Perancangan Media Informasi Beladiri Pencak Silat Tenaga Dalam Margaluyu Pusat Melalui Film Dokumenter

(1)

(2)

(3)

(4)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Taufik Tesar Alkautsar

NIM : 51909315

Tempat Tanggal Lahir : Lubuk Linggau, 24 April 1989 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

Jenjang : Strata 1

Fakultas : Desain

Alamat : Jalan Cibiru Hilir No.9 RT 01 RW 2 Cileunyi Bandung.

Contact : 081321505858


(5)

Riwayat Pendidikan

Tahun Pendidikan

1994-2000 SDN 11 Lubuk Linggau

2000-2003 SMPN 1 Lubuk Linggau

2004-2008 SMA LATANSA Lebak Banten 2009-Sekarang Universitas Komputer Indonesia


(6)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BELADIRI PENCAK SILAT TENAGA DALAM MARGALUYU PUSAT MELALUI FILM DOKUMENTER

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016

oleh:

Taufik Tesar A. 51909315

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT pencipta kehidupan dan pemberi nikmat tiada berhingga, sholawat dan salam penulis panjatkan kepada junjungan Rosullullah Muhamad SAW, beserta keluarga dan pengikut-pengikutnya hingga akhir masa.

Hanya dengan rahmat dan karunia-Nya penulis bisa menyelesaikan laporan Tugas

Akhir yang berjudul: PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BELADIRI

PENCAK SILAT TENAGA DALAM MARGALUYU PUSAT MELALUI FILM DOKUMENTER. Tujuan dari pembuatan laporan tugas akhir ini adalah untuk mengembangkan pengetahuan memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan dari Tugas Akhir. Laporan ini melibatkan banyak pihak (Masyarakat, pelajar dan anggota Margaluyu Pusat cabang Kelurahan Sukamanti Kota Bandung) dan peran masing-masing dalam laporan ini. Penulis melakukan penelitian di salah satu tempat Margaluyu Pusat Cikuya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Penulis sadar sepenuhnya banyak kekurangan serta masih jauh dari kesempurnaan. Untuk ini penulis berharap adanya kritik dan saran membangun menuju arah yang lebih baik lagi dari para pembaca sehingga laporan ini menjadi lebih baik. Besar harapan penulis semoga laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis.

Bandung, 8 April 2016

Taufik Tesar Alkausar


(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORSINALITAS ... ii

SURAT KETERANGAN HAK EKSKLUSIF ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

KOSAKATA/GLOSARY ... xii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah... 2

I.3 Rumusan Masalah ... 2

I.4 Batasan Masalah ... 2

I.5 Tujuan Perancangan... 3

BAB II PEMBAHASAN MASALAH DAN SOLUSI BELADIRI PENCAK SILAT TENAGA DALAM MARGALUYU PUSAT II.1 Sejarah Pendiri Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat ... 4

II.2 Konsep Keilmuan ... 10

II.2.1 Pedoman & Kode Etik Margaluyu ... 10

II.2.2 Pedoman bagi Warga Margaluyu ... 11

II.3 Sistematika Pelatihan Dan Pengolahan ... 12

II.4 Kurikulum Pelatihan Gerak Badan Margaluyu Pusat ... 15

II.4.1 Jenis Jurus ... 16

II.4.2 Harkatan Atau Pelantikan ... 17

II.4.3 Pelatihan Jurus Halusan ... 18


(9)

II.5 Analisa Permasalahan Margaluyub Pusat ... 19

II.6 Solusi Permasalahan ... 19

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Target Audiens... 20

III.2 Strategi Perancangan ... 20

III.2.1 Tujuan Perancangan ... 20

III.2.2 Pendekatan Komunikasi ... 21

III.2.3 Strategi Kreatif ... 21

III.2.4 Strategi Media ... 22

III.2.5 Pemilihan Media ... 22

III.3 Konsep Visual ... 24

III.3.1 Format Desain ... 24

III.3.2 Layout ... 24

III.3.3 Tipografi ... 25

III.3.4 Ilustrasi ... 25

III.3.5 Warna ... 26

III.4 Sinopsis ... 26

III.4.1 Storyline ... 27

III.4.2 Storyboard ... 27

III.4.3 Audio ... 28

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Teknis Produksi ... 29

IV.1.1 Perangkat Keras (Hardware) ... 29

IV.1.2 Perangkat Lunak (Software) ... 29

IV.2 Pra Produksi ... 30

IV.3 Produksi ... 30

IV.4 Pasca Produksi ... 32

IV.5 Screenshoot Film Dokumenter Margaluyu Pusat ... 34


(10)

LAMPIRAN ... 41 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 51


(11)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Effendy, Heru, 2009. Bagaimana memulai shooting: Mari Membuat Film, Jakarta: Erlangga.

Effendy, Heru. 2002. Mari Membuat Film: Panduan untuk menjadi produser. Yogyakarta: Konfiden Panduan.

Setyo, Erwin, 2015. Pencak Silat: Sejarah dan Perkembangan Pencak Silat, Yogyakarta: Pustaka Baru.

Interview:

2016 (16 April) Darman. Interview. Perkembangan Margaluyu Pusat di Kota Bandung. Pembimbing Margaluyu Pusat Kota Bandung.

2016 (16 April) Agus Pratama, Gunawan. Interview. Pelatihan jurus-jurus Margaluyu Pusat. Pelatih Margaluyu Pusat Kota Bandung.

2016 (20 April) Miftahul Ilmi, Yusuf. Interview. Minat Mengikuti Margaluyu Pusat. Anggota Margaluyu Pusat Kota Bandung.

Website:

Website Resmi Margaluyu Pusat. Sejarah dan Perkembangan Keilmuan Margaluyu Pusat di: http//margaluyu-pusat.net/ [6 April 2016]


(12)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Beladiri Tenaga Dalam adalah salah satu jenis dari beladiri pencak silat, identik dengan ilmu yang mampu menghalau lawan dalam keadaan amarah atau emosi dari jarak jauh. Beladiri jenis ini diperoleh melalui olah pernafasan, terkadang disertai ajaran spiritual. Tenaga dalam adalah tenaga yang tersimpan dalam tubuh manusia dan mengendap di bawah sadar. Tenaga dalam disebut juga bio listrik atau gelombang energi elektromagnetik yang di pancarkan oleh seseorang yang telah mensinkronkan sumber-sumber listrik di dalam tubuhnya.

