Pemanfaatan Citra Ikonos untuk Identifikasi Petak Sawah dan Penggunaan Lahan Sawah/Tegalan di Dusun 2, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga.

PEMANFAATAN CITRA IKONOS UNTUK IDENTIFIKASI PETAK
SAWAH DAN PENGGUNAAN LAHAN SAWAH/TEGALAN
DI DUSUN 2 DESA CIKARAWANG KECAMATAN DRAMAGA

NOVITA

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemanfaatan Citra
Ikonos untuk Identifikasi Petak Sawah dan Penggunaan Lahan Sawah/Tegalan di
Dusun 2 Desa Cikarawang Kecamatan Dramaga adalah benar karya saya
denganarahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2014
Novita
NIM A14090024

ABSTRAK
NOVITA. Pemanfaatan Citra Ikonos untuk Identifikasi Petak Sawah dan
Penggunaan Lahan Sawah/Tegalan di Dusun 2, Desa Cikarawang, Kecamatan
Dramaga.Dibimbing oleh BABA BARUS dan BOEDI TJAHJONO.
Citra Ikonos memiliki resolusi spasial tinggi dengan ketelitian piksel satu
meter untuk pankromatik dan empat meter untuk multispektral. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui a) potensi citra Ikonos untuk pembuatan peta petakan dan
penggunaan lahan serta permasalahannya, b) pola kepemilikan, penguasaan dan
pengelolaan berbasis petakan, dan c) karakter kepemilikan, penguasaan dan
pengelolaan. Kesulitan dalam pembuatan peta petak lahan pertanian di Dusun 2
Desa Cikarawang adalah tidak adanya penciri, seperti warna yang kontras dan
kenampakan batas galengan pada citra. Jumlah hasil interpretasi petakan didapat
293, sedangkan hasil verifikasi ada sebanyak 608 petak. Dengan demikian akurasi

interpretasi terhadap petakan sebesar 48.12 %, sedangkan akurasi hasil interpretasi
penutupan/penggunaan lahan sebesar 40.11 % untuk sawah dan 65.09 % untuk
tegalan. Secara umum akurasi hasil interpretasi petakan penutupan/penggunaan
lahan setelah dilakukan verifikasi adalah sawah 39.36%, tegalan 55.78%, kebun
campuran 4.69% dan lahan terbuka 1%. Dari 608 petakan hasil verifikasi,yang
terdiri dari 1 petakan kolam ikan, 1 petak lapangan, 10 petakan pemukiman, dan
lahan pertanian sebanyak 596 petak dengan luas petakan rata-rata 1918.7 m2.
Terkait dengan sistem penguasaan lahan Di Dusun 2, Desa Cikarawang, terdapat
dua sistem yaitu pemilik dan penggarap. Di lokasi penelitian terdapat 197
kepemilikan. Dimana 526 petakan dengan 176 kepemilikan yang digarap sendiri
oleh pemiliknya (penguasaan pemilik) dan 70 petakan dengan 21 kepemilikan
digarap oleh orang lain (penguasaan penggarap). Sistem penguasaan pemilik
berjumlah lebih banyak dibandingkan dengan sistem penguasaan penggarap.
Adapaun dalam sistem penggarap berlaku sistem bagi hasil 40 % untuk pemilik
dan 60 % untuk penggarap. Pemilik/penggarap di Dusun 2, Desa Cikarawang
dominan memiliki jenjang pendidikan SD dan umur yang dominan berkisar antara
41-60 tahun.
Kata kunci: Citra ikonos, interpretasi citra, petakan.

ABSTRACT

NOVITA.Utilization of Ikonos Image for Identification Physical Bording Paddy
Field of Land and Rice Field/Dry Land in Dusun 2, Desa Cikarawang, Kecamatan
Dramaga. Supervised by BABA BARUS and BOEDI TJAHJONO.
Ikonos image has high spatial resolution with pixel of one meter for
panchromatic and four meter for multispectral. The objective of this research are
to know, a) potency of Ikonos image to create physical land bording and land use
map and their problems, b) pattern of land tenure and land management and c)
characteristic of land tenure and land management. The problem in the
development of physical bording of land map in Dusun 2, Desa Cikarawang are
no identifier, for drawing plot of land such as color and the border of land. The
result of interpretation is 293 plot of land, where is the result of verification is 608
plot of land. Physical border of land interpretation accuracy is 48.12 %. The
accuracy interpretation of land cover/land use are 40.11 % for paddy field and
65.09 % for dry land. Physical border of land percentages of land cover/land use
after verification are paddy field 39.36%, dry land 55.78%, mixturegarden 4.69%
and bare land 1%. Out of 608 physical bording of land founded their consist of 1
plot of land fishpond, 1 plot of land other court, 10 plot of land homesite, and 596
agricultural plot of land with plot of land acreage average is 1918.7 m2. At Dusun
2, Desa Cikarawang found two tenure system is land self managed and land rent
share. In addition, there are 197 parcel of land with full ownership. The number of

land self managed system is more than the number of land rend share system. In
the land rend shere system applied production sharing, 40 % of belong to the
owner and 60% belong the worker. The owner and the worker in Dusun 2, Desa
Cikarawang, dominantly have elementary school level of education and age
ranging from 41-60 years old.
Keywords: image Ikonos, image interpretation, physical of land.

PEMANFAATAN CITRA IKONOS UNTUK IDENTIFIKASI PETAK
SAWAH DAN PENGGUNAAN LAHAN SAWAH/TEGALAN
DI DUSUN 2, DESA CIKARAWANG, KECAMATAN DRAMAGA

NOVITA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Pemanfaatan Citra Ikonos untuk Identifikasi Petak Sawah dan
Penggunaan Lahan Sawah/Tegalan di Dusun 2, Desa Cikarawang,
Kecamatan Dramaga.
Nama
: Novita
NIM
: A14090024

Disetujui oleh

Dr.Baba Barus, M.Sc.
Pembimbing I

Dr.Boedi Tjahjono, M.Sc.
Pembimbing II


Diketahui oleh

Dr.Baba Barus, M.Sc.
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas berkat dan rahmat Allah SWT
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang
berjudul “Pemanfaatan Citra Ikonos untuk Identifikasi Petak Sawah dan
Penggunaan Lahan Sawah/Tegalan Di Dusun 2, Desa Cikarawang, Kecamatan
Dramaga” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
di Departeman Ilmu Tanah dan Menejemen Sumberdaya Lahan, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Baba Barus, M.Sc. selaku dosen pembimbing utama skripsi atas
bimbingan, saran dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.
2. Bapak Dr. Boedi Tjahjono, M.Sc. selaku dosen pembimbing kedua skripsi atas
bimbingan dan saran yang diberikan.
3. Bapak Dr. Komarsa Gandasasmita, M.Sc. selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran dalam penulisan skrpisi ini.
4. Kedua orang tua dan keluaraga, Bapak Junahadi dan Ibu Wardiah, Mbak Wati,
Mbak Erni, Adek Ica, Mas Aris dan Mas Dani atas doa, dukungan, motivasi
dan kasih sayangnya yang telah diberikan kepada penulis.
5. Sahabatku Silvia Helga Afwilla, Pradhita Ulfah, dan Rani Nuraeni yang telah
membantu penulis, memberikan dukungan dan semangat.
6. Teman satu tim penelitian Athu Puspa Cridianti yang telah membantu selama
pengumpulan data.
7. Rekan seperjuangan di Laboratorium Penginderaan Jauh dan Informasi Spasial,
Ega, Athu, Papink, Sulis, Anisa, Swasti, dan Dini, serta teman-temanku
seperjuangan Ilmu Tanah angkatan 46, atas segala bantuan dan doanya.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.Penulis menyadari skripsi ini terdapat kekurangan.Untuk itu kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Bogor, Mei 2014
Novita


DAFTAR ISI
PRAKATA

ix

DAFTAR TABEL

xiii

DAFTAR GAMBAR

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

xiii

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

METODELOGI PENELITIAN

2

Lokasi dan Waktu Penelitian


2

Bahan dan Alat Penelitian

2

Metode Penelitian

3

Tahap Persiapan

3

Tahap Interpretasi Citra

3

Tahap Verifikasi


4

Tahap Perbaikan Data

4

Tahap Analisis Data

5

Tahap Penyajian Hasil

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5

A.

