3
sehari-hari, dan menggunakan kayu bakar untuk memasak pakan babi. Keluarga Bapak Kadek memiliki 7 ekor babi 3 ekor induk babi, serta 4 ekor anak babi.
Rumah Bapak Kadek sudah memiliki akses air PDAM, dan memiliki sumur penampungan air. Rumah Bapak Kadek juga telah teraliri listrik dengan sistem beli
token pulsa listrik. Keluarga Bapak Kadek memiliki 2 buah sepeda motor yang digunakan untuk mobilitas berjualan dan mencari barang dagangan.
Pekerjaan Bapak Kadek sebelumnya adalah sebagai buruh harian di tempat cetak ukiran dari semen. Saat ini Pak Kadek Diarna membantu istrinya untuk
mempersiapkan barang dagangan. Bapak Kadek juga memiliki ayam yang sewaktu- waktu dapat dijual.
Ibu Wayan bekerja sebagai pedagang canang dan juga kebutuhan pokok yang diperlukan di pasar tepatnya di Nusa Lembongan. Ibu Wayan mencari barang
dagangan di Nusa Penida kemudian dijual kembali di Nusa Lembongan. Pada hari- hari keagamaan tertentu seperti Tilem, Purnama, Kajeng Kliwon, Tumpek, Galungan
dan Kuningan Ibu Wayan berjualan canang dengan jumlah lebih banyak untuk dapat meningkatkan penghasilan. Selain itu Ibu Wayan juga menjual canang yang dititipkan
oleh para tetangga untuk dijual di pasar Nusa Lembongan.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Ekonomi keluarga dampingan dapat dijelaskan dalam dua pokok yakni pendapatan keluarga dampingan serta pengeluaran keluarga dampingan.
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Keluarga Bapak Kadek Diarna tergolong dalam keluarga dengan ekonomi rendah. Bapak Kadek Diarna bekerja sebagai buruh harian dengan
membuat seni ukir dari cetakan semen yang efektif bekerja sekitar 13 hari
4
selama sebulan dengan memperoleh upah sebesar Rp. 85.000,00 per hari selain itu, Bapak Kadek Diarna juga membantu istri mempersiapkan barang dagangan.
Bapak Kadek memiliki banyak ayam aduan dan juga ayam yang dikandangkan. Bapak Kadek dapat menjual ayam dengan penghasilan Rp. 250.000,00 sampai
Rp. 350.000,00 per ayam. Ibu Wayan bekerja sebagai pedagang kebutuhan sehari-hari dan canang di Nusa Lembongan. Penghasilan yang diperoleh Ibu
Wayan tidak dapat dipastikan mengingat pendapatan Ibu Wayan tergantung pada seberapa besar hasil dagangan yang diperoleh. Penghasilan Ibu Wayan
kurang lebih Rp 150.000,00 per hari. Di hari-hari tertentu Ibu Wayan tidak berdagang di Nusa Lembongan karena adanya kesibukan adat istiadat dan acara
keluarga sehingga membuat Ibu Wayan tidak memiliki penghasilan pada hari tersebut.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Keluarga Bapak Kadek Diarna tergolong dalam keluarga sederhana yang dalam pemenuhan kebutuhannya terbatas pada kebutuhan primer seperti
kebutuhan untuk sehari-hari, kesehatan, kerohanian, serta kebutuhan sosial.
a Kebutuhan Sehari-hari
Kebutuhan sehari-hari keluarga Bapak Kadek Diarna terdiri atas kebutuhan pangan, dan juga pengeluaran seperti pembayaran listrik,
pembayaran air setiap bulannya. Biaya listrik berkisar Rp. 40.000,00 per bulan dengan sistem beli pulsa token listrik. Biaya air sekitar Rp.
40.000,00 sampai Rp. 60.000,00 per bulannya. Biaya makan per harinya berkisar Rp 50.000,00. Biaya susu untuk anak yaitu Rp. 75.000,00 per
minggu. Ibu Wayan juga membayar buruh untuk membantu membuat canang yang akan dijual di Nusa Lembongan, Ibu Wayan memberi upah
sebesar Rp. 50.000,00 setiap membantu dalam satu kali rahinan.
5
b Kesehatan dan Lingkungan
Untuk kesehatan, keluarga Bapak Kadek Diarna tidak memiliki JKBM maupun Kartu Indonesia Sehat. Keluarga Bapak Kadek Diarna
biasa berobat di Puskesmas yang berlokasi di desa Waru, dan juga sering berobat di bidan yang masih berada di lingkungan Desa Sebunibus. Biaya
yang dikeluarkan untuk berobat di bidan berkisar Rp. 40.000,00 sampai Rp. 50.000,00 sedangkan di Puskesmas tidak dipungut biaya. Keperluan
kebersihan lingkungan, alat kebersihan yang digunakan adalah milik pribadi dan dibersihkan secara berkala.
c Pendidikan
Keluarga Bapak Kadek Diarna memiliki seorang putra bernama I Putu Junse Windrawan yang masih berusia 4 tahun, sehingga Bapak
Kadek Diarna belum menanggung biaya sekolah untuk anaknya pada saat ini. Bapak Kadek Diarna berencana untuk menyekolahkan anaknya di
Taman Kanak-Kanak TK pada usia 5 tahun.
d Sosial
Pengeluaran bidang sosial yang dilaksanakan keluarga Bapak Kadek Diarna adalah pengeluaran untuk acara adat seperti upacara yang
dilaksanakan di lingkungan banjar, keluarga, maupun pura tertentu. Biaya yang dikeluarkan bersifat insidental sehingga biaya untuk kegiatan sosial
tidak ada pengeluaran secara rutin setiap bulan. Bapak Kadek Diarna menjadi hansip di Dusun Sebunibus sehingga keluarga Bapak Kadek
Diarna sering tidak dikenakan biaya kegiatan sosial luput dalam acara keagamaan di lingkungan Dusun Sebunibus. Namun pada kegiatan
tertentu seperti sumbangan pembangunan pura maupun untuk fasilitas Dusun Sebunibus, keluarga Bapak Kadek Diarna juga dikenakan namun
jumlahnya lebih sedikit dari warga lainnya.
6
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan Keluarga