Margaluyu Pusat adalah salah satu perguruan pencak silat tenaga dalam berasal dari daratan Jawa tepatnya di tanah sunda di desa Cikuya, Cicalengka, Jawa Barat. dikenal dengan nama Marga Rahayu namun kemudian dirubah menjadi Margaluyu, dan mulai dikenalkan pada khalayak pada tahun 1932, tetapi pada tahun 1922 aliran itu sudah diperkenalkan dalam lingkup yang terbatas, nama Margaluyu berasal dari bahasa Sunda yang artinya Marga adalah jalan, Luyu = Saluyu atau lancar, Pusat berarti selalu ditengah, jadi secara istilah Margaluyu Pusat diartikan sebagai Selalu berjalan ditengah agar selalu lancar. Darman (06 april 2016) menjelaskan “Margaluyu Pusat adalah penggabungan beladiri pencak silat dan tenaga dalam dan dipadukan dengan ilmu hikmah (spiritual)”. Beladiri pencak silat Margaluyu Pusat didirikan oleh Andadinata. Kelengkapan keilmuan Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat secara sempurna dikuasai oleh abah Andadinata ketika umur beliau mencapai sekitar 35 tahun. Dari bebagai macam penggambungan beladiri pencak silat yaitu Tahrekat Haqmaliah Pataruman Garut, Maenpo Cikalong Cianjur, Dan Pencak Mande Kesepuhan Cirebon. Pelatihan Gerak Badan Margaluyu Pusat dibagi dalam dua bagian, yakni Jurus halus (10 jurus) yang bersifat wajib dilaksanakan, dan Jurus Kasaran dengan jurus Payung Rasul yang bersifat pilihan, dalam artian tidak wajib untuk ditempuh, oleh karena itu dalam Margaluyu Pusat tidak mengenal istilah tingkatan, yang membagi level atau kelas peserta pelatihan. Latihan Jurus-jurus halus yang wajib ditempuh, dilaksanakan setiap hari tanpa terputus. dengan target waktu seluruh jurus halus


(13)

dapat diselesaikan dalam kurun waktu 10 Minggu (70 hari). Meski jurus-jurus Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat berbasis pada gerak pencak silat, tetapi sesungguhnya adalah ilmu beladiri tenaga dalam pernapasan. Margaluyu Pusat pada tahun 1948 didaftarkan pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bandung sebagai Persatuan Pencak Silat Margaluyu Pusat.

Perkembangan zaman membawa perubahan terhadap kesenian beladiri tradisional yang menyebabkan Margaluyu Pusat jarang diminati sebagai ilmu beladiri, padahal beladiri tenaga dalam Margaluyu Pusat berasal asli dari daratan Sunda Jawa Barat. dan tidak ada kaitannya berbagai keilmuan yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur maupun kerajaan mataram, Selain itu Gunawan Agus Pratama menjelaskan bahwa “beladiri tenaga dalam di zaman sekarang ini perlu adanya dukungan agar mampu menjadi kebanggaan masyarakat Jawa Barat”. sebagian besar yang mengikuti beladiri tenaga dalam Margaluyu Pusat adalah orang yang sudah dewasa demi menjaga kesehatan jasmani.

Mengenai permasalahan tersebut maka perlu adanya tindak lanjut mengenai solusi permasalahan diatas dengan memberikan informasi mengenai Margaluyu Pusat yang tujuannya untuk memberi wawasan kepada masyarakat bahwa Margaluyu Pusat perlu adanya dukungan untuk dilestarikan sebagai warisan budaya beladiri pencak silat, yang secara tidak langsung untuk mempopulerkan Margaluyu Pusat. Masyarakat mengetahui tentang informasi ini adalah menumbuhkan rasa kecintaan dan pemahaman tentang Margaluyu Pusat, sehingga diharapkan masyarakat bisa ikut serta dalam melestarikan salah satu kekayaan budaya Indonesia khususnyapencak silat tenaga dalam Margaluyu Pusat.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, dapat di identifikasikan beberapa masalah, sebagai berikut :

1. Ilmu tenaga dalam margaluyu pusat banyak yang salah memperesepsikan atau menyalah artikan tentang ilmu tenaga dalam sendiri, dihubungkannya dengan makhluk ghaib.


(14)

2. Kurangnya informasi tentang jurus-jurus, dan kegiatan didalam Margaluyu Pusat, serta manfaat mengikuti Margaluyu pusat. Selain sebagai ilmu beladiri, Margaluyu Pusat dapat dijadikan cara untuk menjaga kesehatan tubuh, dan pengobatan.

3. Minimnya media-media informasi tentang keberadaan beladiri tenaga dalam Margaluyu Pusat, berdampak pada kurangnya ketertarikan masyarakat dalam mengikuti beladiri tenaga dalam Margaluyu Pusat.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian masalah yang dikemukakan diatas dapat dirumuskan bagaimana merancang media informasi yang mampu membangkitkan ketertarikan masyarakat dalam melestarikan pencak silat tenaga dalam Margaluyu Pusat, berisikan tata cara gerakan, dan jurus-jurus berserta kegiatan-kegiatan yang menjadi bagian Margaluyu Pusat sebagai media informasi.

1.4 Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak meluas dari pembahasan penulis membatasi:

Batasan masalah lebih di fokuskan kesenian beladiri pencak silat tenaga dalam Margaluyu Pusat di kota bandung, sebagai Warisan Budaya yang perlu diakui keberadaannya, dan dilestarikan.

1.5 Tujuan Perancangan

Maksud dari perancangan ini adalah agar masyarakat kota Bandung sadar akan keberadaan Margaluyu Pusat dan diperlukan dukungan untuk mengikuti, dan melestarikan beladiri tenaga dalam Margaluyu Pusat sebagai warisan budaya. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai yaitu:

 Mampu memberikan informasi tentang kesenian beladiri tenaga dalam Margaluyu Pusatkepada masyarakat di kota Bandung.

 Setelah mengetahui informasi tentang kesenian beladiri tenaga dalam Margaluyu Pusat, harapan yang dituju yaitu agar masyarakat dapat mengikuti dan bergabung kedalam Margaluyu Pusat sebagai alat melindungi diri dan bermanfaat bagi kesehatan serta melestarikannya sebagai warisan budaya.


(15)

BAB II. PEMBAHASAN MASALAH DAN SOLUSI BELADIRI PENCAK SILAT TENAGA DALAM MARGALUYU PUSAT

II.1 Sejarah Pendiri Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat

Andadinata dilahirkan di Desa Ranca bayawak yang berada di wilayah Majalaya sekitar 30KM tenggara Kota Bandung, pada tahun sekitar 1893. Tidak diketahui tepat tanggal dan bulan kelahirannya. Semasa hidupnya, sebagian besar dilalui melalui petualangan ke seluruh Jawa Barat utamanya wilayah Parahiangan. Keahlian ilmu ilmu hikmah dari para ulama, utamanya yaitu dari Syeh Haji Abdul Kahpi seorang ulama di wilayah Petaruman Tarogong Garut. Ilmu Hikmah yang didapat diantara lain adalah ilmu Haqmaliyah.

Gambar II.1. Riwayat Keguruan Margaluyu Sumber: http://www.margaluyu-pusat.net/sejarah.html

(Diakses pada 16/3/2016)

Gambar II.2. Riwayat Keilmuan

Sumber: http://www.margaluyu-pusat.net/sejarah.html (Diakses pada 16/3/2016)


(16)

Pada masa itu ilmu pencak silat yang jurus-jurusnya menyatu dengan ilmu hikmah masih belum banyak di kenal masyarakat. Untuk meyakinkan bahwa jurus Payung Rasul benar benar ampuh. abah Andadinata selalu tampil untuk kaul meramaikan perhelatan hajat dengan seizin tuan rumah yang melaksanakan hajat. Ilmu hikmah lainya didapat oleh abah Andadinata dalam pengajian ta’lim di tempat Asep Samsuddin di kasepuhan Cirebon. Dan akhirnya abah Andadinata diangkat sebagai murid untuk melestarikan ilmu ilmu hikmah ajengan Asep Samsudin.