Pemetaan Petakan Lahan Pertanian

5

B.

Pemetaan Penutupan/penggunaan Lahan

8

C.

Pola Pemilikan, Penguasaan dan Pengelolaan

12

a.

Pola Pemilikan dan Penguasaan

12

b.

Pola Pengelolaan

13

Karakteristik Kepemilikan

15

D.

ULASAN

18

SIMPULAN DAN SARAN

19

Simpulan

19

Saran

19

DAFTAR PUSTAKA

20

LAMPIRAN

21

RIWAYAT HIDUP

28

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

5
6

Unsur-unsur interpretasi visual pada citra (Somantri 2008)
Unsur-unsur interpretasi dalam identifikasi petakan lahan
pertanian
Unsur-unsur interpretasi awal yang digunakan dalam interpretasi
penutupan/penggunaan lahan
Persentasi penutupan/penggunaan lahan Dusun 2 Desa
Cikarawang
Data hasil dari wawancara karakteristik pengelolaan dan
kepemilikan lahan Dusun 2 Desa Cikarawang
Data sensus pemilik/penggarap dari hasil wawancara di Dusun 2
Desa Cikarawang

3
6
9
11
16
17

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Peta petakan lahan pertanian di atas citra Ikonos Dusun 2 Desa
Cikarawang hasil interpretasi
Peta petakan lahan pertanian hasil verifikasi
Peta petakan lahan pertanian hasil interpretasi dan hasil verifikasi
Ketidaksesuaian hasil interpretasi petakan dengan keadaan
sebenarnya
Peta petakan penutupan/penggunaan lahan sawah dan tegalan di
atas citra ikonos Dusun 2 Desa Cikarawang hasil interpretasi
Peta Penutupan/penggunaan lahan hasil verifikasi
Kenampakan pada citra dengan keadaan yang kesebenarnya
Gambar penutupan/penggunaan lahan pertanian di Dusun 2 Desa
Cikarawangdengan kenampakan pada citra
Peta petakan penguasaan (pemilik/penggarap) lahan
Peta petakan blok tanam Dusun 2 Desa Cikarawang

5
6
7
7
9
10
11
12
13
15

DAFTAR LAMPIRAN
1
2

Jenis pola tanam dalam satu tahun di Dusun 2 Desa Cikarawang
Kuisioner yang digunakan untuk wawancara

21
22

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan suatu wilayah pada dasarnya dikuti dengan perubahan
kenampakan permukaan wilayah. Menurut Barnsely dan Barr (1996) dalam
Ching-Yi et al. (2001), informasi penggunaan lahan sangat penting untuk
manajemen dan aktifitas perencanaan di suatu wilayah. Untuk mendapatkan
informasi seperti penggunaan lahan sawah apabila dilakukan dengan pendekatan
tradisional, seperti survei lapang akan membutuhkan biaya mahal dan waktu yang
cukup lama untuk wilayah yang luas. Namun saat ini, untuk mendapatkan
informasi penggunaan lahan yang luas dan cepat dapat memanfaatkan data satelit.
Teknik penginderaan jauh dapat menyediakan informasi yang lengkap dan
akurat, walaupun hal ini tidak dimaksudkan untuk mengganti semua pekerjaan
lapangan (Sutanto 1986), sehingga penggunaan teknik penginderaan jauh untuk
pemetaan dan penelitian akan mendapatkan informasi yang akurat dan aktual serta
akan menghemat waktu, biaya dan tenaga. Saat ini penggunaan citra satelit sudah
banyak dikembangkan baik untuk bidang pertanian maupun bukan pertanian.
Salah satu citra yang sudah dikembangkan tersebut adalah citra satelit
Ikonos, yang memiliki resolusi spasial tinggi dengan ketelitian piksel satu meter
untuk pankromatik dan empat meter untuk multispektral. Resolusi spasial yang
tinggi tersebut, memberikan kemampuan citra Ikonos untuk mendeteksi objek
sebesar satu meter. Kelebihan lainnya, citra Ikonos dapat memberikan informasi
aktual dan semantik sesuai dengan kondisi di lapangan pada saat akuisisi data.
Dengan kelebihan yang dimiliki citra Ikonos tersebut, dimungkinkan untuk
mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan terkini mengenai kondisi wilayah
yang akan didata (Lestari 2009).
Data utama lahan pertanian pangan berkelanjutan adalah lahan baku sawah.
Data lahan sawah saat ini sudah dapat diidentifikasi dan dipetakan dengan
ketersediaan citra satelit resolusi tinggi seperti Ikonos. Sejauh ini citra ini belum
dimaksimalkan pemanfaatannya karena baru dipakai untuk mendapatkan
gambaran sawah dalam konteks blok (hamparan) atau penggunaan lahan, padahal
potensi lain masih bisa dikembangkan seperti pembuatan batas petak kepemilikan
dan penguasaan lahan (Barus et al. 2012). Dengan demikian citra resolusi tinggi
akan mampu untuk mendapatkan hasil yang lebih detil untuk mengetahui
informasi kepemilikan, penguasaan, dan pengelolaan lahan pertanian suatu
wilayah yang berbasis petakan.
Desa Cikarawang merupakan salah satu desa di Kecamatan Dramaga
yang memiliki tiga dusun, yaitu Dusun 1, Dusun 2, dan Dusun 3. Wilayah Dusun
2 di Desa Cikarawang merupakan salah satu dusun yang memiliki lahan pertanian
terluas dibandingkan dengan Dusun 1 dan Dusun 3. Selain itu wilayah Dusun 2
memiliki jaringan jalan yang lebih baik dan dengan jumlah penduduk yang cukup
banyak, sehingga perubahan penggunaan lahan ataupun pergantian kepemilikan
sangat mungkin terjadi lebih cepat dibandingkan dengan dua dusun lainnya.
Untuk itu penelitian tentang kepemilikan, penguasaan, dan pengelolaan lahan
pertanian berbasis petakan sangat menarik untuk dilakukan di dusun ini.

2

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui potensi citra Ikonos untuk pembuatan peta petakan lahan
pertanian dan pengggunaan lahan serta permasalahannya.
2. Mengetahui pola kepemilikan, penguasaan, dan pengelolaan lahan berbasis
petakan.
3. Mengetahui karakter kepemilikan, penguasaan dan pengelolaan.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui kelebihan dan keterbatasan
citra resolusi tinggi dan permasalahannya untuk interpretasi suatu obyek dalam
bentuk petakan. Informasi yang dihasilkan diharapkan bermanfaat bagi yang
memerlukan informasi tentang potensi penggunaan citra untuk membuat data
kepemilikan, penguasaan dan pengelolaan lahan pertanian yang berbasis petakan.

