MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING DI KELAS V SD NEGERI 101799 DELI TUA T.A 2016/2017.

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN ROLE PLAYING DI KELAS V

SD NEGERI 101799 DELI TUA T.A 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan

Pra Sekolah Dan Sekolah Dasar

OLEH :

NIRWANA HERAWATI (NIM.1131111023)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

NIRWANA HERAWATI, Nim. 1131111023. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Role Playing di Kelas V SD Negeri 101799 Delitua T.A 2016/2017. Skripsi. Jurusan PPSD, Program Studi PGSD. FIP-UNIMED Tahun 2017.

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS yaitu materi pokok bahasan perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan hasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Role Playing materi pokok perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia di kelas V.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri 101799 Delitua yang berjumlah 31 orang siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Pelaksanaan tindakan dilakukan selama 2 siklus, dimana setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan. Jadi dalam 2 siklus ada 4 kali pertemuan. Dalam setiap siklus dilakukan 4 tahap yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan dan Refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data kuantitatif berupa tes dan data kualitatif berupa observasi.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan terdapat hasil belajar siswa tergolong rendah, dari jumlah 31 siswa pada mata pelajaran IPS perolehan hasil nilai pre tes (tindakan awal) terdapat 6 siswa yang tuntas hasil belajar dengan persentase 19.36% dan belum tuntas 25 siswa dengan persentase 80.64% dengan nilai rata-rata klasikal siswa sebesar 50.48. peneliti menindaklanjuti pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Role Playing pada mata pelajaran IPS perolehan hasil siklus I meningkat menjadi 14 siswa yang tuntas hasil belajar dengan persentase 45.16% dan belum tuntas terdapat 17 siswa dengan persentase 54.84% dengan nilai rata-rata klasikal meningkat menjadi 66.30. Berdasarkan kesimpulan sementara bahwa hasil belajar siswa belum sesuai dengan yang diharapkan atau belum mencapai tingkat ketuntasan secara klasikal yang baik, sehingga perlu perbaikan dan pengembangan pembelajaran pada siklus II. Pada siklus II perolehan hasil belajar meningkat menjadi 29 siswa yang tuntas hasil belajar dengan persentase 93.55% dan belum tuntas 2 siswa dengan persentase 6.45% dengan nilai rata-rata siswa secara klasikal sebesar 79.83.

Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan dengan menggunakan model pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi pokok perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia di kelas V SD Negeri 101799 Delitua T.A 2016/2017.


(7)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Rumusan Masalah ... 5

1.5 Tujuan Penelitian ... 6

1.6 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

2.1 Hakikat Belajar ... 8

2.2 Hakikat Hasil Belajar ... 11

2.3 Pengertian Model Pembelajaran ... 13

2.4 Jenis-Jenis Model Pembelajaran ... 16

2.5 Model Pembelajaran Role Playing ... 17

2.6 Langkah-langkah Penggunaan Role Playing ... 19


(8)

2.8 Hakikat Pembelajaran IPS di SD ... 21

2.9 Materi Pembelajaran IPS ... 22

2.10 Kerangka Konseptual... 28

2.11 Kerangka Berfikir ... 29

2.12 Hipotesis Tindakan ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 31

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 32

3.5 Desain Penelitian ... 32

3.6 Prosedur Penelitian ... 33

3.7 Alat Pengumpulan Data ... 37

3.8 Teknik Analisis Data ... 38

3.9 Jadwal Penelitian ... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 43

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 43

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian... 43

4.3 Deskripsi Siklus I ... 46

4.4 Deskripsi Siklus II ... 60

4.5 Temuan Hasil Penelitian ... 74

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 75


(9)

vii 5.1 Kesimpulan ... 80 5.2 Saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA ... 83


(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmatnya yang telah memberikan kesehatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Role Playing Di Kelas V SD Negeri 101799 Delitua T.A 2016/2017”. Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari banyak kendala dan rintangan dalam penulisan skripsi ini. Tetapi berkat dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Dr. Nasrun, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED

3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS selaku Wakil Dekan Bidang Akademik FIP UNIMED

4. Bapak Drs. Elizon Nainggolan, M.Pd selaku wakil Dekan Bidang Keuangan dan Kepegawaian FIP UNIMED

5. Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FIP UNIMED


(11)

iii 6. Bapak Drs. Khairul Anwar, M.Pd selaku Ketua Jurusan PPSD FIP UNIMED beserta Ibu Dr. Naeklan Simbolon M.Pd selaku Sekretaris Jurusan FIP UNIMED.