Gambar II.3. Riwayat Pengembangan Margaluyu Sumber: http://www.margaluyu-pusat.net/sejarah.html

(Diakses pada 16/3/2016)

Gambar II.4. Riwayat Pengembangan Margaluyu Sumber: http://www.margaluyu-pusat.net/sejarah.html

(Diakses pada 16/3/2016)

Perkembangan pencak silat semakin berkembang, meski pencak silat masih terbatas diajarkan kepada keluarga ningrat dan kalangan ulama. Maka atas saran


(17)

Asep Samsudin, Andadinata untuk melanjutkan pembelajaran melengkapi ilmu pencak silat di ke wilayah Parahiangan barat tepatnya di wilayah Cianjur. Berbekal referensi dari Asep Samsudin, abah Andainata datang ke Padepokan silat juragan Rd Haji Ibrahim. Yang dikenal sebagai pendiri dan pencetus Maenpo Cikalong. 10 jurus halusan Margaluyu Pusat sangat kental dengan pengaruh maenpo Cikalong, yang berbasis pada silat Madi, Kari dan silat asli Cianjur. Tokoh Maenpo Cikalong yang usianya relatip lebih muda dari juragan Rd Haji Ibrahim adalah juragan Rd Haji Abullah yang mewarisi ilmu pencak silat Sabandar. Sedangkan Silat Sabandar berasal dari Moh Kosim yang konon berasal dari Pagaruyung Minangkabau Sumatera Barat. Dari juragan Rd Haji Abdullah, abah Andadinata mewarisi ilmu pencak silat Sabandar yang tata geraknya sangat halus dan lembut.

Pengaruh silat Bugis dan Madura dalam keilmuan Margaluyu Pusat didapat sewaktu abah Andadinata berpetualang dipesisir pantai utara Cirebon, dimana para keturunan prajurit Bugis dan Madura yang bergabung dengan Dipati Anom (Amangkurat Amral) yang menyingkir ke Cirebon untuk meminta suaka dari Sultan Cirebon ketika, Dipati Anom berseteru dengan ayahnya sendiri Raja Mataram sinuwun ndalem Gusti Amangkurat I. Kompilasi tata gerak Madi, Kari, Sabandar dan Khaer inilah yang dikemudian hari menjadi 10 jurus wajib Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat ditambah ilmu Hikmah yang diharkatkan setelah selesai berlatih. Mengingat tata gerak 10 jurus Margaluyu Pusat boleh dikatakan sangat sederhana, jurus-jurus tersebut tidak bisa diperagakan dipanggung sewaktu ada tabeuh gendang pencak. Oleh karena itu atas saran para kerabat bahwa jurus Margaluyu Pusat harus dilengkapi dengan jurus silat murni yang benar benar

merupakan maenpo. Dengan demikian Margaluyu Pusat dilengkapi dengan

Maenpo Selah Eurih, Paleredan warisan dari juragan Rd. haji Mama Soekarma dan Rd Haji Soma, Oleh karena itu dalam setiap proses harkatan, ketiga tokoh Rd Haji Ibrahim, Rd Haji Abdullah dan Rd Haji Soma yang kesemuanya adalah kerabat Cikalong Cianjur selalu disebut untuk dimohon keikhlasanya serta mohon kepada Allah SWT agar manfaat ilmu warisanya menjadi amal ibadahnya. Keilmuan Margaluyu dikatakan lengkap, karena berintikan ilmu hikmah Sunda


(18)

wiwitan yang ditulis tangan oleh abah Andadinata dalam aksara Sunda Wiwitan yang serupa dengan tulisan pada relief prasasti-prasasti di pulau Jawa, serta

aksara Hanacaraka. Menurut Gunawan Agus Pratama (2016) buku ini masih ada

dalam bentuk asli dan telah diperbanyak melalui scanning komputer untuk dipegang oleh semua pelatih yang sudah mendapat mandat untuk melakukan Harkatan.

Pengaruh silat Cina (Khun Tao) dan Mande dalam keilmuan Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat diperoleh abah Andadinata sewaktu beliau berpetualang di Cirebon. Dimana silat Cina, Mande masuk dibawa mbah Khaer. Adapun pengaruh silat Minang diperoleh dari Mama Sabandar (Moh Kosim).Sedangkan pengaruh silat Betawi pada keilmuan Margaluyu Pusat karena hasil berguru Maenpo di Cikalong. Dimana Abang Madi dan Abang Kari adalah guru dari juragan Rd Haji Ibrahim. Hal tersebut dikuatkan tokoh Mbah Madi, Mbah Kari dan mbah Sabandar dan mbah Khaer selalu disebut dalam setiap proses Harkatan sebagai ucapan terma kasih atas manfaat ilmunya dan memohon agar amal ilmu yang diwariskan dari beliau ini mendapat imbalan yang tinggi dari Allah SWT.

Kelengkapan keilmuan Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat secara sempurna dikuasai oleh abah Andadinata ketika umur beliau mencapai sekitar 35 tahun. Ketenaran abah Andadinata sebagai juara kaul yang tidak punya perguruan, sempat terdengar oleh seorang guru perguruan silat yang terkenal di Kota Bandung yaitu mang Endi Soehandi yang bertempat tinggal di Gang Singsong tepatnya di sekitar station KA Bandung. Pertemuan antara mang Eni Soehandi dengan Abah Andadinata untuk sambung rasa merupakan peristiwa penting sebagai tonggak sejarah berdirinya Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat. Baru pertama kali abah Andadinata bersambung rasa dengan tokoh silat yang berlevel guru. Bagi mang Endi Soehandi juga baru pertama kali bertemu pendekar yang selalu bisa mengunci geraknya dengan halus tanpa melukai apalagi mencederai. Sebagai ksatria Pendekar, Mang Endi Soehandi menyatakan bahwa keilmuan Margaluyu Pusat adalah ilmu silat yang lengkap ditambah ilmu hikmah murni tanpa menggunakan tenaga khodam. Dan beliau memohon kepada abah


(19)

Andadinata untuk menerima dirinya sebagai murid. Permohonan mang Endi Soehandi ditolak oleh Andadinata, tetapi menerimanya sebagai sahabat latih. Maka mulai saat itu, dinyatakan bahwa dalam pakem keilmuan Margaluyu tidak dikenal istilah guru, apalagi gelar guru besar.Yang dikenal adalah sahabat (ikhwan / ahwat) yang sedang berlatih.

Sumbangan yang terbesar dari Mang Endi Soehandi dalam keilmuan Margaluyu Pusat adalah jurus kasaran yang lebih dikenal dengan jurus 14 dan jurus-jurus

peupuehan. Dengan demikian semakin lengkaplah jurus jurus Kelimuan

Margaluyu Pusat yang merupakan jurus jurus yang memiliki kharomah. Dengan masuknya mang Soehandi ke dalam Margaluyu Pusat, kemudian beliau membawa sahabat-sahabatnya untuk berlatih diantaranya adalah Mang Uwen serta pak Adiwikarta (Mang Ulis) dan Andi Rohandi. Secara resmi diberi nama Margaluyu Pusat. Marga adalah jalan, Luyu = Saluyu atau lancar, Pusat berarti selalu ditengah. Jadi secara harfiah Margaluyu Pusat diartikan sebagai Selalu berjalan ditengah agar selalu lancar. Meski jurus-jurus Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat berbasis pada gerak pencak silat, tetapi sesungguhnya adalah ilmu beladiri pernapasan, yang mana seni beladiri pernapasan saat itu pada akhir decade 1930an belum banyak dikenal oleh masyarakat, sehingga sulit di perkenalkan atau disosialisasikan. Pada tahun 1948 didaftarkan pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bandung sebagai Persatuan Pencak Silat Margaluyu Pusat. Sampai akhir hayatnya Abah Andadinata bermukim Jl. Ir H. Juanda no. 56 desa Cikuya kecamatan Cicalengka. Beliau wafat pada petang hari tanggal 29 Januari 1969 pada usia 76 tahun dan di makamkan ditempat yang sama pada tanggal 30 Januari 1969 di Desa Cikuya, Cicalengka.

