Perancangan Kampnye Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu Citarum (Citarum Roadmap)

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sungai merupakan sumber air yang sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia. Sungai juga menjadi jalan air alami untuk dapat mengalir dari mata air melewati berbagai alur sungai menuju samudera, danau, laut atau ke sungai yang lain secara dinamis. Kedinamisan aliran sungai sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca, karakteristik aliran sungai dan pola hidup masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar tepian sungai. Kondisi ini menyebabkan kualitas dan kuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim sesuai dengan perkembangan lingkungan yang terjadi dan pola hidup masyarakat sekitar sungai. Faktor-faktor tesebut memunculkan saling keterkaitan interaksi satu dan yang lainnya. Bila interaksi beberapa komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan kondisi yang menyebabkan ekosistem menjadi tidak seimbang.

Bertambahnya jumlah penduduk, kurangnya daerah serapan air dan makin bertambahnya pemukiman disekitar aliran sungai, menyebabkan kondisi sungai mengalami banyak penurunan dalam hal kualitas mutu air. Penurunan kualitas mutu air sungai juga diakibatkan oleh pola aktivitas masyarakat sekitar aliran sungai. Kerusakan dan pencemaran air diantaranya terjadi akibat dari penggunaan lahan


(2)

sisa aktivitas rumah tangga dan limbah sisa hasil industri ke sekitar atau kedalam aliran sungai.

Akibat dari buangan sisa hasil aktivitas manusia ke sekitar atau kedalam aliran sungai menyebabkan terganggunya ekosistem aliran sungai tersebut. Mulai dari tidak terpenuhinya kualitas air berstandar 3B (tidak berwarna, berbau dan tidak beracun), berkurangnya jumlah ikan dan satwa air, timbulnya lingkungan kumuh sampai pada munculnya masalah kesehatan dan lainnya.

Gambar 1.1 Banjir di Cieunteung

Di daerah Jawa Barat, Sungai Citarum merupakan sungai terpanjang. Sungai ini memiliki memiliki banyak manfaat, dan salah satunya adalah untuk menunjang pemenuhan kebutuhan pasokan air di Provinsi Jawa Barat dan juga kebutuhan air untuk daerah DKI Jakarta. Bukan itu saja, banyak aktivitas manusia yang bergantung dari pemanfaatan aliran Sungai Citarum. Mulai dari irigasi untuk lahan persawahan dan peternakan, sebagai sumber tenaga pembangkit listrik


(3)

tenaga air (PLTA) serta untuk menunjang pemenuhan kebutuhan kegiatan aktivitas sehari-hari masyarakat.

Sungai Citarum sebagai sungai terpanjang di Provinsi Jawa Barat, juga tak lepas dari berbagai permasalahan yang terjadi. Mulai dari pemanfaatan daerah aliran sungai yang menurut UU No. 35 1991 tentang sungai, sebenarnya dilarang untuk dijadikan sebagai daerah hunian, sampai pada pencemaran akibat limbah hasil aktivitas manusia yang pada akhirnya menyebabkan banjir dan berbagai permasalahan saat musim hujan dan kemarau tiba.

Makin bertambahnya jumlah penduduk yang bermukim di tepian sungai, menjadi salah satu faktor makin banyaknya limbah hasil aktivitas manusia di Sungai Citarum. Kerusakan lingkungan yang terjadi disamping mengakibatkan daerah tersebut rawan banjir, juga menyebabkan terganggunya kualitas dan kuantitas air sungai.

Sejarah mencatat sejak abad ke-15 telah terjadi banjir yang disebabkan oleh luapan Sungai Citarum. Banjir biasanya disebabkan oleh curah hujan yang turun secara terus menerus dan dalam waktu yang lama. Saat ini, banjir tidak hanya menyebabkan Sungai Citarum meluap, tapi juga menyebabkan gagalnya panen diberbagai lahan pertanian, rusaknya ekosistem, munculnya berbagai penyakit, hingga timbulnya berbagai bencana yang diakibatkan oleh banjir. Hal ini tentu saja jika dibiarkan terus terjadi akan sangat merugikan, bukan hanya bagi masyarakat sekitar aliran Sungai Citarum dan pemerintah saja,


(4)

Kurangnya tanggung jawab dan kecintaan terhadap Sungai Citarum, membuat masyarakat sekitar seakan tidak memiliki rasa untuk melestarikan dan menjaga sungai dari berbagai limbah hasil aktivitas manusia. Perubahan aktivitas dan lapangan kerja menjadikan masyarakat tidak lagi memandang sungai sebagai sesuatu yang penting dan harus dijaga. Sungai dibiarkan kotor dan terus tercemar.

Untuk menekan dampak negatif kerusakan sungai, pemerintah perlu lebih memberikan pengetahuan kepada warga mengenai sosialisasi UU No. 35 Tahun 1991 tentang sungai dan UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (UU SDA) yang diharapkan dapat mengurai permasalahan tentang kondisi Sungai Citarum saat ini.

Dalam rangka mengatasi permasalahan Sungai Citarum serta untuk mendukung program kebijakan pemerintah tentang Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu Sungai Citarum, penulis bertujuan menawarkan solusi dengan merancang sebuah media kampanye yang inofatif dengan maksud memberikan sosialisasi dan informasi agar mampu mengajak masyarakat untuk bersama mendukung program kebijakan pemerintah guna memajukan kesejahteraan masyarakat dan kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan.

1.2 Identifikasi Masalah

Sungai Citarum bukanlah sumber masalah. Masalah yang terjadi di Sungai Citarum saat ini adalah akibat dari Aktivitas manusia yang


(5)

kurang peduli terhadap lingkungan. Maka indentifikasi masalah jika diuraikan sebagai berikut :

 Kurangnya kesadaran tentang pentingnya menjaga dan melestarikan Sungai Citarum

 Semakin tak terkendalinya pencemaran akibat dari aktivitas manusia di sekitar Sungai Citarum

 Kurangnya informasi kepada masyarakat tentang pentingnya fungsi Sungai Citarum

 Minimnya sosialisasi pemerintah tentang Program Sumber Daya Air Terpadu Sungai Citarum.

1.3 Fokus masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah yang ada, maka diperlukan adanya sebuah sosialisasi merata kepada masyarakat tentang Program Sumber Daya Air Terpadu Sungai Citarum untuk dapat lebih menghargai lingkungan yang bersifat persuasif dalam rangka merehabilitasi dan mengendalikan kerusakan Sungai Citarum, guna kemakmuran masyarakat sekitar aliran Sungai Citarum untuk mencapai visi Citarum : “Pemerintah dan masyarakat bekerja bersama demi terciptanya sungai yang bersih, sehat dan produktif serta membawa manfaat berkesinambungan bagi seluruh masyarakat di wilayah Sungai Citarum”.


(6)

1.4 Tujuan Perancangan

Melalui tugas akhir ini diharapkan penulis mampu membantu merehabilitasi dan mensosialisasikan program pemerintah tentang sungai dan daerah aliran sungai, serta menginformasikan kepada masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan, khususnya sekitar Sungai Citarum guna mewujudkan kehidupan yang layak dan lebih baik.


(7)

BAB II

PERANCANGAN KAMPANYE PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR TERPADU SUNGAI CITARUM (CITARUM ROADMAP)

2.1 Sumber Daya

Menurut Jupri, Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur tertentu dalam kehidupan. Sumber daya tidak selalu bersifat fisik, tetapi juga non-fisik.

Sedangkan sumber daya hayati adalah salah satu sumber daya yang yang dapat pulih (renewable resources), yang didalamnya terdiri atas tumbuhan dan hewan. Sumber daya hayati juga dapat diartikan sebagai sumber daya yang mempunyai kehidupan dan dapat mengalami kematian. Sedangkan sumber daya non hayati adalah sumber daya yang didalamnya tidak memiliki kehidupan dan tidak dapat mengalami kematian. Jenis sumber daya non hayati ini diantaranya adalah mineral, air dan udara.

2.1.1 Sumber Daya Air

Sumber daya air merupakan bagian dari sumber daya. Karena sifatnya yang dinamis, sumber daya air mempunyai sifat yang berbeda dengan sumber daya lainnya. Hal ini disebabkan sifat air yang dapat mengalir dan berpindah pindah, serta dapat mengalami perubahan bentuk dan sifat. Beberapa definisi yang


(8)

mendefinisikan istilah dan pengertian yang berkaitan dengan sumber daya air sebagai berikut :

1. Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di dalamnya.

2. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat.

3. Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah.

4. Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan bawah permukaan tanah.

5. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah.

6. Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan/atau pada sumber air yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya.

