PERAN DINAS PARIWISATA DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI WISATA DI KABUPATEN NATUNA TAHUN 2015 ( Studi Kasus Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna )

(1)

SKRIPSI

PERAN DINAS PARIWISATA DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI WISATA DI KABUPATEN NATUNA TAHUN 2015

(

Studi Kasus Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna

)

Diajukan Guna Memenuhi Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh : Ardianto 20120520084

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

i

HALAMAN JUDUL SKRIPSI

PERAN DINAS PARIWISATA DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI WISATA DI KABUPATEN NATUNA TAHUN 2015

( Studi Kasus Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna )

Diajukan Guna Memenuhi Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta

Disusun Oleh : Ardianto 20120520084

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN Bismillahirrohmanirrohim

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ardianto

NIM : 20120520084

Judul Skripsi : Peran Dinas Pariwisata Dalam Mengembangkan Potensi Wisata Di Kabupaten Natuna

Dengan ini menyatakan bahwa penulisan skripsi ini berdasarkan hasil penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri. Jika terdapat karya orang lain saya akan mencantumkan sumber yang jelas. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, maka saya sanggup menerima hukuman atau sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Demikian pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

Yogyakarta, 16 November 2016 Penulis,


(4)

iii MOTTO

“setinggi apapun pendidikan kita, tidak akan ada gunanya jika tidak bermanfaat bagi orang lain”

( Penulis )

“Peminpin yang sukses bukan karena gelar atau jabatannya melainkan karena perbuatan dan tindakannya”

( Kriston Rasmanto )

tidak akan ada seorangpun yang akan merasakan kebahagiaan tanpa tahu rasa bersyukur atas segala nikmat Tuhan”

( Penulis)

Pemimpin yang baik harus menjadi pelayan yang baik terlebih dahulu” ( Kriston Rasmanto )

Jangan sepelekan suatu yang kecil, karna sesuatu yang kecil itu akan membuatmu terjatuh kelak”

( Penulis )

sesulit apapun perjuangan mu hari ini, tidak akan sebanding dengan perjuangan orang tuamu untuk masa depan mu”


(5)

iv

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah berkat Rahmat serta izin dari Allah SWT kupersembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang yang aku sayangi:

1. Keluargaku Ibuku yang sangat aku muliakan SERI tercinta, Bapakku Jami’an yang merupakan pahlawan terbesar dalam hidupku yang tak pernah jemu mendo’akan dan menyayangiku, atas semua pengorbanan dan kesabaran mengantarkanku sampai jenjang perguruan tinggi.

2. Kakak dan Abangku tercinta Paridawati dan Pardi atas motivasi dan selalu menyemangatiku dalam menegerjakan skripsi ini.

3. Sahabat-sahabat seperjuanganku satu daerah, Riki Nasrun S.P, Ahmad Solihin, Wan Wahyu Liandara, Yuslipandi, Roki, Adika, dan semua teman-temanku yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

4. Untuk teman - temanku yang ada dinatuna, Fila Rianto, Supardi, Handra, Sopian, Arif Naen, bang moel, dan semua teman kecilku yang tidak bisa di sebutkan satu persatu. 5. Untuk kak Febri yang sedang melanjutkan Study S2, yang sangat banayak membantu dan

selalu menyemangati dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Untuk keluargaku disana, Pamanku, Tante, dan semua keponakan - keponakanku yang sangat aku sayangi

7. Teman teman KKN28 yang menjadi keluarga baruku di Jogja, Vendre, Asro, Sul, Aga, Ilham, Imam, Ayu, dan Bulbul.


(6)

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ...viii

DAFTAR TABEL………...xi

DAFTAR GAMBAR………...……...….…..xii

SINOPSIS……… ……….…….…..xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Kerangka Teori ... 10

1. Teori Peran ... 10

2. Pariwisata ... 12

3. Pengembangan Obyek Wisata ... 18

4. Fungsi Dinas Pariwisata………...………20

F. Definisi Konseptual ... 21

G. Definisi Operasional ... 22


(7)

vi

1. Jenis Penelitian……….23

2. Lokasi dan Waktu Penelitian………...………...……….25

3. Unit Analisa Penelitian………25

4. Sumber dan Jenis Penelitian………..…………..25

5. Teknik Pengumpulan Data……….……….26

6. Teknik Analisa Data………27

BAB II DESKRIPSI WILAYAH ... 29

A.Profil Kabupaten Natuna ... 29

1. Geografis dan Tofografi ... 29

2. Demografi ... 32

B.Profil Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna ... 36

1. Visi dan Misi Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna ... 36

2. Struktur Organisasi ... 37

C.Potensi Wisata di Kabupaten Natuna ... 39

1. Wisata Alam ... 39

2. Wisata Budaya ... 45

3. Wisata Kuliner ... 48

BAB III Peran Dinas Pariwisata Dalam Mengembangkan Potensi Wisata di Kabupaten Natuna Tahun 2015 ... 51

A.Peran Dinas Pariwisata ... 51

1. Peran Sebagai Koordinator ... 51

2. Peran Sebagai Fasilitator ... 56


(8)

vii

B.Tata Kelola Pariwisata di Kabupaten Natuna ... 64

1. Partisipasi Masyarakat Terkait ... 64

2. Keterlibatan setiap pemangku kepentingan ... 67

3. Kemitraan kepemilikan Lokal ... 68

4. Pemanfaatan Sumber Daya secara berkelanjutan ... 69

5. Merekomendasikan aspirasi masyarakat ... 70

6. Daya dukung lingkungan... 71

7. Monitor dan Evaluasi Program ... 71

8. Pelatihan kepada masyarakat terkait ... 72

C.Faktor Pendukung dan Penghambat yang di hadapi oleh Dinas Pariwisata dalam mengembangkan Potensi wisata di kabupaten Natuna ... 74

1. Faktor Pendukung ... 74

2. Faktor Penghambat... 75

BAB V PENUTUP ... 77

A. Simpulan ... 77

B. Saran ... 79 DAFTAR PUSTAKA


(9)

viii

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Natuna ... 33

TABEL 2.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 34

TABEL 2.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur ... 34

TABEL 2.4 Keadaan Penduduk Berdasarkan Ketenagakerjaan ... 35


(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Natuna ... 31

GAMBAR 2.2 Peta Topografi Kabupaten Natuna... 32

GAMBAR 2.3 Pantai Setai Kabupaten Natuna ... 39

GAMBAR 2.4 Pantai Cemaga Kabupaten Natuna………41

GAMBAR 2.5 Pantai Batu Catur Kabupaten Natuna ... 43

GAMBAR 2.6 Air Terjun Gunung Hiu Kabupaten Natuna ... 44

GAMBAR 2.7 Mendu Natuna ... 46

GAMBAR 2.8 Tari Ayam Sudur ... 46

GAMBAR 2.9 Kompang/Qasidah Natuna ... 47

GAMBAR 2.10 Kesenian Alu ... 48

GAMBAR 2.11 Makanan Kernas ... 49


(11)

(12)

ABSTRAK

Skripsi ini mengambil judul “Peran Dinas Pariwisata dalam Mengembangkan Potensi Wisata di Kabupaten Natuna Tahun 2015” ini dilatar belakangi dengan mengingat bahwa pengembangan kepariwisataan menitikberatkan pada tiga hal yaitu segi ekonomis, segi sosial, dan segi kebudayaan. Seiring dengan adanya otonomi daerah, dimana masing-masing daerah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengelola sumber daya alam yang ada. Oleh karena itu Kabupaten Natuna yang mempunyai potensi wisata yang sangat memadai, melakukan upaya-upaya pengembangan sektor wisatanya. Dengan mengambil lokasi penelitian di Kabupaten Natuna penyusun ingin mengetahui pengembangan sektor wisata yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Dengan mengambil Rumusan Masalah ”Bagaimana peran Dinas Pariwisata dalam mengembangkan potensi wisata di Kabupaten Natuna Tahun 2015”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Deskriptif Kualitatif. dengan tehnik pengumpulan data melalui, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun yang menjadi unit analisis adalah Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna, Kepala Bidang Destinasi Wisata Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna, dan Wisatawan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa dalam pengembangan sektor wisata yang ada di Kabupaten Natuna, Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna telah melakukan dengan cukup optimal. Dilihat dari perannya sebagai koordinator Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna mempromosikan wisata dengan melaksanakan pameran-pameran ataupun event tentang kepariwisataan. Sedangkan perannya sebagai Fasilitator Dinas Pariwisata sudah menambahkan Fasilitas-fasilitas yang ada di lokasi wisata. Seperti, membangun mushola, MCK, menambah akses jalan ke lokasi wisata, dan mendirikan tempat untuk masyarakat berjualan. Kemudian peran Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna sebagai stimulator Dinas pariwisata telah berusaha mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam membangun pariwisata ini. Pemerintah juga menyediakan tempat untuk masyarakat berjualan dilokasi wisata.

Dalam penelitian tersebut memang peran Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna sudah tergolong cukup baik. Walaupun memang masih ada kendala yang belum bisa ditangani dengan baik. Meskipun demikian Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna harus terus melakukan pengembangan terhadap potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Natuna yang cukup potensial. Dinas Pariwisata juga harus Memberikan Pendidikan dan Pelatihan kepada masyarakat setempat agar lebih berperan aktif dalam mengembangkan sektor wisata ini.


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sejumlah pengamat memperkirakan dalam periode 2011 hingga 2016 bakal banyak wisatawan asing yang datang ke Asia Pasifik. Sebagai negara yang direkomendasikan untuk dikunjungi adalah Indonesia.Hal tersebut di jelaskan berdasarkan survei Pacific Asia Travel Association (PATA) Asia Pasifik. Sementara itu Menurut BPS, selama Januari-Juli jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia mencapai 4,764,864 orang. Jumlah ini naik 1,83 % dibanding periode yang sama tahun lalu yaitu pada tahun 2015 jumlah wisatawan sebanyak 7,903,498 dengan pertumbuhan 0,06%. (Kemenpar, 2016). Naiknya jumlah wisatawan mancanegara menjadi indikasi Indonesia aman untuk dikunjungi. Industri pariwisata sebagai penyumbang devisa terbesar ketiga dalam negeri kita.

