STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DEMAJORS DIY DALAM MEMASARKAN RILISAN FISIK DI YOGYAKARTA TAHUN 2015

(1)

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DEMAJORS

DIY DALAM MEMASARKAN RILISAN FISIK

DI YOGYAKARTA TAHUN 2015

(The Marketing Communication Strategy of Demajors DIY For

Selling Physical Release in Yogyakarta Period 2015)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu Komunikasi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

Agus Slamet Heriyanto

20120530092

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

i

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DEMAJORS

DIY DALAM MEMASARKAN RILISAN FISIK

DI YOGYAKARTA TAHUN 2015

(The Marketing Communication Strategy of Demajors DIY For

Selling Physical Release in Yogyakarta Period 2015)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu Komunikasi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

Agus Slamet Heriyanto

20120530092

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

(4)

iii

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Agus Slamet Heriyanto NIM : 20120530092

Konsentrasi : Advertising

Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

Judul :”Strategi Komunikasi Pemasaran Demajors DIY dalam

Memasarkan Rilisan Fisik di Yogyakarta Tahun 2015”

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan seluruh sumber yang dikutip ataupun di rujuk telah saya nyatakan benar. Apabila dikemudian hari karya saya ini terbukti merupakan hasil plagiat/menjiplak, maka saya bersedia dicabut gelar sarjananya.

Penulis,


(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Butuh empat tahun lebih empat bulan untuk saya bisa sampai dalam fase ini, dimana saya berhasil naik satu tingkat lagi dalam jenjang akademik. Banyak sekali ilmu dan pengalaman yang cukup berarti untuk perjalanan saya selanjutnya. Banyak sekali orang-orang penting di balik perjalanan saya selama mengenyam pendidikan S1 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kesehatan, kemudahan dan kelancaran dalam penulisan ini

2. Junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan teladannya bagi saya

3. Kedua orangtua saya Bapak Riban dan Ibu Hartati yang telah memberi dukungan baik secara moril dan material

4. Nenekku Hj. Sawidjem atas segala nasehat dan dukungan spiritualnya.

5. Ina May Saroh yang selalu sabar dan menjadi motivasiku untuk menyelesaikan pendidikanku.

6. Karya musik beserta gigs di Yogyakarta yang selalu memberi energi positifnya.

7. Semua teman-teman Purwodadi, Somex, Hanafi, Timi, Antok, Lehor, Meta, Ali, Frog, Tee dan Galih.

8. Teman-teman alumnus SD N 2 Depok (2005), SMP N 2 Toroh (2008), SMA N 1 Toroh (2011)

9. Teman gigs, Bowo, Dian, David, Faiz, dan Seno

10. Teman-teman kuliah sejak awal hingga akhir, Angga, Agil, Acen, Eboy, Dwi, Meysa, Hada, Tancak, Samsul, Khiram, Rifa, Agam, Ragil, Sandra, Cepi, Yusra, Heri, Lisong, Kiki, Bram, Ari, Radit, Adit, Paman Koko, Rosewita, Goes, Tiwul, Erna, Bagas, Adi, Nisa, Leo, Jojo

11. KKN 69, Fadhil, Wisnu, Diko, Awi, Sam, Son, Adnan, Dede, Makyak, Dita, Lupyta, Juju, Ajeng,


(6)

v

12. My Influence, Jimi Multhazam, Farid Stevy Asta, I Made Budi Sartika, Ari Astina, Rekti Yoewono, Joey dan Ratabill.

13. Teman-teman dari Advertising maupun teman-teman Ilmu Komunikasi 2012, sampai jumpa di masa depan.

14. Pejuang HAM Widji Tukul, Munir, Marsinah dan gerakan melawan lupa. 15. Gerakan Jogja Ora Didol, Gerakan Bali Tolak Reklamasi, Gerakan Pati Tolak

Pabrik Semen dan Gerakan sosial dan budaya di seluruh Indonesia. 16. Kamu yang telah meluangkan waktu untuk membaca skripsi ini.


(7)

vi

MOTTO

“Runtuhkan Dinding Pembatas, Menjadilah Luas”

-Agus Slamet-

“Tiada Hal Yang Tak Mungkin, Abaikan Mustahil” -Jimi


(8)

Multhazam-vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya maka penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi

Komunikasi Pemasaran Demajors DIY dalam Memasarkan Rilisan Fisik di Yogyakarta Taun 2015”.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Ikom), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan serta partisipasi dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu dalam kesempatan ini dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis menyampaikan ketulusan ungkapan terimakasih yang sebesar-besarnya, kepada:

1. Bapak Prof. Dr Bambang Cipto, M.A., Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Ali Muhammad, S.IP., M.A., Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Bapak Haryadi Arif Nuur Rasyid, S. IP., M.Sc., selaku ketua Jurusan Ilmu Komunikasi UMY dan selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bantuan, masukan, arahan, semangat, bimbingan dan pengetahuan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Erwan Sudiwijaya, S.sos, MBA dan ibu Ayu Amalia, S.Sos, M.Si., selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran serta telah sabar dan banyak meluangkan waktu kepada penulis.

5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis selama masa kuliah.


(9)

viii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya guna menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik lagi.

Wassalamualaikum wr. wb.

Yogyakarta, 17 Desember 2016


(10)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

ABSTRAK ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Kajian Teori ... 9

1. Strategi Komunikasi Pemasaran ... 9

1.1 Pelaku Komunikasi ... 10

1.2 Material Komunikasi ... 10

1.3 Proses Komunikasi ... 10

2. Analisis SWOT ... 11

2.1. Analisis Lingkungan Internal ... 12

2.2. Analisis Lingkungan Eksternal ... 12

3. Segmentasi Pasar ... 13

3.1 Segmentasi Geografis ... 14

3.2 Segmentasi Demografis ... 14

3.3 Segmentasi Psikografis ... 15


(11)

x

3.5 Segmentasi Benefit ... 16

4. Target Pasar ... 16

5. Bauran Pemasaran ... 16

5.1 Produk ... 17

5.2 Harga ... 17

5.3 Place ... 18

5.4 Promosi ... 18

6. Bauran Promosi ... 18

6.1 Periklanan ... 19

6.2 Promosi Penjualan ... 20

6.3 Hubungan Masyarakat ... 22

6.4 Pemasaran Langsung ... 23

6.5 Penjualan secara Pribadi ... 24

6.6 Event and Experience ... 24

7. Evaluasi ... 25

7.1 Audit Lingkungan Penjualan ... 26

7.2 Audit Tujuan dan Sasaran Penjualan ... 26

7.3 Audit Kebijakan Penjualan ... 27

7.4 Audit Taktik dan Strategi Penjualan ... 27

7.5 Audit Organisasi Penjualan ... 27

7.6 Audit Produktivitas Penjualan ... 27

F. Metode Penelitian ... 27

1. Jenis Peneltian ... 27

2. Informan ... 29

2.1 Kriteria Informan ... 29

2.2 Tehnik Penentuan Informan ... 30

3. Lokasi Penelitian ... 31

4. Teknik Pengumpulan Data ... 32

4.1 Tehnik Wawancara ... 32

4.2 Tehnik Observasi ... 32

4.3 Tehnik Dokumentasi ... 34


(12)

xi

5. Validitas Data ... 35

6. Tehnik Analisis Data ... 36

6.1 Pengumpulan Data ... 37

6.2 Reduksi Data ... 37

6.3 Penyajian Data ... 37

6.4 Kesimpulan ... 37

BAB II GAMBARAN UMUM DEMAJORS DIY A.Penelitian Terdahulu ... 38

B.Sejarah Singkat Demajors DIY ... 42

C.Lokasi Perusahaan ... 44

D.Tujuan Perusahaan ... 44

E. Sistem Penjualan ... 44

F. Sumber Penggunaan Dana ... 45

G.Logo Perusahaan ... 45

H.Visi dan Misi Demajors DIY ... 46

I. Struktur Organisasi ... 47

J. Personalia ... 49

K.Produk ... 50

L. Proses Produksi ... 50

BAB III SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A.Sajian Data ... 52

1. Analisis SWOT ... 52

2. Segmentasi Pasar ... 58

3. Target Pasar ... 60

4. Bauran Pemasaran ... 62

5. Bauran Promosi ... 69

6. Strategi Pesan ... 74

7. Saluran Komunikasi Demajors DIY ... 77


(13)

xii

7.2 Direct Marketing ... 79

7.3 Personal Selling ... 81

7.4 Event and Experience ... 83

8. Evaluasi ... 88

B. Pembahasan ... 90

1. Analisis SWOT ... 91

2. Segmentasi Pasar ... 92

3. Target Pasar ... 93

4. Bauran Pemasaran ... 95

5. Bauran Promosi ... 97

6. Strategi Pesan ... 98

7. Saluran Komunikasi Demajors DIY ... 99

8. Evaluasi Hasil Promosi Demajors DIY ... 103

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 106

B. Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(14)

xiii

DAFTAR TABEL


(15)

xiv

DAFTAR BAGAN

2.1 Struktur Organisasi Demajors DIY ... 47 `


(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Lokasi Toko Demajors DIY ... 64

Gambar 3.2 Produk Demajors DIY ... 67

Gambar 3.3 Website Demajors DIY ... 72

Gambar 3.4 Akun Instagram Demajors DIY ... 73

Gambar 3.5 Akun Twitter Demajors DIY ... 73

Gambar 3.6 Brosur Demajors DIY ... 78

Gambar 3.7 Kegiatan Personal Selling Demajors DIY ... 83

Gambar 3.8 Poster Acara Cassete Store Day Yogyakarta 2015 ... 85


(17)

xvi

DAFTAR DIAGRAM


(18)

xvii

ABSTRAK

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Departemen Ilmu Komunikasi Konsentrasi Advertising

Nama : Agus Slamet Heriyanto (20120530092)

Judul Skripsi : Strategi Komunikasi Pemasaran Demajors DIY Dalam Memasarkan Rilisan Fisik di Yogyakarta Tahun 2015

Tahun Skripsi : 2016. 127 halaman + 1 lampiran Daftar Pustaka : Buku 19+ Media Online 2

Demajors DIY ialah toko distribusi rilisan fisik berupa kaset pita, CD dan vinyl

atau piringan hitam dari indie label Nasional bernama Demajors Independent Music Industry (DIMI). Demajors DIY berlokasi di dalam komplek JNM (Jogja Nasional Museum) yang beralamat di Jalan. Amri Yahya No.1 Gampingan Wirobrajan Yogyakarta. Berdirinya Demajors DIY dilatar belakangi oleh pasar rilisan fisik yang masih hidup dan cukup menjanjikan di kota Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui hasil dari strategi komunikasi pemasaran yang diterapkan oleh Demajors DIY dalam meningkatkan penjualan rilisan fisik.