2.1.2 Pengelolaan Sumber Daya Air

Pengelolaan sumber daya air telah diatur oleh negara dan tertuang dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pasal 33 ayat 3 yang menyatakan bahwa bumi, air dan kekayaan


(9)

alam yang terkandung di dalamnya, dikuasai negara dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat secara adil dan merata. Kemudian untuk memperjelas maksud dari pasal tersebut pemerintah menjelaskan lagi hal ini dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 2007 tentang Sumber Daya Air yang menjelaskan bahwa :

1. Sumber Daya Air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang memberikan manfaat serbaguna untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat di segala bidang baik sosial, ekonomi, budaya, politik maupun bidang ketahanan nasional

2. Dalam menghadapi ketidakseimbangan antara ketersediaan air yang cenderung menurun, dan kebutuhan air yang cenderung meningkat sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk dan peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat, sumberdaya air harus dikelola, dipelihara, dimanfaatkan, dilindungi dan dijaga kelestariannya, dengan memberikan peran kepada masyarakat dalam setiap tahapan pengelolaan sumber daya air.

3. Pengelolaan sumberdaya air perlu diarahkan untuk mewujudkan sinergi dan keterpaduan antar wilayah, antar sektor, dan antar generasi dalam rangka memperkokoh


(10)

2.2 Sungai

Pengertian sungai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah aliran air yang besar (biasanya buatan alam). Sedangkan definisi sungai menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 35 Tahun 1991 tentang sungai, sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan.

2.2.1 Sungai Citarum

Menurut Citarum Fact Sheet (2010:1) Sungai Citarum merupakan salah satu DAS utama di Jawa Barat dan bersifat strategis karena menjadi pemasok air Ibukota Jakarta. DAS seluas 6.614 kilometer persegi atau 22% luas wilayah Jawa Barat merupakan DAS dengan jumlah penduduk terpadat di Jawa Barat.

Menurut Hardjasaputra (2007:1) Sungai Citarum menjadi satu satunya sungai terpanjang di Provinsi Jawa Barat. Sungai Citarum berhulu Gunung Wayang, di sebelah selatan kota Bandung menuju ke utara dan bermuara di Kerawang. Memiliki panjang sekitar 225 kilometer.

Kata Citarum berasal dari dua kata yaitu Ci dan Tarum. Ci atau dalam Bahasa Sunda yaitu Cai, yang artinya air. Sedangkan Tarum, merupakan sejenis tanaman yang menghasilkan warna ungu atau nila.


(11)

2.2.2 Sejarah Singkat Sungai Citarum

Menurut Moh. Yahya dalam situs http://green.kompasiana.com, Citarum adalah sungai terpanjang dan terbesar di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sungai dengan nilai sejarah, ekonomi, dan sosial yang penting ini sejak 2007 menjadi salah satu dari sungai dengan tingkat ketercemaran tertinggi di dunia. Jutaan orang tergantung langsung hidupnya dari sungai ini, sekitar 500 pabrik berdiri di sekitar alirannya, tiga waduk PLTA dibangun di alirannya, dan penggundulan hutan berlangsung pesat di wilayah hulu.

Dalam perjalanan sejarah Sunda, Citarum erat kaitannya dengan Kerajaan Taruma, kerajaan yang menurut catatan-catatan Tionghoa dan sejumlah prasasti pernah ada pada abad ke-4 sampai abad ke-7. Komplek bangunan kuno dari abad ke-4, seperti di Situs Batujaya dan Situs Cibuaya menunjukkan pernah adanya aktivitas permukiman dibagian hilir. Sisa-sisa kebudayaan pra-Hindu dari abad ke-1 Masehi juga ditemukan di bagian hilir sungai ini.

Sejarah mencatat jika banjir yang terjadi di Sungai Citarum telah terjadi sejak abad ke 15. Banjir yang terjadi akibat dari luapan Sungai Citarum. Akibatnya Bupati Bandung saat itu, R.A Wiranatakusuma II pada tahun 1810


(12)

memindahkan Ibukota Bandung dari daerah Krapyak (Dayeuhkolot) ke daerah Bandung Tengah hingga saat ini.

Sejak runtuhnya Taruma, Citarum menjadi batas alami Kerajaan Sunda dan Galuh, dua kerajaan kembar pecahan dari Taruma. Citarum juga disebut dalam Naskah Bujangga Manik, suatu kisah perjalanan yang kaya dengan nama-nama geografi di Pulau Jawa dari abad ke-15.

Saat ini kondisi Sungai Citarum telah rusak akibat penggundulan lahan, pencemaran limbah industri dan rumah tangga yang menyebabkan banjir saat curah hujan meningkat dan kekeringan saat musim kemarau tiba. Hal lain dari rusaknya kondisi Sungai Citarum adalah turunnya kualitas air.

Menurut Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum, permasalahan di daerah aliran Sungai Citarum didominasi oleh permasalahan seputar genangan banjir, Sampah, limbah industri, Berkurangnya fungsi kawasan lindung (hutan dan non-hutan), berkembangnya permukiman tanpa perencanaan yang baik, erosi, limbah peternakan, dan pola pertanian yang tidak sesuai dengan kaidah konservasi serta hal hal lain yang mengakibatkan terjadinya ketidak seimbangan ekosistem Sungai Citarum.

Untuk melindungi Sungai Citarum dari pencemaran dan kerusakan akibat dari aktivitas manusia, pemerintah melalui


(13)

dinas terkait kemudian menawarkan konsep Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.

2.2.3 Pencemaran Sungai Citarum

Menurut Dewi Nurhayati, Kepala Bidang Konservasi dan Mitigasi Bencana Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Provinsi Jawab Barat mengatakan, limbah domestik yang dihasilkan manusia (dalam hal ini tinja atau kotoran manusia) merupakan sumber utama pencemaran di hulu Sungai Citarum. Menurutnya juga, setiap tahun jumlah limbah domestik yang dihasilkan manusia menjadi penyumbang pertama terhadap pencemaran organik di hulu Sungai Citarum. Dewi memperkirakan pada tahun 2010, jumlah limbah domestik yang dihasilkan manusia yang mencemari hulu Sungai Citarum bisa mencapai 50 persen dari komponen pencemaran lainnya seperti limbah industri, peternakan dan pertanian.

Atih Wiratih, Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten Bandung berpendapat bahwa ada 74 titik pantau disekitar aliran Sungai Citarum yang masuk kedalam kategori pencemaran berat, dan salah satunya adalah daerah sekitar Baleendah dan Dayeuhkolot. Pencemaran yang terjadi bukan hanya terjadi di hilir Sungai


(14)

Cirawa, sungai Ciburial, sungai Cibangkoak, sungai Cirasea Hulu, dan sungai Cikacembung Hulu. Limbah-limbah yang mencemari sungai sungai di daerah hulu umumnya berasal dari limbah hasil kegiatan rumah tangga dan peternakan sapi perah.

2.3 Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu

Menurut Global Water Partnership (seperti dikutip Citarum Fact Sheet 2010:2) Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (Integrated Water Resources Management) dapat diartikan sebagai proses yang mengutamakan fungsi koordinasi dan pengelolaan air, tanah dan sumber daya terkait, guna memaksimalkan hasil secara ekonomis dan kesejahteraan sosial dalam pola yang tidak mengorbankan keberlangsungan ekosistem vital.

2.3.1 Prinsip dan Konsep Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu Menurut Citarum Fact Sheet (2010:3) prinsip utama IWRM adalah pembangunan dan pengelolaan Sumber Daya Air harus berdasarkan pendekatan partisipatif melibatkan berbagai pengguna, perencana dan pembuat kebijakan di semua tingkat.

Sedangkan Konsep IWRM atau pengelolaan sumber daya air terpadu kemudian diadopsi pemerintah Indonesia dalam UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Disebutkan dalam pasal 3 UU SDA bahwa ”Sumber daya air dikelola secara menyeluruh,


(15)

terpadu dan berwawasan lingkungan hidup...”. Lebih lanjut dalam pasal 85 ayat 1 UU SDA menyebutkan, ”Pengelolaan sumber daya air mencakup kepentingan lintas sektoral dan lintas wilayah yang memerlukan keterpaduan tindak untuk menjaga kelangsungan fungsi dan manfaat air dan sumber air.” kemudian pasal 85 ayat 2 menyebukan, ”Pengelolaan sumber daya air dilakukan melalui koordinasi dengan mengintegrasikan kepentingan berbagaisektor, wilayah, dan para pemilik kepentingan dalam bidang sumber daya air.”

Sesuai amanat undang-undang tersebut, menurut Citarum Fact Sheet (2010:3) maka pendekatan pengelolaan sumber daya air terpadu dilakukan untuk membenahi permasalahan Citarum melalui gagasan-gagasan yang tertuang dalam Citarum Roadmap.

2.3.2.Citarum Roadmap

Proses pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu / Integrated Citarum Water Resources Management Investment Program (ICWRMIP), atau singkatnya disebut sebagai “Citarum Roadmap”. Roadmap ini merupakan gambaran strategi, rencana dan pelaksanaan yang berusaha membuat jalur/rute antara posisi saat ini dengan visi, hasil dan tujuan yang ingin kita capai di masa depan berkaitan dengan program pengelolaan terpadu


(16)

Sumber Daya Air Terpadu Wilayah Sungai Citarum (2010:2) Roadmap dapat pula diartikan sebagai apa yang harus dilakukan guna mencapai berbagai tujuan. Hal tersebut dicapai melalui pendekatan yang berorientasi kepada visi :  Merumuskan dan meyakinkan secara lebih tegas

bentuk visi bersama (shared vision) para pemangku kepentingan (stakeholders) berkenaan dengan masa depan Sungai Citarum (sampai dengan 2023)

 Melakukan perbandingan kondisi sumber daya air dalam Sungai Citarum saat ini dengan visi yang ditetapkan, dalam rangka melakukan identifikasi arah strategis yang harus ditempuh

 Merumuskan tujuan-tujuan dalam beberapa area kunci (key areas), yang bilamana tercapai, akan mengarah pada pencapaian visi

 Melakukan pengembangan dan intervensi dalam bentuk kegiatan guna menjamin keberhasilan penerapan pencapaian tujuan dari setiap area kunci.

