STRATEGI KOMUNIKASI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) PROVINSI DIY DALAM MENGINFORMASIKAN PROGRAM PEMBENTUKAN KAMPUNG KB di YOGYAKARTA TAHUN 2015

(1)

STRATEGI KOMUNIKASI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) PROVINSI DIY DALAM MENGINFORMASIKAN

PROGRAM PEMBENTUKAN KAMPUNG KB di YOGYAKARTA TAHUN 2015

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S-1) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu Komunikasi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh : R PRIYO RADIANTO

20120530061

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

i STRATEGI KOMUNIKASI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA

NASIONAL (BKKBN) PROVINSI DIY DALAM MENGINFORMASIKAN

PROGRAM PEMBENTUKAN KAMPUNG KB di YOGYAKARTA TAHUN 2015

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S-1) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu Komunikasi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh : R PRIYO RADIANTO

20120530061

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

ii HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dan disahkan di depan Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, pada : Hari : Sabtu

Tanggal : 17 Desember 2016

Tempat : Ruang Foto Ilmu Komunikasi Nilai :

SUSUNAN TIM PENGUJI Ketua

Sovia Sitta Sari, S.IP., M.Si.

Penguji I Penguji II

Ayu Amalia, S.Sos., M.Si Erwan Sudiwijaya, S.Sos., MBA Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

Untuk memperoleh gelar sarjana (S-1) pada tanggal 17 Desember 2016 Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi


(4)

iii HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : R Priyo Radianto

NIM : 20120530061

Program Studi : Ilmu Komunikasi UMY Konsentrasi : Advertising

Universitas : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Menerangkan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan benar. Apabila dikemudian hari karya ini terbukti merupakan hasil plagiat/menjiplak karya orang lain maka saya bersedia dicabut gelar kesarjanaannya.

Penulis,


(5)

iv HALAMAN PERSEMBAHAN

 Terimakasih kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya yang telah memberikan kesehatan, kemudahan dan kelancaran dalam penulisan ini.  Terimakasih kepada Junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah

memberikan teladan sehingga semua umat Muslim berbondong-bondong mengikuti jejakmu.

 Terimakasih kepada Bapak atas dukungan yang tak terhingga. Terimakasih sebanyak-banyaknya, Skripsi ini saya persembahkan kepada bapak Suradi BA.

 Terimakasih Bunda terkasih atas semangat dan doa yang selalu diberikan, Skripsi ini saya persembahkan kepada Ibu Isti Candariyanti S.Pd

 Terimakasih kepada keluarga kakak tercinta Nunung Sinta sari S.Pd, Yuli Astuti S.E, dan Vidya Artati S.Sos atas dukunganya dan tidak pernah letih mengirim uang bulanan haha.

 Terimakasih untuk tersayang Hesvi Syafriandini yang selalu medukung dan memberikan semangat. Bareng terus yaa 

 Terimakasih untuk keluarga besar Rumah Kite, Ncol, Mando wkwk, Begenk, Mbot, Samid, Kiting, Kusut, Moeza yang menjadi keluarga dan rumah kedua.

 Makaseh banyak kawan seperjuangan Icam, Rilo, Agil, Enclim, Meisya dan Dwi budak Pontianak yang kuat bual.

 Terimakasih untuk sahabat seperjuangan Adit, Lek Slem, Angga, Ipeh, Tiwul, Erna, Kiram, Kecil, Jojoe, Agam, Ten Agoes, lisong, Heri, Riri, Cepi, Nisa, Mamake, Sandro, Yoga, Dita dan lain-lain. See you on top guys!  Terimakasih kepada semua Dosen Ilmu Komunikasi dan Pak Jono, Pak

Mur, Mbak Siti.

 Terimakasih teman-teman dari Advertising maupun teman-teman Ilmu Komunikasi 2012.


(6)

v KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. WB.

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang Maha pengasih lagi Maha penyayang yang selalu memberikan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua sehingga kebaikan senantiasa bersama kita. Penulis merasa bersyukur atas kelancaran yang telah di berikan oleh Allah SWT yang dimana atas kehendakNya skripsi ini dapat selesai dengan lancar. Tak lupa shalawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW atas teladan yang telah diberikan. Semoga kita semua menjadi orang yang beruntung yang menerima syafaat dari beliau kelak.

Penulis melakukan penelitian ini guna memenuhi syarat gelar S-1 Ilmu Komunikasi. Adapaun judul dalam penelitian ini “Strategi Komunikasi Badan Koordinasi Keluaraga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY dalam Menginformasikan Program Pembentukan Kampung KB di Yogyakarta Tahun 2015”. Peneliti sangat menyadari bahwa skripsi ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada :

 Bapak Prof. Dr Bambang Cipto, M.A., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

 Bapak Dr Ali Muhammad, S.IP., M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

 Bapak Haryadi Arief Nur Rasyid, S.IP, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

 Ibu Sovia Sitta Sari, S.IP., M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

 Ayu Amalia, S.Sos., M.Si. dan Erwan Sudiwijaya, S.Sos., MBA selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis.  Seluruh Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta


(7)

vi  Badan Koordinasi Keluaraga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY khususnya kepada Bapak Drs. Mitoto Cipto Suroso dan Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti serta Anggota Pokja yang telah bersedia menjadi narasumber dan memberikan data-data yang penulis butuhkan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kauh dari kesempurnaan, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan sarannya guna menjadkan skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Selain itu penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat serta memberikan pengetahuan bagi pembaca.

Yogyakarta, 17 Desember 2016


(8)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR BAGAN ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 12

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Manfaat Penelitian ... 12

E. Kerangka Teori ... 13

1. Strategi Komunikasi ... 13

2. Komunikasi Kesehatan ... 29

F. Penelitian Terdahulu ... 34

G. Meteodologi Penelitian ... 37

1. Jenis Peneltian ... 37

2. Lokasi Penelitian ... 38

3. Informan Penelitian ... 38

4. Teknik Pengumpulan Data ... 40

5. Analisis Data ... 41

6. Validitas Data ... 42

7. Sistematika Penulisan ... 44

BAB II GAMBARAN UMUM BKKBN PROVINSI DIY A.BKKBN Provinsi DIY ... 45


(9)

viii

2. Lokasi ... 48

3. Visi dan Misi ... 48

4. Fungsi ... 48

5. Kewenangan ... 49

6. Filosifi dan Strategi ... 49

7. Tugas Pokok ... 50

8. Struktur Organisasi ... 50

9. Fungsi dan tugas ... 51

B.Program Kampung Keluarga Berencana (KB) ... 58

1. Latar Belakang Kampung KB ... 58

2. Tujuan ... 58

3. Kriteria Kampung KB ... 60

4. Sasaran Kampung KB ... 60

5. Subtansi Kampung KB ... 61

6. Kegiatan Pokok ... 61

7. Strategi Kampung KB ... 61

8. Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB ... 62

BAB III SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data ... 63

1. Perencanaan Strategi Komunikasi BKKBN Provinsi DIY dalam Menginformasikan Program Pembentukan Kampung KB ... 63

1.1Analisis Situasi ... 65

1.2Menentukan Komunikator ... 67

1.3Menentukan Khalayak ... 70

1.4Menentukan Tujuan ... 71

1.5Menentukan Pesan ... 73

1.6Menentukan Saluran Komunikasi ... 75

2. Pelaksanaan Strategi Komunikasi BKKBN Provinsi DIY dalam Menginformasikan Program Pembentukan Kampung KB ... 82 2.1 Pelaksanaan Strategi Komunikasi Tatap Muka dalam


(10)

ix Menginformasikan Program Pembentukan Kampung KB ... 83 2.2 Pelaksanaan Strategi Komunikasi Bermedia dalam

Menginformasikan Program Pembentukan Kampung KB ... 89 3. Evaluasi Pelaksanaan Strategi Komunikasi BKKBN Provinsi DIY

dalam Menginformasikan Program Pembentukan Kampung KB ... 98 B. Pembahasan ... 101

1. Perencanaan Strategi Komunikasi BKKBN Provinsi DIY dalam Menginformasikan Program Pembentukan Kampung KB ... 101 2. Pelaksanaan Strategi Komunikasi BKKBN Provinsi DIY dalam

Menginformasikan Program Pembentukan Kampung KB ... 110 2.1 Pelaksanaan Strategi Komunikasi Tatap Muka dalam

Menginformasikan Program Pembentukan Kampung KB ... 111 2.2 Pelaksanaan Strategi Komunikasi Bermedia dalam

Menginformasikan Program Pembentukan Kampung KB ... 115 3. Evaluasi Pelaksanaan Strategi Komunikasi BKKBN Provinsi DIY

dalam Menginformasikan Program Pembentukan Kampung KB ... 122 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 124 B. Saran ... 125 DAFTAR PUSTAKA


(11)

x DAFTAR TABEL

1.1. Tabel Data Jumlah, Luas Wilayah, dan Kepadatan Penduduk Tiap

Provinsi di Pulau Jawa ... 3 1.2. Tabel Kepadatan Penduduk menurut Kabupaten/Kota di D.I.Yogyakarta

2007–2012 ……….. 4 1.3. Tabel Jumlah Peserta KB Baru Yang Dilayani Oleh Faskes KB

Pemerintah Menurut Metode Kontrasepsi Tahun 2012……….. 5 3.1 Tabel Data Evaluasi Pencapaian Peserta KB Baru Tahun 2015……….. 99 3.2 Tabel Data Evaluasi Pencapaian Peserta KB Baru Tahun 2015……….. 100


(12)

xi DAFTAR BAGAN

1.1. Model Analisis Interaktif ... 41 `


(13)

xii DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Sistem Manajemen dan Metode Komunikasi ... 26

Gambar 3.1. Workshop Pembangunan Berwawasan Kependudukan Program Kampung KB ... 84

Gambar 3.2. Pelatihan Tentang Pemahaman Kampung KB Kepada PKK………… 86

Gambar 3.3. Sosialisasi KB ... 87

Gambar 3.4. Ajang Kreatifitas Masyarakat ... 88

Gambar 3.5. Iklan Kampung KB pada Stasiun Televisi TVRI ... 92

Gambar 3.6. Baliho Kampung KB ... 93

Gambar 3.7 Spanduk Kampung KB ... 94

Gambar 3.8 Stiker Kampung KB ... 95

Gambar 3.9 Pembangunan Gapura Kampung KB sebagai Icon Kampung KB ... 96


(14)

xiii ABSTRAK

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Derpartemen Ilmu Komunikasi Konsentrasi Advertising

Nama : R Priyo Radianto (20120530061)

Judul Skripsi : Strategi Komunikasi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY dalam Menginformasikan Program Pembentukan Kampung KB di Yogyakarta Tahun 2015.

