Pengaruh metode sosialisasi dan kelekatan ibu terhadap karakter remaja di kelurahan Situ Gede Kota Bogor

PENGARUH METODE SOSIALISASI DAN KELEKATAN IBU
TERHADAP KARAKTER REMAJA
DI KELURAHAN SITU GEDE KOTA BOGOR

YOSITA FITRIA MARLIANI

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Metode
Sosialisasi dan Kelekatan Ibu terhadap Karakter Remaja di Kelurahan Situ Gede
Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Yosita Fitria Marliani
NIM I24100037

ABSTRAK
YOSITA FITRIA MARLIANI. Pengaruh Metode Sosialisasi dan Kelekatan Ibu
terhadap Karakter Remaja di Kelurahan Situ Gede Kota Bogor. Dibimbing oleh
DWI HASTUTI.
Melemahnya nilai karakter remaja dapat diakibatkan oleh rendahnya peran
orang tua dalam mensosialisasikan nilai kebaikan. Penelitian ini menggunakan
desain cross sectional study dan bertujuan untuk menganalisis pengaruh metode
sosialisasi dan kelekatan ibu terhadap karakter remaja. Kerangka contoh
penelitian adalah keluarga utuh dengan anak pertama usia remaja (13-15 tahun)
yang tinggal di Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
Contoh diambil sebanyak 50 keluarga secara purposive untuk dilakukan
wawancara terhadap ibu dan anak. Hasil uji hubungan menunjukkan bahwa

semakin baik metode observational yang disosialisasikan ibu dan semakin
tingginya kelekatan ibu maka semakin baik pula karakter remaja. Hasil uji
pengaruh menunjukkan bahwa hanya kelekatan ibu yang memiliki pengaruh nyata
terhadap karakter remaja dalam model.
Kata kunci: karakter remaja, kelekatan ibu, metode sosialisasi

ABSTRACT
YOSITA FITRIA MARLIANI. Effect of Socialization Methods and Mother’s
Attachment on Characters among Teenagers in Situ Gede Village Bogor City.
Supervised by DWI HASTUTI.
The decreasing values of character among teenagers can be caused by the
role of parents to socialize values of kindness. This study used cross-sectional
design and aimed to analyze the influence of socialization methods and mother’s
attachment on characters among teenagers. Sample frames of this research were
families with first child as teenagers (13-15 years) who has been lived in the Situ
Gede Village, Sub District West Bogor, Bogor City. This research involved 50
samples that taken purposively and interviewed by using questionnaire. The
correlation result showed significantly that the better the method of observational
and the higher mother’s attachment, it was likely the better character of teenagers.
Regression analysis showed that only mother’s attachment that had significant

influence on character of teenagers in the model.
Keywords: mother’s attachment, socialization methods, teenagers of charater

RINGKASAN
YOSITA FITRIA MARLIANI. Pengaruh metode sosialisasi dan kelekatan ibu
terhadap karakter remaja di Kelurahan Situ Gede Kota Bogor. Dibimbing oleh
DWI HASTUTI.
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh metode
sosialisasi dan kelekatan ibu terhadap karakter remaja di Kelurahan Situ Gede
Kota Bogor. Tujuan khusus penelitian ini yaitu: 1) mengidentifikasi karakteristik
remaja, karakteristik keluarga, metode sosialisasi, kelekatan ibu, serta karakter
remaja; 2) menganalisis hubungan karakteristik remaja, karakteristik keluarga,
dengan metode sosialisasi ibu, kelekatan ibu, serta karakter remaja; 3)
menganalisis hubungan metode sosialisasi, dan kelekatan ibu dengan karakter
remaja; 4) menganalisis pengaruh karakteristik remaja, karakteristik keluarga,
metode sosialisasi, dan kelekatan ibu terhadap karakter remaja.
Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi
yang berjudul “Metode Sosialisasi Nilai-Nilai Karakter pada Keluarga Perdesaan
melalui Prakter Pengasuhan Positif”, yang diketuai oleh Dr. Ir. Dwi Hastuti, M.Sc
dan anggotanya yaitu Alfiasari, S.P, M.Si dan Ir. M. D. Djamaluddin, M.Sc.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study dengan
lokasi penelitian di Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
Contoh diambil sebanyak 50 keluarga secara purposive untuk dilakukan
wawancara terhadap ibu dan anak.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer.
Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan alat bantu kuesioner
terstruktur sebagai instrumen pengumpulan data. Data primer meliputi
karakteristik keluarga, karakteristik remaja, metode sosialisasi, kelekatan ibu, dan
karakter remaja. Data metode sosialisasi ibu diperoleh melalui instrumen yang
disusun dari Berns (1997) dengan nilai cronbach’s alpha 0.78, kelekatan ibu
diperoleh melalui instrumen yang dikembangkan dari Shmueli-Goetz et. al (2008)
dengan nilai cronbach’s alpha 0.844, dan karakter remaja diperoleh melalui
instrumen yang dikembangkan dari Peterson dan Seligman (2004) dengan nilai
cronbach’s alpha 0.75. Instrumen-instrumen tersebut disusun dan dikembangkan
oleh tim peneliti. Kuesioner metode sosialisasi terdiri atas 30 item pernyataan
yang terdiri atas 4 sub skala, yaitu operant, observational, cognitive, dan
apprenticeship. Kuesioner karakter terdiri atas 72 item pernyataan yang meliputi
moral knowing, feeling, dan acting, yang masing-masing terdiri atas 24 item
pernyataan. Kuesioner kelekatan terdiri atas 16 item pernyataan. Ketiga kuesioner
dengan pernyataan positif diukur menggunakan skala 1 hingga 3 (`=”tidak