Pada penelitiain ini menggunakan teori komunikasi pemasaran yang digunakan untuk menerangkan arus informasi dari pemasar hingga sampai kepada konsumen dengan segala elemen pemasaran. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Setelah data yang diperoleh sudah lengkap maka selanjutnya peneliti melakukan analisis data yang berupa pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan selanjutnya dilakukan pembahasan sehingga dapat menarik kesimpulan.

Dalam Strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan, Demajors DIY telah berhasil mencapai visi utamanya yaitu meningkatkan loyalitas konsumen dan kesadaran konsumen akan rilisan fisik. Selain itu jumlah penjualan mengalami grafik yang stabil setiap bulannya dan bahkan selalu meningkat, terlebih pada

event and experience. Namun dalam tahapan komunikasi pemasaran yang telah di lakukan oleh Demajors DIY ada beberapa tahapan yang harus di perhatikan dan perlu di tingkatkan lagi, seperti tahapan strategi pesan, memaksimalkan peran

public relation dan tahapan evaluasi dari strategi komunikasi pemasaran.

Kata kunci : Srategi komunikasi pemasaran, Demajors DIY, pemasaran rilisan fisik.


(19)

xviii

ABSTRACT

University Muhammadiyah Yogyakarta Faculty of Social and Political

Department of Communication Studies Majoring in Advertising

Agus Slamet Heriyanto

The Marketing Communication Strategy of Demajors DIY For Selling Physical Release in Yogyakarta Period 2015

Year of Thesis : 2016. 127 pages + 1 attachement Resource Library : 19 books + 2 online resource

Demajors DIY is a distribution store for physical realese as casete, compact disc and vinyl from indie label national names Demajors Records. Demajors DIY is located in JNM (Jogja National Museum) at 01 Amri Yahya Street, Gampingan, Wirobrajan, Yogyakarta. Demajors has been build because the market of physical release in Yogyakarta is still good and pledge. The purpose of this research is to description and to know the result from marketing communication strategy who has been applying by Demajors DIY to improve the sale of physical release. The research used the marketing communication theory for explain the information from seller until it come to consumer with all elements of marketing who give the meaning and inform the value to consumer and stakeholder in the company.The research is a descriptive qualitative research the data collection technique such as interviews, observation and documentation. Having obtained the complete data is then performer data processing and presentation of the result for further discussion so that it be deduce.

With the marketing communication strategy, Demajors DIY has success to reach their first vision is to increase the consumer loyalty and awareness of physical release. Besides the quantity of sale had a stable graph every month even increase, especially at the event and experience. However in the phase of marketing communication of Demajors DIY there are some phase who has to get more attention and improved, such as message strategy, public relation and the evaluation from marketing communication strategy.

Keywords : marketing communication strategy, Demajors DIY, marketing of physical release.


(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Musik adalah salah satu karya seni yang sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, di dalam musik selalu terdapat suatu memori tertentu yang terkenang disetiap proses perjalanan hidup. Dalam perkembangannya, industri musik mengalami kemajuan yang sangat pesat, ini diiringi juga berkembangnya kemajuan dari teknologi.

Industri musik di Indonesia sendiri berawal sejak tahun 1950, adalah Tio Tek Hong seorang pedagang kaya di Batavia yang menjual rilisan fisik berupa piringan hitam / vinyl. Walaupun saat itu pasarnya masih amat sangat sempit, yaitu masyarakat yang tinggal di perkotaan. Pada tahun 1954, ada seorang pengusaha pribumi bernama Soejoso Karsono yang memanfaatkan garasi rumahnya sebagai studio rekaman yang diberi nama Irama Studio. Lalu pada tahun 1956, berdirilah studio rekaman pertama yang didirikan oleh pemerintah Indonesia, yaitu Lokananta yang berada di Solo, Jawa Tengah. Pada era ini rekaman yang dicetak masih berupa piringan hitam, baru pada tahun 1964 industri kaset pita mulai masuk ke Indonesia.

Fenomena kaset pita ini nampaknya mulai membuat pasar piringan hitam agak meredup, dikarenakan masyarakat lebih memilih menikmati


(21)

2

musik melalui kaset pita. Selain harganya lebih murah, penggunaan kaset pita lebih praktis dari pada piringan hitam. Dengan adanya pasar kaset pita yang lebih menjanjikan banyak studio rekaman yang berhenti memproduksi piringan hitam dan beralih ke kaset pita. Pada awal tahun 1970 perkembangan industri musik di Indonesia semakin tumbuh subur, terlebih dengan bermunculannya perusahaan rekaman di daerah-daerah seperti di Surabaya, sebut saja Serimpi, Indra, Suara Mas dan Nirwana adalah perusahaan rekaman yang tumbuh berkembang di Surabaya. Sedangkan di Indonesia bagian timur, Makassar disebut-sebut sebagai sentra bisnis Indonesia bagian timur, hal itu ditandai dengan munculnya beberapa label rekaman yang merupakan ekspansi dari Jawa seperti, Special, Suara Mas, Irama Baru dan Ok di tahun 1973. Selain di Makassar label rekaman juga muncul di kota Medan dan daerah lainnya yang tersebar di Indonesia. Hal ini menjadi bukti bahwa musik banyak dinikmati oleh mayoritas rakyat Indonesia. (http://www.reviewmusi.com/content/industri-musik-indonesia- di akses tanggal 23 Juli 2016)

Pada pertengahan tahun 1990-an kaset sedikit agak lesu di pasaran, ini disebabkan oleh masukknya teknologi compact disc atau CD ke Indonesia. CD dianggap lebih praktis dari segi proses rekaman dan penggandaan, dari segi suara sound yang dimunculkan juga lebih jernih dari pada kaset. Hal ini menyebabkan perusahaan rekaman beralih ke CD walaupun masih juga memproduksi kaset namun dengan jumlah terbatas. Seiring berkembangnya teknologi ternyata tak selalu membawa dampak positif bagi industri musik,


(22)

3

dengan populernya teknologi komputer di kalangan masyarakat memudahkan masyarakat menggandakan CD atau istilah populernya pembajakan. Fenomena ini mengakibatkan redupnya CD di pasaran, hal ini diperburuk oleh masuknnya internet ke Indonesia. Dengan internet masyarakat sangat bebas mengakses apa saja, dan dalam konteks ini adalah musik. Sehingga mengakibatkan berubahnya pola konsumsi musik masyarakat dari analog ke digital, apalagi banyak website yang menyediakan fasilitas untuk mendengarkan musik secara gratis dan menyediakan akses untuk mengunduh secara bebas dan gratis. Nampaknya beberapa faktor tadi menjadi alasan utama meredupnya CD di industri musik. (http://www.administrators, klikdigital.net/content/industri-musik-indonesia- di akses tanggal 23 Juli 2016)

Berbicara mengenai pasar rilisan fisik di era 2016 memanglah tidak seluas pada tahun 1954 sampai 1990, sebelum pembajakan dan era digitalisasi menjamur di kalangan masyarakat. Dengan banyaknya gerai kaset ternama yang tutup seperti Aquarius dan Disctara memang cukup membuat resah bagi para penikmat musik untuk mendapatkan rilisan fisik incarannya. Namun beberapa tahun belakangan ini, banyak juga label rekaman maupun label distribusi dan toko kaset yang bermunculan di kota-kota besar Indonesia, baik yang sudah punya toko offline ataupun yang hanya sekedar melayani pembelian secara online. Tidak jarang dari mereka yang memberanikan membuka toko kaset di era yang serba digital ini berangkat dari seorang kolektor yang sudah mulai bosan dengan koleksinya dan


(23)

4

menjadikan kebosanan tersebut menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Ada juga yang sengaja berjualan sembari mengoleksi suatu rilisan fisik yang diburunya, jadi tidak jarang antar pedagang terjadi jual beli bahkan barter koleksi. Pedagang kaset ini tersebar di beberapa kota besar di Indonesia, di antaranya di Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Bali, Palembang, Makassar dan Samarinda. Di Yogyakarta sendiri terdapat 38 toko offline maupun online yang menjual rilisan fisik.

Dari 38 toko atau gerai yang menjual rilisan fisik, ada salah satu toko yang sangat berpengaruh dalam perputaran rilisan fisik di Yogyakarta, yaitu Demajors DIY. Demajors DIY adalah sebuah gerai rilisan fisik dari label rekaman bertaraf nasional bernama Demajors Independent Music Industry

(DIMI). Perjalanan Demajors di blantika musik Indonesia bermula dari kecintaan David Karto terhadap dunia musik membuatnya nekat untuk mendirikan sebuah toko piringan hitam di bilangan Gandaria, Jakarta Selatan pada tahun 2001. Ia kemudian mendirikan Demajors bersama dua rekannya yaitu Adhi Djimar dan Sandy Maheswara pada tanggal 30 Maret 2001. Seiring berjalannya waktu mereka mulai melihat peluang dan memenuhi keinginan para pelanggan, sehingga produknya bertambah dengan

marchendise band-band lokal. Demajors mulai memasuki industri musik tanah air di tahun 2004, pada awalnya melalui jalur distribusi musik terlebih dahulu. Sejauh ini sudah terdapat 100 lebih artis dari berbagai macam genre dan berasal dari berbagai macam daerah yang telah bergabung dengan Demajors, diantaranya ada Morfem (Jakarta), FSTVLST (Yogyakarta),


(24)

5

Auman (Palembang), Dialog Dini Hari (Bali), Danilla (Bandung), Endah and Resha (Tangerang), Blingsatan (Surabaya) dan masih banyak lagi lainnya. Selain bekerja sama dengan artis lokal, Demajors DIY juga menjalin kerja sama dengan artis internasional seperti Monday Michiru, Thirdiq, martin Denev, Joujouka, Root Soul dan Domu. Rilisan Demajors dapat ditemui di gerai-gerai musik ternama, seperti Disc Tara, Music Plus, dan Duta Suara.