II.2 Konsep Keilmuan Margaluyu Pusat

Konsep keilmuan Margaluyu Pusat adalah membangun manusia yang berbudi pekerti luhur yang memiliki kecerdasan tinggi yang menjunjung tinggi serta menjaga Nama baik diri sendiri, orang tua dan perguruan. Jurus-jurus keilmuan Margaluyu Pusat dipengaruhi oleh Maenpo Cikalong, Madi, Kari, Sabandar dan Khaer. Disamping ilmu silat asli tatar Sunda bawaan dari leluhur Abah


(20)

Andadinata sendiri. Melihat struktur diatas secara meyakinkan keilmuan Margaluyu Pusat sangat lemah kaitannya dengan berbagai keilmuan yang berasal dari Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Bahkan jika diukur pada Usia fisik abah Andadinata sekitar 70an tahun, maka secara logika disimpulkan tidak ada kaitan langsung kehidupan pribadi Andadinata dengan keluarga dinasti Mataram.

II.2.1 Pedoman & Kode Etik Margaluyu

Pada hakekatnya manusia adalah benda ghaib, maka dia harus mampu membuktikan dirinya sebagai benda ghaib. Agar anugrah yang telah diberikan Allah SWT tidak mubazir.

Gambar II.5. Buku Pusaka Pedoman Margaluyu Sumber :http://www.margaluyu-pusat.net/sejarah.html

(Diakses pada 20/3/2016)

II.2.2 10 Pedoman bagi Warga Margaluyu

Hatur uninga ka putra sadaya, kangge ngajagi kasalametan lahir sareng bathin, mugi kersa ngahartoskeun sareng ngalampahkeun ieu nasehat:

"Sarigig kudu jeung harti, sarengkak reujeung pikiran,

memeh prak sing ati-ati, mun sidik gorengsingkiran"


(21)

2. Ulah wantun ngantunkeun padamelan anu wajib.

3. Ulah ngahanakeun kana cariosan ku anjeun.

4. Kedah ageung maklum kana kaluputan nu sanes.

5. Kedah tiasa mener kana salasawios nafsu.

6. Poma pisan ulah rek aral subaha kedah rido, kedah pasrah, kedah sabar,

tawekal anggoning nampi musibat

7. Poma ulah mungpang kana parentah nagara.

8. Ulah sombong ieu aing adigung adiguna.

9. Ulah kagungan manah dir, nguntup, ka pada jalma.

10. Ulah kumawani ngahina (ngagorengakeun)

ka Guru

ka Ratu

ka Ibu

ka Rama sareng sanesna

Sejalan dan satu pengertian antara Cipta dan pikiran, berlakulah waspada serta hati hati, jika ternyata menghasilkan keburukan segera disingkirkan.

1. Jangan sekali kali menceritakan sesuatu yang belum pernah dirasakan oleh diri sendiri

2. Jangan meninggalkan pekerjaan yang wajib

3. Tidak mengarang cerita

4. Harus memiliki rasa welas asih dan mau memaafkan kesalahan orang lain

5. Harus bisa mengendalikan nafsu

6. Tabah, sabar dan tawakal dalam menghadapi cobaan maupun musibah

7. Tunduk dan patuh pada undang undang negara

8. Jangan sombong adigung dan adiguna

9. Jangan memiliki rasa tinggi hati kepada sesama

10. Jangan berani menentang dan menghina kepada

 Guru

 Ratu

 Ibu


(22)

II.3 Sistematika Pelatihan Dan Pengolahan

Gerak Badan Margaluyu Pusat yang berakar dari silat tradisional, sudah barang tentu tidak terlepas dari unsur silat atau maenpo. Oleh karena itu sistematika pelatihan diatur sedemikian rupa disesuaikan dengan usia dan atau level kecerdasan atau kedewasaan masing masing. Jurus jurus permainan pencak silat dan ibing pencak bisa diikuti oleh semua level usia. Sedangkan untuk jurus jurus olah pernapasan hanya diberikan kepada mereka yang telah berusia minimal 17 tahun. Tentu hal ini dengan pertimbangan bahwa level kedewasaan dan pola pikir sudah cukup matang. Bagi mereka yang masih berumur dibawah 17 tahun hanya berlatih jurus jurus permainan pencak silat.

Menurut Gunawan Agus Pratama (2016) dengan tujuan agar pada saatnya nanti diharapkan bisa menjadi pendekar yang memiliki watak satria. Gerak Badan Margaluyu Pusattidak mengenal tingkatan dalam olah jurus jurus pernapasan.Dan tidak mengenal istilah guru besar. Level senioritas secara otomatis akan terbentuk sendiri sesuai dengan pengalaman masing dalam implementasi sehari-hari. Dengan demikian tidak akan terjadi jarak antara pelatih dengan yang dilatih. Jurus jurus Margaluyu Pusat :

1. 10 Jurus halus (wajib ditempuh)

2. Jurus tikahan (wajib)

3. Jurus kasaran (optional) tidak wajib diambil

4. Jurus kasaran peupeuhan (optional)

5. Jurus Payung Rasul (optional) tidak wajib ditempuh.

Harkatan dilaksanakan setelah semua latihan jurus halus dan tikahan selesai dilakukan. Harkatan hanya dilakukan satu kali saja. Pemantapan 10 jurus halus dan jurus tikahan dalam bentuk implementasi dan aplikasi dilakukan, guna membiasakan diri agar mampu secara reflek mengalirkan dan menempatkan energi dengan tepat dan benar. Harkatan atau wisuda bukanlah proses pemindahan ataupun transfer energi ataupun pengisian energi. Karena keilmuan Margaluyu Pusat bukan berbasis pada ilmu ilmu hikmah yang dikenal saat ini. Harkatan itu sendiri adalah memohon kepada Allah SWT untuk diberi Hak untuk meneruskan


(23)

ibadah para pendahulu dan melestarikanya. Ada 5 hak dimohonkan agar semua jurus jurus dapat digunakan secara optimal dalam membela diri atau melindungi atau menolong sesama umat. Pelatihan jurus-jurus kasaran dimaksudkan untuk melatih olah rasa bagi penghayat Margaluyu Pusat, agar yang bersangkutan dapat merasakan alir energi dari setiap jurus yang dipelajari. Sehingga yang bersangkutan dapat mengatur dan mengendalikan alir energi secara proposional dan efisien. Konsep “rasa isi” atau dalam istilah Maenpo dikenal dengan “kosong isi” harus benar-benar dirasakan, sehingga tidak ada lagi keraguan apabila jurus jurus pernapasan di aplikasikan. Disamping pelatihan jurus, dilaksanakan juga pelatihan khusus untuk mendapatkan kepekaan dan meningkatkan kecerdasan spiritual bagi penghayat Gerak Badan Margaluyu Pusat. Jenis pelatihan ini terbuka bagi siapa saja yang telah di harakat. Menurut Yusuf Miftahul Ilmi (2016) Pelatihan tersebut adalah berupa “tapayoga” (meditasi) yang terbagi dalam dua jenis meditasi. Yaitu meditasi “dasar satu” dan meditasi “dasar Null”.

