PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM PENGEMBANGAN POTENSI OBYEK WISATA TIRTA DI KABUPATEN BOYOLALI

BOYOLALI SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Bidang Ilmu Administrasi Negara

Oleh: SYIHABUDDIN AQ DAMI D0108146 PROGRAM STUDI S1 ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pembimbing

Drs. Is Hadri Utomo, M.Si NIP. 195909071987021001

Telah disetujui dan disahkan Panitia Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari

1. Drs. Sukadi, M.Si ( )

NIP. 194708201976031001

2. Drs. Muchtar Hadi, M.Si ( )

NIP. 195303201985031002

3. Drs. Is Hadri Utomo, M.Si ( )

NIP. 195909071987021001

Mengetahui, Dekan FISIP UNS

Prof. Drs. Pawito, Ph.D

NIP. 195408051985031002

Nama : SYIHABUDDIN AQ DAMI NIM

: D0108146 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang berjudul :

“Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dalam Pengembangan Obyek

Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali” adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal- hal yang bukan karya saya, dalam Skripsi tersebut diberi tanda citasi dan

ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya peroleh dari skripsi tersebut.

Surakarta, 17 Juli 2012 Yang membuat pernyataan,

Syihabuddin Aqdami NIM. D0108146

MOTTO

Man Jadda Wajadda

(Barang siapa bersungguh sungguh, maka dialah yang akan berhasil)

(Penulis)

Karya ini ku persembahkan teruntuk : Bapak dan Ibu ku Tercinta, yang selalu berkorban untuk keberhasilan Ananda, Bulek dan Paman ku Sekeluaraga, Terima kasih atas dukungan dan Motivasinya Dan Adik – Adik ku Indah Kuriyati Umma dan Fajar Tias Purnomo

Segala Puji syukur dihaturkan ke hadirat Allah Ta’ala, atas segala nikmat dan kekuasaanNYA kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini. Shalawat dan Salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Skripsi yang berjudul “PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM PENGEMBANGAN POTENSI OBYEK WISATA TIRTA DI KABUPATEN BOYOLALI ” ini diajukan untuk melengkapi syarat ujian akhir pada Program Study Ilmu Administrasi, jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya Skripsi ini tidak lepas dari pengarahan, bimbingan, dorongan serta semangat yang telah diberikan oleh berbagai pihak, sehingga penulis mempersembahkan ucapan terimakasih setulus- tulusnya kepada :

1. Drs. Is Hadri Utomo, M.Si selaku dosen pembimbing Skripsi dan Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara. Terima kasih atas segala bimbingan, arahan, kritik dan sarannya selama ini.

2. Herwan Parwiyanto, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing akademik. Terima kasih atas saran dan masukannya selama ini.

3. Prof. Pawito, Ph.D selaku Dekan Fakultas ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

4. Bapak Drs. Sugiyanto, M.Si selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali. Terima kasih atas ijin penelitian yang di berikan kepada penulis. Semoga bermanfaat bagi kemajuan pariwisata Kabupaten Boyolali.

khususnya wisata air di Kabupaten Boyolali

6. Teman-teman Administrasi Negara Kelas B angkatan 2008, Sahabat – sahabat di LKI FISIP UNS dan BIRO ASISTENSI FISIP. Terima kasih atas

persahabatan kita selama ini, semoga kebersamaan dan kekompakan kita tidak pernah pudar.

7. Dan terakhir untuk berbagai pihak yang tak dapat disebutkan namanya satu persatu, penulis ucapkan terimakasih atas segenap bantuan dan dukungan baik

secara langsung maupun tidak langsung sehingga karya ini dapat selasai. Akhirnya, semoga Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis

sendiri maupun pembaca pada umumnya.

Surakarta, 17 Juli 2012

Penulis,

2. Pengembangan Obyek wisata ......................................................

3. Pendekatan Dalam Pengembangan Pariwisata ................. ...........

C. KERANGKA PEMIKIRAN .........................................................

7 BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................................

B. Lokasi Penelitian ...............................................................................

C. Sumber Data .....................................................................................

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................

E. Validitas Data .....................................................................................

F. Analisis Data .....................................................................................

80 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...................................................................................

1. Gambaran Umum Kabupaten Boyolali ...........................................

2. Gambaran Umum Dinbudpar Kabupaten Boyolali .........................

3. Perkembangan Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali ......................

B. Pembahasan ........................................................................................

1. Potensi Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali ....................................

2. Peran Disbudpar Kab Boyolali dalam pengembangan wisata tirta … 108

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................

144

B. Saran …………………………………………………………………… 146 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel. 1.1 Kunjungan wisatawan di obyek wisata di Kab. Boyolali 2008-2011

4 Tabel 1.2 Daftar Jenis Potensi Wisata di Kabupaten Boyolali

8 Tabel 1.3 Daftar Obyek wisata yang di publikasikan di dunia pariwisata

Tabel 1.4 Renstra Pengembangan Wisata di Kabupaten Boyolali 2008-2009 10 Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Boyolali Dalam Angka Tahun 2010 83 Tabel 4.2 Pendidikan Penduduk Kab. Boyolali Dalam Angka Thn 2010

