Perancangan Kampanye Peduli Air Tanah Di Cekungan Kota Bandung

(1)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

PERANCANGAN KAMPANYE PEDULI AIR TANAH DI

CEKUNGAN KOTA BANDUNG

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2010/2011

Oleh :

Sandra Iman Riswana 51907138

Program Studi

Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, beserta nabi junjungan kita Muhammad SAW, karena berkat rahmat serta hidayahnya baik semangat, kesehatan dan perlindungan darinya, akhirnya penyusun dapat menyelesaikan Laporan pengantar Proyek Tugas Akhir dengan judul ‘’ PERANCANGAN KAMPANYE PEDULI AIR TANAH DI CEKUNGAN KOTA BANDUNG” dengan sebaik-baiknya.

Laporan ini disusun setelah melalui beberapa proses yang cukup panjang serta mengalalami berbagai hambatan dan rintangan yang Alhamdulillah dapat penyusun lewati dengan tenang, karena semua itu berkat bimbingan serta dorongan dari semua pihak sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

Adapun maksud dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah salah satu syarat untuk menempuh program Sarjana (S1) di Fakultas Desain Program Studi Desain Komunikasi Visual di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

Dikarenakan keterbatasan kemampuan, penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penyusun sangat berterima kasih atas saran dan kritik yang ada demi tercapainya kesempurnaan dalam laporan ini. Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, Juli 2011


(3)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penyusun dapat menyelesaikan Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir ini.

Dengan segala kerendahan hati, penyusun mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada yang terhormat :

1. Drs. Hary Lubis, selaku Dekan Fakultas Desain UNIKOM.

2. Rini Maulina S.Sn. selaku Dosen Wali dan koordinator Tugas Akhir yang telah banyak membantu menyelesaikan Rancangan Tugas Akhir ini. 3. Ambarsih M.Sn selaku koordinator Tugas Akhir yang telah mensuport

seluruh mahasiswa Tugas Akhir 2011 agar tetap semangat pantang mundur.

3. Tata Kartasudjana M.Sn, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing, memberi petunjuk dan motivasi dalam menyelesaikan Rancangan Tugas Akhir ini.

4. Ayah dan Bunda tercinta sejenak sedikit nasihat kalian sangatlah berharga untuk anakmu, terima kasih atas pengorbanan kalian dalam mendidik, membesarkan, serta mengajarkan untuk selalu sederhana.

5. Saudara-saudara ku tersayang kalian adalah teman diwaktu senggang. 6. Gina Amalia terima kasih semangat dan doanya.

7. Rekan-rekan DKV 3 kalian adalah teman yang sangat luar biasa baru ada mahasiswa bareng-bareng dari awal masuk sampai kita lulus sekarang, terima kasih teman.

Akhir kata, sebagaimana layaknya manusia biasa yang memiliki banyak keterbatasan, apabila terdapat kesalahan penyusun harapkan kritik dan masukan dari para pembaca agar selanjutnya dapat lebih baik.


(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Bencana banjir dan amblasnya permukaan tanah tidak menutup kemungkinan ada pada permasalahan air tanah, permasalahan air tanah tersebut sering dijumpai pada sebagian daerah - daerah perkotaan besar, yang memiliki populasi penduduk yang sangat padat, hal demikian sangat berkaitan dengan kebutuhan masyarakat kota dengan ketersediaan air bersih yang semakin meningkat. Sedangkan saluran pasokan air yang telah disediakan oleh PDAM telah semakin berkurang dalam memenuhi kebutuhan air bersih setiap harinya bagi masyarakat perkotaan. Maka dengan demikian masyarakat marak mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan adanya air bersih, seperti melakukan pengeboran air tanah itu sendiri di setiap lingkungan tempat tinggal.

Kota – kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya serta kota – kota lainnya sudah termasuk sebagai daerah kota yang sering mengalami permasalahan air tersebut. Khususnya di Cekungan Kota Bandung sendiri yang menjadi salah satu kota yang mengalami permasalahan air tersebut, tidak hanya dari ketersediaan air dari PDAM saja, bahkan juga terjadi penurunan dan pengurangan air tanah per tahunnya. Sekitar dua meter


(5)

terjadi penurunan muka air tanah per tahunnya. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor, seperti faktor dari lingkungan dimana telah berkurangnya daerah atau lahan resapan, serta penurunan muka air yang juga diakibatkan oleh jumlah penggunaan air tanah yang berlebihan khususnya di daerah perkotaan. Selain melihat dari populasi masyarakat semakin hari terus bertambah, timbul juga dari segi perindustrian yang semakin banyak bermunculan dimana pabrik – pabrik sering membutuhkan suplai air yang banyak sehingga melebihi kebutuhan dari penduduk perumahaan.

Banyaknya pasokan air bersih untuk setiap kebutuhan domestik untuk tahun 2015 diperkirakan mencapai sekitar 81 juta m3, artinya terjadi peningkatan per tahunnya sebesar 6,7 persen antara tahun 2000 dan tahun 2015 (KMNLH, 1997). Hanya 42 persen dari seluruh penduduk Indonesia memiliki akses terhadap air bersih. (Kompas, 20 Maret 2007)

Di saat musim kemarau saja, potensi air cekungan Kota Bandung hanya sekitar 1,2 miliar m3 per tahun atau kekurangan 6,8 miliar m3 per tahun dari kebutuhan 8 miliar m3 per tahun (DPKLTS, Dr. Ir. Mubiar Purwasamita, M.Sc. 2011). Selain kelangkaan air, air sering juga diperlakukan sebagai barang milik bersama yang yang tidak terbatas sehingga tidak ada insentif untuk melakukan konservasi air.


(6)

Melihat hal tersebut sangatlah berhubungan dengan dampak – dampak yang terjadi diakibatkan oleh penggunaan air tanah yang berlebihan. Seperti dirasakan saat ini di daerah perkotaan, dampak tersebut antara lainnya adalah susahnya mendapatkan air bersih, debit air semakin berkurang, keringnya sumur air, dan amblasnya lapisan tanah yang berdampak bencana banjir pada daerah – daerah tertentu, seperti daerah selatan Cekungan Kota Bandung pemandangan banjir di daerah Dayeuhkolot yang terlihat akhir – akhir ini.

Oleh karena itu, saat ini diperlukan suatu bentuk kesadaran, kepedulian, serta pencegahan dari dampak semakin menurunnya permukaan air tanah dalam beberapa tahun kedepan di Cekungan Kota Bandung. Maka demikian hal ini yang menjadi motivasi bagi penyusun sebagai perancang dan penyampai pesan, untuk turut mengeluarkan gagasan dan ide yang diaplikasikan pada media yang dapat digunakan sebagai bentuk dari kampanye peduli air tanah yang efektif di Cekungan Kota Bandung.

Dengan adanya suatu program kampanye ini di Kota Bandung, maka diharapkan masyarakat Cekungan Kota Bandung sebagai pengguna air tanah dapat mengetahui, memahami, peduli, dan dapat menjaga kondisi air tanah yang berdampak pada keseimbangan kehidupan yang akan datang.


(7)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, penyusun mengidentifikasikan masalah dari permasalahan mengenai air tanah di Cekungan Kota Bandung yang memiliki relevansi dengan judul yang diangkat sebagai berikut :

1. Semakin berkurangnya ketersediaan air tanah yang diakibatkan bertambahnya jumlah penduduk di Cekungan Kota Bandung. 2. Masyarakat Cekungan Kota Bandung tingkat ekonomi menengah

ke atas merupakan salah satu kelompok sosial masyarakat yang mengkonsumsi air tanah terbesar, serta kurang peduli terhadap penurunan kondisi air tanah pada lingkungannya.

3. Pengetahuan mengenai air tanah yang kurang pada masyarakat sebagai pelaku atau pengguna air tanah, yang kurang memahami dari pemakaian air tanah secara berlebihan, yang akan berdampak buruk pada kehidupan yang akan datang.

1.3.Fokus Masalah

Dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas, penyusun menentukan fokus permasalahan yaitu:

Bagaimana perancangan kampanye peduli air tanah bagi masyarakat di Cekungan Kota Bandung selaku pengguna air tanah dengan melihat kondisi air sekarang ini yang semakin kritis.


(8)

1.3. Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan kampanye peduli air tanah di Cekungan Kota Bandung, dalam tugas akhir S1 ini adalah untuk menginformasikan keberadaan air tanah saat ini, serta diharapkan dapat menciptakan perilaku yang baik bagi masyarakat tentang kepedulian lingkungan sekitar, terhadap semakin menurun dan berkurangnya permukaan air tanah. Diharapkan agar masyarakat tersebut menyadari betapa pentingnya peranan air tanah bukan di kehidupan saat ini saja, melainkan untuk waktu yang akan datang.


(9)

BAB II

AIR TANAH DAN KAMPANYE

2.1. Air Tanah

Air adalah sumber kehidupan, yang secara tidak kita sadari hal tersebut sangatlah berpengaruh terhadap proses kehidupan sehari – hari yang kita jalani. Sekitar 60% bagian dari tubuh kita sendiri mengandung air, hal ini membuktikan bahwa kita hidup tidak akan mungkin terlepas dari kebutuhan akan adanya air. Selain mengkonsumsi untuk diri kita sehari – hari, air juga banyak manfaatnya seperti digunakan untuk mencuci pakaian, mencuci perabotan rumah tangga, menyiram tanaman, berladang / bersawah, serta masih banyak lagi manfaat air yang digunakan oleh manusia itu sendiri.