Selain gerai musik ternama tersebut, sejauh ini Demajors telah memperluas jaringan distribusinya ke beberapa daerah di Indonesia dan Malaysia, seperti Jakarta, Bekasi, Bogor, Tangerang, bandung, Cirebon, Depok, Karawang, Semarang, Solo, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Purwokerto, Bali, Makasar, Banjarmasin, Pontianak, Samarinda dan Kuala Lumpur. Sejak tahun 2010, Demajors melebarkan sayapnya di Yogyakarta dengan membentuk Demajors DIY yang berlokasi di dalam komplek Jogja Nasional Museum. Demajors DIY terbentuk atas inisiatif kerja sama David Karto sebagai pendiri sekaligus pemilik Damojors dengan KPH. Nico Wironegoro sebagai pemilik komplek Jogja Nasional Museum, kerja sama tersebut menghasilkan terciptanya Demajors DIY yang memanfaatkan ruang kosong di dalam komplek Jogja Nasional Museum.

Adapun hal-hal yang melatar belakangi didirikannya Demajors DIY adalah pasar rilisan fisik yang masih hidup dan cukup menjanjikan di kota Yogyakarta. Dengan adanya Demajors DIY dapat membantu para konsumen rilisan fisik dalam mencari rilisan fisik incarannya. Di Demajors DIY tidak hanya menjual rilisan fisik yang berasal dari Demajors saja, melainkan


(25)

6

berasal juga dari titipan dari beberapa band indie lokal yang belum mempunyai jalur distribusi, dan juga berasal dari beberapa kolektor yang mempunyai koleksi berlebih. Tidak hanya rilisan fisik, Demajors DIY juga menjual beberapa merchandise baik dari band yang bernaung di Demajors maupun band indie lokal lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk menarik perhatian para penikmat musik untuk mau kembali mendatangi toko atau gerai musik dan juga berminat kembali untuk membeli dan mengkonsumsi musik secara fisik.

Niche marketing atau pemasaran ceruk adalah suatu kelompok pelanggan yang lebih sempit yang mencari bauran manfaat yang berbeda. Pemasar biasanya mengidentifikasi ceruk dengan membagi suatu segmen menjadi subsegmen. Pada niche marketing pelanggan mempunyai kumpulan kebutuhan yang berbeda, mereka bersedia membayar lebih kepada perusahaan yang paling memuaskan mereka. Niche marketing tidak besar, namun mempunyai ukuran, laba dan pertumbuhan yang potensial dan tidak menarik banyak pesaing lainnya. Niche marketing dapat menghasilkan keekonomisan tertentu melalui spesialisasi. (Philip Kotler, 2008:229)

Nampaknya Demajors DIY memanfaatkan niche marketing ini sebagai target pasar mereka. Fenomena rilisan fisik sebenarnya bisa dikatakan hampir tergeser oleh rilisan dalam bentuk digital, baik iitu yang berbayar ataupun album-album yang bebas unduh. Akan tetapi penggemar dan penikmat rilisan dalam bentuk fisik semacam compact disk, kaset pita dan piringan hitam masih tergolong cukup banyak di Indonesia, karena di


(26)

forum-7

forum jual beli, masih cukup ramai memperjual belikan atau hanya sekedar barter sejumlah rilisan fisik.

Kembalinya pola konsumsi musik dalam bentuk fisik oleh beberapa kalangan masyarakat yang sadar dan peduli terhadap industri musik Indonesia sedikit menjadi angin segar bagi pasar rilisan fisik, selain itu rilisan fisik yang bersifat collectionable semakin digemari oleh beberapa penikmat musik dari

high fans dari suatu grup musik atau musisi tertentu sampai para kolektor rilisan fisik yang mengoleksi dari beberapa genre yang lebih luas, tidak jarang banyak juga band ataupun musisi kembali merilis karya mereka ke dalam bentuk fisik, hal ini disebabkan oleh bangkitnya gairah dalam pasar rilisan fisik itu sendiri, walaupun band atau musisi yang mau merilis karyanya ke dalam bentuk fisik mayoritas berdatangan dari ranah independent.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penilitian ini adalah “Bagaimana Strategi Komunikasi Pemasaran Demajors DIY Dalam

Memasarkan Rilisan Fisik di Yogyakarta Tahun 2015?”

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan yaitu :

a. Untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran rilisan fisik di Demajors DIY.


(27)

8

b. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam strategi komunikasi pemasaran di Demajors DIY.

c. Untuk mengetahui hasil dari strategi komunikasi pemasaran yang diterapkan oleh Demajors DIY dalam meningkatkan penjualan rilisan fisik.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Secara Akademis :

Secara akademis , peneliti berharap dengan melakukan penelitian “Strategi Komunikasi Pemasaran Rilisan Fisik di Demajors DIY ini akan memberikan manfaat yang baik bagi seluruh mahasiswa khususnya mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY untuk mengetahui lebih dalam tentang strategi komunikasi pemasaran.

2. Secara Teoritis:

Secara teoritis, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan referensi tentang pengolahan pemasaran rilisan fisik, khususnya tentang strategi komunikasi pemasaran dalam meningkatkan penjualan rilisan fisik.

3. Secara Praktis:

Secara praktis, hasil penulisan ini secara khusus diharapkan dapat memberikan pengetahuan atau infromasi kepada pembaca tentang strategi komunikasi pemasaran yang baik.


(28)

9 E. KAJIAN TEORI

1. Strategi Komunikasi Pemasaran (Marketing Comunication Strategy)

Strategi ialah suatu rencana yang fundamental untuk mencapai sebuah tujuan dari perusahaan. Kanneth R. Andrews menyatakan bahwa strategi perusahaan adalah pola keputusan dalam perusahaan yang menentukan dan mengungkapkan sasaran ,maksud atau tujuan yang menghasilkan suatu kebijaksanaan utama dan merencanakan suatu pencapaian tujuab serta merinci jangkauan bisnis yang akan dikejar oleh suatu perusahaan. (Dr. Buchari Alma, 1992:201)

Secara luas komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual yang merupakan kegiatan untuk membantu mengambil sebuah keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan semua pihak. (Basu Swastha, 1984:234)

Menurut Warren J.Keegan et.al, komunikasi pemasaran ialah istilah yang digunakan untuk menerangkan arus informasi dari pemasar hingga sampai kepada konsumen dengan segala elemen pemasaran yang memberi arti dan mengkomunikasikan nilai kepada konsumen dan stakeholder

dalam sebuah perusahaan. Ada tiga unsur pokok dalam proses komunikasi pemasaran, yaitu:


(29)

10 1.1 Pelaku Komunikasi

Pada unsur pelaku komunikasi terdiri dari dua unsur yaitu yang pertama adalah pengirim (sender) atau komunikator yang menyampaikan pesan, yang kedua yaitu penerima (receiver) atau komunikan pesan.

1.2 Material Komunikasi

Ada beberapa material komunikasi pemasaran yaitu:

a. Gagasan, yaitu materi pokok yang hendak disampaikan pengirim. b. Pesan, yaitu himpunan berbagai simbol (oral, verbal, atau non

verbal) dari suatu gagasan.

c. Media yaitu pembawa pesan komunikasi.

d. Response yaitu reaksi pemahaman atas pesan yang diterima olleh penerima pesan.

e. Feed Back, yaitu pesan umpan balik dari sebagian atau keseluruhan respon yang dikirim kembali oleh penerima.

f. Gangguan (noise), yaitu segala sesuatu yang dapat menghambat kelancaran proses komunikasi.

1.3Proses Komunikasi

Proses penyampaian pesan (dari pengirim kepada penerima) maupun pengiriman kembali respon (dari penerima kepada pengirim). Adapun tujuan komunikasi pemasaran yaitu untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi untuk melakukan pembelian atau menarik konsumen, dan mengingatkan khalayak untuk melakukan pembelian


(30)

11

ulang (Fandy Tjiptono, 1997:220). Berikut ini adalah tahapan penyusunan proses komunikasi pemasaran:

Bagan 1.1. Tahapan Penyusunan Proses Komunikasi Pemasaran

2. Analisis SWOT

Analisis SWOT (strenght, weakness, opportunity, threats) merupakan salah satu metode untuk menggambarkan suatu kondisi dan mengevaluasi sesuatu masalah, proyek atau konsep suatu bisnis yang berdasarkan faktor internal dan eksternal. Dalam analisis SWOT terdapat dua analisis yaitu analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal.

Analisis lingkungan internal terdiri dari analisis kekuatan (Strenght) dan analisis kelemahan (Weakness), sedangkan Analissi lingkungan eksternal terdiri dari analisis peluang (Opportunity) dan analisis ancaman (Threats).

Menentukan Tujuan Komunikasi Pemasaran

Bauran Pemasaran (4P)

Bauran Promosi (4P)


(31)

12 2.1Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal bertujuan untuk mengenali baik kekuatan maupun kelemahan yang dimiliki oleh suatu perusahaan, hal ini dibutuhkan untuk tidak saja memahami lebih baik tentang perusahaan, namun terlebih lagi untuk lebih memanfaatkan keunggulan internal yang ada dan dapat mengatasi kelemahan yang dimiliki. (Gunawan Adi Saputro, 2010:28)

Dalam analisis lingkungan internal terdapat dua komponen yaitu: a. Kekuatan (Strenght)

Strenght merupakan suatu kondisi kekuatan yang terdapat pada organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.

b. Kelemahan (Weakness)

Weakness adalah suatu kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.