Tahun Skripsi 2016. 126 halaman, 22 lampiran, 30 buku, 11 media online.

Penelitian ini membahas tentang bagaimana strategi komunikasi BKKBN Provinsi DIY dalam menginformasikan program Kampung KB di Yogyakarta. Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk dan menurunnya peserta KB merupakan dasar dari adanya program Kampung KB yang dilakukan BKKBN Provinsi DIY. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi komunikasi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY dalam menginformasikan Program Kampung KB di Yogyakarta. Mengetahui hambatan dalam menginformasikan Program Kampung KB dan strategi yang dilakukan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan analisis interaktif. Teknik yang dilakukan dalam validitas data yaitu dengan teknik trianggulasi. Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi.

Strategi komunikasi yang baik dilakukan oleh BKKBN Provinsi DIY dengan tujuan untuk dapat lebih terarah dalam mencapai hasil yang optimal. Hasil analisis perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program Kampung KB sudah dilaksanakan dengan baik oleh BKKBN Provinsi DIY, namun masih ditemui kendala dan kelemahan dalam menginformasikan program Kampung KB, diantaranya kurangnya kegiatan sosialisasi yang dilakukan BKKBN Provinsi DIY baik yang bersifat bermedia. Media yang digunakan masih sangat kurang sehingga banyak masyarakat yang belum mengetahui program Kampung KB.

Kata Kunci :Strategi Komunikasi, Keluarga Berencana, Program Pembentukan Kampung KB.


(15)

xiv ABSTRAK

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Faculty of Social and Political

Departement of Communication Study Majoring in Advertising

Name : R Priyo Radianto (20120530061)

Title Thesis : Communication Strategy of Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DIY province How to Infroms the Program of Kampung KB in Yogyakarta in 2015

thesis yeas 2016. 126 pages. 22 attachments. 30 books. 11 online media.

This research mainly discuss about how the communication strategy of BKKBN informs the program of kampung KB in Yogyakarta. The high rate of population growth and declining of kb participants is the basis of the program kampung kb conducted BKKBN of DIY Province. The purpose of this program are to describe communication strategy Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DIY province, to informing kampung KB program In Yogyakarta. Knowing the obstacles in informing kampung KB program and the strategy taken by Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DIY province.

The research uses the descriptive method. Collecting data technique is done by interactive analysis. Data was collected by interviews and documentation. Collecting data technique is done by interactive analysis. The technique for validating data is triangulation technique. Communication strategy is actually the collaboration between communication planning and communication management in order to get a goal. to get the goal, communication strategy has to show on how the operational tactic can be done, On the other words, the approach can be different in a different occasion depending on the condition and situation.

The good communication strategy was done successfully by BKKBN of DIY province to porpuse to be more focused in achieving optimal results. Analysis result of planning, implementation, and evaluation of program kampung KB have been implemented well by BKKBN of DIY province, but still encountered obstacles and weaknesses in informs of kampung KB program, including like lack of socialization or other media socialization. Media is use to lack for this kampung KB program, so to much community didn’t know about this program.

Keywords :Communication Strategy, family planning, Format intitution of program kampung KB.


(16)

(17)

xiii ABSTRAK

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Derpartemen Ilmu Komunikasi Konsentrasi Advertising

Nama : R Priyo Radianto (20120530061)

Judul Skripsi : Strategi Komunikasi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY dalam Menginformasikan Program Pembentukan Kampung KB di Yogyakarta Tahun 2015.

Tahun Skripsi 2016. 126 halaman, 22 lampiran, 30 buku, 11 media online.

Penelitian ini membahas tentang bagaimana strategi komunikasi BKKBN Provinsi DIY dalam menginformasikan program Kampung KB di Yogyakarta. Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk dan menurunnya peserta KB merupakan dasar dari adanya program Kampung KB yang dilakukan BKKBN Provinsi DIY. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi komunikasi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY dalam menginformasikan Program Kampung KB di Yogyakarta. Mengetahui hambatan dalam menginformasikan Program Kampung KB dan strategi yang dilakukan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan analisis interaktif. Teknik yang dilakukan dalam validitas data yaitu dengan teknik trianggulasi. Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi. Dalam strategi komunikasi tersebut BKKBN Provinsi DIY melakukan kegiatan penginformasian untuk menurunkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk tingkat nasional, menurunkan Total Fertility Rate (TFR), meningkatnya Contraceptive Prevalence Rate (CPR), menurunya kebutuhan ber-KB tidak terlayani/unmetneed, menurunya Age Specific Fertility Rate (ASFR). Strategi komunikasi yang baik dilakukan oleh BKKBN Provinsi DIY dengan tujuan untuk dapat lebih terarah dalam mencapai hasil yang optimal. Hasil analisis perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program Kampung KB sudah dilaksanakan dengan baik oleh BKKBN Provinsi DIY, namun masih ditemui kendala dan kelemahan dalam menginformasikan program Kampung KB, diantaranya kurangnya kegiatan sosialisasi yang dilakukan BKKBN Provinsi DIY baik yang bersifat bermedia. Media yang digunakan masih sangat kurang sehingga banyak masyarakat yang belum mengetahui program Kampung KB.

Kata Kunci : Strategi Komunikasi, Keluarga Berencana, Program Pembentukan Kampung KB.


(18)

xiv ABSTRAK

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Faculty of Social and Political

Departement of Communication Study Majoring in Advertising

Name : R Priyo Radianto (20120530061)

Title Thesis : Communication Strategy of Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DIY province How to Infroms the Program of Kampung KB in Yogyakarta in 2015

thesis yeas 2016. 126 pages. 22 attachments. 30 books. 11 online media.

This research mainly discuss about how the communication strategy of BKKBN informs the program of kampung KB in Yogyakarta. The high rate of population growth and declining of kb participants is the basis of the program kampung kb conducted BKKBN of DIY Province. The purpose of this program are to describe communication strategy Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DIY province, to informing kampung KB program In Yogyakarta. Knowing the obstacles in informing kampung KB program and the strategy taken by Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DIY province. The research uses the descriptive method. Collecting data technique is done by interactive analysis. Data was collected by interviews and documentation. Collecting data technique is done by interactive analysis. The technique for validating data is triangulation technique. Communication strategy is actually the collaboration between communication planning and communication management in order to get a goal. to get the goal, communication strategy has to show on how the operational tactic can be done, On the other words, the approach can be different in a different occasion depending on the condition and situation. In the communication strategy BKKBN of DIY province, tried hard to inform for reduce the average population growth rate of the national level, reduce the Total Fertility Rate (TFR), increased Contraceptive Prevalence Rate (CPR), reduced demand for KB unmetneed, declining Age Specific Fertility Rate (ASFR).The good communication strategy was done successfully by BKKBN of DIY province to porpuse to be more focused in achieving optimal results. Analysis result of planning, implementation, and evaluation of program kampung KB have been implemented well by BKKBN of DIY province, but still encountered obstacles and weaknesses in informs of kampung KB program, including like lack of socialization or other media socialization. Media is use to lack for this kampung KB program, so to much community didn’t know about this program.

Keywords : Communication Strategy, family planning, Format intitution of program kampung KB.


(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Permasalahan yang melanda negara berkembang sangatlah kompleks, Khususnya pada kesejahteraan rakyat. Salah satu penyebab rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat adalah karena adanya ketimpangan antara jumlah penduduk dengan pertumbuhan ekonomi dan kesehatan. Selain banyaknya kemiskinan yang terjadi, pertumbuhan penduduk yang sangat pesat juga berdampak pada ledakan penduduk. Permasalahan kependudukan ini juga menjadi salah satu permasalahan serius yang melanda Indonesia. Permasalahan kependudukan yang begitu rumit sangat berpengaruh pada terhadap faktor ekonomi, pendidikan, kesehatan, serta kesejahteraan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan keluarga agar masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang lebih baik perlu adanya dukungan dari pemerintah dan masyarakat itu sendiri.

Berdasarkan catatan BKKBN, tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia saat ini mencapai 1,49 persen atau setara dengan jumlah penduduk di Singapura. Padahal, pemerintah menargetkan pertumbuhan populasi dapat ditekan menjadi 1,1 persen sedangkan tingkat kelahiran setiap perempuan di Indonesia pada 2010-2015 rata-rata 2-3 anak. Dengan laju seperti itu diprediksi pada 2020-2030 nanti, penduduk berusia produktif akan sangat besar jumlahnya. Disisi lain jumlah penduduk lanjut usia dan anak-anak justru sedikit. Dengan pertumbuhan seperti itu maka ledakan penduduk tidak bisa dihindari lagi.


(20)

2 Menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi) program BKKBN tidak lagi bergema dan terdengar gaungnya seperti pada era Orde Baru. Presiden menilai program KB saat ini hampir tidak terdengar lagi, oleh karena itu presiden menunjuk Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai salah satu lembaga yang diamanahkan dapat dengan cepat menjalankan salah satu program yang tengah gencar dilaksanakan saat ini yaitu Program Kampung Keluarga Berencana (KB).

(http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/09/29/nvfej3335-bkkbn-bakal-bangun-kampung-kb 12 februari 2016)

Banyak faktor yang menghambat BKKBN dalam menjalankan program KB, faktor utama menjadi penghambat program KB adalah sosialisasi yang kurang baik kepada masyarakat dan kurangnya fasilitas yang mendukung program KB tersebut. Hambatan yang ditemui dalam mensosialisasikan program Keluarga Berencana banyak terjadi diberbagai bidang mulai dari tingkat ekonomi, pengetahuan, pendidikan, usia, pengalaman, pekerjaan, jenis kelamin dan umur dari target sasaran masyarakat yang tidak sama sehingga sulit memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya program KB tersebut. Pola pikir yang sudah tertanam pada target sasaran masyarakat yaitu “banyak anak

banyak rejeki” juga merupakan faktor penghambat masuknya program KB

tersebut. Fasilitas yang kurang memadai, Seperti tempat atau ruangan untuk melaksanakan penyuluhan atau sosialisasi program Keluarga Berencana (KB). Kurangnya tenaga penyuluh atau PLKB pada saat akan turun ke lokasi menjadi salah satu faktor penghambat dalam mensosialisasikan program Keluarga


(21)

3 Berencana. Bisa kita liat dari jumlah ledakan penduduk di Pulau Jawa, seperti Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Provinsi Jawa Timur merupakan Provinsi yang pertumbuhan penduduknya pesat.