Pada tahun 2015 kunjungan wisatawan ke Kabupaten Natuna mencapai 217.620 pengunjung, naik dari tahun sebelumnya 2014 sebanyak 200.556 pengunjung. Dibandingkan daerah lain di Provinsi Kepulauan Riau Kabupaten Natuna termasuk salah satu kabupaten yang banyak di kunjungi di Kabupaten Tanjungpinang jumlah wisatawan hanya 8.236 pada tahun 2015, sementara Kabupaten yang paling banyak di kunjungi adalah Batam yaitu sebanyak 357.927 pengunjung pada tahun 2015 (BPS Natuna, 2015)

Keberadaan sektor pariwisata dalam suatu wilayah dapat memberikan dampak positif maupun negatif. Namun, pada dasarnya tergantung pada


(14)

2

manajemen dan tata pengelolaan kepariwisataan yang diperankan oleh segenap pemangku kepentingan (stakeholders) baik dari unsur pemerintah-industri masyarakat yang ada pada wilayah tersebut. Pencapaian tujuan dan misi pembangunan kepariwisataan yang baik, berkelanjutan (sustainable tourism) dan berwawasan lingkungan hanya akan dapat terlaksana manakala dalam proses pencapaiannya dapat dilakukan melalui tata kelola kepariwisataan yang baik (good tourism governance) (Yoeti, 2006:140).

Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Pengembangan sektor pariwisata yang dilakukan dengan baik dan maksimal akan mampu menarik wisatawan domestik maupun wisatawan asing untuk datang dan membelanjakan uangnya dalam kegiatan berwisatanya. Dari transaksi itulah masyarakat daerah wisata akan terangkat taraf hidupnya serta negara akan mendapat devisa dari wisatawan asing yang menukar mata uang negaranya dengan rupiah (UU Pariwisata, 2009).

Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomer 33 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan dapat diketahui bahwa pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, memajukan kebudayaan, mengangkat citra bangsa, memupuk rasa cinta tanah air, memperkukuh jati diri dan kesatuan


(15)

3

bangsa, mempererat persahabatan antarbangsa. Dalam Pasal 1 Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 33 tahun 2009 Tentang Pedoman pengembangan ekowisata di daerah, yang dimaksud dengan ekowisata adalah kegiatan wisata alam di daerah yang bertanggungjawab dengan memperhatikan unsur pendidikan, pemahaman, dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi sumberdaya alam, serta peningkatan pendapatan masyarakat lokal. Saat ini sektor pariwisata di Indonesia belum berjalan secara optimal padahal aspek ini sangat berpengaruh terhadap peningkatan devisa negara, pendapatan masyarakat, serta Pendapatan Asli Daerah (PAD) (UU Pariwisata, 2009)

Berdasarkan Undang-Undang tersebut menjadi jelas pembangunan pariwisata terutama ditujukan untuk masyarakat yang bertujuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan, mampu bersaing di era perubahan serta mampu memelihara nilai-nilai agama dan kelestarian budaya lokal atau daerah. Saat ini berbagai potensi wisata di daerah-daerah terus dikembangkan dan dipromosikan mengingat di era otonomi daerah sekarang yang menekankan perlunya kebijakan masing-masing daerah berdasarkan nilai-nilai kearifan lokalnya, apabila potensi-potensi wisata tersebut dikembangkan dengan baik dan berkesinambungan maka akan memajukan wisata nasional yang akan menjadikan Indonesia negara yang kaya pariwisata.

Pariwisata secara umum merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu


(16)

4

perencanaan atau bukan maksud untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan atau rekreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam (Pitana, 2009:32)

Kabupaten Natuna, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia.Natuna merupakan kepulauan paling utara di selat Karimata. Di sebelah utara, Natuna berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja, di selatan berbatasan dengan Sumatera Selatan dan Jambi, di bagian barat dengan Singapura, Malaysia, Riau dan di bagian timur dengan Malaysia Timur dan Kalimantan Barat (Profil Kabupaten Natuna, 2015)

Kabupaten Natuna merupakan daerah yang memiliki banyak potensi kepariwisataan dari Sumber Daya Alam (SDA), hingga seni dan budaya serta kuliner. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan Negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha. Salah satu potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Natuna adalah wisata alam diantaranya pantai Setai, pantai Cemaga, Pulau Senoa, Batu Catur, pantai Pasir Marus, air terjun gunung Hiu, pahatan alam tanjung Datuk dan pantai sisi. Selain itu terdapat beberapa wisata budaya diantaranya Mendu Natuna, tari ayam Sobur, kompang dan kesenian alu. Sedangkan wisata kuliner yang makanan menjadi khas Natuna adalah Kernas dan Lempar (Profil Kabupaten Natuna, 2015)


(17)

5

Potensi-potensi inilah yang harus secara terus menerus ditingkatkan melalui peran khusus dari Pemerintah yang diemban oleh Dinas Pariwisata. Oleh karena itu perlu adanya upaya nyata Pemerintah dalam meningkatkan daya tarik objek wisata bahari secara optimal yaitu melalui penyelenggaraan Kegiatan kepariwisataan. Tanggung jawab pemerintah dalam pengembangan Destinasi Pariwisata Unggulan Daerah (DPUD) dikawasan objek wisata tertuang dalam peraturan Bupati Natuna Nomor 13 Tahun 2011 pasal 5 diuraikan bahwa pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap : Pembangunan daya tarik wisata, pembangunan sarana dan prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata, pembangunan aksesibilitas dan atau transportasi dan pemberdayaan masyarakat.

Program yang dilaksanakan di kawasan wisata diatas bertujuan untuk memperkenalkan Kabupaten Natuna dan potensi wisatanya kepada wisatawan yang berkunjung melalui media masyarakat sebagai pelakunya. Posisi masyarakat sangatlah penting karena pariwisata dapat dijadikan sarana bagi masyarakat untuk berkembang melalui kegiatan ekowisata, sehingga potensi manusia dapat diberdayakan dengan baik dan tidak lagi menjadi penonton melainkan dapat berinteraksi secara langsung dengan wisatawan mancanegara yang berkunjung. Program itulah yang perlu dikembangkan oleh pemerintahdan Dinas Kebudayaandan Pariwisata Kabupaten Natuna sebagai implementasi tujuan awal pemerintahan yaitu sebagai wujud hubungan antara kebijakan pemerintah dengan masyarakat (Widjaja, 2007:34)


(18)

6

Pitana (2009:123), mengemukakan pemerintah daerah memiliki peran untuk mengembangkan potensi pariwisata daerahnya sebagai Motivator, dalam pengembangan pariwisata, peran pemerintah daerah sebagai motivator diperlukan agar geliat usaha pariwisata terus berjalan kedua peran sebagai fasilitator, sebagai fasilitator pengembangan potensi. Ketiga peran sebagai Dinamisator, dalam pilar good governance, agar dapat berlangsung pembangunan yang ideal, maka pemerintah, swasta dan masyarakat harus dapat bersinergi dengan baik.

Selanjutnya Menurut Nugroho (2011:133), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengoptimalan peran pemerintah diantaranya ketersediaan anggaran, ketersediaan sarana dan prasarana, kemitraan (Partnership) dan peran serta masyarakat (Participation) dalam rangka mengoptimalkan peran dari pemerintah, maka peran serta masyarakat perlu menjadi sorotan utama, karena masyarakat merupakan subjek dan objek dari kebijakan. Faktor tersebut menjadi hal penting yang mempengaruhi peran pemerintah dalam mengambangkan potensi pariwisata.

Dampak positif pengembangan kepariwisataan salah satunya yaitu mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi dari sektor pariwisata dapat berasal dari banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung maupun menginap di lokasi wisata.Wisatawan merupakan unsur terpenting untuk berkembangnya suatu objek dan daya tarik kepariwisataan.Dengan tumbuh dan berkembangnya kepariwisatan di Kabupaten Natuna otomatis


(19)

7

mampu meningkatkan pendapatan bagi masyarakat setempat dan usaha-usaha pariwisata (Widjaja, 2007:45).

Sebagai kawasan objek wisata yang cukup produktif dan mampu meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat, Peran pemerintah juga diperlukan dalam memberikan klasifikasi, pengawasan dan pembinaan kepada masyarakat dalam kegiatan ekowisata masyarakat, diharapkan dengan adanya kegiatan ekowisata dapat menunjang meningkatkan ekonomi masyarakat,dan keterampilan masyarakat dan usaha pariwisata yang berdiri di kawasan objek wisata pantai, usaha pariwisata merupkan komponen yang sangat penting selain sebagai penunjang dan promosi produk wisata, usaha pariwisata juga dapat menjadi lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal (Nugroho, 2011:22)

Melihat bahwa Kabupaten Natuna memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang masih asli dengan keadaan alam dan budayanya, perkembangan ekowisata akan terus meningkat seiring terus berkembang dan meningkatnya usaha pariwisata. Potensi tersebut bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian, memajukan kebudayaan dan memberdayakan Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah. Terutama dengan adanya otonomi daerah, Pemerintah menjadi memberikan otonomi kepada daerah untuk mengelola daerahnya tanpa proses birokrasi yang cukup lama ke pemerintah pusat.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Natuna tentunya telah mempunyai tugas dan fungsinya yang harus dilaksanakan untuk pengembangan lokasi objek wisata yang terdapat di Kabupetan Natuna.Namun berbagai permasalahan selalu muncul diantaranya,


(20)

8

masih minimnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kepariwisataan dilokasi wisata, seperti kebersihan, kenyamanan, pelayanan, pada fasilitas pariwisata.Kemampuan Pemerintah dalam meningkatkan seni dan budaya dengan mempertahankan kondisi keanekaragamam pariwisata seperti atraksi budaya yang berwawasan alam, kerajinan, serta adat istiadat, guna meningkatkan jumlah wisatawan masih begitu mimin, masyarakat belum sepenuhnya diberdayakan sebagai salah satu pendukung kepariwisataan.Berdasarkan beberapa alasan tersebut maka berbagai peneliti tertarik mengetahui tentang peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Natuna dalam pengembangan kawasan wisata di Kabupaten Natuna.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana peran Dinas Pariwisata dalam mengembangkan potensi

wisata di Kabupaten Natuna Tahun 2015?

2. Bagaimana tatakelola pariwisata di Kabupaten Natuna?

3. Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan


(21)

9

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui peran Dinas Pariwisata dalam mengembangkan potensi wisata di Kabupaten Natuna Tahun 2015

2. Mengetahui tatakelola pariwisata di Kabupaten Natuna

3. Faktor yang mendukung dan penghambat Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna dalam mengembangkan potensi wisata di Kabupaten Natuna

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna khususnya dan seluruh Indonesia pada umumnya agar dapat meningkatkan potensi pariwisata yang dimiliki daerah masing-masing.

Bagi masyarakat di Kabupaten Natuna hasil penelitian ini dapat dijadikan motivasi untuk bersama-sama dengan pemerintah mengembangkan ekowisata sehingga.