7. Ibu Dra. Mastiana Ritonga, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik selama perkuliahan dan Dosen Pembimbing Sripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan pada penulis sejak awal penulisan proposal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.

8. Ibu Dra. Risma Sitohang, M.Pd, Ibu Dra. Masta Ginting, M.Pd, Bapak Drs. Demmu Karo-Karo, M.Pd, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi.

9. Kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan PGSD FIP UNIMED yang telah membantu penulis.

10. Penghargaan juga disampaikan kepada Ibu Sri Gusmiati, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 101799 Delitua yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian ini di sekola tersebut dan kepada Ibu Norma Barus, S.Pd selaku wali kelas V SD Negeri 101799 Delitua serta pada guru dan staf yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

11. Teristimewa penulis sampaikan kepada Ayahanda Borkat Harahap dan Ibunda Abadiah Lubis yang tercinta yang telah banyak memberikan dorongan, do’a, semangat baik moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED.


(12)

12. Teristimewa penulis sampaikan kepada Riswan Hanafi Harahap, Syahrial Alamsyah, Ucok Noris selaku abang, Anni Cholila Yanti Harahap, Nelvi Delila Harahap, Yuni Lismaya selaku kakak, dan Rismi Haviva Harahap selaku adik yang telah memberikan semangat menyelesaikan skripsi ini.

13. Terimakasih kepada keluarga besar di Padangsidimpuan yang telah memberikan do’a dan semangat kepada penulis.

14. Terkhusus ucapan terimakasih kepada sahabat-sahabatku Rapikah Nur Nasution, Sinta Anggreini dan Ade Cantik yang telah banyak memberikan semangat, penghiburan, penulisan skripsi dan do’a kepada penulis.

15. Terkhusus ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman seperjuangan A Reguler 2013, teman-teman seperjuangan PPL dan seluruh teman-teman PGSD Angkatan 2013.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan masukan bagi pengembangan pendidikan.

Medan, Mei 2017 Penulis

NIRWANA HERAWATI NIM. 1131111023


(13)

ix

ix DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Diagram Hasil Belajar Siswa Pada Pre Tes ... 46

Gambar 4.2 Diagram Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ... 57

Gambar 4.3 Diagram Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ... 71


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran Uji Validitas Soal ... 85

Lampiran Soal Pre Tes ... 86

Lampiran Soal Pos Tes Siklus I ... 89

Lampiran Soal Pos Tes Siklus II ... 92

Lampiran Skenario Pembelajaran Role Playing... 95

Lampiran RPP Siklus I Pertemuan I ... 99

Lampiran Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan I ... 104

Lampiran Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan I... 105

Lampiran RPP Siklus I Pertemuan II ... 106

Lampiran Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan II... 111

Lampiran Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan II ... 112

Lampiran RPP Siklus II Pertemuan I ... 113

Lampiran Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan I... 119

Lampiran Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan I ... 120

Lampiran RPP Siklus II Pertemuan II ... 121

Lampiran Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan II ... 127

Lampiran Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan II ... 128

Lampiran Hasil Belajar Siswa Pada Pre Tes ... 129

Lampiran Hasil Belajar Siswa Pada Pos Tes Siklus I ... 135

Lampiran Hasil Belajar Siswa Pada Pos Tes Siklus II ... 139


(15)

xi Lampiran Tabulasi Nilai Hasil Jawaban Pos Tes Pada Siklus 1 ... 143 Lampiran Tabulasi Nilai Hasil Jawaban Pos Tes Pada Siklus 2 ... 145 Lampiran Daftar Nama-Nama Siswa ... 147


(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan di zaman yang semakin modern ini, terutama pada era globalisasi yang seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dimulai dari lembaga pendidikan yang terendah yaitu Sekolah Dasar(SD).

