64
untuk notaris pengganti, notaris pengganti khusus dan pejabat sementara, seharusnya syarat yang berlaku dalam pengangkatan
notaris, dapat ditambahkan pula sebagai syarat untuk ditunjuk sebagai notaris pengganti, notaris pengganti khusus dan pejabat
sementara, antara lain : a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
c. Sehat jasmani yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari dokter rumah sakit pemerintah atau rumah sakit
swasta. d. Sehat rohanijiwa yang dibuktikan dengan surat keterangan
sehat dari psikiater rumah sakit pemerintah atau rumah sakit swasta.
e. Berumur paling rendah 27 dua puluh tujuh tahun f. Tidak pernah terlibat dalam tindakan kriminal yang
dinyatakan dengan surat keterangan dari Kepolisian Negara Republik Indonesia.
2. Kewajiban Notaris Pengganti
Notaris pengganti memiliki kewajiban dan tanggung jawab membuat akta otentik, baik ditentukan peraturan perundang-
undangan maupun oleh para pihak. Seiring dengan kebutuhan
65
akan perlindungan dan kepastian hukum dan perkembangan jumlah penduduk Indonesia, jumlah notaris juga meningkat dalam
rangka memenuhi kebutuhan penduduk Indonesia akan produk- produk notaris.
Notaris pengganti
dalam menjalankan
tugas dan
wewenangnya tidak beda dengan wewenang notaris yang diganti dalam membuat akta, asalkan notaris pengganti tersebut
menjalankan tugas penggantian sesuai prosedur penggantian sebagaimana Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Nomor M.01.HT.03.01 Tahun 2006 tentang Prosedur Tetap Keprotokolan. Sebagai notaris pengganti,
maka dalam menjalankan wewenangnya membuat akta harus tunduk pada aturan-aturan pembuatan akta otentik, baik relaas
maupun akta partij agar akta yang dibuatnya mempunyai pembuktian yang otentik.
Ketentuan mengenai kewenangan, kewajiban dan larangan notaris pengganti, notaris pengganti khusus, dan pejabat
sementara notaris terdapat dalam Pasal 33 ayat 2 UUJN, yaitu : “Ketentuan yang berlaku bagi notaris sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15, 16, dan Pasal 17 berlaku bagi notaris pengganti, notaris pengganti khusus, dan pejabat sementara
notaris, kecuali undang-undang ini menentukan lain.”
66
Ketentuan pasal di atas memberikan pengertian mengenai kewenangan, kewajiban dan larangan notaris pengganti, notaris
pengganti khusus, dan pejabat sementara jika dihubungkan dengan pembuatan akta otentik yang dilakukan oleh notaris pengganti,
notaris pengganti khusus, dan pejabat sementara ialah memiliki nilai yang sama dengan akta yang dibuat oleh notaris sebagai akta
otentik yang memberikan kepastian hukum. Dalam menjalankan jabatannya seorang notaris pengganti
tidak pernah lepas dari kewajiban yang harus dipenuhi serta untuk memaksimalkan kinerjanya, ini tercantum jelas dalam Pasal 16
UUJN menentukan hal-hal yang menjadi kewajiban notaris yaitu:
a bertindak jujur,seksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan
hukum; b membuat akta dalam bentuk minuta akta dan
menyimpannya sebagai bagian dari protokol notaris; c mengeluarkan groose akta, salinan akta, atau kutipan akta
berdasarkan minuta akta; d memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan dalam
undang-undang ini, kecuali ada alasan untuk menolaknya; e merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang
dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai dengan sumpahjanji jabatan,
kecuali undang-undang menentukan lain;
f menjilid akta yang dibuatnya dalam 1 satu bulan menjadi buku yang memuat tidak lebih dari 50 lima puluh akta, dan
jika jumlah tidak dapat dimuat dalam satu buku, akta tersebut dapat dijilid menjadi lebih dari satu buku, dan
mencatat jumlah minuta akta, bulan, dan tahun pembuatannya pada sampul setiap buku;
g membuat daftar dari akta protes terhadap tidak dibayar atau tidak diterimanya surat berharga;
67
h membuat daftar akta yang berkenaan dengan wasiat menurut urutan waktu pembuatan akta setiap bulan;
i mengirimkan daftar akta sebagaimana dimaksud dalam huruf h atau daftar nihil yang berkenaan dengan wasiat ke
daftar pusat wasiat departemen yang tugas dan tanggungjawabnya di bidang kenotariatan dalam waktu 5
lima had pada hari minggu pertama setiap bulan berikutnya;
j mencatat dalam repertorium tanggal pengiriman daftar wasiat pada setiap akhir bulan;
k mempunyai capstempel yang memuat lambang negara Republik Indonesia dan pada ruang yang melingkarinya
dituliskan nama, jabatan, dan tempat kedudukan yang bersangkutan;
l membacakan akta di hadapan penghadap dengan dihadiri oleh paling sedikit 2 dua orang saksi dan ditandatangani
pada saat itu juga oleh penghadap, saksi, dan notaris; m menerima magang calon notaris.
C. Tinjauan Umum Tentang Bupati 1. Pengertian Bupati