Peran Stres KAJIAN PUSTAKA

artian oksidan atau radikal bebas diproduksi dalam jumlah yang melebihi kemampuan tubuh untuk memproduksi antioksidan maka akan terjadi suatu keadaan yang disebut sebagai stres oksidatif yang selanjutnya akan diikuti perusakan jaringan Kohen Nyska, 2002.

2.4 Peran Stres

■❏▲ ▼◆P◗▼ ❙ Terhadap Persalinan Preterm Ketidakseimbangan antara prooksidan dengan antioksidan akan menimbulkan suatu keadaan yang disebut sebagai stres oksidatif Eberhardt, 2001. Hal ini terjadi dalam sistem biologis akibat produksi ROS atau RNS yang berlebihan maupun akibat defisiensi antioksidan enzimatik dan non-enzimatik. Stres oksidatif akan menimbulkan kerusakan biologis yang dapat merusak lipid seluler, protein maupun DNA dan menghambat fungsi normal sel Kohen Nyska, 2002. Pada kehamilan, stres oksidatif ditenggarai memiliki peran dalam patofisiologi berbagai komplikasi kehamilan seperti keguguran, preeklamsia, intra uterine growth restriction IUGR, dan premature rupture of membrane PPROM Burton Jauniaux, 2011. Walaupun masih jarang, adanya jalur oksidatif pada persalinan preterm mulai diteliti. Disebutkan jika terdapat keseimbangan antara produksi ROS dengan antioksidan maka tidak akan terbentuk stress oksidatif, sehingga proses kehamilan dapat berjalan sebagai mestinya. Namun pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar ROS tanpa disertai mekanisme pertahanan antioksidan yang adekuat maka akan memicu terjadinya stres oksidatif yang berujung pada kerusakan sel dan penyakit Eberhardt, 2001. Dibandingkan dengan keadaan tidak hamil, pada saat kehamilan terdapat peningkatan produksi radikal bebas, dan pada persalinan preterm dikatakan produksinya lebih banyak lagi. Sumber radikal bebas dan stres oksidatif yang terbesar pada kehamilan dipercaya berasal dari stres oksidatif yang terjadi di plasenta, terutama mitokondria plasenta Little, 2003. Penelitian yang dilakukan oleh Cherouny,dkk 1989, ditemukan bahwa pemberian H 2 O 2 sebagai ROS pada tikus dapat memicu kontraksi uterus akibat meningkatnya pelepasan prostaglandin PGE2 dan PGF2 . Pada penelitian yang sama, tikus juga di beri butylated hydroxyl anisole BHA sebagai antioksidan dan terbukti dapat menurun kontraksi otot uterus dan kadar prostaglandin dibandingkan dengan kelompok tanpa pemberian antioksidan. PGF-2α bertanggung jawab terhadap kontraksi miometrium sedangkan PGE-2 menurunkan resistensi jaringan servik, merupakan dua proses yang penting dalam kemajuan persalinan. PGF-2α bersama-sama estrogen bekerja pada miometrium meningkatkan pembentukan gap junction dan reseptor oksitosin. Sekali mekanisme tersebut terjadi maka akan terjadi penjalaran depolarisasi antar sel yang akan menyebabkan peningkatan kadar kalsium di dalam sel. Ion kalsium di dalam sel akan berperan pada Calmodulin membentuk Ca-Calmodulin mengaktifkan enzim Myosin Light Chain Kinase MLCK yang berperan pada proses fosforilasi dari myosin yang bila berinteraksi dengan actin akan menyebabkan pemendekan dari serat otot sehingga terjadi kontraksi miometrium Cunningham dkk, 2010. Pada studi lainnya dari Matsumoto, dkk 1990, menemukan kaitan antara keberadaan SOD dan CAT sebagai sistem pertahanan untuk mencegah peningkatan produksi dari anion superoksida O 2 - di dalam miometrium manusia. Anion superoksida dikatakan memiliki peran langsung dalam menyebabkan terjadinya kontraksi pada uterus manusia melalui peningkatan kalsium Ca 2+ intraselular. kalsium ini dilepaskan dari retikulum endoplasma serta tempat penyimpanan lainnya. Konsentrasi kalsium dalam lumen Retikulum Endoplasma lebih tinggi dibandingkan dengan kadarnya dalam sitosol. Konsentrasi ini dipertahankan oleh mekanisme pompa kalsium ATPase yang terdapat pada sarko dan retikulum endoplasma. Pada saat terjadi peningkatan stres oksidatif, ROS akan memicu pelepasan kalsium dari membran reticulum endoplasma, melalui reseptor inositol-1,4,5,triphospat IP 3 R dan reseptor ryanodine Jauniaux, 2011. Sedangkan hidrogen peroksida H 2 O 2 yang merupakan salah satu ROS non radikal yang sangat reaktif, yang dihasilkan pada metabolisme seluler pun memiliki peran dalam kontraksi miometrium. H 2 O 2 dikatakan memiliki efek lanjutan pada banyak sel target yang meliputi channels ion membrane. Penelitian oleh Warren, dkk 2005 menyebutkan bahwa H 2 O 2 memicu peningkatkan influx Ca 2+ sehingga menyebabkan peningkatan kalsium intraseluler [Ca 2+ ]i yang kemudian akan mengaktivasi calcium calmodulin Ca 2+ CALM. Calcium calmodulin akan mengaktivasi myosin light chain kinase MLCK, yang selanjutnya memodulasi terjadinya reaksi actin-myosin yang menyebabkan kontraksi otot miometrium Cunningham dkk, 2010. Mekanisme tersebut diatas yang menjadi dasar terjadinya kontraksi miometrium pada persalinan preterm spontan yang berkaitan dengan ROS.

2.5 Peroksidasi lipid