Sekolah Dasar merupakan jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat).

Salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh siswa adalah mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). IPS merupakan penyerdehanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi dari konsep dan keterampilan sejarah. Tujuan IPS di SD difokuskan pada kepentingan siswa, ilmu dan sosial (masyarakat), agar pengetahuan dan kerampilan dasar dapat dikembangkan oleh siswa yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti, tujuan IPS adalah dengan membekali siswa dengan berbagai informasi dan juga mengkaji berbagai kenyataan sosial beserta permasalahannya.

Di dalam peningkatan mutu pendidikan pada masa sekarang ini, perlu diiringi proses belajar mengajar, di dalam proses belajar mengajar harus memiliki model pembelajaran agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien serta mengenai tujuan


(17)

2

yang diharapkan. Keberhasilan pembelajaran IPS di kelas sangat terkait dengan kepribadian guru. Oleh karena itu dalam implementasinya guru dituntut memiliki ketampilan, keuletan, dan sikap terbuka kepada siswa. Selain guru juga diharapkan memiliki kemampuan untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang lebih aktif, kreatif dan menyenangkan. Tugas utama guru adalah melakukan pembelajaran kepada siswa, yaitu dengan mengkondisikan siswa agar belajar aktif sehingga potensi dirinya dapat berkembang dengan maksimal.

Dewasa ini, dapat dilihat bahwa sebagian besar pola pembelajaran IPS masih bersifat tranmisif, pengajar mentransfer dan mencurahkan konsep-konsep secara langsung pada peserta didik. Dalam pandangan ini, siswa secara pasif “menyerap struktur pengetahuan yang diberikan guru atau yang terdapat dalam buku pelajaran”, akibatnya berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Kecenderungan guru dalam menggunakan metode konvensional (ceramah) dalam pembelajaran IPS menumbuhkan kesan membosankan. Akhirnya siswa dalam kegiatan belajarnya banyak bermain-main, kurang fokus dan konsentrasi terhadap materi yang dijelaskan oleh guru dalam proses pembelajaran, sering keluar kelas (permisi), sehingga tidak ada lagi semangat dalam menerima pelajaran karena kurang tertariknya siswa dengan materi yang diajarkan dan menyebabkan tujuan pembelajaran yang diinginkan tidak akan tercapai.

Berdasarkan hasil obsevasi peneliti di sekolah SD Negeri 101799 Deli Tua T.A 2016/2017 diperoleh kesimpulan bahwa pemahaman siswa terhadap pembelajaran IPS masih sangat rendah, dimana masih banyak siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan mimimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yakni 70. Hal ini dapat dilihat dari


(18)

3

perolehan hasil belajar siswa melalui hasil ulangan Mid Semester yang masih rendah, dimana dari hasil ulangan Mid Semester masih banyak siswa yang mengikuti remedial.

Dalam proses pembelajaran IPS guru kurang melibatkan siswa secara aktif dalam interaksi belajar mengajar atau dalam hal ini guru lebih aktif dalam proses pembelajaran, sehingga guru seolah-olah mendongeng dan bercerita kepada siswa. Penggunaan model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi, strategi pembelajaran yang kurang maksimal serta sarana dan prasarana yang kurang menunjang sehingga membuat siswa kurang tertarik dengan materi yang diajarkan selama proses pembelajaran berlangsung. Kemampuan siswa dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar masih rendah. Salah upaya untuk pembaharuan dalam proses pembelajaran adalah pembaharuan dalam model pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran dikatakan relevan jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan IPS pada khususnya.

Pada dasarnya pembelajaran harus sebisa mungkin terwujud dalam suasana yang menyenangkan dan melibatkan siswa, agar siswa dapat mengalami pembelajaran yang benar-benar memahami apa yang ia pelajari. Pembelajaran IPS akan lebih menyenangkan atau lebih bermanfaat apabila dalam pembelajaran tersebut menggunakan model pembelajaran yang menciptakan pembelajaran aktif, bukan hanya keaktifan guru tapi juga keaktifan pada siswa. Karena model pembelajaran yang menekankan pada kegiatan siswa dapat membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar.