2. Manfaat Teoritis

Sebagai tambahan khasanah perpustakaan dan bahan masukan bagi penelitian lebih lanjut dengan topik yang sama


(22)

10

E. Kerangka Dasar Teori

1. Peran

a. Pengertian peran

Peran organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. Peran organisasi dalam sangatlah penting, karena perusahaan atau lembaga didirikan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dan untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan aktifitas, kerja sama, dan tentu saja orang yang melakukan aktifitas tersebut atau sumber daya manusia yang ketiga unsur ini terdapat dalam sebuah organisasi. Kesimpulanya, suatu perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu membutuhkan organisasi didalamnya agar bias tercapai tujuan tersebut (Soerjono, 2005:170).

Sedangkan menurut Poerwodarminta (2003:107) “peran

merupakan tindakan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang

dalam suatu peristiwa”. Berdasarkan pendapat Poerwadarminta maksud

dari tindakan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam suatu peristiwa tersebut merupakan perangkat tingkah laku yang diharapkan, dimiliki oleh orang atau seseorang yang berkedudukan di masyarakat. Berdasarkan definisi dan konsep di atas dapat disimpulkan bahwa peran merupakan fungsi penyesuaian yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang mempunyai kedudukan dalam masyarakat


(23)

11

b. Peran Dinas Pariwisata

Menurut Widjaja (2007:47) pemerintah negara pada hakikatnya berfungsi untuk mengatur dan melayani. Fungsi pengaturan biasanya dikaitkan dengan hakikat negara modern sebagai suatu negara hukum (legal state), sedangkan fungsi pelayanan dikaitkan dengan hakikat negara sebagai suatu negara kesejahteraan (welfare state).Disini terlihat jelas bahwa peran pemerintah dipahami sebagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatur maupun mengelola masyarakat di dalam suatu negara dengan tujuan untuk menegakkan hukum dan menciptakan kesejahteraan bagi masyarakatnya.

Pasal 24 Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah mengatur mengenai Dinas yaitu:

1) Dinas Daerah melakukan unsur pelaksana otonomi daerah.

2) Dinas Daerah dpimpin oleh kepala dinas yang diangkat dan diberhentikan oleh kepala daerah dari pegawai negeri sipil yang memenuhi syarat atas usul Sekretaris Daerah.

3) Kepala Dinas daerah bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.

Pitana (2009:123), mengemukakan pemerintah daerah memiliki peran untuk mengembangkan potensi pariwisata daerahnya sebagai :

1) Koordinator, dalam pengembangan pariwisata, peran pemerintah daerah sebagai kordinator diperlukan agar usaha pariwisata terus berjalan. Investor, masyarakat, serta pengusaha di bidang pariwisata


(24)

12

merupakan sasaran utama yang perlu untuk terus diberikan motivasi agar perkembangan pariwisata dapat berjalan dengan baik.

2) Fasilitator, sebagai fasilitator pengembangan potensi pariwisata peran pemerintah adalah menyediakan segala fasilitas yang mendukung segala program yang diadakan oleh Dinas Pariwisata Adapun pada prakteknnya pemerintah bisa mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak, baik itu swasta maupun masyarakat.

3) Stimulator, peran Dinas Pariwisata sebagai stimulator adalah pemerintah dapat menciptakan strategi untuk membangun dan mengembangkan obyek dan daya tarik wisata.

2. Objek Wisata

a. Pengertian Objek Wisata

Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisatadan salah satu alasan pengunjung melakukan perjalanan (something to see). Di luar negri obyek wisata disebut tourist atraction (atraksi wisata), sedangkan di Indonesia lebih dikenal dengan objek wisata (Pitana, 2009:120)

Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No.24/1979 Objek wisata adalah perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk Dikunjungi.


(25)

13

b. Jenis-jenis wisata

Pada pengembangan pariwisata terdapat beberapa hal yang perlu ditinjau sebagai potensi yang perlu dikembangkan pada tujuan daerah wisata. Potensi ini berpengaruh dengan motivasi wisatawan yang akan menarik untuk datang berkunjung ke lokasi objek wisata tersebut. Adapun berbagai jenis pariwisata berdasarkan motif perjalanan wisata Pitana, (2009:51) yaitu:

1) Wisata budaya, motifasinya untuk mengetahui dan mempelajari kebudayaan tertentu.

2) Wisata perjalanan, umumnya berpergian menikmati keindahan alam. 3) Wisata kesehatan dan rekreasi, motifasinya mengunjungi lokasi untuk

bersantai dan menikmati serta menyegarkan wisatawan akankondisi jasmani dan rohani.

4) Wisata olahraga, motifasinya untuk berolahraga seperti mendaki gunung, berburu, atau ikut serta dalam kegiatan olahraga seperti Olympiade.

5) Wisata komersil untu urusan dagang, motifasinya mengunjungi pameranpameran atau pekan raya atau festival yang bersifat komersial menyangkut kebutuhan atau profesi dari wisatawan tersebut.

6) Wisata maritim, motivasinya menyaksikan keindahan laut, pantai, sungai dan danau.


(26)

14

c. Tata kelola kepariwisataan yang baik

Keberadaan sektor pariwisata dalam suatu wilayah dapat memberikan dampak positif maupun negative. Namun, pada dasarnya tergantung pada manajemen dan tata pengelolaan kepariwisataan yang diperankan oleh segenap pemangku kepentingan (stakeholders) baik dari unsur pemerintah-industrimasyarakat yang ada pada wilayah tersebut. Pencapaian tujuan dan misi pembangunan kepariwisataan yang baik, berkelanjutan (sustainable tourism) dan berwawasan lingkungan hanya akan dapat terlaksana manakala dalam proses pencapaiannya dapat dilakukan melalui tata kelola kepariwisataan yang baik (good tourism governance) (Yoeti, 2006:140). Wahab (2004:10), mengemukakan bahwa: prinsip dari penyelenggaraan tata kelola kepariwisataan yang baik adalah adanya koordinasi dan sinkronisasi program antar pemangku kepentingan yang ada serta pelibatan partisipasi aktif yang sinergis (terpadu dan saling menguatkan) antara pihak pemerintah, swasta/ industri pariwisata dan masyarakat setempat yang terkait. Selanjutnya Wahab (2004:9), menjelaskan bahwa secara teoritis pola manajemen dari penyelenggaraan pembangunan kepariwisataan yang berlanjut dan berwawasan lingkungan sehingga terciptanya good tourism governance akan dapat dengan mudah dikenali melalui berbagai cirri penyelenggaraan yang berbasis pada prinsip-prinsip sebagai berikut :


(27)

15

Masyarakat setempat harus mengawasi atau mengontrol pembangunan kepariwisataan yang ada dengan ikut terlibat dalam menentukan visi, misi dan tujuan pembangunan kepariwisataan, mengidentifikasi sumber-sumber daya yang akan dilindungi, dikembangkan dan dimanfaatkan untuk pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata. Masyarakat juga harus berpartisipasi dalam mengimplementasikan rencana dan program yang telah disusun sebelumnya (Wahab, 2004:10).

2) Keterlibatan Segenap Pemangku Kepentingan

Para pelaku dan pemangku kepentingan yang harus terlibat secara aktif dan produktif dalam pembangunan kepariwisataan meliputi kelompok dan institusi LSM (Lembaga Swadaya Mayarakat) bidang pariwisata, kelompok sukarelawan, pemerintah daerah, asosiasi industri wisata, Asosiasi bisnis dan pihak-pihal lain yang berpengaruh dan berkepentingan serta yang akan menerima manfaat dari kegiatan kepariwisataan (Wahab, 2004:10).

3) Kemitraan Kepemilikan Lokal

Pembangunan kepariwisataan harus mampu memberikan kesempatan lapangan pekerjaan yang berkualitas untuk masyarakat stempat. Usaha fasilitas penunjang kepariwisataan serta hotel, restoran, cindera mata, transportasi wisata. Seharusnya dapat dikembangkan dan dipelihara bersama masyarakat setempat melalui model kemitraan yang strategis(Wahab, 2004:10).


(28)

16

4) Pemanfaatan Sumber Daya Secara Berlanjut

Pembangunan kepariwisataan harus dapat menggunakan sumber daya yang dibutuhkan secara berlanjut, yang artinya kegiatan-kegiatannya harus menghindari penggunaan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui (irreversible) secara berlebihan. Dalam pelaksanaannya, program kegiatan pembangunan kepariwisataan harus menjamin bahwa sumber daya alam dan buatan dapat dipelihara dan diperbaiki dengan menggunakan kriteria-kriteria dan standar-standar internasional yang sudah baku (Wahab, 2004:11).

5) Mengakomodasikan Aspirasi Masyarakat

Aspirasi dan tujuan masyarakat setempat hendaknya dapat diakomodasikan dalam program kegiatan kepariwisataan, agar kondisi yang harmonis antara: pengunjung/ wisatawan, pelaku usaha dan masyarakat setempat dapat diwujudkan dengan baik. Misalnya kerja sama dalam pengembangan atraksi wisata budaya atau cultural tourism partnership dapat dilakukan mulai dari tahap perencanaan, manajemen, sampai pada pemasaran (Wahab, 2004:11).

6) Daya Dukung Lingkungan

Daya dukung lingkungan dalam pembangunan kepariwisataan yang harus dipertimbangkan dan dijadikan pertimbangan utama dalam mengembangkan berbagai fasilitas dan kegiatan kepariwisataan meliputi


(29)

17

daya dukung fisik, biotik, sosial-ekonomi dan budaya.Pembangunan dan pengembangan harus sesuai dan serasi dengan batas-batas kapasitas lokal dan daya dukung lingkungan yang ada (Wahab, 2004:11).

7) Monitor dan Evaluasi Program

Kegiatan monitor dan evaluasi dalam program pembangunan kepariwisataan yang berlanjut mencakup mulai dari kegiatan penyusunan pedoman, evaluasi dampak kegiatan wisata serta pengembangan indikator-indikator dan batasan-batasan untuk mengukur dampak pariwisata sampai dengan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi keseluruhan kegiatan (Wahab, 2004:11).

8) Akuntabilitas Lingkungan

Perencanaan program pembangunan kepariwisataan harus selalu memberi perhatian yang besar pada kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan, peningkatan pendapatan dan perbaikan kesehatan masyarakat yang tercermin dengan jelas dalam kebijakan, program dan strategi pembangunan kepariwisataan yang ada (Wahab, 2004:11).

9) Pelatihan Pada Masyarakat Terkait

Pembangunan kepariwisataan secara berlanjut selalu membutuhkan pelaksanaan program-program pendidikan dan pelatihan untuk membekali pengetahuan dan keterampilan masyarakat dan meningkatkan kemampuan bisnis secara vocational dan professional (Wahab, 2004:11).