2.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Suatu perusahaan harus memantau kekuatan lingkungan makro pokok seperti demografi, ekonomi, teknologi, politik, hukum, sosial dan budaya yang berpengaruh terhadap bisnisnya. Selain itu juga harus dipantau beberapa pemeran lingkungan mikro yang signifikan seperti pelanggan, pesaing, saluran distribusi dan pemasok yang mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pasar tersebut, hal ini bertujuan untuk menemukan


(32)

13

peluang-peluang baru (Philip Kotler, 1998:66-67). Dalam analisis lingkungan eksternal terdapat dua komponen yaitu:

a. Peluang (Opportunity)

Peluang pemasaran adalah suatu gelanggang yang menarik untuk kegiatan pemasaran perusahaan dimana perusahaan tersebut akan meraih keunggulan dalam bersaing. (Philip Kotler, 1998:67) Peluang pemasaran juga merupakan sebuah area kebutuhan dan minat pembeli dimana terdapat probabilitas yang tinggi bagi suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan dengan cara memberikan kepuasan atas kebutuhan di atas. (Gunawan Adi Saputro. 2010:28)

b. Ancaman (Threats)

Ancaman lingkungan adalah tantangan yang diperlihatkan atau diragakan oleh suatu kecenderungan atas perkembangan yang tidak menguntungkan dalam lingkungan yang akan menyebabkan kemunduran atau kemerosotan kedudukan perusahaan, bila tidak ada kegiatan pemasaran dengan tujuan tertentu. (Philip Kotler, 1998:68)

3. Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang dibedakan menurut kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku, yang mungkin memerlukan produk yang berbeda. (Rambat


(33)

14

Lupiyoadi, 2001:34). Menurut Sutisna (2002), segmentasi pasar adalah strategi yang sangat penting dalam mengembangkan progam-progam pemasaran,segmentasi pasar dikembangkan untuk memilih salah satu pasar sasaran yang bisa diidentifikasikan dari berbagai sudut pandang. Dengan segmentasi pasar diharapkan usaha-usaha pemasaran yang dilakukan dapat mencapai tujuan perusahaan secara efesien dan efektif. (Sutisna, 2002:248)

Tujuan dari mengelompokkan ini untuk menentukan perbedaan-perbedaan di antara pembeli, yang mungkin mengakibatkan prefensi (pemilihan) barang-barang yang mereka inginkan. Segmentasi ini berupa proses keseluruhan dari perusahaan untuk memperhatikan pembeli dari tiap-tiap segmen (Drs.M.Mursid, 2014:33). Dalam segmen pasar terdapat lima pola dasar segmentasi pasar, diantaranya adalah:

3.1 Segmentasi geografis

Dalam pola ini pengelompokkan dibagi menjadi lima, yaitu pembagian pasar ke dalam unit-unit geografis seperti wilayah, ukuran wilayah, ukuran kota, kepadatan dan iklim.

3.2 Segmentasi demografis

Segmentasi demogtafis mengelompokkan berbagai macam pembeli atas dasar keadaan suatu masyarakat yang berubah-ubah.

Adapun karakteristik dari segmentasi demografis diantaranya adalah: a. Age group (kelompok umur)


(34)

15

c. Family size ( besarnya keluarga)

d. Family life cycle (siklus penghidupan keluarga) e. Income (pendapatan)

f. Occupation (jabatan) g. Education (pendidikan) h. Religion (agama) i. Race ( suku bangsa) j. Nationality (kebangsaan) k. Social class (klasifikasi sosial)

3.3 Segmentasi psikografis

Dalam pola segmentasi psikografis, pembeli dikelompokkan berdasarkan kelas sosial, gaya hidup dan kerakteristik kepribadian. a. Kelas sosial : karakter pembeli pada kelompok ini adalah mereka

yang selalu membeli barang-barang yang dapat memperlihatkan kelas mereka dalam masyarakat dan bertujuan untuk mengangkat derajat atau kedudukan di mata masyarakat.

b. Gaya hidup: karakter pembeli pada kelompok ini adalah mereka yang selalu up to date terhadap suatu barang dan sangat ingin memilikinya dengan cepat.

c. Karakteristik kepribadian : karakter pembeli pada kelompok ini selalu mencari barang atau produk yang relatif biasa saja, kelompok ini lebih memprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dari pada harus memenuhi kelas sosial dan gaya hidup.


(35)

16 3.4 Segmentasi Perilaku

Dalam segmentasi perilaku pembeli dikelompokkan menurut pengetahuan, sikap, penggunaan dan respon mereka terhadap sebuah produk. Variabel perilaku merupakan titik awal yang terbaik untuk membangun segmen-segmen pasar. (Philip Kotler, 1997:235)

3.5 Segmentasi benefit

Pada segmentasi ini manfaat yang dicari konsumen dari produk ataupun jasa adalah alasan utama yang mendasari mereka untuk membeli produk.

4. Target Pasar

Target audience adalah sasaran atau target utama dari kegiatan pemasaran, target audience bisa merupakan individu, kelompok masyarakat khusus atau umum. Bila perusahaan telah melakukan segmentasi dan targeting, maka segmen itulah yang menjadi target

audience (Rambat Lupiyoadi, 2001:111). Setelah melakukan segmentasi pasar, pemasar dapat memilih target pasar yang sesuai dengan tahap segmentasi tersebut.

5. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan


(36)

17

kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Basu Swastha, 1984:10).

Bauran pemasaran adalah suatu strategi dan sarana dari pemasaran yang meliputi beberapa bauran yakni produk, harga, tempat, dan promosi untuk mendapat suatu respon dari target pasar yang dituju (Mahmud Machfoedz, 2010:61).

5.1 Produk

Dalam kegiatan marketing produk merupakan titik yang sangat sentral, bisa berupa barang maupun jasa. Produk dengan kualitas bermutu akan menunjang dari bauran promosi lainnya. Oleh sebab itu perlu dikaji juga produk apa yang akan dipasarkan, bagaimana selera konsumen masa kini, dan mengetahui apa yang konsumen cari dan inginkan. (Dr. Buchari Alma, 1992:204)

Untuk menciptakan produk yang bermutu, ada beberapa strategi yang harus diperhatikan, diantaranya adalah strategi memberi merk, strategi pembungkus, strategi trading up dan trading down, dan strategi dalam setiap siklus kehidupan produk.

5.2 Harga

Harga adalah salah satu faktor penentu keberhasilan suatu produk di setiap pemasaran produk, sebab itu diperlukannya kebijaksanaan harga. Kebijaksanaan harga dapat dilakukan pada setiap tingkatan distribusi, seperti oleh produsen, grosir, dan retailer. (Dr. Buchari Alma, 1992:207)


(37)

18 5.3 Place.

Dalam hal memasarkan sebuah produk diperlukan tempat atau jalur distribusi, hal ini akan lebih memudahkan para konsumen untuk mendapatkan produk dan juga menguntungkan bagi para produsen untuk memasarkan produknya sehingga timbal balik yang positif akan terjalin. Dengan kata lain, jalur distribusi adalah perantara antara produsen ke konsumen.

5.4 Promosi.

Promosi adalah alat utama untuk memperkenalkan dan membagi segala informasi tentang suatu produk kepada target pasar dari produk tersebut. Di era modern seperti saat ini promosi dapat dilakukan dengan mudah melalui beberapa media iklan cetak, elektronik, dan luar ruang. Tidak hanya melalui iklan, promosi juga dapat dilakukan dengan cara menjadi sponsorship dari suatu event yang menjangkau target pasarnya. Dengan adanya promosi diharapkan dapat meningkatkan pemasaran dari suatu produk tersebut.

6. Bauran Promosi (Promotion Mix)

Dalam memasarkan suatu produk dengan hasil yang maksimal dibutuhkan strategi marketing communication agar apa yang ingin disampaikan dari produk tersebut sampai kepada target yang diinginkan. Dalam hal ini dibutuhkan suatu langkah yang kongkrit untuk mencapai target tersebut, yakni dengan melakukan sebuah promosi.


(38)

19

Promosi merupakan sebuah aktivitas komunikasi yang bertujuan untuk memperlancar arus produk, servis, atau ide tertentu pada sebuah saluran distribusi. Ia merupakan sebuah upaya untuk membujuk para calon pembeli, menerima, menjual kembali, merekomendasikan atau menggunakan produk. Servis atau ide yang sedang dipromosikan secara singkat dapat dikatakan bahwa promosi berusaha untuk mempengaruhi pengetahuan, sikap serta perilaku pihak yang menerimanya dan untuk membujuk mereka untuk menerima konsep-konsep, servis-servis atau barang-barang tertentu. (Winardi , 1989:426)

Promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. (Basu Swastha, 1984:7)

Dalam hal promosi terdapat enam bauran promosi atau sering disebut juga dengan promotion mix, keenam bauran promosi itu diantaranya adalah periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relation), pemasaran langsung (direct marketing), penjualan secara pribadi (personal selling) dan event experience. Dari keenam bauran tersebut masing-masing mempunyai fungsi tersendiri.

6.1Periklanan (Advertising)

Dalam dunia periklanan banyak sekali alternatif yang ditawarkan untuk melancarkan suatu strategi promosi suatu produk.


(39)

20

Sudah tidak dipungkiri lagi, iklan adalah salah satu media yang efektif untuk memperkenalkan sebuah produk khalayak luas. Banyak perusahaan-perusahaan besar yang tidak segan mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk memperkenalkan produknya melalui media iklan.

Pada dasarnya iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian. (Fandy Tjiptono, 1997: 226)

Iklan adalah segala bentuk penyajian informasi dan promosi secara tidak langsung yang dilakukan oleh sponsor untuk menawarkan ide, barang atau jasa. (Mahmud Machfoedz, 2010:139)

Sedangkan menurut Rambat Lupiyoadi, periklanan adalah salah satu bentuk dari komunikasi impersonal yang digunakan oleh perusahaan , yang berperan untuk membangun kesadaran (awarness) terhadap keberadaan barang/jasa yang ditawarkan, untuk menambah pengetahuan konsumen tentang jasa/barang yang ditawarkan dan juga berperan untuk membujuk calon customer untuk membeli atau menggunakan jasa/barang tersebut. (Rambat Lupiyoadi, 2001:108)

6.2Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Dalam hal promosi dibutuhkan beberapa faktor pendukung untuk mendapatkan hasil yang maksimal, salah satunya adalah


(40)

21

promosi penjualan (sales promotion). Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan (Fandy Tjiptono, 1997:229).

Sales promotion merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada penjual akhirnya. Point of sales promotion terdiri dari brosur,

information sheets, dan lain-lain (Rambat Lupyoadi, 2001:109). Melalui promosi penjualan, perusahaan dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk baru, mendorong pelanggan membeli lebih banyak, menyerang aktivitas promosi pesaing, meningkatkan impulse buying (pembelian tanpa rencana sebelumnya) atau mengupayakan kerja sama yang lebih erat dengan pengecer.

Dengan adanya sales promotion (promosi penjualan) dapat membantu dalam memperkenalkan suatu produk baru atau menghidupkan suatu produk yang sudah ada dengan memperkuat pesan dan citra periklanan suatu produk. Promosi juga mampu menciptakan daya tarik antar merek dan konsumen dan memberikan saluran baru untuk menjangkau target pasar.