Salah satu model pembelajaran yang cocok digunakan pada pembelajaran IPS adalah role playing. Penggunaan model pembelajaran role playing dimaksudkan sebagai


(19)

4

suatu bentuk aktivitas dimana siswa membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain. Melalui kegitan Role Playing atau bermain peran, pembelajar mencoba mengekpresikan hubungan-hubungan antar manusia dengan cara memperagannya, bekerja sama dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama pembelajar dapat mengeksplorasi perasaan, sikap, nilai dan berbagai strategi pemecahan masalah.

Bermain peran pada prinsipnya merupakan pembelajaran untuk menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu pertunjukkan peran di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap peran yang diperagakan. Model bermain peran lebih tepat digunakan pada peritiwa-peristiwa yang berkaitan dengan sejarah atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Degan model ini, siswa dapat menghadirkan kembali peristiwa-peristiwa tersebut melalui peran-peran yang dimainkan oleh siswa yang telah ditentukan oleh guru. Dengan demikian, model role playing (bermain peran) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti akan melakukan penelitian dengan judul : “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Role Playing Di Kelas V SD Negeri 101799 Deli Tua T.A 2016/2017.


(20)

5

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasi masalah-masalah dalam penelitian tindakan kelas di SD Negeri 101799 Deli Tua Tahun Ajaran 2016/2017.

1. Masih rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran IPS

2. Pemilihan metode pengajaran guru tidak tepat dan kurang bervariasi

3. Model pembelajaran yang diterapkan guru tidak memberikan kesempatan siswa untuk saling berinteraksi dalam pembelajaran

4. Model pembelajaran yang digunakan guru bersifat konvensional (ceramah), akibatnya siswa kurang tertarik dengan materi yang diajarkan.

5. Sarana dan prasana yang kurang menunjang dalam pembelajaran.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti merasa perlu melakukan pembatasan masalah agar penelitian yang dilakukan tidak terlalui meluas. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Materi Pokok Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Role Playing Di Kelas V SD Negeri 101799 Delitua T.A 2016/2017”.

1.4 Rumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan Menggunakan Model Pembelajaran Role Playing


(21)

6

Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia Di Kelas V SD Negeri 101799 Deli Tua Tahun Ajaran 2016/2017?”.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Materi Pokok Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Role Playing Di Kelas V SD Negeri 101799 Delitua T.A 2016/2017”.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : a. Bagi Peneliti

Mendapatkan pengalaman melaksanakan proses pembelajaran dengan membantu siswa melakukan refleksi diri tentang sesuatu yang dimengerti dan yang belum dimengerti dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS).

b. Bagi Siswa

Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS. Diharapkan dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih bervariasi dan menarik dalam pembelajaran IPS

c. Bagi Guru

Dapat digunakan sebagai masukan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan mempengaruhi hasil belajar siswa khususnya guru kelas V


(22)

7

d. Bagi sekolah

Pengguanaan Model Role Playing terhadap pembelajaran IPS dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

e. Bagi Peneliti Berikutnya

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai dasar pijakan untuk mengembangkan penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis.


(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan di zaman yang semakin modern ini, terutama pada era globalisasi yang seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dimulai dari lembaga pendidikan yang terendah yaitu Sekolah Dasar(SD).

Sekolah Dasar merupakan jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat).

Salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh siswa adalah mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). IPS merupakan penyerdehanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi dari konsep dan keterampilan sejarah. Tujuan IPS di SD difokuskan pada kepentingan siswa, ilmu dan sosial (masyarakat), agar pengetahuan dan kerampilan dasar dapat dikembangkan oleh siswa yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti, tujuan IPS adalah dengan membekali siswa dengan berbagai informasi dan juga mengkaji berbagai kenyataan sosial beserta permasalahannya.