METODELOGI PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian terletak di Dusun 2 Desa Cikarawang,yaitu salah satu desa
di Kecamatan Dramaga yang mempunyai luas wilayah 266,56 Ha. Jumlah
penduduk Desa Cikarawang 8.227 jiwa yang terdiri dari 4.199 laki-laki dan 4.028
perempuan dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 2.114 KK, sedangkan jumlah
keluarga miskin sebanyak 777 KK, dengan presentasi 35,3 % jumlah keluarga
yang ada di Desa Cikarawang. Desa Cikarawang terdiri dari 3 (tiga) dusun, 7
(tujuh) RW dan 32 (tiga puluh dua) RT (Kantor Kelurahan Cikarawang, 2013).
Batas-batas administratif pemerintahan Desa Cikarawang Kecamatan
Dramaga sebagai berikut :
 Sebelah Utara
: Sungai Cisadane
 Sebelah Timur
: Kel. Situ Gede Kec.Bogor Barat Kota Bogor
 Sebelah Selatan
: Sungai Ciapus
 Sebelah Barat
: Sungai Ciapus/Sungai Cisadane
Penelitian ini dimulai dari bulan Juni 2013 sampai dengan bulan November
2013. Analisis data dilakukan di Laboratorium Penginderaan Jauh dan Informasi
Spasial, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor serta pengecekan lapang di Dusun 2, Desa Cikarawang.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini meliputi data primer
seperti data wawancara dengan petani, dan data sekunder yang meliputi citra
Ikonos 2010, serta peta administrasi Desa Cikarawang.
Alat yang digunakan untuk kerja lapangan adalah GPS, kamera dijital, dan
alat tulis. Untuk proses pengolahan data spasial alat yang digunakan antara lain

3

seperangkat komputer, dengan software Microsoft Word 2007, Microsoft Excel
2007, dan ArcGIS 9.3.
Metode Penelitian
Penelitian ini terdiri atas 6 (enam) tahap yaitu :
Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi pengumpulan data sekunder yang dilakukan
melalui penelusuran data dari berbagai sumber yang relevan sesuai dengan
kebutuhan untuk menunjang penelitian.
Tahap Interpretasi Citra
1. Interpretasi Petakan Lahan Pertanian
Interpretasi atau penafsiran citra penginderaan jauh merupakan kegiatan
mengeksplorasi informasi dari citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek
yang tergambar pada citra (Purwadhi 2001). Interpretasi petakan lahan pertanian
bertujuan untuk mendapatkan peta lahan pertanian berbasis petakan Dusun2, Desa
Cikarawang. Interpretasi dilakukan secara visual adapun penarikan batas (dijitasi)
dilakukan secara langsung pada layar komputer dengan menggunakan unsur-unsur
interpretasi citra, yaitu rona, warna, tekstur, bentuk, ukuran, pola, situs, bayangan,
dan asosiasi (Tabel 1). Menurut Purwadhi (2001) dalam As-Syakur (2007),
Interpretasi visual adalah pengkajian citra dengan memanfaatkan unsur-unsur
interpretasi sedangkan interpretasi digital adalah evaluasi kuantitatif tentang
informasi spektral yang disajikan pada citra.
Tabel 1 Unsur-unsur Interpretasi Visual Pada Citra (Sutanto 1986).
Unsur interpretasi Keterangan
Rona
Menunjukkan adanya tingkatan keabuan yang teramati
pada foto udara hitam dan dapat diwujudkan dengan nilai
densitas cara logaritmik antara hitam dan putih, dengan
pedoman skala keabuan
Warna
Warna dapat diintepretasikan terhadap 3 unsur (hue,
value, chroma), dan mengkelompokkannya dalam
berbagai kelas.
Ukuran
Ukuran obyek bermanfaat dalam pengenalan objek
tertentu seperti pohon tua, dewasa, muda, pohon anakan
dan semak
Bentuk
Bentuk menunjukkan pada konfigurasi umum suatu objek
sebagaimana terekam pada citra
Tekstur
Tekstur merupakan frekuensi perubahan rona dalam citra
foto udara
Pola
Merupakan sebuah karakteristik makro yang digunakan
untuk mendeskripsi tata ruang pada citra, termasuk
didalamnya pengulangan kenampakan-kenampakan alami

4

Tabel 1 Lanjutan…
Unsur
Keterangan
interpretasi
Situs
Menjelaskan tentang posisi muka bumi dari citra yang
diamati dalam kaitannya dengan kenampakan disekitarnya
atau berkonotasi terhadap gabungan faktor-faktor
lingkungan yang mempengaruhi karakteristik makro objek
Asosiasi
Menunjukkan suatu komunitas objek yang memiliki
keseragaman tetentu atau beberapa objek yang berdekatan
secara erat dimana masing-masing membentuk keberadaan
yang lainnya
Bayangan
Bayangan merupakan objek yang tampak samar-samar atau
tidak tampak sama sekali (hitam), sesuai dengan bentuk
objeknya, seperti bayangan awan,bayangan gedung,
bayangan bukit. Bayangan ini juga dapat digunakan untuk
mengenali bentuk objeknya. Pada citra resolusi tinggi
bayangan objek akan tampak jelas.
2.

Interpretasi penutupan/penggunaan lahan
Penutupan lahan menggambarkan obyek-obyek yang tampak pada
permukaan bumi. Menurut Lillesand and Kiefer (1993), penutupan lahan
merupakan perwujudan secara fisik obyek-obyek yang menutupi lahan dan
terkadang bersifat alami, sedangkan penggunaan lahan lebih berkaitan dengan
aktifitas manusia di tempat tersebut. Interpretasi penutupan/penggunaan lahan
sawah dilakukan pada layar komputer dengan menggunakan unsur-unsur
interpretasi citra yaitu rona, warna, tekstur, bentuk, pola, ukuran, site dan asosiasi.
Lahan sawah adalah suatu tipe penggunaan lahan, yang untuk
pengolahannya memerlukan genangan air. Sawah selalu mempunyai permukaan
yang datar atau didatarkan (dibuat teras), dan dibatasi oleh pematang untuk
menahan air genangan. Berdasarkan sumber air yang digunakan dan keadaan
genangannya, sawah dapat dibedakan menjadi sawah irigasi, sawah tadah hujan,
sawah lebak, dan sawah pasang surut. (Puslitbangtanak, 2003).
Tahap Verifikasi
Verifikasi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian data antara hasil
interpretasi dengan keadaan sebenarnya di lapangan. Verifikasi dilakukan dengan
melihat batas-batas petakan (selanjutnya di dalamnya disebut sebagai persil) dan
jenis penutupan/penggunaan lahan, serta mencari informasi tentang kepemilikan,
penguasaan, dan pengelolaan lahan pertanian pada setiap petakan.
Kegiatan wawancara dilakukan dengan menggunakan kuisioner terstruktur
pada blok-blok lokasi. Wawancara melibatkan 30 petani baik pemilik ataupun
penggarap yang dijumpai di lokasi. Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan
informasi lebih detil terkait dengan aspek sosial dan ekonomi.
Tahap Perbaikan Data
Pada tahap ini dilakukan perbaikan hasil interpretasi yang disesuaikan
dengan hasil verifikasi. Perbaikan hasil interpretasi dilakukan dengan cara dijitasi
kembali kenampakan seperti petakan sesuai dengan hasil verifikasi lapang.