menggambarkan diri responden”, 2=”kurang menggambarkan diri responden”,
3=”sangat menggambarkan diri responden”), dan sebaliknya untuk pernyataan
negatif.
Penelitian ini melibatkan 50 persen remaja laki-laki dan 50 persen remaja
perempuan dengan rata-rata usia remaja berada pada kategori remaja awal (13-15
tahun). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata usia ibu berada pada
kategori dewasa awal (20-40 tahun). Rata-rata besar keluarga berada pada
kategori keluarga sedang (5-7 orang). Pendapatan keluarga per bulan berada pada
kategori rendah yaitu ≤Rp 1 633 333 per bulan dengan rata-rata pendapatan

sebesar Rp1 418 000 per bulan. Proporsi terbesar tingkat pendidikan ibu yaitu
berada pada kategori SD/sederajat (44%) dan SMP/sederajat (44%). Proporsi ibu
bekerja sebagai wirausaha atau pedagang (7%) lebih tinggi daripada pekerjaan
lainnya. Berdasarkan pengkategorian status pekerjaan, hanya lebih dari satu
perempat ibu yang bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa hampir tiga perempat ibu
bekerja di sektor domestik.

Metode sosialisasi yang paling banyak digunakan ibu yaitu metode
observational, cognitive, dan apprenticeship, sedangkan operant paling jarang
digunakan ibu dalam metode sosialisasi. Kelekatan ibu dengan remaja

menunjukkan bahwa lebih dari separuh ibu (58%) memiliki kelekatan yang aman.
Karakter remaja menunjukkan bahwa hampir keseluruhan remaja memiliki moral
knowing (98%) dan moral feeling (96%) yang sangat baik, tetapi hanya lebih dari
separuh remaja (68%) memiliki moral acting yang sangat baik.
Hasil menunjukkan bahwa tidak ada satupun karakteristik keluarga dan
remaja yang berhubungan dengan metode sosialisasi ibu maupun karakter remaja.
Sementara itu, besar keluarga memiliki hubungan negatif dengan kelekatan ibu,
sehingga semakin banyak jumlah anggota keluarga maka semakin rendah
kelekatan ibu. Selain itu, ibu dan remaja yang semakin lekat dan semakin baik
metode sosialisasi ibu maka semakin baik pula karakter remaja. Uji pengaruh
menunjukkan bahwa tidak ada satupun karakteristik remaja, karakteristik
keluarga, maupun metode sosialisasi ibu yang berpengaruh signifikan terhadap
karakter remaja. Variabel yang berpengaruh positif signifikan terhadap karakter
remaja yaitu hanya kelekatan ibu.

PENGARUH METODE SOSIALISASI DAN KELEKATAN IBU
TERHADAP KARAKTER REMAJA
DI KELURAHAN SITU GEDE KOTA BOGOR

YOSITA FITRIA MARLIANI


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Pengaruh Metode Sosialisasi dan Kelekatan Ibu terhadap Karakter
Remaja di Kelurahan Situ Gede Kota Bogor
Nama
: Yosita Fitria Marliani
NIM
: I24100037


Disetujui oleh

Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc
Pembimbing

Diketahui oleh

Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M. Sc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul
Pengaruh Metode Sosialisasi dan Kelekatan Ibu terhadap Karakter Remaja di
Kelurahan Situ Gede Kota Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc
selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan
perbaikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian. Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.Sc selaku
dosen pembimbing akademik, Megawati Simanjuntak, SP, M. Si selaku pemandu
seminar, Alfiasari, SP, M. Si dan Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M. Si selaku
penguji sidang. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada almarhum H. Endang
Sukarya dan Hj. Trinny Yuliarthika selaku orang tua, Yoppie Yuniawan, Yessie
Silvia Desiyanti, Yuanita Septiani, Ahmad Tri Anggara, Edi Kusnadi, serta
keluarga besar atas do’a, dukungan, dan bantuannya, baik secara moril maupun
materil. Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Nenny, Dwi, Tria,
Herni, Andini, Fitri, Aprilia, Ulfah, rekan-rekan IKK 47 yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bantuan dan mendukung penyelesaian skripsi ini, serta
seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas kelancaran
selama penyusunan skripsi ini.
Penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Bogor, Juli 2014
Yosita Fitria Marliani

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL


vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah


2

Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian

3

KERANGKA PEMIKIRAN

3

METODE

5

Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

5

Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

6

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

7

Pengolahan dan Analisis Data

8

Definisi Operasional

9

HASIL

10

Karakteristik Keluarga dan Remaja

10

Metode Sosialisasi Ibu

11

Kelekatan Ibu

12

Karakter Remaja

13

Hubungan Karakteristik Remaja dan Keluarga dengan Metode Sosialisasi,
Kelekatan Ibu, dan Karakter Remaja