(41)

22 6.3 Hubungan Masyarakat (Public Relation)

Dalam memaksimalkan hasil dari promosi diperlukan sebuah citra yang positif dari sebuah produk untuk mempengaruhi/ menciptakan suatu image/branding sebuah produk di khalayak luas. Dalam hal ini, hubungan masyarakat (public relation) sangat diperlukan dalam mempromosikan sebuah produk. Public relation

adalah upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. (Fandy Tjiptono, 1997:230)

Hubungan masyarakat merupakan fungsi pemasaran yang mengevaluasi sikap publik, identifikasi area di dalam organisasi yang masyarakatnya mungkin tertarik dan menjalankan suatu progam tindakan untuk mendapatkan pemahaman dan penerimaan di masyarakat. Hubungan masyarakat membantu organisasi melakukan komunikasi dengan pelanggan, pemasok, pemegang saham, pegawai pemerintahan, karyawan dan komunitas dimana perusahaan beroperasi. Para pemasar menggunakan hubungan masyarakat tidak hanya untuk menjaga citra positif tetapi juga untuk mendidik publik tentang tujuan dan sasaran perusahaan, memperkenalkan produk terbaru dan membantu upaya penjualan. (Carl Mc Daniel, 2001:148).

Kotler (1995) mengidentifikasi tujuh alat yang dapat digunakan dalam aktivitas hubungan masyarakat, yaitu Writer meterial,


(42)

23

Institutional identity media, News, Event, Speeches, Personal contact,

dan Telephone information service.

6.4 Pemasaran Langsung (Direct Mail)

Direct mail adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi. Direct Marketing adalah sistem marketing dimana organisasi

berkomunikasi secara langsung dengan target customer untuk

menghasilkan respons atau transaksi. Respon yang dihasilkan bisa berupa inquiry, pembelian, atau bahkan dukungan. (Fandy Tjiptono, 1997:232)

Komunikasi promosi dalam direct mail biasanya lebih individual /personal, ini ditujukan agar dapat mengetahui respon /

feedback dari konsumen. Pada hakekatnya direct mail adalah mengenalkan atau mempromosikan suatu produk kepada konsumen secara langsung dengan menjelaskan mengenai segala bentuk informasi dan keunggulan dari suatu produk. Biasanya direct mail

dilakukan melalui telepon, surat, maupun langsung mendatangi tempat pemasar. Hal ini bertujuan agar konsumen dapat memahami tentang produk yang ditawarkan secara langsung, dan juga agar dapat mengetahui secara langsung repon atau feedback dari konsumen.


(43)

24 6.5 Penjualan Secara Pribadi (Personal Selling)

Penyajian suatu produk, servis atau ide oleh seseorang penjual yang berhubungan secara langsung dengan calon pembeli (Winardi, 1989:429). Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya (Fandy Tjiptono, 1997:224).

Sedangkan Terence A.Shimp mengungkapkan personal selling

adalah bentuk komunikasi antar individu dimana tenaga penjual/wiraniaga menginformasikan, mendidik dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk/jasa perusahaan. (Terence A.Shimp, 2003:5)

6.6Event and experience

Event and experience merupakan salah satu cara promosi yang bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung bagi konsumen agar mengingat dan membeli produk. Dengan adanya event and experience dapat memudahkan konsumen dan para retailer untuk saling bertransaksi. Menurut pakar pemasaran Didih Suryadi, event and experience adalah suatu rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh pemilik brand sehingga terjalinnya interaksi antara pelanggan dengan produk dalam suatu aktivitas tertentu. (Didih Suryadi, 2006:109). Secara umum bentuk event and experience biasanya adalah


(44)

25

berupa kegiatan hiburan, olahraga, acara amal, festival, seni, dan kegiatan jalanan. Event and experience mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

a. Memperkenalkan suatu produk tertentu.

b. Menjaga dan meningkatkan loyalitas pelanggan. c. Memperkenalkan keunggulan suatu produk. d. Terjadinya penjualan saat event.

e. Memperkuat brand positioning dan image sebuah merek. f. Menarik pelanggan pesaing.

g. Menciptakan brand awarnes yang tinggi dan instan.

7. Evaluasi

Dalam tahap meningkatkan efektivitas strategi pemasaran di perlukannya tahap evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tenaga atau strategi pemasaran tersebut bekerja atau mencapai tujuan dari setiap strategi pemasaran. Efektivitas strategi pemasaran sangat berkaitan dengan tercapainya tujuan. Jika tujuan tersebut belum tercapai, berarti efektivitas juga belum tercapai. Tenaga penjualan dan strategi pemasaran merupakan bagian penting dari suatu rencana penjualan dari perusahaan. Oleh karena itu ramalan penjualan merupakan hal penting dalam menentukan tingkat penjualan yang diharapkan dicapai oleh setiap tenaga penjualan. Dalam tahap evaluasi, bukan hanya efektivitas tenaga penjualan dalam mencapai target penjualan saja yang perlu diperhatikan, namun juga apakah


(45)

26

efektivitas tersebut disertai pula dengan efisiensi. Jika efektivitas berhubungan dengan tercapainya tujuan yang ditetapkan, maka efisiensi berhubungan berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Efektivitas penjualan akan menjadi sia-sia jika tidak disertai oleh efisiensi. (Sutisna, 2002:323)

Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari aktivitas tenaga penjualan dan strategi pemasaran, suatu perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu apakah tenaga penjualan telah bertindak sesuai dengan rencana atau tidak. Untuk mengetahui hal tersebut, cara yang dapat ditempuh adalah perusahaan harus mengukur dan mengevaluasi kinerja tenaga penjualan. Untuk mengukur dan mengevaluasi tenaga penjualan ada beberapa hal yang bisa diperhatikan, diantaranya adalah:

7.1Audit lingkungan penjualan.

Analisis ini mengembangkan kecendurungan lingkungan penjualan yang mungkin menimbulkan kesempatan atau tantangan khusus untuk organisasi penjualan.

7.2Audit tujuan dan sasaran penjualan.

Audit ini menguji tujuan dan sasaran penjualan. Secara umum tenaga penjualan biasanya telah memahami tujuan perusahaan dalam jangka pendek, namun kadang-kadang dalam jangka panjang biasanya mereka bisa saja lupa. Oleh kerena itu tugas manajer penjualan adalah mengingatkan sekaligus membebankan tujuan secara individual kepada tenaga penjualan.


(46)

27 7.3Audit kebijakan penjaualan.

Dalam Audit ini, kebijakan-kebijakan penjualan harus terus teruji, agar sesuai dengan tujuan penjualan.

7.4Audit taktik dan strategi penjualan.

Dalam audit ini terdiri atas pengujian yang kritis terhadap seberapa baik strategi dan taktik penjualan mampu mengeksplorasi peluang dan tantangan pasar.

7.5Audit organisasi penjualan.

Pengujian ini bertujuan untuk menguji kemampuan organisasi penjualan dalam menerapkan taktik dan strategi penjaualan.

7.6Audit produktivitas penjualan.

Dalam audit ini menganalisis tentang profitabilitas dari armada penjualan yang berbeda dihubungkan dengan berbagai pengeluaran penjualan.

F. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini yang berjudul “Strategi Komunikasi Demajors DIY Dalam Memasarkan Rilisan Fisik Di Yogyakarta Tahun 2016”

pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan penilitian kualitatif, dimana penelitian ini ditujukan untuk memahami tentang keadaan dari suatu fenomena yang sedang terjadi menurut sudut pandang/perspektif dari peneliti.


(47)

28

Penelitian kualitatif dalam realitas/komunikasi bersifat ganda, rumit, semu, dinamis, dan kebenaran realitasnya bersifat relatif. Penelitian ini bertujuan menangani hal-hal yang bersifat khusus, bukan hanya perilaku terbuka, tetapi juga proses yang tak terucapkan. Penelitian ini memahami peristiwa yang mempunyai makna historis dan juga menekankan pada perbedaan individu, mengembangkan hipotesis yang terikat oleh konteks dan waktu, dan juga membuat suatu penilaian etis/estetis atas fenomena spesifik. Penilitian kualitatif bertujuan untuk mempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia dan menganalisis kualitas-kualitasnya. (Deddy Mulyana, 2010:147)

Jenis penelitian kualitatif yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, metode ini menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi di dalam masyarakat, pertentangan dua keadaan/lebih, hubungan antar variabel, perbedaan antar fakta, pengaruh terhadap suatu kondisi, dan lain-lain. (informasi-pendidikan.com)

Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel, dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya.


(48)

29 2. Informan (Subjek Penelitian)

Dalam metode kualitatif informan adalah salah satu sumber data untuk mendapatkan sebuah informasi. Informan adalah seseorang yang benar-benar mengetahui tentang seluk beluk tentang sebuah data informasi dari suatu objek yang akan diteliti. Seorang informan harus dapat memberikan sebuah informasi dengan apa adanya mengenai sebuah fenomena yang sedang terjadi.

2.1 Kriteria Informan

Spradley mengungkapkan lima kriteria untuk informan, diantaranya adalah sebagai berikut (Burhan, 2003:54) :

a. Subyek telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi informasi, menghayati secara sungguh-sungguh sebagai akibat dari keterlibatannya yang cukup lama dengan lingkungan atau kegiatan yang bersangkutan. Hal ini biasanya ditandai dengan kemampuan dalam memberikan suatu informasi dengan hafal atau diluar kepala tentang hal yang ditanyakan.

b. Subyek masih terlihat aktif pada lingkungan atau kegiatan yang menjadi obyek peneliti. Subyek yang sudah tidak aktif juga bisa dijadikan sebagai infroman, namun biasanya infromasinya terbatas dan kurang akurat, namun peneliti dapat memanfaatkan subyek


(49)

30

tidak aktif untuk mendapatkan infromasi tentang pengalaman mereka.

c. Subyek yang mempunyai cukup banyak waktu atau kesempatan untuk diwawancarai.

d. Subyek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau dipersiapkan terlebih dahulu. Subyek ini tergolong lugu atau apa adanya dalam memberikan infromasi.

e. Subyek yang sebelumnya tergolong masih asing dengan penelitian, sehingga peneliti merasa lebih tertantang untuk belajar sebanyak mungkin dari subyek yang berfungsi sebagai guru baru bagi peneliti. Hal ini menunjukkan faktor penting bagi produktivitas perolehan infromasi di lapangan.