Di dalam peningkatan mutu pendidikan pada masa sekarang ini, perlu diiringi proses belajar mengajar, di dalam proses belajar mengajar harus memiliki model pembelajaran agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien serta mengenai tujuan


(24)

2

yang diharapkan. Keberhasilan pembelajaran IPS di kelas sangat terkait dengan kepribadian guru. Oleh karena itu dalam implementasinya guru dituntut memiliki ketampilan, keuletan, dan sikap terbuka kepada siswa. Selain guru juga diharapkan memiliki kemampuan untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang lebih aktif, kreatif dan menyenangkan. Tugas utama guru adalah melakukan pembelajaran kepada siswa, yaitu dengan mengkondisikan siswa agar belajar aktif sehingga potensi dirinya dapat berkembang dengan maksimal.

Dewasa ini, dapat dilihat bahwa sebagian besar pola pembelajaran IPS masih bersifat tranmisif, pengajar mentransfer dan mencurahkan konsep-konsep secara langsung pada peserta didik. Dalam pandangan ini, siswa secara pasif “menyerap struktur pengetahuan yang diberikan guru atau yang terdapat dalam buku pelajaran”, akibatnya berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Kecenderungan guru dalam menggunakan metode konvensional (ceramah) dalam pembelajaran IPS menumbuhkan kesan membosankan. Akhirnya siswa dalam kegiatan belajarnya banyak bermain-main, kurang fokus dan konsentrasi terhadap materi yang dijelaskan oleh guru dalam proses pembelajaran, sering keluar kelas (permisi), sehingga tidak ada lagi semangat dalam menerima pelajaran karena kurang tertariknya siswa dengan materi yang diajarkan dan menyebabkan tujuan pembelajaran yang diinginkan tidak akan tercapai.

Berdasarkan hasil obsevasi peneliti di sekolah SD Negeri 101799 Deli Tua T.A 2016/2017 diperoleh kesimpulan bahwa pemahaman siswa terhadap pembelajaran IPS masih sangat rendah, dimana masih banyak siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan mimimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yakni 70. Hal ini dapat dilihat dari


(25)

3

perolehan hasil belajar siswa melalui hasil ulangan Mid Semester yang masih rendah, dimana dari hasil ulangan Mid Semester masih banyak siswa yang mengikuti remedial.

Dalam proses pembelajaran IPS guru kurang melibatkan siswa secara aktif dalam interaksi belajar mengajar atau dalam hal ini guru lebih aktif dalam proses pembelajaran, sehingga guru seolah-olah mendongeng dan bercerita kepada siswa. Penggunaan model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi, strategi pembelajaran yang kurang maksimal serta sarana dan prasarana yang kurang menunjang sehingga membuat siswa kurang tertarik dengan materi yang diajarkan selama proses pembelajaran berlangsung. Kemampuan siswa dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar masih rendah. Salah upaya untuk pembaharuan dalam proses pembelajaran adalah pembaharuan dalam model pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran dikatakan relevan jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan IPS pada khususnya.

Pada dasarnya pembelajaran harus sebisa mungkin terwujud dalam suasana yang menyenangkan dan melibatkan siswa, agar siswa dapat mengalami pembelajaran yang benar-benar memahami apa yang ia pelajari. Pembelajaran IPS akan lebih menyenangkan atau lebih bermanfaat apabila dalam pembelajaran tersebut menggunakan model pembelajaran yang menciptakan pembelajaran aktif, bukan hanya keaktifan guru tapi juga keaktifan pada siswa. Karena model pembelajaran yang menekankan pada kegiatan siswa dapat membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar.

Salah satu model pembelajaran yang cocok digunakan pada pembelajaran IPS adalah role playing. Penggunaan model pembelajaran role playing dimaksudkan sebagai


(26)

4

suatu bentuk aktivitas dimana siswa membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain. Melalui kegitan Role Playing atau bermain peran, pembelajar mencoba mengekpresikan hubungan-hubungan antar manusia dengan cara memperagannya, bekerja sama dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama pembelajar dapat mengeksplorasi perasaan, sikap, nilai dan berbagai strategi pemecahan masalah.