14

Hubungan Metode Sosialisasi dan Kelekatan Ibu dengan Karakter Remaja

14

Pengaruh Karakteristik Remaja, Karakteristik Keluarga, Metode Sosialisasi,
dan Kelekatan Ibu terhadap Karakter Remaja
15
PEMBAHASAN

16

SIMPULAN DAN SARAN

18

DAFTAR PUSTAKA

19

LAMPIRAN

21

RIWAYAT HIDUP

23

DAFTAR TABEL
1 Jenis data, variabel, alat bantu, skala data, dan jumlah pernyataan
2 Sebaran contoh berdasarkan nilai minimum, maksimum, rata-rata,
dan standar deviasi
3 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pendidikan ibu
4 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan ibu
5 Sebaran contoh berdasarkan skor capaian metode sosialisasi ibu
6 Sebaran contoh berdasarkan skor capaian kelekatan ibu
7 Sebaran contoh berdasarkan skor capaian karakter remaja
8 Hasil uji korelasi antara karakteristik remaja dan karakteristik keluarga
dengan metode sosialisasi, kelekatan ibu, dan karakter remaja
9 Hasil uji korelasi antara metode sosialisasi dan kelekatan ibu dengan
karakter remaja
10 Hasil analisis regresi berganda pada karakteristik remaja, karakteristik
keluarga, metode sosialisasi, dan kelekatan ibu terhadap karakter
remaja

7
10
11
11
12
13
13
14
15

15

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran metode sosialisasi dan kelekatan ibu terhadap
pembentukan karakter positif remaja
2 Kerangka teknik pengambilan contoh

5
6

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin remaja
Sebaran contoh berdasarkan status bekerja ibu
Sebaran contoh berdasarkan jawaban metode sosialisasi ibu
Sebaran contoh berdasarkan jawaban kelekatan ibu
Sebaran contoh berdasarkan jawaban karakter remaja

21
21
21
22
22

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa. Remaja menjadi lebih aktif mencari segala informasi untuk memenuhi
keingintahuan mereka. Hal ini menjadikan proses pencarian identitas atau jati diri
perlu diarahkan agar perilaku yang dihasilkan tidak menyimpang dan tidak
melanggar aturan. Karakter bangsa sangat terkait dengan jati diri dan wawasan
kebangsaan. Karakter yang tidak dibangun akan melahirkan sifat-sifat negatif
yang dominan dan ketidakmampuan menguasai diri. Keberhasila seorang anak
sangat ditentukan oleh keluarga karena keluarga adalah lingkungan pertama dan
utama bagi seorang anak untuk dididik dan dibesarkan. Kelekatan anak dengan
pengasuh utamanya menjadi hal yang sangat penting dalam membentuk ikatan
emosional. Kelekatan yang erat antara ibu dan anak menjadi hal penting agar anak
dapat membentuk kepercayaan kepada orang lain di masa yang akan datang,
merasa diperhatikan, dan menumbuhkan rasa aman. Kelekatan menjadi langkah
awal untuk mensosialisasikan nilai-nilai kebaikan kepada anak. Kasih sayang,
sentuhan, kelekatan emosi antara orang tua (terutama ibu) dan anak, serta
penanaman nilai-nilai dapat memengaruhi karakter anak (Berns 1997; Megawangi
2009; Kadarmanta 2010; Hyoscyamina 2011).
Hasil penelitian Dewi (2009) menunjukkan bahwa kelekatan antara ibu dan
remaja memiliki hubungan positif dengan identitas remaja. Orang tua yang
mampu membentuk karakter anak dengan baik akan memberikan kontribusi untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pemberian stimulus ataupun
pembinaan moral yang efektif menjadi hal yang sangat penting dalam membentuk
karakter positif remaja (Rahmah 2011). Karakter bangsa akan tercipta dalam diri
manusia yang berkualitas. Penanaman nilai-nilai kebaikan melalui metode
sosialisasi orang tua perlu dilakukan secara efektif. Metode sosialisasi ibu
memengaruhi karakter remaja secara positif (Pasaribu 2013). Penelitian lain
menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara metode sosialisasi
dengan karakter disiplin dan hormat santun remaja pada keluarga bercerai di Kota
Bogor, sedangkan stimulasi psikososial tidak berhubungan signifikan dengan
karakter disiplin dan hormat santun remaja (Srikandi 2013). Manusia berkarakter
adalah manusia yang mampu mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan tindakan
(Megawangi 2009). Namun, hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia
(SKRRI) yang dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) pada tahun 2012 menunjukkan bahwa sekitar 34,7 persen remaja putri
dan 30,9 persen remaja putra di Indonesia berusia 14-19 tahun pernah
berhubungan seksual (Dimyati 2012). Hal tersebut mengindikasikan bahwa
remaja di Indonesia mulai mengalami degradasi moral dan belum dapat dikatakan
manusia berkarakter.
Hasil studi lain menemukan bahwa keluarga barat perdesaan dengan orang
tua lengkap dan memiliki anak remaja akan menurunkan konflik jika keluarga
memberikan kehangatan dan dukungan pada awal hingga pertengahan masa
remaja. Akan tetapi, akan meningkatkan konflik pada keluarga dengan kondisi
bermusuhan, ancaman, atau kritis (Rueter dan Conger 1995). Perdesaan