2.2 Teknik Penentuan Informan

Informan dalam penelitian ini adalah berdasarkan pada subyek yang telah menguasai suatu permasalahan, mempunyai sebuah data dan bersedia berbagi infromasi dengan lengkap dan akurat. Informan tersebut bertindak sebagai sumber data dan informasi harus memenuhi syarat, dan yang akan menjadi informan narasumber dalam penelitin ini ialah Tri Aman yang menjabat sebagai pengurus Demajors DIY dan Satria Probo sebagai konsumen Demajors DIY. Dalam penelitian kualitatif informan ditentukan dengan teknik


(50)

31

berdasarkan informan sebelumnya tanpa menentukan jumlahnya secara pasti dengan menggali informasi terkait sebuah topik penelitian yang diperlukan. Pencarian informan akan dihentikan setelah informasi penelitian dianggap sudah memadai. (Sugiono, 2011:95)

Karakteristik informan yang akan digunakan oleh peneliti akan dijabarkan sebagai berikut:

a. Informan yang terlibat dan aktif dalam proses manajemen pemasaran dan komunikasi pemasaran Demajors DIY

b. Informan yang berperan penting dalam proses komunikasi pemasaran Demajors DIY.

c. Informan sebagai pihak yang merasakan layanan Demajors DIY Jadi informan dipilih berdasarkan kriteria tersebut di atas adalah Tri Aman sebagai pengurus Demajors DIY dan Satria Probo sebagai konsumen dari Demajors DIY.

3. Lokasi Peneltian

Penelitian ini dilaksanakan di sebuah toko rilisan fisik yang bernama Demajors DIY yang berada di dalam komplek Jogja Nasional Museum (JNM) di jalan Amri Yahya No.1 Yogyakarta. Alasan memilih tempat tersebut adalah cara paling mudah untuk menjumpai pengurus Demajors DIY sebagai informan, selain itu intensitas transaksi jual beli


(51)

32

rilisan fisik cukup tinggi, sehingga peneliti dapat melakukan observasi secara langsung.

4. Teknik Pengumpulan Data 4.1 Teknik Wawancara

Teknik wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melihatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Teknik wawancara secara garis besar dibagi menjadi dua, yakni wawancara tak struktur dan wawancara terstruktur. Wawancara tak struktur sering juga disebut wawancara secarara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, dan wawancara terbuka. Sedangkan wawancara tak struktur sering juga disebut sebagai wawancara baku, yang susunan pertanyaannya sudah ditetapkan sebelumnya (biasanya tertulis) dengan pilihan jawaban-jawaban yang juga sudah disediakan. (Deddy Mulyana, 2010:180)

4.2 Teknik observasi

Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan suatu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian (Pabundu Tika, 2006:58). Teknik observasi merupakan sebuah cara untuk mengamati sebuah objek dari sebuah penelitian dengan cara


(52)

33

terjun langsung ke lapangan guna mengetahui secara langsung kegiatan yang dilakukan oleh objek tersebut tanpa perantara apapun. Dalam penelitian ini observasi dilakukan di Demajor DIY yang terletak di jalan Amri Yahya nomor 1 Yogyakarta dan setiap acara yang diikuti oleh Demajors DIY. Menurut Pabundu Tika (2006), teknik observasi dapat dibagi menjadi dua yaitu:

a. Berdasarkan cara pendekatannya

Berdasarkan cara pendekatannya observasi masih dibagi menjadi dua, yaitu observasi langsung dan observasi tidak langsung.

1. Observasi langsung ialah pengamatan yang dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga peneliti berada pada objek yang diteliti.

2. Observasi tidak langsung ialah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya peristiwa yang akan diselidiki atau objek yang diteliti. Pengamatan seperti ini bisa dilakukan melalui film,

slide, foto, pencatatan suautu alat perekam dan lain sebagainya.

b. Berdasarkan cara partisipasinya

Berdasarkan cara pertisipasinya, observasi dibagi menjadi dua yaitu observasi pastisipan dan observasi nonpartisipan.


(53)

34

1. Observasi pastisipan ialah pengamatan yang dilakukan oleh seorang peneliti dengan melakukan partisipasi terhadap objek yang diteliti. Dalam observasi ini peneliti dapat berperilaku seolah-olah menyamai dengan objek yang diteliti.

2. Observasi non partisipan ialah pengamatan yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap objek penelitian, tanpa berperilaku seperti orang atau objek yang diteliti.

4.3 Teknik dokumentasi

Teknik dokumentasi ditujukan untuk teknik pendukung dari teknik-teknik sebelumnya, yakni teknik-teknik wawancara dan teknik-teknik observasi. Dengan adanya teknik dokumentasi, dapat membantu untuk mengabadikan/mengarsipkan segala bentuk kegiatan dalam observasi. Hal ini juga dapat memperkuat dalam segi arsip dari segala bentuk hasil observasi.

4.4 Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder ialah data yang diperoleh dari suatu kantor, buku atau kepustakaan dan pihak-pihak lain yang memberikan data-data yang erat kaitannya dengan objek dan tujuan penelitian. Data ini biasanya telah diolah atau ditabulisasikan oleh kantor dan pihak yang bersangkutan. Dalam menggunakan data sekunder, peneliti bisa mencatat secara langsung ke dalam tulisannya atau mengolah kembali


(54)

35

dengan menyebutkan sumber perolehan datanya. Sumber data sekunder ini bisa dijadikan sebagai alat bukti suatu penelitian atau sebagai pembanding dari data primer untuk meyakinkan kebenaran dari hasil suatu penelitian. (Prabundu Tika, 2006: 64)

Contoh dari sumber data sekunder salah satunya adalah dokumen, dokumen adalah sebuah sumber yang dapat menggambarkan suatu fenomena yang telah terjadi. Dokumen bias berupa otobiografi, memoar, catatan harian, berita koran, artikel majalah, foto, film, dll. Untuk penelitin ini, sumber dokumen berasal dari media social Demajors DIY, arsip dari Demajors DIY, media masa, dan website yang relevan.

5. Validitas Data

Validitasi data adalah kebenaran dan keabsahan instrumen penelitian yang gunakan. Setiap penelitian akan selalu dipertanyakan mengenai validitasi alat yang digunakan untuk meneliti, dan suatu alat dinyatakan valid jika alat tersebut digunakan untuk mengukur sesuai dengan kegunaanya. (Prabundu Tika, 2006:65)

Uji validitas untuk mengetahui valid dan tidaknya data yang diperoleh pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi. Triangulasi ialah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan


(55)

36

sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. (Lexy J.Moleong, 2001:178)

Hal ini bertujuan untuk mencari data yang benar melalui sumber data yang berkompeten, dengan tidak menggunakan satu sudut pandang. Model triangulasi merupakan cara terbaik untuk menghilangkan dari berbagai pandangan kenyataan yang ada dalam suatu konteks studi. Model triangulasi yang digunakan adalah (Sutopo, 2002:78:80):

Triangulasi sumber data yang digunakan, merupakan cara menuntun peneliti untuk menggunakan sumber data dari berbagai sumber data yang tersedia. Artinya suatu data akan lebih maksimal jika data di peroleh dari sumber yang berbeda, diharapkan dapat saling mendukung dan melengkapi. Dalam hal ini ditekankan pada perbedaan sumber data, bukan pada teknik pengumpulan datanya. Diharapkan dengan cara pengumpulan data dari berbagai sumber data dapat teruji.

6. Teknik Analisis Data

Dalam sebuah penelitian kualitatif, perlu adanya analisis data untuk mempermudah dalam meneliti suatu objek. Analis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. (Soffian Efendi, 1987:263)

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data model Miles dan Huberman. Teknik tersebut


(56)

37

mempunyai empat komponen, di antaranya ialah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. (Herdiansyah, 2009:164)

6.1Pengumpulan Data

Dilakukan dengan cara mewawancara objek informan atau narasumber yang telah ditentukan yaitu Tri Aman (pengurus Demajors DIY).

6.2Reduksi Data

Merupakan suatu proses seleksi pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data yang telah dilakukan selama berlangsungnya penelitian dan mengatur data sehingga dapat ditarik kesimpulannya.

6.3Penyajian Data

Disusun dengan jelas agar peneliti dapat dengan mudah mendapatkan suatu gambaran jelas mengenai data keseluruhan.

6.4Kesimpulan

Dilakukan setelah proses pengumpulan data berakhir dan seluruh data telah disajikan.


(57)

38

BAB II

GAMBARAN UMUM DEMAJORS DIY

A. PENELITIAN TERDAHULU

Secara luas komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual yang merupakan kegiatan untuk membantu mengambil sebuah keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan semua pihak. (Basu Swastha, 1984:234)

Menurut Warren J.Keegan et.al, komunikasi pemasaran ialah istilah yang digunakan untuk menerangkan arus informasi dari pemasar hingga sampai kepada konsumen dengan segala elemen pemasaran yang memberi arti dan mengkomunikasikan nilai kepada konsumen dan stakeholder dalam sebuah perusahaan. Adapun kutipan tersebut digunakan sebagai rujukan untuk pengembangan ide penulisan skripsi ini.

Penelitian pertama yang menjadi rujukan penulis adalah penelitian dalam bentuk skripsi yang dilakukan oleh Evi Andriyani mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada tahun 2014 yang

berjudul “Strategi komunikasi pemasaran dalam membangun brand image

produk Tropicana Slim pada tahun 2013”. Dalam penelitiannya menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk mengetahui faktor pendukung yang dimiliki dan faktor penghambat


(58)

39

yang dihadapi PT. Nutrifood dalam membangun brand image produk Tropicana Slim sebagai gula rendah kalori. Dalam penelitian tersebut menyimpulkan bahwa Dalam strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh peneliti hanya menggunakan segmentation, targeting dan

positioning.

Rujukan penelitian yang kedua adalah penelitian skripsi yang dilakukan oleh Agni Tirtayang berjudul “Strategi Komunikasi Pemasaran

Universal Entertaiment Yogyakarta Dalam Menarik Minat Konsumen

Melalui Internet” (studi deskriptif tentang strategi promosi Universal Entertaiment Yogyakarta sebagai penyedia layanan persewaan VCD dan DVD film).

