dijadikan sebagai salah satu sumber jawaban, terhadap polemik yang berkaitan dengan pemisahan perseroan Perseroan Terbatas.
D. Keaslian Penulisan
Karya ilmiah ini merupakan karya ilmiah yang lahir dari buah pikiran penulis sendiri, tanpa ada kemiripan maupun unsur plagiat terhadap karya ilmiah
yang lain, yang pernah ada, sehingga keaslian dari penulisan karya ilmiah ini dapat dipertanggungjawabkan secara akademis. Penulisan karya ilmiah ini
merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh penulis untuk mendapatkan suatu gelar akademik Sarjana Hukum yang akan penulis dapatkan dari Universitas
Sumatera Utara. Judul karya ilmiah ini telah diperiksa oleh pihak Perpustakaan Fakultas
Hukum, Universitas Sumatera UtaraPusat Dokumentasi dan Informasi Hukum Fakultas Hukum USU. Berdasarkan hasil pemeriksan yang dilakukan oleh pihak
Perpustakan dan berdasarkan surat yang dikeluarkan dan ditandatangani oleh pihak Perpustakan Fakultas Hukum USU, menyatakan bahwa judul skripsi yang
penulis angkat tidak pernah dibahas atau diangkat pada tahun-tahun sebelumnya. Dalam Karya Ilmiah ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah
tertulis atau dipublikasi orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan menyebutkan nama pengarang
dan mencantumkannya di dalam catatan kaki maupun didalam daftar pustaka. Dengan demikian, judul beserta pembahasan yang tertuang didalam Skripsi ini
adalah asli dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.
Universitas Sumatera Utara
E. Tinjauan Pustaka
Pasal 1 angka 1 UUPT menyatakan bahwa Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut Perseroan Terbatas, adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirkan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta pelaksanannya. Perseroan Terbatas merupakan suatu istilah yang terdiri dari dua kata,
yaitu Perseroan dan Terbatas. Perseroan merujuk kepada modal Perseroan Terbatas yang terdiri dari sero-sero atau saham-saham. Adapun kata terbatas
merujuk kepada tanggung jawab pemegang saham yang luasnya hanya terbatas pada nilai nominal semua saham yang dimilikinya.
Perbuatan hukum pemisahan yang dikenal dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas mengatur bahwa terdapat 2 dua jenis
pemisahan Perseroan yaitu pemisahan murni dan pemisahan tidak murni. Pasal 135 angka 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
memberi pengaturan bahwa pemisahan murni berdampak pada seluruh aktiva dan pasiva perseroan beralih karena hukum kepada 2 dua perseroan lain atau lebih
yang menerima peralihan dan perseroan yang melakukan pemisahan tersebut berakhir karena hukum. Dalam pasal 135 angka 3 Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas juga dijelaskan bahwa pemisahan tidak murni berdampak pada sebagian aktiva dan pasiva perseroan beralih karena
hukum kepada 1 satu perseroan lain yang menerima peralihan dan perseroan yang melakukan pemisahan tersebut tetap ada..
Universitas Sumatera Utara
Pasal 126 angka 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa perbuatan hukum penggabungan,
peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan wajib memperhatikan kepentingan salah satunya adalah kreditur. Berdasarkan ketentuan tersebut diketahui bahwa
Perseroan wajib memberitahukan terlebih dahulu setiap rencana pemisahan Perseroan kepada setiap kreditur yang ada untuk memberikan kesempatan bagi
kreditur menyampaikan sikapnya terkait rencana Perseroan dalam melakukan pemisahan tersebut. Hal ini penting dilakukan karena kreditur adalah salah satu
pihak penting dalam pembiayaan perseroan. Penyampaian rencana pemisahan kepada kreditur dilakukan sebelum
dilakukannya RUPS sehingga para pihak yang merasa keberatan dapat mengajukan keberatannya dalam jangka waktu tertentu sebelum RUPS diadakan.
F. Metode Penulisan