Berasarkan tingkat pertumbuhan penduduk Provinsi di Pulau Jawa, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan Provinsi yang pertumbuhan penduduknya lebih rendah dibandingkan dengan Provinsi lain. Hal itu diperkuat oleh beberapa survei yang dilakukan lembaga-lembaga non pemerintahan dan pemerintahan, dan ditemukan beberapa hal tersebut:

Tabel. 1

Jumlah, Luas Wilayah, dan Kepadatan Penduduk Tiap Provinsi di Pulau Jawa

No. Nama Provinsi Populasi (Jiwa) Luas Wilayah

(km2)

Kepadatan (Jiwa/km2) 1 DKI Jakarta 8.860.381 740,29 11.968,79 2 Jawa Barat 38.965.440 36.925,05 1.055,25 3 Jawa Tengah 31.977.968 32.799,71 974,9 4 Daerah Istimewa

Yogyakarta

3.514.762 3.133,15 1.067,18 5 Jawa Timur 36.294.280 46.689,64 777,35 Sumber : Estimasi Penduduk berdasarkan SP 2010

(http://yogyakarta.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/10 8 mei 2016)

Dari data diatas dapat kita simpulkan bahwa Provinsi yang populasi (jiwa) tertinggi adalah Provinsi Jawa Barat dengan jumlah populasi (jiwa) 38.965.440 juta jiwa, dan Provinsi kedua yang memiliki jumlah populasi (jiwa) tertinggi adalah Provinsi Jawa Timur dengan jumlah populasi (jiwa) 36.294.280 juta jiwa, kemudian Provinsi Jawa Tengan dengan jumlah 31.997.968 juta jiwa, dan Provinsi DKI Jakarta dengan jumlah populasi (jiwa) 8.860.381 juta jiwa,


(22)

4 kemudian Provinsi D.I.Yogyakarta dengan jumlah populasi terendah yaitu 3.514.762 juta jiwa menurut data dari Badan Pusat Statistik.

Jumlah populasi (jiwa) terendah di Provinsi D.I.Yogyakarta tidak lepas dari peran BKKBN Yogyakarta dalam mencanangkan program KB kepada masyarakat Yogyakarta sehingga ledakan penduduk dapat dihindari. Berdasarkan data kependudukan dari Badan Pusat Statistik Yogyakarta terhitung dari tahun 2007-2012 kepadatan penduduk menurut kabupaten/kota di D.I.Yogyakarta tidak terjadi peningkatan pesat dalam arti masih dalam batas normal dan terkendali. Tabel. 2

Kepadatan Penduduk menurut Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta 2007 – 2012

Kabupaten/Kota Regency/City

Luas/Area (Km2)

Kepadatan Penduduk/ The Population Density

(jiwa/km2)

2007 2008 2009 2010 2011 2012 Kulonprogo 586,27 656 658 661 663 666 670 Bantul 506,85 1.722 1.748 1.774 1.798 1.818 1.831 Gunungkidul 1.485,36 455 455 455 455 456 461 Sleman 574,82 1.801 1.835 1.870 1.902 1.926 1.939 Yogyakarta 32,50 12.056 12.024 11.990 11.958 12.017 12.123 DIY 3.185,80 1.054 1.065 1.076 1.085 1.095 1.103 Sumber : Estimasi Penduduk berdasarkan SP 2010

(http://yogyakarta.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/10 8 mei 2016)

Upaya BKKBN dalam menjalankan Program KB kepada masyarakat D.I.Yogyakarta dinilai sangat baik. Dengan adanya sosialisasi yang efektif dari BKKBN maka masyarakat dengan mudah dapat mengerti bentuk dari program KB tersebut. Informasikan program KB yang diberikan oleh BKKBN sangat menyeluruh sehingga banyak masyarakat yang mengetahui tentang pentingnya


(23)

5 program keluarga berencana tersebut. Hal ini dapat diliat dari data BKKBN terhadap jumlah peserta KB baru menurut metode kontrasepsi dari ke lima Provinsi di Pulau Jawa, Provinsi D.I.Yogyakarta memiliki jumlah peserta KB Terbanyak Kedua dibanding dengan Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Tengah, dan Provinsi Jawa Timur.

Tabel. 3

Jumlah Peserta KB Baru Yang Dilayani Oleh Faskes KB Pemerintah Menurut Metode Kontrasepsi Tahun 2012

NO

Nama Provinsi

JUMLAH PESERTA KB BARU YANG DILAYANI OLEH FASKES KB PEMERINTAH MENURUT METODE KONTRASEPSI

IUD MOW MOP KONDOM IMPLAN SUNTIKAN PIL JUMLAH

1 DKI JAKARTA 2.086 277 30 745 1.009 4.476 2.236 10.859

2 JAWA BARAT 5.868 907 24 2.201 7.339 10.085 16.105 42.529

3 JAWA TENGAH

3.729 918 54 1.836 6.860 14.450 6.482 34.329

4 DI

YOGYAKARTA

3.634 860 57 1.414 7.459 12.005 9.761 35.190

5 JAWA TIMUR 562 94 18 146 157 471 150 1.598

Dari data diatas dapat kita simpulkan bahwa provinsi yang jumlah peserta KB baru yang dilayani oleh Faskes KB pemerintah menurut metode kontrasepsi adalah Provinsi D.I.Yogyakarta dengan jumlah peserta KB baru secara keseluruhan yaitu 35.190 ribu jiwa. Dengan jumlah peserta KB baru yang besar dibandingkan dengan Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Tengah, dan Provinsi Jawa Timur menandakan Program KB tersebut berjalan dengan baik.

(http://data.ukp.go.id/storage/f/2014-04-07T09%3A09%3A17.454Z/processed-jumlah-peserta-kb-aktif-per-metode-per-provinsi-2012.csv 8mei 2016)


(24)

6 Namun keberhasilan BKKBN Provinsi D.I.Yogyakarta dalam menekan laju pertumbuhan penduduk tidak bisa menjadi patokan bahwa provinsi lain di Indonesia juga berhasil menjalankan Program KB yang dijalankan oleh BKKBN. menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi) program KB tidak lagi bergema dan terdengar gaungnya seperti pada era Orde Baru. Presiden menilai program KB saat ini hampir tidak terdengar lagi, oleh karena itu Presiden menunjuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai salah satu lembaga yang diamanahkan dapat dengan cepat menjalankan Salah satu program yang tengah gencar dilaksanakan saat ini yaitu Program Kampung Keluarga Berencana (KB). Menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi) Program KB tersebut masih belum menyeluruh hingga kebagian pelosok Indonesia sehingga masih kurangnya informasi mengenai Program KB tersebut sehingga dibentuklah Kampung KB agar masyarakat Indonesia dapat mencanangkan program KB secara keseluruhan. Pembentukan Kampung KB ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat ditingkat kampung atau setara, melalui program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga serta membangun sektor terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas.

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan alah satu Provinsi yang menjadi target dari Program Kampung KB. Distribusi penduduk DIY selama empat dekade terakhir terpusat di Kabupaten Sleman, Bantul, Gunungkidul dan Kulonprogo. Kabupaten Sleman dan Bantul menjadi dua daerah yang memiliki distribusi penduduk terbesar dan memiliki pola yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk di Kabupaten Kulonprogo dan Gunungkidul


(25)

7 juga semakin meningkat dalam empat dekade terakhir, Namun laju pertumbuhannya relatif lebih lambat dibandingkan dengan kedua daerah sebelumnya sehingga andil distribusi penduduknya semakin menurun. Sementara, Kota Yogyakarta menjadi potret wilayah yang populasi penduduknya sudah jenuh dan semakin berkurang akibat terbatasnya wilayah administasi yang digunakan untuk pemukiman dan tempat tinggal.

(http://yogyakarta.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Statistik-Daerah-Istimewa-Yogyakarta-2014.pdf, 12 februari 2016)

Hal itu diperkuat oleh beberapa survei yang dilakukan lembaga-lembaga non pemerintahan dan pemerintahan, dan ditemukan beberapa hal tersebut: Estimasi jumlah penduduk DIY pada tahun 2012 menurut BPS sebanyak 3.514.762 jiwa dengan komposisi penduduk laki-laki sebanyak 1.737.506 jiwa dan perempuan sebanyak 1.777.256 jiwa. Dari tabel diatas, persebaran penduduk DIY menurut Kabupaten/Kota tahun 2012 terbanyak berada di Kabupaten Sleman yaitu sebanyak 1.114.833 jiwa atau sebesar 31,71%. Wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak kedua yaitu Kabupaten Bantul sebanyak 927.956 jiwa atau sebesar 26,40 %, disusul oleh Kabupaten Gunungkidul pada urutan ketiga dengan jumlah penduduk sebanyak 684.740 jiwa atau sebesar 19,48%. Selanjutnya, wilayah dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo dengan jumlah penduduk masing-masing sebanyak 394.012 jiwa dan 393.221 jiwa atau sebesar 11,21% dan 11,18 %.


(26)

8 Pembentukan Kampung KB ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat ditingkat kampung atau setara, melalui program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga serta membangun sektor terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Dalam pemerintahan periode 2015-2019 terdapat 6 rancangan strategi yang telah ditetapkan dan diharapkan mampu terwujud yaitu:

1) Menurunkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk tingkat nasional (persen per tahun) dari 1,38 persen/tahun tahun 2015 menjadi 1,21 persen pada tahun 2019.

2) Menurunkan Total Fertility Rate (TFR) perempuan usia reproduksi dari 2,37 tahun 2015 menjadi 2,28 pada tahun 2019

3) Meningkatnya Contraceptive Prevalence Rate (CPR) semua metode dari 65,2 persen menjadi 66 persen

4) Menurunya kebutuhan ber-KB tidak terlayani/unmetneed dari jumlah pasangan usia subur dari 10,6 persen tahun 2015 menjadi 9,91 persen tahun 2019

5) Menurunya Age Specific Fertility Rate (ASFR) dari 46 pada tahun 2015 menjadi 38 per 1000 perempuan kelompok usia umur 15-19 tahun pada tahun 2019

6) Menurunya persentase kehamilan yang tidak diinginkan dari wanita usia subur dari 7,1 persen tahun 2015 menjadi 6,6 persen tahun 2019.

