapi dunia usaha di dalam pengembangan sektor serta menyerap berbagai strategi dan prospek pengembangan sektor yang bersangkutan di masa yang akan datang.
Pada pertemuan ini, asosiasi profesi dan usaha memegang peranan pening dalam memberikan masukan tersebut di atas. Pertemuan ini dihadiri oleh lebih dari 500 peserta yang sebagian besar merupakan wakil dari asosiasi profesi dan usaha.
Berdasarkan masukan yang diperoleh dari pertemuan aspirasi sektor tersebut, dilakukan serial pembahasan lebih lanjut dalam forum Gugus Tugas, yang secara simultan terbagi ke dalam enam Gugus Tugas Koridor Ekonomi. Pertemuan Gugus Tugas ini bertujuan untuk
menyusun strategi pengembangan sektor dengan memasukan dimensi spasial sehingga diharapkan dapat diperoleh strategi pengembangan sektor yang konkret dan spesiik sesuai dengan potensi dan keunggulan masing-masing koridor ekonomi. Dengan demikian, strategi
pengembangan koridor ekonomi sudah mengintegrasikan aspek sektoral maupun regional. Pertemuan tersebut juga membahas kebutuhan infrastruktur untuk mendukung penguatan konekivitas yang diperlukan bagi pengembangan masing-masing sektor dan juga diideniikasi
kebutuhan pengembangan SDM dan penguatan inovasi yang dibutuhkan bagi peningkatan daya saing sektor terkait. Pembahasan Gugus Tugas Koridor Ekonomi ini dipimpin oleh para pejabat senior pemerintah yang kompeten dalam bidang pengembangan ekonomi wilayah,
dan dihadiri oleh lebih dari 600 peserta yang terdiri dari pimpinan pelaku usaha CEO, para pakar dan akademisi, serta pejabat senior pemerintah.
Hasil dari penyempurnaan MP3EI ini kemudian dilaporkan kepada Presiden RI dalam Rapat Kerja Pemerintah dengan BUMN dan Pemerintah Daerah pada tanggal 21-22 Februari 2011 di Istana Kepresidenan Bogor. Rapat Kerja ini dipimpin langsung oleh Presiden RI dan dihadiri oleh
Wakil Presiden RI, seluruh Menteri Kabinet Pembangunan Indonesia Bersatu Kedua, dan lebih dari 400 peserta yang terdiri dari para Direksi dan Komisaris BUMN, Ketua dan para anggota KEN dan KIN, para Gubernur seluruh Indonesia, serta pejabat senior pemerintah. Hasil Rapat
Kerja tersebut menjadi bahan perbaikan, penajaman, dan penyempurnaan lebih lanjut terhadap Rancangan MP3EI.
Menjelang penyusunan akhir Rancangan MP3EI, hasil penyempurnaan Rancangan MP3EI yang telah diselesaikan, dilaporkan kembali kepada Presiden RI pada Rapat Kerja Akbar antara Pemerintah dengan Dunia Usaha yang diselenggarakan pada tanggal 18-19 April 2011 di
Istana Kepresidenan Bogor. Rapat Kerja Akbar ini juga dipimpin langsung oleh Presiden RI, dan dihadiri oleh Wakil Presiden RI, para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu Kedua, para Wakil Menteri, para pejabat Lembaga Tinggi Negara, Ketua dan anggota KEN dan KIN serta lebih dari
500 peserta dari berbagai pemangku kepeningan, yang terdiri dari pimpinan perusahaan swasta, pejabat senior pemerintah pusat, para Gubernur dan DPRD, serta BUMN. Berdasarkan arahan lebih lanjut dari Presiden RI, Wakil Presiden RI, serta hasil seluruh pembahasan
selama Rapat Kerja tersebut, kemudian dilakukan perbaikan, penajaman, dan penyempurnaan akhir terhadap Rancangan MP3EI.
Dengan semua proses yang interakif dan parisipaif ini, diharapkan terbentuk suatu ownership yang inggi terhadap MP3EI serta terbangunnya komitmen bersama dari berbagai pihak pemangku kepeningan untuk mensukseskan keberhasilan MP3EI. Dengan demikian,
semangat Not Business as Usual akan terus berlanjut untuk terus melakukan berbagai terobosan dalam rangka percepatan transformasi
ekonomi Indonesia demi mencapai visi Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri, maju, adil, makmur.
Masterplan P3EI
Terobosan Bersejarah Penyusunan MP3EI
11
1
Indonesia Mandiri, Maju, Adil dan Makmur
Dalam rangka mewujudkan visi sebagai negara maju dan sejahtera pada tahun 2025, Indonesia bertekad
mempercepat transformasi ekonomi. Untuk itu disusun Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia MP3EI yang mengedepankan pendekatan not business as usual, melibatkan seluruh
pemangku kepeningan dan terfokus pada prioritas yang konkrit dan terukur. Namun demikian, MP3EI tetap
merupakan bagian yang integral dalam sistem perencanaan pembangunan nasional yang telah ada.
1
Masterplan P3EI Indonesia Mandiri, Maju, Adil dan Makmur
14
Indonesia Mandiri, Maju, Adil dan Makmur