85 Tabel 4.3 Data POKDARWIS Kabupaten Boyolali

112

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Pengembangan Pariwisata

33 Bagan 2.2 Peran Tiga Sektoral

41 Bagan 3.2 Kerangka Pikiran

71 Bagan 4.1 Struktur Organisasi Dinbudpar Kab. Boyolali

87

1. Daya Tarik Obyek Wisata

1.1. Wisata Air Tlatar

1.2. Wisata Air Pengging

1.3. Wisata Waduk Cengklik

1.4. Wisata Waduk Bade

1.5. Wisata Waduk Kedungombo

1.6. Wisata Air Terjun Kedung Kayang

1.7. Sungai Serang dan Sungai Canden

2. Fasilitas Obyek Wisata

2.1. Fasilitas Obyek Wisata Air Tlatar

2.2. Fasilitas Obyek Wisata Air Pengging

2.3. Fasilitas Obyek Wisata Waduk Cengklik

2.4. Fasilitas Obyek Wisata Waduk Bade

2.5. Fasilitas Obyek Wisata Waduk Kedungombo

3. Infrastruktur

3.1. Papan Informasi Penunjuk Arah ke Obyek wisata

3.2. Kondisi Jalan Menuju Obyek Wisata

3.3. Papan Informasi di Obyek Wisata

4. Media Promosi dan Pemasaran

4.1. Website Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali

4.2. Website Javapromo

4.3. Website Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali

4.4. Bookflet Pesona Wisata Kabupaten Boyolali 2012

4.5. VCD Potensi Wisata Boyolali 2011

4.6. Tnda bukti Masuk Obyek Wisata

Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Kabupaten Boyolali, terletak di antara dua kota besar Solo-Semarang dan kekayaan alam yang melimpah. Wisata Tirta potensial untuk dikembangkan menjadi

salah satu wisata unggulan di Kabupaten Boyolali, apabila dikembangkan secara profesional akan menjadi primadona daerah tujuan wisata yang dikunjungi wisatawan. Peran pemerintah daerah, dinas terkait dan masyarakat dalam pengembangan potensi wisata-wisata air (tirta) tersebut diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran dinas kebudayaan dan pariwista dalam mengembangkan potensi obyek wisata tirta dan untuk mengetahui apa saja faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam pengembangan potensi obyek wisata tirta di Kabupaten Boyolali.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan dukungan data kualitatif. Teknik pengumpulan data di peroleh melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Penentuan informan di peroleh dengan teknik purposive sampling. Seperti Kepala Dinas Kebudayaan dan pariwisata, Kepala Bagian Pengembangan pariwisata, Pemasaran Pariwisata, Kepala Sub Perencanaan dan pelaporan, Staff di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali, pendagang di sekitar obyek wisata tirta, beberapa pengunjung, dan msayarakat sekitar. Agar diperoleh data yang benar-benar sesuai dengan kenyataan dan teruji validitasnya, maka dipergunakan trianggulasi data, sedangkan teknik analisa data menggunakan analisa interaktif.

Hasil penelitian ini bahwa wisata tirta menjadi salah satu wisata unggulan di Kabupaten Boyolali. Wisata Tirta tersebut meliputi : Wisata Air Tlatar, Wisata Pengging, Waduk Cengklik, Waduk Badhe, dan Waduk Kedungombo. Wisata Tirta andalan Kabupaten Boyolali, sekarang baru di Wisata air Tlatar dan Wisata Pengging. Peran pengembangan potensi obyek wisata tirta tersebut dalam bentuk : perencanaan pengembangan potensi wisata Tlatar, Pengging, Cengklik, Bade, dan Kedungombo. Kerjasama dengan instansi pemerintah lain, swasta, dan masyarakat. pengembangan promosi dan pemasaran dengan Bookflet, Film Potensi wisata Kabupaten Boyolali, website, dan event kesenian. Peran kelembagaan dalam meningkatkan sumber daya manusia meliputi pelatihan, dan pembinaan. Pembuat regulasi pengembangan pariwisata dan fasilitator dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Boyolali. Hambatan dalam pengembangan potensi wisata tirta diantaranya : kemampuan keuangan daerah yang terbatas, peran pengusaha minim, perijinan yang sulit, lahan yang di miliki oleh dinas dan pemda sangat minim dan beberapa lahan banyak yang berstatus sengketa, dsb. Faktor pendukung dalam upaya pengembangan wisata air diantaranya : potensi ada, akses baik, adanya dukungan dan inspirasi dari masyarakat, kesempatan membuka lapangan pekerjaan baru, adanya dukungan dari pemerintah dan instansi terkait, lahan untuk obyek wisata ada, pengelola ada, kepedulian masyarakat dan pihak ketiga ada.

Kunci : Peran, Pengembangan, Wisata tirta, Kabupaten Boyolali

Department In Development of Water Tourism Object in Boyolali. Thesis. Faculty of Political and Social Sciences, Sebelas Maret University, Surakarta.

Boyolali district, located between two major cities of Semarang and Solo- abundant natural wealth. Water (Tirta) tourism potential to develop into one of the leading tourist in Boyolali, if developed in a professional manner will be excellent tourist destination visited by tourists. The role of local government, relevant agencies and communities in the development of potential water tours (Tirta) is required. This study aims to determine how the agency role in developing the culture and pariwista tirta tourism potential and to find out what are the factors inhibiting and supporting the development of tourism potential in Boyolali tirta.

This study is a descriptive study with qualitative data support. Data collection techniques was obtained through interviews, observation and documentation study. Determination of informants was obtained by purposive sampling technique. As Head of Culture and Tourism, Head of Tourism Development, Tourism Marketing, Division Head of Planning and reporting, staff at the Department of Culture and Tourism Boyolali, food seller around tirta attractions, few visitors, and socity around. In order to obtain data that actually correspond to reality and tested its validity, then used triangulation of data, while data analysis techniques using interactive analysis.

The results of this study that tirta tourism became one of the leading tourist Boyolali. Tirta tour includes: Air Tlatar Travel, Tourism Pengging, Cengklik Reservoir, Reservoir Badhe, and Reservoir Kedungombo. Tirta Boyolali mainstay tourism, it's only in Travel and Tourism Pengging Tlatar water. The role of tourism development potential in the form tirta: Tlatar tourism potential development plans, Pengging, Cengklik, Bade, and Kedungombo. Cooperation with other government agencies, private, and community. development and marketing promotion with Bookflet, Film tourism potential Boyolali, websites, and art events. Institutional role in improving human resources include training, and coaching. Tourism development regulators and facilitators in the development of tourism in the district of Boyolali. Obstacles in the development of tourism potential tirta include: limited financial capacity of the region, the role of entrepreneurs minimal, permitting difficult, land which is owned by the agency and the government was minimal and many of the status of some land disputes, etc.. Contributing factor in the development of water attractions including: the potential exists, access to good, the support and inspiration from the community, opportunities open up new job opportunities, lack of support from government and related agencies, land for tourism there, there are managers, community care and third party.