2

merupakan daerah yang sangat erat dengan nilai dan budaya. Orang tua di
perdesaan cenderung pasif dalam mengasuh dan mendidik anak. Biasanya orang
tua di perdesaan lebih banyak membiarkan anaknya tumbuh dan berkembang
sendiri. Orang tua akan melibatkan dan memperhatikan anak jika dianggap sudah
cukup besar (Gunarsa SD dan Gunarsa YSD 2008). Metode sosialisasi hukuman,
penguatan positif, penjelasan, teladan, dan penetapan standar yang berkategori
tinggi lebih banyak ditemukan pada orang tua di perdesaan (Hastuti, Alfiasari, dan
Sarwoprasodjo 2012). Penelitian yang ada saat ini pun banyak berfokus pada
daerah desa dan kota, tetapi masih sedikitnya penelitian yang berfokus pada
daerah sub urban area. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk
menganalisis pengaruh metode sosialisasi dan kelekatan ibu terhadap karakter
remaja.

Perumusan Masalah
Megawangi (2009) menyatakan bahwa terdapat beberapa kesalahan orang
tua dalam mendidik anak yang dapat memengaruhi perkembangan anak, seperti
orang tua kurang menunjukkan ekspresi kasih sayang, baik secara verbal maupun
fisik. Padahal, ekspresi tersebut sangat diperlukan untuk memberikan rasa aman
kepada anak. Kebanyakan orang tua juga masih memerintah anak secara paksa
dan bersikap kasar. Selain itu, orang tua tidak menanamkan karakter kebaikan.
Orang tua hanya menekankan aspek kognitif pada otak kiri anak saja tanpa
melibatkan otak kanan anak. Kebanyakan orang tua menganggap bahwa
pengembangan otak kiri saja sudah cukup. Dalam hal ini, penanaman nilai-nilai
karakter seharusnya diberikan secara terus-menerus, bahkan sejak usia dini.
Beberapa kesalahan tersebut akan memberikan dampak negatif terhadap
kepribadian dan kecerdasan emosional anak, misalnya anak merasa tidak dekat
dan tidak menjadikan orang tuanya sebagai figur (role model). Anak akan lebih
percaya kepada teman sebaya, sehingga mudah terpengaruh pergaulan negatif.
Perilaku menyimpang yang dilakukan remaja mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Hasil studi menemukan bahwa 1.130 remaja dalam lingkungan
orang tua yang berpenghasilan rendah dan kurang mendapatkan pengawasan
orang tua lebih berkecenderungan memiliki hasil positif penyakit menular seks,
terlibat dalam perilaku seksual, dan memiliki sejarah penggunaan alkohol atau
mariyuana, berkelahi, dan ditahan (DiClemente et al. 2001). Berdasarkan uraian
tersebut, terdapat beberapa permasalahan yang akan dianalisis, yaitu:
1.
Bagaimana karakteristik remaja, karakteristik keluarga, metode sosialisasi,
kelekatan ibu, dan karakter remaja?
2.
Bagaimana hubungan karakteristik remaja dan karakteristik keluarga dengan
metode sosialisasi, kelekatan ibu, serta karakter remaja?
3.
Bagaimana hubungan metode sosialisasi, dan kelekatan ibu dengan karakter
remaja?
4.
Seberapa besar pengaruh karakteristik remaja, karakteristik keluarga,
metode sosialisasi, dan kelekatan ibu terhadap karakter remaja?

3

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh metode
sosialisasi dan kelekatan ibu terhadap karakter remaja.
Tujuan Khusus
Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk:
1.
Mengidentifikasi karakteristik remaja, karakteristik keluarga, metode
sosialisasi, kelekatan ibu, serta karakter remaja.
2.
Menganalisis hubungan karakteristik remaja, karakteristik keluarga, dengan
metode sosialisasi ibu, kelekatan ibu, serta karakter remaja.
3.
Menganalisis hubungan metode sosialisasi, dan kelekatan ibu dengan
karakter remaja.
4.
Menganalisis pengaruh karakteristik remaja, karakteristik keluarga, metode
sosialisasi, dan kelekatan ibu terhadap karakter remaja.

Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak.
Melalui penelitian ini, peneliti dapat mengasah kemampuan berpikir dan
mengembangkan wawasan mengenai bidang ilmu yang peneliti kuasai. Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada orang tua mengenai pengaruh
metode sosialisasi dan kelekatan ibu terhadap karakter remaja, sehingga dapat
menjadi bahan pertimbangan orang tua dalam menerapkan metode sosialisasi
yang efektif dan pentingnya kelekatan untuk remaja agar mampu mencapai
perkembangan yang optimal. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat
memberikan kontribusi terhadap bidang keilmuan mengenai perkembangan anak
dan menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.

