Performa Ayam Broiler yang diberi Sinbiotik Campuran Tepung Ubi Jalar Merah dan Ragi Tape pada Periode yang Berbeda

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI SINBIOTIK
CAMPURAN TEPUNG UBI JALAR MERAH DAN RAGI
TAPE PADA PERIODE YANG BERBEDA

FITRI MULIA SUKMAWATI

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Performa Ayam Broiler
yang diberi Sinbiotik Campuran Tepung Ubi Jalar Merah dan Ragi Tape pada Periode
yang Berbeda adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, April 2014

Fitri Mulia Sukmawati
NIM D24090064 

ABSTRAK
FITRI MULIA SUKMAWATI. Performa Ayam Broiler yang diberi
Sinbiotik Campuran Tepung Ubi Jalar Merah dan Ragi Tape pada Periode yang
Berbeda. Dibimbing oleh ASEP SUDARMAN dan WIDYA HERMANA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian tepung ubi jalar
merah dan ragi tape sebagai sinbiotik yang dicampur ke dalam ransum terhadap
performa ayam broiler pada periode yang berbeda. Penelitian ini menggunakan
200 ekor DOC yang dipelihara selama 42 hari dengan system litter. Data
dianalisis menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dan 4
ulangan (10 ekor ayam broiler per ulangan). Perlakuan ransum yang diuji yaitu:
P1 = Ransum komersil, P2 = Ransum penelitian, P3 = P2 + 3% tepung ubi jalar
merah + 0.75% ragi tape (periode starter-finisher), P4 = P2 + 3% tepung ubi jalar
merah + 0.75% ragi tape (periode starter), P5 = P2 + 3% tepung ubi jalar merah +

0.75% ragi tape (periode finisher). Data yang diperoleh dianalisis dengan analisa
ragam (ANOVA) dan uji lanjut Duncan. Peubah yang diamati adalah konsumsi
ransum, pertambahan bobot badan, bobot badan akhir, konversi ransum, PER,
konsumsi air minum, persentase karkas, mortalitas, IOFCC, suhu dan kelembaban.
Hasil menunjukkan penambahan sinbiotik belum menunjukkan pengaruh yang
signifikan terhadap performa secara keseluruhan. Pemberian sinbiotik terbaik
digunakan pada periode starter. IOFCC pada perlakuan P4 lebih menguntungkan
dibandingkan pada periode yang lain. Penambahan sinbiotik dapat menurunkan
angka mortalitas ayam dibandingkan dengan yang diberi ransum komersil.
Kata kunci: performa, ragi tape, sinbiotik, tepung ubi jalar merah

ABSTRACT
FITRI MULIA SUKMAWATI. Effect of Red Sweet Potato Meal and
Traditional Yeast as a Mixed Synbiotic on Performance of Broiler at Different
Periods. Supervised by ASEP SUDARMAN and WIDYA HERMANA.
This research aimed to assess the effect of red sweet potato meal and tape yeast as
a mixed synbiotic on performance of broiler in different periods. This experiment
used 200 day old chicks (DOC) of broiler kept with litter system for 42 days. Data
were analyzed using a completely randomized design with five treatments and
four replicates, consisted of 10 broilers in each replicates. The treatment diets

were P1 = commercial feed, P2 = basal feed, P3 = basal feed + 3% sweet potato
meal + 0.75% tape yeast (starter-finisher periode), P4 = basal feed + 3% sweet
potato meal + 0.75% tape yeast (starter periode), P5 = basal feed + 3% sweet
potato meal + 0.75% tape yeast (finisher periode). Variables observed were daily
intake, body weight gain, final body weight, feed convertion, PER, water intake,
carcass percentage, mortality, IOFCC, temperature and humidity. The result
showed there is no effect on all cumulative performance of broiler. The best used
sinbiotic on starter periode. IOFCC in treatment P4 were more profitable than the
other treatments. Addtion of sinbiotic reduced mortality rates compared to
commercial feed.
Keywords: performance, red sweat potato meal, symbiotic, tape yeast