Air yang biasa kita gunakan untuk kebutuhan sehari – harinya terbagi kedalam beberapa jenis air. Salah satunya adalah air permukaan, yaitu air yang mengalir di atas permukaan tanah seperti sungai, dan danau, sehingga air tanah adalah air yang terdapat di bawah permukaan tanah, yaitu salah satu jenis air yang paling sering kita gunakan dalam kebutuhan sehari – hari.

Air tanah merupakan sejumlah air di bawah permukaan bumi yang dapat dikumpulkan dengan sumur – sumur, terowongan atau sistem drainase. Dapat juga di sebut sebagai aliran yang secara alami mengalir ke permukaan tanah melalui


(10)

pancaran atau rembasan (Bouwer, 1978). Air tanah merupakan bagian air di alam yang terdapat di bawah permukaan tanah. Pembentukkannya mengikuti siklus peredaran air di bumi yang di sebut daur hidrologi, yaitu proses alamiah yang berlangsung pada air di alam, yaitu yang mengalami perpindahan tempat secara berurutan dan terus – menerus.

Gambar 2.1. Siklus Hidrologi (Australian water resources council, dikutip dari TODD, 1980

Dalam daur hidrologi tersebut, air laut dan sebagian air di daratan menguap membentuk uap air yang terangkat dan terbawa angin di atmosfer, kemudian mengembun dan akhirnya jatuh ke daratan atau ke laut sebagai air hujan.

Air hujan yang jatuh ke daratan, sebagian akan diserap oleh tanaman dan sebagian lagi lainnya menguap kembali ke


(11)

kemudian masuk ke sungai dan mengalir menuju laut, serta lainnya meresap ke dalam permukaan tanah.

Air yang meresap ke bawah permukaan tanah terdapat dalam dua zona, sebagai berikut:

1. Zona tak jenuh ( zone of aeration )

Yaitu merupakan ruang antara yang sebagian terisi air dan sebagian terisi udara. Air di dalam zona tak jenuh ini disebut air gantung ( vadose water ), yang terdiri atas air solum (

solumn water ) yaitu yang berada di dekat permukaan tanah dan di perlukan oleh akar tumbuhan, serta air yang merambut yangt tersimpan dalam capillary zone.

2. Zona jenuh ( zone of saturation )

Yaitu merupakan ruang antara yang seluruhnya terisi oleh air dan tidak terdapat udara. Air di dalam zona jenuh inilah yang secara teknik disebut air tanah. Secara alamiah, pembentukkan air tanah berlangsung pada suatu wadah yang disebut cekungan air tanah ( ground water basin ), yaitu tempat berlangsungnya proses pengimbuhan, pengaliran dan pelepasan air tanah. Pembentukkan air tanah, sejak dari daerah imbuhan ( recharge area ) yang kemudian mengalir menuju daerah lepasan ( discharge area ) dapat terjadi dalam kurun waktu yang berbeda – beda di berbagai cekungan air tanah, di mulai hitungan hari, bulan, tahun bahkan dapat berabad – abad lamanya, tergantung pada kondisi geologi


(12)

setempat. Air tanah yang mengalir menuju ke daerah lepasannya di beberapa tempat dapat muncul kembali ke permukaan tanah sebagai mata air. Kemuncullan mata air ini karena kondisi geologi tertentu, baik karena struktur geologi maupun susunan lapisan batuannya. Dengan demikian mata air adalah termasuk atau akhir dari pada air tanah sebeleum menjadi air permukaan.

Gambar 2.2 Zonasi air bawah permukaan, dikutup dari Ralph C.Health, U.S Geological Survey, 1989

2.1.1 . Tatanan Air Tanah

Tatanan air tanah adalah beberapa lapisan tanah yang berdasarkan ekuifer dan non ekuifer di bawah permukaan tanah, dikenali adanya system ekuifer sebagai berikut :


(13)

Pada sistem akuifer ini tidak ada lapisan penutup yang bersifat kedap air di bagian atas, sedangkan di bagian bawahnya dibatasi oleh lapisan kedap air. Dengan demikian maka air tanah bersifat bebas untuk naik turun, tergantung pada musim hujan dan musim kemarau. Sehingga air tanah yang terdapat pada sistem ekuifer ini sering disebut air tanah bebas ( free ground water ), dengan muka airnya sebagai muka air freatik (phreatic level).

2. Akuifer tertekan ( confined aquifer )

Akuifer pada system ini dibatasi di bagian atas dan bawahnya oleh lapisan kedap air. Akuifer tertekan ini terisi penuh oleh air tanah dan tidak mempunyai muka air tanah yang bersifat bebas, sehingga pengeboran yang menembus akuifer ini akan menyebabkan naiknya muka air tanah di dalam sumur bor yang melebihi kedudukan semula, disebut sebagai muka pisometrik ( piezometric level ). Kedudukan muka pisometrik ini dapat berada di atas muka tanah setempat ( artesis positif ), yang menghasilkan air tanah yang mengalir sendiri ( artesian flowing ), sedangkan jika kenaikan muka airnya masih berada di bawah permukaan setempat disebut artesis negatif.


(14)

Gambar 2.3 Penampang bawah permukaan system akuifer tertekan dan tidak tertekan, dikutip dari Ralph C,Health, 1989

2.1.2. Kualitas Air Tanah

Air tanah dalam perjalannya dari daerah imbuhan ke daerah lepasannya melalui ruang bukaan berbagai jenis batuan, yang jenisnya tidak sama untuk setiap lintasan air tanah tersebut, selama mengalir air tanah akan melarutkan unsur kimia batuan yang dilewatinya. Hal ini menyebabkan kualitas air tanah di setiap tempat berbeda, di samping adanya faktor lingkungan yang mempengaruhi kualitas air tanah tersebut. Faktor lingkungan di antaranya adalah adanya sumber pencemaran, antara lain pengguna pupuk di daerah pertanian, limbah pabrik, baik itu cair ataupun padat, tempat sampah, sungai yang kotor, dan septic tank di daerah pemukiman.


(15)

Di samping itu air tanah yang semula tawar di daerah imbuhan akan menjadi asin ketika mendekati garis pantai, karena adanya industriair laut ke daratan. Hal ini diakibatkan pemopangan air tanah tawar yang berlebihan di daerah pantai yang melampaui kemampuan pasokan air yang datang dari daerah imbuhannya.

2.1.3. Permasalahan di Bidang Air Tanah

Tantangan yang dihadapi dalam pengolahan air tanah adalah terbatasnya ketersediaan air tanah di alam, dan maraknya pengambilan sumber air ini karena tuntutan kebutuhan akan air setiap tahunnya terus mengalami peningkatan.

Pada beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Denpasar, serta pusat – pusat industry di Pulau Jawa, pengambilan air tanahnya sudah begitu intensif. Banyak industry atau hotel yang memiliki sumur produksi, sehingga dalam beberapa tempat terutama di daerah pengambilan air intensif , sumur penduduk menjadi kering atau bahkan air tanahnya tercemar. Akibatnya di daerah tersebut kesulitan air bersih, di beberapa tempat telah terjadi konflik antara pihak industry dan masyarakat, meskipun ada kewajiban


(16)

setiap industry pengambilan air tanah memberikan 10% dari air tanah yang di pompa kepada masyarakat sekitar. Keterbatasan pelayanan air bersih oleh pemerintah yang belum dapat menjangkau seluruh kebutuhan masyarakat menyebabkan mereka harus berupaya sendiri memenuhi kebutuhan air bersih. Air tanah menjadi pilihan pertama untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga pengambilan semakin marak. Akibatnya p[ermukaan air tanah terus mengalami penurunan, sehingga setiap periode masyarakat harus memperdalam sumurnya.

2.1.4. Kebijakan di Bidang Air Tanah

Sumber daya air adalah karunia yang sangat penting bagi kehidupan seluruh makhluk hidup termasuk manusia di dunia. Tanpa air semua makhluk hidup di muka bumi akan binasa. Oleh karena itu, keberadaannya di bumi Indonesia perlu dijaga dengan baik, demi kesejahteraan dan kemakmuram seluruh rakyat.

Sebagai kekayaan nasional yang vital bagi kehidupan rakyat, sumber daya air dikuasai oleh Negara untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat di segala bidang social, ekonomi, lingkungan, budaya, politik maupun ketahanan nasional.


(17)

Guna mencapai tujuan tersebut, serta untuk mencegah serta menanggulangi terjadinya kemerosotan kondisi dan lingkungan air tanah, Pemerintah dalam hal ini Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral ( DESDM ) telah merumuskuna dan menetapkan berbagai kebijakan di bidang air tanah antara lain sebagai berikut : 1. Menyelenggarakan pengelolaan air tanah pada akuifer

menyebabkan upaya perbaikan atau rehabilitasinya sangat sulit dilakukan serta membutuhkan waktu yang sangat lama. Kenyataan ini perlu dipahami oleh semua pihak agar dalam setiap upaya pendayagunaannya perlu selalu diimbangi dengan upaya konservasi, sehingga pemanfaatannya tidak mengakibatkan kerusakan kondisi dan lingkungan air tanah. Beberapa ketentuan yang diberlakukan berkaitan dengan kebijakan ini meliputi kewajiban melakukan upaya konservasi bagi semua pihak yang melakukan pendayagunaan air tanah serta kegiatan lain yang berpotensi merusak kondisi dan lingkungan air tanah, contohnya kegiatan penambangan, pengeringan air tanah untuk pemasangan tiang pancang bangunan yang tinggi, pembangunan kawasan pemukiman, kawasan industri, dan lain – lain. Mengingat sebaran dan air tanah di alam tidak merata, maka agar pemanfaatnannya dapat berkelanjutan tanpa


(18)

menimbulkan kerusakan lingkungan dalam setiap pengambilan serta pemanfaatannya perlu mempertimbangkan kemampuan akuifer memasok air tanah.