Bermain peran pada prinsipnya merupakan pembelajaran untuk menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu pertunjukkan peran di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap peran yang diperagakan. Model bermain peran lebih tepat digunakan pada peritiwa-peristiwa yang berkaitan dengan sejarah atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Degan model ini, siswa dapat menghadirkan kembali peristiwa-peristiwa tersebut melalui peran-peran yang dimainkan oleh siswa yang telah ditentukan oleh guru. Dengan demikian, model role playing (bermain peran) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti akan melakukan penelitian dengan judul : “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Role Playing Di Kelas V SD Negeri 101799 Deli Tua T.A 2016/2017.


(27)

5

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasi masalah-masalah dalam penelitian tindakan kelas di SD Negeri 101799 Deli Tua Tahun Ajaran 2016/2017.

1. Masih rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran IPS

2. Pemilihan metode pengajaran guru tidak tepat dan kurang bervariasi

3. Model pembelajaran yang diterapkan guru tidak memberikan kesempatan siswa untuk saling berinteraksi dalam pembelajaran

4. Model pembelajaran yang digunakan guru bersifat konvensional (ceramah), akibatnya siswa kurang tertarik dengan materi yang diajarkan.

5. Sarana dan prasana yang kurang menunjang dalam pembelajaran.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti merasa perlu melakukan pembatasan masalah agar penelitian yang dilakukan tidak terlalui meluas. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Materi Pokok Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Role Playing Di Kelas V SD Negeri 101799 Delitua T.A 2016/2017”.

1.4 Rumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan Menggunakan Model Pembelajaran Role Playing dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Materi Pokok


(28)

6

Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia Di Kelas V SD Negeri 101799 Deli Tua Tahun Ajaran 2016/2017?”.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Materi Pokok Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Role Playing Di Kelas V SD Negeri 101799 Delitua T.A 2016/2017”.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : a. Bagi Peneliti

Mendapatkan pengalaman melaksanakan proses pembelajaran dengan membantu siswa melakukan refleksi diri tentang sesuatu yang dimengerti dan yang belum dimengerti dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS).

b. Bagi Siswa

Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS. Diharapkan dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih bervariasi dan menarik dalam pembelajaran IPS

c. Bagi Guru

Dapat digunakan sebagai masukan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan mempengaruhi hasil belajar siswa khususnya guru kelas V


(29)

7

d. Bagi sekolah

Pengguanaan Model Role Playing terhadap pembelajaran IPS dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

e. Bagi Peneliti Berikutnya

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai dasar pijakan untuk mengembangkan penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis.


(30)

80

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan temuan penelitian, maka diperoleh kesimpulan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran role playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS materi pokok perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia di kelas V SDN 101799 Delitua T.A 2016/2017. Hal ini dapat dilihat dari:

1. Pada pre test terdapat 6 siswa (19,36%) yang memperoleh ketuntasan, dan 25 siswa (80,64%) yang belum tuntas. Dari data tersebut maka dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa dan kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa masih sangat rendah dengan nilai rata-rata klasikal siswa 50,48.

2. Pada siklus 1 terdapat 14 siswa dengan persentase 45,16% yang memperoleh ketuntasan dalam belajar dan 17 siswa dengan persentase 54,84% yang belum tuntas belajar, serta nilai rata-rata klasikal siswa meningkat menjadi 66.30. Hasil observasi yang dilakukan oleh guru kelas kepada peneliti menunjukkan nilai 67,50 pada siklus I pertemuan I dan hasil observasi kegiatan siswa dalam pembelajaran 47.20. Pada siklus I pertemuan II terjadi peningkatan terhadap hasil observasi guru kelas kepada peneliti menjadi 72.50 dan hasil observasi teman sejawat meningkat menjadi 66.68.