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI SINBIOTIK
CAMPURAN TEPUNG UBI JALAR MERAH DAN RAGI
TAPE PADA PERIODE YANG BERBEDA

FITRI MULIA SUKMAWATI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Performa Ayam Broiler yang diberi Sinbiotik Campuran Tepung
Ubi Jalar Merah dan Ragi Tape pada Periode yang Berbeda
Nama
: Fitri Mulia Sukmawati
NIM
: D24090064

Disetujui oleh

Dr Ir Asep Sudarman, MRur Sc

Pembimbing I

Dr Ir Widya Hermana, MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Panca Dewi MHKS, MSi
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2013 ini adalah
Performa Ayam Broiler yang diberi Sinbiotik Campuran Tepung Ubi Jalar Merah
dan Ragi Tape pada Periode yang Berbeda
Penggunaan antibiotik semakin di tinggalkan karena diketahui dapat
menyebabkan residu terutama dalam produk ternak. Sinbiotik tepung ubi jalar

merah dan ragi tape dipilih sebagai bahan penelitian karena sinbiotik dapat
menggantikan peran antibiotik. Penggunaan sinbiotik ini telah terbukti dapat
meningkatkan performa ayam broiler, tetapi metode pemberian ransum
bersinbiotik ini belum dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui metode pemberian ransum bersinbiotik tersebut.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat penulis harapkan
demi penyempurnaan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
informasi baru dalam dunia peternakan dan dapat bermanfaat bagi pembaca dan
penulis khususnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2014
Fitri Mulia Sukmawati

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

ix


DAFTAR GAMBAR

ix

DAFTAR LAMPIRAN

ix

PENDAHULUAN

1

METODE PENELITIAN

2

Bahan
Ternak
Tepung Ubi Jalar Merah
Ragi Tape

Ransum
Alat
Lokasi dan Waktu
Prosedur Percobaan
Pembuatan ragi tape
Pembuatan ransum penelitian
Persiapan kandang
Pemeliharaan
Pengambilan data
Protein Efficiency Ratio (PER)
Income Over Feed and Chick Cost (IOFCC)
Rancangan Analisis Data
Perlakuan
Rancangan percobaan
Peubah yang diamati
HASIL DAN PEMBAHASAN
Suhu Lingkungan Penelitian
Pengaruh Perlakuan terhadap Performa Ayam broiler
Konsumsi Ransum
Pertambahan Bobot Badan

Konversi Ransum
Bobot Badan Akhir
Persentase Karkas
Nisbah Efisiensi Protein (PER)
Konsumsi Air Minum
Mortalitas dan Income Over Feed and Chick Cost (IOFCC)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA

2
2
2
2
2
2
2
2
2

3
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
6
7
7
8
8
9
10
11

11
13
13
13
14

LAMPIRAN

16

RIWAYAT HIDUP

21

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Formulasi ransum basal
Kandungan nutrien ransum komersil dan basal
Rataan suhu dan kelembaban mingguan selama pemeliharaan
Rataan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum
dan bobot badan akhir pada periode starter (0-3 minggu)
Rataan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum
dan bobot badan akhir pada periode finisher (4-6 minggu)
Rataan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum
dan bobot badan akhir selama pemeliharaan (kumulatif)
Rataan Nisbah Efisiensi Protein (PER)
Rataan konsumsi air minum
Income Over Feed and Chick Cost (IOFCC) ayam broiler