5

Dijitasi dilakukan berdasarkan batas dan jumlah petakan, serta perubahan
penggunaan lahan.
Tahap Analisis Data
Analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Analisis akurasi hasil interpretasi petakan dan penutupan/penggunaan lahan
yang dilakukan dengan cara menghitung persentasi kebenaran jumlah petakan
hasil interpretasi dengan jumlah petakan hasil verifikasi.
b. Analisis deskriptif pola kepemilikan/penguasaan dan pengelolaan lahan.
c. Analisis deskriptif karakteristik kepemilikan.
Tahap Penyajian Hasil
Penyajian hasil dilakukan dengan penulisan yang dilengkapi dengan petapeta, foto-foto lapangan, dan data tabular lainnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pemetaan Petakan Lahan Pertanian
Gambar 1 menunjukkan peta petakan lahan pertanian hasil interpretasi dari
citra Ikonos (2010). Secara umum semua unsur-unsur interpretasi digunakan
untuk mengenali kenampakan petakan, namun unsur-unsur utama yang digunakan
untuk penarikan batas areal petakan adalah warna, pola, bentuk, ukuran, tekstur,
dan bayangan seperti yang tersaji pada Tabel 2. Adapun indikator yang membantu
saat penarikan batas areal petakan yaitu warna dan adanya kenampakan galengan.
Dengan adanya perbedaan warna pada suatu lokasi menunjukkan adanya
perbedaan penutupan lahan, sehingga dapat juga digunakan sebagai batas penciri
antar petakan saat proses interpretasi.

Gambar 1 Peta petakan lahan pertanian di atas citra Ikonos Dusun 2, Desa
Cikarawang hasil interpretasi

6

Tabel 1 Unsur-unsur interpretasi dalam identifikasi petakan lahan pertanian.
Unsur
Kenampakan Batas Petakan Isi Petakan
interpretasi
(Galengan)
Warna
Coklat muda, coklat, dan
Warna beragam (lihat
coklat kehitaman
kenampakan visual Tabel 3),
sehingga dapat dipakai juga
sebagai pembeda antar petakan
Pola
Ada yang teratur dan ada
Ada yang teratur dan ada juga
juga yang tidak teratur.
yang tidak teratur.
Bentuk
Garis-garis yang
Kotak-kotak persegi, ada yang
menyambung satu dengan
teratur dan tidak teratur
yang lainnya
Ukuran
Relatif (10.65 m x 5.77 m – Relatif
122.58 m x97.96 m)
Tekstur
Halus
Beragam (lihat kenampakan
visual di Tabel 3)
Verifikasi dilakukan dengan tujuan untuk mencari kebenaran data serta
informasi tentang obyek yang diamati. Hasil interpretasi didapatkan ada sebanyak
293 petakan lahan pertanian sedangkan hasil verifikasi menunjukkan ada
sebanyak 608 petakan. Gambar 2 merupakan peta petakan lahan pertanian yang
sudah dilakukan perbaikan sesuai dengan hasil verifikasi, sedangkan Gambar 3
merupakan peta petakan lahan pertanian gabungan antara hasil interpretasi dengan
hasil verfikasi.

Gambar 2 Peta petakan lahan pertanian hasil verifikasi.

7

Gambar 3 Peta petakan lahan pertanian hasil interpretasi dan hasil verifikasi.
Hasil Interpretasi

Hasil Verifikasi

Gambar 4 Ketidaksesuaian hasil interpretasi petakan dengan keadaan sebenarnya.
Gambar 4 diatas menunjukkan contoh visual ketidaksesuaian antara hasil
interpretasi dengan hasil verifikasi. Hal ini terjadi dikarenakan galengan tidak
tamapak secara jelas pada citra. Kasus seperti ini merupakan kesulitan dalam
penarikan batas areal petakan. Galengan adalah pembatas petak lahan pertanian,
meskipun galengan bukan selalu sebagai batas antar kepemilikan. Kesalahan hasil
interpretasi jika dilihat dari Gambar 3 terjadi tidak hanya pada lokasi tertentu saja
melainkan menyebar hampir diseluruh lokasi penelitian, sehingga kesulitan

8

penarikan batas areal petakan dapat dikatakan bersifat merata untuk Dusun 2.
Adapun kesulitan verifikasi yaitu pada sebagian lokasi sulit dijumpai petani pada
lahan miliknya/garapannya.
Dari hasil verifikasi dapat diketahui bahwa keakuratan hasil interpretasi
adalah sebesar 48.19 %. Perhitungan ini didapat dari persentasi antara jumlah
petakan hasil interpretasi dengan jumlah petakan hasil verifikasi. Perbedaan
petakan hasil dijitasi dan hasil verifikasi dapat dilihat pada Gambar 3.
Ketidakakuratan hasil interpretasi dipengaruhi oleh tidak adanya kenampakan
batas penciri (galengan) yang jelas di sebagian lokasi pada citra. Hal ini dapat
terjadi karena batas penciri tersebut tertutup oleh tanaman atau galengan
berukuran agak kecil (umumnya 0,5 meter), sehingga sesuai resolusinya citra
Ikonos tidak dapat merekam galengan tersebut. Hal lain yang menyebabkan tidak
ada kenampakan batas penciri pada citra adalah adanya perubahan penutupan
lahan pada petakan di lokasi tersebut. Hal ini disebabkan adanya perbedaan waktu
antara cek lapang dengan perekaman citra. Cek lapang dilakukan pada tahun 2013
sedangkan perekaman citra di lakukan pada tahun 2010. Pengalaman interpreter
(orang yang melakukan interpretasi) juga berpengaruh terhadap keakuratan hasil
interpretasi. Semakin banyak pengalaman interpreter maka akan dapat
mengurangi kesalahan dalam interpretasi. Hal ini sesuai dengan pendapat
Lillesand and Kiefer (1993) bahwa, besarnya tingkat keberhasilan interpretasi
bervariasi sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman penafsir, sifat obyek yang
dikaji, dan kualitas citra yang digunakan.
B. Pemetaan Penutupan/penggunaan Lahan
Gambar 5 merupakan peta petakan penutupan/penggunaan lahan hasil
interpretasi. Dari hasil interpretasi terdapat dua objek penggunaan lahan yaitu
sawah dan tegalan. Semua unsur-unsur interpretasi digunakan untuk melakukan
interpretasi penutupan/penggunaan lahan, namun unsur dominan yang banyak
digunakan untuk memutuskan jenis penutupan/penggunaan lahan adalah warna,
rona, bentuk, ukuran dan pola seperti tersaji pada Tabel 3.
Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa interpretasi
penutupan/penggunaan lahan dengan citra resolusi tinggi memberikan banyak
kemudahan karena pada citra resolusi tinggi unsur tekstur, warna, dan bentuk
obyek hampir sama dengan kenampakan di lapangan (permukaan lahan), sehingga
interpretasi objek lebih mudah dilakukan. Misalnya vegetasi (rumput, pohon,
perdu) berwarna hijau, atau lahan terbuka berwarna coklat, sehingga kenampakan
visual ini memudahkan seorang interpreter dalam membaca objek penutupan
lahan. Dari hasil interpretasi penggunaan lahan daerah penelitian didapatkan
sebanyak 187 petak sawah dan sebanyak 106 petak lahan tegalan.

9

Tabel 2 Unsur-unsur interpretasi awal yang digunakan dalam interpretasi
penutupan/penggunaan lahan.
Obyek
Unsur interpretasi
Kenampakan pada citra
Sawah Warna : hijau muda, coklat
Bentuk : kotak-kotakpersegi tidak
beraturan
Ukuran : relatif
Tekstur : halus,agak halus
Pola
: berkumpul
Tegalan Warna
Bentuk
Ukuran
Tekstur
Pola

: coklat tua, hijaukehitaman
: kotak-kotakpersegi
: relatif
: agak halus
: berkumpul

Gambar 5 Peta petakan penutupan/penggunaan lahan sawah dan tegalan di atas
citra Ikonos Dusun 2, Desa Cikarawang dari hasil interpretasi.