3. Pada siklus II terdapat 29 siswa (93.55%) yang memperoleh ketuntasan belajar dan memenuhi tingkat ketuntasan klasikal tinggi dan yang belum tuntas terdapat


(31)

81

2 siswa dengan persentase 6.45%. Hasil observasi yang dilakukan oleh guru kepada peneliti menunjukkan nilai 77.50 pada siklus II pertemuan I dan hasil observasi teman sejawat kepada peneliti 75. Pada siklus II pertemuan II, hasil observasi guru kelas terhadap kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran Role Playing 95 dan hasil observasi teman sejawat pada kegiatan siswa dalam pembelajaran diperoleh hasil 91.75. Dari data tersebut maka pada siklus II diketahui bahwa hasil belajar siswa dan kegiatan guru mengalami peningkatan yang lebih baik dari sebelumnya.

4. Model Role Playing dapat menjadi alternative bagi guru utnuk membangkitkan motivasi siswa dalam meningkatkan hasil belajar IPS.

5. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Role Playing pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami materi pokok perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

5.2 Saran

Dengan melihat permasalahan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Agar guru menggunakan model pembelajaran role playing saat pembelajaran untuk mengaitkan motivasi siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa sehingga siswa lebih memahami materi pokok perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia yang diajarkan dan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.


(32)

82

2. Bagi pihak sekolah agar mengadakan pelatihan penggunaan model pembelajaran role playing yang dapat mengaitkan keterampilan guru sehingga prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan.

3. Bagi peneliti selanjutnya, karena penelitian ini baru samapai mengangkat sejauh mana peran penggunaan model pembelajaran role playing dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa khususnya dalam memerankan tokoh dalam naskah drama, maka peneliti menyarankan kiranya para peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini. Hal ini penting agar hasil penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun sebagai perubahan terhadap dunia pendidikan khususnya kompetensi mengajar guru.


(33)

83

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Aqib, Zainal dan Jaiyaroh, Siti. 2010. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, SD, SLB,

TK. Bandung : Yrama Widya.

Dewi, Rosmala. 2015. Profesionalisasi Guru melalui Penelitian Tindakan Kelas. Medan : UNIMED PRESS

Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.

Hardini, Isriani dan Puspitasari, Dewi. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori,

Konsep & Implementasi). Yogyakarta : Familia.

Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Idris, Meity H. 2014. Strategi Pembelajaran yang Menyenangkan. Jakarta : Redaksi Luxima.

Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada.

Jihad, Asep dan Haris, Abdullah. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo.

Khanifah. 2013. Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta : AR-RUZZ MEDIA.

Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta : Aswaja Pressindo. Nurhadi, dkk. 2016. Fun Learning Social Science 5. Yogyakarta : Facil.

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sani, Ridwan Abdullah. 2015. Inovasi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Sagala, Syaiful. 2013. Konssep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Siregar, Eveline dan Nara Hartini. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia.


(34)

84

……….. 2013. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.

Sohimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : AR-RUZZ MEDIA.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Innovatif-Progresif. Jakarta : Kencana Zaini, Hisyam dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani


(1)

d. Bagi sekolah

Pengguanaan Model Role Playing terhadap pembelajaran IPS dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

e. Bagi Peneliti Berikutnya

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai dasar pijakan untuk mengembangkan penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis.


(2)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan temuan penelitian, maka diperoleh kesimpulan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran role playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS materi pokok perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia di kelas V SDN 101799 Delitua T.A 2016/2017. Hal ini dapat dilihat dari:

1. Pada pre test terdapat 6 siswa (19,36%) yang memperoleh ketuntasan, dan 25 siswa (80,64%) yang belum tuntas. Dari data tersebut maka dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa dan kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa masih sangat rendah dengan nilai rata-rata klasikal siswa 50,48.

2. Pada siklus 1 terdapat 14 siswa dengan persentase 45,16% yang memperoleh ketuntasan dalam belajar dan 17 siswa dengan persentase 54,84% yang belum tuntas belajar, serta nilai rata-rata klasikal siswa meningkat menjadi 66.30. Hasil observasi yang dilakukan oleh guru kelas kepada peneliti menunjukkan nilai 67,50 pada siklus I pertemuan I dan hasil observasi kegiatan siswa dalam pembelajaran 47.20. Pada siklus I pertemuan II terjadi peningkatan terhadap hasil observasi guru kelas kepada peneliti menjadi 72.50 dan hasil observasi teman sejawat meningkat menjadi 66.68.

