TRANSAKSI BERJALAN
4.1. TRANSAKSI BERJALAN
Di tengah melambatnya perekonomian global, rendahnya harga komoditas, serta perlambatan perekonomian
domestik, defisit transaksi berjalan pada 2015 membaik. Transaksi berjalan pada 2015 mengalami defisit 17,8 miliar dolar AS atau setara dengan 2,1% dari PDB, lebih baik dibandingkan dengan defisit pada tahun sebelumnya sebesar 27,5 miliar dolar AS atau setara dengan 3,1% dari PDB. Perbaikan kinerja transaksi berjalan tersebut ditopang oleh peningkatan surplus neraca perdagangan barang dan neraca pendapatan sekunder serta didukung pula oleh penurunan defisit neraca jasa dan neraca pendapatan primer (Grafik 4.1).
Surplus neraca perdagangan barang pada 2015 meningkat, didukung kenaikan surplus neraca perdagangan barang nonmigas dan berkurangnya defisit neraca perdagangan barang minyak dan gas (migas). Peningkatan surplus neraca perdagangan barang nonmigas pada 2015 didorong oleh penurunan ekspor nonmigas yang tidak lebih besar dibandingkan dengan penurunan impor nonmigas. Penurunan kegiatan impor nonmigas terjadi pada seluruh kelompok barang, baik barang konsumsi, bahan baku, maupun barang modal. Penurunan impor barang konsumsi
Juta dolar AS
III* IV** Posisi Investasi Internasional
Indonesia, neto -367.160 -373.572 -392.390 -394.466 -394.466 -394.825 -380.044 -348.011 -380.672 -380.672
- Investasi langsung, neto -187.974 -190.734 -203.339 -202.359 -202.359 -198.494 -196.562 -186.711 -194.672 -194.672 - Investasi portofolio, neto
-174.323 -179.939 -191.531 -192.656 -192.656 -202.455 -192.960 -163.295 -189.369 -189.369 - Derivatif finansial, neto
98 37 21 30 30 1 61 -13 91 91 - Investasi lainnya, neto
-107.554 -110.614 -108.704 -111.342 -111.342 -105.431
-98.613
-99.712 -102.653 -102.653 - Cadangan devisa
101.720 105.931 105.931 * angka sementara ** angka sangat sementara
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2015 61 Bab 4
Grafik 4.2. Perkembangan Neraca Perdagangan Nonmigas
Neraca Perdagangan Nonmigas (skala kanan)
Impor Nonmigas
* angka sementara Ekspor Nonmigas ** angka sangat sementara
Juta dolar AS Juta dolar AS
Grafik 4.2. Perkembangan Neraca Perdagangan Nonmigas
dipengaruhi oleh penurunan permintaan domestik sejalan dengan penurunan konsumsi rumah tangga. Selanjutnya penurunan konsumsi tersebut diikuti pula oleh penurunan tingkat penjualan ditengah melambatnya pertumbuhan ekonomi sehingga menyebabkan turunnya permintaan investasi dan modal kerja. Penurunan permintaan investasi tersebut pada akhirnya berdampak pada penurunan impor, khususnya impor bahan baku dan barang modal. Penurunan impor nonmigas lebih lanjut didorong oleh pelemahan nilai tukar rupiah yang mengakibatkan harga barang impor menjadi lebih mahal. Sementara itu, penurunan ekspor nonmigas didorong oleh turunnya permintaan eksternal sejalan dengan perlambatan perekonomian global. Di samping itu, penurunan harga komoditas di pasar internasional yang terus berlanjut turut mendorong penurunan kinerja ekspor nonmigas. Struktur ekspor Indonesia yang masih didominasi oleh produk berbasis sumber daya alam (SDA) terkena dampak yang cukup besar akibat rendahnya harga komoditas. Selain itu, tekanan terhadap ekspor juga berasal dari lebih rendahnya daya saing produk ekspor Indonesia dibandingkan dengan negara kompetitor meskipun nilai tukar rupiah sudah terdepresiasi.
Defisit neraca perdagangan barang migas membaik, terutama didorong oleh penurunan impor minyak. Kebijakan reformasi energi pemerintah berhasil mengurangi kebutuhan impor minyak. Kebijakan penghapusan subsidi dan pemberian subsidi tetap BBM oleh Pemerintah, yang pada akhirnya meningkatkan harga BBM, berhasil menekan konsumsi BBM domestik. Penurunan konsumsi BBM juga didorong oleh berkurangnya permintaan atas kebutuhan energi sejalan dengan perlambatan perekonomian domestik. Selain itu,
penurunan impor minyak juga disebabkan oleh harga minyak dunia yang turun signifikan sepanjang tahun 2015.
Perbaikan transaksi berjalan lebih lanjut didukung oleh perbaikan defisit neraca jasa dan neraca pendapatan. Neraca jasa pada 2015 membaik dengan mencatat penurunan defisit yang didukung oleh pembayaran jasa transportasi barang yang lebih rendah serta surplus jasa perjalanan yang meningkat. Sementara itu, perbaikan neraca pendapatan bersumber dari berkurangnya defisit neraca pendapatan primer dan meningkatnya surplus neraca pendapatan sekunder. Perbaikan defisit neraca pendapatan primer terutama bersumber dari berkurangnya pembayaran dividen hasil investasi langsung, sedangkan kenaikan surplus neraca pendapatan sekunder terutama berasal dari bertambahnya remitansi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.