KERANGKA PEMIKIRAN
Karakter yang baik menjadi tujuan utama yang ingin dicapai oleh keluarga,
sekolah, dan masyarakat (Lestari 2012). Orang tua memiliki peran penting dalam
membentuk karakter anak. Karakter baik adalah perilaku positif dan ciri-ciri
dimensional yang dapat mendefinisikan seperangkat nilai kebaikan secara
menyeluruh (Peterson dan Seligman 2004; Crossan et al. 2013). Penanaman nilainilai kebaikan merupakan hal penting dalam pembentukan karakter (Lestari
2012). Sosialisasi adalah proses yang dimiliki manusia sejak lahir dalam
memperoleh keterampilan-keterampilan sebagai makhluk sosial dan partisipan
dalam masyarakat. Orang tua (agen sosialisasi utama) yang menerapkan metode
sosialisasi dengan baik akan berkontribusi besar terhadap karakter anak.
Sosialisasi nilai karakter oleh orang tua terhadap anak perlu dilakukan melalui
berbagai metode sosialisasi. Sosialisasi dimulai dengan adanya kelekatan.
Kelekatan antara orang tua dengan anak menjadi hal yang sangat penting untuk
membentuk kualitas anak. Perasaan aman yang dimiliki anak ketika bersama

4

orang tua perlu dibentuk. Kelekatan berkaitan dengan ikatan emosional antara
orang tua dengan anaknya. Kelekatan dengan pengasuh utama merupakan hal
yang paling penting untuk membentuk ikatan emosional dengan orang lain di
masa yang akan datang. Dalam hal ini, ibu sebagai pengasuh utama memiliki
andil besar dalam pembentukan ikatan emosional dengan anaknya. Metode
sosialisasi dikategorikan menjadi 6, yaitu affective, operant, observational,
cognitive, sociocultural, dan apprenticeship. Berdasarkan 6 kategori tersebut
masing-masing dibagi lagi menjadi beberapa bagian. Akan tetapi, metode
sosialisasi affective dan sociocultural tidak diteliti. Hal ini dikarenakan affective
berkaitan dengan kelekatan yang telah dijadikan variabel tersendiri dalam
penelitian ini. Sociocultural juga tidak diteliti karena berkaitan dengan
karakteristik lingkungan sosial di sekitar keluarga, sedangkan penelitian ini hanya
berfokus pada lingkup keluarga saja. Karakteristik lingkungan sosial misalnya
budaya masyarakat sekitar dan teman sebaya (Armsden dan Greenberg 1987;
Berns 1997).
Hasil enkulturasi (proses memperoleh hal-hal penting dalam budaya melalui
belajar melalui pemaparan dan pengamatan) dan sosialisasi menunjukkan adanya
kesamaan dan perbedaan perilaku dalam satu budaya dengan budaya lain. Metode
atau cara orang tua dalam mensosialisasikan nilai-nilai kebaikan kepada anak
akan berbeda-beda antara orang tua yang satu dengan orang tua yang lain (Lestari
2012). Berdasarkan uraian tersebut, dapat diperoleh gambaran mengenai
keterkaitan antara karakteristik keluarga, karakteristik remaja, metode sosialisasi,
kelekatan ibu, dan karakter remaja pada Gambar 1.

5

Karakteristik
Keluarga
1. Usia ibu
2. Tingkat pendidikan
ibu
3. Pekerjaan ibu
4. Besar keluarga
5. Pendapatan
keluarga per bulan

Metode Sosialisasi
1.
2.
3.
4.

Operant
Observational
Cognitive
Apprenticeship
Karakter Remaja
Kelekatan

Karakteristik Remaja

(Attachment)

1. Moral knowing
2. Moral feeling
3. Moral acting

1. Usia
2. Jenis kelamin

Interaksi
Peer Group

Budaya

Keterangan:

: diteliti
: tidak diteliti

Gambar 1 Kerangka pemikiran metode sosialisasi dan kelekatan ibu
terhadap pembentukan karakter positif remaja

METODE
Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi
yang berjudul “Metode Sosialisasi Nilai-Nilai Karakter pada Keluarga Perdesaan
melalui Praktek Pengasuhan Positif”, yang diketuai oleh Dr. Ir. Dwi Hastuti, M.Sc
dan anggotanya yaitu Alfiasari, S.P, M.Si dan Ir. M. D. Djamaluddin, M.Sc.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study karena
data dikumpulkan dalam satu waktu. Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan
Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kabupaten Bogor. Penetapan lokasi
dilakukan secara purposive sebagai representasi wilayah perdesaan dalam kategori
sub urban area. Sub urban merupakan suatu wilayah perdesaan yang lokasinya

6

berdekatan dengan pusat kota, yang berfungsi sebagai daerah pemukiman
penduduk. Nilai-nilai tradisional yang telah dianut oleh masyarakat di wilayah sub
urban ini diduga mengalami transisi ke nilai-nilai modern. Pengambilan data
dilakukan pada bulan Juni 2013.

Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh
Populasi penelitian ini adalah keluarga utuh yang memiliki anak pertama
usia remaja di Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
Kerangka contoh penelitian ini adalah keluarga utuh yang memiliki anak pertama
usia 13-15 tahun dari sepuluh RW yang ada di Kelurahan Situ Gede, Kecamatan
Bogor Barat, Kota Bogor dengan jumlah populasi yaitu 127 keluarga. Contoh
diambil secara simple random sampling dari RW 1, 2, 4, dan 6 dengan
pertimbangan bahwa keempat RW tersebut memiliki jumlah remaja terbanyak.
Namun, contoh yang telah ditentukan ternyata banyak yang tidak sesuai kriteria
ketika turun lapang. Oleh karena itu, peneliti mengambil dua RW lain (RW 7 dan
9) secara purposive dengan pertimbangan bahwa RW yang diambil sesuai kriteria
dengan jumlah remaja terbanyak dibandingkan dengan RW lainnya. Pemilihan
contoh pun akhirnya dilakukan secara purposive dengan pertimbangan ibu dan
remaja sesuai kriteria dan bersedia diwawancarai, sehingga didapatkan 50
keluarga contoh. Adapun kerangka teknik pengambilan contoh dapat dilihat pada
Gambar 2.

Kelurahan Situ Gede, Kecamatan
Bogor Barat, Kota Bogor
(N = 127 keluarga dengan anak
pertama usia 13-15 tahun)

purposive

RW 1, 2, 4, 6

simple random

RW 1, 2, 4, 6, 7, 9

purposive

n = 50 keluarga

purposive

Gambar 2 Kerangka teknik pengambilan contoh

7

Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer.
Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan alat bantu kuesioner
terstruktur sebagai instrumen pengumpulan data. Data primer meliputi
karakteristik remaja, karakteristik keluarga, metode sosialisasi, kelekatan ibu, dan
karakter positif remaja (Tabel 1).
Tabel 1 Jenis data, variabel, alat bantu, skala data, dan jumlah pernyataan
Jenis data

Variabel

Jumlah pernyataan

Alat bantu
dan skala data

Primer

Karakteristik remaja:
 Usia remaja
 Jenis kelamin

Kuesioner
Rasio
Nominal

Primer

Karakteristik keluarga:
 Usia ibu
 Tingkat pendidikan ibu
 Pekerjaan ibu
 Besar keluarga
 Pendapatan keluarga per
bulan

Kuesioner
Rasio
Ordinal
Nominal
Rasio
Rasio

Primer

Metode sosialisasi:

Kuesioner
(Berns) yang
disusun oleh
tim peneliti






Operant
Observational
Cognitive
Apprenticeship

Primer

Kelekatan

Primer

Karakter remaja:

 Moral knowing
 Moral feeling
 Moral acting

15 item
3 item
9 item
3 item
16 item

24 item
24 item
24 item

Ordinal

Kuesioner
(ShmueliGoetz et. al)
yang
dikembangkan
oleh tim
peneliti
Ordinal
Kuesioner
(Peterson and
Seligman)
yang
dikembangkan
oleh tim
peneliti
Ordinal

8

Data metode sosialisasi ibu diperoleh melalui instrumen yang dikonstruk
dari Berns (1997), kelekatan ibu diperoleh melalui instrumen yang dikonstruk dari
Shmueli-Goetz et. al (2008), dan karakter remaja diperoleh melalui instrumen
yang dikonstruk dari Peterson dan Seligman (2004). Instrumen yang dijadikan
acuan kemudian dimodifikasi dan dikonstrak oleh tim peneliti dari Penelitian
Unggulan Perguruan Tinggi yang berjudul “Metode Sosialisasi Nilai-Nilai
Karakter pada Keluarga Perdesaan melalui Praktek Pengasuhan Positif”, yang
diketuai oleh Dr. Ir. Dwi Hastuti, M.Sc dan anggotanya yaitu Alfiasari, S.P, M.Si
dan Ir. M. D. Djamaluddin, M.Sc. Kuesioner metode sosialisasi terdiri atas 30
item pernyataan yang terdiri atas 4 sub skala, yaitu operant, observational,
cognitive, dan apprenticeship. Kuesioner karakter terdiri atas 72 item pernyataan
yang meliputi knowing, feeling, dan acting yang masing-masing terdiri atas 24
item pernyataan. Kuesioner kelekatan terdiri atas 16 pertanyaan. Ketiga kuesioner
dengan pernyataan positif diukur menggunakan skala 1 hingga 3 (1=“tidak
menggambarkan diri responden”, 2=“kurang menggambarkan diri responden”,
3=“sangat menggambarkan diri responden”), dan sebaliknya untuk pernyataan
negatif. Hasil uji reliabilitas pada kuesioner metode sosialisasi, kelekatan ibu, dan
karakter remaja menunjukkan nilai cronbach’s alpha 0.78, 0.844, dan 0.75.
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis secara deskriptif dan
inferensia dengan menggunakan program Microsoft Excel dan Statistical Package
for Social Science (SPSS). Pertama-tama, metode sosialisasi, kelekatan ibu, dan
karakter remaja diukur dengan menggunakan kuesioner. Kemudian, dilakukan
proses pengolahan data meliputi editing, coding, entrying, dan cleaning data.
Selanjutnya, data dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian. Jumlah pernyataan
pada setiap dimensi variabel dikompositkan dengan mentransformasi nilai/skor
yang telah didapatkan menjadi skor indeks. Indeks pesentase pada variabel
metode sosialisasi, kelekatan ibu, dan karakter remaja dihitung dengan rumus:
Y=

