MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VII SMP NEGERI 1 PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARANROLE PLAYINGPADA MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VII SMP NEGERI 1 PENENGAHAN KABUPATEN

LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

ENDRAS ARIYANTI

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dengan melihat peningkatan aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran role playing Pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VII i SMP Negeri 1 Panengahan Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan dengan proses pembelajaran yang menerapkan langkah-langkah dengan bermain peran pada setiap siklusnya, metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan responden siswa SMP Negeri 1 Panengahan kelas VII. i.

Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menerapkan model pembelajaranrole playingpada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Penengahan Kabupaten Lampung Selatan dengan selalu memotivasi siswa dan pada proses pembelajaran guru yang bertindak sebagai fasilitator, motivator, membimbing siswa secara menyeluruh, melibatkan siswa dalam membuat kesimpulan serta melaksanakan umpan balik sehingga aktivitas belajar siswa meningkat dan disimpulkan dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa, maka hasil belajar juga mengalami peningkatan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dengan perolehan data pada siklus I sebesar 58,45%, meningkat pada siklus kedua sebesar 71,12% dan sebesar 80,87% pada siklus III.


(2)

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan bangsa Indonesia. Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan fungsi pendidikan nasional, maka peran guru sebagai fasilitator akan turut menentukan keberhasilan dalam misi pendidikan dan pembelajaran disekolah.

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang utama bagi setiap bangsa, bahkan dapat dikatakan bahwa kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari kemajuan pendidikan serta kemampuan memanfaatkan teknologi dengan segala sistemnya dengan baik. Perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi dewasa ini membawa dampak terhadap tuntutan kualitas kemampuan yang seharusnya dicapai melalui proses pendidikan dan latihan.

Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan pembaharuan dalam segala unsur-unsur yang mendukung pendidikan. Adapun unsur tersebut adalah siswa, kualitas guru, ketersediaan sarana dan prasarana penunjang proses kegiatan pembelajaran serta metode pembelajaran oleh guru dalam


(3)

menyampaikan materi kepada siswa di kelas, dan lingkungan pendidikan. Semua unsur tersebut saling berkaitan dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan.

Suatu proses interaksi yang mempengaruhi siswa dalam mendorong terjadinya belajar disebut pembelajaran. Keberhasilan dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dipengaruhi oleh faktor lingkungan, teman, keluarga, tenaga pendidik, dan metode pembelajaran yang dipakai oleh guru dalam proses pembelajaran motivasi, minat, perhatian, dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas.

Salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran ialah aktivitas siswa. Sardiman (2003: 100) mengemukakan sebagai berikut.

Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas belajar. Tanpa adanya aktivitas, belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar.

Berdasarkan pendapat di atas aktifitas belajar siswa berkaitan erat dengan hasil belajar. Singkatnya, semakin tinggi aktivitas belajar siswa maka semakin baik hasil belajarnya. Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa salah satu caranya ialah memilih model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran oleh seorang guru. Selain itu, faktor yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa adalah adanya kerjasama serta hubungan baik antara


(4)

guru dan siswa juga perhatian dari guru serta orangtua terhadap anak atau siswa.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No 12 Tahun 2007 yang dikutip Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan (Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran, 2008: 4-5) disebutkan bahwa:

Secara umum kriteria keberhasilan pembelajaran adalah:

1) Keberhasilan siswa menyelesaikan serangkaian tes, baik tes formatif, tes sumatif, maupun tes ketrampilan yang mencapai tingkat keberhasilan rata-rata 60%;

2) Setiap keberhasilan tersebut dihubungkan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan oleh kurikulum, tingkat ketercapaian kompetensi ini ideal 75%; dan ketercapaian keterampilan

3) Vokasional atau praktik bergantung pada tingkat resiko dan tingkat kesulitan. Ditetapkan idealnya sebesar 75 %. Pengukuran tingkat keberhasilan proses pembelajaran sangat penting. Sedangkan kriteria ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0% - 100%. Kriteria ideal untuk masing-masing indikator lebih besar dari 75%. Namun sekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian indikator, tetapi dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu satuan pendidikan dapat menetapkan kriteria ketuntasan minimal dibawah 75 %. Penetapan itu disesuaikan dengan kondisi sekolah.

Idealnya, kriteria pencapaian kompetensi yang ditetapkan adalah minimal 75% dari nilai maksimal. Sebagai contoh, apabila nilai maksimal dalam suatu evaluasi pembelajaran adalah 100 maka nilai minimal yang harus diperoleh siswa untuk lulus adalah 75. Namun, penetapan tersebut bisa berubah disesuaikan dengan kondisi sekolah, seperti kemampuan siswa dan guru serta


(5)

ketersediaan prasarana dan sarana yang ada di sekolah sebagai penunjang dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan wawancara dengan siswa dan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada kelas VII i di SMP Negeri 1 Panengahan Kabupaten Lampung Selatan pada hari Rabu 14 November 2012 pada saat proses pembelajaran berlangsung, diketahui bahwa model pembelajaran yang sering digunakan oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam proses pembelajaran masih sering dengan model yang konvensional seperti ceramah diselingi tanya jawab, memberikan contoh soal, latihan soal, dan diakhiri dengan pemberian pekerjaan rumah (PR) pemberian tugas yang ada di buku pegangan siswa yaitu lembar kerja siswa. Dalam proses belajar mengajar, kegiatan pembelajaran di kelas didominasi oleh guru sehingga siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran. Pada saat guru menyampaikan materi pelajaran, sebagian siswa hanya mendengarkan saja. Siswa mau bertanya kepada guru jika diberi stimulus. Siswa juga belum dibiasakan untuk mencari ilmu dengan usahanya sendiri. Sehingga siswa kurang aktif dan aktivitas siswa rendah. Sedangkan penggunaan sumber belajar sebagai salah satu alat bantu dalam penyampaian materi juga belum maksimal digunakan oleh guru. Rendahnya aktivitas belajar yang terjadi ini dalam proses pembelajaran berimbas kepada hasil belajar siswa yangb belum mencapai kereteria ketuntasan minimal.

Kemudian, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VII i Semester Ganjil di SMP Negeri 1 Penengahan Kabupaten Lampung Selatan, diketahui rendahnya hasil belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, hal ini


(6)

terlihar dari hasil ulangan siswa tidak mencapai KKM yang telah ditentukan hal tersebut dapat dilihat dari data nilai MID semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 sebagai berikut :

Tabel 1.1 : Hasil Belajar Ulangan Mid Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 Kelas VII. i di SMP Negeri 1 Panengahan Kabupaten Lampung Selatan

No. Interval Nilai

Jumlah Siswa Presentase (%)

Keterangan

1. 61 -75 15 41,66 % Tuntas

2. 51 - 60 14 38,88 % Belum Tuntas

3. 45 - 50 7 19,44 % Belum Tuntas

Jumlah 36

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas VII i SMP Negeri 1 Panengahan Kabupaten Lampung Selatan masih rendah. Telah dijelaskan bahwa terdapat faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa yang berdampak pada hasil belajar yang rendah juga. Salah satu faktor yang disebutkan di atas yaitu guru masih menggunakan metode dan model pembelajaran yang bersifat tradisional.