(30)

18

10) Promosi dan Advokasi Nilai Budaya Kelokalan

Pembangunan kepariwisataan secara berlanjut juga membutuhkan program-program promosi dan advokasi penggunaan lahan dan kegiatan yang memperkuat karakter lansekap (sense of place) dan identitas budaya masyarakat setempat secara baik.Kegiatan-kegiatan dan penggunaan lahan tersebut seharusnya bertujuan untuk mewujudkan pengalaman wisata yang berkualitas yang memberikan kepuasan bagi pengunjung atau wisatawan (Wahab, 2004:11).

3. Pengembangan Obyek Wisata

Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (2003) pengembangan merupakan perbuatan (hal, cara, usaha) mengembangkan. Suwantoro (2004:112), mengemukakan Pengembangan pariwisata pada dasarnya adalah pengembangan masyarakat dan wilayah yang didasarkan pada :

1) Memajukan tingkat hidup masyarakat sekaligus melestarikan identitas budaya dan tradisi lokal.

2) Meningkatkan tingkat pendapatan secara ekonomis sekaligus mendistribusikan secara merata pada penduduk lokal.

3) Berorintasi pada pengembangan wirausaha skala kecil dan menengah dengan daya serap tenaga kerja besar dan berpotensi pada teknologi komparatif.


(31)

19

4) Memanfaatkan pariwisata seoptimal mungkin sebagai agen penyumbang tradisi budaya dengan dampak negatif yang seminimal mungkin.

Yoeti (2006:143) menjelaskan tentang pengertian pengembangan pariwisata dengan membagi menjadi 2 kelompok yaitu pengembangan produk baru dan pengembangan atraksi wisata.

1) Pengembangan produk baru

Pengembangan suatu produk pada dasarnya adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk memperbaiki produk yang sedang berjalan atau menambah jenis produk yang dihasilkan ataupun yang akan dipasarkan. Pengembangan produk baru meliputi perbaikan pelayanan (service) semenjak seorang wisatawan meninggalkan tempat kediamannya sampai ke tempat atau obyek yang dituju sampai kembali ke tempat asalnya

2) Pengembangan atraksi wisata

Atraksi wisata adalah peristiwa atau kejadian yang berlangsung secara periodik, baik yang bersifat tradisional maupun dilembagakan dalam kehidupan masyarakat modern, mempunyai daya tarik tertentu sehingga merangsang wisatawan untuk menyaksikan atau menghadirinya.Pengembangan atraksi wisata berarti menggali dan memajukan sesuatu yang dapat disaksikan oleh wisatawan sehingga mereka berminat untuk mengadakan kunjungan ke suatu daerah tujuan wisata. Atraksi wisata tersebut antara lain : upacara selamatan, pembakaran mayat, kesenian tradisional, dan sebagainya.


(32)

20

3) Usaha Pengembangan Pariwisata

Pengembangan kepariwisataan membawa banyak manfaat dan keuntungan. Oleh karena itu pembangunan kepariwisataan diarahkan pada peningkatan pariwisata menjadi sektor andalan yang mampu mengalahkan kegiatan ekonomi termasuk kegiatan sektor lain yang terkait. Sehingga lapangan kerja, pendapatan masyarakat, pendapatan daerah dan pendapatan negara serta penerimaan devisa meningkat melalui usaha pangembangan dan pandayagunaan berbagai potensi kepariwisataan.

4. Fungsi dinas pariwisata

Fungsi Dinas Pariwisata menurut Dinas Pariwisata Natuna (2015) adalah : 1) Pengelolaan kegiatan kesekretariatan, meliputi perencanaan dan evaluasi

keuangan, umum dan kepegawaian. 2) Penyusunan program di bidang pariwisata.

3) perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pembinaan teknis di bidang pariwisata.

4) Perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pembinaan teknis di bidang destinasi dan pemasaran pariwisata.

5) Penyelenggaraan dan pengendalian di bidang pariwisata.

6) Pelaksanaan tugas lain yang diserahkan oleh bupati sesuai dengan bidang tugasnya


(33)

21

F. Difinisi Konseptual

Definisi Konsepsional adalah tahapan memberi batasan pengertian suatu istilah yang diperlukan dalam penelitian. Berdasarkan berbagai kutipan teori-teori yang ada kemudian penulis mencoba menyimpulkan bahwa :

a. Peran Dinas Pariwisata dalam mengembangakan potensi wisata adalah melakukan tugas pemerintah dengan mengelola obyek wisat dan kebudayaan yang ada di suatu daerah. Secara spesifik adalah memberdayakan masyarakat untuk bersama mengembangkan pariwisata yang ada di daerah. Dengan berperan sebagai, koordinator, Fasilitator, dan Stimulator

b. Tatakelola pariwisata yang baik adalah adanya koordinasi dan sinkronisasi program antar pemangku kepentingan yang ada serta pelibatan partisipasi aktif yang sinergis (terpadu dan saling menguatkan) antara pihak pemerintah, swasta/ industri pariwisata dan masyarakat setempat yang terkait

c. Pengembangan adalah perbuatan (hal, cara, usaha) mengembangkan, memanfaatkan pariwisata seoptimal mungkin sebagai agen penyumbang tradisi budaya dengan dampak negatif yang seminimal mungkin Objek wisata adalah adalah perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi (Peraturan Pemerintah No.24/1979)


(34)

22

G. Difinisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.

a. Peran Dinas Pariwisata 1) Koordinator :

a. Pengelolaan kegiatan pariwisata

b. Melaksanakan koordinasi dengan berbagai instansi 2) Fasilitator :

a. Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung kepariwisataan b. Menciptakan strategi promosi wisata.

3) Stimulator :

a. Memberikan pelatihan kepada masyarakat b. Memberikan kemudahan bagi investor

b. Tata kelola kepariwisataan yang baik 1)Partisipasi masyarakat terkait

2)Keterlibatan segenap pemangku kepentingan 3)Kemitraan kepemilikan lokal

4)Pemanfaatan sumber daya secara berlanjut 5)Mengakomodasikan aspirasi masyarakat 6)Daya dukung lingkungan


(35)

23

7)Monitor dan evaluasi program 8)Pelatihan kepada masyarakat tekait

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif Kualitatif. Artinya, data yang dikumpulkan bukan berupa data angka, melainkan data yang berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan atau memo peneliti dan dokumen resmi lain yang mendukung. Tujuan menggunakan pendekatan kualitatif adalah agar peneliti dapat menggambarkan realita empiris di balik fenomena yang terjadi terkait dengan peran Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna dalam mengembangkan potensi pariwisata di daerahnya secara mendalam, rinci dan tuntas.

Dalam penelitian ini peneliti mencocokkan antara realita empiris dengan teori yang berlaku dengan menggunakan metode deskriptif.Menurut Keirl dan Miller dalam Moleong (2011:11) yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah “tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan, manusia, kawasannya sendiri, dan berhubungan dengan orang-orang

tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya”. Dalam penelitian ini


(36)

24

Pariwisata Kabupaten Natuna serta kondisi alamiah di beberapa obyek wisata yang dapat mendukung peneliti dalam mendapatkan data yang valid.Teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat deduktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Pertimbangan peneliti menggunakan penelitian kualitatif ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Moleong (2011:138)

a. Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda

b. Metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden

c. Metode ini lebih peka dan menyesuaikan diri dengan manajemen pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Disini peneliti mencari fakta tentang bagaimana peran Dinas Pariwisata dalam pengembangan potensi pariwisata di Kabupaten Natuna dengan intepretasi yang tepat, serta akan mempelajari masalah yang terjadi di lapangan, termasuk didalamnya adalah kegiatan, pandangan, sikap, serta proses yang berlangsung dalam pengembangan potensi pariwisata yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata.


(37)

25

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna, selain itu penelitian ini juga akan dilakukan di beberapa obyek wisata yang terletak di Kabupaten Natuna untuk kepentingan observasi lanjutan. Sedangkan pengambilan data penelitian mulai dilakukan pada bulan November 2016 s/d selesai pada periode tahun 2015.

3. Unit Analisa Penelitian

1. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna 2. Kabid Destinasi Wisata

3. Wisatawan

4. Pemilik hotel dan restoran 5. Pedagang di objek wisata

6. Masyarakat yang dinggal di sekitar obyek wisata

4. Sumber dan Jenis Data a. Data Primer

Dalam penelitian ini subjek penelitian dipilih berdasarkan teknik purposive sampling dengan berusaha memasukkan ciri-ciri tertentu terhadap responden menurut kehendak peneliti sebanyak 6 orang, untuk wawancara dengan dengan wisatawan dan masyarakat yang tinggal di sekitar objek wisata diambil secara random. Tujuan penggunaan teknik ini untuk memperoleh informasi yang jelas


(38)

26

tentang bagaimana peranan Pariwisata dalam rangka mengelola potensi pariwisata di Kabupaten Natuna

b. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang di dapat dari arsip Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna meliputi profil organisasi, program kerja, tugas dan fungsi.

5. Tekhnik Pengumpulan Data a. Wawancara

Wawancara dilakukan sambil direkam sehingga data yang diperoleh dapat dikonfirmasi kembali. Wawancara dilakukan kepada 6 narasumber yaitu Kepala Dinas Pariwisata, Kabid Destinasi Wisata dan Wisatawan, pemilik hotel dan restoran, pedagang yang berjualan di objek wisata serta masyarakat yang tinggal di obyek wisata.

b. Dokumentasi.

Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan beberapa dokumen resmi, berupa arsip terkait dengan peran Dinas Pariwisata dalam pengembangan potensi pariwisata, seperti data sarana prasarana, data jumlah pengunjung, rencana strategis Dinas, dan lain sebagainya. Selanjutnya, sebagai dokumentasi pribadi, peneliti memiliki foto-foto tentang keadaan obyek wisata yang terdapat di Kabupaten Natuna c. Observasi

Awal observasi peneliti melihat kondisi sarana prasarana serta kegiatan yang berlangsung di lingkungan Dinas Kebudayaan


(39)

27

Pariwisata Pemuda dan Olahraga, dan selanjutnya peneliti mengamati ketersediaan sarana prasarana di beberapa objek wisata di Kabupaten Natuna.