3
3
5
6
6
7
10
11
13

DAFTAR GAMBAR
1 Persentase karkas
2 Mortalitas

9
12

DAFTAR LAMPIRAN
1 ANOVA konsumsi ransum ayam broiler periode starter
2 ANOVA konsumsi ransum ayam broiler periode finsher
3 ANOVA konsumsi ransum ayam broiler selama masa pemeliharaan
(kumulatif)
4 ANOVA pertambahan bobot badan ayam broiler periode starter
5 ANOVA pertambahan bobot badan ayam broiler periode finisher
6 Uji lanjut Duncan pertambahan bobot badan ayam broiler periode
finisher
7 ANOVA pertambahan bobot badan ayam broiler selama masa
pemeliharan (kumulatif)
8 Uji lanjut Duncan pertambahan bobot badan ayam broiler selama masa
pemeliharaan (kumulatif)
9 ANOVA konversi ransum ayam broiler periode starter
10 ANOVA konversi ransum ayam broiler periode finisher
11 ANOVA konversi ransum ayam broiler selama masa pemeliharaan
(kumulatif)
12 12 ANOVA bobot badan akhir ayam broiler periode starter
13 ANOVA bobot badan akhir ayam broiler periode finisher
14 14 Uji lanjut Duncan bobot badan akhir ayam broiler periode finisher
15 ANOVA nisbah efisiensi protein (PER) periode starter
16 ANOVA nisbah efisiensi protein (PER) periode finisher
17 ANOVA nisbah efisiensi protein (PER) selama masa pemeliharaan
(kumulatif)
18 ANOVA konsumsi air minum ayam broiler pada periode starter

16
16
16
16
16
16
17
17
17
17
17
17
18
18
18
18
18
18

19 ANOVA konsumsi air minum ayam broiler pada periode finisher
20 Uji lanjut Duncan konsumsi air minum ayam broiler periode finisher
21 ANOVA konsumsi air minum ayam broiler selama masa pemeliharaan
(kumulatif)
22 Uji lanjut Duncan konsumsi air minum ayam broiler selama masa
pemeliharaan (kumulatif)
23 ANOVA bobot karkas
24 ANOVA persentase karkas
25 Mortalitas
26 Teknik perbanyakan ragi

19
19
19
19
19
20
20
20

PENDAHULUAN
Konsumsi protein per kapita di Indonesia setiap tahun meningkat, yaitu
sebanyak 54.35 g orang-1 hari-1 pada tahun 2009, sebanyak 55.01 g orang-1 hari-1
pada tahun 2010 dan pada tahun 2011 mencapai 56.25 g orang-1 hari-1 (BPS 2012).
Ayam broiler merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan protein hewani. Hal ini disebabkan masa pertumbuhan
ayam broiler yang sangat cepat dan penggunaan ransum yang efisien. Cepatnya
pertumbuhan ayam broiler harus diimbangi dengan kualitas ransum yang
diberikan dan dicerminkan oleh angka konversi/FCR (feed conversion ratio) yang
baik. FCR dapat memburuk akibat adanya bakteri pathogen dalam saluran
pencernaan ayam yang dapat berasal dari ransum yang dikonsumsi atau sanitasi
kandang yang kurang baik.
Upaya menekan angka konversi akibat adanya bakteri pathogen banyak
dilakukan penambahan feed additive berupa antibiotik. Penggunaan antibiotik
untuk memacu pertumbuhan ternak semakin ditinggalkan sejak dikeluarkannya
larangan penggunaan antibiotik ternak oleh Uni Eropa. Hal ini berdasarkan
beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa penggunaan antibiotik dapat
menyebabkan resistensi bakteri patogen yang dapat berpengaruh negatif terhadap
kesehatan manusia. Residu antibiotik yang berada dalam telur maupun daging
unggas juga dapat menyebabkan resiko penyakit pada manusia (Sofyan et al.
2010).
Alternatif lain dari penggunaan antibiotik pada ransum adalah
penambahan feed additive berupa probiotik dan prebiotik. Probiotik adalah suatu
bahan yang mengandung koloni mikroba tertentu, yang digunakan untuk
meningkatkan daya cerna ransum sehingga produktivitas ternak dapat meningkat
(Falaki et al. 2011; Rowghani et al. 2007). Keberadaan probiotik sendiri dapat
berkembang lebih baik jika dikombinasikan dengan prebiotik, yang merupakan
nutrien bagi probiotik. Kombinasi probiotik dan prebiotik yang diberikan secara
bersamaan disebut sebagai sinbiotik.
Sumber probiotik yang dapat digunakan dalam ransum ternak diantaranya
berupa ragi. Ragi tape dapat dipilih sebagai sumber probiotik yang mudah didapat.
Ragi tape mengandung kapang, khamir dan bakteri yang dapat menghidrolisis pati
sehingga terjadi keseimbangan mikroorganisme pada saluran pencernaan dan
membantu penyerapan zat-zat makanan (Fardiaz 1992; Fuller 1992). Selain itu,
mikroba-mikroba di dalam ragi dapat menciptakan keseimbangan mikroflora usus
(Sianturi et al. 2006).
Ubi jalar dapat digunakan sebagai sumber prebiotik karena adanya
senyawa rafinosa dan maltotriosa. Berdasarkan penelitian sebelumnya, level
pemberian tepung ubi jalar sebanyak 3% dan ragi tape 0.75% merupakan level
yang memberikan pengaruh yang baik terhadap sistem pencernaan dan performa
ayam broiler (Arista 2012; Paramesuwari 2012). Namun metode pemberian
ransum yang diberi sinbiotik tepung ubi jalar dan ragi tape pada periode
pertumbuhan ayam broiler belum dikembangkan lebih lanjut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian tepung ubi
jalar merah dan ragi sebagai sinbiotik yang dicampur ke dalam ransum terhadap
performa ayam broiler pada periode yang berbeda.