2.3.3 Pelaksana Program dan Kordinasi Program Citarum

Roadmap

Pelaksanaan program ini dilakukan melalui koordinasi dan konsultasi antar para pemangku kepentingan, serta


(17)

mengutamakan partisipasi masyarakat dalam menentukan prioritas, rancangan hingga pelaksanaan.

Koordinasi Program dilakukan oleh Bappenas, sedangkan lembaga pelaksana kegiatan dikordinasikan oleh Dirjen Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, dengan melibatkan berbagai Departemen dan Kementerian terkait baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota melalui Dinas-Dinas terkait.

2.3.4 Rencana dan Tahapan Citarum Roadmap

Tahapan pelaksanaan Citarum Roadmap terdiri dari sembilan kegiatan yang antara lain adalah :

 Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai Citarum  Peningkatan pengelolaan lahan dan air

 Pengelolaan air dan sanitasi berbasis masyarakat  Rencana aksi peningkatan kualitas air

 Perlindungan lingkungan dan keanekaragaman hayati di hulu sungai

 Penataan ruang

 Pengelolaan banjir di kawasan hulu

 Desain untuk peningkatan sistem penyediaan air bersih Kota Bandung


(18)

 Strategi adaptasi terhadap perubahan iklim.

2.4 Rehabilitasi

Rehabilitasi berasal dari dua kata, yaitu re yang berarti kembali dan habilitasi yang berarti kemampuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rehabilitasi dapat diartikan sebagai pemulihan kepada kedudukan (keadaan) yang dahulu (semula). Rehabilitasi juga dapat didefinisikan sebagai ”satu program holistik dan terpadu atas intervensi -intervensi medis, fisik, psikososial, dan vokasional yang memberdayakan seorang (individu penyandang cacat) untuk meraih pencapaian pribadi, kebermaknaan sosial, dan interaksi efektif yang fungsional dengan dunia” (Banja,1990:615).

Pengertian rehabilitasi sesuai Undang-undang No. 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana adalah : Perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi dan berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana.

2.5 Sosialisasi

Mustafa menjelaskan bahwa sosialisasi adalah satu konsep umum yang bisa dimaknakan sebagai sebuah proses di mana kita belajar melalui interaksi dengan orang lain, tentang cara berpikir, merasakan, dan bertindak, di mana kesemuanya itu merupakan hal-hal


(19)

yang sangat penting dalam menghasilkan partisipasi sosial yang efektif. Sosialisasi merupakan proses yang terus terjadi selama hidup kita. (h.1)

2.6 Kampanye

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Departemen Pendidikan Nasional bahwa yang dimaksud dengan Kampanye memiliki dua arti, diantaranya :

1. Gerakan (tindakan) serentak (untuk melawan, mengadakan aksi) 2. Kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi politik atau calon yang

memperebutkan kedudukan dalam parlemen dan sebagainya untuk mendapat dukungan massa pemilih dalam suatu pemungutan suara.

2.6.1 Definisi Kampanye Menurut Para Ahli

Ada beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli tentang definisi kampanye diantaranya :

1. Menurut Pfau dan Parrot (seperti dikutip Venus, 2004:8) “A Campaign is conscius, sustained and incremental procces designed to be implemented over a specified periode of time for the purpose of influencing a specified audience” (Kampanye adalah suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentan waktu tertentu dengan


(20)

tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang telah ditetapkan)

2. Menurut Snyder (seperti dikutip Venus, 2004:8) “A communication campaign is an organized communication activity, directed at a particular audience, for a particular period of time to achieve a particular goal” (Kampanye komunikasi adalah tindakan komunikasi yang terorganisir yang diarahkan pada khalayak tertentu, pada periode waktu tertentu guna mencapai tujuan tertentu).

3. Rajasundaram (seperti dikutip Venus, 2004:8) juga mengatakan bahwa “A campaign is a coordinated use of different methods of communication aimed at focusing attention on a particular problem and its solution over a period of time” (kampanye dapat diartikan sebagai pemanfaatan berbagai metode komunikasi yang berbeda secara terkoordinasi dalam periode waktu tertentu yang ditujukan untuk mengarahkan khalayak pada masalah tertentu berikut pemecahannya)

4. Roger dan Storey ( seperti dikutip Venus, 2004:8) mendefinisan kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang


(21)

dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.

Dari beberapa definisi para ahli, kampanye dapat diartikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan secara terencana dan terlembaga yang biasanya dilakukan oleh lembaga atau organisasi guna mencapai tujuan tertentu terhadap khalayak tertentu. Venus (2004:7) menjelaskan aktivitas kampanye komunikasi setidaknya harus mengandung empat hal yakni (1) tindakan kampanye yang di tujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu (2) jumlah khalayak sasaran yang besar (3) biasanya dipusatkan dalam kurun waktu tertentu (4) melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisasi.

Menurut Venus (2004:7) disamping keempat faktor tersebut kampanye juga sudah seharusnya memiliki karakteristik lain, yaitu sumber yang jelas, perancangan, penyampaian sekaligus penanggung jawab suatu produk kampanye (campaign makers), sehingga setiap individu yang menerima pesan kampanye dapat mengidentifikasi bahkan mengevaluasi kredibilitas sumber pesan tersebut setiap saat.

2.6.2 Jenis Kampanye

Menurut Larson ( seperti dikutip Venus, 2004:11) membagi kampanye kedalam tiga kategori yakni :


(22)

1. Product-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada produk dan umumnya terjadi di lingkungan bisnis. Kampanye jenis ini juga sering disebut sebagai commercial campaigns atau corporate campaign. 2. Candidate-oriented campaign atau kampanye yang

berorientasi pada kandidat yang pada umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk menguasai kekuasaan politikl. Kampanye jenis ini juga biasa dikenal dengan kampanye politik. (political campaigns)

3. Ideologically or cause oriented campaigns adalah jenis kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan seringkali berdimensi perubahan sosial. Karenanya kampanye jenis ini dalam istilah Kotler disebut sebagai social change campaigns, yakni kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait. Menurut mulyana (seperti dikutip Venus, 2004:12) model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut. Menurut Venus, model bukanlah fenomena itu sendiri. Model adalah gambaran tentang fenomena atau realitas yang telah disederhanakan. Berikut beberapa model kampanye :


(23)

1. Model Komponensial Kampanye

Model ini mengambil komponen pokok yang terdiri dalam suatu pengiriman dan penerimaan pesan-pesan kampanye. Unsur yang terdapat didalamnya meliputi : sumber kampanye, saluran, pesan, penerimaan kampanye, efek dan umpan balik. Model tersebut digambarkan sebagai berikut :

Diagram 2.1 Model Komponensial Kampanye (sumber Venus, 2004:13)

2. Model Kampanye Ostergaard

Menurut Ostergaard sebuah perancangan program kampanye untuk perubahan sosial yang tidak didukung oleh temuan temuan ilmiah tidaklah layak untuk di dilaksanakan. Alasanya karena program semacam itu tidak akan menimbulkan efek apapun dalam menanggulangi masalah sosial yang dihadapi . Program


(24)

kampanye hendaklah dimulai dari identifikasi masalah secara jernih. Langkah ini disebut juga tahap prakampanye.

2.6.3 Elemen Penting Kampanye

Menurut Nowak dan Warneryd ( sepeti dikutip Venus, 2004:23) ada delapan elemen kampanye yang saling berkaitan dan harus diperhatikan. Kedelapan elemen tersebut adalah :

1. Intended effect (efek yang diharapkan). Efek yang hendak dicapai harus dirumuskan dengan jelas. Dengan demikian, penentuan elemen-elemen lainnya akan lebih mudah dilakukan.

2. Competiting communication (persaingan komunikasi) agar suatu kampanye menjadi efektif, maka perlu diperhitungkan potensi penggunaan dari kampanye yang bertolak belakang (counter campaign).

3. Communication object (objek komunikasi). Objek kampanye biasanya dipusatkan pada satu hal saja, karena untuk objek yang berbeda menghendaki metode komunikasi yang berbeda.

4. Target population & receiving group (populasi target dan kelompok penerima). Kelompok penerima adalah bagian dari populasi target. Agar penyebaran pesan lebih mudah dilakukan maka penyebaran pesan lebih


(25)

baik ditujukan kepada opinion leader (pemuka pendapat)

5. The Channel (saluran). Saluran yang digunakan dapat bermacam-macam tergantung karakteristik kelompok penerima dan jenis pesan kampanye. Media dapat menjangkau hampir seluruh kelompok, namun bila tujuannya adalah mempengaruhi preilaku maka akan lebih efektif bila dilakukan antar peribadi.