6. Teknik Analisis Data

Langkah –langkah yang harus ditempuh dalam menganalisis data : a. Reduksi Data

Setelah peneliti mendapatkan data berupa catatan lapangan, yang beupa hasil wawancara lalu peneliti memilah hal-hal yang pokok yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, rangkuman catatan-catatan lapangan itu kemudian peneliti susun secara sistematis sehingga memberikan gambaran yang lebih tajam serta mempermudah pelacakan kembali apabila sewaktu-waktu data diperlukan kembali. b. Kategorisasi

Peneliti memilah–milah setiap sesuatu dalam bagian–bagian yang memiliki kesamaan. Dalam setiap kategori diberi nama yang disebut label. Hal ini digunakan agar memudahkan dalam proses analisis dan agar tidak tertukar dengan yang lain.

c. Sintesisasi

Setelah peneliti melakukan kategorisasi data, lalu peneliti akan mensintesiskan antara satu kategori data yang didapatkan dengan yang lainnya agar mudah dipahami dan tidak tertukar.


(40)

28

d. Menyusun “ Hipotesis Kerja”

Hal ini dilakukan dengan jalan mermuskan suatu pertanyaan yang proporsional.Hipotesis kerja ini sudah merupakan teori yang subtantif (yaitu teori yang berasal dan berkaitan dengan data).


(41)

29 BAB II

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A. Profil Kabupaten Natuna

1. Geografis dan Topografi a. Geografis

Kabupaten Natuna merupakan salah satu kabupaten termuda di Indonesia yang lahir di era reformasi dan otonomi daerah. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Riau yang secara resmi terbentuk dengan dasar Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999, pusat ibu kotanya Ranai yang terletak di Pulau Bunguran besar, sebagai ibu kota kabupaten. Posisi Natuna terletak paling utara Indonesia.Kabupaten Natuna terletak di Laut Cina Selatan dengan posisi yang sangat strategis baik dari segi bisnis maupun pertahanan dan keamanan karena terletak pada jalur pelayaran internasional. Secara geografis Kabupaten Natuna yang terletak pada posisi 1°16' - 7°19' LU dan 105°00' - 110°00' BT. Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2008, Kabupaten Natuna memiliki luas 264.198,37 km² dimana sebagian besar terdiri dari perairab yakni seluas 262.197,07 km² dan sisanya daratan yang berbentuk kepulauan seluas 2.001,3 km². Berikut nama dan panjang daerah aliran sungai (DAS) per kecamatan yang terdapat di wilayah Kabupaten Natuna menurut data yang tersedia di Dinas Pekerjaan Umum Bidang Sumber Daya Air Kabupaten Natuna.


(42)

30 Kabupaten Natuna memiliki 154 pulau, dengan 27 pulau (17,53 %) yang berpenghuni dan 127 pulau tidak berpenghuni (82,47%). Dua pulau terbesar diantaranya adalah Pulau Bunguran, dan Pulau Serasan. Secara administratif Kabupaten Natuna terdiri dari 12 kecamatan yaitu Kecamatan Midai, Bunguran Barat, Bunguran Utara, Pulau Laut, Pulau Tiga, Bunguran Timur, Bunguran Timur Laut, Bunguran Tengah, Bunguran Selatan, Serasan, Subi dan Serasan Timur. Daerah yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Natuna adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Negara Vietnam dan Kamboja

b. Sebelah Timur : Malaysia Bagian Timur (Sarawak) dan Kalimantan Barat

c. Sebelah Selatan : Kabupaten Bintan

d. Sebelah Barat : Semenanjung Malaysia dan Kabupaten Kepulauan Anambas


(43)

31 Gambar 2.1 Peta Administratif Kabupaten Natuna

b. Topografi

Berdasarkan kondisi fisiknya, Kabupaten Natuna terdiri dari tanah berbukit dan gunung batu.Daratan rendah dan landai pada umumnya terdapat di pinggiran pantai.Berdasarkan kondisi fisiknya, Kabupaten Natuna merupakan tanah berbukit dan bergunung batu. Hampir 10% dari wilayah Kecamatan Bunguran Timur dan Bunguran Barat merupakan daratan rendah dan landai terutama di pinggiran pantai, 65% berombak dan 25% berbukit sampai bergunung. Ketinggian wilayah antar kecamatan cukup beragam, yaitu berkisar antara 3-959 meter dari permukaan laut dengan kemiringan antara 2-5 meter. Pada umumnya struktur tanah dari tanah podsolik merah kuning dari bantuan yang tanah dasarnya mempunyai bahan granit, dan alluvial serta tanah organosol dan gley humus. Wilayah Kecamatan Serasan sebagian besar terdiri perbukitan dan gunung batu dengan keberadaan tanah datar yang relative terbatas.Di Kecamatan Serasan terdapat beberapa gunung


(44)

32 batu yaitu Gunung Kute, Gunung Punjan, Gunung Payak, dan Gunung Pelawan Condong.

Gambar 2.2 Peta Topografi Kabupaten Natuna

2. Demografi

Penduduk sebagai objek sekaligus subjek pembangunan merupakan aspek utama yang mempunyai peran penting dalam pembangunan.Oleh karena itu peran serta penduduk dalam pembangunan wilayah mempunyai ikatan yang cukup kuat sesuai dengan tempat tinggalnya. Masalah penduduk di Kabupaten Natuna sama halnya seperti daerah lain di Indonesia. Untuk mencapai manusia yang berkualitas dengan jumlah penduduk yang tidak terkendali akan sulit tercapai. Program kedudukan yang meliputi pengendalian kelahiran, menurunkan tingkat kematian bagi bayi dan anak, perpanjangan usia dan harapan hidup, penyebaran penduduk yang seimbang serta pengembangan potensi penduduk sebagai modal pembangunan yang


(45)

33 harus ditingkatkan. Pada tahun 2012 penduduk di Kabupaten Natuna sejumlah 76.305 jiwa, jumlah penduduk di Kabupaten Natuna terdiri dari jenis kelamin laki-laki 39.524 jiwa dan dari jenis kelamin perempuan 36.781 jiwa tersebar di 12 kecamatan dan 70 desa dan 6 kelurahan di Kabupaten Natuna. Secara keseluruhan, kepadatan penduduk Kabupaten Natuna tahun 2010 sebesar 38,13 jiwa per Km². Ini artinya dalam wilayah seluas 1 Km² terdapat penduduk sekitar 38 jiwa. Untuk tahun 2013, total jumlah penduduk Kabupaten Natuna sejumlah 72.519 jiwa.

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Natuna


(46)

34 a. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Keadaan penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kabupaten Natuna dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.2 Keadaan Penduduk Natuna Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Laki-laki 37.891 50,54964

2 Perempuan 37.067 49,45036

Total 74.958 100%

Sumber: Bps Kabupaten Natuna Tahun 2015

Berdasarkan tabel 2.2 di atas dapat diketauhi bahwa jumlah penduduk baik laki-laki maupun perempuan tidak jauh berbeda namun lebih banyak penduduk laki-laki yaitu berjumlah 50,5 %. Hat tersebut berarti jumlah kelahiran bayi laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan.

b. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Umur

Keadaan penduduk berdasarkan tingkat umur dikelompokan untuk mengetahu umur produktif di sebuah wilayah, keadaan penduduk di Kabupaten Natuna tercantum dalam tabel 2.3 berikut :

Tabel 2.3 Keadaan Penduduk Natuna Berdasarkan Umur No Umur (Tahun) Frekuensi (F) Persentase (%)

1 0-14 tahun 18744,5 25,00667

2 15-64 tahun 37479 50

3 >65 tahun 18734,5 24,99333

Total 74.958 100%

Sumber: Bps Kabupaten Natuna Tahun 2015

Berdasarkan tabel 2,3 dapat diketahui bahwa Kabupaten Natuna memiliki usia produktif yang lebih tinggi yaitu 50% dari jumlah penduduk di Kabupaten Natuna berada pada usia produktif.

c. Keadaan Penduduk Berdasarkan Ketenagakerjaan

Berikut ini adalah keadaan penduduk Kabupaten Natuna berdasarkan ketenagakerjaan :


(47)

35 Tabel 2.4 Keadaan Penduduk Natuna

Berdasarkan Ketenagakerjaan

No Ketenagakerjaan Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Angkatan Kerja 49832,08 66,48

2 Bukan angkatan kerja 25.126 33,52

Total 74.958 100%

Sumber: Bps Kabupaten Natuna Tahun 2015

Berdsarkan tabel 2.4 di atas dapat diketahui bahwa penduduk natuna sebagian besar bekerja dengan persentase 66% hat tersebut didukung oleh umur penduduk Kabupaten Natuna yang produktif.

d. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan sangat berpengaruh terhadap penyerapan teknologi dan pengetahuan yang diterima oleh masyarakan yang tentunya akan berdapak pada perilaku masyarakat. Keadaap penduduk Kabupaten Natuna tercantum dalam tabel 2.5 berikut :

Tabel 2.5 Keadaan Penduduk Natuna BerdasarkanTingkat pendidikan

No Umur (Tahun) Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Tidak Sekolah 6746,22 9

2 SD 12742,86 17

3 SMP 17615,13 23,5

4 SMA 28109,25 37,5

5 Perguruan Tinggi 9744,54 13

Total 74.958 100%

Sumber: Bps Kabupaten Natuna Tahun 2015

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa rata-rata penduduk Kabupaten Natuna telah menyelesaikan pendidikan wajib 9 tahun dengan mayoritas warga memiliki latar belakang pendidikan yaitu lulusan SMA sebanyak 37,5 % dari total penduduk yang ada.


(48)

36 B. Profil Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna

1. Visi dan Misi Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna

Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2007 Tentang pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Natuna menyatakan bahwa Dinas Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang kepariwisatan dan kebudayaan. Sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsinya Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna menetapkan visi yaitu

:“ TERWUJUDNYA NATUNA SEBAGAI KAWASAN

PENGEMBANGAN BUDAYA BANGSA“

untuk mewujudkan Visi tersebut, Dinas pariwisata Kabupaten Natuna menetapkan beberapa Misi diantaranya :

a. Melestarikan Nilai serta Mengembangkan Keragaman dan Kekayaan budaya Bangsa dengan tetap menjadikan Budaya Melayu sebagai Payung Negeri

b. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia serta Pengelolaan Sarana dan Prasarana Kepariwisataan

c. Mengembangkan Industri Pariwisata yang berdaya saing, Destinasi yang unggul serta Pemasaran dan Promosi Pariwisata yang berkelanjutan.


