Perdagangan Internasional Bagian dari Perekonomian Terbuka

BAB II PENGATURAN TINDAKAN PENGAMANAN DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

A. Perdagangan Internasional Bagian dari Perekonomian Terbuka

Suatu negara dapat menganut sistem perekonomian terbuka atau perekonomian tertutup. Perekonomian terbuka adalah perekonomian suatu negara yang terlibat dalam perdagangan antar negara internasional secara global. Negara yang menganut perekonomian terbuka akan ikut dalam perdagangan internasional, sebaliknya negara yang menganut perekonomian tertutup akan menolak adanya perdagangan internasional. Tidak ada satu negara pun yang sepenuhnya dapat mengisolasikan diri dari interaksi dengan luar negeri. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi membuat batas-batas negara makin kabur. Kesadaran akan nilai-nilai universal turut memacu keterbukaan. Memang, setiap negara tak akan dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri. Kalaupun dipaksakan pasti biaya yang ditanggungnya sangat besar. Melalui perdagangan dengan negara-negara lain, setiap negara bisa mencapai economic of scale 39 dan selanjutnya dapat menyalurkan kelebihan produksi yang tidak dapat diserap oleh konsumen di dalam negeri. Kelebihan produksi ini bisa diekspor. Devisa yang diperoleh dari ekspor inilah yang digunakan untuk membiayai impor sehingga dapat memenuhi 39 Economy of scale atau skala ekonomi adalah penurunan biaya per unit sebagai akibat dari peningkatan produksi sehingga biaya tetap dapat disebarkan pada jumlah unit produksi yang lebih besar. Lihat : Tumpal Rupea, Kamus Lengkap Perdagangan Internasional Jakarta : PT. Gramedia, 2000, hlm.123. Universitas Sumatera Utara berbagai kebutuhannya tanpa harus memproduksi seluruh yang mereka butuhkan tersebut. 40 Perekonomian terbuka, dapat mengakibatkan absorption 41 domestik bisa lebih besar dari produksi nasional. Hal ini dimungkinkan karena adanya ekspor dan impor. Jika terjadi defisit ada dua kemungkinan yang dilakukan untuk menutupinya. Pertama ; defisit dibiayai dari tabungan dalam bentuk mata uang asing cadangan devisa. Kedua ; defisit ditutup oleh arus modal masuk capital in flow , baik dalam bentuk penanaman modal asing langsung dan tak langsung maupun pinjaman luar negeri. 42 Secara teoritis, perdagangan internasional terjadi karena dua alasan utama, Pertama ; negara-negara berdagang karena pada dasarnya mereka berbeda satu sama lain. Setiap negara dapat memperoleh keuntungan dengan melakukan sesuatu yang relatif lebih baik. Kedua ; negara-negara melakukan perdagangan dengan tujuan untuk mencapai economic scale dalam produksi. Maksudnya, jika setiap negara hanya memproduksi sejumlah barang tertentu, mereka dapat menghasilkan barang-barang tersebut dengan skala yang lebih besar dan karenanya lebih efisien jika dibandingkan kalau negara tersebut memproduksi segala jenis barang. 43 40 Faisal Basri dan Haris Munandar, Dasar-dasar Ekonomi Internasional : Pengenalan dan Aplikasi Metode Kuantitatif Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010, hlm. 32. 41 Absorption adalah investasi dan pembelian konsumsi yang dilakukan oleh rumah tangga, dunia usaha dan pemerintah baik barang domestik maupun barang impor. Apabila absorpsi melebihi produksi, maka neraca transaksi yang sedang berjalan akan mengalamai defisit, Lihat : Tumpal Rumapea, Op.Cit., hlm.1. 42 Faisal Basri dan Haris Munandar, Op.Cit., hlm. 9 . 43 Ibid., hlm. 32-33. Universitas Sumatera Utara Penjelasan teoritis dari kedua motif di atas dapat diperoleh dari teori merkantilisme, teori perdagangan internasional klasik dan teori perdagangan modern. 