6. The Message (pesan). Pesan dapat dibentuk sesuai dengan karakteristik kelompok yang menerimanya. Pesan juga dapat dibagi kedalam tiga fungsi yakni :  menumbuhkan kesadaran,

 mempengaruhi,

 serta mempertegas dan meyakinkan penerima pesan bahwa pilihan atau tindakan mereka adalah benar.

7. The communicator / sender (komunikator / pengirim pesan). Komunikator dapat dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu, misalnya seorang yang ahli atau seorang yang dipercaya khalayak, atau malah memiliki kedua sifat tersebut. Komunikator harus memiliki kredibilitas dimata penerima pesan.


(26)

2.6.4 Tujuan Kampanye

The obtained effect atau efek yang ingin dicapai dalam sebuah kampanye menurut Nowak dan Warneryd adalah sebagai berikut :

 kognitif (perhatian, peningkatan pengetahuan dan kesadaran,

 afektif (berhubungan dengan perasaan, mood dan sikap), dan

 konatif ( keputusan bertindak dan sikap)

2.7 Definisi Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses interaksi dari satu individu dengan individu lainnya. Melalui proses tersebut individu yang satu dapat mempengaruhi individu lainnya, serta dapat diperoleh suatu pemahaman bersama. Sebagai suatu proses interaksi, maka komunikasi sebaiknya dilakukan dua arah, serta timbal balik. Karena umpan balik memainkan peranan penting dan memungkinkan bagi pengirim pesan merubah atau memperbaiki isi pesan, khususnya apabila tujuan pengirim pesan tidak tercapai, atau pesan yang diterima meskipun dimengerti dan dilaksanakan oleh penerima berita, tetapi hal tersebut ternyata tidak sesuai dengan apa yang dimaksud oleh pengirim berita (Mangunjaya, 2001:15).

Aranguen (seperti dikutip Sutaryo, 2005:9) menjelaskan bahwa komunikasi adalah pengalihan informasi yang dilakukan oleh individu


(27)

untuk memperoleh tanggapan dari individu lain. Ditekankan lebih lanjut bahwa komunikasi melibatkan minimal dua orang didalamnya.

Carl I Hovland (seperti dikutip Effendy, 1997:42) mendefinisikan komunikasi sebagai: “Proses di mana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain (komunikator)”. Definisi Hovland mengenai proses dan fungsi komunikasi merupakan suatu kegiatan komunikasi yang terpenting, dimana cara agar suatu pesan yang disampaikan komunikator dapat menimbulkan dampak tertentu terhadap komunikan. Dampak dalam komunikasi dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bagian, diantaranya (Effendy, 1997:45):

1. Dampak kognitif, dampak yang timbul dari komunikan, menyebabkan mereka menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya.

2. Dampak afektif, dampak yang membuat komunikan yang tidak hanya sekedar tahu, tetapi tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu. Dampak behavioral, dampak pada komunikan berupa perilaku, tindakan atau kegiatan.

2.7.1 Komunikasi Visual

Komunikasi visual adalah komunikasi yang menggunakan bahasa visual dimana visual sendiri bermakna


(28)

segala sesuatu yang dapat dilihat dan direspon oleh indera penglihatan kita yaitu mata. Maka komunikasi visual adalah komunikasi yang menggunakan gambar dengan makna dan maksud tujuan untuk menyampaikan pesan atau informasi sehingga dapat terbaca atau terlihat.

2.7.2 Desain Komunikasi Visual

Pengertian dari desain itu sendiri adalah merancang atau rancangan, maka Desain Komunikasi Visual dapat diartikan sebagai ilmu yang menempatkan perancangan komunikasi melalui gambar agar dapat terbaca dan dilihat oleh suatu target sasaran yang dapat membuat untuk melakukan dengan tindakan.

Sedangkan Menurut Leonardo dan Indarsjah (seperti dikutip Kusrianto, 2007) menjelaskan bahwa “Desain Komunikasi Visual adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna, layout (tata letak atauperwajahan). Dengan demikian, gagasan bisa diterima oleh orang atau kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan.


(29)

2.8 Tujuan Komunikasi

Tujuan Komunikasi dilihat dari berbagai aspek dalam kampanye adalah untuk keperluan promosi maupun publikasi. Tujuan utama strategi komunikasi menurut Effendy ( 2003 : 32 ) terdiri dari tiga tujuan utama, yaitu :

1. To secure Understanding. Memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya.

2. To establish acceptance. Bagaimana penerimaannya itu harus dibina.

3. To motivate action. Kegiatan dimotivasikan.

2.9 Definisi Strategi

Menurut Afiff (1986:9) strategi adalah suatu tindakan penyesuaian untuk mengadakan reaksi terhadap situasi lingkungan tertentu (baru dan khas) yang dapat dianggap penting, dimana tindakan penyesuaian tersebut dilakukan secara sadar berdasarkan pertimbangan yang wajar. Dalam suatu strategi senantiasa akan terkandung juga perencanaan strategi yang merupakan proses yang berlangsung secara terus menerus.

Jauch dan Glueck (1989:11-12) menyatakan bahwa strategi merupakan perencanaan mengikat, komprehensif dan terpadu yang menghubungkan keuntungan strategis organisasi terhadap tantangan lingkungan. Strategi didisain untuk memastikan bahwa tujuan organisasi


(30)

2.9.1 Faktor yang Mempengaruhi Startegi

Spitzberg dan Cupach (seperti dikutip Gibson, 1996:24), menjelaskan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi, yaitu kepercayaan diri, kebersatuan, manajemen interaksi, daya pengungkapan, dan orientasi ke pihak lain.

2.10 Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi adalah kegiatan atau kampanye komunikasi yang sifatnya informasional maupun persuasive untuk membangun pemahaman dan dukungan terhadap suatu ide, gagasan atau kasus, produk maupun jasa yang terencana yang dilakukan oleh suatu organisasi baik yang berorientasi laba maupun nirlaba, memiliki tujuan, rencana dan berbagai alternative berdasarkan riset dan memiliki evaluasi. (Smith, 2005:3).

2.11 Target Audience

Target Audience dalam kampanye Pengelolaan Sumber daya Air Terpadu Sungai Citarum lebih ditekankan kepada ibu-ibu berusia 30 sampai dengan 50 tahun yang dimana umur tersebut umumnya telah memiliki anak lebih dari satu dan memegang peranan penting dalam rumah tangga.

 Usia : 30 sampai dengan 50 tahun  Jenis Kelamin : Perempuan


(31)

 Pekerjaan : Ibu rumah tangga  Pendidikan : Sampai dengan SMA  Kelas sosial : Menengah kebawah

 Geografis : Bertempat tinggal di hulu Sungai Citarum ( Majalaya, Baleendah dan Dayeuhkolot).

 Psikologis : Ibu-ibu yang gemar bersosialisasi yang telah memiliki anak dan kesehariannya biasa dihabiskan dengan mengurus pekerjaan rumah.

2.12 Resume Studi Indikator

Target audience dari Kampanye Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu Sungai Citarum adalah para ibu dengan usia mulai dari 30 sampai dengan 50 tahun dengan tingkat pendidikan sampai dengan SMA. Aktivitas mereka rata-rata cenderung statis dan lebih lama menghabiskan waktu dirumah dan bergaul dengan tetangga. Tempat tinggal sasaran khalayak primer berada di kecamatan Majalaya, Baleendah dan kecamatan Dayeuhkolot yang bermukim di sekitar aliran Sungai Citarum. Keadaan ekonomi khalayak sasaran rata-rata mengengah kebawah dengan kebiasaan hidup yang sederhana.


(32)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

1.1 Strategi Perancangan

Strategi perancangan yang akan di buat mengenai kampanye Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu berdasarkan masalah yang ada adalah merancang sebuah media kampanye yang memberikan pemahaman mengenai program pemerintah tentang Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (Citarum Roadmap). Perancangan media kampanye ini diharapkan mampu memberikan rehabilitasi dan informasi tentang pentingnya menjaga Sungai Citarum.

1.2 Strategi Komunikasi

Strategi yang akan dilakukan yaitu membuat target sasaran melihat, membaca dan mengerti pesan yang disampaikan melalui media kampanye dengan cara menggunakan gaya bahasa yang tepat dan juga visual yang menarik, dan bersifat faktual (mengacu pada fakta-fakta yang ada dan yang terjadi) juga dapat dimengerti target sasaran, dan yang paling penting adalah menyebarkan informasi pada tempat yang tepat.

Strategi komunikasi yang akan dilakukan dalam kampanye Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (Citarum Roadmap) menggunakan pendekatan bahasa yang bersifat edukatif, persuasif atau ajakan, himbauan maupun peringatan. Strategi komunikasi semacam ini dimaksudkan agar kampanye ini dapat sekaligus memberikan


(33)

informasi kepada masyarakat tentang program pemerintah mengenai Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (Citarum Roadmap) dengan menggunakan media seperti poster, amibient media, brosur, flyer.