Memilih model pembelajaran yang tepat adalah salah satu langkah yang harus diambil oleh guru dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa yang diharapkan akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. Seorang guru dituntut untuk dapat melakukan perubahan dan berani melakukan inovasi dalam mengemas materi semenarik mungkin bagi siswa dalam pembelajarannya di kelas dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disajikan kepada siswa. Guru yang dahulu


(7)

menerapkan model pembelajaran secara tradisional yang berpusat pada guru dituntut untuk melakukan perubahan dalam pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih mengutamakan keaktifan siswanya.

Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VII. i SMP Negeri 1 Panengahan peneliti memilih salah satu model pembelajaran yang tepat dan diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran role playing. model pembelajaran role playing memang memerlukan suatu persiapan yang harus terencana dan serta guru diharuskan membuat suatu perencanaan yang baik dan matang sebelumnya, walaupun dengan demikian model pembelajaran role playing dapat dilaksanakan disemua jenjang pendidikanbaik dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama maupun sekolah menengah atas.

Berdasarkan keterangan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Model PembelajaranRole PlayingPada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VII i SMP Negeri 1 Panengahan Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut:


(8)

1. Hasil belajar siswa sebagian besar tidak mencapai KKM

2. Aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan rendah.

3. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru konvensional.

4. Keterbatasan kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran.

5. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat atau aktivitas belajar siswa seperti model pembelajaranrole playing.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi pada 1). Meningkatkan aktivitas belajar siswa 2). Penggunaan model pembelajaranrole playing.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana meningkatkan aktivitas hasil belajar siswa melalui model pembelajaran role playing Pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VII i SMP Negeri 1 Panengahan Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan dengan melihat peningkatan aktivitas belajar siswa melalui model


(9)

pembelajaran role playing Pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VII i SMP Negeri 1 Panengahan Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Kegunaan Penelitian

a) Kegunaan Teoritis

Penelitian tentang masalah meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran role playing Pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VII i SMP Negeri 1 Panengahan Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013, secara teoritis memperkaya konsep-konsep ilmu pendidikan, khususnya ilmu pendidikan pancasila dan kewarganegaraan yang mengkaji tentang hasil belajar siswa.

b) Kegunaan Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat:

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa khususnya pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Mendorong guru untuk menciptakan proses belajar mengajar yang bisa menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat dan efektif dalam penyampaian materinya.

3. Menambah khasanah ilmu pendidikan, khususnya ilmu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan umumnya diharapkan dapat


(10)

memberikan informasi dan sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran, khususnya siswa Sekolah SMP Negeri 1 Panengahan Kabupaten Lampung Selatan.

F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Pendidikan Kewarganegaraan yang membahas tentang meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran role playing Pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VII i SMP Negeri 1 Panengahan Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013

2. Ruang Lingkup Objek

Objek dalam penelitian ini adalah metode pembelajaranrole playingdengan aktivitas belajar siswa.

3. Ruang Lingkup Subyek

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII i SMP Negeri 1 Panengahan Kabupaten Lampung Selatan.

4. Ruang Lingkup Wilayah

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Panengahan Kabupaten Lampung Selatan.


(11)

5. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dilakukan sejak dikeluarkanya surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(12)

A. Deskripsi Teoritik

1. Hakekat Belajar

Seseorang dikatakan telah belajar sesuatu jika pada dirinya terjadi perubahan tertentu, misalnya dari tidak dapat naik sepeda menjadi dapat naik sepeda, dari tidak mampu berbahasa inggris menjadi mahir dalam bahasa inggris, perubahan itu pada pokoknya adalah didapatnya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama, perubahan sebagai hasil belajar itu diperoleh karena individu yang bersangkutan berusaha untuk itu.

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Perubahan perilaku terjadi karena didahului oleh proses pengalaman. Dari pengalaman yang satu ke pengalaman yang lain akan menyebabkan proses perubahan. Perubahan ini tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri.

Kegiatan belajar yang terjadi di kelas tentunya memerlukan suatu kondisi yang optimal, karena kondisi yang optimal merupakan salah satu aspek yang


(13)

mendukung berjalannya proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif merupakan syarat bagi pengajaran yang efektif.

Menurut Oemar Hamalik, (2005: 45) “belajar tidak hanya mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan lain dan cita-cita”. Dengan demikian seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada diri orang yang belajar akibat adanya latihan dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan.

Pendapat lain dikemukakan oleh (Slameto, 2003)”belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya”.

R. Gagne dikutip oleh Djamarah, Syaiful Bahri (2002: 22)” belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku”.

Seseorang dikatakan telah belajar sesuatu jika pada dirinya terjadi perubahan tertentu, misalnya dari tidak dapat naik sepeda menjadi dapat naik sepeda, dari tidak mampu berbahasa inggris menjadi mahir dalam bahasa inggris, perubahan itu pada pokoknya adalah didapatnya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama, perubahan sebagai hasil belajar itu diperoleh karena individu yang bersangkutan berusaha untuk itu.


(14)

Kegiatan belajar yang terjadi di kelas tentunya memerlukan suatu kondisi yang optimal, karena kondisi yang optimal merupakan salah satu aspek yang mendukung berjalannya proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif merupakan syarat bagi pengajaran yang efektif. Menghasilkan sebuah proses pembelajaran yang baik, maka harus diikuti dengan komponen-komponen yang mendukungnya, antara lain:

a. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif

Salah satu faktor penting yang dapat memaksimalkan kesempatan pembelajaran bagi anak adalah penciptaan lingkungan pembelajaran yang kondusif. Lingkungan pembelajaran dalam hal ini, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Sedangkan kondusif berarti kondisi yang benar-benar sesuai dan mendukung keberlangsungan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan interaksi antara anak dengan lingkungannya, sehingga pada diri anak terjadi proses pengolahan informasi menjadi pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai hasil dari proses belajar.

b. Desain Lingkungan fisik

Dalam manajemen kelas efektif, lingkungan fisik merupakan faktor yang sangat penting. Oleh Karena itu, lingkungan fisik harus dapat didesain secara baik dan lebih dari sekedar penataan barang-barang di kelas.

c. Pengelolaan kelas yang positif untuk pembelajaran.

Dalam rangka memaksimalkan proses pembelajaran, anak memerlukan lingkungan positif. Untuk menciptakan lingkungan positif diperlukan


(15)

strategi manajemen kelas, dan strategi positif untuk membuat anak mau bekerja sama.