10

Gambar 6 Peta penutupan/penggunaan lahan pertanian hasil verifikasi.
Verifikasi penutupan/penggunaan lahan bertujuan untuk mengetahui
kebenaran penggunaan lahan yang telah diinterpretasi. Gambar 6 menunjukkan
peta penutupan/penggunaan lahan yang telah disesuaikan dengan hasil verifikasi.
Hasil verifikasi menunjukkan bahwa terdapat adanya beberapa kesalahan
interpretasi dimana pada citra menunjukkan cirri-ciri kenampakan penggunaan
lahan tegalan, namun setelah diverifikasi dilapangan menunjukkan objek berupa
lahan bukan pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa pada titik ini telah terjadi
perubahan penggunaan lahan yaitu dari lahan pertanian menjadi lahan bukan
pertanian (Gambar 7a). Kesalahan ini dapat disebabkan karena perbedaan waktu
antara perekaman citra dengan waktu survei lapang. Contoh kesalahan yang lain
adalah pada saat perekaman citra, lahan belum ditanami padi dan saat survei
lapang lahan sudah ditanami padi (Gambar 7b).

11

(a)

(b)
Gambar 7 Kenampakan pada citra dengan keadaan yang sebenarnya
Secara umum obyek penutupan/penggunaan lahan sebelum dilakukan
verifikasi hanya menunjukkan penggunaan lahan sawah dan tegalan. Namun dari
hasil verifikasi ternyata obyek penutupan/penggunaan lahan lebih bervariasi, yaitu
berupa sawah, tegalan, kebun campuran dan lahan terbuka (Gambar 6). Dengan
demikian kesulitan verifikasi adalah adanya perubahan penutupan/penggunaan
lahan.
Persentasi kebenaran hasil interpretasi penggunaan lahan sebesar 40.11 %
untuk sawah dan 65.09 % untuk tegalan. Tabel 4 memberikan informasi hasil
persentasi untuk setiap objek penutupan/penggunaan lahan di Dusun 2 yang
diperoleh dari persentasi antara jumlah petakan setiap obyek penggunaan lahan
hasil verifikasi dengan jumlah petakan keseluruhan hasil verifikasi. Pada Gambar
8 dapat dilihat jenis penutupan/penggunaan lahan pertanian di Dusun 2 Desa
Cikarawang yang tampak pada citra.
Tabel 3 Persentasi penutupan/penggunaan lahan Dusun 2, Desa Cikarawang.
Obyek penutupan/penggunaan
Persentasi (%)
lahan
Sawah
39.36
Tegalan
55.78
Kebun campuran
4.69
Lahan terbuka (lapangan)
1

12

(a)

(c)

(b)
(d)
Gambar 8 Penutupan/penggunaan lahan (a) Sawah, (b) Kebun campuran,
(c) Tegalan, (d) Lahan terbuka

C. Pola Pemilikan, Penguasaan dan Pengelolaan
a. Pola Pemilikan dan Penguasaan
Penguasaan lahan di daerah penelitian dibedakan menjadi dua yaitu pemilik
dan penggarap. Gambar 8 nmemperlihatkan dua sistem penguasaan dalam
pengelolaan lahan pertanian di daerah penelitian yaitu penguasaan pemilik dan
penguasaan penggarap (sewa). Yang dimaksud dengan penguasaan pemilik yaitu
penguasaan lahan yang sepenuhnya merupakan hak pemilik dalam pengelolaan
lahan pertanian tersebut, sedangkan penguasaan penggarap yaitu penguasaan
lahan yang penggarapannya sesuai kesepakatan antara pemilik dengan penggarap
serta sistem pembagian hasilnya.

13

Gambar 9 Peta petakan penguasaan (pemilik/pengelola) lahan.
Dari Gambar 9 terlihat bahwa di Dusun 2, Desa Cikarawang ternyata
sebagian besar petani lebih memilih menggarap lahan miliknya sendiri. Namun
sebagian kecil petani juga menggarap lahan milik orang lain dengan sistem bagi
hasil. Untuk sistem bagi hasil, jenis perjanjian bagi hasil yang umum berlaku
adalah 60% (penggarap) dan 40% (pemilik). Dari hasil kerja lapang serta hasil
wawancara menunjukkan bahwa beberapa dari pemilik menggarap lahannya
dengan memperkerjakan buruh tani, dengan sistem upah harian. Namun sistem
upah seperti ini tidak berlaku pada saat menanam padi. Sistem yang berlaku saat
menanam padi adalah sistem bagi hasil antara penguasa lahan dengan buruh tani,
kesepakatannya adalah 5 kg (pemilik) : 1 kg (buruh tani) gabah, yang diberikan
saat panen.
b. Pola Pengelolaan
Pola tanam merupakan suatu urutan tanam pada sebidang lahan dalam satu
tahun. Terkait dengan pola pengelolaan lahan di Dusun 2, Desa Cikarawang
terdapat 35 pola tanam. Pola-pola tersebut tersaji pada Lampiran Tabel 1. Di
daerah penelitian terdapat perbedaan pola pengelolaan lahan pada setiap
kepemilikan atau penggarapan, dimana dalam 1 tahun lahan dapat ditanami 2-3
kali. Untuk mempermudah melihat pola tanam daerah penelitian, maka dari 35
pola tersebut disederhanakan menjadi 5 pola yang dibedakan pada setiap blok
(Gambar 10), yang digolongkan menjadi:

14

1. Blok padi
Pengelolaan lahan yang digolongkan pada blok padi adalah semua lahan
yang dalam 1 tahun ditanami padi baik 1 kali atau lebih. Misalnya lahan dengan
pola tanam padi-ubi-kacang, masuk ke dalam blok pengelolaan padi.
2. Blok Ubi
Pengelolaan lahan yang digolongkan blok ubi adalah semua lahan yang
dalam 1 tahun ditanami ubi, baik 1 kali atau lebih tetapi tanpa penanaman padi.
Dalam blok ubi dapat pula lahan ditanami jagung, kacang, talas dan bengkuang
yang semuanya mempunyai masa penen sama. Misalkan lahan dengan pola tanam
ubi-ubi-kacang dan kacang-kacang-kacang, masuk ke dalam blok pengelolaan ubi.
3. Blok singkong
Pengelolaan lahan yang digolongkan ke dalam blok singkong yaitu lahan
yang selama satu tahun ditanami singkong saja ataupun bergantian dengan
tanaman lain seperti ubi, kacang dan jagung. Misalkan lahan dengan pola tanam
singkong-ubi, maka lahan ini masuk ke dalam blok pengelolaan singkong.
4. Blok jambu
Pengelolaan yang digolongkan ke dalam blok jambu yaitu lahan yang
ditanami jambu sebagai tanaman utama sepanjang tahun.
5. Blok pepaya
Pengelolaan yang digolongkan ke dalam blok papaya adalah lahan yang
sepenuhnya ditanami pepaya sepanjang tahun. Tanaman pepaya yang dimaksud
adalah tanaman pepaya yang bukan hanya sebagai tanaman pembatas atau yang
lainnya, tetapi sebagai tanaman pokok pada lahan tersebut.
Berdasarkan pada penggolongan blok yang telah disesuaikan maka dapat
dibuat peta blok tanam seperti yang tersaji pada Gambar 10, yang menunjukkan
adanya blok pengelolaan padi dan singkong yang jelas. Pada blok-blok yang tidak
ditanami padi petani mempunyai alasan tertentu dan utamanya adalah karena
sistem irigasi yang ada sudah tidak berfungsi lagi, sehingga sebagian pemilik
lebih memilih untuk menanam ubi, singkong atau tanaman lainnya. Salah satu
alasan petani memilih menanam ubi dan singkong adalah karena pengelolaannya
tidak terlalu sulit dan hasil panen sudah pasti terjual. Selain itu, di Dusun 2, Desa
Cikarawang, terdapat pengepul atau agen ubi yang biasa membeli hasil panen
mereka. Di daerah penelitian juga terdapat lahan yang ditanami jambu dan
pepaya, namun demikian memiliki luasan yang kecil. Luasan ini relatife kecil
karena menurut petani usaha ini memerlukan modal awal yang cukup besar.
Hasil wawancara dengan 30 petani menunjukkan bahwa mereka yang
memiliki penghasilan terbesar adalah mereka yang memilih pola tanam padi-ubipadi, sedangkan yang memiliki penghasilan terkecil adalah mereka yang memilih
pola tanam singkong (Tabel 5). Hal ini dikarenakan harga jual padi relatif lebih
tinggi. Namun demikian tingginya penghasilan ini tidak hanya disebabkan oleh
luasan lahan petani, tetapi lebih kepada pola taman dan sistem pengelolaannya.
Penghasilan petani dari setiap pemilikan/penggarapan (dari 30 kuisioner) cukup