2

METODE
Bahan
Ternak
Ayam broiler yang dipelihara selama penelitian sebanyak 200 ekor DOC
pedaging dengan galur CP-707.
Tepung Ubi Jalar Merah
Ubi jalar merah yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari petani
ubi jalar merah di sekitar kampus Dramaga. Ubi jalar dikeringkan di dalam oven
dengan suhu 60 °C kemudian digiling hingga menjadi tepung ubi jalar.
Ragi Tape
Ragi tape yang digunakan dalam penelitian ini dibuat sesuai dengan cara
yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pangan
(PPPTP 1981).
Ransum
Ransum yang digunakan dalam penelitian ini adalah ransum komersil dan
ransum basal. Ransum komersil yang digunakan berasal dari PT. Sinta Prima
Feedmill. Pembuatan ransum basal dilakukan di PT. Indofeed Bogor dengan
formulasi mengacu pada kebutuhan ayam broiler yang direkomendasikan oleh
Leeson dan Summer (2001). Bahan makanan yang digunakan adalah jagung,
dedak padi, minyak, tepung ikan, bungkil kedelai, CGM, CaCO3, DCP, Premiks,
NaCl, DL-Met, L-Lysin.
Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang sistem litter
berukuran 20 m2, sekat dari kawat berukuran 1 m x 1 m x 1 m, tempat ransum,
tempat air minum, termometer, timbangan kapasitas 5 kg dengan akurasi 0.1 kg,
timbangan digital dengan akurasi 0.01 g, oven 60 °C, gunting.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Oktober 2013.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Unggas sedangkan
analisis karkas dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Unggas, Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Prosedur Percobaan
Pembuatan Ragi Tape
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat ragi diantaranya adalah
tepung beras (1 kg), lengkuas (100 g), bawang putih (2 siung), ubi kayu (100 g),
jeruk nipis (1 buah, ukuran sedang), gula pasir (10 g), ragi pasar (2 keping), dan
air bersih (1 L). Proses pembuatan dilakukan dengan mengupas dan
menghilangkan bagian-bagian yang tidak berguna dari lengkuas, bawang putih,
jeruk nipis, dan ubi kayu. Bahan-bahan yang sudah dikupas kemudian dihaluskan

3
dengan cara digerus, diparut, atau diblender. Kemudian dicampur dengan tepung
beras dan ragi pasar (2 keping setiap kg tepung beras), sedikit demi sedikit
ditambahkan dengan air hingga menjadi adonan yang kental. Adonan dibiarkan
selama 3 hari pada suhu kamar dalam keadaan terbuka. Setelah 3 hari semua
kotoran-kotoran dibuang, dan adonan tersebut diperas hingga airnya berkurang.
Adonan dijemur hingga kering (PPPTP 1981).
Pembuatan Ransum Penelitian
Ransum yang digunakan dalam penelitian ini berupa ransum komersil
broiler dan ransum basal yang diformulasikan sendiri dan ditambahkan dengan
tepung ubi jalar merah dan ragi tape. Penambahan tepung ubi jalar merah dan ragi
tape berturut-turut sebanyak 3% dan 0.75% ke dalam ransum. Susunan ransum
basal dapat dilihat pada Tabel 1 dan kandungan nutrien ransum penelitian dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1 Susunan formulasi ransum basal
No