Upaya menciptakan lingkungan positif bagi siswa dapat pula dilakukan dengan memberikan hadiah terhadap perlaku yang tepat. Untuk pemberian imbalan dalam mengelola kelas, guru harus dapat memilih penguat yang efektif, menggunakan prompt dan shapping secara efektif. Menggunakan imbalan yang mengandung informasi tentang kemampuan siswa yang bisa meningkatkan motivasi intrinsik dan rasa tanggung jawab siswa, bukan untuk mengontrol perilaku.

Sebuah proses pembelajaran yang baik, paling tidak harus melibatkan 3 aspek, yaitu : aspek psikomotorik, aspek kognitif dan aspek afektif.

a. Aspek Psikomotorik dapat difasilitasi lewat adanya praktikum-praktikum dengan tujuan terbentuknya ketrampilan eksperimental. b. Aspek kognitif difasilitas lewat berbagai aktifitas penalaran

dengan tujuan adalah terbentuknya penguasaan intelektual.

c. Aspek afektif dilakukan lewat aktifitas pengenalan dan kepekaan lingkungan dengan tujuan terbentuknya kematangan emosional. Ketiga aspek tersebut bila dapat dijalankan dengan baik akan membentuk kemampuan berfikir kritis dan munculnya kreatifitas. Dua kemampuan inilah yang mendasari skill problem solving yang diharapkan wujud pada diri siswa.


(16)

2. Teori Belajar

Gagne dan Briggs, (1979: 3) mengartikan pembelajaran adalah “ suatu sistem

yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengarui dan

mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal”.

Banyak teori belajar yang digunakan para guru untuk berbagai keperluan belajar dan proses pembelajaran. Ada 5 pandangan psikologi tentang teori belajar, yaitu teori belajar Behavioristik, teori belajar Kognitif, teori belajar humanistik, teori belajar konstruktivistik, dan teori belajar gestalt.

a. Teori belajar Behavioristik

Teori belajar ini pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah terbentuknya suatu perilaku yang di inginkan. Perilaku yang di nginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negative. Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang tampak. Dalam teori belajar ini guru tidak banyak memberikan ceramah ,tetapi instruksi singkat yang di ikuti contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi.

b. Teori belajar Kognitif

Menurut teori ini, proses belajar akan belajar dengan baik bila materi pelajaran yang beradaptasi (berkesinambungan) secara tepat dan serasi


(17)

dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa. Dalam teori ini ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses pembelajaran ini bejalan tidak sepotong – sepotong atau terpisah –

pisah melainkan bersambung sambung dan menyeluruh. Teori belajar kognitif ini guru bukanlah sumber belajar utama dan bukan kepatuhan siswa yang dituntut dalam refleksi atas apa yang diperintahkan dan dilakukan oleh guru. Evaluasi belajar bukan pada hasil tetapi pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasi pengalamanya.

c. Teori belajar Humanistik

Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses balajar dianggap berhasil jika si pelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik- baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya bukan dari sudut pandang pengamatnya. Peran guru dalam teori ini adalah sebagai fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Siswa berperan sebagai pelaku utama yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri.


(18)

d. Teori belajar Konstruktivistik

Menurut teori ini permasalahan dimunculkan dari pancingan internal, permasalahan muncul dibangun dari pengetahuan yang direkonstruksi sendiri oleh siswa. Teori ini sangat dipercaya bahwa siswa mampu mencari sendiri masalah, menyusun sendiri pengetahuannya melalui kemampuan berpikir dan tantangan yang dihadapinya, menyelesaikan dan membuat konsep mengenai keseluruhan pengalaman realistik dan teori dalam satu bangunan utuh.

e. Teori belajar Gestalt

Menurut pandangan teori gestalt seseorang memperoleh pengetahuan melaui sensasi atau informasi dengan melihat strukturnya secara menyeluruh kemudian menyusunya kembali dalam struktur yang sederhana sehingga lebih mudah dipahami.

Manfaat dari beberapa teori belajar adalah :

1. Membantu guru untuk memahami bagaimana siswa belajar.

2. Membimbing guru untuk merancang dan merencanakan proses pembelajaran.

3. Memandu guru untuk mengelola kelas.

4. Membantu guru untuk mengevaluasi proses, perilaku guru sendiri serta hasil belajar siswa yang telah dicapai.

5. Membantu proses belajar lebih efektif, efisien dan produktif

6. Membantu guru dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada siswa sehingga dapat mencapai hasil prestasi yang maksimal.


(19)

3. Aktivitas Belajar

Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting, ini sesuai dengan pendapat Sardiman, A.M. (2004: 99):

Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin akan berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan, yang dapat menunjang prestasi belajar.

Sardiman, A.M. (2004: 97) menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik (jasmani) maupun mental (rohani). Dalam kegiatan belajar mengajar kedua aktivitas itu harus selalu terkait. Sejalan dengan itu, Ahmad Rohani (2004: 6) menyatakan bahwa :

Belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah, jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Ia mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu dengan yang lainnya.

Dua aktivitas (psikis dan fisik) memang harus dipandang sebagai hubungan

yang erat. Menurut J. Pieget (dalam Ahmad Rohani, 2004: 7) “Seorang anak berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa berbuat anak tidak berpikir. Agar ia


(20)

Senada dengan hal di atas, Soemanto (1993: 64) dalam Zainal Abidin

mengatakan bahwa ”Prestasi belajar anak sangat ditentukan oleh aktivitas belajar yang dilakukan oleh anak itu sendiri, jadi tidak mungkin prestasi belajarnya baik, jika anak itu tidak melakukan belajar, karena tidak akan tahu

banyak tentang meteri pelajaran”. Selanjutnya Hopkins (1993) dalam Zainal

juga mengatakan bahwa ”Siswa dikatakan aktif, apabila tidak melakukan

penyimpangan dalam hal: berbicara diluar pelajaran, memandang ke kiri ke kanan, mengganggu teman, mencari perhatian, mengerjakan tugas lain, dan

keluar masuk kelas”.

Banyak macam kegiatan yang dapat dilakukan siswa di sekolah, tidak hanya mendengarkan atau mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah. Paul B. Diedrich dalam Ahmad Rohani, (2004: 9) menggolongkan aktivitas sebagai berikut.

1. Visual activities, membaca, memperhatikan: gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya.

2. Oral activities, menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan sebagainya.

3. Listening activities, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, dan sebagainya.

4. Writing activities, menulis: cerita, karangan, laporan, tes angket, menyalin, dan sebagainya.

5. Drawing activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola, dan sebagainya.


(21)

6. Motor activities, melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya. 7. Mental activities, menganggap, mengingat, memecahkan masalah,

menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya. 8. Emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani,

tenang, gugup, dan sebagainya.