1. Teori merkantilisme Filsafat ekonomi yang dikenal sebagai merkatilisme, 44 menyatakan bahwa cara yang terpenting bagi suatu negara untuk menjadi kaya dan berkuasa adalah mengekspor lebih banyak dari pada mengimpor. Dengan demikian para merkantilis berpendapat bahwa pemerintah seharusnya merangsang setiap ekspor dan membatasi impor 45 . Para penganut teori merkantilisme adalah Sir Josih Child, Thomas Mun, Jean Bodin. Mereka beranggapan bahwa : 46 a. Logam mulia specie adalah ukuran kemakmuran suatu negara, semakin banyak memiliki logam mulia maka negara tersebut semakin kaya. Logam mulia diperoleh dari surplus ekspor dan impor. Apabila ekspor lebih besar dari impor maka logam mulia akan mengalir ke dalam negeri lebih banyak. b. Peranan pemerintah sangat penting dalam perdagangan internasional, dengan kebijakan policy pemerintah maka akan diperoleh ekspor lebih 44 Mercantilsme adalah suatu aliran falsafah ekonomi yang sangat berpengaruh pada abad 16 dan 17 yang menyamakan pemilikan emas atau mata uang internasional dengan kekayaan. Para ahli politik beranggapan bahwa surplus perdagangan diartikan sama dengan kekuatan ekonomi dan mendukung kebijakan promosi ekspor, sekaligus dengan kebijakan proteksi industri dalam negeri. Lihat : Tumpal Rumapea Op.Cit., hlm. 240. 45 Dominick Salvatore ed. Rudy Sitompul, Ekonomi Internasional : Edisi Kedua Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, 1986, hlm.1-2. 46 Apridar, Ekonomi Internasional : Sejarah, Teori, Konsep dan Permasalahan dalam Aplikasinya Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009, hlm. 87. Universitas Sumatera Utara besar dari impor misalnya tarif quota dan subsidi sehingga impor dapat ditekan. Merkantilisme dalam usahanya untuk melaksanakan ide tersebut, menggunakan kebijakan perdagangan trade policy yaitu : 47 a. Mendorong ekspor sebesar-besarnya, kecuali logam mulia. b. Melarang membatasi impor dengan ketat, kecuali logam mulia. David Hume memberikan kritik terhadap teori merkantilsme bahwa logam mulia tak mungkin ditumpuk dengan suplus ekspor karena penumpukan tersebut akan sia-sia. Logam mulia akan mengalir dengan sendirinya melalui perdagangan internasional yang dikenal sebagai price spiece flow mechani. 48 Ekspor naik berarti logam mulia masuk ke dalam negeri akibatnya uang yang beredar bertambah, pertambahan tersebut menyebabkan harga dalam negeri naik dan akhirnya logam mulia akan kembali lagi keluar sebagai akibat masuknya barang impor. 49 Dengan adanya kritik dari David Hume maka teori merkantilisme dianggap tidak relevan sehingga muncullah teori klasik. 2. Teori klasik Teori klasik dalam perdagangan internasional dimulai dengan kritik Adam Smith terhadap kebijaksanaan ekonomi yang dilaksanakan oleh golongan merkantilis. Salah satu kritik yang dipakai oleh Adam Smith adalah kritik David Hume yang dikenal dengan Price Spiece Flow Mechani. Menurut Adam Smith, 47 Hamdy Hady, Ekonomi Internasional : Teori dan Kebijakan Perdagangan Internasional, Buku 1 Edisi Revisi Bogor : Ghalia Indonesia, 2009, hlm. 25. 48 Price Spiece Flow Mechani adalah kegiatan ekonomi berdasarkan emas, mengalami inflasi apabila ekspor lebih besar daripada impor dan deflasi apabila impor lebih besar daripada ekspor. Lihat : Tumpal Rumapea Op.Cit., hlm. 191. 49 Apridar, Op.Cit., hlm. 87-88. Universitas Sumatera Utara pemerintah tidak perlu campur tangan di bidang ekonomi karena akan menyebabkan timbulnya kekacauan pada jalannya roda perekonomian. Adam Smith menyarankan di dalam negeri dilakukan Laisses Faire, 50 sedangkan ke luar negeri dilakukan perdagangan bebas. 51 Perdagangan bebas akan membuat orang bekerja keras untuk kepentingan negaranya sendiri sekaligus menciptakan spesialisasi. Jadi dengan adanya spesialisasi, maka negara akan menghasilkan suatu produk yang mempunyai absolute advantage 52 keunggulan absolut atau compreation advantage 53 keunggulan komperatif. 