15

beragam dan penghasilan yang besar didominasi oleh petani yang menerapkan
pola tanam ubi dan padi (Tabel 5 atau Tabel 6).

Gambar 10 Peta petakan blok tanam Dusun 2, Desa Cikarawang.
D. Karakteristik Kepemilikan
Berdasarkan hasil kerja lapang dapat diketahui bahwa di Dusun 2 terdapat
197 kepemilikan lahan pertanian dengan jumlah 596 petakan lahan pertanian dan
luas rata-rata petakan adalah 1918.7 m2. Jumlah pemilik yang menggarap
lahannya sendiri sebanyak 526 petakan dan yang menggarap milik orang lain
(penggarap) sebanyak 70 petakan. Tabel 6 berikut menunjukkan informasi tentang
pemilik atau penggarap lahan di Dusun 2, Desa Cikarawang.
Dari Tabel 5 dan Tabel 6 terlihat bahwa di Dusun 2 terdapat 40 % petani
penggarap dan 60 % petani pemilik. Umur pemilik/penggarap lahan yang
dominan berkisar antara 41-60 tahun, dengan jenjang pendidikan rata-rata hanya
lulusan SD. Penghasilan yang didapat dari setiap kepemillikan berbeda dan
sebagian dari mereka ada yang hanya berfokus pada bidang pertanian, tetapi ada
juga yang mempunyai profesi lain, seperti pedagang, supir, PNS dan lain-lain.

16

Tabel 5 Data hasil dari wawancara karakteristik pengelolaan dan kepemilikan
lahan Dusun 2, Desa Cikarawang.
Kode
Kuisoner

Pola Tanam

AV 040

padi-ubi-ubi

5

2

1

10968

7312

AV 180

padi-padi-padi

2

2

1

6576

6576

AV 181

padi-padi-ubi

4

2

1

3535

2719.2308

AV 178

padi-padi-padi

2

3

1

9129

12505.479

AV 179

padi-padi-padi

2

3

1

9804

13430.137

AV 176

padi-ubi-padi

24

2

3

68046

37803.333

AV 165

padi-padi-padi

2

2

4

2595

926.78571

AV 183

padi-padi-sayuran

32

2

1

3870

1548

AV 184

padi-padi-sayuran

32

2

3

2310

770

AV 182

padi-ubi-ubi

5

2

1

2111

1623.8462

AV 017

singkong

19

1

1

900

1500

AV 001

ubi-padi-ubi

1

2

2

21092

70306.667

AV 036

padi-ubi-padi

24

2

1

13594

16992.5

AV 020

padi-jagung-ubi

21

3

4

2653.5

3790.7143

AV 022

padi-kacang

22

2

4

1170

390

AV 019

padi-ubi-ubi

5

3

4

7195

4796.6667

AV 027

padi-ubi-ubi

5

2

1

6425

1606.25

AV 055

ubi-ubi-padi

15

2

2

8498

1307.3846

AV 041

padi-ubi-padi

24

2

1

17743

10437.059

AV 066

ubi-ubi-ubi

3

2

4

4798

5331.1111

AV 073

padi-bengkuang-kacang

27

3

1

4749

1356.8571

AV 076

padi-ubi-ubi

5

2

1

6599

8248.75

AV 079

padi-bengkuang-kacang

27

3

1

4892

2877.6471

AV 049

ubi-padi-ubi

1

1

3

12890

8056.25

AV 029

singkong-ubi

8

1

1

1578

1213.8462

AV 151

singkong

19

2

1

32

8.4210526

AV 143

singkong-ubi

8

3

1

4118.5

5883.5714

AV 064

singkong-ubi

8

2

1

5636

3757.3333

AV 059

ubi-ubi-bengkuang

18

1

1

8172

11674.286

AV 115

ubi-ubi-jagung

12

2

2

845

1690

*Keterangan :
 umur :
- 1 (20-40 tahun)
- 2 (41-60 tahun)
- 3 (>60 tahun)
 Pendidikan :
- 1 (SD)
- 2 (SLTP)
- 3 (SLTA)
- 4 (Perguruan tinggi)

Kode
Pola
Tanam

Katagori
Umur

Katagori
Pendidikan

Pendapatan
(ribu)/tahun

Pendapatan
ribu/tahun
(1000m2)

17

Tabel 6 Data sensus pemilik/penggarap dari hasil wawancara di Dusun 2, Desa
Cikarawang.
Kode
Kuisioner
AV 040

Nama
Pemilik
Pepen

Nama
Penggarap

Status
Penguasaan
Pemilik

Umur

Status
Pddk
9 SD

Luas(m2)