Prinsip aktivitas yang diuraikan di atas didasarkan pada pandangan psikologis bahwa, segala pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan (mendengar, melihat, dan sebagainya) sendiri dan pengalaman sendiri (Ahmad Rohani, 2004:9)

Poerwadarminta (1976: 26) mengemukakan bahwa aktivitas adalah suatu kegiatan atau aktivi yang diharapkan pada suatu tujuan, dalam kegiatan ini individu terlebih dahulu meninjau tujuan yang akan dicapainya, dan ia memang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.

Sardiman dalam Wahyuni (2005 : 14) mengatakan bahwa: ”aktivitas dalam

proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan, yang dapat menunjang

prestasi belajar”.

Ini berarti ada banyak kegiatan yang merupakan aktivitas belejar siswa. Dari berbagai aktivitas belajar yang dapat dilihat dan ada pula aktivitas yang tidak dapat dilihat. Aktivitas yang tidak dapat dilihat antara lain mendengar, berfikir


(22)

dan membaca. Aktivitas yang dapat dilihat antara lain bertanya hal- hal yang belum jelas. Mencatat, dan menjawab pertanyaan.

Klasifikasi aktivitas seperti yang telah diuraikan di atas, menunjukkan bahwa aktivitas di sekolah sangat bervariasi. Jika berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah, sekolah akan menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal dan tidak membosankan.

4. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatau proses penyampaian pengetahuan yang bertujuan membetuk manusia yang berbudaya melalui proses pewarisan dan upaya mempersiapakan peserta didik menjadi masyarakat yang baik. Pembelajaran merupakan konsep yang memiliki ruang lingkup luas dan digunakan dalam banyak hal, seperti yang dikemukakan oleh (Sudjana Sugiartini,2007: 29):

Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi agar terjadi kegiatan belajar membelajarakan. Dalam kegiatan itu terjadi interaksi antara kedua belah pihak, yaitu peserta didik (warga belajar) yang melakukan kegiatan belajar, dengan peserta didik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan.

Pembelajaran itu merupakan proses interaksi edukatif antara kedua belah pihak, yaitu peserta didik dengan pendidik guna terjadinya perubahan, pembentukan, dan pengendalian perilaku. Pembelajaran juga merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Apabila dilihat dari hasil, maka pembelajaran merupakan hasil dari pengalaman yang dialami oleh setiap individu. Sedangkan dilihat dari fungsi, maka penekanan dari kegiatan


(23)

pembelajaran itu adalah pada hal-hal atau aspek-aspek penting tertentu, seperti motivasi yang diyakini dapat membantu menghasilkan belajar. Karena itu, pembelajaran diartikan sebagai suatu pembekalan yang dapat memberikan hasil jika orang-orang berinteraksi dengan informasi (materi, kegiatan, dan pengalaman). Berdasarkan pengertian pembelajaran tersebut, maka

pembelajaran mengandung makna bahwa “seseorang akan menjadi warga

masyarakat yang baik apabila ia dapat menyumbangkan dirinya bagi kehidupan yang baik atau begin habitat foor good living melalui proses, hasil

dan fungsi pembelajaran.”(Hamalik,dalam sugiartini.2007:30). Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat melakukan modifikasi berbagai metode ataupun model pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan akan pencapaian dan tujuan pembelajarannya.

Berdasarkan pengertian ini demikian pembelajaran dapat meliputi segala pengalaman yang diaplikasikan guru kepada peserta didiknya. Makin intensif pengalaman yang dihayatai peserta didik maka kualitas pembelajarannya pun semakin tinggi. Intensitas pengalaman belajar ini dapat dilihat dari tingginya keterlibatan siswa dalam proses belajar, baik idalam kelas maupun di luar kelas.

Menurut (Soemantri 1967: 42) “Istilah kewarganegaraan merupakan terjemahan dari “Civics” yang merupakan mata pelajaran sosial yang

bertujuan membina dan mengembangkan anak didik agar menjadi warga negara yang baik(Good citizen).”


(24)

Menurut (Winata Putra 1978: 14)”atau secara umum yang mengetahui, menyadari, dan melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara.”

Peranan pembelajaran adalah fungsi tugas upaya menciptakan kondisi belajar membantu membelajarkan anak melahirkan gagasan mereka sendiri yang bagus, makin besar kemungkinannya mereka disuatu kelak menemukan gagasan-gagasan bagus yang belum pernah ditemukan orang lain. Dalam pelaksanaan tugas kegiatan siswa, pertanyaan guru dapat memainkan peranan, akan tetapi itu harus direncanakan secara seksama. Guru harus mampu memimpin dan membimbing siswa belajar bekerja dalam pembelajaran keterampilan serta menciptakan kesibukan yang bermakna, segi penting dalam peranan pembelajaran terdapat mata ajaran sekolah serta guru. Mengetahui arti kata, menemukan arti gagasan pokok dari suatu uraian (Gagne, 1996: 207)

Kesimpulan dari pengertian di atas menutut para ahli kewarganegaraan adalah mata pelajaran disekolah yang diberikan kepada siswa yang bertujuan membentuk menjadi warga Negara yang baik, atau Proses pendidikan yang memusatkan perhatian pada pengembangan nilai dan sikap ini didunia barat dikenal dengan “value education, affective education, moral education, character education”.

5. Tugas Guru Dalam Pembelajaran

a. Tugas Guru

Untuk dapat mampu melaksanakan tugas mengajar dengan baik, guru harus memiliki kemampuan professional, yaitu terpenuhinya 10 kompetensi guru, yang meliputi:


(25)

1. Menguasai bahan,

2. Mengelola program belajar mengajar, 3. Mengelola kelas,

4. Menggunakan media atau sumber,

5. Menguasai landasan-landasan pendidikan 6. Mengelola interaksi-interaksi belajar mengajar, 7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pelajaran,

8. Mengenal fungsi layanan bimbingan dan penyuluhan disekolah, 9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. Suryo Subroto (2002: 4-5)

R.D. Conners, mengidentifikasikan tugas mengajar guru yang bersifat suksesif menjadi tiga tahap. Tahap-tahap tersebut adalah tahap sebelum pengajaran (pre-active), tahap pengajaran (inter –active), dan tahap sesudah pengajaran (post-active).