Bahan
Pakan

Jumlah
(%)*

BK (%)

EM (kkal
kg-1)

PK
(%)

1

Jagung

2
3
4
5

Dedak Padi
Minyak
Tepung Ikan
Bungkil
Kedele
CGM
CaCO3
DCP
Premiks
NaCl
DL-Met
L-Lysin
Jumlah

59
6.6
1.3
5

52.51
6.006
1.17
4.6

1947
125.4
104
137.5

5.015
0.858
0
2.75

2.242
0.33
1.3
0.1

0.0059
0.00396
0
0.325

0.0767
0.0528
0
0.2

18.5

16.465

471.75

8.88

0.0925

0.037

0.06105

6
2
0.5
0.5
0.2
0.2
0.2
100

5.4
1.8
0.45
0.45
0.18
0.18
0.18
89.39

225
0
0
0
0
0
0
3010.65

3.6
0
0
0
0
0
0
21.10

0.1506
0
0
0
0
0
0
4.22

0.006
0.76
0.11
0
0.0006
0
0
1.25

0.0168
0
0.0935
0
0
0
0
0.50

6
7
8
9
10
11
12

LK
(%)

Ca %

P%

*Mengacu pada Leeson dan Summer (2001); BK: bahan kering, EM: energi metabolis, PK: protein
kasar , LK: lemak kasar, Ca: calcium, P: phosphor.

Tabel 2 Kandungan nutrien ransum komersil dan basal
Ransum
Nutrien
Bahan kering (%)
Abu (%)
Protein kasar (%)
Serat kasar (%)
Lemak kasar (%)
Ca (%)
P (%)
Bahan lain

Komersil*

Basal**

88
8
20-22
4
4-8
0.9-1.2
0.7-1.0

89.3
7.03
16.26
3.33
5.18

Basal + T.Ubi +
Ragi**
90.05
6.82
16.83
3.40
6.27

Coccidiostat, Antibiotika

*Label ransum PT Sinta Prima Feedmill, ** Laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati
dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat, Institut Pertanian Bogor
(2013).

4
Persiapan Kandang
Kandang dan peralatan yang digunakan dibersihkan terlebih dahulu
menggunakan desinfektan. Setelah kandang dibersihkan, daerah kandang ditabur
dengan kapur yang bertujuan menghindari dari kuman penyakit.
Pemeliharaan
Pemeliharaan menggunakan DOC dari galur CP-707 yang berasal dari PT
Charoen Pokphand Jaya Farm. Kebutuhan ransum ditimbang setiap minggunya
dan dimasukkan ke dalam kantong plastik berukuran 5 kg. Ransum diberikan dua
kali dalam sehari pada pukul 06.00 dan 16.00 WIB. Ayam mulai diberikan
ransum perlakuan pada hari ke-1 pemeliharaan. Air minum diberikan ad libitum
dengan penambahan vitamin tanpa antibiotik satu hari sebelum penimbangan,
pada hari penimbangan dan sesudah hari penimbangan.
Pengambilan Data
Bobot badan dan jumlah konsumsi ransum dihitung setiap minggunya
pada sore hari hingga minggu ke enam. Konsumsi air minum, suhu, dan
kelembaban dihitung setiap hari. Pengambilan data suhu dan kelembaban
dilakukan pada pukul 06.00 (pagi), 12.00 (siang), dan 16.00 (sore) WIB. Bobot
badan akhir dan persentase karkas dihitung pada minggu ke enam.
Nisbah Efisiensi Protein (PER)
Nisbah efisiensi rasio diperoleh dari perbandingan pertambahan bobot
badan dengan konsumsi protein. Konsumsi protein (g) di peroleh dari jumlah
perkalian antara konsumsi ransum (g) dengan kandungan protein ransum (%)
(Khosravi et al. 2008).
Income Over Feed and Chick Cost (IOFCC)
IOFCC (Income Over Feed and Chick Cost) adalah perbedaan rata-rata
perdapatan (dalam rupiah) yang diperoleh dari hasil penjualan seluruh ayam pada
akhir penelitian dengan rata-rata pengeluaran biaya seluruh ayam selama
penelitian setelah dikurangi dengan biaya ransum. Untuk mengetahui Income
Over Feed and Chick Cost (IOFCC) digunakan rumus Mide (2007):
IOFCC (Rp) = TP (Rp) – {BR (Rp) + DOC (Rp)}
Keterangan :
IOFCC
: Income Over Feed and Chick Cost
TP
: Total Penjualan
BR
: Biaya ransum + tepung ubi jalar merah dan ragi
DOC
: Biaya DOC
Rancangan dan Analisis Data
Perlakuan
Penelitian ini menggunakan 5 perlakuan, yaitu :
P1 = Ransum komersil
P2 = Ransum basal
P3 = P2 + 3% tepung ubi jalar dan 0.75% ragi (periode starter-finisher)
P4 = P2 + 3% tepung ubi jalar dan 0.75% ragi (periode starter saja)
P5 = P2 + 3% tepung ubi jalar dan 0.75% ragi (periode finisher saja)

