BAB II KAJIAN PUSTAKA
I. Kajian Teori Pembelajaran Listening
Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa di antara empat keterampilan bahasa lain seperti menulis, membaca, dan berbicara. Kegiatan
menyimak berperan penting dalam pengembangan kemampuan berbahasa seseorang. Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan
mendengarkan. Mendengarkan atau menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran. Mendengarkan adalah salah
satu keterampilan berbahasa yang sangat penting, disamping membaca, berbicara, dan menulis. Komunikasi tidak akan dapat berlangsung dengan
lancar tanpa keterampilan Mendengarkan. Keterampilan Mendengarkan merupakan dasar keterampilan berbicara yang baik.
Sutari,dkk.1997:17 menyatakan bahwa menyimak memiliki makna mendengarkan atau memperhatikan baik-baik apa yang dikatakan orang lain.
Jelas faktor kesengajaan dalam kegiatan menyimak cukup besar, lebih besar daripada mendengarkan karena dalam kegiatan menyimak ada usaha
memahami apa yang disimaknya sedangkan dalam kegiatan mendengarkan tingkatan pemahaman belum dilakukan. Dalam kegiatan menyimak bunyi
bahasa yang tertangkap oleh alat pendengar lalu diidentifakasi, dikelompokkan menjadi suku kata, kata, frase, klausa, kalimat, dan akhirnya menjadi wacana
Tarigan 1983:19 menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi,
16
menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Menyimak menurut Akhadiah dalam Sutari,dkk.1997:19 adalah suatu proses yang mencakup kegiatan memdengarkan bunyi bahasa, mengidentifakasi,
menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Menyimak adalah salah satu keterampilan yang dibutuhkan oleh seorang
fasilitator. Menyimak bukanlah hanya mendengarkan sesuatu yang “masuk kuping kiri keluar kuping kanan” atau sebaliknya.
II. Kajian Teori Tentang Audio Visual
Istilah Audio-Visual pertama-tama dikemukakan oleh Prof. Nelson Brooks pada tahun 1964. Metode ini menyatakan diri sebagai metode yang paling efektif
dan efisien dalam pembelajaran bahasa asing dan mengklaim sebagai metode yang telah mengubah pengajaran bahasa dari hanya sebuah kiat ke sebuah ilmu.
Richards Rodgers 1986;51 dalam Prayogo, 1998:9 menambahkan beberapa prinsip pembelajaran yang telah menjadi dasar psikologi audio-
lingualisme dan penerapannya sebagai berikut: 1. Pembelajaran bahasa asing pada dasarnya adalah suatu proses
pembentukan kebiasaan yang mekanistik 2. Keterampilan berbahasa dipelajari lebih efektif jika aspek-aspek
yang harus dipelajari pada bahasa sasaran disajikan dalam bentuk lisan sebelumdilihat dalam bentuk tulis.
3. Bentuk-bentuk analogi memberikan dasar yang lebih baik bagi pembelajar bahasa daripada bentuk analisis, generalisasi, dan
17
pembedaan-pembedaan lebih baik daripada penjelasan tentang kaidah-kaidah.
4. Makna kata-kata yang dimiliki oleh penutur asli dapat dipelajari hanya dalam konteks bahasa dan kebudayaan dan tidak berdiri
sendiri.
III.Motivasi Belajar dalam Proses Pembelajaran
Motivasi belajar adalah dorongan atau daya penggerak pada diri siswa baik secara internal maupun external dalam diri seseorang untuk mengadakan
perubahan tingkah laku. Motivasi belajar pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan mejelaskan perilaku individu, termasuk individu yang sedang
belajar Uno, 2007: 27. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran yaitu: 1 menentukan hal-hal yang dapat dijadikan
penguat belajar, 2 memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, 3menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, 4 menentukan
ketekunan belajar. a. Peranan Motivasi dalam Menentukan Penguat Belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya
dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. Motivasi akan menjadi penguat belajar pada anak ketika anak benar-benar mempunyai motivasi
untuk belajar sesuatu. Dengan kata lain motivasi dapat memperkuat anak dalam perbuatannya
18
b. Peranan Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar Peranan motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan
kemaknaan dalam belajar. Anak akan tertarik untuk belajar ketika apa yang telah dipelajari itu sedikitnya sudah pernah dinikmati manfaatnya bagi anak. Sehingga
anak akan termotivasi untuk belajar karena mereka sudah jelas apa yang menjadi tujuan dalam belajarnya.
c. Motivasi sebagai Kendali Rangsangan Belajar Seorang anak yang memiliki motivasi akan memiliki kendali dan
rangsangan untuk belajar. Anak akan mengaitkan fasilitas belajar sebagai rangsangan untuk belajar. Tanpa motivasi anak tidak akan pernah terangsang
untuk memanfaatkan rangsangan-rangsagan sebagai pengendali dalam belajar. d. Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajari dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang lebih
baik. Dalam hal ini tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya, apabila seseorang tidak memiliki motivasi
untuk belajar maka dia tidak tahan lama belajar. Itu berarti bahwa motivasi sangat berpengaruh terhadp ketekunan dan ketahanan dalam belajar.
IV. Kerangka Berfikir
Seperti telah diuraikan diatas bahwa siswa kelas 8 F SMPN 1 Tembuku memiliki keterampilan mendengarkan dalam bahasa inggris masih kurang.
Kegiatan kelas sangat pasif. Siswa masih bingung memahami apa yang guru bicarakan. Hal ini disebabkan karena minimnya pengetahuan menyimak siswa,
minimnya pembendaharaan kosakata siswa, penggunaan tehnik yang digunakan
19
guru belum tepat dalam mengajarkan bahasa inggris, dan kurang media yang tersedia di sekolah tersebut.
Dengan menggunakan Audio-Visual dapat diduga bahwa proses pembelajaran akan lebih sistematis, lengkap dan kreatif. Siswa diberi menonton video dimana
dari video tersebut siswa tidak hanya dapat meningkatkan kemampuan menyimaknya saja, tetapi dapat mempelajari grammar dan memperkaya kosakata
siswa. Dengan demikian siswa akan memiliki pengetahuan, kesiapan, dan keberanian, sehingga mereka akan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Dengan
demikian keterampilan menyimak siswa dalam bahasa inggris siswa akan dapat ditingkatkan.
V. Hipotesis Tindakan
Apabila Audio-Visual dilaksanakan secara efektif dalam pembelajaran listening dalam bahasa Inggris, maka keterampilan berbahasa Inggris kelas 8 F
SMPN 1 Tembuku dapat ditingkatkan.
20
BAB III METODE PENELITIAN