1. Tahap Sebelum Pengajaran

Dalam tahap ini guru harus menyusun program tahunan pelaksanaan kurikulum, program semester, program satuan pelajaran (satpel), dan perencanaan program pengajaran. Dalam merencanakan program-program tersebut diatas perlu dipertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan dengan:

a. Bekal bawaan anak didik b. Perumusan tujuan pembelajaran c. Pemilihan metode


(26)

d. Pemilihan pengalaman-pengalaman belajar e. Pemilihan bahan dan peralatan belajar

f. Mempertimbangkan jumlah dan karakteristik anak didik g. Mempertimbangkan jumlah jam pengjaran yang tersedia h. Mempertimbangka pola pengelompokan

i. Mempertimbangkan prinsip-prinsip belajar

2.Tahap Pengajaran

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan apa yang telah direncanakan. Ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam tahap pengajaran ini, yaitu:

1. Pengelolaan dan pengendalian kelas 2. Penyampaian informasi

3. Penggunaan tingkah laku verbal dan nonverbal 4. Merangsang tanggapan balik dari anak didik 5. Mempertimbangkan prinsip-prinsip belajar 6. Mendiagnosis kesulitan belajar

7. Mempertimbangkan perbedaan individual 8. Mengevaluasi kegiatan interaksi

3. Tahap Sesudah Pengajaran

Beberapa perbuatan guru yang tampak pada tahap sesudah mengajar, antara lain:


(27)

a. Menilai pekerjaan anak didik b. Menilai pengajajaran guru

c. Membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya

Sementara itu Tim Proyek Peningkatan dan Pengembangan Guru, seperti dikutip Hadari Nawawi, (1982: 124) merumuskan tugas guru dalam pengelolaan pengajaran sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan instruksional

2. Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar

3. Mampu memilih, menyusun dan menggunakan prosedur instruksional yang relevan dengan materi dan murid

4. Mampu melaksanakan program belajar mengajar yang dinamis 5. Mengenal dan memahami kemampuan anak didik

6. Mampu merencanakan dan melaksanakan program remedial

Pendapat lain tentang tugas guru dalam pengajaran dikemukakan oleh Suharsini Arikunto (1983: 99), sebagai berikut:

1. Mempelajari materi pelajaran (dalam GBPP), yang akan dijadikan tuntutan dalam menyusun rencana pelajaran

2. Memilih pendekatan atau strategi untuk menyampaikan pelajaran 3. Memilih alat-alat pelajaran dan sarana lain


(28)

Pendapat-pendapat yang telah diuraikan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa tugas guru dalam proses belajar mengajar dapat dikelompokkan kedalam tiga kegiatan yaitu:

1. Menyusun program pengajaran:

a. Program tahunan pelaksanaan kurikulum b. Program semester

c. Program satuan pelajaran d. Perencanaan program mengajar 2. Menyajikan/melaksanakan pengajaran:

a. Menyampaikan materi (dalam GBPP) b. Menggunakan metode mengajar c. Menggunakan media/sumber

d. Mengelola kelas/mengelola interaksi belajar mengajar 3. Melaksanakan evaluasi belajar

a. Menganalisis hasil evaluasi belajar b. Melaporkan hasil evaluasi belajar

c. Melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.

b. Mengelola Proses Pembelajaran

Achmad Badawi (1990: 31-35), “mengatakan bahwa mengajar guru dikatakan berkualitas apabila seorang guru dapat menampilkan kelakuan yang baik dalam usaha mengajarnya”. Kelakuan guru tersebut diharapkan mencerminkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas meliputi:


(29)

1. Kemampuan dalam mempersiapkan pengajaran

a. Kemampuan merencanakan pembelajaran, terdiri dari sub-sub kemampuan:

1) Kemampuan merumuskan tujuan pengajaran 2) Kemampuan memilih metode alternatif

3) Kemampuan memilih metode yang sesuai dengan tujuan pengajaran

4) Kemampuan merencanakan langkah-langkah pengajaran b. Kemapuan mempersiapkan bahan pengajaran, terdiri dari:

1. Kemampuan menyiapkan bahan yang sesuai dengan tujuan. 2. Kemampuan mempersiapkan pengayaan bahan pengajaran 3. Kemampuan menyiapkan bahan pengajaran remedial

c. Kemampuan merencanakan media dan sumber, yang terdiri dari: 1. Kemampuan memilih media pengajaran yang tepat.

2. Kemampuan memilih sumber yang tepat.

d. Kemampuan merencanakan penilaian terhadap prestasi siswa, terdiri dari sub-sub kemampuan:

1. Kemampuan menyusun alat penilaian hasil pengajaran.

2. Kemampuan merencanakan penafsiran penggunaan hasil penilaian pengajaran.

2. Kemampuan dalam melaksanakan pengajaran

a. Kemampuan menguasai bahan yang direncanakan dan disesuaikannya, terdiri dari sub-sub kemampuan:


(30)

2. Kemampuan menyampaikan bahan yang direncanakan 3. Kemampuan menyampaikan pengayaan bahan pengajaran 4. Kemampuan memberikan pengajaran remedial

b. Kemampuan dalam mengelola pembelajaran terdiri dari:

1. Kemampuan untuk mengarahkan pengajaran untuk mencapai tujuan pengajaran

2. Kemampuan menggunakan metode pengajaran yang direncanakan 3. Kemampuan menggunakan metode pengajaran alternative

4. Kemampuan menyesuaikan langkah-langkah mengajar dengan langkah langkah yang direncanakan.

c. Kemampuan mengelola kelas, terdiri dari kemampuan: 1. Kemampuan menciptakan suasana kelas yang serasi

2. Kemampuan memanfaatkan kelas untuk mencapai tujuan pengajaran. d. Kemampuan menggunakan metode dan sumber, terdiri dari:

1. Kemampuan menggunakan media pengajaran yang direncanakan 2. Kemampuan menggunakan sumber pengajaran yang telah

direncanakan.

e. Kemampuan melaksanakan interaksi belajar mengajar, terdiri dari sub-sub kemampuan:

1. Kemampuan melaksanakan pembelajaran secara logis berurutan 2. Kemampuan memberikan penertian dan contoh yang sederhana 3. Kemampuan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti 4. Kemampuan bersikap sungguh-sungguh terhadap pengajaran 5. Kemampuan bersikap terbuka dalam pengajaran


(31)

6. Kemampuan memacu aktivitas siswa

7. Kemampuan mendorong siswa untuk berinisiatif

8. Kemampuan ,merangsang timbulnya respon siswa terhadap pengajaran.

f. Kemampuan melaksanakan penilaian terhadap hasil pengajaran, terdiri dari sub-sub kemampuan:

1. Kemampuan melaksanakan penilaian hasil pengajaran

2. Kemampuan melaksanakan penilaian selama pembelajaran berlangsung.

g. Kemampuan pengadministrasian kegiatan belajar mengajar, terdiri dari sub sub kemampuan:

1. Kemampuan menulis dipapan tulis

2. Kemampuan mengadministrasi peristiwa penting yang terjadi selama pembelajaran

Sedangkan menurut pendapat Nanan Sujdana (1988: 42), kemampuan mengajar guru meliputi:

1. Perencanaan pengajaran yang berisi: a. Perumusan tujuan pengajaran b. Penetapan alat evaluasi c. Penetapan bahan pengajaran d. Penetapan kegiatan pembelajaran e. Penetapan metode dan alat pengajaran