5
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan empat ulangan,
masing-masing ulangan terdiri dari 10 ekor ayam. Data yang diperoleh dianalisis
dengan sidik ragam (ANOVA, Analysis of Variance) dan apabila terdapat
perbedaan antar perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan
(Mattjik dan Sumertajaya 2002). Model matematika yang digunakan:
Yij = µ + τi + εij
Keterangan :
Yij
= nilai pengamatan perlakuan ke-i ulangan ke-j
µ
= rataan umum
τi
= efek perlakuan ke-i
εij
= galat percobaan perlakuan ke-i ulangan ke-j
Peubah yang Diamati
Peubah yang diamati yaitu konsumsi ransum, pertambahan bobot badan,
bobot badan akhir, konversi ransum, persentase bobot karkas, nisbah efisiensi
protein (PER), konsumsi air minum, mortalitas, Income Over Feed and Chick
Cost (IOFCC), suhu dan kelembaban.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Suhu Lingkungan Pemeliharaan
Pemeliharaan ayam broiler pada penelitian ini dilakukan selama 42 hari
yang dimulai pada 29 Agustus 2013. Rataan suhu kandang selama pemeliharaan
disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Rataan suhu dan kelembaban mingguan selama pemeliharaan
Pagi
Siang
Sore
Minggu
ke-

Suhu (°C)

1
2
3
4
5
6
Rataan

24.0 ± 1.1
23.5 ± 1.0
23.3 ± 0.6
24.0 ± 1.3
23.5 ± 0.7
23.5 ± 0.8
23.6 ± 0.3

Kelembaban
(%)
86.8 ± 2.3
88.3 ± 1.0
85.7 ± 2.1
85.4 ± 2.9
85.1 ± 2.9
85.9 ± 3.8
86.2 ± 1.2

Suhu (°C)
33.5 ± 0.5
33.1 ± 0.9
31.9 ± 1.4
32.4 ± 0.7
31.7 ± 1.7
32.3 ± 0.4
32.5 ± 0.7

Kelembaban
(%)
56.0 ± 2.9
54.3 ± 4.5
54.0 ± 5.7
47.3 ± 2.5
47.7 ± 5.7
44.3 ± 2.6
50.6 ± 4.8

Suhu (°C)
28.5 ± 0.6
28.6 ± 1.6
27.1 ± 3.0
28.7 ± 1.3
28.6 ± 1.9
26.5 ± 2.4
28.0 ± 1.0

Kelembaban
(%)
71.4 ± 8.4
69.3 ± 10.6
64.6 13.7
58.0 ± 8.5
54.7 ± 4.9
64.4 ± 11.8
63.7 ± 6.4