1.2.1 Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi dari kampanye Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (Citarum Roadmap) adalah untuk dapat merehabilitasi kebiasaan warga sekitar aliaran Sungai Citarum untuk tidak lagi membuang sisa aktivitas kesekitar atau kedalam Sungai Citarum, agar tercipta kesadaran masyarakat untuk mewujudkan keadaan yang lebih baik.

1.2.2 Pesan Utama Komunikasi

Pesan yang ingin disampaikan dalam kampanye ini adalah pentingnya menjaga dan melestarikan Sungai Citarum untuk kehidupan yang layak dan lebih baik guna mencapai visi Citarum: “Pemerintah dan masyarakat bekerja bersama demi terciptanya sungai yang bersih, sehat dan produktif serta membawa manfaat berkesinambungan bagi seluruh masyarakat di wilayah Sungai Citarum”.

1.2.3 Tema Dasar Komunikasi


(34)

Citarum adalah tentang bagaimana mencintai Sungai Citarum. Tema dasar tersebut kemudian terangkum kedalam kalimat "Hargai, rawat dan pelihara sungaimu” yang kemudian dikembangkan dan terangkum menjadi “Saatnya kita Peduli”.

1.2.4 Pendekatan Bahasa

Penggunaan bahasa dalam kampanye ini menggunakan bahasa indonesia yang ringan, jelas dan sederhana, dengan tujuan supaya mudah dimengerti serta diingat oleh masyarakat isi pesan yang terkandung dalam kampanye tersebut. Penggunaan dan pemilihan kata dalam kampanye ini disesuaikan dengan Visual dan pesan yang ingin disampaikan kampanye.

Untuk mencari tagline perancangan kampanye Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (Citarum Roadmap), dipilih satu kesimpulan yang paling cocok untuk dijadikan sebuah tagline dalam kampanye ini yaitu "Cinta Citarum".

1.2.5 Positioning

Menempatkan pesan kampanye Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (Citarum Roadmap) dalam pola pikir masyarakat luas khususnya untuk masyarakat sekitar Sungai Citarum merupakan hal yang penting. Ini dikarenakan akan membawa sasaran kampanye mengikuti apa yang diinginkan dari program kampanye, yang pada akhirnya dapat mencapai tujuan


(35)

kampanye. Dalam kasus ini yang ingin ditekankan oleh penulis adalah pentingnya menjaga kebersihan khususnya di sekitar Sungai Citarum dengan tidak membuang sampah hasil aktivitas ke sembarang tempat apalagi kedalam Sungai Citarum.

1.3 Strategi Kreatif

Strategi kreatif yang dibuat adalah dengan membuat media kampanye yang bersifat edukatif, persuasif atau ajakan, himbauan maupun peringatan kepada target audience, dengan menggunakan fotografi yang bersifat faktual dan rasional untuk mengilustrasikan kehidupan sehari, agar mendapatkan sisi emosional target audience, dengan maksud agar audience lebih cepat mengerti dan paham tentang isi pesan yang disampaikan dalam kampanye.

1.3.1 Pendekatan Kreatif

Dalam menyampaikan pesan, pendekatan yang dilakukan antara lain dengan mempertimbangkan strategi penyampaian pesan, sehingga dapat menarik perhatian audience, lalu menumbuhkan ketertarikan audience akan informasi yang diberikan melalui rancangan media visual yang kreatif dan efektif, sehingga akan timbul suatu keinginan untuk mengetahui lebih lanjut tentang isi dari informasi yang diberikan.


(36)

akan disampaikan. Pesan yang dibangun dan tersampaikan pada audience diharapkan dapat merubah perilakunya yang terdahulu dan mengikuti pola perilaku yang dikampanyekan.

Pendekatan Strategi disusun melalui landasan teori tahapan perubahan (Stages of Change Theory) atau biasa disebut dengan transtheoretical model. Teori ini (seperti dikutip Venus, 2004:39) digunakan untuk menganalisis jenis audience serta membuat pesan-pesan yang sesuai untuk setiap jenis audience. Teori ini tersusun atas lima tahapan sebagai berikut :

Precontemplation (praperenungan). Dalam tahap ini calon audience yang belum memiliki kepedulian terhadap masalah potensial yang akan ia hadapi serta tidak menyadari resiko yang akan menimpa dirinya. Dalam tahapan ini pesan-pesan yang akan disampaikan adalah menyarankan adanya perubahan perilaku dengan tujuan untuk menumbuhkan kesadaran audience akan masalah tersebut.

Contemplation (perenungan). Pada tahapan ini dimaksudkan audience untuk menumbuhkan kesadaran akan perlunya mengambil sebuah tindakan yang berhubungan dengan masalah tersebut.

Preparation (persiapan). Pada tahapan ini audience dituntut untuk melakukan sesuatu dan mengerti apa yang harusnya ia lakukan. Pada tahapan ini dijelaskan juga hal-hal apa yang diperlukan untuk dilakukan.


(37)

Action (tindakan). Pada tahapan ini diharapkan audience telah melakukan perilaku yang dikampanyekan dalam Program Pengolahan Sumber Daya Air Terpadu atau Citarum Roadmap. Manfaat positif harus terus dikampanyekan dalam kampanye Program Pengolahan Sumber Daya Air Terpadu atau Citarum Roadmap agar audience mau melaksanakan isi pesan kampanye lagi dikemudian hari setelah program kampanye ini usai.

Maintenance (pemeliharaan). Audience diharapkan dapat melakukan kegiatan yang telah dikampanyekan. Pesan yang akan disampaikan harus dapat menguatkan dan memberikan pengetahuan yang cukup mengenai cara-cara mempertahankan komitmen yang telah dibangun selama kampanye Program Pengolahan Sumber Daya Air Terpadu atau Citarum Roadmap.

1.3.2 Strategi Visual

Gagasan Visual diperoleh dari pemahaman dan pengembangan dari tagline dan pesan utama yang ingin disampaikan kepada masyarakat sebagai target audience Program Pengolahan Sumber Daya Air Terpadu atau Citarum Roadmap. Kemudian mencari hal apa yang dapat disampaikan untuk dapat menginformasikan pesan dalam tagline dan pesan


(38)

utama kepada masyarakat yang kemudian ditentukan beberapa gagasan visual yaitu :

 Gambar akibat yang ditimbulkan dari bencana banjir

 Gambar seorang ibu yang sedang membawa ember ditengah genangan air akibat dari luapan Sungai Citarum.  Gambar anak kecil yang terpaksa harus bermain ditengah

banjir akibat dari luapan Sungai Citarum.

 Gambari ibu dan anak yang terpaksa harus mengungsi karena banjir.

1.4 Strategi Media

Strategi yang digunakan dalam perancangan kampanye pengelolaan sumber daya air terpadu (Citarum Roadmap) menggunakan media cetak. Media-media tersebut berisi informasi serta ajakan untuk mencintai Sungai Citarum dengan memunculkan visual yang bersifat faktual tentang apa yang terjadi disekitar aliaran Sungai Citarum.

Pemilihan media untuk kegiatan kampanye umumnya dibagi menjadi dua macam yaitu media primer dan media sekunder. Media primer adalah media utama yang memimpin keseluruhan sebuah kampanye, sedangkan media sekunder dibuat untuk menunjang, mendukung atau melengkapi media utama. Pemilihan media primer dan sekunder harus disesuaikan dengan kebutuhan kampanye dan target audience.


(39)

3.4.1 Pemilihan Media

Media yang akan digunakan dalam kampanye ini adalah media lini atas dan media lini bawah, dan dipecah menjadi tiga bagian yaitu media utama, media pendukung dan gimmick. Media utama adalah media yang memimpin kampanye dan akan ditunjang oleh media pendukung, gimmick berperan sebagai pengingat kampanye dan sebagai merchandise kampanye.

Berikut ini adalah penjabaran dari media-media yang akan digunakan :

1. Media Utama  Poster

Poster adalah media utama yang dipilih sebagai media kampanye pengelolaan sumber daya air terpadu Sungai Citarum. Digunakan poster sebagai media karena poster adalah salah satu media yang sangat mudah dijangkau oleh masyarakat khususnya masyarakat yang berada dipemukiman yang padat. Karena saling berdempetanya pemukiman warga dan masyarakat pemukiman yang biasa melintas atau yang sedang berkumpul didaerah tersebut, sehingga menjangkau masyarakat untuk


(40)

dapat di tempel di mana saja, dan informasi yang disampaikan dapat langsung sampai ke audience.

Ambient Media

Media ini dipilih karena pada dasarnya memiliki karakteristik media yang unik dan jarang dipakai sehingga besar kemungkinannya untuk dapat menarik minat audience untuk lebih tertarik melihat kampanye yang dilakukan.