Keywords: Role, Development, Tourism tirta, Boyolali

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan pada hakekatnya merupakan usaha pertumbuhan dan berubahan terstruktur yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah untuk menuju moderisasi dalam rangka mensejahterakan rakyat baik secara lahir maupun batin. Dalam pembangunan terjadi suatu proses perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan berkelanjutan. Peran pemerintah harus lebih jeli menggerakan masyarakat agar berpartisipasi dalam pembangunan serta mampu mengembangkan potensi yang dimiliki Negara itu, untuk mencapai tujuan dan cita- cita bangsa, karena pada dasarnya pembangunan diselengarakan oleh rakyat bersama pemerintah. Peranan masyarakat dalam pembangunan harus ditumbuhkan, dengan mendorong kesadaran, pemahaman, dan penghayatan, bahwa hak, kewajiban dan tangungjawab seluruh masyarakat, maka hasil-hasil dari pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh rakyat salah satunya adalah sektor pariwisata.

Pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang untuk menghilangkan kejenuhan dan kebosanan beraktivitas di dalam kehidupan sehari-hari. Secara tidak langsung kegiatan ini mampu memberikan keuntungan bagi setiap orang dari segi psikologis, sosial maupun financial. Dari segi financial mampu meningkatkan devisa bagi suatu daerah dan lapangan pekerjaan untuk setiap orang Pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang untuk menghilangkan kejenuhan dan kebosanan beraktivitas di dalam kehidupan sehari-hari. Secara tidak langsung kegiatan ini mampu memberikan keuntungan bagi setiap orang dari segi psikologis, sosial maupun financial. Dari segi financial mampu meningkatkan devisa bagi suatu daerah dan lapangan pekerjaan untuk setiap orang

Indonesia, sebagai salah satu Negara kaya akan kebudayaan, etnis, agama, bahasa dan pesona alam berpotensi dimanfaatkan dan dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakatnya. Salah satunya bidang pariwisata, melalui wisata/ pariwisata dapat dimanfaatkan sebagai salah satu penyumbang devisa bagi Negara maupun suatu daerah. Kekayaan alam Indonesia banyak dan beragam dari Sabang sampai Merauke dan Mianggas ke Rote harus dimaanfaatkan dan dikembangkan, sebab setiap kekayaan alam adalah aset dan berpeluang menghasilkan devisa yang luar biasa.

Provinsi Jawa Tengah saat ini sedang mensosialisasikan program visit jateng 2013 sebagai upaya menarik wisatawan asing untuk masuk ke Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Bisa di bilang ini adalah salah satu program pemerintah Provinsi Jawa Tengah di sektor kepariwisataan, segala aspek disiapkan guna mendukung kelancaran Visit Jateng 2013 ini mulai dari perbaikan infrastruktur, pembenahan sarana- prasarana, fasilitas dan sarana penunjang lainnya di seluruh kota dan kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah.

Boyolali, sebagai salah satu kabupaten yang mempunyai potensi pariwisata yang tinggi, karena wilayahnya yang strategis terletak diantara dua kota besar Solo - Semarang dan kaya potensi alam, separti ; Gunung, Waduk, Sungai, Pemandian, Air Boyolali, sebagai salah satu kabupaten yang mempunyai potensi pariwisata yang tinggi, karena wilayahnya yang strategis terletak diantara dua kota besar Solo - Semarang dan kaya potensi alam, separti ; Gunung, Waduk, Sungai, Pemandian, Air

susu sapi yang terkenal hingga pelosok nusantara sampai mancanegara. Alam Boyolali menyimpan sejumplah potensi wisata yang dapat membantu perekonomian dan kesejahteraan bagi penduduknya, ini berpotensi sekali mendatangkan para wisatawan maupun investor yang selama ini menjadi prioritas utama di dalam pembangunan ekonomi.

“Pro Investasi” sebuah jargon visi dan misi dari Pemerintahan Kabupaten Boyolali sekarang, dengan melihat potensi alam mulai dari gunung, sungai,

pemandian, waduk, pertanian, pedesaan, perkotaan, kesenian, kerajianan tangan, event kebudayaan, dan kuliner yang di miliki Kabupaten Boyolali sangat mendukung guna menarik wisatawan maupun investor sehingga mampu menghasilkan devisa guna membangun ekonomi kabupaten ini. Berdasarkan data dari BPS dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali pada tahun 2011, tercatat 415.909 Wisatawan dan Pelancong berkunjung ke Kabupaten Boyolali.

No Obyek Wisata

Angka dalam Tahun

1 Umbul Pengging

2 Makam yosodipuro

3 Umbul Tlatar

4 Wahana Wisata telaga

5 Waduk cenglik

6 Waduk bade

7 Kawasan selo

9 Makam pantaran

10 Gunung tugel

11 Irung Pertuk

12 Swasta umbul sewu

Sumber data : ( BPS Kab. Boyolali & Disbudpar Kabupaten Boyolali) Melihat banyaknya wisatawan yang berkunjung dan melancong ke Kabupaten Boyolali, semakin menguat bahwa potensi alam dan pariwisata Kabupaten Boyolali tidak kalah dengan potensi wisata di kabupaten-kabupaten lainnya di Provinsi Jawa Tengah. Dari tahun ke tahun wisatawan dan pelancong yang menikmati pariwisata alam Kabupaten Boyolali terus meningkat.

