Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Batasan Masalah Sistematika Penulisan

mengingat perintah-perintah secara manual jika menggunakan command line interface. Saat ini sudah ada aplikasi untuk remote mikrotik, namun yang menjadi pembeda adalah, aplikasi ini akan menonjolkan kemampuannya dalam melakukan setting hotspot secara otomatis saat dijalankan pertama kali. Sehingga operator atau admin tidak perlu memiliki kompetensi konfigurasi hotspot pada router mikrotik. Operator hanya diharuskan memiliki kompetensi untuk dapat membuat profile kuota dan menambahkan user. Pada aplikasi yang sudah ada sebelumnya, operator yang menjalankannya harus memiliki kompentensi untuk melakukan konfigurasi hotspot seperti konfigurasi ip address, ip pool, dhcp, firewall, dan routing. Aplikasi menyediakan menu manajemen user yang sederhana, berupa penambahan dan penghapusan user hotspot serta memberikan profile kuota waktu yang bisa dipilih atau dapat membuat sendiri sesuai kebutuhan pengguna. Jika pada router yang dijadikan gateway tidak memiliki dhcp server, admin dapat memberikan alamat gateway secara statis melalui aplikasi, ini bersifat optional karena apabila gateway memiliki dhcp server admin tidak perlu melakukannya. Aplikasi ini akan dibuat dengan berbasis java. Kelebihan dari aplikasi berbasis java adalah kemampuannya untuk dapat dijalankan di berbagai platform atau sistem operasi komputer.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana membuat aplikasi remote mikrotik yang dilengkapi dengan kemampuan setting hotspot otomatis dan menyediakan menu manajemen user sederhana yang berupa tambah dan hapus untuk profile kuota dan user. Sehingga adminoperator hanya diharuskan memiliki kompetensi untuk dapat membuat profile kuota dan menambahkan user.

1.3 Tujuan Penelitian

Membuat aplikasi remote mikrotik yang dilengkapi dengan kemampuan setting hotspot otomatis dan menyediakan menu manajemen user sederhana yang berupa tambah dan hapus untuk profile kuota dan user. Sehingga adminoperator hanya diharuskan memiliki kompetensi untuk dapat membuat profile kuota dan menambahkan user.

1.4 Batasan Masalah

1. Aplikasi yang dibangun ini terbatas pada kemampuannya untuk melakukan setting hotspot dan manajemen user. 2. Aplikasi tidak secara otomatis generate profile kuota dan user dalam jumlah tertentu. 3. Aplikasi ini hanya diperuntukkan untuk setting router mikrotik dan hanya menyediakan setting hotspot untuk 5 ethernet dan 1 wireless. 4. Konfigurasi hotspot pada aplikasi ini bersifat permanen. 5. Pada pembangunan aplikasi ini terbatas untuk router board 951-2n yang mempunyai 5 ethernet dan 1 wireless LAN. 6. Aplikasi ini akan dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman JAVA, library API, dan library commons.net. Library commons.net digunakan untuk menjalankan FTP dengan JAVA .

1.5 Metodologi Penelitian

1. Studi Pustaka

Pada tahap ini dilakukan studi tentang pustaka yang berkaitan dengan Mikrotik dan Java Programming. 2. Tahap Pengembangan Rekayasa Perangkat Lunak M etode yang digunakan dalam pengembangan perangkat lunak ini adalah Requirement Prototype Model McLeod dan Schell 2007 a Analisis kebutuhan user, pengembang dan pengguna atau pemilik sistem melakukan diskusi dimana pengguna atau pemilik sistem menjelaskan kepada pengembang tentang kebutuhan sistem yang mereka inginkan. b Membuat prototype, pengembang membuat prototype dari sistem yang telah dijelaskan oleh pengguna atau pemilik sistem. c Menyesuaikan prototype dengan keinginan user, pengembang menanyakan kepada pengguna atau pemilik sistem tentang prototype yang sudah dibuat, apakah sesuai atau tidak dengan kebutuhan sistem. d Membuat sistem baru, pengembang menggunakan prototype yang sudah dibuat untuk membuat sistem baru. e Melakukan testing sistem, pengguna atau pemilik sistem melakukan uji coba terhadap sistem yang dikembangkan f Menyesuaikan dengan keinginan user, sistem disesuaikan dengan keinginan user dan kebutuhan sistem, jika sudah sesuai sistem siap digunakan. g Menggunakan sistem.

1.6 Sistematika Penulisan

Bab I PENDAHULUAN Dalam bab ini diungkapkan mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, rumusan masalah, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustakamenjelaskan tentang teori-teori yang bersangkutan dan yang mendukung yang diperlukan sesuai masalah yang terjadi. Bab III ANALISIS DAN PERANCANGAN Membahas langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian serta proses analisa dari langkah-langkah tersebut yang kemudian dilakukan perancangan sistem. Bab IV IMPLEMENTASI Pada bagian ini akan membahas tentang implementasi program sesuai dengan tujuan awal penelitian. Bab VANALISA HASIL Pada bagian ini akan menganalisa hasil yang telah didapatkan selama proses implementasi program, dimana dalam bagian ini meliputi tentang analisa hasil perangkat lunak serta kesesuaiannya dengan rumusan masalah. Bab VI PENUTUP Pada bagian penutup ini akan membahas tentang kesimpulan dan juga saran-saran yang didapat selama penyelesaian skripsi ini. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Authentication, Authorization, Accounting AAA

AAA adalah sebuah model akses jaringan yang memisahkan tiga macam fungsi kontrol, yaitu Authentication, Authorization, dan Accounting, untuk diproses secara independen. a. Authentication Menurut kamus, kata Authentic mengacu pada sesuatu yang tidak salah, atau imitasi palsu, tapi layak diterima sebagai kebenaran atau fakta. Dari zaman peradaban awal, di mana orang telah menjalankan 26 mil hanya untuk menyampaikan pesan dan kemudian jatuh dan mati, pada hari ini ketika informasi dapat melakukan perjalanan di seluruh dunia dalam sepersekian menit dengan mouse klik, bukti keaslian adalah hal pertama penerima dari pemeriksaan pesan. Otentikasi terdiri dari dua tindakan: pertama, tindakan memberikan bukti keaslian untuk Informasi yang disampaikan atau disimpan, dan kedua, tindakan verifikasi bukti keaslian untuk informasi yang sedang diterima atau diambil. Pada jaman dahulu, sang Kaisar akan menggunakan segel pribadinya pada surat-suratnya untuk memberikan jaminan bagi keaslian surat. Surat tersebut kemudian bisa dibawa oleh utusan, yang identitasnya tidak penting. Pemimpin lokal akan mengenali segel kaisar dan keaslian surat kepercayaan. Dia akan membuka segel, membaca surat itu, memulai serangan atau memungut pajak sesuai surat itu. Pada zaman pengiriman informasi secara digital, bukti pengiriman keaslian sama pentingnya tapi menimbulkan tantangan tersendiri. Contoh pengiriman pesan di atas menyajikan salah satu jenis masalah otentikasi dimana keaslian informasi penting, sedangkan identitas utusan tidak. Namun, dalam sebagian besar kasus, identitas orang yang kita hadapi merupakan faktor penting dalam bagaimana kita menangani interaksi itu. Ketika kita pergi ke bank kita harus menunjukkan identifikasi untuk membuktikan identitas