2. Melaksanakan pengelolaan air tanah didasarkan pada cekungan air tanah. Konsep air tanah sebagai kesatuan wilayah pengelolaan air tanah didasarkan pada prinsip terbentuknya air tanah yang utuh dalam satu neraca air sejak dari daerah imbuhan hingga daerah lepasan pada suatu wilayah, yaitu cekungan air tanah. Kebijakan di atas bertujuan agar seluruh kegiatan pengelolaan air tanah meliputi konservasi, pendayagunaan, pengendalian, dan pengawasan dapat melaksanakan dalam satu cekungan air tanah yang mencakup daerah imbuhan sampai lepasannya menurut ekosistemnya. Berdasarkan konsep ini akan diketahui secara terukur seluruh potensi air tanah dalam suatu cekungan air tanah, termasuk kemampuan penyediaan air tanah dari akuifer yang terdapat pada cekungan tersebut. Dengan melaksanakan pengelolaan didasarkan pada cekungan air tanah, seluruh kegiatan pengelolaan air tanah yang meliputi inventarisasi, konservasi, dan pendayagunaan air tanah, mencakup pengendalian dan pengawasan air tanah akan dapat direncanakan dan dilaksanakan dengan baik.


(19)

3. Mendorong penyelenggaraan pengelolaan sumber air yang terpadu ( intergrated water resources management

). Pengelolaan terpadu merupakan suatu proses mengedepankan pembangunan dan pengelolaan sumber daya air, lahan, dan sumber daya terkait lainnya secara terkoordinasi untuk memaksimalkan pencapaian target ekonomi dan kesejahteraan social tanpa mengorbankan ekosistem. Menyikapi pentingnya keterpaduan dalam mewujudkan tujuan pengelolaan sumber daya air, Pemerintah telah memasukan kegiatan ini kedalam Undang-Undang ( UU ) No. 25 tahun 2000 tentang program pembangunan Nasional. Terdapat tiga program keterpaduan yang telah dicanangkan dalam UU tersebut untuk dilaksanakan, yaitu penyelenggaraan konservasi air tanah dan air permukaan yang terpadu, meningkatnya ketepaduan penggunaan air tanah dan air permukaan, serta keterpaduan pengendalian pencemaran air tanah dan air permukaan. Melauli kegiatan ini Pemerintah mengharapkan permasalahan - permasalahan yang mendasar dalam pengelolaan sumber daya air, termasuk pengelolaan air tanah di Negara ini, yaitu adanya fragmentasi pengelolaan antar instansi Pemerintah dan sulitnya koordinasi, pengelolaan sumber daya air yang masih berorientasi pada sisi penyediaan, dan boros serta


(20)

tidak efisiennya pemakaian air untuk berbagai keperluan, terutama pertanian dan industri yang tidak hanya memanfaatkan air permukaan tetapi juga air tanah, masih tersentralisasinya organisasi pengelolaan sumber daya air dan rendahnya partisipasi masyarakat, dapat segera terselesaikan. Dan sebagai upaya menjamin kesinambungan ketersediaan sumber daya air serta menjamin pemanfaatannya yang berkelanjutan, DESDM secara konsisten akan terus mengupayakan terlaksananya pengelolaan air tanah yang baik, bijaksana, dan terpadu.

4. Prioritas pemanfaatan untuk keperluan air minum di atas semua peruntukan lain. Guna memberikan perlindungan terhadap masyarakat luas untuk memperoleh hak atas air, ditetapkan bahwa hak atas air tanah adalah hak guna air dan peruntukan untuk keperluan air minum yang merupakan prioritas utama di atas keperluan lain, menyusul prioritas untuk keperluan rumah tangga, peternakan dan pertanian sederhana, irigasi, industri, pertambangan, usaha perkotaan dan kepentingan lainnya. 5. Pengembangan air tanah untuk mengatasi kesulitan air untuk membantu pengentasan kemiskinan masyarakat di desa – desa sulit air, Pemerintah dalam hal DESDM, telah mencanangkan serta serta melakukan pengembangkan


(21)

air tanah pada akuifer yang letaknya dalam di bawah permukaan tanah, pembuatan sumur pengumpul ( radial collector well ), penerapan mata air serta pemanfaatan sungai bawah tanah. Sejak tahun 1995 telah dibangun sarana air bersih dengan memanfaatkan air tanah di 68 (enam puluh delapan) desa sulit air di Pulau Jawa dan Pulau Bali. Pada tahun anggaran 2004 dilakukan pengeboran sebanyak 30 (tiga puluh titik dan penurapan mata air di 3 (tiga) lokasi di desa-desa yang masyarakatnya tergolong miskin di Pulau Jawa, Pluau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, dan Kepulauau Nusa Tenggara. Dengan upaya ini diharapkan pada masa yang akan datang tidak ada lagi masyarakat yang mengalami kesulitan memperoleh air bersih terutama yang tinggal di daerah pedesaan. Akan tetapi karena jumlah desa sulit air ini sangat banyak, berdasarkan hasil inventarisasi DESDM mencapai 1200 desa, maka dalam pelaksanaannya kegiatan ini perlu keterlibatan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota / Kabupaten. Selain itu perlu ditindaklajuti pula kesulitan yang sarana masyarakat di daerah perkotaan, sehinggamerekapun dapat memperoleh air bersih bagi kehidupan kebutuhan hidupnya. Tidak terkecuali untuk kebutuhan industri, yang jumlahakan kebutuhan airnya


(22)

cukup besar sedangkan sampai saat ini 90% kebutuhannya masih menggantungkan pada pemanfaatan air tanah. Semua pihak baik Pemerintah maupun Pemerintah daerah perlu memikirkan kemungkinan mengurangi ketergantungannya terhadap air tanah dan mulai berupaya menggantikan perannya dengan sumber air yang lain.

2.1.5. Air Tanah di Cekungan Kota Bandung

Sumberdaya air tanah di daerah Cekungan Bandung telah sejak dahulu dimanfaatkan bagi keperluan penyediaan air bagi penduduk dan industri yang berada di daerah tersebut. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan di segala bidang, maka tingkat kebutuhan air bersih menjadi semakin meningkat. Penyediaan fasilitas air bersih baik baik untuk keperluan domestik maupun industri baru sebagian yang dapat dilayani oleh pasokan Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ).

Dewasa ini pengadaan air bersih sudah mengarah pada penggunaan air tanah dari lapisan pembawa air ( akuifer ) dalam terus berlanjut. Pengambilan air tanah yang sangat intensif menyebabkan penurunan muka air tanah yang cukup mencolok di


(23)

banyak tempat, terutama di daerah yang jumlah sumur bornya cukup rapat.

2.1.5.1. Topografi dan Tata Sungai

Daerah Badung merupakan suatu cekungan yang di lingkup oleh hamparan Gunung – gunung antara lainnya oleh Gunung Tangkuban Parahu di sebelah utara, sedangkan di sebelah selatan oleh kompleks pegunungan Patuha – Malabar. Di bagian barat cekungan muncul sederetan bukit – bukit yang membentuk punggung – punggung tak teratur. Kompleks pegunungan Kreneng, dan Gunung Mandalawangi membatasi cekungan sebelah timur.

Gambar 2.4 Geologi daerah Bandung dan sekitarnya

Melihat lereng – lereng daerah Cekungan Bandung dan sekitarnya dapat dipisahkan menjadi tiga


(24)

satuan daerah, yaitu daerah dengan keleranagn datar – landai dengan ketinggian 600 – 700 m, daeraha dengan kelerangan sedang 700 – 1150 m, dan daerah dengan kelerangan curam sampai terjal lebih dari 1150 m.

Sungai – sungai utama yang mengalir di daerah Cekungan Bandung adalah Sungai Citarum, dengan anak – anak sungainya. Di bagian utara ada Sungai Cibeureum, Sungai Cikapundung, dan Sungai Cikeruh, sedangkan di daerah selatan ada Sungai Ciwidey, Sungai Cisangkuy, dan Sungai Citarik. Secara tersendiri sungai – sungai tersebut mempunyai pola air mendaun pada umumnya.

2.1.5.2. Iklim

Secara umum daerah Cekungan Kota Bandung mempunyai iklim tropis, dengan suhu udara antaranya 22,6 – 23,9 derajat Celsius, dan kelembabannya berkisar 70 – 83%.