Penelitian pada tahap skripsi tersebut bertujuan untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam menerapkan strategi komunikasi pemasaran Universal Entertaiment Yogyakarta. Pada penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kegiatan promosi dilakukan melalui media internet, dikarenakan cakupan yang lebih luas dan biaya yang sangat terjangkau. Dalam kegiatan advertising, Universal Entertaiment

Yogyakarta hanya memanfaatkan media internet. Begitu juga dengan kegiatan public relation dan juga direct marketing.

Berikut adalah tabel dari penelitian terdahulu serta perbandingan dengan penelitian yang penulis lakukan:


(59)

40

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Judul Pengarang Metode Tujuan Hasil/Kesimpulan Perbandingan 1.

Strategi komunikasi pemasaran dalam membangun brand image produk Tropicana Slim pada tahun 2013

Evi andriyani Deskriptif Kualitatif

Mengetahui faktor pendukung yang dimiliki dan faktor penghambat yang dihadapi PT. Nutrifood dalam membangun brand image produk Tropicana Slim sebagai gula rendah kalori.

Dalam strategi

komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh peneliti hanya menggunakan

segmentation, targeting

dan positioning.

Pada penelitian yang dilakukan penulis, terdapat pembahasan mengenai analisis SWOT, segmentation, targeting market, positioning, bauran promosi dan evaluasi.


(60)

41

No. Judul Pengarang Metode Tujuan Hasil/Kesimpulan Perbandingan 2.

Strategi Komunikasi Pemasaran Universal

Entertaiment

Yogyakarta Dalam Menarik Minat Konsumen Melalui

Internet

(studi deskriptif tentang strategi promosi

Universal Entertaiment

Yogyakarta sebagai penyedia layanan persewaan VCD dan

DVD film)

Agni Tirta Deskriptif Kualitatif Mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam menerapkan strategi komunikasi pemasaran Universal Entertaiment Yogyakarta. Kegiatan promosi dilakukan melalui media

internet, dikarenakan cakupan yang lebih luas

dan biaya yang sangat terjangkau. Dalam kegiatan advertising, Universal Entertaiment

Yogyakarta hanya memanfaatkan media

internet. Begitu juga dengan kegiatan public relation dan juga direct

marketing.

Pada pelaksanaan kegiatan promosi, selain memakai media internet, Demajors DIY

juga memanfaatkan

event yang diikutinya sebagai media promosi

dengan cara membagikan flyer dan

stiker yang berisikan informasi tentang


(61)

42 B. SEJARAH SINGKAT DEMAJORS DIY

Demajors DIY adalah sebuah gerai rilisan fisik dari label rekaman bertaraf nasional bernama Demajors Independent Music Industry (DIMI). Perjalanan Demajors di blantika musik Indonesia bermula dari kecintaan David Karto terhadap dunia musik membuatnya nekat untuk mendirikan sebuah toko piringan hitam di bilangan Gandaria, Jakarta Selatan pada tahun 2001. Ia kemudian mendirikan Demajors bersama dua rekannya yaitu Adhi Djimar dan Sandy Maheswara pada tanggal 30 Maret 2001. Seiring berjalannya waktu mereka mulai melihat peluang dan memenuhi keinginan para pelanggan, sehingga produknya bertambah dengan marchendise band-band lokal.

Demajors mulai memasuki industri musik tanah air di tahun 2004, pada awalnya melalui jalur distribusi musik terlebih dahulu. Sejauh ini sudah terdapat 100 lebih artis dari berbagai macam genre dan berasal dari berbagai macam daerah yang telah bergabung dengan Demajors, diantaranya ada Morfem (Jakarta), FSTVLST (Yogyakarta), Auman (Palembang), Dialog Dini Hari (Bali), Danilla (Bandung), Endah and Resha (Tangerang), Blingsatan (Surabaya) dan masih banyak lagi lainnya. Selain bekerja sama dengan artis lokal, Demajors DIY juga menjalin kerja sama dengan artis internasional seperti Monday Michiru, Thirdiq, martin Denev, Joujouka, Root Soul dan Domu. Rilisan Demajors dapat ditemui di gerai-gerai musik ternama, seperti Disc Tara, Musik Plus, dan Duta Suara. Selain gerai musik ternama tersebut, sejauh ini Demajors telah memperluas


(62)

43

jaringan distribusinya ke beberapa daerah di Indonesia dan Malaysia, seperti Jakarta, Bekasi, Bogor, Tangerang, bandung, Cirebon, Depok, Karawang, Semarang, Solo, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Purwokerto, Bali, Makasar, Banjarmasin, Pontianak, Samarinda dan Kuala Lumpur.

Sejak tahun 2010, Demajors melebarkan sayapnya di Yogyakarta dengan membentuk Demajors DIY yang berlokasi di dalam komplek Jogja Nasional Museum. Demajors DIY terbentuk atas inisiatif kerja sama David Karto sebagai pendiri sekaligus pemilik Damojors dengan KPH. Nico Wironegoro sebagai pemilik komplek Jogja Nasional Museum, kerja sama tersebut menghasilkan terciptanya Demajors DIY yang memanfaatkan ruang kosong di dalam komplek Jogja Nasional Museum.

Adapun hal-hal yang melatar belakangi didirikannya Demajors DIY adalah pasar rilisan fisik yang masih hidup dan cukup menjanjikan di kota Yogyakarta. Dengan adanya Demajors DIY dapat membantu para konsumen rilisan fisik dalam mencari rilisan fisik incarannya. Di Demajors DIY tidak hanya menjual rilisan fisik yang berasal dari Demajors saja, melainkan berasal juga dari titipan dari beberapa band indie lokal yang belum mempunyai jalur distribusi, dan juga berasal dari beberapa kolektor yang mempunyai koleksi berlebih. Tidak hanya rilisan fisik, Demajors DIY juga menjual beberapa merchandise baik dari band yang bernaung di Demajors maupun band indie lokal lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk menarik perhatian para penikmat musik untuk mau kembali mendatangi


(63)

44

toko atau gerai musik dan juga berminat kembali untuk membeli dan mengkonsumsi musik secara fisik.

C. Lokasi Perusahaan

Nama Perusahaan : Demajors DIY

Alamat Perusahaan : Jl. Amri Yahya No.1 Gampingan Wirobrajan Yogyakarta

Telp : 085643257226

Email : Demajors.DIY@gmail.com

D. Tujuan Perusahaan

Adapun beberapa tujuan atau alasan didirikannya Demajors DIY:

1. Mempermudah konsumen untuk mendapatkan produk atau rilisan dari Demajors.

2. Memperkenalkan karya musik dari ranah independent ke masyarakat luas.

E. Sistem Penjualan

Sistem penjualan yang dilakukan oleh Demajors DIY dilakukan dengan menggunakan sistem order. Konsumen dapat melakukan pembelian secara

online maupun langsung datang ke toko Demajors DIY. Selain itu konsumen dapat juga melakukan order dengan mendatangi secara langsung


(64)

45 F. Sumber Penggunaan Dana

Sumber dana yang diperoleh Demajors DIY berasal dari potongan sebesar 20% dari hasil penjualan seluruh produk Demajors dalam waktu satu bulan. Sumber dana tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan operasional Demajors DIY:

1. Pulsa atau kuota internet untuk kebutuhan operasional yang bersifat

online.

2. Mencetak banner untuk display pada saat mengikuti sebuah acara. 3. Mencetak kuitansi.

4. Biaya promosi.

G. Logo Perusahaan

Gambar 2.1 Logo Demajors DIY


(65)

46

Logo Demajors DIY pada dasarnya berbentuk gulungan kaset pita, yang menandakan bahwa Demajors DIY adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri musik. Namun menurut Tri Aman sebagai owner Demajors DIY menuturkan bahwa logo Demajors DIY lebih menyerupai bagian dari rantai yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Hal ini mempunyai filosofi bahwa Demajors sebagai perusahaan label rekaman dan para pelaku industri musik khusunya indie, sangat berkaitan dan saling menguntungkan.

H. Visi dan Misi Demajors DIY

Dalam meningkatkan mutu yang baik, setiap perusahaan mempunyai visi dan misi untuk perkembangan perusahaan ke arah yang positif. Adapun visi dan misi Demajors DIY adalah:

1. Visi

Demajors DIY sebagai toko distribusi dari label rekaman Demajors mempunyai visi-visi untuk ikut serta memajukan industri musik diantaranya adalah memerkenalkan karya seni musik dari ranah

independent kepada masyarakat luas dan masyarakat Yogyakarta khusunya. Menjadi wadah bagi para seniman Independent untuk menjembatani dalam hal mendistribusikan karyanya ke jaringan yang lebih luas lagi.


(66)

47

2. Misi

Dalam meningkatkan kualitas pelayanan bagi para konsumen musik, Demajors DIY mempunyai misi untuk dapat mempermudah dalam menjembatani para konsumen untuk mendapatkan produk incarannya.

I. Struktur Organisasi

Bagan 2.1 Struktur Organisasi Demajors DIY

Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab berdasarkan gambar di atas antara lain:

1. Pemilik/Owner

Mengawasi perusahaan secara menyeluruh Pemilik/Owner

Direktur

Kepala Bagian Produksi Kepala

Distribusi

Admini strasi

Online Officer

Front Officer

Online Officer

Divisi Sortir

Divisi Delivery

pos

Shopke eper


(67)

48

2. Direktur

Membuat rencana, kebijakan dan tujuan tujuan yang harus ditempuh perusahaan serta bertanggung jawab terhadap pelaksanaan operasional perusahaan.

3. Kepala bagian Produksi

Bertanggung jawab atas jalannya produksi secara keseluruhan dan menjaga kualitas produksi yang telah ditentukan.

4. Kepala bagian Distribusi

Bertanggung jawab atas jalannya distribusi ke seluruh titik distribusi yang telah ditentukan.

5. Administrasi/Keuangan

a. Mencatat dan melakukan pembukuan atas transaksi-transaksi penerimaan dan pengeluaran keuangan perusahaan

b. Menyelenggarakan administrasi keuangan perusahaan

c. Melaksanakan pengawasan dan koordinasi dalam penggunaan keuangan perusahaan

d. Mengendalikan penggunaan anggaran keuangan dan menyusun laporan pertanggung jawaban mengenai keuangan perusahaan setiap tahunnya.

e. Membuat rencana anggaran perusahaan. 6. Front Officer

Melayani dan mengkonfirmasi pesanan dari pelanggan seperti jenis produk, banyaknya pesanan, dan jumlah harga yang harus dibayar.