(49)

37 2. Struktur Organisasi Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna

Tugas dan fungsi masing-masing jabatan adalah sebagai berikut : 1. Kepala Dinas Pariwisata

Bertugas melaksanakan ketentuan dan pengambilan keputusan Pengelolaan kegiatan kesekretariatan, meliputi perencanaan dan evaluasi keuangan, umum dan kepegawaian. Penyusunan program di bidang pariwisata.perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pembinaan

KEPALA DINAS

Drs. H Syamsul Halil

SEKERTARIS

Subandi. S,sos., M.Si

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SUB BAGIAN PROGRAM Esi Kuawati, SE

SUB BAGIAN TATA USAHA Said Banjariza, SE

SUB BAGIAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN Zaruddin, SE KABID SENI PERTUNJUKAN DAN DOKUMENTASI KEPARIWISATAAN Riswandi, ST.,MP KABID DESTINASI PARIWISATA Toni Yulifandri, S.Pi

KABID PEMASARAN PARIWISATA Drs. Marhafiz Lutfhi.,Msc

SEKSI OBJEK DAERAH TUJUAN WISATA

( ODTW ) Juliadi, ST SEKSI SENI

PERTUNJUKAN Rusdan Hadian, SE

SEKSI PEMBINAAN & PENGEMBANGAN SARANA & PRASARANA WISATA Warnida, S.Pt SEKSI DOKUMENTAASI KEPARIWISATAAN Isnaeni Mutiah, SHum SEKSI ANALISA PASAR PARIWISATA, SARANA PROMOSI & KERJASAMA PARIWISATA Hendri Harianto, S.sos SEKSI INFORMASI, PEMBINAAN & PENGENDAL IAN JASA USAHA PARIWISATA Marhadi, SP


(50)

38 teknis di bidang pariwisata. Perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pembinaan teknis di bidang destinasi dan pemasaran pariwisata.Penyelenggaraan dan pengendalian di bidang pariwisata. Pelaksanaan tugas lain yang diserahkan oleh bupati sesuai dengan bidang tugasnya.

2. Seketariat

Sekretariat mempunyai: tugas melaksanakan urusan surat menyurat, perleng-kapan, urusan keuangan, kepegawaian, urusan rumah tangga, penyusunan peren-canaan, mengumpulkan, mensistiminasikan dan mengumpulkan program serta evaluasi.

3. Bidang Seni Pertunjukan dan Dokumentasi Kepariwisataan.

Bidang Seni Pertunjukan dan Dokumentasi Kepariwisataan mempunyai tugas melaksanakan perumusan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pembinaan dan pen-gembangan di Bidang Seni Pertunjukan dan Dokumentasi Kepariwisataan.

4. Bidang Destinasi Pariwisata

Bidang Destinasi Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan tugas Dinas Pariwisata dalam mengembangkan sarana prasarana pariwisata dan objek dan daya tarik pariwisata buatan.

5. Bidang Pemasaran Pariwisata

Bidang Pemasaran Pariwisata membantu kepala dinas dalam pemasaran pari-wisata khususnya promosi pariwisata, kerjasama regional dan internasional serta mengawasi dan menertibkan perizinan usaha pariwisata.


(51)

39 C. Potensi Wisata di Kabupaten Natuna

1. Wisata Alam a. Pantai Setai

Pantai Setai berada dalam kawasan Kecamatan Pulau Tiga dan bersebelahan dengan Pulau Setanau. Pulau ini memiliki bibir pantai berkisar 5 meter saja namun anda akan disajikan beraneka biota laut seperti karang dan ikan yang seliweran di pinggir pantainya.

Pulau ini juga menjadi destinasi favorit para wisatwan kapal Pesiar Natgeo Orion, dimana para wisatawan sangat suka melakukan aktivitas snorkeling dan diving. Pulau yang luasnya 2x lebih besar dari Pulau setanau ini menyimpan keeksotisan alam bawah lautnya, jika beruntung dapat menyaksikan sekelompok ikan dalam jumlah besar lewat di depan mata padaa saat snorkeling maupun diving.


(52)

40 b. Pantai Cemaga

Pantai ini terletak di kecamatan Bunguran Selatan melintasi 3 desa mulai dari desa cemaga selatan,cemaga kota hingga cemaga tengah. Bentangannya mencapai radius 5 Km. dari bibir pantai hingga tepian batas air laut ketika pasang mencapai 10-15 meter. Selain cantik, kealamiannya juga masih terjaga.Airnya yang jernih dengan serta merta mengajak kita untuk menceburkan diri dan bermalas-malasan di dalamnya.

Nyiur melambai, airnya yang jernih, dan bongkahan batu besar yang bertebaran di sepanjang tepi pantai adalah hal menakjubkan yang tidak akan selesai diperbincangkan dalam semalam. Bentuknya pun sangat beragam, ada yang bulat, lonjong, hingga menyerupai gunung, atap rumah bahkan lambung kapal. Titik sebarannya mencapai empat kawasan dengan sebutan yang berbeda-beda.Sisi teluk yang berada di wilayah sebintang dinamai penduduk setempat dengan Batu kaun.Lalu berturut-turut disebut Batu Madu, Batu setapung hingga Batu kasah.Yang terakhir disebut dianggap sebagai kawasan bongkahan batu yang terluas dan memiliki pemandangan yang paling spektakuler dan bahkanada beberapa bongkahan batu yang terlohat seperti mengapung di atas permukaan air.

Pantai Cemaga ini dikenal sebgai salah satu surga bagi para pemancing-mania, dimana-mana lokasi bisa dijadikan area untuk memancing.


(53)

41 Gambar 2.4 pantai Cemaga Kabupaten Natuna

c. Pantai Batu Catur

Zaman dulu kala, penduduk Negeri Serasan dan Negeri Tanjung Datok sepakat membuat jembatan batu yang menghubungkan dua negeri tersebut. Tujuannya, mempermudah lalu lintas menuju kedua negeri tersebut. Inisiatif membangun jembatan itu muncul karena Puteri Langsai dari Negeri Serasanakan menikah dengan Putera Mahkota dari Kerajaan Tanjung Datok.Sebab Negeri Serasan dengan Negeri Tanjung Datok terpisah laut yang tidak begitu luas, dikenal dengan selat.

Negeri Tanjung Datok, proses pembangunan jembatan tersebut sudah dimulai mengarah ke Negeri Serasan. Demikian juga dengan penduduk Negeri Serasan pun sudah memulai membangun jembatan mengarah ke


(54)

42 Negeri Tanjung Datok. Sebelum jembatan rampung dikerjakan oleh kedua penduduk negeri itu, keburu air laut mengalami pasang.Saat itu, hulu balang bertugas mengawasi proyek tersebut. Bukannya memberikan pengawasan atau pun arahan kepada rakyatnya, melainkan mereka menyibukkan diri dengan bermain catur.Sehingga proyek raksasa kedua negeri itu tidak bisa terselesaikan.Menerima kenyataan proyek pembangunan jembatan itu tidak selesai, maka raja pun menjadi murka. Raja memarahi hulubalangnnya sambil menghamburkan dan menendang-nendang catur tersebut hingga berantakan.Imbas dari kemurkaan Sang Raja, meninggalkan bekas hingga saat ini. Yakni bebatuan yang menyerupai batu catur dan lengkap dengan papan catur bermotif kotak-kotak.Batu tersebut pada akhirnya oleh masayarakat Natuna sebagai Batu Catur


(55)

43 Gambar 2.5 Pantai Batu Catur Kabupaten Natuna

d. Air Terjun Gunung Hiu

Lokasi wisata air terjun di Gunung Air Hiu terletak di Desa Ceruk, lokasinya juga dekat dengan bjek Wisata Pantai Teluk Selahang atau lebih dikenal sebagai Pantai tanjung.Lokasi yang diresmikan tahun 2012 oleh Bupati Natuna ini awalnya hanya sebuah ladang durian, cengkeh dan kelapa.

Di sekitar air terjun ini terdapat sejumlah kolam buatan yang isinya terdiri dari berbagai macam jenis ikan air tawar yang sengaja dipelihara.Seperti ikan mas, ikan koi dan lain-lain. Di saat santai pengunjung bisa memberi makan ikan tersebut dengan pakan yang telah disediakan oleh penjaga di sana. salah satu keistimewaan air terjun ini, adalah airnya dingin walaupun matahari bersinar terik. Selain itu,


(56)

44 terdapat sejumlah fasilitas permainan anak-anak yang dapat digunakan gratis. Juga terdapat area permainan outbond di bagian luarnya,dan pada musim Durian tempat ini akan dibanjiri oleh buah berduri yang nikmat tersebut, dengan harga dan ukuran yang bervariasi.

Menurut cerita masyarakat ada legenda tentang air terjun di Gunung Hiu yang terletak di Desa Ceruk Kecamatan Bunguran Timur Laut Kabupaten Natuna.Ceritanya, pada suatu masa air laut naik ke daratan sampai mencapai dataran sekitar Gunung Ranai.Dan, pada saat itu ada ikan hiu yang terikut arus.Sehingga ketika air surut ikan hiu tersebut terjebak pada cekungan air yang ada di dataran Gunung Ranai.Cekungan air tersebut secara alami lama-lama membentuk saluran ke bawah yang menyerupai air terjun. Sejak itu masyarakat sekitar Desa Ceruk menyebut daerah ini dengan sebutan Air Terjun Gunung Hiu Gambar 2.6 Air Terjun Gunung Hiu Kabupaten Natuna


(57)

45 2. Wisata Budaya

a. Mendu Natuna

Kesenian Mendu yang berasal dari Provinsi Kepri tepatnya Kabupaten Natuna yakni wilayah Bunguran telah ditetapkan sebagai warisan budaya Indonesia yang tak berupa benda.Direktur Jenderal Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan saat ini ada sebanyak 2.632 warisan budaya tidak benda yang terdaftar. Selanjutnya mulai tahun ini dibentuk tim untuk melihat kembali 2632 warisan budaya satu per satu untuk ditetapkan.

Kesenian Mendu menceritakan tentang Kerajaan Langkadura pada zaman dahulu. Singkatnya pada suatu hari putri raja ingin bermain-main kesuatu tempat, namun sang ayah(raja) keberatan mengizinkan permintaannya itu, namun si anak tetap memaksa, hingga ayah mengabulkan permintaan anaknya itu. Putripun pergi yang didampingi oleh dayang-dayang kerajaan, ketika sedang bermain, tiba-tiba putri berubah menjadi seekor gajah putih, ternyata ada seorang pria yang suka pada putrid ini, dan meminta kepada jin beruk (seperti monyet) merubah wujud sang putrid,dayang-dayangpun kaget melihat hal itu. Tidak lama kemudian datanglah dua orang pemuda lewat, dan kedua orang itu melihat gajah putih itu. Pemuda ini bernama Dewa Mendu (sekedar nama dewa,tapi bukan dewa), pemuda ini berhasil mengembalikan wujud asal putri ini. Setelah itu putri pun pulang dan membawa kedua pemuda dibalai kerajaan. Sesampai disana,putrid menceritakan kejadian


(58)

46 dengan ayahnya, dan ayahnya bertrimakasih pemuda itu, dan akhirnya Dewa Mendu menikah dengan putrinya itu.