Jumlah curah hujan rata – rata tahunan bervariasi, dari 1700 mm di bagian tengah arah tenggara Kota Bandung, sampai lebih dari 3000 mm di bagian selatan. Curah hujan rata – rata bulanan yang relative besar yaitu di atas 200 mm terjadi di bulan


(25)

November – April, sedangkan yang relative kering, yaitu di bawah 200 mmterjadi pada bulan Mei - Oktober. Hasil penghitungan data iklim dari beberapa stasiun Klimatologi diperoleh angka rata – rata penguap keringatan berkisar antara 1002 – 1192 mm per tahun.

2.1.5.3. Tataguna Lahan

Berpijak pada pembangunan dan yang berwawasan lingkungan maka pengembangan Kotamadya Bandung kiranyatepat jika diarahkan kea rah barat, selatan, dan timur. Sedangkan daerah utara tetap dopertahankan sebagai zona penyangga baik konservasi sumberdaya air maupun untuk daerah pertanian holtikultura. Pada gambar 2.5 disajikan tataguna lahandaerah Bandung dan sekitarnya yakni tata guna lahan untuk kawasan industri, pusat perdagangan, daerah pertanian, permukiman, dan daerah lainnya.

Dengan penggunaan lahan tersebut, maka akan bias diduga mengenai kebutuhan air dari waktu ke waktu, perencanaan pengembangan penggunaan air tanah untuk berbagai keperluan dan pencemaran yang mungkin terjadi terhadap air tanah yang berasal


(26)

dari pemukiman, industri, pembuangan sampah, dan pertanian.

2.1.5.4. Penduduk, Penyediaan Air Bersih, dan Pengambilan Air Tanah

Penduduk di Cekungan Kota Bandung cukup padat, yaitu sekitar 2,44 juta penduduknya dengan pertambahan antara 3 – 4 % setiap tahunnya.

Tabel 2.1. Pengendalian air tanah di Bandung dan sekitarnya

IWACO (1991) memproyeksikan kebutuhan air bersih di daerah Bandung dan sekitarnya sampai 2015, untuk 1994 2.444 1/detik, dan tahun 2015 sebesar 4371 1/detik. Sejak 1974 pengelolaan air bersih di wilayah Kodya Bandung dilaksanakan oleh PDAM Kodya Bandung. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih dilakukan pengambilan air permukaan yang berasal


(27)

dari Sungai Cikapundung, dan Sungai Cibeureum, air tanah yang berasal dari mata air dan sumber bor oleh PDAM Kodya Bandung selama 1994 diperkirakan 205,5 1/detik.

Wilayah kabupaten (kab.) Bandung kebutuhan air bersih sebagian dipenuhi oleh PDAM Kab. Bandung sejak 1985 yang berasal dari sumur bor. Sejak 1993 sejumlah sumur bor tidak dioperasikan sehubungan dengan telah dilakukan pengambilan air yang berasal dari mata air Cikole dan air permukaan yang berasal dari Sungai Cisangkuy. Pengambilan air tanah oleh PDAM Kab. Bandung yang berasal dari 15 buah sumur bor selama 1994 diperkirakan 115,5 1/detik.

Umumnya kebutuhan air bersih untuk perkantoran, industri, dan perhotelan sebagian besar memanfaatkan air tanah dengan menggunakan sumur bor. Pengambilan air tanah melalui sumur bor di daerah Bandung dan sekitarnyasejak tahun 1900 hingga 1994 terus meningkat.

Jumlah pengambilan air tanah secara keseluruhan untuk usaha industri dan komersial serta kebutuhan air minum PDAM Kodya dan Kab. Bandung melalui 61,0 meter kubik per tahun jumlah pengambilan


(28)

selama 1993, mengalamipenambahan sebesar 8,0 meter kubik.

2.1.5.5. Temuan Berdasarkan Hasil Angket

Adapun hasil dari penelitian melalui analisis angket yang telah dilakukan sebagai studi kasus, di wilayah pemukiman wilayah Kopo Kencana dan Komplek Buana Indah Kota Bandung. Data yang diperoleh 50% pengguna dari 500 keluarga. Hampir 80% semua rumah menggunakan air tanah melalui pusat bor galian air tanah yang menjadi induk sumur air tanah.

Alasan masyarakat memilih air tanah dari sumur galian bor :

Gambar 2.5. Bagan alasan masyarakat memilih air tanah Pemakaian air tanah oleh masyarakat setempat menjadi lebih boros, karena banyaknya masyarakat yang mendaftar untuk berlangganan air tanah dari sumur galian bor, semakin aliran air tak terkontrol sehingga kebutuhan masyarakat akan air lebih banyak menyetok air yang di tampung kedalam sebuah penampungan yang sudah di buat sebelumnya, ditambah pemakaian air yang tak terkontrol

60% Kebutuhan 13% Tuntutan 7% Gengsi


(29)

seperti kebutuhan air setiap keluarga untuk mandi, minum, mencuci mobil & motor, serta kebutuhan air lainnya, seperti usaha rumah pencucian motor, terdapat pula sebuah rumah usaha pabrikan kecil yang sangat banyak membutuhkan pasokan air. Maka melihat kebutuhan masyarakat pemukiman Kopo Kencana dan Komplek Buana Indah Kota Bandung ini aliran air dari induk sumur galian menjadi seperti saling memiliki sendiri hasilnya seperti pipa aliran air yang saling berebutan menyedot untuk pasokan air.

Gambar 2.6. Bagan kegunaan pemakaian air tanah

Hal ini membuktikan bahwa cukup besar masyarakat di pemukiman Kopo Kencana dan Komplek Buana Indah Kota Bandung menggunakan air tanah yang berasal dari galian sumur bor.

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

- Banyak warga yang memiliki tempat penampungan air untuk menyetok air dari sumur galian melalui aliran pipa air dari induk sumur

52% Kebutuhan keluarga 34% Usaha rumah 14% Stok air


(30)

- Dengan adanya galian air sumur yang melimpah ini masyarakat kerap tidak menghiraukan bagaimana pemakaiannya.

- Usaha rumah menambah kebutuhan air yang sangat banyak sehingga kerap berebut dengan pengguna air lainnya dengan saling menyedot air melalui pipa aliran air langsung dari pusat induk sumur galian.

- Masyarakat berpendapat dengan air tanah yang dihasilkan dari galian sumur bor ini memudahkan akan kebutuhan air setiap harinya, akan tetapi dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan fasilitas galian air yang menghasilkan air bersih ini masyarakat kerap bersifat boros dalam pemakaiannya sehingga tidak terkontrol pasokan air yang ada saat ini, selain itu masyarakat bersifat memiliki sendiri dengan aliran air melalui pipa air yang menuju kerumah masing-masing.

2.1.6. Konservasi Air Tanah

Konservasi air tanah adalah upaya melindungi dan memelihara keberadaan, kondisi, dan lingkungan air tanah guna memepertahankan kelestarian serta kesinambungan ketersediaan dalam kuantitas dan kualitas yangmemadai. Demi kelangsungan fungsi dan kemanfaatannya untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik saat ini maupun bagi generasi yang akan datang.


(31)

Upaya konservasi dilakukan melalui serangkaian kegiatan meliputi pelestarian, perlindungan, pemeliharaan, pengawetan, pengendalian, pemulihan, dan pemantauan. Pelestarian air tanah merupakan upaya menjaga kelestarian kondisi dan lingkungan air tanah agar tidak mengalami perubahan. Perlindungan air tanah merupakan upaya menjaga keberadaan serta mencegah terjadinya keruskan kondisi dan lingkungan air tanah. Pemeliharaan air tanah merupakan upaya memelihara keberadaan air tanah agar tersedia sesuai fungsinya. Pengawetan air tanah merupakan upaya memelihara kondisi dan lingkungan air tanah agar selalu tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai.

Pengendalian kerusakan air tanah merupakan upaya mencegah dan menanggulangi kerusakan air tanah serta memulihkan kondisinya agar fungsinya dapat kembali seperti semula.

2.2. Tinjauan Umum Kampanye 2.2.1 Definisi Kampanye

Rogers dan Storey (Dalam Antar Venus, 2009, h. 7) “Kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu”.


(32)

Dalam perencanaan penyampaian pesan kampanye ini memiliki tiga tahapan yang mana pada tahapan-tahapan tersebut merupakan bagian dari keseluruhan proses kampanye :

1. Tahapan Mengenalkan (awareness)

Tahap pertama disebut tahap informasi (

information) pada tahap ini khalayak diterpa informasi tentang produk atau gagasan yang di anggap baru. Terpaan yang bertubi – tubi dan dikemas dalam bentuk pesan yang menarik akan menimbulkan rasa ingin tahu khalayak tentang gagasan tersebut. Ketika khalayk tegerak mencari tahu dan mendapati bahwa gagasan tersebut menarik minat mereka.( Venus, 2009, h.24 ).

2. Tahapan Mengajak (persuasive)

Tahap kedua adalah mengarahkan pesan – pesan kampanye untuk mempengaruhi sikap dan perilaku khalayak, serta memberikan pemahaman mengenai tahapan efek yang akan dimunculkan dalam sebuah kegiatan kampanye. Perlof, 1993 (Venus, 2009. h. 43 ).


(33)

3. Tahapan Pengingatan (reminder)

Mengingatkan kembali sebuah isu yang terjadi yang dikemas dalam bentuk kampanye, berupa visual media yang menjadi daya tarik atau ingatan khalayak dengan harapan suatu media yang bersifat mengingatkan, suatu kampanye dapat diterima dan terlaksana dengan harapan yang baik.