Berdasarkan pada Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang pembangunan daerah, memang saat ini Kabupaten tersebut sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan dan perbaikan infrastruktur sebagai langkah awal pembangunan ekonomi, ini terlihat dari pembangunan akses jalan menuju Kabupaten Boyolali. Selain itu sektor pariwisata juga menjadi salah satu bidang yang diperhatikan oleh pemerintah daerah dan dinas terkait. Pengembangan destinasi pariwisata menjadi hal Berdasarkan pada Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang pembangunan daerah, memang saat ini Kabupaten tersebut sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan dan perbaikan infrastruktur sebagai langkah awal pembangunan ekonomi, ini terlihat dari pembangunan akses jalan menuju Kabupaten Boyolali. Selain itu sektor pariwisata juga menjadi salah satu bidang yang diperhatikan oleh pemerintah daerah dan dinas terkait. Pengembangan destinasi pariwisata menjadi hal

Konsekuensi yang besar ditanggung pemerintah daerah dalam menjalankan fungsi pemerintahannya, fungsi pemerintahan itu antara lain fungsi pelayanan masyarakat, fungsi pelaksanaan pembangunan, dan fungsi perlindungan kepada masyarakat. Untuk melaksanakan ketiga fungsi pemerintahan tersebut tentunya memerlukan dana yang tidak sedikit, dalam situasi ini daerah pasti berusaha menggali dan memajukan potensi yang ada dalam daerahnya guna memakmurkan daerah dan masyarakat setempat mengingat saat ini sudah menjadi otoritas daerah itu untuk mengatur dan membangun daerahnya.

Pemerintah daerah dihadapkan dengan dua permasalah sekaligus, pertama adalah kenyataan bahwa pembiayaan untuk menjalankan pemerintahan agar dapat melaksanakan fungsinya dengan baik sangat besar, di sisi lain daerah tersebut merupakan daerah yang minim sumber daya alam. Oleh karena itu jalan yang di tempuh adalah membangun sektor-sektor non-SDA, seperti sektor pariwisata. Untuk merealisasikan tujuan tersebut banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Boyolali dalam mengembangkan sektor-sektor unggulan yang mampu memberikan kontribusi besar bagi kesejahteraan warga masyarakat di Kabupaten Pemerintah daerah dihadapkan dengan dua permasalah sekaligus, pertama adalah kenyataan bahwa pembiayaan untuk menjalankan pemerintahan agar dapat melaksanakan fungsinya dengan baik sangat besar, di sisi lain daerah tersebut merupakan daerah yang minim sumber daya alam. Oleh karena itu jalan yang di tempuh adalah membangun sektor-sektor non-SDA, seperti sektor pariwisata. Untuk merealisasikan tujuan tersebut banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Boyolali dalam mengembangkan sektor-sektor unggulan yang mampu memberikan kontribusi besar bagi kesejahteraan warga masyarakat di Kabupaten

Pemerintah daerah selaku pihak yang paling berwenang dalam memulai pengembangan dan pemberdayaan berbagai wisata-wisata yang ada di Kabupaten Boyolali bertugas menjaga, memelihara, mempromosikan sekaligus mengembangan agar wisata-wisata yang ada di Kabupaten Boyolali agar mampu dikenal oleh wisatawan domestik dan mancanegara. Pengembangan dan pemeliharaan obyek wisata di Kabupaten Boyolali bisa menarik para investor di dalam upaya pembangunan ekomomi masyarakat yang mandiri. Masalah pengembangan dan pemeliharaan saat ini menjadi sorotan publik di dalam upaya pembangunan sektor ekomoni, dan menarik investor. Ketidak pedulian pemerintah daerah terlihat dalam segi pengembangan terlihat dari banyaknya potensi wisata yang tidak dirawat dan di tambah fasilitas untuk publik seperti fasilitas rekreasi dan lainnya dan wisata yang sudah di kekola tidak bisa di manfaatkan dan di optimalkan keberadaanya.

Berdasarkan evaluasi kinerja pemerintah Kabupaten Boyolali tentang pengembangan pengelolaan sektor pariwisata pada tahun 2010 yang lalu, diperoleh rencana dan menyarankan untuk penyempurnaan pengembangan pariwisata pada masa yang akan datang, antara lain; (1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas obyek wisata, (2) Berusaha bekerjsama dengan pihak investor untuk mengembangkan pariwisata di Boyolali, (3) Perlunya dasar atau landasan hukum untuk pengembangan

Kabupaten Boyolali untuk pengembangan pariwisata, (5) Perlunya studi banding dengan daerah yang lebih maju sektor pariwisatanya. (renstra pengembangan bidang pariwisata 2010)

Salah satu contoh konkrit pemerintah Kabupaten Boyolali berencana mengembangkan salah satu obyek wisata di kawasan wana wisata tirta Kedung Ombo yang terletak di Kecamatan Kemusu. Tempat tersebut di nilai sangat potensial dijadikan salah satu pariwisata unggulan di Kabupaten Boyolali. Sebab kawasan wana wisata tirta ini di bidik sebagai salah satu proyek pengembangan pariwisata. Kajian sudah mulai dilakukan dan melibatkan konsultan dari Solo dan Semarang. Lokasi yang terletak di Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu itu di bidik menjadi tempat wisata tirta, kuliner dan outbond. untuk menunjang pengembangan wana wisata Kedung Ombo diharapkan ada perbaikan infrastruktur jalan menuju ke sana. Jika ingin mencapai kawasan tersebut, pengunjung memang harus melewati jalur Boyolali-Juwangi. Diharapkan perbaikan akses akan meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan ke wana wisata. (sumber Solopos.com)