nilai yang didapatkan-nilai minimum

x 100%

nilai maksimum-nilai minimum

Setelah itu, skor indeks yang dicapai dimasukkan kedalam kategori kelas
yang sesuai. Indeks skor metode sosialisasi, kelekatan ibu, dan karakter remaja
dikategorikan menjadi tiga kategori dengan cut off point, yaitu rendah (80). Pendapatan keluarga per bulan dikategorikan
menjadi rendah (≤Rp1 633 333), sedang (Rp1 633 334 - Rp 3 266 667), dan tinggi
(>Rp3 266 667). Usia orang tua dikategorikan menjadi dewasa awal (20-40
tahun), dewasa madya (40-60 tahun), dan dewasa tua (>60 tahun) (Hurlock 1990).
Besar keluarga dikategorikan menjadi keluarga kecil (≤4 orang), keluarga sedang
(5-7 orang), dan keluarga besar (>7 orang) (BKKBN 2005).
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui sebaran data, rata-rata
(mean), nilai minimum dan maksimum, serta standar deviasi antar variabel
penelitian (karakteristik remaja, karakteristik keluarga, metode sosialisasi,
kelekatan ibu, dan karakter remaja). Analisis inferensia yang digunakan yaitu uji

9

korelasi dan regresi linier berganda. Uji korelasi digunakan untuk menguji
hubungan antar variabel. Selain itu, akan dilakukan uji regresi untuk menguji
pengaruh. Uji regresi diformulasikan sebagai berikut:
Yi = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7D1+ β8D2 + ε
Keterangan:
Yi = karakter remaja (indeks)
α = konstanta
βn = koefisien regresi
X1 = usia remaja (tahun)
X2 = usia ibu (tahun)
X3 = besar keluarga (orang)
X4 = pendapatan keluarga per bulan (rupiah)
X5 = metode sosialisasi (indeks)
X6 = kelekatan ibu (indeks)
D1 = jenis kelamin (0=laki-laki, 1=perempuan)
D2 = pendidikan ibu (0=pendidikan rendah, 1=pendidikan tinggi)
ε = galat
Definisi Operasional
Keluarga utuh adalah keluarga yang memiliki struktur ayah, ibu, dan anak.
Responden adalah anak sulung usia 13 hingga 15 tahun beserta ibunya yang
berasal dari keluarga utuh (ayah, ibu, dan anak).
Sub urban adalah wilayah yang masih perdesaan tapi telah mengalami dan
menerima nilai-nilai modern.
Karakteristik keluarga adalah ciri-ciri yang dimiliki oleh keluarga utuh terdiri
atas usia ayah, usia ibu, lama pendidikan ayah, lama pendidikan ibu, tingkat
pendidikan ayah, tingkat pendidikan ibu, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu,
besar keluarga, dan pendapatan keluarga per bulan.
Usia orang tua adalah umur ayah dan ibu yang dinyatakan dalam tahun.
Tingkat pendidikan orang tua adalah jenjang pendidikan yang telah ditempuh
ayah dan ibu.
Pekerjaan orang tua adalah kegiatan yang dilakukan ayah dan ibu untuk
mendapatkan uang dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga.
Pendapatan keluarga per bulan adalah jumlah pendapatan ayah dan ibu yang
dinyatakan dalam rupiah per bulan.
Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu atap
rumah.
Karakteristik remaja adalah ciri-ciri yang dimiliki oleh remaja terdiri atas usia
dan jenis kelamin.
Usia remaja adalah umur remaja yang berkisar antara 13 hingga 15 tahun.
Jenis kelamin adalah ciri remaja yang dibedakan menjadi laki-laki dan
perempuan.
Metode sosialisasi adalah cara yang dilakukan ibu dalam menanamkan nilai-nilai
kebaikan kepada remaja.

10

Operant adalah penanaman nilai karakter dengan melibatkan emosi/perasaan yang
diikuti perilaku, seperti penguatan dari ibu kepada remaja, hukuman, trial
and error.
Observational adalah penanaman nilai karakter kepada remaja dimana ibu sebagai
figur yang diamati, seperti role model.
Cognitive adalah penanaman nilai karakter oleh ibu dengan melibatkan proses
berpikir remaja, seperti perintah, penetapan standar, dan penjelasan.
Apprenticeship adalah ibu mendampingi remaja dalam melakukan aktivitas.
Kelekatan adalah ikatan emosional yang dimiliki antara ibu dengan remaja.
Karakter adalah perilaku yang dilakukan secara konsisten dan berulang, yang
telah menjadi kebiasaan, meliputi knowing, feeling, dan acting.
Moral knowing adalah pembentukan karakter remaja berdasarkan pengetahuan
yang dimilikinya.
Moral feeling adalah pembentukan karakter remaja berdasarkan emosi/perasaan
yang dimilikinya.
Moral acting adalah pembentukan karakter remaja berdasarkan tindakan yang
dilakukannya