54 Setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional gain from trade karena melakukan spesialisasi produksi. Negara akan mengekspor barang jika negara tersebut memiliki keunggulan mutlak, tetapi jika negara tidak memiliki keunggulan mutlak maka negara tersebut akan mengimpor barang. Teori absolute advantage ini didasarkan pada asumsi pokok, antara lain sebagai berikut : 55 50 Laissez Faire adalah suatu doktrin dalam ilmu ekonomi mengenai campur tangan pemerintah dalam perekonomian seminimum mungkin dan memberikan kebebasan pada kekuatan pasar dan lembaga-lembaga ekonomi swasta dalam mengambil keputusannya sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Lihat : Tumpal Rumapea, Op.Cit., hlm. 226. 51 Lia Amalia, Ekonomi Internasional Yogyakarta : Graha Ilmu UIEU- Universitas Pers, 2007, hlm. 13-14. 52 Absolute Advantage atau keunggulan absolut adalah keunggulan suatu negara atau kawasan atas negara atau kawasan lainnya dalam hal biaya produksi suatu produk tertentu dilihat dari sumber daya produksi yang digunakan. Lihat : Tumpal Rumapea, Loc.Cit. 53 Comparative Advantage atau keuntungan komparatif adalah keunggulan suatu negara atau kawasan dalam memproduksi barang tertentu apabila biaya sosial untuk memproduksi barang tersebut lebih rendah dari pada dilakukan oleh negara atau kawasan lain. Lihat : Tumpal Rumapea, Ibid., hlm. 75-76. 54 Apridar, Loc.Cit. 55 Hamdy Hady, Op.Cit., hlm. 30. Universitas Sumatera Utara a. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja b. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama c. Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang. d. Biaya transpor diabaikan. Perdagangan internasional akan terjadi dan menguntungkan kedua negara bila masing-masing negara memiliki keunggulun absolute yang berbeda. Dengan demikian, bila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut untuk kedua jenis produk yang berbeda, maka tidak akan terjadi perdagangan internasional yang menguntungkan. Hal ini merupakan kelemahan teori absolute advantage. Namun, kelemahan teori Adam Smith ini disempurnakan oleh David Ricardo dengan teori Comparative Advantage atau keunggulan komperatif, baik secara Cost Comparative Labor Efficiency maupun Production Comparative Labor Productivity . 56 Teori David Ricardo didasarkan pada nilai tenaga kerja atau Theory Of Labour Value yang menyatakan bahwa nilai atau harga suatu cost comparative produk ditentukan oleh jumlah waktu atau jam kerja yang diperlukan untuk memproduksinya. Menurut teori cost comparative advantage labor efficiency , bahwa suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdaganagan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang di mana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih efisien serta mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relatif kurangtidak efisien. 57 56 Ibid., hlm. 32. 57 Ibid., hlm. 32-33. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan teori ini, setiap negara mengkhusukan produksinya dalam bidang-bidang yang diunggulinya secara komparatif dan semua negara melakukan perdagangan secara bebas tanpa hambatan, maka akan tercapainya efisiensi dalam penggunaan faktor-faktor produksi dan pada gilirannya produksi dunia secara keseluruhannya akan mencapai maksimum, sehingga makin tinggi kemakmurannya. 58 Menurut teori production comparative advantage labor productivity , bahwa suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang di mana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relatif kurangtidak produktif. 59 Teori comparative advantage dari David Ricardo, menyatakan bahwa perdagangan internasional antara dua negara tetap dapat terjadi, walaupun hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolute, asalkan masing-masing negara memiliki perbedaan dalam labor efficiency atau labor productivity. 60 3. Teori modern Fungsi faktor produksi produktivitas dan efisiensi walaupun sama di antara dua negara, ternyata harga barang yang sejenis dapat berbeda, sehingga dapat terjadi perdagangan internasional. Dalam hal ini, teori klasik tidak dapat menjelaskan mengapa terjadi perbedaan harga untuk barangproduk sejenis walaupun fungsi faktor produksi sama di kedua negara. Untuk itu teori modern 58 Apridar, Op.Cit., hlm. 94. 