Berdasarkan data dari Media Cetak dan elektronik (Solopos.com), DPRD Boyolali menyayangkan sektor pariwisata di Kabupaten Boyolali belum tergarap dengan baik. Pasalnya, dari tahun ke tahun bidang yang di anggap bisa meningkatkan potensi Kabupaten Boyolali belum banyak tergali. Menurut mereka masih banyak potensi-potensi menjanjikan di sektor pariwisata belum ada peningkatan yang Berdasarkan data dari Media Cetak dan elektronik (Solopos.com), DPRD Boyolali menyayangkan sektor pariwisata di Kabupaten Boyolali belum tergarap dengan baik. Pasalnya, dari tahun ke tahun bidang yang di anggap bisa meningkatkan potensi Kabupaten Boyolali belum banyak tergali. Menurut mereka masih banyak potensi-potensi menjanjikan di sektor pariwisata belum ada peningkatan yang

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali selaku instansi yang berwenang dalam mengelola, mengarahkan, mengembangkan dan pemberdayaaan wisata di Kabupaten Boyolali masih jauh dari harapan dalam memberikan pengembangan potensi pariwisata di kabupaten tersebut. terlihat masih banyaknya obyek wisata yang kurang terurus dan tidak dikelola dengan baik sehingga menyebabkan ketidak maksimalan dalam pengembangan pariwisata Kabupaten Boyolali. Berdasarkan data yang ada 29 macam jenis obyek wisata yang ada di Kabupaten Boyolali dan tersebar di berbagai kecamatan, antara lain :

Tabel 1.2 Daftar Jenis Potensi Wisata di Kabupaten Boyolali

Kecamatan

Jenis obyek wisata

Jumplah

Selo

Wisata Alam, Rekreasi, budaya spiritual

6 Boyolali

Wisata Alam, Tirta dan Rekteasi

3 Cepogo

Wisata Alam, Budaya Spiritual, ziarah

4 Ampel

Wisata Alam, Budaya Spiritual

Simo

Wisata Tirta dan Rekreasi

1 Sambi

Wisata Budaya Spiritual dan ziarah

2 Kemusu

Wisata Tirta

1 Banyudono

Wisata Tirta, Budaya Spiritual, ziarah

Ngemplak

Wisata Tirta

1 Sawit

Wisata Desa dan industry

1 (Sumber : Wikipedia dan www.promojateng-pemprovjateng.com)

Data menunjukan lebih dari 20 obyek wisata yang ada di kabupaten boyolali dan tersebar di berbagai kecamatan yang ada di Kabupaten Boyolali, akan tetapi yang baru dikelola dan di perkenalkan kepada dunia pariwisata baik lokal maupun asing sekitar 11-13 obyek wisata yang tersebar di beberapa Kecamatan diantaranya :

Tabel 1.3 Daftar Obyek wisata yang di kelola dan dikenalkan di dunia pariwisata

Kecamatan

Nama obyek wisata

Jenis obyek wisata

Selo

Agrowisata Sayur Selo, Air Terjun Kedung Kayang (klakah), Gunung Merapi dan Gunung Merbabu

Wisata Alam, Tirta, Rekreasi, budaya spiritual

Boyolali

Tlatar Reservoir, Kawasan Wisata Umbul Tlatar, Agrowisata Padi

Wisata Alam, Tirta dan Rekteasi

Cepogo

Agrowisata Sapi Perah Cepogo

Wisata Alam, Kemusu

Waduk Kedung Ombo

Wisata Tirta Banyudono Pemandian

Umbul

Pengging,

Pemandian Tirto Marto, Masjid Cipto Mulyo, Pengging Fair,

Wisata Tirta, Budaya Spiritual,

Klego

Waduk Badhe

Wisata Tirta

(Sumber : www.boyolalikab.go.id)

Padahal dari data yang terekspos ke media lebih dari 20 obyek wisata yang berpotensi untuk di kembang, Sebenarnya bagimana peran pemerintah daerah dan pihak terkait dalam megembangkan potensi obyek wisata yang ada di Kabupaten Boyolali.

Pesona alam Kabupaten Boyolali memang tidak henti-hentinya membuat pemerintah daerah dan dinas terkait tertarik untuk mengembangkan potensi wisata Pesona alam Kabupaten Boyolali memang tidak henti-hentinya membuat pemerintah daerah dan dinas terkait tertarik untuk mengembangkan potensi wisata

Tabel 1.4 Renstra Pengembangan Wisata Tahun 2008 di Kabupaten Boyolali

Kecamatan

Jenis Pengembangan obyek wisata Wonosegoro

Wisata Alam, Tirta, budaya spiritual

Musuk

Wisata Kerajianan dan Budaya History

Cepogo

Wisata Kerajianan dan Budaya History

Ampel

Wisata Alam, Rekreasi dan Kerajinan

Simo

Wisata Tirta dan Rekreasi, budaya spiritual

Sambi

Wisata Alam, Tirta, budaya spiritual Mojosongo

Wisata Tirta

Banyudono Wisata Alam, Tirta, Budaya Spiritual, ziarah Karanggede

Wisata Alam, Tirta

Selo

Wisata Alam

(Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Boyolali 2008) Melihat banyaknya potensi alam Kabupaten Boyolali yang sangat

menggiurkan sebagai salah satu strategi memperoleh pemasukan kas keuangan daerah, perlu dilakukan pengembangan dan pemberdayaan wisata baik yang sudah terkenal dan yang belum dikenal seperti Wisata Tirta, Wisata Alam, Wisata Budaya dan Wisata Historis. Hal ini perlu dukungan dari berbagai kalangan mulai dari pemerintah daerah, masyarakat dan investor untuk mengembangkan dan memberdayakan potensi wisata-wisata tersebut.

dan daya tarik wisata ke Kabupaten Boyolali. Banyaknya obyek wisata yang ada di Kabupaten Boyolali apabila dikembangkan secara profesional akan sangat mungkin jika Kabupaten Boyolali menjadi primadona kunjungan wisatawan baik secara lokal, regional, nasional maupun internasional dengan melihat pada potensi yang ada. Didukung oleh letak geografis Kabupaten Boyolali strategis dan kondisi alam yang sangat indah sangat memungkinkan pariwisata untuk berkembang pesat.