2.2.2 Penataan Agenda Kampanye ( Agenda Setting )

Penataan agenda mengacu kepada kemampuan media massa untuk mengarahkan perhatian khalayak terhadap isu – isu tertentu yang diagendakan media massa. Asumsi yang mendasari teori penataan agenda adalah massa tidak dapat mempengaruhi khalayak untuk mengubah sikap (afektif), namun media massa dapat mempengaruhi khalayak tentang apa yang ada dalam pikiran mereka (Kognitif). (Venus, 2009, h. 94)

2.2.3 Elemen – elemen Visual Kampanye a. Fotografi

Foto seringkali menjadi semacam “monumen” kenangan bagi. Tempat mengabadikan berbagai peristiwa penting dan pemandangan - pemandangan yang berkesan. Berbicara mengenai foto, tak akan lepas dari aktivitas memotret. Sementara memotret adalah satu langkah kerja dalam bidang fotografi. Fotografi sendiri adalah suatu bentuk seni rupa


(34)

dengan asas dasarnya yaitu melukis. Berbeda dengan lukisan biasa, komponen utama yang digunakan dalam fotografi adalah cahaya. (Brata, 2007, h. 13)

Dalam kamus bahasa Indonesia, pengertian fotografi adalah seni atau proses penghasilan gambar dan cahaya pada film. Secara sederhana fotografi dapat diartikan “melukis dengan cahaya”. Tentunya hal tersebut berasal dari kata fotografi itu sendiri, yaitu berasal dari bahasa Yunani, photos (cahaya) dan graphos (tulisan). Dalam pengertian lain, fotografi adalah proses pembuatan lukisan dengan menggunakan komponen cahaya. Maka fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar yang disebut foto dari suatu obyek dengan merekam citra pantulan cahaya (atau sumber cahaya itu sendiri) yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.

Selain itu, adanya film yang terletak di dalam kamera menjadi media penyimpanan cahaya tersebut. Film yang berfungsi untuk merekam gambar terdiri dari lapisan tipis. Lapisan itu mengandung emulsi peka di atas dasar yang fleksibel dan transparan. Emulsi mengandung zat perak halide, yaitu suatu senyawa kimia yang peka cahaya yang menjadi gelap jika terekspos oleh cahaya. Ketika film secara selektif terkena cahaya yang cukup maka sebuah gambar tersembuyi akan terbentuk. Tentunya gambar tersebut akan terlihat jika


(35)

film yang telah digulung ke dalam selongsongnya kemudian di cuci dengan proses khusus (Brata, 2007, h. 22).

Aktivitas berkreasi dengan cahaya tersebut tentunya sangat berhubungan dengan pelakunya (subjek) dan objek yang akan direkam. Setiap pemotret mempunyai cara pandang yang berbeda tentang kondisi cuaca, pemandangan alam, tumbuhan, kehidupan hewan serta aktivitas manusia ketika melihatnya di balik lensa kamera. Cara memandang atau persepsi inilah yang kemudian direfleksikan lewat bidikan kamera. Hasilnya sebuah karya foto yang merupakan hasil ide atau konsep dari si pembuat foto.

b. Ilustrasi

Sebuah ilustrasi adalah sebuah visualisasi seperti gambar, lukisan, fotografi atau kesenian lainnya yang menggambarkan subjek lebih dari sekedar bentukan. Tujuan sebuah ilustrasi adalah untuk memperjelas atau sebagai dekorasi sebuah cerita, puisi atau sepenggal informasi yang berbentuk teks (seperti artikel di surat kabar). Umumnya ditampilkannya sebuah gambar visual yang menjelaskan isi teks tersebut. c. Layout

Penyusunan unsur visual dengan memanfaatkan ruang sebagai keterangan, sehingga memberikan keseimbangan dalam penataan visual dan keserasian dalam membentuk suatu keteraturan tata letak yang disesuaikan dengan warna disusun secara seimbang dalam komposisi utuh agar tidak mengganggu proses penglihatan.


(36)

d. Tipografi

Pengolahan huruf yang menciptakan ke cirri khasan huruf tersebut, yang dapat dipakai sesuai kebutuhan, sehingga suatu tipografi dipakai oleh setiap berbagai media, sesuai dengan karakter tipografi yang menguatkan suatu tema atau media visual.

e. Warna

Warna adalah kualitas mutu cahaya yang dipantulkan oleh sesuatu objek ke mata manusia sehingga dapat membangkitkan perasaan manusia.Warna merupakan salah satu komponen pendukung yang penting dalam sebuah illustrasi sebuah buku gambar (Sudiana, 2009, hal. 38.)


(37)

BAB III

STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL 3.1. Strategi komunikasi

Komunikasi merupakan kegiatan yang melingkupi semua kehidupan manusia, baik antara manusia dengan dirinya sendiri (komunikasi intra persona), manusia dengan sesamanya (Komunikasi antar persona), maupun komunikasi antara manusia dengan Sang Pencipta (komunikasi transendental). Kesemuanya ini hampir terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita. Hampir tak dapat dibayangkan ada manusia yang tidak berkomunikasi, walau sehari. Hal ini menuntut kita untuk meyakini sebuah ungkapan bahwa We can not Not communication (Kita tidak bisa berkomunikasi).

Dalam bahasa komunikasi, pernyataan dinamakan pesan (message). Orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator), sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nam komunikan (communicate). Untuk tegasnya, komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikatir kepada komunikan. Jika dianalisis pesan komunikasi terdiri dari dua aspe, pertama isi pesan (The content of the message), kedua lambang. Konkretnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan, lambang adalah bahasa. (Effendy, 2000. h. 10).

Salah satu jenis proses komunikasi menurut Onong, adalah proses komunikasi secara primer. Yaitu proses peyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang atau simbol sebagai media atau saluran. Lambang ini umumnya bahasa. Bahasa sebagai lambang verbal paling banyak dan paling sering digunakan, oleh karena hanya bahasa yang mampu mengungkapkan


(38)

pesan komunikator mengenai hal atau peristiwa, baik yang konkret maupun yang abstrak. Yang terjadi masa kini, masa lalu dan masa yang akan datang. (Effendi, 2000. h.11)

3.1.1 Komunikator

Komunikator yang dimaksudkan disini adalah yang memiliki data informasi ( pembicara ) mengenai air tanah, dimana muatan informasi tersebut bersifat fakta dan kebenaran mengenai air tanah saat ini. Kemudian dengan melihat kondisi yang berkembang dikalangan masyarakat yang haus akan informasi, dapat diharapkan oleh penyampai pesan, pesan yang diperoleh dari komunikator mengenai informasi air tanah dapat masuk dalam kategori informasi yang bersifat wawasan dengan respon yang baik dari masyarakat Cekungan Kota Bandung.

3.1.2 Komunikan

Komunikan disini adalah sasaran yang akan dituju yaitu masyarakat pengguna air tanah terbesar di Cekungan Kota Bandung dengan ekonomi menengah keatas, yang diharapkan dapat menjadi hubungan satu arah yang baik dalam penyampaian pesan mengenai informasi air tanah sebagai suatu informasi yang bersifat edukatif dalam pemberdayaan wawasan mengenai kondisi air tanah.


(39)

3.1.3 Tujuan Komunikasi

Tujuan utama komunikasi dalam kampanye ini adalah untuk menginformasikan keberadaan air tanah saat ini, serta diharapkan dapat menciptakan perilaku yang baik bagi masyarakat selaku pengguna air tanah tentang kepedulian lingkungan sekitar terhadap semakin menurun dan berkurangnya permukaan air tanah. Diharapkan agar masyarakat tersebut menyadari betapa pentingnya peranan air tanah bukan di kehidupan saat ini saja, melainkan untuk waktu yang akan datang.

3.1.4. Target Audience

Dilihat mengenai permasalahan air tanah sebenarnya merupakan suatu masalah bagi seluruh lapisan masyarakat, dengan melihat berbagai macam faktor yang mempengaruhinya. Meliputi faktor geografis, demografis, dan psikografis atau pola perilaku masyarakat itu sendiri. Namun dalam permasalahan ini, kampanye peduli air tanah dikhususkan pada target sasaran para pengguna air tanah terbesar di Cekungan Kota Bandung terdapat pada ekonomi kalangan menengah keatas, serta tidak menutup kemungkinan masyarakat luas juga dapat mengetahui mengenai kondisi air tanah serta permasalahannya saat ini.


(40)

Target sasaran dalam kampanye ini adalah sebagai berikut : Geografis : Bandung.

Regional : Perkotaan

Demografis : Usia 25 – 35 tahun ( Pria dan Wanita ) Pendidikan : D1,D3, S1, S2

Psikografi : Dinamis,praktis, dan instan Ekonomi : Menengah keatas

Status : Menikah

Behaviouristik : Bersifat Rasional

3.1.5. Pesan Utama

Dari perancangan kampanye peduli air tanah di Cekungan Kota Bandung ini, pesan utama yang ingin disampaikan adalah kesadaran dan kepedulian masyarakat, terhadap kondisi air di Cekungan Kota Bandung agar tetap terjaga kelestarian airnya, sehingga masyarakat sebagai pengguna air tanah dapat memahami dan menjadi bekal untuk kehidupan yang akan datang.