HASIL
Karakteristik Keluarga dan Remaja
Remaja laki-laki dan perempuan pada penelitian ini memiliki jumlah yang
sama, yaitu masing-masing sebanyak 25 orang (Lampiran 1). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata usia remaja berada pada kategori remaja awal (1315 tahun), rata-rata usia ayah berada pada kategori dewasa madya (40-60 tahun),
dan rata-rata usia ibu berada pada kategori dewasa awal (20-40 tahun). Rata-rata
besar keluarga berada pada kategori keluarga sedang (5-7 orang). Pendapatan
keluarga per bulan berada pada kategori rendah yaitu ≤Rp1 633 333 per bulan
dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp1 418 000 per bulan. Tabel 2
menunjukkan sebaran contoh karakteristik remaja dan karakteristik keluarga.
Tabel 2 Sebaran contoh berdasarkan nilai minimum, maksimum, rata-rata,
dan standar deviasi
Variabel
Karakteristik Remaja
Usia (tahun)
Karakteristik Keluarga
Usia ayah (tahun)
Usia ibu (tahun)
Besar keluarga (orang)
Pendapatan keluarga
per bulan (Rp)

Min

Max

Mean ± SD

13

15

13.74 ± .751

27
30
3
100 000

53
50
15
5 000 000

40.46 ± 5.17
36.26 ± 4.18
5.34 ± 2.51
1 418 000 ± 963 000

11

Ibu yang menempuh jenjang pendidikan SD/sederajat dan SMP/sederajat
SMA/sederajat lebih banyak daripada jenjang pendidikan lainnya. Tabel 3
menunjukkan sebaran contoh berdasarkan tingkat pendidikan ibu.
Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pendidikan ibu
Kategori
tingkat pendidikan orang tua

Ibu
n

%

Tidak tamat SD
SD/sederajat
SMP/sederajat
SMA/sederajat
Perguruan tinggi

0
22
22
6
0

0.0
44.0
44.0
12.0
0.0

Total

50

100.0

Proporsi ibu yang bekerja sebagai wirausaha atau pedagang lebih tinggi
daripada pekerjaan lainnya. Berdasarkan pengkategorian status pekerjaan hanya
lebih dari satu perempat ibu yang bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa hampir
tiga perempat ibu bekerja di sektor domestik (Lampiran 2). Tabel 4 menunjukkan
sebaran contoh berdasarkan jenis pekerjaan orang tua.
Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan ibu
Kategori pekerjaan orang tua

Ibu
n

%

PNS
Pegawai swasta
Wirausaha/pedagang
Petani
Buruh
Penambang
Tidak bekerja
Lainnya

0
0
7
0
4
0
36
3

0.0
0.0
14.0
0.0
8.0
0.0
72.0
6.0

Total

50

100.0

Metode Sosialisasi Ibu
Berns (1997) menyatakan bahwa metode sosialisasi adalah proses interaksi
antara agen sosialisasi dengan anak dalam mensosialisasikan nilai-nilai kebaikan.
Metode sosialisasi pada penelitian ini yaitu metode sosialisasi operant,
observational, cognitive, dan apprenticeship. Metode sosialisasi operant yaitu
metode untuk menghasilkan suatu pengaruh. Ketika suatu perilaku sesuai dengan
hasil yang diinginkan, kemungkinan akan terjadi peningkatan perilaku yang
berulang. Metode sosialisasi observational yaitu metode dengan mengamati dan
menjadikan orang lain sebagai contoh (role model). Metode sosialisasi cognitive
yaitu metode sosialisasi yang melibatkan proses berpikir individu. Metode

12

sosialisasi apprenticeship yaitu metode sosialisasi yang dilakukan dengan proses
pendampingan.
Hasil menunjukkan bahwa pada metode observational, cognitive, dan
apprenticeship, lebih dari separuh ibu memperoleh skor dengan kategori tinggi,
sedangkan pada metode operant berada pada skor capaian kategori sedang.
Berdasarkan total keseluruhan skor capaian, dapat dilihat bahwa lebih dari
separuh ibu memiliki metode sosialisasi pada kategori sedang (Tabel 5). Sebaran
jawaban tertinggi contoh pada metode sosialisasi operant menunjukkan bahwa ibu
akan memberikan hukuman dengan memarahi dan berkata kasar jika anak
bermain hingga larut malam. Metode sosialisasi observational menunjukkan
bahwa anak lebih suka meniru hal yang dicontohkan ibu daripada yang
dicontohkan orang lain. Artinya, anak menjadikan ibu sebagai role model untuk
mempelajari nilai-nilai kebaikan. Metode sosialisasi cognitive menunjukkan
bahwa keseluruhan ibu sangat memerhatikan prestasi anak, baik di rumah,
lingkungan, maupun di sekolah. Selain itu, ibu juga menganggap bahwa anak
perlu memperoleh penjelasan atas perilaku yang ibu harapkan darinya. Metode
sosialisasi apprenticeship menunjukkan bahwa ibu melakukan pendampingan
ketika anak mulai memasuki masa puber dengan cara mengajarkan anak untuk
menjaga penampilan dan alat reproduksinya (Lampiran 3).
Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan skor capaian metode sosialisasi ibu
Dimensi
Metode Sosialisasi
Operant
Observational
Cognitive
Apprenticeship
Total met.sosialisasi

Rendah
(