Hakekatnya meditasi ini terbagi 3 tujuan yang berbeda yakni:

1. Kamadhatu

Meditasi olah rasa dan olah energi agar diri kita dapat menggulung keempat unsur nafsu dan mencapai titik Null

2. Rupadhatu

Meditasi olah rasa dan olah energi guna memohon ridhlo Allah untuk mewujudkan hajat

3. Arupadhatu

Meditasi ini adalah olah rasa untuk dapat manunggal dengan alam, dan penciptanya serta membersihkan bathin agar selalu mendapatkan Nur Illahi. Yang pada akhirnya Insya Allah mendapat barokah lahir bathin dari Allah SWT.

Meditasi ini adalah olah rasa untuk dapat menyatu dengan alam dan penciptanya serta membersihkan bathin agar selalu mendapatkan Nur Illahi. Jurus Payung Rasul dikategorikan sebagai jurus kasaran yang bersifat optional, dalam artian boleh ditempuh apabila yang bersangkutan telah benar benar siap.Jurus ini tidak diharkat oleh pelatih. Tetapi proses harkatanya dilakukan oleh diri pribadinya sendiri. Berdasarkan uraian diatas secara tegas dan gamblang bahwa keilmuan


(24)

Margaluyu Pusat tidak mengenal tingkatan. Hasil yang diperoleh sangat bergantung pada evolusi kecerdasan pribadi masing masing.

Dalam pakem keilmuan Margaluyu Pusat, Kecerdasan dibagi dalam tahap tahap seperti berikut:

1. Kecerdasan fisik (IQ)

2. Kecerdasan Emosi / Emossional Quession (EQ)

3. Kecerdasan Emossinal Spiritual / Emossion Spiritual Quession (ESQ) 4. Kecerdasan Spiritual/ Inteligent spiritual quession (ISQ)

II.4 Kurikulum Pelatihan Gerak Badan Margaluyu Pusat

Sesuai dengan pakem yang digariskan oleh Abah Andadinata, bahwa pelatihan jurus jurus Margaluyu Pusatdilakukan secara privat, dalam artian tidak dilakukan secara massal. Dari sistimatika tersebut diyakini bahwa kualitas optimal dapat diperoleh. Sehingga kelak dikemudian hari pakem tata gerak jurus jurus Margaluyu Pusat tetap terjaga kelestarianya dari generasi ke generasi.

Menurut Darman (2016) yang dimkasud dengan pakem disini adalah tata gerak baku, tata napas, tata langkah, metode pengolahan tata nafas, sinkronisasi gerak semuanya bisa dikuasai sesuai dengan ketentuan yang sudah digariskan. Pada prinsipnya transfer ratio pelatihan harus bisa dicapai penuh. Mengingat rumitnya hubungan antara tata gerak jurus dengan elemen-elemen pendukung lainya, sangatlah tidak mungkin jika pelatihan Gerak Badan Margaluyu Pusat dilakukan secara massal. Para pelatih berkewajiban untuk melakukan kontrol terhadap kelenturan dan kesempurnaan tata gerak setiap jurus. Melakukan koreksi apabila mereka yang berlatih masih belum mencapai tingkat kelenturan dan kesempurnaan tata gerak. Hal ini dimaksudkan jika kelak dikemudian hari mereka melatih generasi berikutnya tidak mengalami distorsi tata gerak jurus. Yang berujung pada perbedaan tata gerak jurus.

Pakem Pelatihan Gerak Badan Margaluyu Pusat dibagi dalam dua bagian, yakni Jurus halus (10 jurus) yang bersifat mandatory, Dan Jurus Kasaran yang bersifat optional, dalam artian tidak wajib untuk ditempuh. oleh karena itu dalam


(25)

sistematika Gerak Badan Margaluyu Pusat, tidak mengenal istilah tingkatan, yang membagi level atau kelas peserta pelatihan. Dalam keseluruhan proses pelatihan Gerak Badan Margaluyu Pusat, tidak ada kewajiban untuk melakukan puasa. Sepenuhnya bahwa puasa wajib maupun puasa yang bersifat Sunah semuanya telah diatur oleh Agama (Islam).

II.4.1 Jenis Jurus

1. Jurus wajib / mandatory (Jurus halus terdiri dari 10 Jurus).

2. Jurus Kasaran / Optional (jurus 14 sampai dengan jurus Payung Rasul)

Gambar II.6. Salah Satu Jurus Saat Latihan

Sumber: http://www.margaluyu-pusat.net/images/photo-gallery/jurus-silat-02.jpg (Diakses pada 20/3/2016)

Gambar II.7. Penggabungan Beberapa Jurus

Sumber: http://www.margaluyu-pusat.net/images/photo-gallery/jurus-silat-02.jpg (Diakses pada 20/3/2016)


(26)

II.4.2 Harkatan Atau Pelantikan

Harkatan dilaksanakan setelah peserta pelatihan menyelesaikan jurus wajib, diakhiri dengan "tikahan" yang merupakan penggabungan jurus halus. Harkatan itu sendiri hanya dilakukan satu kali saja.Karena semua jurus halus merupakan ibu atau induk dari semua jurus jurus Gerak Badan Margaluyu Pusat.

II.4.3 Pelatihan Jurus Halusan

Menurut Iyus Rustman (2016) latihan Jurus-jurus halus yang wajib ditempuh, dilaksanakan setiap hari tanpa terputus. Dengan target waktu seluruh jurus halus dapat diselesaikan dalam kurun waktu 10 Minggu (70 hari). Dalam hal ini sangat diperlukan kejujuran dari semua peserta latihan untuk melaksanakanya. Dalam hal target waktu tidak bisa dicapai, maka peserta latihan wajib mengulangi dari awal. Disisi lain jika proses latihan terputus ditengah jalan, meski hanya satu hari saja. Maka peserta latihan wajib mengulangi dari awal.

II.4.4 Pelatihan Jurus Kasaran

Pelatihan jurus kasaran hanya diberikan kepada mereka yang sudah di harkat. Karena sifatnya bukan jurus wajib, maka sistimatikanya bisa dilakukan kapan saja. Aneka jurus kasaran dimulai dari jurus 14 wajib sampai pada jurus Payung Rasul.

Kompoisisi pelatih dibagi dalam 2 (dua).

1. Pelatih tata gerak

2. Pelatih yang mendapat mandat untuk mengharkat.

Setiap orang yang sudah di harkat, diizinkan untuk melatih tata gerak jurus jurus Gerak Badan Margaluyu Pusat, dengan ketentuan wajib melaksanakan sesuai dengan pakem. Sedangkan proses harkatan hanya bisa dilaksanakan oleh mereka (pelatih) yang sudah mendapat mandat untuk mengharkat.

Prinsip Utama

Sesuai dengan wasiat pendiri Gerak Badan Margaluyu Pusat Abah Andadinata, Yaitu "Jangan hidup dari Margaluyu, dan kita hidup untuk Margaluyu". Maka


(27)

kepada semua pelatih harus melaksanakan kewajibanya dengan penuh keikhlasan, dalam artian tidak mengutip pembayaran dari peserta pelatihan, dalam bentuk apapun. Kesemuanya berjalan semata-mata untuk ibadah.