Perkembangan tingkat kebutuhan masyarakat yang tinggi, yang ingin melepaskan rutinitas keseharian dengan melakukan rekreasi baik sendiri maupun bersama teman dan keluarga menjadikan dorongan untuk mengunjungi obyek wisata air (tirta) yang ada. Sehingga perlu adanya pengembangan obyek wisata air (tirta) yang nantinya dapat bersaing dan menjadi primadona wisatawan untuk mengunjunginya. Melihat banyaknya potensi wisata di kabupaten boyolali sangat potensial untuk dikembangkan menjadi obyek wisata unggulan dan daya tarik wisata ke Kabupaten Boyolali, sehingga perlu peran serta pemerintah daerah dan dinas terkait dan masyarakat dalam pengembangan wisata-wisata air (tirta) di wilayah Boyolali. Ini sangat baik untuk perekonomian wilayah serta bisa meningkatkan kesejahteraan masyrakat sekitar dan pendapatan asli daerah sehingga bisa membantu sector pembangunan ekonomi kabupaten ini.

Melihat fenomena yang ada tersebut peneliti semakin tertarik untuk mengetahui lebih jauh terkait tentang Peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Boyolali yang seharusnya bisa memberikan kontribusi dalam Pendapatan Asli Daerah dan Pembangunan ekonomi Kabupaten Boyolali.

B. RUMUSAN MASALAH

Melihat uraian latarbelakang tersebut peneliti tertarik lebih jauh untuk meneliti tentang pariwisata di Kabupaten Boyolali sehingga membuat rumusan masalah :

1. Bagaimana Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam mengembangkan Potensi Obyek Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali?

2. Faktor apa saja yang penghambat dan pendukung dalam mengembangkan Potensi Obyek Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali?

C. TUJUAN

1. Tujuan Operasional

a. Untuk mengetahui Bagaimana Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam mengembangkan Potensi Obyek Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali.

b. Untuk mengetahui Faktor apa saja yang penghambat dan pendukung dalam mengembangkan Potensi Obyek Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali

Diharapakan dapat memberikan masukan kepada semua pihak yang terkait dalam pengembangan obyek wisata oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali

3. Tujuan Individual Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara

untuk peneliti

D. MANFAAT

a) Bagi Peneliti

1. Sebagai sebuah karya ilmiah sebagai sarana menambah pengetahuan dan wawasan oleh peneliti

2. Sebagai upaya pengembagan potensi wisata dan memberikan sumbangsih dalam fungsi Tri Darma Perguruan Tinggi.

b) Bagi Masyarakat

1. Sebagai sumber informasi kepada masyarakat terkait pengembagan obyek pariwisata.

2. Memberikan gambar tentang besarnya potensi pariwisata yang di miliki

1. Sebagai laporan temuan dilapangan akan kinerja dari dinas terkait dalam upaya pengembangan potensi pariwisata untuk kedepannya

2. Sebagai refrensi Dinas dan pihak-pihak terkait untuk mengetahui faktor- faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan potensi

pariwisata.

3. Sebagai sarana informasi kepada dinas terkait di dalam langkah kedepan yang seharusya dilakukan untuk mengembangkan potensi wisata sehingga

memberikoan kontribusi pendapatan asli daerah.

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam tinjauan pustaka ini membahas beberapa teori dan kajian yang akan digunakan sebagai landasan dalam penelitian.

A. DEFINISI PARIWISATA DAN WISATA

1. DEFINISI PARIWISATA

Menurut para ahli bahasa kata pariwisata berasal dari bahasa Sanksekerta, sesungguhnya bukanlah berarti ”tourisme” (Bahasa Belanda) atau “tourism” (Bahasa Inggris). Kata pariwisata terdiri dari dua suku kata yaitu : pari dan wisata. Kata Pari dapat diartikan banyak, berkali-kali, berputar-putar dan penuh. Kata Wisata, dapat diartikan perjalanan atau bepergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata “travel” dalam bahasa inggris. Dengan demikian Pariwisata dapat diartikan sebagai Perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat yang lain, yang dalam bahasa inggris di sebut denga kata “tour”, sedangkan untuk pengertian jamak, kata “kepariwisataan dapat digunakan kata toursme atau tourism. Dengan kata lain Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ketempat yang lain dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah

“tour”. (Oka A. Yoeti, 1996 : 112-113)

ke 17. Konon untuk pertama kali diguanakan oleh mendiang Presiden Soekarno dalam suatu percakapan sebagai padanan dari istilah asing tourism. Menurut R.G Soekadijo, Pariwisata itu ialah segala kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan. Semua kegiatan pembangunan hotel, pemugaran obyek budaya, pembuatan pusat rekreasi, penyelenggaraan pekan pariwisata, penyediaan angkutan dan sebagainya. Semua itu dapat disebut kegiatan kepariwisataan sepanjang kegiatan-kegiatan itu semua dapat diharapkan para wisatawan akan berdatangan. (Soekardijo, 1997 : 1-2)

A.J. Burkart dan S. Mendelik, mengakatakan bahwa : Tourism, Past, Present and Future, berbunyi “ Pariwisata berarti perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan di luar tempat dimana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan-kegiatan selama mereka tinggal di tempat- tempat tujuan itu”. (R.G Soekardijo, 1997 : 3).