Adapun program dari pembentukan Kampung KB tersebut ialah dalam bidang kesehatan (Kegiatan Posyandu berjalan tiap bulan sekali), Pendidikan


(27)

9 (PAUD/TPA/TK sebanyak 4 lembaga (kerang mutiara, mutiara hati, Gedung SD sebanyak 1 lembaga dan Pondok Pesantren sebanyak 1 lembaga), Keagamaan (TPQ, Pesantren, Rajaban, Syawalan, Maulidan, Yasinan). Pembentukan Kampung KB ini pada tahap perencanaan dimulai dari tahun 2015, ditargetkan pada tahun 2016 ini dan disetiap kabupaten dan kota minimal harus ada satu Kampung KB. Kemudian di tahun 2017, disetiap kecamatan minimal harus

memiliki satu Kampung KB. “Terakhir di tahun 2019 nanti, setiap desa harus

menjadi Kampung KB. dari Kabupaten Kulonprogo adalah Dusun Selo Barat, Hargorejo, Kokap. Bantul: Dusun Jasem, Srimartani, Piyungan. Gunungkidul: Dusun Wonolagi, Ngleri, Playen dan Kabupaten Sleman: Malangrejo, Wedomartani, Ngemplak.

(http://www.bkkbn.go.id/kependudukan/KAMPUNG-print.pdf.12 februari 2016) Kriteria pemilihan Kampung KB ialah:

1. Kriteria Utama

a) Jumlah Pra-KS dan KS-1 (miskin) diatas rata-rata, Pra KS dan KS-1 tingkat desa/kelurahan dimana kampong itu berada

b) Jumlah peserta KB dibawah rata-rata pencapaian peserta KB tingkat desa/kelurahan dimana kampong tersebut berada

2. Kriteria Wilayah

Kumuh, Pesisir/Nelayan, Daerah Aliran Sungai/DAS, Bantaran Kereta Api, kawasan miskin (termasuk miskin perkotaan), terpencil, perbatasan, kawasan industri, kawasan wisata, padat penduduk.


(28)

10 Upaya BKKBN Provinsi DIY dalam Program Kampung KB untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat ditingkat kampung atau setara, melalui program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga serta membangun sektor terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas perlu diinformasikan dengan baik kepada masyarakat agar tercapainya tujuan tersebut. Informasi yang diberikan BKKBN juga dimaksudkan untuk menghimbau masyarakat bisa memanfaatkan potensi desa mereka sehingga mampu menunjang pertumbuhan perekonomian dan terwujudnya keluarga kecil yang berkualitas. Dalam proses komunikasi program pembentukan Kampung KB perlu adanya strategi komunikasi yang efektif agar program tersebut dapat terealisasikan dengan mempertimbangkan khalayak sasaran, pesan yang disampaikan dan media yang tepat, pelaksanaan program Kampung KB, BKKBN menggunakan strategi komunikasi dalam menginformasikan Kampung KB kepada masyarakat agar penyampaian pesan atau materi dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Pesan dapat dimengerti oleh masyarakat, jika penyampaianya menggunakan strategi yang tepat. Sehingga komunikator dapat memilih dan mentukan cara untuk berkomunikasi sesuai dengan karakteristik komunikasinya. Strategi komunikasi sangat diperlukan dalam program Kampung KB dikarenakan agar Program tersebut dapat berjalan dengan baik dan memberikan efek yang baik pula sehingga tujuan dari program Kampung KB dapat dicapai dengan maksimal.

Perlu diketahui program Kampung KB ini baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk pertama kalinnya di Desa Mertasinga Kecamatan


(29)

11 Gunung Jati Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat pada tanggal 1 januari 2016. Jokowi dalam pidatonya mengatakan, dengan adanya program Kampung KB ini, disatu kecamatan tidak hanya menjalankan program KB saja tetapi juga melaksanakan perencanaan berkeluarga serta implementasi kependudukan yang berkelanjutan. Presiden Jokowi mengatakan, diadakan program Kampung KB ini diharapkan bisa berjalan lancar dan bisa meningkatkan angka kesejahteraan masyarakat Indonesia. Kampung KB yang pertama diresmikan ini berada di Provinsi Jawa Barat yang memiliki penduduk terbanyak. “Perencanaan berkeluarga bagi generasi penerus menjadi sangat penting untuk mewujudkan

kehidupan berkeluarga yang berkualitas,” katanya.

(http://www.cirebonkab.go.id/id_ID/presiden-jokowi-resmikan-kampung-kb-desa-mertasinga/8 mei 2016)

Strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai. Perlunya strategi komunikasi dalam menginformasikan program Kampung KB, yaitu dalam proses penyampaian pesan. Selama ini dalam proses penyampaian pesan atau materi kepada komunikator selalu berbeda disetiap kegiatan. Jadi setiap pertemuan tidak selalu dengan pemberian materi yang sama dengan sebelumnya. Sehingga membuat masyarakat khususnya kelompok masyarakat tingkat kampung harus melakukan adaptasi lagi dengan komunikator. Kemudian dalam penyampaian pesan diberikan dalam bahasa Indonesia dan bahasa jawa, hal tersebut sangat berpengaruh dengan penerimaan pesan kepada komunikan, terkadang beberapa warga lebih sulit memahami bahasa Indonesia khusus nya


(30)

12 didaerah pedesaan terpencil. Dari beberapa data tersebut, Strategi komunikasi sangat diperlukan dalam menjalankan program Kampung KB tersebut, dikarenakan agar program tersebut dapat berjalan dengan baik dan memberikan efek yang baik pula bagi masyarakat dan kemajuan kampung serta kehidupan berkeluarga mereka, sehingga tujuan dari program Kampung KB dapat tercapai dan hasilnya maksimal.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

“Bagaimana Strategi Komunikasi Badan Koordinasi Keluaraga Berencana

Nasional (BKKBN) Provinsi DIY dalam Menginformasikan Program Pembentukan Kampung KB di Yogyakarta Tahun 2015?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mendeskripsikan strategi komunikasi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY dalam menginformasikan Program Kampung KB di Yogyakarta.

2. Mengetahui hambatan dalam menginformasikan Program Kampung KB dan strategi yang dilakukan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis


(31)

13 Diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan atau wawasan dalam bidang kajian strategi komunikasi.

2. BKKBN Provinsi DIY

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY sebagai masukan dalam peningkatkan pelaksanaan strategi komunikasi khusunya dalam menginformasikan Program Kampung KB di Yogyakarta.

3. Masyarakat Program Kampung KB

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi Masyarakat Program Kampung KB sebagai penambah wawasan, khususnya di bidang Program Kampung KB.

E. KERANGKA TEORI

Dalam penelitian ini, ada beberapa teori yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian yaitu:

1. Strategi Komunikasi

Komunikasi sangat penting artinya bagi manusia, sebab tanpa komunikasi tidak akan terjadi interaksi dan tidak ada terjadi saling tukar pengetahuan dan pengalaman. Dalam berkomunikasi, strategi komunikasi merupakan faktor penentu berhasil atau tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif. Dalam menggunakan strategi komunikasi yang tepat agar gagasan diperhatikan, dimengerti dan diikuti oleh sasaran, maka harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang apa yang akan disampaikan, mengapa harus disampaikan, dan efek yang diinginkan. Tanpa pengetahuan itu semua, pemilihan dan penggunaan


(32)

14 strategi tidak dapat dilakukan karena sebuah strategi hanya dapat digunakan untuk pesan dan hasil tertentu. Tujuan utama digunakannya strategi komunikasi adalah terciptanya komunikasi efektif yaitu yang mampu melahirkan efek dari komunikasi.

Menurut Onong Uchjana Effendy (1986:113) efek diklasifikasikan menjadi tiga yaitu efek kognitif, efek afektif, efek konatif. Efek kognitif yaitu berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung menjadi merasa jelas. Efek afektif yaitu berkaitan dengan perasaan, efek ini timbul akibat dari membaca surat kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi sehingga timbul perasaan tertentu pada khalayak. Efek konatif yaitu bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha, yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan.

Dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) strategi komunikasi adalah suatu cara yang dikerjakan demi kelancaran suatu komunikasi. Istilah lain strategi komunikasi merupakan metode atau langkah-langkah yang diambil untuk keberhasilan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat dan perilaku, baik secara langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media. Salah satu peranan terpenting strategi komunikasi dalam menunjang proses komunikasi yaitu dengan bahasa. Fungsi bahasa dalam arti kehidupan manusia adalah sebagai alat yang dapat melahirkan berbagai macam perasaan dan sebagai alat komunikasi. Pentingnya bahasa dalam kehidupan manusia membuat bahasa menjadi alat vital


(33)

15 dalam berkomunikasi. Sebuah interaksi dalam bentuk apapun misalnya kampanye, sosialisasi, dll memerlukan pemilihan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan karakteristik pendengar. Hal tersebut dapat mempengaruhi penerimaan pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan.

Bahasa merupakan lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi, dan proses penyampaian pesan pada umumnya dengan menggunakan bahasa. Bahasa, baik verbal maupun nonverbal merupakan wahana untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima. Namun bahasa juga dapat menjadi penghalang komunikasi jika:

a. kata yang sama diartikan secara berbeda, b. kata dan kalimat kabur,

c. kata terlalu khas dan merupakan jargon atau istilah pada bidang khusus, atau tidak umum dipakai, dan

d. kalimat bertele-tele dan sulit dimengerti (Agus Hardjana, 2003:42).

Selanjutnya menurut Onong Uchjana Effendy (1993:14) dalam proses komunikasi terdapat unsur-unsur pokok yang menjadi acuan terjadinya komunikasi. Unsur-unsur pokok tersebut antara lain:

a. Komunikator, orang yang menyampaikan pesan.

b. Pesan, lambang yang disampaikan komunikator kepada komunikan. c. Komunikan, orang yang menjadi penerima pesan dari komunikator.

d. Media, sarana untuk menyalurkan pesan-pesan dari komunikator kepada komunikan.

e. Efek, tanggapan atau respon dari komunikan setelah menerima pesan dari komunikator.

Dalam komunikasi terjadi pertukaran dengan arti dan makna tertentu, hal itu dimulai dari gagasan yang ada pada diri seseorang kemudian diolahnya menjadi pesan dan dikirimkan melalui media tertentu kepada penerima pesan.


(34)

16 Apabila pesan yang disampaikan mendapat tanggapan berarti proses komunikasi yang efektif sedang berlangsung. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan.