II.5 Analisa Permasalahan Margaluyu Pusat

Margaluyu Pusat adalah beladiri pencak silat tenaga dalam melalui pernafasan dan tidak ada kaitan dengan makhluk lain. Margaluyu Pusat disatu sisi merupakan sebuah ilmu tenaga dalam yang digunakan oleh ilmu beladiri tetapi sebagai alat untuk menjaga kesehatan dan pengobatan dengan meditasi dan pernapasan. Pada jaman sekarang ini Margaluyu Pusat yang dianggap sebagai sebuah ilmu beladiri tenaga dalam traditional warisan budaya yang perlu dilestarikan, tetapi beladiri Margaluyu Pusat mulai di lupakan dan minimnya masyarakat yang bergabung dan memilih Margaluyu Pusat sebagai ilmu beladiri dan banyaknya salah pemahaman terhadap ilmu tenaga dalam itu sendiri. Beladiri pencak silat tenaga dalam Margaluyu Pusat yang pada awalnya adalah penggabungan ilmu pencak silat, dan ilmu tenaga dalam. Selain sebagai ilmu beladiri Margaluyu Pusat banyak yang bergabung sebagai pengobatan dan kesehatan terutama bagi yang lanjut Usia. Semakin lama perubahan pada beladiri tenaga dalam Margaluyu Pusat hanya menjadi pilihan alternatif dalam upaya mempertahankan pencak silat tenaga dalam Margaluyu Pusat,sudah menjadi keharusan sebagai generasi penerus untuk meneruskan dan menjaga serta melestarikan beladiri traditional asli dari sunda agar tetap eksis sebagai ilmu beladiri dan warisan budaya.

Untuk menghindari pandangan – pandangan seperti yang sudah dijelaskan diatas, maka melalui media informasi peneliti Akan menyampaikan faktor penting yang mendukung seni beladiri Tenaga Dalam Margaluyu Pusat.

II.6 Solusi Permasalahan

Berdasarkan hasil pembahasan dan pengkajian terkait keberadaan Margaluyu Pusat yang saat ini mengalami kurangnya peminat, maka perlunya dibuat upaya menyampaikan pesan melalui media informasi sebagai sarana informasi beladiri tenaga dalam Margaluyu Pusat sebagai warisan budaya yang perlu dilestarikan.


(28)

Dalam membangkitkan kembali minat terhadap beladiri pencak silat tenaga dalam Margaluyu Pusat dibtuhkan media efektif yang mampu diterima dengan jankauan luas, dan. Salah satu media efektif untuk menyampaian informasi tersebut melalui media video. Dipilihnya media video ini karena video dapat menyampaikan kesan secara keseluruhan serta dapat memotivasi setiap orang yang melihat dan memperhatikannya, sehingga pesan yang disampaikan dapat tesampaikan dengan efektif.


(29)

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Target Audiens

Segmentasi dari target masyarakat yang dituju dalam perancangan media informasi ini meliputi beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut:

 Demografis

Praktisi atau orang yang mempelajari beladiri tenaga dalam Margaluyu Pusat Usia 15 – 50 tahun, karena anggota Margaluyu Pusat meliputi Remaja – anak sampai orang dewasa.

Gender laki-laki dan perempuan  Psikografis

Orang yang mempunyai pola hidup sehat, dan suka kesenian dan kebudayaan tradisional.

 Geografis

Kota Bandung

III.2 Strategi Perancangan

Media informasi visual, merupakan media yang tepat dan efektif dalam menyampaikan sebuah informasi. Keberhasilan sebuah media sebagai alat penyampaian informasi sangat dipengaruhi oleh komunikasi sebagai unsur penting didalamnya. Dalam media ini terdapat suatu bentuk komunikasi yang berfungsi untuk serta memberi informasi sehingga audience terpengaruh hingga melakukan tindakan.

III.2.1 Tujuan Perancangan

1. Untuk memperkenalkan tenaga dalam Margaluyu Pusat di Kota bandung 2. Respon yang dinginkan yaitu meningkatkan ketertarikan kepada target sasaran

untuk lebih mengetahui ilmu beladiri Margaluyu Pusat.

III.2.2 Pendekatan Komunikasi 1. Komunikasi Verbal


(30)

Penyampaian komunikasi dalam media informasi ini lebih menitik beratkan pada tata gerak dan jurus-jurus Margaluyu Pusat serta mengajak untuk bergabung kedalam Margaluyu Pusat.

2. Pendekatan Visual

Tampilan visual yang diperlihatkan adalah tata gerak dan jurus-jurus. Lalu akan ditambahkan dengan efek-efek visual sederhana yang mendukung, dan memakai sudut dan tehnik pengambilan gambar yang menarik dan nyaman untuk dilihat. Dalam pengambilan sudut (angle) menggunakan teknik, diantaranya sudut atas (high angle), sudut bawah (low angle) dan kemiringan kamera.

III.2.3 Strategi Kreatif

Ada berbagai cara yang digunakan dalam pembuatan media informasi ini. Yang pertama isi dari materi film dokumenter ini berisikan tentang ilmu tenaga dalam itu didapat serta jurus yang dipelajarinya, lalu dimasukan kegunaan jurus-jurus tersebut. Pada perpindahan antara adegan satu dengan adegan yang lainnya diberi effect fade in dan effect fade out, serta ditambahkan effect slow motion agar memperkuat estetika sinematografi supaya film ini tidak terlihat monoton dan menarik untuk disimak.

Dan pada film dokumenter ini ada beberapa menggunakan teknik, teknik pertama pengambilan gambar pada video timelapse.

Gambar III.4 Timelapse Alam kaki Gunung Manglayang Sumber : Dokumen Pribadi


(31)

III.2.4 Strategi Media

Media adalah alat penghubung, perantara dan sarana serta saluran alat komunikasi untuk memperkenalkan dan mempromosikan pesan kepada target sasaran. Dengan perencanaan sistematik dan mendapatkan tanggapan dari penerima pesan.

III.2.5 Pemilihan Media

Pemilihan media berfungsi untuk membatasi media yang akan digunakan dalam perancangan media informasi unsur–unsur pendukung dalam kegiatan Margaluyu Pusat yaitu jurus-jurus utama Margaluyu Pusat, agar tidak terlalu luas dengan pertimbangan disesuaikan dengan target yang dituju. Maka pemilihan media yang akan digunakan haruslah efesien dan tepat sasaran.

Media dapat dibedakan menjadi dua, yaitu media utama dan media pendukung

1. Media Utama Film Dokumenter

Media film dokumenter ini menjelaskan tentang bagaimana ilmu tenaga dalam didapatkan, jurus-jurus dasar 1-10 Margaluyu Pusat, dan ciri khas dari Margaluyu Pusat serta kegunaan dari jurus-jurus tersebut yang dipelajari dalam Margaluyu Pusat. Informasi media berupa video film documenter yang disuguhkan dalam media utama ini memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi, sehingga mudah di cerna oleh target audien.

Definisi Film

Film merupakan media yang menyajikan pesan audio, visual dan gerak.Oleh karenanya, film memberikan kesan yang impresif bagi penontonnya. Seperti hal nya dalam buku “Mari Membuat Film”, Heru Effendy (2009) menjelaskan “film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan” (h.4). Bila dilihat dari pemahaman film maka film digunakan sebagai media yang membentuk realitas. Cerita yang ditayangkan lewat film dapat berbentuk fiksi atau non fiksi. Lewat film, informasi dapat dengan lebih mendalam karena film adalah media.


(32)

1. Media Pendukung

Media pendukung ini bersifat menunjang, melengkapi atau mempertegas media utama agar penyampaiannya mudah di terima oleh masyarakat.

Adapun media pendukung tersebut adalah sebagai berikut :

 Poster

Poster merupakan media luar ruang yang informasinya mudah tersampaikan.

 X – Banner

Media ini digunakan untuk memberikan informasi atau promosi pada saat pemutaran film documenter.

 Spanduk

Media ini digunakan untuk memberikan informasi pada background panggung pada saat pemutaran film documenter.

