KEDALAMAN SUBSTANSI RP2KPKP

3.1.3 KEDALAMAN SUBSTANSI RP2KPKP

Kedalaman substansi dari RP2KPKP sampai dengan strategi dan program pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh skala kota menuju 0% kumuh dalam jangka waktu 5 tahun yang dijabarkan ke dalam rencana keterpaduan program penanganan dan penyusunan desain teknis dalam skala kawasan. Rencana keterpaduan program penanganan permukiman kumuh merupakan penjabaran dari strategi dan program ke dalam skala kawasan yang disusun untuk jangka waktu 5 tahun dan didetailkan pada program tahunan/1 (satu) tahun. Untuk komponen infrastruktur bidang Cipta Karya pada program tahun pertama di kawasan pengembangan tahap 1 dilakukan penyusunan Rencana Detail Desain/Detailed Engineering Design (DED). Rumusan program dan kegiatan disusun dengan mengacu pada nomenklatur program di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13.1/PRT/M/2015 tentang Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ; Lampiran

A.VII Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No.

PANDUAN PENYUSUNAN RP2KPKP 3-9

21 Tahun 2011, berikut penyesuaiannya di kabupaten/kota yang bersangkutan yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) kabupaten/kota; serta Rencana Strategi (Renstra) Kementerian/Lembaga lainnya. Kebutuhan program penanganan RP2KPKP dalam skala kota, skala kawasan, dan program pembangunan pada tahun pertama disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut:

 Kebijakan dan strategi yang terkait dengan penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan;  Strategi dan program yang telah ada di berbagai dokumen perencanaan pembangunan dan penataan ruang yang berlaku dan terkait dengan penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan;  Kebutuhan penanganan permukiman kumuh perkotaan, yang didasarkan pada isu strategis kawasan permukiman kumuh dan karakteristik permasalahan permukiman kumuh perkotaan secara eksisting;  Target capaian dalam menuju 0% kawasan permukiman kumuh perkotaan pada tahun 2019 sesuai dengan arahan RPJMN 2015-2019;  Readiness criteria yang dapat menjadi pembatas ataupun pendorong bagi terwujudnya target capaian menuju 0% kawasan permukiman kumuh perkotaan pada tahun 2019 berupa:

- sumber pendanaan yang dimiliki oleh Pemerintah dan pemerintah daerah; - kesiapan lahan yang tersedia untuk pembangunan; - kesiapan masyarakat dalam mendukung program penanganan kumuh; - komitmen pemerintah kabupaten/kota; - Kebijakaan pemerintah kabupaten/kota - dan sebagainya

3-10 PANDUAN PENYUSUNAN RP2KPKP

ISU

STRATEGIS KAWASAN PERMUKIMAN

KUMUH

KEBIJAKAN DAN STRATEGI

TARGET 0% PENANGANAN

KEBUTUHAN

KONDISI

PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN

EKSISTING

INFRASTRUKTUR PERKOTAAN YANG TERKAIT

PERMASALAHAN DENGAN PENANGANAN KAWASAN

KAWASAN PERMUKIMAN

KUMUH PERMUKIMAN KUMUH

KUMUH 2019

KUMUH

READINESS CRITERIA

ARAH KEBIJAKAN DAN

STRATEGI

PENDANAAN, KESIAPAN LAHAN, KESIAPAN MASYARAKAT, KOMITMEN PEMERINTAH

PENINGKATAN KUALITAS

DAERAH, KEBIJAKAN PEMDA, DSB

PENCEGAHAN

STRATEGI

KEBUTUHAN PROGRAM PROGRAM DAN

PENANGANAN

DAN KEGIATAN

KEGIATAN

SKALA KOTA

SKALA KOTA

SKALA KOTA

STRATEGI

KEBUTUHAN PROGRAM PROGRAM DAN

PENANGANAN SKALA KAWASAN

DAN KEGIATAN

KEGIATAN

SKALA KAWASAN PRIORITAS SKALA KAWASAN

PRIORITAS

PRIORITAS

PROGRAM DAN KEGIATAN

KAWASAN PENGEMBANGAN

TAHAP 1

Gambar 3.6 Skema Dasar Pertimbangan Perumusan Strategi dan Program Penanganan

Fokus dari obyek yang diatur di dalam RP2KPKP adalah program dan kegiatan terkait dengan infrastruktur permukiman perkotaan, yang terdiri atas:

 Kondisi Fisik Bangunan Hunian;  Aksesibilitas Lingkungan;  Kondisi Drainase Lingkungan;  Kondisi Pelayanan Air Minum/Baku;  Kondisi Pengeolaan Air Limbah;  Kondisi Pengelolaan Persampahan; dan  Kondisi Proteksi Kebakaran;

PANDUAN PENYUSUNAN RP2KPKP 3-11

Selain fokus pada infrastruktur permukiman kumuh perkotaan, program dan kegiatan yang disusun dapat juga mencakup infrastruktur bidang lainnya yang dibutuhkan di dalam pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh seperti Ruang Terbuka Hijau (RTH). Dan yang tidak kalah pentingnya dalam proses penilaian terhadap kawasan kumuh ada beberapa pertimbangan lain yaitu kejelasan status lahan, kesesuaian dengan rencana tata ruang, nilai strategis lokasi, kepadatan penduduk, dan kondisi social ekonomi budaya masyarakat. Tentu saja beberapa fokus objek lainnya akan disesuaikan dengan kebutuhan di masing-masing kabupaten/kota.