Menggunakan strategi dalam berkomunikasi merupakan hal yang sangat penting, karena hal itu dapat memperlancar proses komunikasi. Dalam proses komunikasi terdapat dua jenis komunikasi berdasarkan sifatnya yaitu (Effendy, 2004:31):

A. Komunikasi tatap muka (face-to-face-communication)

Komunikasi tatap muka digunakan apabila kita mengharapkan efek perubahan tingkah laku (behavior change) dari komunikan. Komunikasi tatap muka tetap mempunyai kelebihan antara lain karena antara komunikator dan komunikan langsung mengadakan kontak pribadi, saling menukar informasi karena jarak dan ruang antara komunikator dan komunikan sangat dekat. Komunikator bisa mengetahui apakah komunikan mengerti apa yang dikomunikasikan dengan saling melihat. Umpan balik langsung (immediate feedback) sangat diperlukan dalam berkomunikasi.

B. Komunikasi bermedia (public media dan mass media)

Komunikasi bermedia adalah komunikasi yang sarana untuk menghubungkan suatu pesan kepada penerima pesan yang jauh jarak dan ruangnya. Komunikasi bermedia ini pun disebut sebagai komunikasi informatif karena jenis komunikasi ini tidak begitu ampuh mengubah tingkah laku komunikannya.


(35)

17 Ada beberapa perbedaan antara komunikasi tatap muka dengan komunikasi bermedia, keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri. Dalam komunikasi tatap muka, komunikator akan langsung menerima feedback dari komunikannya saat proses interaksi berlangsung. Sedangkan dalam komunikasi bermedia, seorang komunikator tidak dapat menerima feedback dengan segera karena proses pengiriman pesan keduanya berbeda. Dari segi keefektifannya, komunikasi tatap muka lebih efektif daripada komunikasi bermedia. Namun dalam komunikasi bermedia lebih efisien daripada komunikasi tatap muka, karena adanya faktor kecepatan dan keluasan informasi.

Efektivitas komunikasi sangat diperlukan guna mengetahui bagaimana efek suatu komunikasi terhadap seseorang. Selain itu bagaimana suatu pesan yang dikomunikasikan mempunyai kemampuan untuk meramalkan efek yang akan timbul pada khalayak. Efektivitas komunikasi ditinjau dari komponen komunikan, seseorang dapat dan akan menerima sebuah pesan hanya kalau terdapat empat kondisi berikut secara simultan:

a. Ia dapat dan benar-benar mengerti pesan komunikasi.

b. Pada saat ia mengambil keputusan, ia sadar bahwa keputusannya itu sesuai dengan tujuannya.

c. Pada saat ia mengambil keputusan, ia sadar bahwa keputusannya itu bersangkutan dengan kepentingan pribadinya.

d. Ia mampu untuk menepatinya baik secara mental maupun secara fisik. (Effendy, 1986:40).


(36)

18 Selain dari komunikan, menurut Onong Uchjana Effendy (2000:43) dalam

buku “Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi” untuk melaksanakan komunikasi

efektif dapat ditinjau dari komponen komunikator, yakni kepercayaan pada komunikator (source credibility) dan daya tarik komunikator (source attractiveness). Kedua hal tersebut berdasarkan posisi komunikan yang akan menerima pesan:

a. Hasrat seseorang untuk memperoleh suatu pernyataan yang benar; jadi komunikator mendapat kualitas komunikasinya sesuai dengan sampai di mana ia memperoleh kepercayaan dari komunikan, dan apa yang dinyatakannya.

b. Hasrat seseorang untuk menyamakan diri dengan komunikator atau bentuk hubungan lainnya dengan komunikator yang secara emosional memuaskan; jadi komunikator akan sukses dalam komunikasinya, bila ia berhasil memikat perhatian komunikan.

Komunikasi yang efektif adalah proses komunikasi yang dapat mencapai tujuannya. Komunikasi efektif menjadi cita-cita semua orang yang berkomunikasi. Menurut Agus M. Hardjana (2003:40) komunikasi akan efektif jika, pesan dapat diterima dan dimengerti sebagaimana yang dimaksud oleh pengirimnya. Kemudian pesan disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diminta oleh pengirim. Dan tidak ada hambatan untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk menindaklanjuti pesan yang dikirim.

Tidak jauh dari pendapat yang dikemukakan Agus M. Hardjana, menurut Endang Lestari. G & Maliki (2003:37) komunikasi yang efektif dapat terjadi


(37)

19 apabila pesan yang dikirim oleh komunikator/sender dapat diterima dengan baik (menyenangkan, aktual/nyata) oleh komunikan/reciever. Kemudian penerima pesan menyampaikan kembali bahwa pesan telah diterima dengan baik dan benar. Artinya ada komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik. Kemudian lima aspek yang harus dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif adalah clarity, accurary, contex, flow, dan culture. Selain itu strategi dalam membangun komunikasi efektif yaitu dengan mengetahui mitra bicara (audience), mengetahui tujuan, dengan memperhatikan konteks, mempelajari kultur, dan dengan memahami bahasa.

Scott M. Cultip dan Allen H. Center mengemukakan dalam “Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi-Konsepsi dan Aplikasi” (2002:110-111) 20 bahwa terdapat tujuh faktor yang menyebabkan komunikasi menjadi efektif. Ketujuh faktor tersebut disebut Seven C’s Communication, yaitu:

1. Credibiliy (Kredibilitas): Komunikasi baru bisa berjalan efektif apabila ada rasa saling percaya antara komunikan.

2. Context (Konteks): Keberhasilan komunikasi berkaitan erat dengan situasi dan kondisi lingkungan yang terjadi pada saat.

3. Content (Isi): Keberhasilan komunikasi tercapai apabila isi pesan/berita dapat dimengerti oleh komunikan dan komunikan mau memberikan respon/ feedback kepada komunikator.

4. Clarity (Kejelasan): Yang dimaksud di sini adalah kejelasan ini berita/ pesan yang disampaikan, antara lain kejelasan tujuan yang akan dicapai serta kejelasan istilah yang dipakai dalam komunikasi yang dijalin.


(38)

20 5. Continuity and Consistency (Kesinambungan dan Konsistensi)

6. Capacity of audience (Kemampuan Komunikan): Komunikator hendaknya mampu memperkirakan kemampuan komunikan dalam memahami pesan yang disampaikan.

7. Channels of Distribution (Media Pengiriman Berita): Agar komunikasi dapat berlangsung efektif, hendaknya digunakan saluran-saluran (media) komunikasi yang sudah umum atau biasa digunakan.

Selain komunikasi yang efektif, dalam berkomunikasi proses pertukaran pesan juga harus efektif sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh komunikan. Adapun ciri-ciri pesan yang efektif antara lain yaitu :

1. Menyediakan informasi yang praktis.

Dengan menerangkan bagaimana mengerjakan sesuatu, menjelaskan mengapa perubahan dilakukan, memberikan solusi terhadap masalah, dan lain-lain.

2. Memberikan fakta dibandingkan kesan.

Dengan menggunakan bahasa yang konkrit dan menjelaskan secara detail yang dimaksud, informasi harus jelas, meyakinkan, akurat, dan etis.

3. Mengklarifikasi dan menyingkat beberapa informasi.

Dengan menggunakan tabel, bagan, foto maupun diagram yang menjelaskan tentang pesan yang dimaksud.

4. Masyarakat tanggung jawab secara jelas.

Dengan menjelaskan apa yang kita harapkan atas apa yang dapat kita lakukan, karena pesan hanya ditujukan pada orang-orang tertentu saja.


(39)

21 5. Membujuk dan menyediakan rekomendasi.

Pesan yang disampaikan adalah membujuk untuk melakukan sesuatu atau untuk memanfaatkan layanan yang kita tawarkan dengan menjelaskan manfaat yang akan mereka peroleh.

Menurut Bilson Simamora (2003:290), ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain pesan yang efektif, yaitu dengan mencermati apa yang ingin disampaikan (isi pesan), bagaimana menyampaikannya (struktur pesan), dan bagaimana menjabarkan pesan ke dalam simbol-simbol (format pesan). Kemudian setelah mendesain pesan yang efektif, hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mengirimkan pesan secara efektif. Menurut Johnson dalam Supratiknya, (1995:35). ada tiga syarat yang harus dipenuhi dalam mengirimkan pesan secara efektif yaitu:

1. Pertama, kita harus mengusahakan agar pesan-pesan yang kita kirimkan mudah dipahami.

2. Kedua, sebagai pengirim kita harus memiliki kredibilitas di mata penerima. 3. Ketiga, kita harus berusaha mendapatkan umpan balik secara optimal tentang

pengaruh pesan kita itu dalam diri penerima. Dengan kata lain, kita harus memiliki kredibilitas dan terampil mengirimkan pesan.

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Demikian pula menurut Onong Uchjana Effendy (1986:97) dalam buku berjudul “Dimensi-Dimensi Komunikasi” menyatakan bahwa:

“.... strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi


(40)

22 untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan tersebut dapat dicapai jika strategi komunikasi dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi”.

Strategi komunikasi yang efektif selalu diawali oleh perencanaan yang solid. Perencanaan yang matang adalah kunci keberhasilan suatu kegiatan. Dalam membuat strategi terdapat kegiatan perencanaan, setiap kegiatan yang mendukung proses tercapainya tujuan-tujuan dapat dilihat dengan jelas. Menurut Pawit M Yusup, (1990:74) Kegiatan-kegiatan yang dimasukkan ke dalam strategi komunikasi ialah kegiatan persiapan, kegiatan penggarapan atau pelaksanaan, dan kegiatan penyimpulan atau penutup. Kemudian memotivasi sasaran agar selalu siap dan tertarik pada suatu pokok masalah (topik), mempersiapkan peralatan yang digunakan dalam kegiatan komunikasi, juga merupakan kegiatan strategi komunikasi.

Perencanaan merupakan tugas penting dari suatu organisasi. Perencanaan merupakan langkah utama yang penting dalam keseluruhan manajemen agar faktor produksi yang biasanya sangat terbatas dapat diarahkan maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan adalah pernyataan tertulis mengenai segala sesuatu yang akan atau yang harus dilakukan. Sedangkan perencanaan komunikasi merupakan pernyataan tertulis mengenai serangkaian tindakan tentang bagaimana suatu kegiatan komunikasi akan atau harus dilakukan agar mencapai perubahan perilaku sesuai dengan yang diinginkan. Tahapan perencanaan komunikasi pada dasarnya terdiri dari tahap identifikasi masalah komunikasi, tahap perumusan tujuan komunikasi, tahap penetapan rencana


(41)

23 strategik, tahap penetapan rencana operasional, tahap penyusunan rencana evaluasi, dan tahap merencanakan rekomendasi.