 Stiker

Sebagai media pelengkap yang diberikan secara cuma-cuma, yang berfungsi sebagai pengingat.

 Mug

Sebagai media pelengkap yang diberikan secara cuma-cuma, yang berfungsi sebagai pengingat.

 Baju Kaos

Sebagai media pelengkap yang diberikan secara cuma-cuma, yang berfungsi sebagai daya tarik masyarakat.

 Cover CD

Sebagai media pelengkap yang diberikan secara cuma-cuma, yang berfungsi sebagai pengingat.

 Topi

Sebagai media pelengkap yang diberikan secara cuma-cuma, yang berfungsi sebagai pengingat.

III.3 Konsep Visual

Untuk menghasilkan infomasi melalui media audio visual yang baik, tentu dibutuhkan sebuah konsep visual yang baik pula karena ini dimaksudkan agar tidak terjadinya kesalahan dalam penyampaian pesan ataupun informasi. Konsep


(33)

visual merupakan awal dari sebuah gagasan yang diperoleh dari sebuah pemahaman dan pendalaman materi dari semua permasalahan yang telah dikaji.

III.3.1 Format Desain

Format desain pada film dokumenter ini menggunakan video high resolution yaitu 1280 x 720 pixel dengan perbandingan aspek rasio 4 : 3. Aspek rasio merupakan perbandingan lebar dan tinggi dari sebuah pixel dalam sebuah gambar. Sedangkan format kemasan dari film pendek ini berupa CD. Judul yang akan di pilih atau di gunakan dalam film pendek ini adalah Margaluyu Pusat Beladiri Pencak Silat tenaga dalam”.

Kemudian untuk media-media yang dibuat, dalam film pendek ini dengan format terakhir yang akan digunakan adalah format cd, dengan durasi film ± 5 menit yang akan dipusblish kedalam format file *.mp4 .

III.3.2 Layout

Pada film ini akan ditampilkan anak muda anggota Margaluyu Pusat sedang berlatih jurus-jurus di air terjun agar terlihat menyatu dengan alam menggunakan mode close up,yang terlihat serius dan bersungguh-sungguh dalam penampakan anak muda akan diposisikan sebelah kiri air terjun agar terlihat bahwa ilmu tenaga dalam berasal dari alam, yang memberikan kesan menarik dan bermakna.

III.3.3 Tipografi

Untuk tipografinya sendiri, film ini menggunakan jenis-jenis font yang sedikit menyeramkan agar menimbulkan kesan menegangkan, karena video yang tampilkan video beladiri. Adapun contoh dari tipografi yang dipakai untuk penulisan nama figur dan title dalam film ini adalah sebagai berikut : Font untuk tulisan utama

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890


(34)

Dalam pemilihan font untuk tulisan utama menggunakan jenis font “Chiller”. Font ini mendukung untuk menampilkan kesan yang tidak monoton dan menegangkan. Font untuk tulisan pendukung/keterangan adalah Comic Sans MS

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890

,./<>?;’:”[]{}=-+_)(*&^%!@#$

III.3.5 Warna

Untuk pemilihan warna sendiri, lebih mendominasikan warna-warna hijau, kuning, dan Hitam, karena warna-warna ini adalah warna yang khas dari Margaluyu Pusat.

 Warna hijau mengartikan filosofi Margaluyu Pusat melambangkan

ketaqwaan atau keyakinan.

 Warna Kuning mengartikan filosofi Margaluyu Pusat melambangkan

Kecerdasan

 Warna hitam mengartikan filosofi Margaluyu Pusat melambangkan

keabadian.

III.4 Sinopsis

Pergunungan Manglayang merupakan salah ciri khas dari kota Bandung yang dimana sama halnya Margaluyu Pusat asli berasal dari daratan sunda. Dengan


(35)

kesenian dari warga Bandung menjadikan kota ini kota yang maju dan kreatif, dilihat dari banyaknya kesenian dan kebudayaan yang ada dikota Bandung salah satunya kesenian beladiri pencak silat ilmu tenaga dalam Margaluyu Pusat.meditasi dan latihan jurus-jurus margaluyu di alam terbuka yang berada di bawah air terjun, terlihat menyatu dengan alam, menunjukan bahwa ilmu tenaga dalam margaluyu berasal dari energi bumi alam. dan dilanjutkan peratarungan dua anak muda menunjukan kegunaan dari ilmu pencak silat margaluyu Pusat sebagai ilmu beladiri bertahan adalah menyerang, yang diakhiri dengan kembali berlatih.

III.4.1 Storyline

Sebuah naskah cerita dalam bentuk teks. merancang naskah merupakan spesifikasi dari teks dan narasi dalam aplikasi multimedia. dalam merancang naskah, analis menetapkan alur cerita dan durasi serta elemen-elemen secara rinci.

Gambar III.5 Storyline Sumber: Dokmen pribadi

 Timelapse Suasana Pergunungan jawa barat

Dan persawahan

 alam tempat latihan

 meditasi

 latihan jurus-jurus margaluyu pusat 1-10


(36)

 perkelahilan dua orang

 latihan kembali

III.4.2 Storyboard

Storyboard disini bertujuan untuk memudahkan dalam pengambilan gambar dan memandu, sutradara, kameramen editor dan seluruh kru yang terlibat didalamnya. Karena storyboard sangat berfungsi sekali dalam memberikan arahan saat akan mengambil gambar agar sesuai dengan cerita yang diinginkan.

Gambar III.6 Storyboard Sumber : Dokmen pribadi

III.4.3 Audio

Musik merupakan salah satu elemen penting dalam memperkuat kesan, nuansa dan suasana sebuah film. Musik dapat dikelompokan dalam 2 kelompok yaitu ilustrasi musik dan lagu. Ilustrasi musik digunakan sebagai musik latar yang mengiringi selama cerita berjalan, sedangkan lagu digunakan sebagai pengiring dalam film yang membentuk karakter dam kesan dan suasana sebuah film.

- iIustrasi musik : instrument degung sunda (music tradisioal jawa barat), karena Margaluyu Pusat berasal dari daratan Sunda.


(37)

BAB IV. TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1 Teknis Produksi

Untuk mempermudah pembuatan film documenter Margaluyu Pusat pada saat pelaksanaan maupun pasca produksi melibatkan atau menggunakan alat – alat dan software sebagai berikut.

IV.1.1 Perangkat keras (Hardware)

Hardware adalah perangkat keras yang digunakan pada saat produksi pembuatan

film documenter Margaluyu Pusat. Berikut peralatan yang digunakan:

 Kamera DSLR Canon 60D dengan lensa Canon 50mm

 Kamera DSLR NIkon D300s dengan lensa 18-55mm

Tripod

Slider

Gladecam

IV.1.2 Perangkat Lunak (Software)

Software adalah perangkat lunak yang digunakan pada saat produksi pasca pembuatan film dokumenter Margaluyu Pusat. Berikut peralatan yang digunakan:  Adobe Photoshop CS6, digunakan dalam mengolah keterangan dan tipografi.  Adobe premire pro CS6, digunakan dalam pengeditan dan mengolah video. IV.2 Pra Produksi

Pra pruduksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan sebelum tahap produksi dan tahap pra produksi dilakukan, dimana kegiatan ini merencanakan atau mencari ide cerita, riset data dan riset visual. Dengan membuat sebuah storyboard dan storyline menjadi hasil dari kegiatan pra produksi yang selanjutnya dikembangkan ke tahap produksi.