(1)

33.P : dalam tahap evaluasi, apa indikator Demajors DIY untuk mengevaluasi hasil dari beberapa tahapan komunikasi pemasaran yang telah di lakukan?

TA : itu untuk kita melihat CD apa yang laku, nanti kita naikkan jumlah ordernya untuk nganu, istilahe buat evaluasi ke depannya yang harus di stock itu CD apa, sekiranya banyak orang yang nyari.


(2)

Data Hasil Wawancara Informan 2 Konsumen Demajors DIY

Narasumber : Satria Probo (Konsumen loyal Demajors DIY)

Keteterangan : P = Penulis, SP = Satria Probo

1. P : menurut saudara apa kekuatan yang di miliki oleh Demajors DIY dalam memasarkan rilisan fisik di Yogyakarta di bandingkan dengan toko lain?

SP : itu mas, di bandingkan dengan toko lain di Jogja, Demajors cukup itu mas, cukup komplit yah dari segi produk, jadi saya bisa milih milih gitu mas dengan beragamnya genre yang ada. Selain itu harganya cocok buat mahasiswa sperti saya ini, dan satu lagi mas, banyak rilisan baru di Demajors mas, banyak musik baru yang segar.

2. P : untuk segi kelemahan, menurut saudara apa kelemahan yang di miliki oleh Demajors DIY dalam memasarkan rilisan fisik di Yogyakarta?

SP : lokasinya itu mas, pertama kali saya kesini itu malah nggak nyadar kalo di dalem JNM itu ada toko yang ngejual CD indie gitu mas, tau ku malah dari twitter dulu, baru tak cari ke JNM. Itu aja aku sering datengin acara musik di JNM aja gak tau mas, apalagi yang masih awam ama JNM itu apa, temenku banyak loh mas yang masih asing ama JNM.

3. P : menurut Demajors DIY, jam operasional menjadi titik lemah bagi mereka. Bagaimana menurut saudara?

SP : untuk jam operasional yah, kalau bagi saya sih nggak begitu jadi masalah ya mas, saya masih bisa mengunjungi saat nggak ada jam kuliah, tapi kalau melihat para pekerja ya agak kasihan juga ya mas, kayaknya kalau buka ampe


(3)

malem itu bisa tambah rame mas, yang pada kerja kan masih bisa berkunjung gitu.

4. P : menurut Demajors DIY, dunia digital melalui internetnya dapat di jadikan sebuah peluang dalam mendukung komunikasi pemasaran?

SP : bener juga mas, internet emang bisa di jadikan peluang untuk jualan saat ini. Saya tau Demajors Jogja itu juga dari internet, dari twitter awalya, trus saya lihat-lihat produknya yang di twitter, sampai instagram juga, lalu saya kontak adminnya, sampai langsung main ke tokonya sampai sekarang.

5. P : menurut saudara, siapa saja yang menjadi segmentasi pasar dari Demajors DIY?

SP : biasanya yang sering saya temui sih anak-anak muda yah mas, ya mahasiswa, ada yang udah kerja. Mungkin ramenya anak muda yang beli kaset di Demajors Jogja ya karena emang jenis musik yang di rilis di label ini emang kebanyakan musiknya anak muda mas.

6. P : menurut saudara, siapa yang menjadi target pasar Demajors DIY?

SP : mungkin high fans yah mas, high fans dari bandnya Demajors gitu. Biasanya high fans akan mencari apapun itu yang bersangkutan dengan band yang di idolakan mereka mas,apalagi album-album dari idola mereka, pasti ikut diburu mas. Nah kayaknya Demajors ini melirik lahan pasar ini sebagai target pasar mereka.

7. P :bagaimana menurut saudara untuk lokasi toko Demajors DIY yang terletak di dalam komplek JNM (Jogja Nasional Museum) ?


(4)

SP : untuk lokasi itu, kalau yang udah pada tau sih gampang juga ya mas, tidak jauh dari kota, gampang ditemuin. Tapi kalau buat yang masih awam, kayaknya emang harus agak extra dalam mencarinya mas, apa lagi letak toko yang adanya di dalem JNM, nyempil lagi. Disana kan tempatnya bersebelahan persis sama SMA 1 kan, jadi menurutku itu juga menguntungkan sih mas bagi Demajors, jadi buat anak SMA situ yang mau nyari kaset, CD bisa gampang, deket

8. P : bagaimana untuk produk Demajors DIY?

SP : senengnya ke sini itu produknyanya lengkap mas, mau nyari kaset pita, CD dan bahkan vinyl yang udah langka masih ada mas disini, dan yang paling penting itu banyak jenis musik baru yang dirilis mas, kalau di toko lain saya gak menemukan itu, dan nggak cuma produk dari Demajors, saya bisa nemuin produk-produk dari label lain disini, jadi banyak pilihan mas.

9. P : bagaimana untuk harga produk Demajors DIY?

SP : kalau soal harga masih standar sih mas, masih terjangkau asal nggak keseringan belinya. Tapi kalo harga vinyl-nya, aduh sering lolos saya mas, nggak nyampe uang saya mas, mahal.

10.P : bagaiman dengan promosi yang telah di lakukan oleh Demajors DIY?

SP : itu ya mas, eee...kalau promosi untuk ukuran toko kecil sih saya kira lumayanlah mas, promosi di medsos kayaknya juga udah cukup, saya tau Demajors Jogja itu awalnya juga dari twitter, lalu sampai instagramnya. Banyak juga info-info yang tak dapetin dari medsosnya Demajors, cukup lah mas.


(5)

SP : untuk skala toko distribusi sih saya kira cukup ya mas, dengan biaya yang murah dengan hasil yang cukup saya kira usaha-usaha menengah ini pasti banyak juga yang memanfaatkan media ini sebagai promosi mereka. Saya sendiri banyak dapet info tentang Demajors di medsosnya aja sih mas, dari update produk terbaru, event yang mereka ikuti dan promo-promo diskon gitu.

12.P : bagaimana dengan strategi pesan yang di lakukan oleh Demajors DIY?

SP : wah untuk pesan yang disampaikan, saya kok nggak begitu merhatiin yo mas, kayaknya emang pesannya itu kurang mencolok gitu ya, kayaknya lebih bagus lagi kalo Demajors itu bikin pesan berupa slogan atau tagline gitu deh mas, bisa lewat stiker lalu di bagikan ke pengunjung yang dateng.

13.P : Bagaimana dengan media advertising berupa brosur yang di gunakan oleh Demajors sebagai saluran komunikasi pemasaran mereka?

SP : untuk brosur itu cukup bagus mas, jadi orang yang dapet brosur itu jadi bisa tau tentang Demajors Jogja, apalagi brosur itu kan juga dipaketin ama produk kaset Jogja Record Store kan, jadi peredarannya bisa luas juga, kan yang beli nggak dari Jogja doang, yang online luar kota juga banyak kayaknya.

14.P : Bagaimana dengan direct marketing yang telah di lakukan oleh Demajors DIY?

SP : itu sangat membantu yo mas, contohnya aku sering mesen CD yang udah langka misalnya, ntar kalo barang udah ready biasanya dari Demajors itu langsung ngubungi saya lewat whatsap, ntar abis itu baru tak ambil di tokonya.

15.P : bagaimana dengan personal selling yang telah di lakukan oleh Demajors DIY?


(6)

SP : kalau personal selling sering mas, lebih sering pas di toko sih kalo saya, biasanya sih kalau saya pas maen maen gitu ke toko, kalo ada rilisan baru yang saya sama sekali belum tau gitu, mas tri slalu nawarin ke saya, itu lho si ini bau rilis, trus mas tri nerangin gitu mas tentang jenis musik, si musisinya, arah musiknya kemana, jadi malah kayak mempengaruhi saya biar minat dan akhirnya beli hahaha.. . . .

16.P : bagaimana dengan event and experience yang telah di ikuti oleh Demajors DIY?

SP : untuk acara bisa dibilang sering ya mas, setiap saya nonton konser musik itu sering banget liat Demajors itu lagi nglapak sama Jogja Record Store itu. Ini jadi lebih asik mas, buat pekerja misalnya, yang baru pulang kerja jadi bisa dateng ke acara lapakannya itu, buat nyari barang buruannya. Pas nonton konser juga jadi enak, nonton sekalian jajan CD, kaset, buat cuci mata juga.


Dokumen yang terkait

STRATEGI KOMUNIKASI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) PROVINSI DIY DALAM MENGINFORMASIKAN PROGRAM PEMBENTUKAN KAMPUNG KB di YOGYAKARTA TAHUN 2015

13 155 173

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DAILY DEALS(Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Pemasaran STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DAILY DEALS (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Pemasaran Mbakdiskon dalam Memasarkan Kupon Diskon Merchant- Mer

0 3 15

PENDAHULUAN STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DAILY DEALS (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Pemasaran Mbakdiskon dalam Memasarkan Kupon Diskon Merchant- Merchant di Yogyakarta).

0 3 44

PENUTUP STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DAILY DEALS (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Pemasaran Mbakdiskon dalam Memasarkan Kupon Diskon Merchant- Merchant di Yogyakarta).

0 3 62

STRATEGI KOMUNIKASI PERUSAHAAN TUPPERWARE DALAM MEMASARKAN PRODUK (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi PT. Alamanda Delta Surya dalam memasarkan produk Tupperware di Kota Sidoarjo).

4 11 121

STUDI KUALITATIF DESKRIPTIF PERILAKU KONSUMEN RILISAN FISIK VYNIL DI YOGYAKARTA.

1 5 145

ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN PT RODA PEMBANGUNAN JAYA DALAM MEMASARKAN PERUMAHAN TAMAN PALAGAN ASRI DI YOGYAKARTA

0 0 11

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM MEMASARKAN PRODUK CEMILAN KERUPUK SINGKONG SAMILER “SAMIJALI” DI UKM EKS LOKALISASI DOLLY

1 7 8

STRATEGI KOMUNIKASI PERUSAHAAN TUPPERWARE DALAM MEMASARKAN PRODUK (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi PT. Alamanda Delta Surya dalam memasarkan produk Tupperware di Kota Sidoarjo)

0 0 21

Strategi Komunikasi Pemasaran PT. Bintang Toedjoe dalam Memasarkan Produk Kesehatan di Kota Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 2 112