Sign System

Media ini dipilih karena selain memiliki karakteristik yang unik dapat dipasang dekat dengan audience, juga memiliki ketahanan yang cukup lama terhadap perubahan cuaca dan cocok untuk diletakan di luar ruangan yang kontak langsung dengan sinar matahari dan hujan. Berfungsi untuk mengajak dan mengingatkan audience tentang kampanye yang telah dilakukan.

2. Media Pendukung  X Banner

Media ini dipilih karena mudah di pasang dan dapat bertahan lebih lama. Media ini digunakan


(41)

saat berlangsungnya acara-acara yang berkaitan dengan Sungai Citarum.

 Brosur

Bisa langsung diberikan ke audience tanpa perlu ruang dan dapat memuat banyak informasi untuk disampaikan.

 Koran dan Majalah

Media ini dipilih karena memiliki jangkauan yang lebih luas dan dapat berpindah dari satu tangan ketangan lain serta dapat menjangkau pemukiman-pemukiman padat penduduk sekalipun dan dapat dimunculkan setiap saat sesuai kebutuhan dan biasa di miliki oleh target audience menengah.

Flyer

Flyer adalah media cetak yang memiliki jangkauan yang lebih spesifik karena flyer ini dibagikan kepada orang-orang secara personal. Flyer memiliki ukuran yang kecil, jika disbanding media cetak lainnya, sehingga dapat memudahkan orang membawa-bawanya.


(42)

 Reklame

Reklame memiliki kapasitas atau ukuran yang cukup besar untuk sebuah media kampanye, sehingga lebih mudah untuk dilihan dari jarak yang cukup jauh jika dibandingkan dengan poster. Media ini diperuntukan untuk audience yang sedang bepergian kesuatu tempat.

3. Gimmick

Media ini dipilih karena memiliki sifat yang dapat secara langsung berinteraksi dengan audience dan memiliki tingkat ketahanan yang lama. Media gimmick tersebut antara lain :

T-shirt Mug  Kalender

3.4.2 Pertimbangan Dasar Penyebaran Media

Berdasarkan pada demografis audience yang rata-rata tinggal di pinggiran kota sekitar Sungai Citarum, maka penyebaran media dibagi kedalam dua jenis. Penyebaran media utama merupakan elemen paling penting dalam mendistribusikan pesan kampanye ini. Penyebaran media kampanye didasarkan pada kemampuan jangkau media yang dan keefektifan media tersebut untuk dapat


(43)

membangkitkan kesadaran target audience. Sedangkan penyebaran media pendukung didasarkan pada kebutuhan khusus untuk mendukung media utama yang memiliki jangkauan sasaran tertentu.

3.4.3 Tahap Penyebaran Media

Jadwal penyebaran media kampanye ini berlangsun selama enam bulan, dengan perincian sebagai berikut :


(44)

3.5 Strategi Distribusi

Agar dapat mencapai target audience, maka strategi yang digunakan dalam pendisribusian media kampanye ini adalah dengan mendistribusikannya melalui instansi-instansi pemerintah seperti, Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Kementrian Pekerjaan Umum, kantor kecamatan, puskesmas, balai desa dan tempat konsentrasi massa seperti pasar, warung kaki lima, tempat ibadah, sarana umum dan instansi terkait lainnya. Strategi ini dimaksudkan agar dapat menjangkau lapisan masyarakat secara luas sehingga masyarakat secara langsung dapat melihat dan memahami pesan dari kampanye ini.

Penyebaran media di instansi pemerintah seperti Balai Besar Wilayah Sungai Citarum dan BPLH adalah dengan pertimbangan bahwa instansi tersebut memiliki hubungan erat dengan kampanye ini sehingga sangat tepat untuk membantu mendistribusikan informasi dari kampanye ini kepada masyarakat. Sedangkan pemilihan pasar, warung kaki lima, dan tempat konsentrasi massa lainnya dengan alasan tempat-tempat tersebut berpotensi besar untuk dikunjungi target audience secara langsung.

3.6 Tahapan Kampanye

Dalam perencanaan penyampaian pesan kampanye ini memiliki dua tahapan yang disusun sebagai berikut :


(45)

 Tahap Informasi

Pada tahapan ini masyarakat diajak untuk paham dan mengerti apa saja yang menyebabkan terjadinya banjir serta dampak dampak yang ditimbulkan oleh sampah hasil kegiatan audience. Pada tahapan ini juga penulis ingin menyamakan pendapat audience jika yang menyebabkan banjir itu salah satunya adalah karena sampah.

 Tahap Persuasif (mengajak)

Pada tahapan ini bertujuan untuk mengajak dan mempengaruhi pola pikir target audience sehingga mau mengikuti dan menerima apa yang akan disampaikan dalam kampanye ini.

 Tahap Remainding (mengingatkan)

Pada tahap terkahir dari kampanye ini diharapkan masyarakat yang menjadi audience dari kampanye ini mampu mengingat pesan-pesan yang terkandung didalam tersebut dengan tujuan mampu merubah pola kebiasaan yang lama kedalam pola yang telah dan sedang dikampanyekan.

3.7 Konsep Visual

Konsep visual adalah suatu konsep yang muncul dari bahasa verbal yang kemudian diolah menjadi bahasa visual. Dalam konsep visual terdapat beberapa unsur yang menjadi pertimbangan seperti


(46)

agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima oleh target audience. Untuk mewujudkan sebuah konsep visual yang dapat diterima dan menjadi representasi audience, diperlukan komposisi warna, tipografi, layout dan illustrasi yang baik agar dapat menciptakan visual yang kuat dan pesan yang ingin disampaikan kepada audience dapat mudah diterima. Konsep Visual yang digunakan dalam kampanye Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu Sungai Citarum menjelaskan tentang format desain, layout, tipografi dan warna.

3.7.1 Format Desain

Format desain yang digunakan pada media utama poster adalah potrait. Format portrait dipilih dengan alasan format portrait lebih memungkinkan peneliti untuk menyampaikan informasi dan pesan kepada audience secara lebih efektif.

3.7.2 Layout

Tata letak yang akan digunakan dalam media kampanye Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu Sungai Citarum adalah potrait dan landscape disesuaikan dengan media yang akan digunakan. Penempatan illustrasi yang mewakili hampir keseluruhan desain harus memberikan ruang pada penempatan tagline, logo dan sponsor kampanye sehingga tidak merusak


(47)

tingkat keterbacaan huruf dan menghilngkan pesan yang ingin disampaikan.

Gambar 3.1 Layout

3.7.3 Tipografi

Pemilihan huruf yang akan digunakan dalam kampanye Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu ini adalah dengan menggunakan jenis-jenis huruf yang memiliki tingkat keterbacaan yang jelas dan tidak menyulitkan audience untuk dapat membaca isi dari kampanye tersebut.

Cooper Black


(48)

NOPQRSTUVWXYZ

Abcdefghijklm

Nopqrstuvwxyz

0123456789

Jenis font ini digunakan pada dan Tagline. Font ini dipilih karena memiliki karakteristik yang kuat dan kokoh dan memiliki tingkat keterbacaan yang cukup jelas.

JandaEverydayCasual ABCDEFGHIJKLM NOPQRSTUVWXYZ Abcdefghijklm Nopqrstuvwxyz 0123456789

Jenis font JandaEverydayCasual digunakan pada body text Font ini memiliki karakteristik yang cukup tegas namun lembut dan memiliki tingkat keterbacaan yang cukup jelas sehingga dirasa mampu mewakili representasi audience.

Set Fire to the Rain ABCDEFGHIJKLM NOPQRSTUVWXYZ Abcdefghijklm


(49)

Nopqrstuvwxyz 0123456789

Font jenis ini dipakai pada Headline kampanye, dengan pertimbangan font ini memiliki karakteristik yang dapat mempertegas pesan dengan penekanan tipografi dengan maksud pesan pada program kampanye yang akan dilakukan dapat lebih cepat sampai kepada target audience. Font jenis dipilih karena font ini memiliki karakter yang lembut.

3.7.4 Warna

Pemilihan warna pada perancangan kampanye Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu Sungai Citarum ini akan difokuskan pada warna-warna yang memiliki kesan lembut dan feminim tapi juga tegas, seperti paduan warna biru merah dan hitam serta putih dan biru. Sedangkan menggunaan warna pada illustasi akan disesuaikan dengan tingkat emosi yang akan dibangun.


(50)

3.7.5 Logo

Logo adalah sebuah simbol yang dirancang untuk mewakili karakter dan menjadi identitas dari sebuah perusahaan, lembaga atau produk. Logo terdiri dari dua bagian yaitu logogram dan logotype.

untuk pembuatan logo kampanye ini pada dasarnya untuk memperkuat tagline yang telah ada, dimana ide elemen-elemen yang digunakan adalah sungai, air dan hati dimana kemudian dikembangkan hingga dapat menginterpretasikan identitas kampanye seperti dibawah ini.

Gambar 3.3 Logo Kampanye monochrome


(51)

Gambar 3.5 Chart Color Logo Kampanye Cinta Citarum

Kemudian untuk memperkuat identitas logo maka dibuatlah visual dari tagline kampanye Cinta Citarum. Visual tagline kampanye ini adalah penyederhanaan bentuk gelombang air yang dapat diartikan sebagai banjir. Penambahan kata “Saatnya Kita Peduli” dimaksudkan untuk memberikan identitas pada kampanye dan untuk menguatkan pesan sedangkan warna pink dipakai sebagai penanda audience yang akan disampaikan dan dituju.