2. Pelaksanaan pengajaran, termasuk didalamnya penilaian pencapaian tujuan pengajaran


(32)

Pendapat-pendapat seperti yang telah diuraikan diatas akhirnya diambil kesimpulan bahwa kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu:

1. Kemampuan merencanakan pengajaran, meliputi: a. Menyusun analisis materi pelajaran (AMP) b. Menyusun program semester

c. Menyusun rencana pengajaran, dengan memperhatikan: 1. Karakteristik kemampuan awal siswa

2. Perumusan tujuan pengajaran 3. Pemilihan bahan dan urutan bahan 4. Pemilihan metode mengajar 5. Pemilihan sarana/alat pendidikan 6. Pemilihan strategi evaluasi

2. Kemampuan melaksanakan proses belajar mengajar meliputi: a. Membuka pelajaran

b. Melaksanakan inti proses belajar mengajar, terdiri: 1. Menyampaikan materi pelajaran

2. Menggunakan metode mengajar 3. Menggunakan media/alat pelajaran 4. Mengajukan pertanyaan

5. Memberikan penguatan 6. Interaksi belajar mengajar c. Menutup pelajaran


(33)

3. Kemampuan mengevaluasi/penilaian pengajaran, meliputi: a. Melaksanakan tes

b. Mengolah hasil penilaian

c. Melaksanakan program remedial/perbaikan pengajaran.

c. Tugas Pembelajaran :

• Spesifik dan dapat dikelola dengan baik

• Kemampuan yang dapat dicapai dan menarik bagi siswa

• Secara aktif melibatkan siswa

• Bersifat menantang dan relevan bagi kebutuhan siswa Variabel-variabel dalam memilih bentuk pembelajaran

Sejumlah variabel sebaiknya dijadikan pertimbangan ketika guru menyeleksi model pembelajaran, strategi, dan metode-metode yang akan digunakan. Variabel-variabel tersebut di antaranya :

• Hasil dan pengalaman belajar siswa yang diinginkan;

• Urutan pembelajaran (sequence) yang selaras : deduktif atau induktif;

• Tingkat pilihan dan tanggung jawab siswa (degree);

• Pola interaksi yang memungkinkan;

• Keterbatasan praktek pembelajaran yang ada. 6. Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang


(34)

berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, dan mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. M. Daryono (1997: 261)

Pendidikan Kewarganegaraan adalah:

”Pendidikan Kewarganegaraan merupakan proses tranformasi yang membantu dan memiliki pengetahuan dan kepercayaan terhadap Tuhan, memiliki kesadaran yang tinggi terhadap hak dan kewajiban, berkesadaran hokum, memiliki sensitifitas politik, berpartisipasi politik dan masyarakat madani (civil society)”. Kholisin (2001: 1)

Pendidikan Kewarganagaraan adalah:

Merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga Negara dengan hubungan antara warga Negara dengan Negara serta pendidikan pendahuluan bela Negara, agara menjadi warga Negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. S.Soemarsono (2002: 6)

Adapun fungsi pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah sebagai berikut:

1. Melestarikan dan mengembangkan nilai moral Pancasila secara dinamis dan terbuka, yaitu nilai moral Pancasila yang dikembangkan itu mampu menjawab tantangan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, tanpa kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia, yamg merdeka, bersatu, dan berdaulat.


(35)

2. Mengembangkan dan membina siswa menuju manusia Indonesia seutuh nya yang sadar politik, hukum dan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia berlandaskan Pancasila.

3. Membina pemahaman dan kesadaran terhadap hubungan antara warga Negara dengan sesama warga negara, dan Pendidikan Pendahuluan Bela negara agar mengetahui dan mampu melaksanakan dengan baik hak dan kewajibannya sebagai warga negara.

4. Membekali siswa dengan sikap perilaku yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan membutuhkan Undang-undang Dasar 1945 dalam kehidupan sehari-hari. Daryono (1998: 236)

Tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah sebagai berikut:

Mengembangkan pengetahuan dan kemampuan memahami dan menghayati nilai-nilai Pancasila dalam rangka pembentukan sikap dan perilaku sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga negara yang bertanggung jawab serta memberi bekal kemampuan untuk mengikuti pendidikan dijenjang pendidikan menengah.

Tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah meneruskan dan mengembangkan jiwa semangat dan nilai-nilai yang terkandung dalam pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila UUD 1945 dan GBHN kepada generasi muda, dengan menekankan ranah sikap dan nilai-nilai yang mendorong semangat, merangsang ilham, dan menyeimbangkan kepribadian peserta didik. (Daryono,1998: 236).


(36)

Ruang lingkup Pendidikan Kewarganaraan adalah sebabagai berikut:

1. Nilai, moral, dan norma serta nilai spiritual bangsa Indonesia dan perilaku yang diharapkan terwujud dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.

2. Kehidupan ideology politik, ekonomi, sosial, budaya pertahanan, dan keamanan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonasia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Daryono (1998:237).

B. Pengerian Model PembelajaranRole Playing

Pembelajaran dengan role playingadalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan itu dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Model ini banyak melibatkan siswa dan membuat siswa senang belajar serta metode ini mempunyai nilai tambah yaitu: (a) dapat menjamin partisipasi seluruh siwa dan member kesempatan yang sama untuk menunjukkan kemampuannya dalam bekerjasama hingga berhasil, dan (b) permainan merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa (Prasetyo, 2001).


(37)

Pembelajaran dengan role playing merupakan suatu aktivitas yang dramatik, biasanya ditampilkan oleh sekelompok kecil siswa, bertujuan mengeksploitasi beberapa mesalah yang ditemukan untuk melengkapi partisipasi dan pengamat dengan pengalaman belajar yang nantinya dapat meningkatkan pemahaman (Prasetyo, 2001). Menurut Mulyasa (2005) pembelajaran dengan role playing ada tujuh tahap yaitu pemilihan masalah, pemilihan peran, menyusun tahap-tahap bermain peran, menyiapkan pengamat, tahap-tahap pemeranan, diskusi dan evaluasi serta pengambilan keputusan.

Model pembelajaran Role Playing atau bermain peran adalah model pembelajaran interaksi sosial yang digunakan untuk menjelaskan peranan, sikap, tingkah laku dan nilai. Dengan cara memainkan peran seolah-olah dalam kejadian sebenarnya. Interaksi social tumbuh dalam situasi buatan. Untuk menumbuhkan perasaan, sikap, perilaku dan nilaidari orang yang berperan dan dapat menerapkannyadalam situasi sebenarnya.

Penanaman dan pengembangan aspek nilai, moral, sikap siswa akan lebih mudah dicapai, bilamana siswa secara langsung memainkan atau memerankan perilaku tertentu, dari pada hanya mendengarkan penjelasan , melihat atau mengamati saja. Dalam model pembelajaran role playing akan terjadi hal-hal berikut :

a. Para pemain memegang peran yang mewakili dunia kenyataan, dan juga membuat keputusan dalam mereaksi penilaian mereka terhadap setting, dalam permainan mereka temukan sendiri.