Menurut Profesor Hunziger dan Krapf dari Swiss dalam buku Grundriss der Allgemeinen Fremdenverkehrslehre mendefinisikan pariwisata

sebagai “keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing di sesuatu tempat, dengan syarat bahwa mereka tidak tinggal di situ untuk melakukan suatu pekerjaan yang penting (a major.... activity) yang memberi keuntungan yang bersifat permanen maupun

(keseluruhan...... gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing) adalah definisi pariwisata seperti sudah dijelaskan di atas. Definisi yang pada umumnya di anggap baik itu pada bagiannya yang kedua mengartikan “tinggal sementara atau tidak menetap secara ekonomik” dan menjabarkannya sebagai ; “wisatawan tidak melakukan pekerjaan penting yang memberikan keuntungan.” (R.G Soekardijo, 1997 : 12-13).

O ka A. Yeoti menyimpulkan bahwa “pariwisata” adalah suatu perjalaanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarkan dari suatu tempat ketempat yang lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (busines) atau mencari nafkah di timpat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. (Oka A. Yeoti, 1996 : 118)

Pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, budaya, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lainnya seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar. (Gamal Suwantoro, 2004 : 3). Sedangkan Murphy (1985), Pariwisata adalah keseluruhan dari elemen-elemen terkait (wisatawan, daerah tujuan wisata, perjalanan, industri, dan lain-lain) yang merupakan akibat dari Pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, budaya, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lainnya seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar. (Gamal Suwantoro, 2004 : 3). Sedangkan Murphy (1985), Pariwisata adalah keseluruhan dari elemen-elemen terkait (wisatawan, daerah tujuan wisata, perjalanan, industri, dan lain-lain) yang merupakan akibat dari

Institut of Tourism in Britain (1976) mendefinisikan Pariwisata sebagai kepergian orang-orang untuk sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan tempat kerja sehari-hari, serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat-tempat tujuan tersebut; ini mencakup kepergian untuk berbagai maksud, termasuk kunjungan hari atau darmawisata. (Kusuma Yadi & Endar Sugiarto, 2000 : 5)

Dr. S alah Wahab mengungkapkan bahwa “pariwisata” dalah salah satu jenis industri baru mampu menghasilakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi yang kompleks, ia juga meliputi industri-industri klasik senbenarnya seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata. Penginapan dan transportasi secara ekonomis juga di pandang sebagai industri. (Nyoman S. Pendit, 1999 : 35). Robert Intosh bersama Shahikant Gupta mencoba mengungkapakan bahwa “pariwisata” adalah gabungan gejala dan hubungan yang ditimbulkan dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan- wisatawan ini serta para pengunjung lainnya. (Nyoman S. Pendit, 1999 : 37)

Schweizerschen Volkswirtaschaft, merumuskan bahwa Pariwisata dalam arti modern adalah merupakan phenomena dari zaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuh terhadap keindahan alam, kesenangan dan kenkmatan alam semesta, dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas dalam masyarakat manusia sebagai hasil perkembangan perniagaaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan pada alat-alat pengangkutan. (Nyoman S. Pendit, 1999 : 38). Sedangkan Herman von Schullerm zu Schratenhofen merumuskan pariwisata adalah istilah bagi semua, lebih-lebih bagi ekonomi, proses yang ditimbulkan oleh arus lalu lintas orang-orang asing yang datag dan pergi ke dan dari suatu tempat, daerah atau negara dan segala sesuatunya yang ada sangkut-pautnya dengan proses tersebut. (Nyoman S.Pendit, 1999 : 38)

Definisi berdasarkan Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, bahwa pariwisata adalah sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usahausaha yang terkait di bidang tersebut. UU No. 10 tahun 2009 tentang pariwisata, pengertian Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

dapat memberikan pengertian pariwisata adalah “suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari satu tempat ke tempat lain yang

mempunyai obyek dan daya tarik wisata untuk dapat dinikmati sebagai suatu rekreasi atau hiburan mendapatkan kepuasan lahir, batin serta dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitanya.

2. DEFINISI WISATA

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, bahwa Wisata merupakan bepergian untuk bersenang-senang, rekreasi atau piknik. Menurut Oka A. Yoeti, Pengertian Wisata adalah perjalanan : dalam bahasa inggris dapat disamakan dengan perka taan “travel”. (Oka A. Yoeti, 1996 :113)

Dalam Undang-Undang Nomor.9 tahun 1990 tentang kepariwisataan bab I pasal 1 menyebutkan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.

Menurut UU No. tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

Sedangkan Wisata tirta : kegiatan wisata yg berhubungan langsung dengan air atau dilakukan di perairan pantai, danau, dsb ( http://deskripsi.com ).

Dengan demikian dapat di simpulkan dari beberapa pengertian bahwa Wisata adalah bepergian bersama-sama untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.dan tujuan lainnya menghilangkan kepenatan dari aktivitas sehari hari.

Sedangkan Wisata Tirta merupakan kegiatan wisata (rekreasi) yang berhubungan langsung dengan air atau dilakukan di perairan pantai, danau, waduk, sungai, dsb.

OBYEK WISATA

Obyek wisata dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Selanjutnya Undang-Undang Nomor. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan dalam bab III pasal 4 disebutkan :

a) Obyek dan daya tarik wisata terdiri atas : - Obyek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang

berwujud keadaan alam serta flora dan fauna.

museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan, taman rekreasi dan tempat hiburan.

b) Pemerintah menetapkan obyek dan daya tarik wisata selain sebagaimana di maksud dalam ayat 1 huruf b.

Gamal Suwantoro 1997 : 19 dalam Argyo Demantoto, 2008 : 16-17 menyebutkan obyek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah. Selanjutnya obyek wisata ini dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu :

a) Obyek wisata dan daya tarik wisata alam Obyek wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan dan

kekayaan alam.

b) Obyek wisata dan daya tarik budaya Obyek dan daya tarik bersumber pada kebudayaan, seperti peninggalan

sejarah, museum, atraksi kesenian, dan obyek lain yang berkaitan dengan budaya.

c) Obyek wisata dan daya tarik pada minat khusus c) Obyek wisata dan daya tarik pada minat khusus

B. PENGEMBANGAN PARIWISATA DAN OBYEK WISATA

1. PENGEMBANGAN PARIWISATA

Pengertian pengembangan menurut J.S Badudu dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, memberikan definisi pengembangan adalah hal, cara atau hasil kerja mengembangkan. Sedangkan mengembangkan berarti membuka, memajukan, menjadikan maju dan bertambah baik.