Gambar 3.6 Tagline Visual Kampanye Cinta Citarum


(52)

BAB IV

TEKNIK PRODUKSI PERANCANGAN MEDIA KAMPANYE

PERANCANGAN KAMPANYE PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR TERPADU SUNGAI CITARUM (CITARUM ROADMAP)

4.1 Poster

Media poster adalah salah satu media yang digunakan dalam penyampaian pesan dalam bentuk visual Kampanye Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (Citarum Roadmap).

Material yang digunakan yaitu art paper 260 gram dengan ukuran A3 (29,7cm dan 42cm) dengan teknis produksi cetak offset. Dalam Kampanye Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (Citarum Roadmap) ada 7 buah poster yang akan digunakan dengan rincian 3 buah poster informasi, 2 buah poster persuasi dan 2 buah poster remainding. Poster-poster tersebut akan ditempatkan pada instansi-instansi pemerintah, seperti : Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Kementrian Pekerjaan Umum, kantor kecamatan, puskesmas, balai desa dan tempat konsentrasi massa seperti pasar, warung kaki lima, tempat ibadah, sarana umum dan instansi terkait lainnya. Strategi ini dimaksudkan agar dapat menjangkau lapisan masyarakat secara luas sehingga masyarakat secara langsung dapat melihat dan memahami pesan dari kampanye ini. Beberapa visual poster tersebut antara lain :


(53)

Gambar 4.1 Poster Informasi

Dengan poster ini diharapkan ada kesepakatan audience jika banjir itu memang berawal dari sampah. Hal ini perlu dilakukan untuk membawa audience kedalam praperenungan dan perenungan jika banjir itu berawal dari sampah dan untuk masuk ketahapan selanjutnya.


(54)

Dengan poster ini dharapkan audience mau merenungi dan menyadari bahaya yang akan terjadi bukan hanya pada diri audience saja, tapi juga pada anggota keluarga yang lain.

Gambar 4.3 Poster Remainding

Dengan poster seperti ini diharapkan audience dapat terpengaruhi dan sepakat jika sampah telah membuat hidup mereka menjadi susah. Dalam poster remainding ini dirahapkan akan terjadi action setelah melihat dan menerima pesan-pesan yang telah disampaikan sebelumnya.

4.2 Ambient Media

Media ini adalah media alternatif yang dipilih dalam sebuah kampanye. Material yang digunakan untuk pembuatan media ini adalah bahan arc mirror silver print Vinnyl Glosy dengan teknik cutting laser dengan tinggi 64 cm dan lebar 40 cm. Pemilihan penggunaan media


(55)

cermin yang dipasang ditempat umum di daerah Baleendah, Dayeuhkolot dan majalaya dengan tujuan menarik perhatian audience lalu dating dan sekaligus membaca pesan yang ingin disampaikan. Sedangkan visual bergelombang pada bagian bawah media menggambarkan luapan air jika dilihat dari cermin dengan tujuan untuk mengingatkan jika banjir itu bisa terjadi kapanpun dilingkungan mereka.

Gambar 4.4 Ambient Media

4.3 Sign System

Gambar 4.5 Sign System


(56)

Majalaya. Sign ini dibuat dengan menggunakan bahan Vinnyl kilap GSI arc 2mm putih berukuran tinggi 80 cm dan lebar 68 cm, print dengan teknik pengerjaan cutting laser dengan pertimbangan bahan ini lebih tahan terhadap perubahan cuaca, ringan dan mudah dibentuk.

4.4 X Banner

Media ini akan ditempatkan pada instansi pemerintah, seperti : Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD), Kementrian Pekerjaan Umum, kantor kecamatan, puskesmas, balai desa juga dalam acara acara yang menyangkut Sungai Citarum. Media ini dibuat dengan menggunakan bahan albatross dengan tinggi 168 cm dan lebar 88 cm.


(57)

4.5 Brosur

Digunakan untuk menyampaikan informasi yang cukup panjang tentang pemahaman dan penanggulangan banjir dan sampah. Dengan media ini diharapkan akan timbulnya contemplation (perenungan) sehingga menyadari akan bahaya yang mungkin terjadi pada diri mereka dan bagaimana cara menanggulanginya.

Gambar 4.7 Brosur

Media ini menggunakan kertas Art Paper 260 ukuran A4 (29,7cm X 21 cm) dengan teknik offset pada kedua sisi-sisinya. Penyebaran media ini akan didistribusikan melalui kantor kecamatan, puskesmas, balai desa dan tempat pertemuan warga lainnya.

4.6 Flyer

Media ini digunakan sebagai pelengkap poster karena visual media ini merupakan visual poster yang telah dikecilkan. Dengan media


(58)

ini diharapkan isi pesan yang ada pada poster dapat lebih tersampaikan dengan media ini karna dapat disampaikan langsung kepada audience.

Media ini menggunakan kertas Art Paper 150 gram berukuran 12 cm X 17 cm dengan teknik offset. Pendistribusian media ini dilakukan dijalan jalan dengan target audience yang lebih spesifik yaitu ibu-ibu rumah tangga usia 30 tahun keatas yang bertempat tinggal di Dayeuhkolot, Baleendah dan Majalaya.

4.7 Reklame

Reklame akan ditempatkan di instansi pemerintah seperti kantor kecamatan, puskesmas dan balai desa disekitar aliran Sungai Citarum di kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot dan Majalaya. Sedangkan untuk penggunaan Billboard dengan pertimbangan media ini memiliki ukuran yang besar (4,2 meter X 3 meter) dan dapat dilihat dari jarak yang cukup jauh dengan tingkat keterbacaan yang cukup jelas.


(59)

Gambar 4.9 Billboard Remainding

Media ini akan akan ditempatkan di Pasar Dayeuhkolot, Pasar Baleendah dan Pasar Majalaya. Media ini bersifat persuasi dan remainding dengan tiga visual.

4.8 Wall Painting

Media ini menggunakan rumah warga sebagai tempat untuk mengaplikasikan kampanye. Pemilihan media ini dengan tujuan untuk lebih mendekatkan diri dengan audience dan calon audience. Pemilihan media ini dipandang cocok untuk menarik perhatian warga karena ukurannya yang besar. Material yang digunakan dalam pembuatan media ini adalah dengan penggabungan antara cat tembok yang dipadukan dengan cutting sticker pada beberapa sisi-sisinya. Ukuran media ini adalah Custom menyesuaikan pada bentuk rumah yang akan dijadikan sebagai tempat pengaplikasian media dengan kelama masih sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat dan terus mencantumkan material visual yang telah dibuat sebelumnya.


(60)

Gambar 4.10 Wall Painting

4.9 Iklan Majalah dan Tabloid

Dalam iklan Majalah menggunakan Visual yang terdapat pada poster. Pengaplikasian media pada iklan majalan dan tabloid diusahakan pada majalah wanita atau pada rubrik wanita. Iklan majalah tidak disarankan menggunakan majalah olah raga.


(61)

Material menyesuaikan dengan material yang digunakan pada majalah atau tabloid yang akan digunakan. Ukuran dapat disesuaikan selagi tidak merusak proporsi dan bentuk awal visual

Gambar 4.12 Iklan Majalah dan Tabloid

4.10 Gimmick

Media ini digunakan pada saat diadakan acara di instansi pemerintah, seperti, Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Kementrian Pekerjaan Umum, kantor kecamatan, puskesmas dan balai desa dengan tujuan untuk meremainding audience. Media ini digunakan untuk maintenance (pemeliharaan) untuk melanjutkan pemeliharaan pesan kampanye. Media ini bersifat personal sehingga lebih mudah untuk menentukan target audience yang akan dituju. Media ini cocok untuk


(62)

mempertahankan pesan dalam kampanye Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu Sungai Citarum (Citarum Roadmap).

1. T-Shirt

Pesan yang ingin disampaikan adalah mengingatkan jika banjir itu adalah tanggung jawab semua pihak dan penanggulanggannya harus dilakukan bersama. Dengan headline “Stop Banjir Mulai dari Rumah Kita” diharapkan mampu mengingatkan audience bagaimana melakukan action (tindakan) dan langkah apa saja yang harus dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah dikampanyekan.

Media ini menggunakan bahan combat dengan teknik print tekstil dengan ukuran 25,5cm x 17,5cm. Media ini digunakan pada saat bulan ke lima dan enam.


(63)

2. Mug

Media ini ditujukan untuk meremainding audience jika menjaga kebersihan adalah sebagian dari iman, dan menjaga kebersihan Sungai Citarum juga merupakan sebagian dari iman.