59 Hamdy Hady, Op.Cit., hlm. 36. 60 Ibid., hlm. 38. Universitas Sumatera Utara dari Heckscher-Ohlin atau teori H-O menjelaskan bahwa walaupun fungsi faktor produksi tenaga kerja di kedua negara sama, perdagangan internasional akan tetap terjadi. Ini disebabkan karena adanya perbedaan jumlahproporsi faktor produksi yang dimiliki oleh masing-masing negara, sehingga terjadilah perbedaan harga barang yang dihasilkan. Teori modern dari H-O ini yang dikenal sebagai The Proportional Factors Theory. 61 Menurut teori H-O, bahwa keuntungan komperatif ditentukan oleh perbedaan relatif kekayaan faktor produksi the relative abudancy of endowments of factors of production dan penggunaan faktor tersebut the abundant factor secara relatif intensif dalam kegiatan produksi barang ekspor. 62 Negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyakmurah dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barangnya. Sebaliknya, negara akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langkamahal dalam memproduksinya. 63 Peranan ekonom terkemuka yaitu Paul Samuelson, berhasil membuat H-O model mendominasi teori perdagangan internasional setelah Perang Dunia II, ada empat teori pokok the main properties or core propositions yang menjadi kerangka pokok dari teori perdagangan internasional the central body of internasional trade theory , adalah sebagai berikut. 64 61 Ibid. 62 Faisal Basri dan Haris Munandar, Op.Cit., hlm. 34. 63 Hamdy Hady, Op.Cit., hlm.39. 64 Faisal Basri dan Haris Munandar, Loc.Cit . Universitas Sumatera Utara a. Hecksher-Ohlin theorem Menurut dalil teorema ini, suatu negara mempunyai keuntungan komparatif atas barang, dengan demikian seharusnya mengekspor barang tersebut, yang diproduksi dengan menggunakan secara intensif faktor produksi yang dimiliki secara relatif lebih kaya the abundant factor . b. Factor-price equalization theorem Dalil ini menyatakan bahwa dengan asumsi the H-O model, maka perdagangan internasional yang bebas free internasional trade akan menyebabkan harga faktor produksi menjadi sama secara internasional. c. Stolper-Samuelson theorem Dalil ini mengemukakan bahwa perdagangan internasional yang bebas menguntungkan faktor produksi yang dimiliki secara relatif lebih kaya the abundant factor dan sebaliknya merugikan faktor produksi yang kurang dimiliki the scarce factor . d. Rybczynski theorem Dalil ini menyatakan bahwa pada harga konstan di pasaran internasional, maka apabila suatu negara mengalami suatu kenaikan dalam jumlah dari satu faktor produksi the supply of one factor , negara tersebut akan memproduksi lebih banyak barang yang menggunakan faktor tersebut secara intensif dan lebih sedikit barang lain yang menggunakan faktor lainnya secara kurang intensif. Universitas Sumatera Utara Teori yang digambarkan oleh Smith, Torrens, dan Ricardo sangat teoritis. Kesimpulan yang didasarkan pada beberapa asumsi yang mungkin tidak atau lebih yang jarang berlaku di dunia nyata ”. Sejak saat ini filsuf ekonomi mengungkapkan bahwa jumlah proteksi perdagangan antar negara-negara telah bangkit dan jatuh karena berbagai alasan. Meski telah jelas bahwa liberalisasi perdagangan multilateral akan menguntungkan semua negara yang terlibat. Tahun 1947 dibentuk GATT untuk memfasilitasi pengurangan hambatan perdagangan. Penjelasan ekonomi untuk klausula safeguard bahwa GATT menyediakan cara bagi negara-negara dengan tingkat perlindungan yang tinggi untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan perdagangan liberal dibawah ketentuan GATT. Dalam hal perubahan yang tak terduga yang dibawa oleh liberalisasi menyebabkan bahaya serius bagi produsen dalam negeri, negara- negara ini diperbolehkan untuk menerapkan liberalisasi perdagangan secara perlahan, memberikan waktu untuk sumber daya lokal untuk pindah ke daerah yang lebih produktif. 65

B. Pengaturan Tindakan Pengamanan dalam Perdagangan Internasional