Gambar 2.7 Mendu Natuna

b. Tari Ayam Sudur

Kesenian ini sering dilakukan masyarakat dalam pesta pernikahan adat.Ayam sudur sering dimainkan oleh masyarakat Kecamatan Bunguran Timur Laut.Tapi kesenian ini sangat monoton gerakannya.


(59)

47 c. Kompang/Qasidah Natuna

Kompang merupakan kesenian yang bernuansa islam. Biasanya digunakan untuk menyambut atau mengiringi kedatangan para tamu besar dan juga sering dimainkan untuk acara pernikahan. Personilnya terdiri atas wanita saja

Gambar 2.9 Kompang/ Qasidah Natuna

d. Kesenian Alu

Dahulu pada saat musim panen dan menuai padi, datanglah saat-saat yang ditunggu da amat menyenangkan.Sebagian dari hasil panennya disimpan dilumbung dan sebagiannya diolah secara tradisional pula dengan menggunakan satu buah lesung besar dengan beberapa "anak Alu".Selain itu merayaka pesta panen masyarakat juga membuat emping.Sambil membuat emping dengan menggunakan anak alu yang terdiri dari berbagai macam ukuran hingga menimbulkan nada-nada yang khas dan memberikan nada yang indah tersendiri.Dari nada-nada tersebut terciptalah beberapa lagu.Lagu tidak dinyanyikan dengan


(60)

48 suara penumbuk alu, melainkan suara yang timbuk dari hentakan alu dan lesung tersebut. Kesenian Alu sering dibawakan oleh tim kesenian dari Kecamatan Bunguran Timur laut.

Gambar 2.10 Kesenian Alu

3. Wisata Kuliner a. Kernas

Kernas adalah makanan khas asal Natuna sejenis kue yang terbuat dari campuran ikan dan sagu. Dua jenis bahan baku ini dikaloborasi menjadi kuliner yang enak dan gurih. Rasanya tentu tidak terlepas dari rasa ikan segar asli Natuna. Bentuknya berkeping-keping dan terdapat buliran sagu butir dipermukaan maupun didalamnya.Makanan ini sangat mudah didapatkan, jika anda sudah berada di Pulau Natuna.Kernas biasanya di jual di pinggir - pinggir jalan dan di lokas-lokasi wisata yang ada di Kabupaten Natuna.Biasanya pada hari libur seperti hari minggu sangat banyak sekali orang yang berjualan kernas ini dipinggir


(61)

49 jalan.Terutama jalan yang menuju kelokasi wisata seperti mau ke pantai Cemaga.Setiap hari minggu banayak sekali masyarakat natuna berkunjung ketempat wisata ini, hanya untuk menikmati kernas bersama keluarga dan menikmati keindahan Alam Natuna.

Gambar 2.11 Makanan Karnas

b. Lempar

Makanan ini sudah dikenal oleh seluruh penduduk yang ada di 12 Kecamatan di Kabupaten Natuna.Karena rasanya yang enak, sampai sekarang masih tetap menjadi kue yang paling diminati oleh anak-anak maupun orang dewasa.Di warung kopi juga banyak tersedia jenis makanan ini.Lempar Natuna terdiri atas 2 macam, yakni terbuat dari parutan ubi kayu dan beras ketan/pulut, namun bagian dalamnya sama-sama berisi abon ikan pedas.Kuliner Natuna memang identik dengan campuranikan, ini dikarenakan laut Natuna dikarunia oleh Allah SWT hasil laut yang melimpah.Bagian luar dari lempar ini dibungkusi dengan daun pisang.Dalam pembuatannya memerlukan tahap pemanggangan


(62)

50 sehingga tidak heran ketika anda membuka bungkusan daun pisang terlihat bagian luar dari parutan ubi kayu agak hangus, namun rasanya tetap gurih.Sebaiknya, lempar lebih enak dicicipi ketika masih panas. Jika anda ke Natuana jangan lupa untuk mencicipi makanan khas Natuna yang satu ini, karena anada akan hanya menemukannya di Natuna.


(63)

51

BAB III

Peran Dinas Pariwisata dalam Mengembangkan Potensi Wisata di Kabupaten Natuna Tahun 2015

A. Peran Dinas Pariwisata

1. Peran Sebagai Koordinator

a. Pengelolaan Kegiatan Pariwisata

Salah satu peran Dinas Pariwisata dalam mengembangkan potensi obyek wisata adalah koordinator. Koordinator yang dimaksud adalah mengatur dan mengkonsepsikan dari suatu kegiatan yang akan dilaksanakan dengan cara mengembangkan potensi obyek wisata dengan cara mempromosikan pariwisata dan pemasaran pariwisata.

1) Wisata Alam

Peran pemerintah dalam sebagai koordinator dalam mengelola kegiatan wisata alam di Kabupaten Natuna. Meliputi penyusunan program kegiatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan. Pemerintah Kabupaten Natuna telah mengelola kegiatan dalam bidang wisata alam salah satunya melalui kegiatan lomba perahu dayung yang di adakan di Pantai Setai, yang seluruhnya dibiiayai oleh Pemerintah.

“ Di Kabupaten Natuna belum banyak kegiatan wisata alam dikarenakan akses yang sangat terbatas, namun kami telah membuat lomba perahu dayung untuk untuk masyarakat yang di adakan setiap setahun sekali, setiap kegiatan yang dilaksanakan melalui perencanaan, dan evaluasi”


(64)

52

Berdasarkan penyataan tersebut peran pemerintah dalam pengelolaan kegiatan wisata alam sudah cukup baik namun perlu peningkatan, dimana belum banyak kegiatan2 yang dilakukan di objek wisata alam.

2) Wisata Kuliner

Peran pemerintah dalam mengelola kegiatan pariwisata kuliner di Kabupaten Natuna sejauh ini sudah cukup baik dimana pemerintah memberikan himbaun kepada masyarakat terutama yang tinggal di sekitar objek wisata untuk menjual makan khas dari Kabupaten Natuna. Kegiatan wisata kuliner yang dikelola oleh Pemerintah melalui adanya pasar jajan. Pasar Jajan yang dislengarakan setiap sore hari di Kota Natuna dimana Pemerintah menyediakan lahan untuk berjualan dengan pajak yang murah. Sebagaimana yang diukapkan oleh Dinas Pariwisata yang

menyatakan bahwa”

“Kami telah membuat central kuliner yang bernama Pasar Jajan dipasar itu terjual makana-makanan khas Kabupaten Natuna seperti Karnas dan Lampar yang terkenal juga masakan nusantara yang dilakukan setiap sore hari buka pukul 15.00 WIB sampai 21.00 WIB, kami juga menerapkan pajak yang murah bagi para pedagang”

Kegiatan wisata kuliner yang diadakan oleh Pemerintah untuk menarik wisatawan cukup baik namun masih harus dikembangkan seperti diadakanya festival makanan guna menarik perhatian wisatawan.

3) Wisata Budaya

Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna berupaya untuk mengadakan strategi promosi dan pemasaran pariwisata yang ada di Kabupaten


(65)

53

Natuna. Hal ini terbukti dengan mengikuti berbagai macam event atau pameran-pameran untuk mempromosi maupun pemasaran pariwisata. Selain itu menyebarkan brosur diberbagai hotel dan restaurant agar banyak yang mengenal pariwisata di Kabupaten Natuna. Hal tersebut dilakukan agar banyak orang yang tahu tentang potensi obyek wisata di Kabupaten Natuna dan dapat meningkatkan kunjungan wisata dalam membantu pengembangan daerah Kabupaten Natuna

Menurut pengakuan warga setempat menunjukan bahwa sejauh ini Dinas Pariwisata telah melakukan upaya promosi dan pemasaran pariwisata dengan mengikuti event dalam daerah maupun luar daerah. Dan diadakannya pemilihan duta wisata sebagai salah satu cara untuk memperkenalkan dan mempromosikan wisata yang ada di Kabupaten Natuna. Selain itu dinas Pariwisata di Kabupaten Natuna juga telah memiliki website resmi sehingga bisa menyebarluaskan informasi mengenai keindahan dan daya tarik Kabupaten Natuna.

Seperti wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna adalah sebagai berikut :

“Dinas Pariwisata selama ini berperan sebagai koordinator adalah melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terkait kepariwisataan seperti adanya event dan pameran-pameran”

Sedangkan hasil wawancara dengan Kabid Seni Pertunjukan dan Dokumentasi Kepariwisataan menyatakan sebagai berikut :

“Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna telah memberikan wadah atau ajang untuk pengembangan potensi wisata melalui berbagai kegiatan baik yang di adakan secara rutin setiap bulan maupun setiap tahun, kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan untuk mengembangkan potensi Pariwisata di Kabupaten Natuna”


(66)

54

Hasil wawancara tersebut didukung dengan pernyataan yang dikemukakan oleh pengunjung yang berada di Pantai Satai hasil wawancara pengunjung menyatakan :

“Bahwa setiap bulan di alun-alun Kota Natuna terdapat pentas seni seperti kesenian Alu dan Mendu Natuna dan setiap tahun ada Pasar malam”

Berdasarkan hasil wawancara dengan ketiga responden di atas peran Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna sebagai koordinator telah baik dimana Pemerintah telah mengadakan berbagai kegiatan untuk menunjang pengembangan potensi pariwisata di Kabupaten Natuna.

Selain itu peran serta masyarakat terhadap pengembangan obyek wisata di Kabupaten Natuna juga diperlukan dengan cara menyebarluaskan informasi mengenai daerah mereka. Pariwisata tidak akan berkembang jika wisatawan tidak tahu atau tidak berminat untuk berkunjung ke obyek wisata tersebut. Oleh sebab itu perlu adanya promosi baik melalui media elektronik maupun dari mulut ke mulut yang bertujuan menarik atau memperkenalkan wisata kepada masyarakat luas.

b. Melaksanakan Koordinasi dengan Berbagai Instansi

1) Wisata Alam

Peran permerintah dalam melaksanakan koordinasi dengan berbagai instansi di bidang wisata alam meliputi pemerintah mengadakan kerjasama dengan investor untuk meningkatkan sarana dan prasana seperti hotel, penginapan dan restoran selain itu pemerintah juga berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait seperti dinas kehutanan, dinas


(67)

55

perikanan dan kelautan untuk turut serta membangun potensi wisata di Kabupaten Natuna. Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh dinas pariwisata Kabupaten Natuna yang menyatakan bahwa :

“Kami melalukan kerja sama dengan investor seperti pemilik hotel dan restoran kami juga bekerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti dinas Perikanan dan Kelautan untuk ikut serta membangun potensi wisata di Kabupaten Natuna”

Sementara wawancara dengan pemilik hotel menyatakan bahwa : “Kami bekerja sama dengan pemerintah dimana pemerintah memberikan kemudahan kepada kami untuk mendirikan hotel dan restoran yang berada di kawasan objek wisata”

Berdasarkan hasil tersebut koordinasi Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna dalam bidang wisata alam terhadap instansi terkain sudah cukup baik.