Jumlah
Anak
4

Jumlah
Petakan

1500

5

Penghasilan
Lain
Pedagang

9
AV 180

Mimi

Pemilik

5 SD

2

1000

3

Karyawan

5 SD

3

1300

5

Buruh tani

6 SD

0

730

2

Pensiunan

7 SD

2

730

2

Wiraswasta

5 SLTA

2

1800

4

Wiraswasta

2 S1

0

2800

8

Wiraswasta

3 SD

1

2500

5

Buruh tani

4 SMA

2

3000

1

PNS

5 SD

3

1300

5

Buruh tani

5 SD

3

600

3

Buruh tani

5 SLTP

5

300

1

Karyawan

7 SD

0

800

4

-

2 S1

0

700

1

Wiraswasta

4 S1

2

3000

2

Karyawan

2 S1

1

1500

1

Wiraswasta

5 SD

0

4000

6

Wiraswasta

5 SLTP

1

6500

2

Supir

6 SD

1

1700

2

Buruh tani

4 S1

2

900

1

Karyawan

4 SD

2

3500

4

Buruh tani

5 SD

2

800

5

Buruh tani

6 SD

1

1700

3

Buruh tani

5 SLTA

2

1600

2

Wiraswasta

5 SD

4

1300

5

Pedagang

4 SD

2

3800

4

Buruh tani

7 SD

0

700

4

Petani

7 SD

1

1500

4

Buruh tani

5 SD

3

700

4

Buruh tani

0 SLTP

2

500

1

Petani

3
AV 181

Heri

Suparta

Penggarap
2

AV 178

Ugan S

Pemilik
9

AV 179

Ugan S

Karhi

Penggarap
6

AV 066

Ahmad.B

Pemilik
0

AV 049

Marda

Syarif

Penggarap
4

AV 059

Edi Junaedi

Pemilik
5

AV 176

Itar

Pemilik
7

AV 165

Heri

Suparta

Penggarap
2

AV 183

Heri

Suparta

Penggarap
2

AV 182

Rimah

Ija

Penggarap
3

AV 073

Emang

Pemilik
8

AV 029

Marda

Syarif

Penggarap
4

AV 064

Ahmad

Pemilik
4

AV 017

Marda

Syarif

Penggarap
4

AV 001

Ahmad.B

Anda

Penggarap
0

AV 036

Toha

Pemilik
6

AV 020

Marda

Pemilik
9

AV 022

Ahmad

Pemilik
4

AV 076

Mad Yusa

Pemilik
6

AV 151

H.Idup

Imbar

Penggarap
2

AV 019

Mar'as

Pemilik
9

AV 027

Ahmad.B

Pemilik
0

AV 055

Pepen

Pemilik
9

AV 041

Mad Yusa

Pemilik
6

AV 079

Emang

Pemilik
8

AV 143

Iwan

Arsin

Penggarap
3

AV 184

Heri

Suparta

Penggarap
2

AV 115

Rohadi

Pemilik
0

18

ULASAN
Dalam menginterpretasi citra ketelitian seorang interpreter sangat
mempengaruhi hasil yang diinterpretasi. Semakin baik pengalaman interpreter
mengetahui kondisi lapangan, maka hasil interpretasi akan semakin baik. Kualitas
citra juga mempengaruhi hasil interpretasi. Kualitas citra disini dihubungkan
dengan resolusi maupun gangguan-gangguan yang ada pada citra, seperti
persentase penutupan awan dan yang lainnya. Interpretasi dilakukan untuk
mengindentifikasi obyek yang tergambar pada citra. Adapun kesulitan saat
interpretasi petakan lahan pertanian adalah tidak selalu adanya kenampakan batas
penciri yang jelas pada citra. Untuk mengetahui kebenaran hasil interpretasi
makan yang perlu dilakukan adalah verifikasi lapang. Pada tahap ini dapat
diketahui perubahan ataupun perbedaan dari objek yang diamati dengan yang ada
pada citra.
Penguasaan lahan Di Dusun 2, Desa Cikarawang dibedakan menjadi dua
yaitu penguasaan pemilik dan penguasaan penggarap. Dalam sistem penguasaan
penggarap umumnya berlaku sistem bagi hasil 60% (penggarap) dan 40%
(pemilik). Namun demikian sistem penguasaan pemilik lahan pertanian di daerah
penelitian lebih banyak dibandingkan dengan penguasaan penggarap. Meskipun
demikian secara spasial sistem penguasaan ini tidak membentuk suatu pola
tertentu karena lokasinya menyebar.
Pola tanam merupakan suatu urutan tanam pada sebidang lahan dalam satu
tahun. Di Dusun 2 Desa Cikarawang terdapat 35 pola taman. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat keberagaman cara pengelolaan lahan pertanian. Untuk
mempermudah pengamatan, maka 35 pola tanam tersebut disederhanakan menjadi
5 blok tanam, yaitu blok padi, ubi, singkong, jambu dan pepaya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak hanya luasan ataupun jumlah persil yang berpengaruh
terhadap penghasilan petani tetapi juga jenis pola tanam. Dari 30 kuisioner hasil
wawancara, petani yang memilih sistem pola tanam padi-ubi-padi memiliki
pendapatan terbesar, meskipun luas lahannya bukanlah yang terluas dari
kepemilikan 30 petani yang diwawancarai.
Hasil verifikasi di Dusun 2, Desa Cikarawang menunjukkan sebanyak 608
petakan, yang terdiri dari 596 petakan lahan petanian, 10 petakan perumahan, 1
petak kolam dan 1 petak lahan terbuka. dari 596 petakan lahan pertanian tersebut
terdiri dari 235 petak sawah, 333 petak tegalan dan 28 petak kebun campuran.
Dari 596 petakan lahan pertanian di Dusun 2, Desa Cikarawang ini dimiliki oleh
197 kepemilikan. Sebanyak 526 petakan dengan 176 kepemilikan yang digarap
sendiri oleh pemiliknya (penguasaan pemilik) dan 70 petakan dengan 21
kepemilikan digarap oleh orang lain (penguasaan penggarap).

19

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kesulitan dalam pembuatan peta petakan lahan pertanian di Dusun 2, Desa
Cikarawang adalah tidak selalu ada batas penciri yang jelas yang terlihat pada
citra Ikonos. Pada saat penarikan batas areal petakan yang dapat dijadikan sebagai
indikator yaitu warna dan kenampakan batas berupa galengan. Adapun kesulitan
saat verifikasi lapangan yaitu sedikitnya informasi yang diperoleh dari petani
karena jarang dapat ditemui di lokasi lahan pertanian. Persentasi akurasi
interpretasi petakan lahan pertanian sebesar 48.12 %. Persentasi
penutupan/penggunaan lahan setelah dilakukan verifikasi yaitu sawah 39.36%,
tegalan 55.78%, kebun campuran 4.69% dan lahan terbuka 1%. Jumlah petakan
keseluruhan hasil verifikasi yaitu 608 petakan, dengan petakan lahan pertanian
sebanyak 596 dan luas petakan rata-rata 1918.7 m2. Rendahnya hasil akurasi
karena perbedaan waktu perekaman citra dengan survey lapang yang cukup lama,
sehingga untuk penelitian seperti ini di butuhkan citra yang waktu perekamannya
tidak berbeda jauh dengan waktu survey lapang dan mempunyai kualitas citra
yang lebih baik.
Pola penguasaan lahan pertanian di Dusun 2, Desa Cikarawang adalah
pemilik dan penggarap. Penguasaan pemilik merupakan seorang yang memiliki
lahan, mengelola serta menggarap lahannya sendiri, sedangkan penguasaan
penggarap merupakan seseorang yang menggarap lahan milik orang lain dengan
sistem bagi hasil yaitu 40% untuk pemilik lahan dan 60% untuk penggarap. Dari
hasil verifikasi di Dusun 2, Desa Cikarawang pola penguasaan penggarap
menyebar dan sebagian besar pemilik menggarap lahannya sendiri. Hal ini dapat
disebabkan karena sebagian besar dari mereka mempunyai pekerjaan hanya
bertani tanpa memiliki pekerjaan sampingan.
Di Dusun 2, Desa Cikarawang terdapat 197 kepemilikan dengan jumlah
persil lahan pertanian yaitu 596. Petakan yang digarap sendiri oleh pemiliknya
(penguasaan pemilik) sebanyak 526 dan petakan yang digarap oleh orang lain
(penguasaan penggarap) sebanyak 70. Pemilik yang menggarap lahannya sendiri
secara umum memperkerjakan buruh harian. Data menunjukkan banyak
pemilik/penggarap dominan memiliki jenjang pendidikan SD dan umur yang
dominan berkisar antara 41-60 tahun. Setiap kepemilikan/penggarapan memiliki
luas lahan dan sistem pengelolaan yang berbeda-beda. Luas lahan dan pengelolaan
lahan yang berbeda menjadikan penghasilan yang beragam setiap penguasaan
pemilik/penggarap.
Saran
Perlu adanya penelitian lebih lanjut pada daerah penelitian dengan
ketinggian tempat yang berbeda, sehingga dapat melihat perbedaan kenampakan
petakan pada dataran tinggi dan rendah. Serta dapat memberikan informasi
tentang kepemilikan, penguasaan, dan pengelolaan lahan pertanian.