Instrumen ilmiah untuk mewujudkan perubahan pada organisasi dikenal dengan pengembangan organisasi (Organizational Development). Pengalaman banyak orang menunjukkan bahwa pengembangan sangat bermanfaat bagi organisasi untuk menghadapi berbagai perubahan yang pasti terjadi.Pengembangan organisasi memungkinkan organisasi meningkatkan efektivitas dan kemampuannya beradaptasi dengan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berubah.

Menurut Siagian, 2000 : 3, Upaya-upaya pengembangan organisasi merupakan pendekatan terprogram dan sistematis dalam mewujudkan perubahan. Sasaran utamanya adalah :

1) Peningkatan efektivitas organisasi sebagai suatu sistem yang terbuka

3) Intervensi keperilakuan dilaksanakan melalui kerjasama antara manajemen dengan para anggota organisasi untuk menemukan cara-cara

yang lebih baik demi tercapainya tujuan individu dalam organisai dan tujuan organisai sebagai keseluruhan. (Argyo Demantoto, 2008 : 22)

Dalam banyak hal pengembangan organisasi merupakan suatu perubahan organisasi secara berencana.Perubahan berencana adalah perubahan yang dilakukan secara sengaja, lebih banyak atas kemauan sendiri.Perubahan berencana ini dimaksudkan agar sistem tersebut dapat berfungsi secara efektif dan adanya tekanan dari luar dijadikan sebagai pendorong untuk melakukan perubahan.

Proses pengembangan organisasi adalah suatu proses yang dilakukan secara bertahap, baik dalam usaha peningkatan kemajuan, memecahkan masalah maupun dalam rangka meningkatkan kemampuan melakukan adaptasi terhadap tuntutan perubahan akan masa depan. Pengembangan organisasi tidak hanya memberikan perhatian pada pencapaian hasilnya suatu hasil yang diharapkan tetapi dalam proses pencapaiannya diusahakan memberikan kepuasan kepada mereka berperan serta dalam pencapaiannya. Pengembangan pariwisata tidak lepas dari perkembangan politik, ekonomi, sosial dan pembangunan disektor lainnya.Maka didalam pengembangan

Dari pemikiran diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan adalah suatu proses yang terjadi secara terus menerus, untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya terhadap ancaman yang ada untuk dapat berkembang dalam mencapai tujuan individu dalam organisasi dan tujuan organisasi secara keseluruhan.

Menurut Oka A Yoeti, (1996 : 177-178), hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan suatu daerah menjadi suatu daerah tujuan wisata, agar dapat menarik unntuk dikunjungi oleh wisatawan harus memenuhi tiga syarat yaitu :

1. Daerah itu harus menpunyai “something to see” yaitu harus mempunyai obyek wisata dan atraksi wisata, yang berbeda dengan apa yang dimiliki

oleh daerah lain.

2. Di daerah tersebut harus mempunyai “something to do” di tempat tersebut setiap banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, dan harus banyak

disediakan fasilitas rekreasi atau amusements yang dapat membuat mereka betah, tenggal tibih di tempat itu.

3. Di daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut dengan “something to boy”, ditempat tersebut harus tersedia souvenir dan kerajian rakyat 3. Di daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut dengan “something to boy”, ditempat tersebut harus tersedia souvenir dan kerajian rakyat

The results from the research showed that such dimensions as Quality of accessibility, accommodation, venue and their components contribute directly in satisfaction of tourists, their intend to return and eventually development of tourism industry in a region. ( Alireza Ebrahimpour , Azam Haghkhah 2010 : 1) (Hasil dari penelitian perlihatkan bahwa dimensi sebagai Kualitas aksesibilitas, tempat akomodasi, dan mereka komponen berkontribusi langsung pada kepuasan wisatawan, mereka berniat untuk kembali dan akhirnya terjadi pengembangan industri pariwisata di suatu wilayah.)

(Faktor yang mempengaruhi Kualitas Pelayaan Pariwisata)

1. Destination (Tempat Tujuan)

2. Hotel

3. Accommodation Quality ( Kualitas akomodasi)

4. Interactions (Interaksi)

5. Environment (Lingkungan)

:10- 12)

Alireza Ebrahimpour , Azam Haghkhah : The Role of Service Quality in Development of Tourism Industry , Tehran South Branch of Islamic Azad University, Tehran-Iran and UTM (University of Technology, Malaysia) Date posted: August 31, 2010.

Kriteria untuk mengidentifikasi proyek-proyek pengembangan pariwisata

Kriteria pariwisata sangat penting untuk memastikan bahwa program pembangunan pariwisata akan sukses dalam membantu orang miskin. Minat untuk wisata situs dalam program mana yang akan dilaksanakan tidak boleh diabaikan. Sejumlah memuaskan pengunjung hanya akan dicapai jika daya tarik dari situs ini dikelola oleh proyek untuk membangun commodation dan infrastruktur. Berikut ini adalah kondisi yang dibutuhkan untuk memenuhi kriteria pariwisata menurut Evelina Bazini, Alexandru Nedelea, 2008 : 5 yaitu :

1. Tourism potential. (pariwisata potensial)

2. Tourism assets. (Aset pariwisata)

3. Tourism synergies. (Pariwisata sinergi) (Evelina Bazini , Alexandru Nedelea : Impact of the Tourism Development

on Poverty Reduction in Albania as a Country in Transition affiliation not

Turism, Vol. 3, No. 5, 2008.)