(38)

b. Mereka mengalami perbuatan- perbuatan tiruan yang berhungan dengan keputusan dalam penampilan umum mereka.

c. Mereka memonitor hasil kegiatan masing-masing dan diarahkan untuk merefleksi terhadap hubungan antara keputusan–keputusan mereka sendiri dan konsekuensi akhir yang menunjukkan gabungan dari berbagai perbuatan, dengan demikian maka dalam permainan peran para pelaku dapat memperoleh kecakapan bersikap dan bertindak yang sesuai jika menghayati situasi yang sebenarnya.

Model pembelajaran role playing baik untuk mengungkap hal –hal sebagai berikut :

1. Pertentangan antar pribadi (interpersonal conflicts)

a. Mengungkapkan perasaan orang-orang yang bertentangan

b. Menentukan cara-cara pemecahannya.

2. Hubungan antar kelompok (inter group relation) mengungkapkan masalah hubungan antar suku, bangsa dan kepercayaan dan sebagainya.

3. Kemelut peribadi (individual dilemma) kemelut ini timbul bila seorang terpaut antara dua nilai yang berbeda atau antara dua kepentingan yang berbeda.


(39)

Langkah-langkah model pembelajaranrole playingsebagai berikut :

a) Guru menyusun (menyiapkan) skenario yang akan ditampilkan

b) Menunjuk beberapa peserta didik untuk mempelajari skenario dua hari sebelum proses pembelajaran.

c) Guru membentuk kelompok peserta didik yang anggotanya 5 orang.

d) Guru memberi penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.

e) Guru memanggil peserta didik yang sudah ditunjuk untuk memerankan skenario yang sudah dipersiapkan.

f) Masing-masing peserta didik duduk dikelompoknya, sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan.

g) Setelah selesai pementasan, setiap peserta didik diberi kertas lembar kerja untuk pembahasan.

h) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.

i) Guru memberikan kesimpulan secara umum.

j) Evaluasi.


(40)

A. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian digunakan untuk menemukan jawaban secara

sistematis. Metodologi merupakan ilmu yang membicarakan tentang metode

sedangkan metode penelitian adalah ilmu pengetahuan yang membahas jalan

atau cara mengemukakan teknik teknik beserta alat alat sistematis untuk

mencapai tujuan.

“Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian

tindakan kelas atau class room action research adalah suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar, sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan

terjadi dalam kelas secara bersama”(Suharsimi Arikunto, 2007: 3).

Penelitian ini akan dilakukan untuk menguji cobakan suatu model

pembelajaran yaitu model pembelajaran role playing apakah dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan


(41)

pelajaran 2012/ 2013. Dalam penerapan model pembelajaran role playing ini

peneliti berusaha untuk mengkaji hubungan sebab akibat dan mencari

pengaruh yang terjadi dalam pelaksanaan model pembelajaran role playing

terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa.

B. Faktor yang Diteliti

Faktor yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

1. Aktivitas belajar yang tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku

pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan

pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan

terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari

sebelumnya.

2. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran role playing,

yakni suatu metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk dapat

bermain peran. Dengan sebelumnya siswa dibagi menjadi beberapa

kelompok dalam pembagian kelompok disesuaikan dengan kebutuhan

permainan yang akan dilaksanakan. Setiap siswa akan mendapatkan peran


(42)

C. Operasional Penelitian

Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini terbagi

menjadi beberapa siklus atau putaran dimana setiap siklus terdiri dari empat

komponen yang meliputi perencanaan (planing), tindakan (acting), observasi

(abserving) dan refleksi (refecting). Setelah dilakukan refleksi kemudian

diikuti dengan perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus

tersendiri. Rangkaian rencana tindakan dalam penelitian ini dapat


(43)

Gambar 1. Model penelitian tindakan (Arikunto, 2006: 16)

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

SIKLUS I

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan

SIKLUS II

Perencanaan

Pelaksanaan

Refleksi SIKLUS III Pelaksanaan

Pengamatan


(44)

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bersifat siklus. Prosedur

kerja dalam penelitian ini dirancang dalam siklus- siklus, setiap siklus terdiri

dari 4 tahapan yang harus dijalani, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan,

dan refleksi.

1. Perencanaan

a. Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah

b. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar

mengajar

c. Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar

d. Memilih bahan pelajaran yang sesuai

e. Menentukan skenario pembelajaran dengan metode pembelajaran role

playing

f. Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan

g. Menyusun lembar kerja siswa

h. Mengembangkan format evaluasi


(45)

2. Pelaksanaan/ Tindakan

A. Pendahuluan

1. Apresepsi

Guru membuka pertemuan dengan salam, Guru menyusun (menyiapkan)

skenario yang akan ditampilkan.

B. Kegiatan inti

1) Guru menyusun (menyiapkan) skenario yang akan ditampilkan

2) Guru membentuk kelompok peserta didik yang anggotanya 5 orang.

3) Menunjuk beberapa peserta didik untuk mempelajari skenario dua hari

sebelum proses pembelajaran.

4) Guru memberi penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.

5) Guru memanggil kelompok yang sudah ditunjuk untuk memerankan

skenario yang sudah dipersiapkan.

6) Masing-masing peserta didik duduk dikelompoknya, sambil

mengamati skenario yang sedang diperagakan.

7) Setelah selesai pementasan, setiap peserta didik diberi kertas lembar


(46)

8) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.

9) Guru memberikan kesimpulan secara umum.

10) Evaluasi.

C. Penutup

1) Guru memberikan kesimpulan secara umum

2) Guru menutup pelajaran.

3. Pengamatan

Dalam penelitian tindakan kelas, pengamatan yang dilaksanakan yaitu

guru bersama kolaburator mengamati keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran dan keaktifan siswa dalam bekerja kelompok. Observasi

dilakukan dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan untuk

mengumpulkan data.

4. Refleksi

Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja siswa.

Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan memperbaiki

pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus


(47)

kekurangan yang terdapat pada siklus I, kemudian mendiskusikan hasil

analisis secara kolaburasi untuk perbaikan dan digunakan sebagai dasar

pelaksanaan siklus selanjutnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Salah satu cara untuk melengkapi penelitian ini dengan menggunakan teknik

pengumpulan data, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang

lengkap yang nantinya dapat mendukung keberhasilan penelitian.

Pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan teknik sebagai berikut:

1. Observasi

Peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran yang

dilakukan berdasarkan skenario model pembelajaran yang telah

dipersiapkan.