3. Pada siklus II terdapat 29 siswa (93.55%) yang memperoleh ketuntasan belajar dan memenuhi tingkat ketuntasan klasikal tinggi dan yang belum tuntas terdapat


(3)

2 siswa dengan persentase 6.45%. Hasil observasi yang dilakukan oleh guru kepada peneliti menunjukkan nilai 77.50 pada siklus II pertemuan I dan hasil observasi teman sejawat kepada peneliti 75. Pada siklus II pertemuan II, hasil observasi guru kelas terhadap kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran Role Playing 95 dan hasil observasi teman sejawat pada kegiatan siswa dalam pembelajaran diperoleh hasil 91.75. Dari data tersebut maka pada siklus II diketahui bahwa hasil belajar siswa dan kegiatan guru mengalami peningkatan yang lebih baik dari sebelumnya.

4. Model Role Playing dapat menjadi alternative bagi guru utnuk membangkitkan motivasi siswa dalam meningkatkan hasil belajar IPS.

5. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Role Playing pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami materi pokok perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

5.2 Saran

Dengan melihat permasalahan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Agar guru menggunakan model pembelajaran role playing saat pembelajaran untuk mengaitkan motivasi siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa sehingga siswa lebih memahami materi pokok perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia yang diajarkan dan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.


(4)

2. Bagi pihak sekolah agar mengadakan pelatihan penggunaan model pembelajaran role playing yang dapat mengaitkan keterampilan guru sehingga prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan.

3. Bagi peneliti selanjutnya, karena penelitian ini baru samapai mengangkat sejauh mana peran penggunaan model pembelajaran role playing dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa khususnya dalam memerankan tokoh dalam naskah drama, maka peneliti menyarankan kiranya para peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini. Hal ini penting agar hasil penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun sebagai perubahan terhadap dunia pendidikan khususnya kompetensi mengajar guru.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Aqib, Zainal dan Jaiyaroh, Siti. 2010. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, SD, SLB, TK. Bandung : Yrama Widya.

Dewi, Rosmala. 2015. Profesionalisasi Guru melalui Penelitian Tindakan Kelas. Medan : UNIMED PRESS

Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.

Hardini, Isriani dan Puspitasari, Dewi. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep & Implementasi). Yogyakarta : Familia.

Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Idris, Meity H. 2014. Strategi Pembelajaran yang Menyenangkan. Jakarta : Redaksi Luxima.

Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada.

Jihad, Asep dan Haris, Abdullah. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo.

Khanifah. 2013. Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta : AR-RUZZ MEDIA.

Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta : Aswaja Pressindo. Nurhadi, dkk. 2016. Fun Learning Social Science 5. Yogyakarta : Facil.

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sani, Ridwan Abdullah. 2015. Inovasi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Sagala, Syaiful. 2013. Konssep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Siregar, Eveline dan Nara Hartini. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia.


(6)

……….. 2013. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta. Sohimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta : AR-RUZZ MEDIA.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Innovatif-Progresif. Jakarta : Kencana Zaini, Hisyam dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V SD NEGERI 4 RUKTI HARJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 62

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V SD NEGERI 4 RUKTI HARJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 16 59

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V A SDNEGERI 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 15 52

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS IV SD NEGERI 2 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 16 46

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGS A W PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD NEGERI 1 JEMBRANA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 54

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VII SMP NEGERI 1 PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 67

PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SD NEGERI 3 TEMPURAN LAMPUNG TENGAH

0 12 106

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI MANGGUNGAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2015 2016

0 16 290

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN METODE ROLE PLAYING SISWA KELAS X IPA

0 1 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V MATERI PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI KEMERDEKAAN DI SD 8 CENDONO TAHUN PELAJARAN 20132014

0 0 18