Pengukuran suhu pagi = pukul 06.00; siang = pukul 12.00; sore = pukul 16.00

Kisaran suhu kandang selama penelitian berkisar antara 23.3-24.0 °C (pagi
hari), 31.7-33.5 °C (siang hari), 26.5-28.7 °C (sore hari) dan kelembaban berkisar
antara 44.3% - 88.3%. Kondisi suhu dan kelembaban yang tinggi dan berfluktuatif
selama masa pemeliharaan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ayam.
Pattiselanno dan Sangle (2005) menyatakan kondisi kelembaban yang tinggi dapat
mempengaruhi kesehatan ternak karena dengan kondisi tersebut mikroorganisme
berkembang semakin baik.

6
Suhu kandang selama penelitian dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah suhu di luar kandang, pencahayaan, ventilasi sebagai
pertukaran udara, keadaan angin dan suhu tubuh ternak. Kotoran ternak dan
tumpahan air minum dapat berpengaruh terhadap kelembaban alas litter yang
berpengaruh pula terhadap kelembaban udara di dalam kandang. Walaupun suhu
dan kelembaban kandang bukan merupakan peubah utama yang diamati, tetapi
suhu dan kelembaban sangat berpengaruh untuk kelangsungan ternak bertahan
hidup dan berproduksi secara optimum. Suhu dan kelembaban yang ideal untuk
pertumbuhan ayam broiler adalah 20-25 °C dengan kelembaban udara berkisar
60% - 70% (Ross 2009).
Pengaruh Perlakuan terhadap Performa Ayam Broiler
Pengaruh pemberian sinbiotik tepung ubi jalar merah dan ragi tape terhadap
konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, dan bobot badan
akhir pada periode starter, finisher, dan kumulatif disajikan pada Tabel 4, Tabel 5,
dan Tabel 6.
Tabel 4 Rataan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum
dan bobot badan akhir pada periode starter (0-3 minggu)
Perlakuan
P1
P2
P3
P4
P5

Konsumsi
Ransum
(g ekor-1)
962.63 ± 16.13
880.09 ± 89.53
801.48 ± 91.12
813.89 ± 60.22
831.72 ± 138.04

Peubah
Pertambahan
Konversi
Bobot Badan
Ransum
(g ekor-1)
462.34 ± 106.14
364.31 ± 76.55
315.69 ± 28.46
344.54 ± 66.28
325.19 ± 19.64

2.16 ± 0.44
2.47 ± 0.37
2.54 ± 0.16
2.41 ± 0.33
2.57 ± 0.48

Bobot
Badan
Akhir (g ekor-1)
504.61 ± 104.76
411.25 ± 80.15
359.78 ± 24.09
390.13 ± 71.33
370.68 ± 20.96

P1= Ransum komersil, P2= Ransum basal, P3= P2 + 3% tepung ubi jalar dan 0.75% ragi (periode
starter-finisher), P4= P2 + 3% tepung ubi jalar dan 0.75% ragi (periode starter saja), P5= P2 + 3%
tepung ubi jalar dan 0.75% ragi (periode finisher saja).

Tabel 5 Rataan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum
dan bobot badan akhir pada periode finisher (4-6 minggu)
Peubah
Konsumsi
Pertambahan
Perlakuan
Konversi
Bobot Badan
Ransum
Bobot Badan
Ransum
Akhir (g ekor-1)
-1
-1
(g ekor )
(g ekor )
2376.40 ± 393.56 1163.44 ± 244.83a 2.16 ± 0.83 1757.88 ± 364.65a
P1
2205.89 ± 122.79 858.41 ± 83.99b
2.58 ± 0.14 1289.38 ± 112.48b
P2
1952.51 ± 395.61 764.64 ± 48.79b
2.57 ± 0.57 1163.37 ± 96.48b
P3
2140.54 ± 399.87 900.53 ± 89.86b
2.36 ± 0.23 1299.90 ± 159.21b
P4
2216.06 ± 249.43 737.75 ± 145.44b
3.06 ± 0.38 1151.65 ± 137.68b
P5
Huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan beda nyata (p