3.1.6. Materi Pesan

Materi pesan pada kampanye peduli air tanah untuk masa depan ini ternagi pada beberapa tahapan yaitu sebagai berikut :


(41)

1. Menginformasi tentang kondisi air tanah di Cekungan Kota Bandung.

2. Menginformasikan dampak dari berkurangnya air tanah

3. Memberitahukan tentang penggunaan air tanah yang baik

4. Mengajak pemakaian air yang hemat

5. Mengingatkan akan kondisi air tanah yang semakin kritis.

3.1.7. Pendekatan Bahasa

Pendekatan bahasa dalam perancangan kampanye ini disesuaikan dengan target sasaran, yaitu menggunakan bahasa Indonesia yang baik, sederhana, dan ringan. Agar mudah dipahami oleh semua lapisan dan kalangan masyarakat.

3.2 Strategi Kreatif

Untuk memperlancar tujuan komunikasi maka strategi kreatif yang dilakukan yaitu dengan cara pendekatan rasional yaitu memberikan informasi berupa fakta tentang kondisi air yang semakin kritis sekarang ini, dimana pada visual media ini memberikan informasi dengan bentuk konsep visual bersifat metapora, yaitu pergantian sesuatu dengan suatu yang lain yang masih berkaitan, serta konsep visual bersifat hiperbola yaitu melebihkan sesuatu dengan menampilkan visual yang emosional.


(42)

Sehingga diharapkan khalayak memiliki rasa ingin tahu serta kepeduliannya terhadap kondisi air tanah saat ini.

3.2.1 Pendekatan Kreatif

Pendekatan yang akan dilakukan yaitu dengan pendekatan menggunakan media poster sebagai media utama, spanduk, billboard, dan ambient media yaitu media luar ruang sebagai media penyampaian pesan, yang memberi kesan rasional dan emosional. Ditempatkan pada perkotaan, tempat umum seperti mall dan tempat strategis lainnya sesuai dengan target sasaran kampanye ini. Serta media pendukung lainnya yang secara langsung di berikan kepada target sasaran kampanye. Kemudian kampanye ini bekerjasama dengan LSM dan institusi yang bergerak dan berkaitan dengan kampanye peduli air tanah ini. Seperti bekerja sama dengan perusahaan danone dengan produk air mineral AQUA, visual kampanye yang bersifat persuasif terletak pada bagian kemasan AQUA. Selain itu ada pula LSM yang bergerak pada pemerhati lingkungan tatar Sunda yaitu DPKLTS, serta Pemerintah Kota Bandung yang mendukung dan bekerja sama selama berjalannya kampanye. Maka upaya ini diharapkan membawa nilai yang baik bagi lingkungan dan pemeliharaan air di Cekungan Kota Bandung.


(43)

3.3. Tahapan Kampanye

Dalam perencanaan penyampaian pesan kampanye ini memiliki tiga tahapan yang mana pada tahapan-tahapan tersebut merupakan bagian dari keseluruhan proses kampanye :

1. Tahapan Mengenalkan ( awarenes )

Tahap awal dimana ditimbulkan rasa penasaran tentang kampanye ini. Teknis pelaksanaanya yaitu dengan menyebarkan media berupa poster, billboard, dan spanduk ditempat yang strategis, di lingkungan perkotaan, diseluruh Kota Bandung dan tempat umum dengan tujuan memberikan informasi secara akurat, tepat, dan jelas sesuai dengan fakta dan data yang ada.

2. Tahapan Mengajak ( persuasif )

Memasuki tahap kedua dilakukan pemasangan poster merupakan seri kelanjutan dari poster tahap awal yaitu memberikan suatu ajakan untuk peduli terhadap air tanah yang semakin kritis, dilakukan penyebaran media pendukung lainnya seperti media ambient brosur, flyer, sticker, iklan majalah, iklan Koran, dan media penunjang lainnya. dimana ajakan ini memberitahukan untuk bersifat hemat terhadap air tanah.

3. Tahapan Pengingatan ( remainding )

Tahap ketiga yang sebagai tahap akhir dari kampanye ini yaitu dengan pemasangan media poster sebagai


(44)

media pengingat dari kegiatan kampanye ini, serta pengingat bahwa kondisi air tanah masih kritis, serta memberitahukan agar selalu bersifat hemat dalam pemakaian air tanah. Dan menjaga serta melestarikan lingkungan serta kondisi air sekitar. Pemasangan media di lingkungan sarana umum dan tempat strategis lainya. Sehingga tahapan media ini diharapkan menjadi motivasi kesadaran perilaku pribadi masyarakat akan kondisi air tanah di masa yang akan datang.

3.4. Rasionalisasi Visual

Pendekatan visual untuk menyampaikan pesan kampanye kepada khalayak sasaran menggunakan fotografi yang dikemas menjadi digital imaging, yang menampilkan keadaan kondisi air tanah sekarang ini sehingga menampilkan rasa emosional tentang fakta kondisi air tanah yang di hasilkan oleh ilustrasi visual tersebut. Sehingga maksud pesan bisa dimengerti dan dipahami oleh masyarakat selaku pengguna air tanah yang berlebihan.

Fotografi : Merupakan foto awal yaitu menampilkan objek yang berkaitan dengan masalah air tanah, sehingga foto ini akan dikemas dengan digital imgaging.

Ilustrasi : Merupakan penggabungan visual dari foto digital imaging untuk mendukung gagasan visual yang akan dimunculkan.


(45)

Tipografi : Tipografi yang digunakan adalah dengan memunculkan kesan dinamis, nilai keterbacaannya yang baik, sederhana dan tidak kaku.

Warna : Warna yang digunakan merupakan warna yang bisa mewakili unsur lingkungan hidup, bersih, dan natural. Layout : Tata letak menggunakan komposisi yang sederhana

dengan mempertimbangkan kenyamanan yang berkaitan satu dengan yang lainnya agar ilustrasi dan pesan bisa dipahami dengan baik.

3.5. Strategi Media

Media merupakan alat bantu atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak sasaran dengan perencanaan yang sistematik dan berharap mendapatkan tanggapan atau respon dari penerima pesan. Strategi media dibagi dua. Media utama dan media pendukung, media pendukung digunakan untuk menyokong efektivitas media utama.

3.5.1 Pemilihan Media

Pemilihan media berfungsi untuk membatasi media yang akan di gunakan dalam perancangan kampanye agar tidak terlalu meluas dengan pertimbangan disesuaikan dengan kepentingan sasaran utama kampanye dalam menyampaikan pesan kepada khalayak sasaran yang di rancang secara


(46)

awarnes,persuasive,dan remainding agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan mudah dan tepat.

1. Media Utama Poster

Media poster ini memiliki kekuatan yang berpengaruh dalam menarik perhatian yaitu sebagai media pemberi pesan informasi, mengajak, dan pengingat apabila ditempatkan di tempat – tempat yang cukup strategis. Penempatannya di luar ruangan yang mempunyai jangkauan penempatan yang luas, selain itu media poster ini memiliki kekuatan visual yang unik dan menarik. Sehingga penyampaian pesan dalam kampanye ini akan lebih dekat dengan keseharian target sasaran.

2. Media Pendukung

Media-media yang bersifat menunjang atau melengkapi media utama dalam perencanaan kampanye ini. Adapun media-medianya berupa :

• Billboard

Isi pesan pada media billboard sama halnya dengan media poster, hanya yang membedakan adalah ukuran dari media tersebut, media billboard lebih besar ukurannya sehingga tingkat keterbacaannya lebih jelas serta sasaran


(47)

yang berkendaraan dapat melihat dengan jelas visual di media billboard.

• Spanduk

Spanduk merupakan media yang efektik karena ukurannya yang besar dan dapat dipasang di ruas jalan Kota Bandung sehingga para pengguna jalan baik yang berkendaraan ataupun non berkendara dapat melihat dengan jelas.

• Brosur

Media ini bersifat menginformasikan sebuah fakta dan kondisi air tanah secara detail terdapat dalam isi brosur cara penggunaan air tanah yang baik serta kebijakan – kebijakan dari bidang air tanah, sehingga sasaran dapat membaca dengan jelas keutamaan dari air tanah, serta mengajak kepada sasaran untuk tidak berlebihan daslam pemakaiannya,

• Flyer

Media ini bersifat untuk mengajak dengan tegas bahwa menghemat air tanah .salah satu solusi yang positif untuk kelangsungan kehidupan yang akan datang. Flyer di sebarkan kepada masyarakat umum agar bias juga diingat tentang kondisi air tanah sekarang.


(48)

Iklan pada media cetak koran, sebagai media persuasif dimana media ini diletakkan pada halaman tengah dimana tingkat keterbacaannya tinggi karena diletakkan dihalaman yang memuat berita-berita lain seputar Bandung sehingga sasaran lebih banyak melihat tentang kampanye ini.

• Iklan majalah

Media majalah lebih difokuskan letaknya di halaman dalam dengan visual yang menarik serta bersifat persuasif iklan ini akan memiliki kekuatan lebih lama dilihat karena menampilkan visual dengan jelas dari pandangan mata yang dekat sehingga diharapkan sasaran dapat termotivasi tentang kesadaran dalam perilaku menghemat air tanah. • Ambient Media

Ambient media merupakan media tak berstuktur yang mengambil objek yang telah ada di luar ruang, untuk kemudian diterapkan pada objek tersebut untuk menyampaikan pesan kampanye.