2) Wisata Kuliner

Pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dalam bidang wisata kuliner selama ini yang dilakukan pemerintah hanya menghimbau kepada masyarakat terutama yang tinggal di lokasi objek wisata untuk menjual makanan khas Kabupaten Natuna. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan salah satu pedagang yang ada di objek wisata menyatakan bahwa:

“Kami berjualan atas himbauan pemerintah denga lapak yang disediakan secara gratis namun kami tidak medapatkan pinjaman modal usaha”


(68)

56

Sementara Kepala Dinas Pariwisata menyatakan bahwa:

“Warga yang tinggal di kawasan objek wisata saya himbau untuk menjual ole-oleh khas dari Kabupaten Natuna untuk menciptakan identitas Kabupaten Natuna namun Kami belum bisa memberikan pinjaman modal hal tersebut dikarenakan kendala anggaran yang masih kurang”

Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa pelaksanaan koordinasi yang dilakukan Pemerintah dengan berbagai instansi dalam bidang wisata kuliner masih sangat terbatas dimana pemerintah belum bisa memberikan dukungan seperti pinjaman modal usaha untuk para masyarakat.

3) Wisata Budaya

Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna dalam dalam berkoordinasi dengan intansi terkait wisata budaya meliputi : Kerjasama yang dilakukan pemerintah dengan Dinas Kebudayaan, dengan para tokoh-tokoh adat, perangkat desa dan masyarakat. Dimana Pemerintah mengadakan kegiatan-kegiatan kebudayaan. Kabid Seni Pertunjukan menyatakan bahwa :

“Kami melakukan kerjasama dengan Dinas Kebudayaan, pemangku adat, tokoh masyarakat dan masyarakat untuk menyelengarakan acara baik yang dilaksanakan secara bulanan maupun tahunan untuk menunjang pengembangan potensi wisata di Kabupaten Natuna”

2. Peran Sebagai Fasilitator

Peran Dinas Pariwisata sebagai fasilitator adalah menyediakan fasilitas di berbagai obyek wisata seperti sarana dan prasarana wisata. Sarana dan prasaran memiliki peran yang cukup penting dalam pengembangan obyek


(69)

57

wisata dan dapat menarik para pengunjung untuk mengunjungi obyek wisata tersebut.

a. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Pendukung Pariwisata 1) Wisata Alam

Kabupaten Natuna ini sendiri dalam penyediaan sarana dan prasarana telah didukung dengan adanya berbagai hotel, restaurant atau rumah makan, toko souvenir atau pusat oleh-oleh, serta jaringan transportasi dan komunikasi, listrik dan air sudah tersedia hingga desa-desa di Kabupaten Natuna.

Hasil tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna yang menyatakan

“Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna telah menyediakan sarana dan prasarana pariwisata seperti menyediakan hotel, restoran, toilet umum, dan tersedianya pusat oleh-oleh di lokasi pariwisata, namun hal tersebut belum tersebar secara merata di seluruh obyek wisata yang ada di Kabupaten Natuna”

Sedangkan hasil wawancara dengan Kabid Destinasi Pariwisata menyatakan bahwa :

“Bahwa Pemerintah telah menyediakan bebrbagai fasilitas seperti toilet umum hotel dan restoran yang menungjang potensi pariwisata dan selama ini pemerintah telah mengupayakan meningkatkan saran dan prasarana lebih baik lagi”

Kemudian peneliti mengali lebih dalam lagi dengan pengunjung yang sedang berwisata menyatakan bahwa

“Sarana dan prasarana yang disediakan pemerintah masih belum merata diseluruh obyek wisata di pantai-pantai tertentu belum tersedia toilet umum dan tempat-tempat makan”


(70)

58

Berdasarkan hasil wawancara dengan ketiga informan maka dapat disimpulkan bahwa peran dinas pariwisata sebagai fasilitator masih kurang dimana sarana dan prasarana yang disediakan pemerintah masih belum merata. Dimana terdapat beberapa tempat wisata yang belum tersentuh oleh Dinas Pariwisata masih minimnya sarana dan prasana serta akses transportrasi yang belum memadai. Tetapi dengan hal tersebut Dinas Pariwisata masih terus berupaya dalam meningkatkan sarana dan prasarana yang ada pada obyek wisata di Kabupaten Natuna, melalui pembangunan jalan menuju lokasi wisata.

Berdasarkan pengamatan penelitian menunjukan bahwa sejauh ini Dinas Pariwisata telah melakukan upaya dalam peningkatan sarana dan prasarana pendukung wisata. Hal tersebut dilihat dengan beberapa dari obyek wisata yang ada di Kabupaten Natuna telah dilakukan perbaikan jalan menuju lokasi dan di obyek wisata tersebut telah dibuat gazebo, tempat istirahat, dan kamar mandi, musola di patai-pantai dekat kota seperti pantai setai, batu catur, air terjun batu hiu. Sedangkan di obyek wisata lainnya masih diupayakan.

2) Wisata Kuliner

Peran Pemerintah dalam upaya peningkatan sarana dan prasarana dalam bidang wisata kuliner meliputi disediakanya tempat berjualan seperti yang terdapat di taman jajan, adanya pusat oleh-oleh, serta tersedianya ruko atau tempat berjualan gratis di sekitar objek wisata.


(71)

59

Keadaan tersebut seperti yang diungkapkan oleh warga yang berjualan di sekitar objek wisata yang menyatakan bahwa:

“Tempat yang kami gunakan diberikan secara gratis oleh Pemerintah, sebulumnya kami dihimbau untuk berjualan khas dari Kabupaten Natuna” Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Dinas pariwisata Kabupaten Natuna yang menyatakan bahwa :

“Kami memberikat tempat-tempat berjualan secara gratis untuk masyarakat agar digunakan untuk berjualan oleh-oleh khas dari Natuna namun tidak semua gratis hanya objek-objek wisata yang masih sepi dan tanpa membayar pajak”

Berdasarkan hasil tersebut dinyatakan bahwa peran pemerintas damal memfasilitasi sarana dan prasarana wisata kuliner adalah dengan menyediakan tempat berjualan oleh-oleh.

3) Wisata Budaya

Peran Dinas Pariwisata dam meningkatkan sarana dan prasarana wisata budaya adalah dengan memberikan sumbangan untuk pemberian alat-alat musik tradisional, baju-baju adat dan dengan didirikan sangar seni untuk berlatih tentang kesenian. Hal tersebut diakui oleh Pemangku adat yang menyatakan bahwa :

“Kami diberi kepercayaan oleh Pemerintah untuk melestarikan budaya daerah dan diberikan peralatan untuk mendukung kegiatan kebudayaan seperti pementasan tari mendu dan yang lainya”

Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna yang menyatakan bahwa:

“Pemerintah memberikan peralatan seni seperti alat musik, baju adat dan sangar yang dapat digunakan sebagaimana mestinya utuk mendukung kegiatan kepariwisataan”


(72)

60

Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa peran pemerintah sebagai fasilitator dalam pengadaan sarana dan prasarana wisata budaya adalah dengan memberikan perlengkapan penunjang kegiatan kesenian dan kebudayaan.

b. Menciptakan Strategi Promosi Wisata 1) Wisata Alam

Stategi promosi yang diciptakan untuk pemerintah untuk mempromosikan potensi wisata alam yang dimiliki Kabupaten Natuna adlah melalui media internet yaitu adanya website resmi Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna yang berisi tentang berbagai objek wisata alam yang mulai pantai, gunung dan air terjun. Seperti yang diakui oleh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna yang menyatakan bahwa:

“Kami memiliki Website resmi yang memuat tentang objek wisata alam yang dimiliki Kabupaten Natuna lengkap beserta petunjuk perjalananya sehingga memudahkan wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Natuna”

Promosi yang dilakukan Pemerintah hanya sekedar melalui Website belum melalui strategi promosi lain sehingga pemerintah masih perlu meningkatkan strategi promosi lain untuk potensi wisata alam.

2) Wisata Kuliner

Stategi promosi yang diciptakan untuk pemerintah untuk mempromosikan potensi wisata kuliner yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Natuna yaitu melalui adanya pasar jajan dan melalui website yang memberikan informasi mengenai makanan khas Kabupaten Natuna.


(73)

61

“Dalam website kami juga memuat tentang potensi wisata kuliner yang dimiliki Kabupaten Natuna secar terperinci sehingga dapat menarik wisatawan untuk mencoba makanan tersebut”

Berdasarkan penyataan Kepala Dinas Pariwisata maka stategi promosi untuk memasarkan wisata kuliner adalah dengan menyediakanya tempat berjualan makanan kahas dan adanya wibsite yang memuat tentang wisata kuliner kedua strategi tersebut diharapkan dapat menjadi daya tarik sehingga mengudang wisatawan berkunjung Ke Natuna.

3) Wisata Budaya

Promosi wisata budaya yang diciptekan Pemerintah untuk menarik wisatawan adalh melaui kegiatan-kegiatan kebudayaan seperti adanya vestival budaya dan pameran budaya yang diadakan setiap tahun, sera menggunakan website yang memuat tentang kesenian dan budaya yang terdapat di Kabupaten Natuna. Hal tersebut dibenarkan oleh pengunjung di alun-alun Kota Natuna yang menyatakan bahwa:

“Setisap tahun pemerintah mengadakan festisal kebudayaan seperti andanya tarian tarian tradisional, lomba mendu dan karnaval”

Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Dinas Pariwisata yang menyatakan bahwa :

“Selain mengunakan website kami juga mengadakan kegiatan-kegiatan kebudayaan seperti vestival dan pameran-pameran guna untuk menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Natuna”


(1)

Gambar 1 Pantai Cemaga


(2)

Gambar 3 Air Terjun Gunung Hiu


(3)

Gambar 5 Batu Alif


(4)

Gambar 7 Pelepasan Penyu oleh Kpolres Natuna


(5)

Gambar 9 Tari Ayam Sudur


(6)

Gambar 11 Qosidah Natuna