Material yang digunakan berbahan Keramik Putih dengan teknik produksi mengggunakan Transfer Paper

Gambar 4.14 Mug

3. Sticker

Penggunaan Sticker pada kampanye Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu Sungai Citarum (Citarum Roadmap) adalah karena sticker tersebut memungkinkan untuk bersifat mobile (berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain) sehingga memungkinkan untuk dilihat banyak orang. Visual pada sticker sama dengan yang digunakan pada media mug. Dengan isi pesan untuk meremainding audience. Bahan Sticker terbuat dari cromo


(64)

berukuran 14cm x 10cm dengan teknik pengerjaan menggunakan offset.

4. Kalender

Media ini digunakan untuk melengkapi media gimmick sebelumnya. Media menjadi media terkakhir dalam proses kampanye Pengolahan Sumber Daya Air Terpadu Sungai Citarum. Media ini dipilih dengan pertimbangan media ini mampu bertahan selama satu tahun setelah media ini didistribusikan kepada audience. Material pada media ini menggunakan kertas Art papar 260 gram dengan teknik cetak offset


(65)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

Perancangan Kampanye Pengelolaan Sumber Daya

Air Terpadu Sungai Citarum (Citarum

Roadmap

)

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2010/2011

Oleh :

Aditya Rahmansyah 51907107

Program Studi

Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(66)

DAFTAR PUSTAKA

Afiff, Faisal. (1986). Teknik Penjualan. Bandung: Angkasa.

Alwi, Hasan. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Balai Besar Wilayah Sungai Citarum.(2010).Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu Wilayah Sungai Citarum. Bandung: author

Citarum Fact Sheet. (2010). Mencapai Sungai Citarum yang Lebih baik Melalui Upaya Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Bandung: author Effendi, Onong Uchjana.(1987) Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,

Bandung: Remaja Rosdakarya

Gibson, J.L., dkk.(1996) Fundamentals of Management, Alih Bahasa: Zuhad Ichyaudin, Jakarta: Erlangga

Glueck, William F., & Jauch, Lawrence R. (1989). Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Erlangga.

Hardjasaputra, A. Sobana. (2007). Citarum Dalam Perspektif Sejarah. bandung: Universitas Padjadjaran Fakultas Sastra

Jupri. Sumber Daya Alam. Tersedia di

:http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/196006151 988031JUPRI/SUMBER_DAYA_ALAM_Drs._Jupri,_MT.pdf [9 Februari 2011]

Kusrianto, Adi. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.

Mangunjaya, Wustari. (2001) Manajemeni Perubahan di Organisasi. Dalam Graito, B.K.I Sjabadhyani, B & Wutun, P.R. Pengembangan Kualiatas SDM dari Perspektif PIO. Depok: Bagian Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi UI

Multimedia.Tersedia di Citarum.org http://www.citarum.org/?q=node/23 [26 maret 2011]

Mustafa,Hasan.Sosialisasi.Tersedia di:


(67)

Peta Rancangan (Roadmap) Citarum. tersedia di http://www.citarum.org/?q=node/2. [26 maret 2011]

Rustan, Surianto. (2009). Mendesain LOGO. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Sutaryo.(2005).Sosiologi Komunikasi Perspektif oeritik. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran

Venus, Antar. (2004). Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Yahya, Moh. (2011). Cita Citarum, Menuju Pengelolaan Citarum yang Lebih Baik. Tersedia di: http://green.kompasiana.com/penghijauan/2011/01/09/ cita-citarum-menuju-pengelolaan-citarum-yang-lebih-baik/ [9 Februari 2011]


(68)

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya laporan pengantar praktek tugas akhir Perancangan Kampanye Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu Sungai Citarum (Citarum Roadmap) ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan harapan.

Laporan pengantar proyek tugas akhir ini diharap dapat membantu menguraikan permasalahan yang terjadi di sungai Citarum sehingga dapat bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga masyarakat luas.

Dalam proses penyusunan laporan ini, penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan banyak bimbingan, arahan, koreksi, saran dan semangat dalam penyelesaian laporan pengantar praktek tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi maupun teknik penyajian, mengingat kurangnya pengetahuan dan pemahaman penulis. Oleh karena itu, saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.

Bandung, Agustus 2011


(69)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Aditya Rahmansyah

Alamat : Eks BRI Unit Pulau Panggung. Jalan Raya Tekad Blok III No. 59 Pulau Panggung, Tanggamus, Lampung.

Kode Post : 35379

Nomor Telepon : 085722654000

Email : fsc.fans2@gmail.com

Jenis Kelamin : Laki-Laki Tanggal Kelahiran : 19 Juli 1989 Status Marital : Belum Kawin

Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Riwayat Pendidikan dan Pelatihan

Jenjang Pendidikan :

Periode Sekolah / Institusi / Universitas Jurusan Jenjang 1995 - 2001 SDN 1 Gunung Sari

2001 2004 SMPN Pulau Panggung

2004 2007 SMA Negeri 10 Bandar Lampung IPS


(1)

64

berukuran 14cm x 10cm dengan teknik pengerjaan menggunakan offset.

4. Kalender

Media ini digunakan untuk melengkapi media gimmick sebelumnya. Media menjadi media terkakhir dalam proses kampanye Pengolahan Sumber Daya Air Terpadu Sungai Citarum. Media ini dipilih dengan pertimbangan media ini mampu bertahan selama satu tahun setelah media ini didistribusikan kepada audience. Material pada media ini menggunakan kertas Art papar 260 gram dengan teknik cetak offset


(2)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

Perancangan Kampanye Pengelolaan Sumber Daya

Air Terpadu Sungai Citarum (Citarum

Roadmap

)

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2010/2011

Oleh :

Aditya Rahmansyah

51907107

Program Studi

Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

65

DAFTAR PUSTAKA

Afiff, Faisal. (1986). Teknik Penjualan. Bandung: Angkasa.

Alwi, Hasan. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Balai Besar Wilayah Sungai Citarum.(2010).Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu Wilayah Sungai Citarum. Bandung: author

Citarum Fact Sheet. (2010). Mencapai Sungai Citarum yang Lebih baik Melalui Upaya Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Bandung: author Effendi, Onong Uchjana.(1987) Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,

Bandung: Remaja Rosdakarya

Gibson, J.L., dkk.(1996) Fundamentals of Management, Alih Bahasa: Zuhad Ichyaudin, Jakarta: Erlangga

Glueck, William F., & Jauch, Lawrence R. (1989). Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Erlangga.

Hardjasaputra, A. Sobana. (2007). Citarum Dalam Perspektif Sejarah. bandung: Universitas Padjadjaran Fakultas Sastra

Jupri. Sumber Daya Alam. Tersedia di

:http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/196006151 988031JUPRI/SUMBER_DAYA_ALAM_Drs._Jupri,_MT.pdf [9 Februari 2011]

Kusrianto, Adi. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.

Mangunjaya, Wustari. (2001) Manajemeni Perubahan di Organisasi. Dalam Graito, B.K.I Sjabadhyani, B & Wutun, P.R. Pengembangan Kualiatas SDM dari Perspektif PIO. Depok: Bagian Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi UI

Multimedia.Tersedia di Citarum.org http://www.citarum.org/?q=node/23 [26 maret 2011]

Mustafa,Hasan.Sosialisasi.Tersedia di:


(4)

66

Peta Rancangan (Roadmap) Citarum. tersedia di http://www.citarum.org/?q=node/2. [26 maret 2011]

Rustan, Surianto. (2009). Mendesain LOGO. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Sutaryo.(2005).Sosiologi Komunikasi Perspektif oeritik. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran

Venus, Antar. (2004). Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Yahya, Moh. (2011). Cita Citarum, Menuju Pengelolaan Citarum yang Lebih Baik. Tersedia di: http://green.kompasiana.com/penghijauan/2011/01/09/ cita-citarum-menuju-pengelolaan-citarum-yang-lebih-baik/ [9 Februari 2011]


(5)

ii

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya laporan pengantar praktek tugas akhir Perancangan Kampanye Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu Sungai Citarum (Citarum Roadmap) ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan harapan.

Laporan pengantar proyek tugas akhir ini diharap dapat membantu menguraikan permasalahan yang terjadi di sungai Citarum sehingga dapat bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga masyarakat luas.

Dalam proses penyusunan laporan ini, penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan banyak bimbingan, arahan, koreksi, saran dan semangat dalam penyelesaian laporan pengantar praktek tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi maupun teknik penyajian, mengingat kurangnya pengetahuan dan pemahaman penulis. Oleh karena itu, saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.

Bandung, Agustus 2011


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Aditya Rahmansyah

Alamat : Eks BRI Unit Pulau Panggung. Jalan Raya Tekad Blok III No. 59 Pulau Panggung, Tanggamus, Lampung.

Kode Post : 35379

Nomor Telepon : 085722654000

Email : fsc.fans2@gmail.com

Jenis Kelamin : Laki-Laki Tanggal Kelahiran : 19 Juli 1989

Status Marital : Belum Kawin

Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Riwayat Pendidikan dan Pelatihan

Jenjang Pendidikan :

Periode Sekolah / Institusi / Universitas Jurusan Jenjang

1995 - 2001 SDN 1 Gunung Sari 2001 2004 SMPN Pulau Panggung

2004 2007 SMA Negeri 10 Bandar Lampung IPS