3. Media Gimmick

Sebagai media pelengkap yang mengingatkan tentang kampanye tersebut karena bersifat aplikatif, adapun medianya adalah berupa:


(49)

2. Mug

3. Jam dinding 4. Kalender

5. Label stiker kemasan AQUA 6. Stiker Mobil

7. Pin 8.

3.5.2 Pertimbangan Dasar Penyebaran Media

Pertimbangan dasar penyebaran media di lakukan tahap-tahap penyebarannya dari media utama sampai media-media pendukung, yang didasarkan pada kemampuan daya jangkauan yang luas dan efektif, penyebaran media di kategorikan pada beberapa pertimbangan, yaitu:

a. Geografis

Wilayah penyebaran media dalam perancangan kampanye ini adalah khusus di daerah Kota Bandung, karena merupakan daerah sasaran utama dari khalayak sasaran kampanye.


(50)

b. Lokasi Penyebaran Media

Lokasi penyebaran media difokuskan di beberapa tempat di kota Bandung Seperti Pusat perkotaan,mall, jalan tempat umum.

3.5.3 Jadwal Penyebaran Media

Jadwal penyebaran media dilakukan dalam 6 (enam) bulan, dengan berbagai pertimbangan yang disesuaikan dengan kebutuhan khalaylak sasaran.

Tabel 3.1. Jadwal penyebaran media

3.6. Strategi Distribusi

1. Pertimbangan dasar distribusi.

Agar pesan yang ingin disampaikan lebih dapat menjangkau sasaran. Dalam kampanye ini penyebaran


(51)

distribusinya langsung kepada khalayak sasaran berupa marchandise serta media lainnya disesuaikan dengan khalayak sasaran.

2. Jalur Distribusi

• Geografis : Kota Bandung

• Lokasi Penyebaran : Perumahaan masyarakat pengguna air tanah terbesar di Kota Bandung yaitu ekonomi menengah keatas.

• Jadwal Penyebaran : Dilakukan sesuai dengan tahapan yang telah direncanakan.

3.7. Konsep Visual 3.7.1 Format Desain

Format yang digunakan disesuaikan dengan media yang akan dipakai salah satunya adalah poster. Poster sebagai media utama dengan menggunakan poster portrait ukuran 29,7 cm X 42,0 cm (A3). Pertimbangan penyesuaian media adalah untuk bias menyesuaikan dengan karakteristik media yang digunakan. Format media utama adalah bagaimana bisa menyajikan informasi dan tujuan kampanye yang jelas kepada masyarakat. 3.8.1 Layout

Pengembangan tata letak di setiap media bervariasi agar tidak jenuh Layout dibuat dengan memadukan berbagai macam


(52)

unsur grafis yang meliputi warna, bentuk, ilustrasi, dan tipografi menjadi satu kesatuan layout, disesuaikan dengan layout yang akan di buat dengan mengedepankan kesan fleksibel dan dinamis. Dengan penempatan headline dan sub headline yang disesuaikan dengan posisi visual tiap – tiap ilustrasi supaya terkesan tidak kaku, begitu juga logo penempatan posisinya juga dapat berubah diberbagai media.

Iustrasi Visual

Rancangan salah satu layout visual kampanye

3.8.2 Tipografi

Tipografi yang digunakan pada setiap media disesuaikan dengan karakter media dan suasana yang akan dibangun, serta mempertimbangkan dari segi keterbacaan, dan komposisi yang seimbang antara tipografi dan ilustrasi sehingga mudah dipahami.


(53)

Logo type yang digunakan pada identitas kampanye ini menggunakan hurup yang dinamis sesuai sasaran kampanye adalah ekonomi keatas sehingga tidak terlihat kaku dan formal jenis huruf Cooper Black digunakan pada logo type. Sedangkan untuk tagline dan headline menggunakan jenis huruf Rockwell, Arial Black, dan Arial.

Arial

Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890

?/#%”:’.,\=+)(

Arial Black

Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890

?/#%”:’.,\=+)(

Cooper Black

Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890


(54)

Rockwell

Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890 ?/#%”:’.,\=+)( Rockwell Bold

Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890

?/#%”:’.,\=+)(

3.8.3 Ilustrasi

Gagasan visual ini menggunakan konsep hiperboladimana tanah dibentuk seperti bola dunia yang diartikan sebagai celengan tabungan tanah, serta satu tetes air sebagai tabungannya, maksud dari ilustrasi visual ini adalah mengingatkan untuk menghemat dengan cara menabungair sejak dini, karena setiap tetesan air menjadi tabungan masa yang akan datang.


(55)

Ilustrasi visual kampanye 3.8.3 Warna

Warna yang digunakan dalam logo yaitu biru dan cokelat diambil dari sumber air tanah, air tanah merupakan sumber alam yang sangat dibutuhkan oleh setiap makhluk didunia ini. Air tanah merupakan suatu kebutuhan yang sangat besar bagi manusia, maka warna biru dan cokelat identik dengan warna air dan tanah.


(56)

3.8.4 Identitas Kampanye

Kampanye peduli air tanah untuk masa depan mempunyai identitas kampanye berupa logo, logo tersebut akan menjadi identitas dari kegiatan kampanye, logo ini merupakan bentuk penyederhanaan dari air dan tanah sesuai dengan maslah yang diangkat yaitu air tanah, logo ini mempunyai makna yaitu kepedulian terhadap air dari sekarang akan menentukan nasib air di masa yang akan datang, maka diharapkan dengan logo kampanye ini khalayak termotivasi untuk peduli terhadap air .


(57)

BAB IV

MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI 4.1 Strategi Perancangan

4.1.1 Pra Produksi

Dalam tahap pra produksi penyusun mengumpulkan data-data tentang air tanah tersebut melalui buku, wawancara dan internet serta observasi lapangan secara langsung. Dari hasil data yang di dapat, pengamatan dan pendekatan terhadap objek foto, penyusun menggabungkannya menjadi satu kesatuan yang utuh.

4.1.2 Produksi

Pada tahapan produksi, penyusun mulai melakukan pengambilan gambar yang menjadi aktivitas pengguna air tanah yang berlebihan serta kondisi tanah yang mengering dampak dari kesulitan akan air, dari semua ini adalah objek foto yang akan dikemas menjadi digital imaging.

4.1.3 Pasca Produksi

Tahap pasca produksi merupakan tahapan yang terakhir, yaitu memproses dan menyortir dari hasil pemotretan pada tahap produksi melalui proses digital. Dalam proses digitalisasi, proses pegolahan gambar telah didapat pada tahap sebelumnya akan melalui beberapa tahapan yang selanjutnya akan dilalui secara berkesinambungan.

4.2 Media Aplikasi

Sebagai salah satu rangkaian kampanye , maka diperlukan media untuk suatu pesan yang diharapkan tertuju pada target sasaran selaku pengguna air tanah di Cekungan Kota Bandung.


(58)

4.3 Teknis Produksi 4.3.1 Poster

Gambar 4.7 Poster

Proses produksi poster menggunakan teknik digital printing dengan bahan kertas art paper 150 gram berukuran 29,7 cm x 42 cm, yaitu dengan menggunakan mesin print laser. Teknik ini digunakan untuk menjaga nilai pesan yang terkandung di dalam poster tersebut ketika dipindahkan ke media yang lain.

4.3.2 Billboard


(59)

Proses produksi billboard menggunakan teknik digital printing dengan bahan FL Matte C4 340 gsm berukuran 3 m x 2 m, yaitu dengan menggunakan digital printing laser. Billboard dipasang dengan tiang yang berukuran 5 m, visual billboard ditempel pada frame. Teknik ini digunakan untuk menjaga nilai keterbacaan khalayak terhadap pesan yang ingin disampaikan melalui media besar.

4.3.3. Spanduk

Gambar 4.9 Spanduk

Proses produksi spanduk menggunakan teknik digital printing dengan bahan Flexi China berukuran 3 m x 1 m, yaitu dengan menggunakan digital printing laser. Teknik ini digunakan untuk menjaga nilai keterbacaan khalayak terhadap pesan yang ingin disampaikan melalui media besar dan ditempatkan di ruas jalan yang strategis.


(60)

4.3.4. Brosur

a. b. Gambar 4.10 a.Cover brosur, b. Isi Brosur

Teknik cetak brosur dengan bahan art paper 150 gram berukuran custom 28,7 cm x 20,4 cm. Teknik ini digunakan untuk mendapat hasil cetakan digital printing yang akurat, dan masih terbaca dengan baik.

4.3.5. Flyer

a. b. Gambar 4.11 Flyer a. Cover, b. Isi

Teknik digital printing dengan kertas art paper 150 gram berukuran custom 10 cm x 14,1 cm . Teknik ini digunakan untuk mendapat hasil cetakan yang akurat dengan tingkat keterbacaan yang baik.


(61)

4.3.6. Iklan Koran

Gambar 4.12 Iklan Koran

Teknik cetak menggunakan pulp mekanis dengan jenis kertas uncroated groundwood ini adalah kertas koran dengan berat kertas per satu meter persegi antara 24-75 gram/m2. 4.3.7. Iklan Majalah

Gambar 4 13 Iklan Majalah

Proses produksi iklan majalah dilakukan dengan teknik

digital printing ukuran 21,2 cm x 28 cm, menggunakan kertas art paper 150 gram. Teknik ini digunakan untuk menjaga nilai pesan yang terkandung di dalam majalah.