 Ide – Tema

Ide cerita dalam film pendek ini adalah menceritakan tentang ilmu tenaga dalam itu sendiri dan jurus-jurus Margaluyu pusat serta kegunaannya serta mengajak untuk bergabung dalam Margaluyu Pusat.


(38)

 Storyline

Storyline merupakan sebuah pengembangan dari inti cerita, yang membahas tentang alur cerita, yang dibuat dengan berisikan keterangan 12 gambar atau visual dan audio berupa effek suara, juga musik. Yang kemudian di kembangkan kedalam bentuk skenario.

 Storyboard

Pembuatan storyboard bertujuan untuk untuk memudahkan dalam pengambilan gambar dan memandu, sutradara, kameramen, editor dan seluruh kru yang terlibat didalamnya. Dan memberikan arahan saat akan mengambil gambar agar sesuai dengan cerita yang diinginkan.

IV.3 Produksi

Setelah melalui tahap pra produksi dilakukan tahap produksi, dimana tahap ini menuju lapangan dengan maksud memproduksi apa yang sudah direncanakan pada tahap pra produksi. Pada perancangan video dokumenter ini, dikumpulkan materi gambar yang dibutuhkan. Sehingga dapat dilanjutkan ke tahap pasca produksi.

 Melakukan adegan duel, Namun gagal dan shoot ulang berkali-kali

Gambar IV.1 Behind The Scene Sumber: Dokumentasi Pribadi


(39)

 Melakukan selfie, Disela waktu pengambilan gambar.

Gambar IV.2 Behind The Scene Sumber: Dokumentasi Pribadi

IV.4 Pasca Produksi

Tahap pasca produksi adalah tahap terakhir, dimana kegiatan ini diisi mengumpulkan materi gambar yang sudah melalui tahap produksi dan melalui proses editing atau finishing. Tahap ini merupakan tahap yang dapat memperbaiki dan mematangkan rencana yang sudah dibuat dari tahap pra produksi. Metode yang digunakan dalam proses editing yaitu secara digital atau menggunakan komputer atau laptop yang sebelumnya file dari hasil shooting telah dicopy atau dipindahkan ke komputer atau laptop, teknik editing menggunakan software edit video yaitu Adobe Premier CS 6 dengan melakukan berbagai tahapan diantaranya:  Logging : proses memilih shoot – shoot yang ada kemudian memotong sesuai

dengan yang dibutuhkan.

Gambar IV.3 Proses Editing Sumber: Dokumen Pribadi


(40)

 Video dokumenter ini menggunakan ukaran frame D1/DV NTSC Widescreen yaitu 720 x 480 pixel dengan perbandingan aspek rasio 16 : 9. Aspek rasio merupakan perbandingan lebar dan tinggi dari sebuah pixel dalam sebuah gambar.

 Penempatan pada potongan gambar yang telah di pilih untuk menjadikan sebuah alur cerita film dokumentasi Margaluyu Pusat.

Gambar IV.4 Proses Editing Sumber: Dokumen Pribadi

 Untuk font yang terdapat pada didalam media film dokumenter ini dan mendukung dengan karater film ini memakai tipe jenis font yaitu “Chiller”.

Gambar IV.5 Screnshot Video Sumber: Dokumen Pribadi


(41)

Rendering : merupakan proses terakhir dalam editing dalam sebuah audio visual, yaitu untuk menggabungkan file – file yang telah melewati tahapan – tahapan sebelumnya untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

IV.5 Screenshot Film Documenter Margaluyu Pusat  Sejarah dan Pengertian singkat Margaluyu Pusat.

Gambar IV.6 Screenshot Video Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar IV.7 Screenshot Video Sumber: Dokumen Pribadi


(42)

 Meditasi

Gambar IV.8 Screenshot Video Sumber: Dokumen Pribadi


(43)

Gambar IV.9 Screenshot Video Sumber: Dokumen Pribadi

 Jurus Gabungan Margaluyu Pusat

Gambar IV.10 Screenshot Video Sumber: Dokumen Pribadi


(44)

 Pertarungan dan cara mempergunakan jurus-jurus Margaluyu Pusat.

Gambar IV.11 Screenshot Video Sumber: Dokumen Pribadi


(45)

Gambar IV.12 Screenshot Video Sumber: Dokumen Pribadi

IV.6 Media Utama a.Video

Video disini adalah media Utama media informasi untuk memperjelas dan mempermudah target audience memahami tentang fungsi dari dari Margaluyu Pusat. Didalam video tersebut ditampilkan dan menjelaskan tata gerak, dan jurus-jurus Margaluyu Pusat.

Gambar IV.13 Penggabungan ScreenShot Video Sumber: Dokumen Pribadi


(46)

IV.7 Media Pendukung

Media pendukung adalah media yang mendukung media utama sebagai media yang menginformasikan media utama.

Spanduk

Gambar IV.14 Spanduk Sumber: Dokumen Pribadi

Ukuran: 1:4 (1m x 4m) Material: Kertas flexi

Teknik Produksi: Cetak offset

Cover Dvd

Gambar IV.15 Cover Dvd Sumber: Dokumen Pribadi


(47)

X-Banner

Gambar IV.16 X-banner Sumber: Dokumen Pribadi

Material: X Banner Ukuran: 160cm x 60cm


(48)

Poster

Gambar IV.17 Poster Sumber: Dokumen Pribadi

Ukuran: A3 (29.7 x 42 cm) Material: Art paper 120 gsm Teknik Produksi: Cetak offset

Baju Kaos

Gambar IV.18 Baju Kaos Sumber: Dokumen Pribadi

Material: Katun Combet 30s


(49)

Topi

Gambar IV.19 Topi Sumber: Dokumen Pribadi

Stiker

Gambar IV.20 Stiker Sumber: Dokumen Pribadi


(1)

 Pertarungan dan cara mempergunakan jurus-jurus Margaluyu Pusat.

Gambar IV.11 Screenshot Video Sumber: Dokumen Pribadi  Penutup dengan cara kembali ke latihan jurus-jurus.


(2)

Gambar IV.12 Screenshot Video Sumber: Dokumen Pribadi IV.6 Media Utama

a.Video

Video disini adalah media Utama media informasi untuk memperjelas dan mempermudah target audience memahami tentang fungsi dari dari Margaluyu Pusat. Didalam video tersebut ditampilkan dan menjelaskan tata gerak, dan jurus-jurus Margaluyu Pusat.


(3)

IV.7 Media Pendukung

Media pendukung adalah media yang mendukung media utama sebagai media yang menginformasikan media utama.

Spanduk

Gambar IV.14 Spanduk Sumber: Dokumen Pribadi Ukuran: 1:4 (1m x 4m)

Material: Kertas flexi

Teknik Produksi: Cetak offset

Cover Dvd

Gambar IV.15 Cover Dvd Sumber: Dokumen Pribadi


(4)

X-Banner

Gambar IV.16 X-banner Sumber: Dokumen Pribadi Material: X Banner


(5)

Poster

Gambar IV.17 Poster Sumber: Dokumen Pribadi Ukuran: A3 (29.7 x 42 cm)

Material: Art paper 120 gsm Teknik Produksi: Cetak offset

Baju Kaos

Gambar IV.18 Baju Kaos Sumber: Dokumen Pribadi Material: Katun Combet 30s


(6)

Topi

Gambar IV.19 Topi Sumber: Dokumen Pribadi  Stiker

Gambar IV.20 Stiker Sumber: Dokumen Pribadi