20

DAFTAR PUSTAKA
As-Syakur
AS.
2007.
Interpretasi
Penginderaan
Jauh.
http://mbojo.wordpress.com/2007/07/22/interpretasi-citra-pengindraanjauh/(24-04-2014, 13:14)
Barus, B., D.R Panuju, K. Munibah, LS Iman, B.H. Trisasongko, N. Widiana, dan
R. Kusumo. 2012. Model Pemetaan Sawah dan Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan dengan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis. Darmaga
(ID): IPB.
Ching-Yi Kuo, Tien-Yin C, Re-Yang L. Identification of Urban Charakteristic
Using IKONOS High Resolution Satellite Image.The 22nd Asian Conference of
Remote Sensing.Singapura. Nov 5-9, 2001.
Kantor Kelurahan Cikarawang. 2013. Profil Desa Cikarawang. Kecamatan
Dramaga, Kabupaten Bogor.
Lestari, W. 2009.Pemanfaatan Citra Ikonos Untuk Pendataan Objek Pajak Bumi
dan Bangunan di Kecamatan Jebres kota Surakarta [skripsi].
Lillesand, T.M. and R.W. Kiefer, 1993.Remote Sensing And Image Interpretation.
Yogyakarta (ID): Gajah Mada University Press.
Puslitbangtanak. 2003. Pengembangan Lahan Sawah Mendukung Pengembangan
Agribisnis Berbasis Tanaman Pangan. Puasat Penelitian dan Pengembangan
Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Purwadhi, F. 2001. Interpretasi Citra Digital. Jakarta (ID): Grafindo.
Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh Jilid I. Yogyakarta:Gajah Mada University
Press.

21

LAMPIRAN
Lampiran 1 Jenis pola tanam dalam satu tahun di Dusun 2 Desa Cikarawang.
Kode pola tanam
Jenis pola tanam
1
Ubi-padi-ubi
2
Padi-padi-padi
3
Ubi-ubi-ubi
4
Padi-padi-ubi
5
Padi-ubi-ubi
6
Ubi-jagung-ubi
7
Kacang-ubi-ubi
8
Sigkong-ubi
9
Ubi-padi
10
Jambu
11
Kacang-padi
12
Ubi-ubi-jagung
13
Ubi-singkong
14
Ubi-jagung
15
Ubi-ubi-padi
16
Ubi-ubi-kacang
17
Ubi-ubi
18
Ubi-ubi-bengkuang
19
Singkong
20
Padi-ubi
21
Padi-jagung-ubi
22
Padi-kacang
23
Ubi-kacang
24
Padi-ubi-padi
25
Jagung-singkong
26
Singkong-jagung
27
Padi-bengkuang-kacang
28
Ubi-talas
29
Ubi-kacang-ubi
30
Padi-ubi-kacang
31
Papaya
32
Padi-padi-sayuran
33
Jagung-jagung
34
Kacang-kacang-kacang
35
Kacang-kacang-padi
*Keterangan :
 1 : Blok padi
 2 : Blok ubi
 3 : Blok singkong
 4 : Blok jambu
 5 : Blok papaya

Kode blok tanam
1
1
2
1
1
2
2
3
1
4
1
2
3
2
1
2
2
2
3
1
1
1
2
1
3
3
1
2
2
1
5
1
2
2
1

22

Lampiran 2 Kuisioner yang digunakan untuk wawancara.
Kode Kuisioner: …………
Nama Desa : ……………………………
Nama Responden : ………………..

Koordinat-X : ……………………
Koordinat-Y: ……………………
Koordinat-Z: ……………………
Verifikasi Peta: ………………….

1.

Apakah memiliki sawah

: □ Ya

□ Tidak; lanjut ke pertanyaan 9

2.

Luas sawah yang dimiliki

:.……..........................m²/ha

/bata/…………….
3.

: □ Ya

Apakah lokasi sawah

□ Tidak

mengumpul menjadi satu?
4.

Jika tidak, jumlah sawah

: …………………….. blok/petakan

5.

Jenis Sawah

: □ Sawah Irigasi □ Sawah Tadah Hujan

6.

Jenis Irigasi

: □ Teknis

□ Semi teknis □ Tradisional

□ Tadah hujan
7.

: …………………....…m

Jarak lahan sawah ke
jaringan irigasi primer?

8.

Jarak lahan ke sungai?

: ………………………m

9.

Apakah menggarap milik

: □ Ya

□ Tidak

orang lain?
10. Luas sawah yang digarap

:.……..........................m²/ha/bata/………….…

11. Pola Garap

: □ Biaya ditanggung pemilik
□ Biaya ditanggung bersama
□ Biaya ditanggung penggarap
: (Pemilik : Penggarap ) ; (…. : ….)

12. Perbandingan hasil produksi
13. Intensitas tanam per tahun

:

□ 1x □ 2x

□ 3x

Lainnya……………….
14. Pola
Tanam

:………………………………………………….

15. Apakah ada gejala perubahan : □ Ya
hasil panen dalam beberapa

□ Tidak



23

tahun terakhir?
16. Perubahan menunjukkan

: □ Naik

□ Turun

kenaikan atau penurunan?
17. Apa perubahan terkait hal berikut?
□ Hama

□ Air

:

□ Pupuk □ Lainnya : ……………

Kalender Tanam
Musim Tanam 1
18. Bulan Tanam-Bulan Panen

:

…………………………………………………
19. Komoditas

:

…………………………………………………
20. Produksi

: …………………….ton/kw/kg

21. Kondisi irigasi

: □ Baik

□ Buruk

22. Kecukupan irigasi

: □ Cukup

□ Tidak cukup

23. Varietas yang digunakan

:

…………………………………………………
24. Biaya produksi non TK usaha tani
a. Bibit

:

:…………..kg (@Rp…………….)

b. Pupuk : Total Rp ………………………..
Jenis pupuk yang diaplikasikan: Urea/ZA/TSP/KCL/NPK/Lainnya : ………..
Urea/ZA : …………… kg (@Rp ……………………..), aplikasi : …… kali
TSP: ......................... kg (@Rp ..........................), aplikasi: ........ kali
KCl: ......................... kg (@Rp ...........................), aplikasi: ........ kali
NPK: ....................... kg (@Rp ..........................), aplikasi: ........ kali
Lainnya: ...............................................................................................
c. Pembasmi hama ........................... ml/liter (Rp...............................)
d. Iuran air Rp .................................. /bulan/musim/tahun
25. Penggunaan alat mekanik

: □ Ya , Biaya Sewa: Rp ……………………..
□ Tidak

26. Penggunaan tenaga kerja

:

24

a. Olah tanah awal

: .…………. HOK (@Rp …………………..)

L/P
b. Tanam

: ………….. HOK (@Rp …………………..)

L/P
c. Aplikasi pupuk

: …..x @…. HOK (@Rp …………………..)

L/P
d. Penyiangan hama

: …..x @..... HOK (@Rp …………………..)

L/P
e. Panen

: .…………. HOK (@Rp …………………..)

L/P
f. Angkut

: .…………. HOK (@Rp …………………..)

L/P
g. Sewa kendaraan angkut panen : Rp ………………..
h. Pembayaran panen non tunai

: ……………………..

Musim Tanam 2
27. Bulan Tanam-Bulan Panen

: ……………………………………………….

28. Komoditas

: …………………………………………