(62)

4.3.8. Ambient Media

Gambar 4.14 Ambient Media

Proses produksi ambient media menggunakan teknik

digital printing memakai bahan kertas stiker cromo berukuran 29,7 cm x 42 cm. Ambient ditempel pada tempat kran air yang telah di rancang dalam kampanye ini, lokasi ambient media tersebut di sebuah taman yang dimana taman yang ada di persimpangan lampu merah Dago ini selalu digunakan untuk acara car free day.

4.3.9. T-shirt


(63)

Proses produksi gimmick t-shirt menggunakan bahan kain kombet 24 s dengan ukuran medium, menggunakan teknik manual sablon dari GL. Dibuat untuk dibagikan kepada target sasaran selaku pengguna air tanah di Cekungan Kota Bandung 4.3.10. Mug

Gambar 4. 16 Mug

Gimmick mug (gelas) dibuat untuk merchandise yang diberikan kepada pengguna air tanah diharapkan sasaran termotivasi atas kepedulian terhadap air tanah, teknik produksi mug ini adalah dari bahan kaca, gambar dicetak digital printing. 4.3.11. Jam Dinding


(64)

Gimmick jam dilakukan dengan teknik digital printing

ukuran diameter 24,2 cm untuk latar visual jam dan menggunakan kertas art paper 150 gram., sedangkan untuk frame jam dengan diameter 29,7 cm dari bahan plastik untuk frame lingkaran serta kaca berdiameter 24,2 cm untuk penutup jam dinding.

4.3.12. Kalender

Gambar 4. 18 Kalender

Gimmick Kalender dilakukan dengan teknik digital printing ukuran A3 menggunakan kertas Art Paper 230 gram.


(65)

4.3.13. Stiker

Gambar 4. 19 Stiker

Proses produksi stiker dengan teknik digital printing

ukuran 10,5 cm x 13 cm.

4.3.14. Label Stiker Kemasan AQUA

Gambar 4.20 Label Stiker kemasan AQUA

Gimmick label stiker kemasan AQUA dilakukan dengan teknik digital printing ukuran 4 cm x 4 Cm menggunakan kertas stiker pinil.


(66)

4.3.15. Pin

Gambar 4. 21 Pin

Gimmick Pin dilakukan dengan teknik digital printing


(67)

DAFTAR PUSTAKA

Brahmantyo, Budi, Bachtiar,T, (2009), Wisata Bumi Geotrek Cekungan

Bandung, Tersedia di: http://www:http:id.wikipedia.org [6 November 2010]

Bayu Tapa Brata (2007). Foto Indah & Menarik. Mediakita, Jakarta

Brahmantyo, B., & Bachtiar, T. (2009). Wisata Bumi Cekungan Bandung,Truedee, Bandung.

Djuhaerie, O. Setiawan. 2001. Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung : Yramawidya.

Dewan Pemerhati Kehutanan Dan Lingkungan Tatar Sunda, (1994). Air Tanah Kota Bandung. Bandung

Effendy, Onong U. 2000. Ilmu Teori Dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

Pemerintah Kota Bandung (2005). Perda k3 Kelestarian Lingkungan Kota Bandung.Tersedia di:

http://www.bandung.go.id/?fa=berita.detail&id=138 [2 Maret 2011]

Poerwadarminta, WJS. 2005, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Rakhmat, Jalaludin. 2001. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Soekanto, Soerjono. 2001. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers.

Sudiana, Dendi. 2009, Komunikasi Periklanan Cetak, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Venus, A, Drs, M.A. (2009). Manajemen Kampanye. Simbiosa, Indonesia,Bandung.

Wikipedia ( 2009.) Pengertian Pola. Pengertian Ilustrasi.

Tersedia di: http://www.Ilustasi.com [ 2 April 2011 ] Tersedia di: http://www.Pola com [ 2 April 2011 ]

Zulkifli, Arif. (2010), Lingkungan Hidup, Tersedia di: http://www:http:id.wikipedia.org [23 November 2010]


(68)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data Pribadi

Nama Lengkap : Sandra Iman Riswana Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 27 Januari 1987 Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Perkawinan : Belum Nikah Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : Strata satu (S-1) Desain Komunikasi Visual Alamat : Jl. Madesa 4 No.43 Rt.02 Rw. 12 Bandung Telepon/HP : 081394569401

Email : andra_peacer@yahoo.co,id

Pendidikan

1. SDN GENTRA MAKSEKDAS 1993 - 1999 2. SLTPN 36 BANDUNG 1999 – 2001 3. MTS PERSIS 1 Berijazah 2001 - 2003 4. MA PERSIS 1 Berijazah 2003- 2006

5. UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA jurusan Desain Komunikasi Visual S-1 tahun masuk 2007 – 2011

Pengalaman

1. Dari Tahun 2006 - 2007

Freelance Desainer di Trenz Magazine 2. Dari Tahun 2008

Desainer di Fellow Graphic 3. Dari Tahun 2010

( Kerja praktek di Raka Advertising dengan judul PERANCANGAN LOGO RAKA ADVERTISING PADA MEDIA KALENDER DIGITAL IMAGING FOTO 2011)

4. Dari Tahun 2011


(1)

Proses produksi gimmick t-shirt menggunakan bahan kain kombet 24 s dengan ukuran medium, menggunakan teknik manual sablon dari GL. Dibuat untuk dibagikan kepada target sasaran selaku pengguna air tanah di Cekungan Kota Bandung 4.3.10. Mug

Gambar 4. 16 Mug

Gimmick mug (gelas) dibuat untuk merchandise yang diberikan kepada pengguna air tanah diharapkan sasaran termotivasi atas kepedulian terhadap air tanah, teknik produksi mug ini adalah dari bahan kaca, gambar dicetak digital printing. 4.3.11. Jam Dinding


(2)

Gimmick jam dilakukan dengan teknik digital printing ukuran diameter 24,2 cm untuk latar visual jam dan menggunakan kertas art paper 150 gram., sedangkan untuk frame jam dengan diameter 29,7 cm dari bahan plastik untuk frame lingkaran serta kaca berdiameter 24,2 cm untuk penutup jam dinding.

4.3.12. Kalender

Gambar 4. 18 Kalender

Gimmick Kalender dilakukan dengan teknik digital printing ukuran A3 menggunakan kertas Art Paper 230 gram.


(3)

4.3.13. Stiker

Gambar 4. 19 Stiker

Proses produksi stiker dengan teknik digital printing ukuran 10,5 cm x 13 cm.

4.3.14. Label Stiker Kemasan AQUA

Gambar 4.20 Label Stiker kemasan AQUA


(4)

4.3.15. Pin

Gambar 4. 21 Pin

Gimmick Pin dilakukan dengan teknik digital printing ukuran diameter 5 cm x 7 cm dengan laminasi dof,


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Brahmantyo, Budi, Bachtiar,T, (2009), Wisata Bumi Geotrek Cekungan Bandung, Tersedia di: http://www:http:id.wikipedia.org

[6 November 2010]

Bayu Tapa Brata (2007). Foto Indah & Menarik. Mediakita, Jakarta

Brahmantyo, B., & Bachtiar, T. (2009). Wisata Bumi Cekungan Bandung,Truedee, Bandung.

Djuhaerie, O. Setiawan. 2001. Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung : Yramawidya.

Dewan Pemerhati Kehutanan Dan Lingkungan Tatar Sunda, (1994). Air Tanah Kota Bandung. Bandung

Effendy, Onong U. 2000. Ilmu Teori Dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

Pemerintah Kota Bandung (2005). Perda k3 Kelestarian Lingkungan Kota Bandung.Tersedia di:

http://www.bandung.go.id/?fa=berita.detail&id=138 [2 Maret 2011]

Poerwadarminta, WJS. 2005, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Rakhmat, Jalaludin. 2001. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Soekanto, Soerjono. 2001. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers.

Sudiana, Dendi. 2009, Komunikasi Periklanan Cetak, Bandung : Remaja Rosdakarya.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data Pribadi

Nama Lengkap : Sandra Iman Riswana Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 27 Januari 1987 Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Perkawinan : Belum Nikah Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : Strata satu (S-1) Desain Komunikasi Visual Alamat : Jl. Madesa 4 No.43 Rt.02 Rw. 12 Bandung Telepon/HP : 081394569401

Email : andra_peacer@yahoo.co,id

Pendidikan

1. SDN GENTRA MAKSEKDAS 1993 - 1999 2. SLTPN 36 BANDUNG 1999 – 2001 3. MTS PERSIS 1 Berijazah 2001 - 2003 4. MA PERSIS 1 Berijazah 2003- 2006

5. UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA jurusan Desain Komunikasi Visual S-1 tahun masuk 2007 – 2011

Pengalaman

1. Dari Tahun 2006 - 2007

Freelance Desainer di Trenz Magazine 2. Dari Tahun 2008

Desainer di Fellow Graphic 3. Dari Tahun 2010

( Kerja praktek di Raka Advertising dengan judul PERANCANGAN LOGO RAKA ADVERTISING PADA MEDIA KALENDER DIGITAL IMAGING FOTO 2011)

4. Dari Tahun 2011