Salah satu tahapan dalam perencanaan komunikasi yaitu tahap perencanaan evaluasi. Dalam melakukan evaluasi dibutuhkan tolok ukur tertentu sebagai acuan. Cronbach dalam Umar (2005:41), mengatakan bahwa standar yang digunakan untuk melakukan evaluasi mungkin tidak sepenting konsekuensinya, yaitu bahwa evaluasi yang baik adalah evaluasi yang dapat memberikan dampak positif pada perkembangan pelaksanaan suatu program. Menurut Husein Umar (2005:36) pengertian evaluasi yaitu:

Suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih di antara keduanya, serta bbagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.

Ada beberapa model yang dapat dipakai dalam melakukan evaluasi. Salah satunya yaitu model evaluasi UCLA yang ditemukan Alkin dalam Umar, (2005:41). membagi evaluasi ke dalam lima macam, yaitu sebagai:

1. System assesment, yaitu evaluasi yang memberikan informasi tentang keadaan atau posisi suatu sistem.

2. Program planning, yaitu evaluasi yang membantu pemilihan aktivitasaktivitas dalam program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhannya. 3. Program implementation, yaitu evaluasi yang menyiapkan informasi apakah program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat seperti yang direncanakan.

4. Program improvement, yaitu evaluasi yang memberikan informasi tentang bagaimana program berfungsi, bagaimana program bekerja, bagaimana mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin dapat mengganggu pelaksanaan kegiatan.


(42)

24 5. Program certification, yaitu evaluasi yang memberikan informasi mengenai

nilai atau manfaat program.

Perencanaan komunikasi merupakan kegiatan penyampaian pesan pada publik. Pesan harus diciptakan sejelas-jelasnya demi sasaran suatu organisasi. Kemudian pesan disampaikan dengan cara-cara tertentu agar sampai ke publik yang menjadi target audiens. Untuk mencapai target ini, tentu dibutuhkan teknologi pembantu. Strategi komunikasi yang efektif tidak hanya membuat pesan-pesan yang dapat memberi dampak bagi target audiens, tapi juga merefleksikan misi/tujuan/sasaran yang terintegrasi ke dalam kegiatan seharihari. Untuk menyusun perencanaan komunikasi dibutuhkan informasi yang jelas tentang audiens, kejelasan pesan, dan pilihan media.

Dalam pemilihan audiens harus mengetahui siapa yang ingin dijangkau, bagaimana keadaan audiens sasaran yang hendak dijangkau, mengidentifikasi audiens, dan kemudian memahami keadaan mereka, hal itu merupakan kunci keberhasilan perencanaan komunikasi. Kemudian selain audiens, hal yang perlu diperhatikan yaitu dalam pembentukan pesan, bentuk pesan sedemikian rupa sehingga menjadi perhatian publik. Dalam membentuk pesan, yang perlu mempertimbangkan yaitu pesan model apa yang mereka lebih gampang merespon, bahasa apa yang akan lebih gampang ditangkap audiens. Selanjutnya dalam pemilihan media, memilih jenis media mana yang paling cocok untuk menyampaikan pesan dan menjangkau audiens.

Menurut Nursalam Ferry Efendi (2009:211) media yang efektif harus mampu disesuaikan dengan kemampuan masyarakat sekitar, yaitu dengan memperhatikan pertanyaan dibawah ini:


(43)

25 a. Apakah saluran yang tepat untuk pendidikan ini?

b. Format apa yang akan digunakan? c. Sumber apa yang tersedia?

Selain kegiatan perencanaan, manajemen juga merupakan hal yang vital dalam membuat strategi. Manajemen merupakan sebuah proses untuk merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan dalam rangka usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan Gitosudarmo (1997:10). Manajemen komunikasi adalah proses timbal balik pertukaran sinyal untuk memberi informasi, membujuk atau memberi perintah, berdasarkan makna yang sama dan dikondisikan oleh konteks hubungan para para komunikator dan konteks sosialnya. Dari definisi manajemen tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa fungsi pokok dalam manajemen merupakan suatu proses yang meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusun informasi (staffing), memimpin (leading) dan pengawasan (controlling).

Dalam manajemen komunikasi didalamnya terdapat hubungan komunikasi timbal balik (two ways communications) yang merupakan alat sekaligus untuk memperlancar penyampaian pesan, informasi dan publikasi. Menurut Ruslan (1999:85) pola strategi komunikasi dan pelaksanaan fungsi manajemen dalam suatu organisasi yaitu berdasarkan: Plan, Do, Check, and Action Plan, yaitu:


(44)

26 Gambar. 1.1 Sistem Manajemen dan Metode Komunikasi

Sumber : Ruslan (1999:85)

Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan manajer sebagai pimpinan tertinggi (Top Manager) cukup melakukan komunikasi dengan para penanggung jawab. Dalam komunikasi manajemen hal yang paling pokok yaitu dalam hal penyampaian instruksi di satu pihak, dan pelaksanaan kewajiban di lain pihak. Jadi manajemen komunikasi adalah sebagai alat, bukan merupakan tujuan dari suatu organisasi.

Di dalam dunia komunikasi, strategi berarti rencana menyeluruh dalam mencapai tujuan-tujuan komunikasi. Tujuan-tujuan komunikasi dalam hal ini bisa bermacam-macam, bergantung pada medan komunikasi yang disentuhnya, misalnya komunikasi instruksional mempunyai tujuan tercapainya proses interaksi edukatif di pihak sasaran (komunikan), komunikasi pembangunan bertujuan agar tercapai masyarakat adil dan makmur melalui pemerataan informasi yang bersifat membangun.

Dengan demikian, menurut Onong Uchjana Effendy (2004:28) dalam buku berjudul “Dinamika Komunikasi” mengemukakan bahwa strategi


(45)

27 komunikasi baik secara makro (planned multimedia strategy) maupun secara mikro (single communication medium strategy) mempunyai fungsi ganda:

1. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal.

2. Menjembatani “kesenjangan budaya” (cultural gap) akibat kemudahan

diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.

Untuk memahami strategi komunikasi, Harold D. Lasswell dalam bukunya Onong Uchjana Effendy “Dinamika Komunikasi” (2004:29-30) mengemukakan paradigmanya dalam karyanya The Communication of Ideas, Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?. Paradigma Lasswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yaitu: komunikator (siapa yang mengatakan), pesan (mengatakan apa), media (melalui saluran/channel/media apa), komunikan (kepada siapa), dan efek (dengan dampak/efek apa). Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.

Strategi komunikasi menurut R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam Onong Uchjana Effendy (1995:32) mempunyai tujuan sentral untuk meyebarluaskan pesan komunikasi yaitu:


(46)

28 a. To secure understanding

Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi. b. To establish acceptance

Bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik. c. To motivate action

Komunikator mampu memberi motivasi kepada komunikan.

Pada umumnya komunikasi mempunyai beberapa tujuan antara lain: a. Mengubah sikap (to change the attitude)

b. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion) c. Mengubah perilaku (to change the behavior)

d. Mengubah masyarakat (to change the society) (Effendy, 1993:55).

Dalam strategi komunikasi peranan komunikator sangatlah penting, itulah sebabnya strategi komunikasi harus luwes supaya komunikator sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan bila dalam pelaksanaan menemui hambatan. Salah satu upaya untuk melancarkan komunikasi yang lebih baik mempergunakan pendekatan A-A Procedure (from Attention to Action Procedure) dengan lima langkah yang disingkat AIDDA. A=Attention (perhatian), I=Interest (minat), D=Desire (hasrat), D=Decision (keputusan), A=Action (kegiatan). Dimulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian akan menjadikan suksesnya komunikasi. Setelah perhatian muncul kemudian diikuti dengan upaya menumbuhkan minat yang merupakan tingkatan lebih tinggi dari perhatian. Minat merupakan titik pangkal untuk tumbuhnya hasrat. Selanjutnya seorang komunikator harus pandai membawa hasrat tersebut untuk menjadi suatu


(47)

29 keputusan komunikan untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator.

2. Komunikasi Kesehatan

Dalam upaya BKKBN menginformasikan program Kampung KB, Pada dasarnya merupakan salah satu bentuk komunikasi kesehatan kepada masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat ditingkat kampung atau setara. Melalui program kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan keluarga serta membangun sektor terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Komunikasi kesehatan yang dilakukan BKKBN merupakan proses penyampaian pesan kesehatan oleh BKKBN kepada masyarakat dengan menggunakan saluran/media tertentu dengan tujuan untuk mendorong perilaku masyarakat agar tercapainya kesejahteraan dan meningkatkan status kesehatan. Aspek komunikasi kesehatan meliputi informasi tentang pencegahan penyakit, promosi kesehatan, kebijaksanaan pemeliharaan kesehatan, regulasi bisnis dalam bidang kesehatan, yang sejauh mungkin mengubah dan membaharui kualitas individu dalam suatu komunitas atau masyarakat dengan mempertimbangkan aspek ilmu pengetahuan dan etika.

Menurut Elayne Clift & Vicki Freimuth dalam Alo Liliweri (2013:47) Dalam konsep Komunikasi kesehatan, yakni suatu pendekatan yang menekankan pada usaha mengubah prilaku kesehatan audiens (sekala makro) agar mereka mempunyai kepekaan terhadap masalah kesehatan tertentu yang sudah didefinisikan dalam satuan waktu tertentu. Menurut Taibi Khaler dalam Alo Liliweri (2013:53) Sebenarnya secara praktis tujuan khusus komunikasi kesehatan


(48)

30 itu meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui beberapa usaha pendidikan dan pelatihan agar dapat:

1. Meningkatkan pengetahuan yang mencangkup: a) Prinsip-prinsip dan proses komunikasi manusia.

b) Menjadikan komunikator yang memiliki etos,patos,logos, kredebilitas dan lain-lain.

c) Menyusun pesan verbal dan non-verbal dalam komunikasi kesehatan. d) Memilih media yang sesuai dengan konteks komunikasi kesehatan. e) Menentukan segmen komunikan yang sesuai dengan konteks

komunikasi kesehatan.

f) Mengelola umpan-balik atau dampak pesan kesehatan yang sesuai dengan kehendak komunikator dan komunikan.

g) Mengelola hambatan-hambatan dalam komunikasi kesehatan. h) Mengenal dan mengelola konteks komunikasi kesehatan. i) Prinsip-prinsip riset.

2. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi efektif.

Praktis berbicara, berpidato, memimpin rapat, berdialog, diskusi, negosiasi, menyelesaikan konflik, menulis, wawancara, memnjawab pertanyaan, argumentasi dan lain-lain.

3. Membentuk sikap dan prilaku berkomunikasi. a) Berkomunikasi yang menyenangkan, empati. b)Berkomunikasi dengan kepercayaan pada diri.


(49)

31 d)Membuat pertukaran gagasan dan informasi makin menyenangkan.

e) Memberikan apresisasi terhadap terbentuknya komunikasi yang baik. Dalam komunikasi kesehatan untuk menunjang proses tersebut diperlukan visi dan misi kesehatan. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Kesehatan RI No. 23 Tahun 1992 visi kesehatan yaitu: “Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi

maupun sosial”. Menurut Soekidjo Notoatmojo (2005:31) untuk mewujudkan

upaya-upaya tersebut diperlukan misi. Ada tiga misi komunikasi kesehatan, yaitu: 1. Advokat (advocate), tujuan dari kegiatan ini adalah meyakinkan para pejabat

pembuat keputusan atau penentu kebijakan, bahwa program kesehatan yang akan dijalankan tersebut penting (urgen).

2. Menjembatani (mediate), bidang kesehatan mempunyai misi untuk menjembatani sektor kesehatan dengan sektor yang lain sebagai mitra. Kemitraan sangat penting, karena tanpa itu sektor kesehatan tidak akan mampu menangani masalah kesehatan yang begitu kompleks.

3. Memampukan (enable), bidang kesehatan melalui tokoh-tokoh masyarakat harus memberikan keterampilan-keterampilan kepada masyarakat agar dapat mandiri dibidang kesehatan.

Guna mewujudkan visi dan misi secara efektif dan efisiensi diperlukan beberapa strategi. Berdasarkan Konferensi Ottawa dalam buku “Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan karangan Alo Liliweri (2013:34-35) strategi membangun kesehatan mencakup 5 butir, yaitu:


(50)

32 1. Membangun kemampuan personal, yakni kemampuan diri sendiri untuk

menangani kesehatan individu.

2. Menciptakan dukungan dari lingkungan, yakni penciptaan dukungan dari masyarakat yang secara aktif terlibat dalam menangani kesehatan individu, komunitas, dan masyarakat seluruhnya.

3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan, mengadakan reorientasi atau peninjauan kembali berbagai program dan aktivitas yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat.

4. Membangun mediasi & advokasi, yakni membangun berbagai kekuatan dalam masyarakat untuk melakukan mediasi dan advokasi kesehatan kepada individu, program kesehatan yang melibatkan partisipasi komunikasi dan lingkungan.

5. Memperkuat aksi dan peran komunitas.

Selain visi dan misi, diperlukan juga sebuah metode komunikasi kesehatan agar dapat menunjang proses komunikasi kepada masyarakat. Menurut Soekidjo Notoatmojo (2005:285-290) metode komunikasi kesehatan ada tiga, yaitu metode Komunikasi individual (perorangan), metode komunikasi kelompok, dan metode komunikasi kesehatan massa. Pertama, metode komunikasi individual yaitu dengan melakukan pendekatan berupa bimbingan, penyuluhan dan wawancara. Yang kedua, metode komunikasi kesehatan kelompok terdapat dua macam yaitu, kelompok besar dan kelompok kecil. Metode yang baik untuk kelompok besar adalah ceramah dan seminar, sedangkan untuk kelompok kecil yaitu diskusi kelompok dan curah pendapat. Dan yang ketiga adalah metode komunikasi


(51)

33 kesehatan secara massa. Contoh dari metode komunikasi kesehatan secara massa yaitu ceramah umum (public speaking), diskusi melalui media elektronik, bill board, dan tulisan-tulisan dimajalah atau koran.

Dari metode-metode diatas ada beberapa metode yang menggunakan media sebagai alat untuk mengkomunikasikan kesehatan. Media komunikasi kesehatan merupakan semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik, dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya dengan harapan dapat merubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan. Dengan media, komunikasi kesehatan dapat diterima dan dicerna masyarakat karena pesan-pesan yang disampaikan lebih menarik dan dipahami.

Dalam memilih media yang perlu diperhatikan adalah pemilihan media didasarkan pada selera khalayak sasaran, bukan pada selera pengelola program dan media yang dipilih harus memberikan dampak yang luas. Dalam media cetak media yang digunakan yaitu poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, stiker, dan famflet. Kemudian dalam media elektonik, media yang digunakan adalah TV, radio, film, video film, CD, VCD. Dan dalam media luar ruang, media yang digunakan adalah papan reklame, spanduk, pameran, banner, dan TV layar lebar. Media promosi kesehatan yang baik yaitu media yang mampu memberikan informasi kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan sasaran, sehingga sasaran mampu untuk mengubah perilaku sesuai dengan informasi yang disampaikan.


(52)

34 F. PENELITIAN TERDAHULU

Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah meninjau terlebih dahulu beberapa hasil karya penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan tema yang dianggkat. Hal ini dimaksut untuk mengetahui perbedaan dan kesamaan hasil karya penelitian sebagai referensi serta wawasan agar lebih baik lagi.

1. Meninjau penelitian skripsi yang dilakukan oleh Tri Widyaningrum mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang berjudul “STRATEGI KOMUNIKASI

PEMASARAN DINAS PARIWISATA JEPARA DALAM

MEMPROMOSIKAN PULAU KARIMUN JAWA SEBAGAI OBYEK

WISATA UNGGULAN” tahun 2011. Metode penelitian yang digunakan

dalam skripsi Tri Widyaningrum adalah dengan metode deskkriptif kualitatif. Penelitian yang dilakukan Tri Widyaningrum bertujuan untuk mendeskripsikan peran Dinas Pariwisata Jepara Dalam Mempromosikan Pulau Karimun Jawa Sebagai Objek Wisata Unggulan, mendeskripsikan strategi komunikasi yang digunakan oleh Dinas Pariwisata Jepara dalam mempromosikan pulau Karimun Jawa sebagai obyek wisata unggulan, adapun strategi komunikasi yang di gunakan ialah melalui media internet yaitu web www.ticjepara.com, memberikan special price bagi pengunjung yang menggunakan paket liburan, menyebarkan leafet, brosur dan VCD profil Karimun Jawa, ikut berpartisipasi dalam Yacht Raly Sail Banda 2010, kegiatan ini sangat membatu dinas pariwisata dalam mempromosikan Karimun Jawa adapun faktor pendukung kegiatan komunikasi ialah kota


(53)

35 Jepara dikenal dengan kota ukir dan tempat kelahiran Kartini tokoh emansipasi wanita Indonesia

2. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Kemal Candra mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik yang berjudul “STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN

KORAN TRIBUN JOGJA DALAM MERAIH PEMBACA PADA TAHUN

2011”. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi Kemal Candra

adalah dengan metode deskkriptif kualitatif. Penetitian yang dilakukan Kemal Candra bertujuan untuk mendeskripsikan peran Koran Tribun dalam meraih pembaca, mendeskripsikan strategi komunikasi yang digunakan oleh Koran Tribun dalam meraih pembaca. Adapun strategi komunikasi yang di gunakan ialah menentukan target audiens, menentukan tujuan komunikasi, menentukan bauran pemasaran serta melakukan evaluasi, dan media promosi yang digunakan dari bidang asvertising, spanduk, material branding,brosur, x banner, tribun juga memasang iklan di media elektronik, media cetak dan internet, selain di bidang advertising tribun juga melakukan sales promotion, public relation dan personal salling.

3. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Erwin Kurniawan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang berjudul “STRATEGI KOMUNIKASI

PEMASARAN “TELKOM SPEEDY” DALAM MEMBANGUN LOYALITAS KONSUMEN”. Metode penelitian yang digunakan dalam


(54)

36 Penetitian yang dilakukan Erwin Kurniawan bertujuan untuk mendeskripsikan peran Telkom dalam membangun loyalitas konsumen, mendeskripsikan strategi komunikasi yang digunakan oleh Telkom dalam membangun loyalitas konsumen, adapun strategi komunikasi yang di gunakan berupa bauran pemasaran, strategi meliputi produktivitas yang bermutu, harga tarif terjangkau, promosi yang gencar, pelayanan yang memuaskan dan distribusi konsumen secara tepat, bauran pemasaran yang di lakukan oleh Telkom speedy selalu memiliki nilai unggul, dengan harga yang ditekan rendah namun berkualitas.

4. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Rizky Mauli Ardy mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang berjudul “STRATEGI KOMUNIKASI

DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN WONOGIRI DALAM MENGKOMUNIKASIKAN GERAKAN REHABILITAS HUTAN

DAN LAHAN”. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi Rizky

Mauli Ardy adalah dengan metode deskkriptif kualitatif. Penetitian yang dilakukan Rizky Mauli Ardy bertujuan untuk mendeskripsikan peran dinas kehutanan dan perkebunan Wonogiri dalam mengkomunikasikan gerakan rehabilitas hutan dan lahan. Mendeskripsikan strategi komunikasi yang digunakan oleh dinas kehutanan dan perkebunan Wonogiri dalam mengkomunikasikan gerakan rehabilitas hutan dan lahan. Adapun strategi komunikasi yang digunakan ialah dengan mengadakan penyuluhan kehutanan,


(55)

37 adanya program yang terstruktur dan adanya anggaran dana dan sosialisasi kepada masyarakat.

Dari keempat penelitian diatas dapat diketahui persamaan dan perbedaanya, penelitian yang dilakukan peneliti sebelumnya menggunakan kajian teori strategi komunikasi dengan melakukan pendekatan dalam bidang mempromosikan progam pemasaran dari masing-masing obyek yang diambil, sedangkan perbedan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis ialah kajian teori yang digunakan menggunakan pendekatan teori komunkasi kesehatan,

karena sesuai dengan judul peneliti yang berjudul “STRATEGI KOMUNIKASI

BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) PROVINSI DIY DALAM MENGINFORMASIKAN PROGRAM

PEMBENTUKAN KAMPUNG KB di YOGYAKARTA TAHUN 2016“ maka

akan lebih efektif jika menggunakan kajian teori komunikasi kesehatan.

G. METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini peneliti menggunakan penelitian deskriptif. Tujuan dari penelitian deskriptif yaitu untuk membuat perencanaan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Suryabrata, 1998:18). Selain itu penelitian deskriptif juga bertujuan untuk mendeskripsikan, mencatat, menganalisa, dan menginterpretasikan. Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena ingin meneliti tentang proses strategi


(1)

TRANSKRIP WAWANCARA

(Informan : Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB Bantul, Sri Rahayu, 21 agustus 2016)

Peneliti : Biasanya kalau ikut kegiatan kampung KB komunikatornya siapa aja bu?

Informan : Untuk narasumber itu biasa berbeda-beda mas, tergantung sama materi yang disamapiakan pada saat sosialisasi, kadang dari Pisikolog, Sosiolog, Dokter ginekolog, Bidan, Departemen Sosial dan Dinas Kesehatan,

Peneliti : Jika narasumbernya berbeda apa ada kendala dalam penyampaian pesan bu?

Informan : pasti ada mas, kadang kalau pas kena narasumber yang terlalu cepat menyampaikan materi dan bahasanya terlalu susah dicerna juga gak enak mas.

Peneliti : Materi yang disampaikan apa biasanya bu?

Informan : tentang kependudukan, keluarga berencana juga kesehatan reproduksi, pemberdayaan keluarga, pendidikan, kesehatan, perlindungan anak dan sosial ekonomi, menurut kami materi yang dibawakan sangat bermanfaat.

Peneliti : Menurut Ibu Sri, bagaimana BKKBN Provinsi DIY mensosialisaikan program Kampung KB selama ini?

Informan : saya sudah cukup baik mas, setahu saya untuk workshop baru satu kali diadakan terus untuk pelatihan tentang pemahaman tentang kampung KB dan sosialisasi KB itu diadakan sebulan sekali sudah dimulai dari bulan januari mas sedangkan untuk ajang kreatifitas itu merupakan kegiatan keterampilan yang baik. Peneliti : Apa dengan adanya pelatihan tentang pemahaman kampung KB

ini masyarakat disini merasa terbantu?

Informan : kami sangat terbantu dengan adanya pelatihan tentang pemahaman kampung KB ini, kami jadi lebih paham tentang apa itu kependudukan, apa itu keluarga berencana, kesehatan


(2)

reproduksi, pemberdayaan keluarga, pendidikan, kesehatan, perlindungan anak dan sosial.

Peneliti : Apa dampak yang dirasakan masyarakat dengan adanya sosilisasi KB ini?

Informan : kami sebagai warga sangat merasa senang dengan adanya program sosialisai KB ini, setidaknya kami jadi mengerti dan paham lah tentang program KB dan kesehatan reproduksi, pada saat sosialisasi juga narasumbernya baik dan ramah jadi kami tidak takut untuk bertanya.

Peneliti : Apa tanggapan warga dengan adanya ajang kreatifitas ini bu? Informan : kami sangat senang dengan adanya ajang kreatifitas ini, pada

kegiatan ajang kreatifitas ini kami banyak mendapat manfaat. menambah kemampuan dan melatih masyarakat untuk membuat suatu perancangan kerja.

Peneliti : Dalam proses menginformasikan Program Kampung KB apakah BKKBN Provinsi DIY ada menggunakan media elektronik bu? Informan : Setahu saya mas, televisi itu sudah ada iklanya di TVRI, saya

dengar dari teman juga diradio juga ada.

Peneliti : Kalau untuk media printed material apakah ada bu? Informan : baliho, spanduk, dan stiker sih sudah banyak mas disini. Peneliti : Untuk media internet apa ada juga bu?

Informan : ada website nya juga sudah lengkap informasinya. Peneliti : untuk pembangunan gapura itu tujuanya apa ya bu?

Informan : setahu saya pembangunan gapura yang bertuliskan kampung KB ini merupakan tanda atau icon kalau kampung ini adalah kampung KB mas.


(3)

TRANSKRIP WAWANCARA

(Informan : Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB Yogyakarta, Bapak Suron, 25 agustus 2016)

Peneliti : Biasanya kalau ikut kegiatan kampung KB komunikatornya siapa aja pak?

Informan : Untuk narasumber itu biasa berbeda-beda mas, tergantung sama materi yang disamapiakan pada saat sosialisasi, kadang dari Pisikolog, Sosiolog, Dokter ginekolog, Bidan, Departemen Sosial dan Dinas Kesehatan,

Peneliti : Jika narasumbernya berbeda apa ada kendala dalam penyampaian pesan pak?

Informan : narasumbernya terlalu cepat menyampaikan materi dan bahasanya terlalu susah dicerna mas. Terus ada juga komunikator yang penyampaian pesannya sudah efektif, karena narasumbernya menggunakan alat peraga sehingga mudah dipahami.

Peneliti : Materi yang disampaikan apa biasanya pak?

Informan : untuk materi yang biasa disampaikan oleh narasumber itu kadang tentang kependudukan, ada juga keluarga berencana juga kesehatan reproduksi, pemberdayaan keluarga juga ada mas, sama itu loo pendidikan, kesehatan, perlindungan anak dan sosial ekonomi, menurut kami materi yang dibawakan sangat bermanfaat, Cuma terkadang cara penyampaian nya aja mas kurang jelas, mungkin dengan adanya alat bantu peraga saya rasa materi yang disampaikan akan lebih efektif.

Peneliti : Menurut Bapak Suron, bagaimana BKKBN Provinsi DIY mensosialisaikan program Kampung KB selama ini?

Informan : proses sosialisasi yang dilakukan BKKBN Provinsi DIY dikampung kita ini menurut saya sudah cukup baik mas.


(4)

Peneliti : Apa dengan adanya pelatihan tentang pemahaman kampung KB ini masyarakat disini merasa terbantu?

Informan : kami sangat terbantu dengan adanya pelatihan tentang pemahaman kampung KB ini, kami jadi lebih paham tentang apa itu kependudukan, apa itu keluarga berencana, kesehatan reproduksi, pemberdayaan keluarga, pendidikan, kesehatan, perlindungan anak dan sosial.

Peneliti : Apa dampak yang dirasakan masyarakat dengan adanya sosilisasi KB ini?

Informan : kami sebagai warga sangat merasa senang dengan adanya program sosialisai KB ini, setidaknya kami jadi mengerti dan paham lah tentang program KB dan kesehatan reproduksi, pada saat sosialisasi juga narasumbernya baik dan ramah jadi kami tidak takut untuk bertanya.

Peneliti : Apa tanggapan warga dengan adanya ajang kreatifitas ini Pak? Informan : kami sangat senang dengan adanya ajang kreatifitas ini, pada

kegiatan ajang kreatifitas ini kami banyak mendapat manfaat yang pertama menambah kemampuan masyarakat dalam menghasilkan sebuah karya, dan kedua melatih masyarakat untuk membuat suatu perancangan kerja, melaksanakan apa yang telah direncanakan dan membangkitkan motivasi dalam berkarya. Peneliti : Dalam proses menginformasikan Program Kampung KB apakah

BKKBN Provinsi DIY ada menggunakan media elektronik pak? Informan : Setahu saya mas, untuk ditelevisi itu sudah ada iklanya di TVRI,

saya dengar dari teman juga diradio juga ada, kan sekarang radio kita udah bisa streaming mas.

Peneliti : Kalau untuk media printed material apakah ada pak?

Informan : kalau untuk media cetak luar ruang seperti baliho, spanduk, dan stiker sih sudah banyak mas disini, itu pas mas masuk dari gerbang gapura sudah ada tulisan baliho “Kampung KB” terus dipinggir jalan sebelum mas masuk kampung sini juga ada spanduk gede kampung KB.


(5)

Informan : awalnya saya kira hanya ada di tv aja eh di website nya juga sudah lengkap, saya buka website nya itu juga karena saya sendri yang pengen tau infonya lebih dalam.

Peneliti : untuk pembangunan gapura itu tujuanya apa ya pak?

Informan : setahu saya pembangunan gapura yang bertuliskan kampung KB ini merupakan tanda atau icon kalau kampung ini adalah kampung KB mas, itu dananya dari BKKBN mas, tapi untuk pembangunanya itu dikerjakan secara gotong-royong oleh warga kampung


(6)

Tabel Program Acara Menginformasikan Program Kampung KB

NO Program Acara Waktu Pelaksanaan

1 Workshop Kampung KB Tanggal 07-11 Oktober 2015

2 Pelatihan Tentang Pemahaman Kampung KB Satu bulan sekali, dimulai dari bulan januari 2016

3 Sosialisasi KB Satu bulan sekali, dimulai dari

bulan januari 2016

4 Ajang Kreatifitas Tanggal 12-13 Maret 2016

5 Live streaming Radio “Kampung KB” pukul 14.00-16.00, januari - maret

6 Iklan Televisi “Kampung KB” Pukul 22.00-03.00, dimulai dari bulan januari 2016


Dokumen yang terkait

Tugas dan Peranan Sekretaris pada Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kab. Langkat.

0 21 59

Konsep badan kependidikan dan keluarga berencana nasional (BKKBN) tentang keluarga berencana (KB) di tinjau dari hukum Islam dan hukum positif

1 11 95

Analisis Pada Sistem Informasi Data Keluarga Pada Bidang IKAP Di Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat

0 2 1

Analisis Sistem Informasi Pada Bidang Ikap (Informasi Keluarga Dan Analisis Program) Di Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat

0 8 65

Pengolahan Mutasi Data Keluarga berbasis web Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jakarta

0 9 58

Strategi Komunikasi Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) (Studi Deskriptif Tentang Strategi Komunikasi Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat dalam Mempersuasi Suami Untuk Mengikuti Program Vas

0 9 60

STRATEGI KOMUNIKASI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) PROVINSI DIY DALAM MENGINFORMASIKAN PROGRAM PENYIAPAN KEHIDUPAN BERKELUARGA BAGI REMAJA (PKBR) DI YOGYAKARTA TAHUN 2010-2014

0 5 165

Analisis pola pertanggungjawaban (studi kasus program kampung keluarga berencana di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi DIY)

4 64 98

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 160 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan BKKBN.

0 0 9

STRATEGI KOMUNIKASI BKKBN PROVINSI BANTEN DALAM PROSES PEMBENTUKAN KESADARAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA - FISIP Untirta Repository

0 2 112