2. Tes

Tes disajikan dalam bentuk pertanyaan yang terdiri dari 10 soal, tes disusun

guru sesuai dengan sub pokok bahasan yang disajikan selama permaianan

yang diberikan kepada siswa untuk melihat prestasi belajar yang dimiliki


(48)

3. Dokumentasi

Teknik dekomentasi digunakan untuk mendapatkan data-data primer yang

berupa data jumlah siswa, foto aktifitas pembelajaran, rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), dan lembar penilaian.

F. Data Penelitian

Data penelitian dalam pembelajaran adalah data sekunder (data yang diperoleh

dari selain subyek) yang digunakan untuk menilai aktivitas guru dalam

pembelajaran adalah sebagai berikut :

Tabel : 2. Kisi–kisi observasi aktivitas guru

NO Jenis Aktifitas Skor

1 2 3 4 5

A. Pendahuluan 1 Membuka Pelajaran

2 Guru menyusun (menyiapkan) skenario yang akan ditampilkan

B. Kegiatan Inti

3 Membentuk kelompok bermain peran 4 Menjelaskan kompetensi yang ingin

dicapai

5 Membimbing siswa dalam bermain peran 6 Membimbing siswa dalam menjawab

pertanyaan.

7 Membimbing siswa dalam mengajukan pertanyaan.

8 Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan

9 Menarik kesimpulan secara umum C. Penutup

10 Melaksanakan Evaluasi 11 Mengakhiri Pelajaran


(49)

JUMLAH

Presentasi kerja guru Kategori kerja guru Keterangan :

1. Sangat tidak aktif 2. Tidak aktif 3. Kurang aktif 4. Aktif

5. Sangat aktif

G. Teknik Analisa Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh maka peneliti akan menggunakan

data kualitatif yang diperoleh dari data aktivitas siswa, dimana siswa dibagi

dalam beberapa kelompok. Dalam hal ini, data kualitatif menggunakan

metode focus group discussion, dimana setiap kelompok diberi pertanyaan

yang telah dibuat oleh peneliti sesuai dengan materi yang diberikan.

Setiap siswa diamati aktivitasnya secara klaksikal dalam setiap pertemuan

dangan memberi skor pada lembar observasi yang telah disediakan sesuai

dengan indikator yang telah ditentukan. Indikator siswa dikatakan aktif jika

lebih dari atau sama dengan 75% frekuensi yang ditetapkan per-indikator

dilakukan siswa. Setelah selesai diobservasi dihitung jumlah aktivitas yang


(50)

Menentukan persentase aktivitas yang dilakukan siswa dengan menggunakan

rumus

F

P = --- X 100% N

Keterangan:

P : Angka persentase

F : Frekuensi aktivitas siswa N : Jumlah individu

(Sudijono: 1996)

1. 81 - 100% adalah aktivitas siswa sangat baik

2. 61 - 80% adalah aktivitas siswa baik

3. 41 - 60% adalah aktivitas siswa cukup

4. 21 - 40% adalah aktivitas siswa kurang

5. 0 - 20% adalah aktivitas siswa kurang sekali

Kriteria keberhasilan penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil belajar

siswa (on task) dimana 75% dari seluruh siswa mencapai indikator yang


(51)

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menerapkan model pembelajaran role playing pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Penengahan Kabupaten Lampung Selatan dengan selalu memotivasi siswa dan pada proses pembelajaran guru yang bertindak sebagai fasilitator, motivator, membimbing siswa secara menyeluruh, melibatkan siswa dalam membuat kesimpulan serta melaksanakan umpan balik sehingga aktivitas belajar siswa meningkat dan disimpulkan dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa, maka hasil belajar juga mengalami peningkatan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dengan perolehan data pada siklus I sebesar 58,45%, meningkat pada siklus kedua sebesar 71,12% dan sebesar 80,87% pada siklus III.

B. Saran

1) Kepada guru SMP Negeri 1 Penengahan Kabupaten Lampung Selatan hendaknya menggunakan berbagai model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran dan salah satunya adalah dengan model pembelajaranrole playing.


(52)

2) Pihak sekolah hendaknya memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar.

3) Kepada siswa hendaknya bisa mengikuti proses pembeajaran dengan sebaik-baiknya dengan memperhatikan petunjuk dan arahan yang diberikan oleh guru sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan diharapkan.


(53)

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VII SMP NEGERI 1 PENENGAHAN KABUPATEN

LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(Skripsi)

Oleh

ENDRAS ARIYANTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2013


(54)

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VII SMP NEGERI 1 PENENGAHAN KABUPATEN

LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

ENDRAS ARIYANTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi PPKn

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2013


(55)

1. Model Penelitian Tindakan ... . 42 2. Grafik 1 aktivitas belajar siswa kelas VII SMPN 1 Penengahan dengan

menerapkan model pembelajaran Role Playing siklus I ... 56 3. Grafik 2 aktivitas belajar siswa kelas VII SMPN 1 Penengahan dengan

menerapkan model pembelajaran Role Playing siklus II ... 65 4. Grafik 3 aktivitas belajar siswa kelas VII SMPN 1 Penengahan dengan


(56)

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

MOTTO ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 7

1. Tujuan Penelitian ... 7

2. Kegunaan Penelitian ... 8

a. Kegunaan Teoritis ... 8

b. Kegunaan Praktis ... 8

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

1. Ruang Lingkup Ilmu ... 9

2. Ruang Lingkup Objek Penelitian ... 9

3. Ruang Lingkup Subjek Penelitian ... 9

4. Ruang Lingkup Wilayah ... 9

5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian ... 10

II. TINJUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritis ... 11

1. Hakekat Belajar ... 11

2. Teori Belajar ... 15

3. Aktivitas Belajar ... 18


(57)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian ... 39

B. Faktor Yang Diteliti ... 40

C. Oprasional Penelitian ... 41

D. Prosedur Penelitian ... 43

E.Teknik Pengumpulan Data ... 46

F. Data Penelitian ... 47

G. Teknik Analisis Data... 48

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 50

1. Siklus I ... 51

1.1 Perencanaan Siklus I ... 51

1.2 Pelaksanaan Siklus I ... 52

1.3 Observasi Siklus I ... 53

1.4 Refleksi Siklus I ... 57

1.5 Rekomendasi Siklus I ... 59

2. Siklus II ... 60

2.1 Perencanaan Siklus II ... 60

2.2 Pelaksanaan Siklus II ... 61

2.3 Observasi Siklus II ... 62

2.4 Refleksi Siklus II ... 65

2.5 Rekomendasi Siklus II ... 68

3. Siklus III ... 69

3.1 Perencanaan Siklus III ... 69

3.2 Pelaksanaan Siklus III ... 70

3.3 Observasi Siklus III ... 71

3.4 Refleksi Siklus III ... 74

3.5 Rekomendasi Siklus III ... 77

B. Pembahasan ... 78

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN


(58)

Halaman I. Hasil belajar Ulangan Mid semester ganjil tahun pelajaran

2012/2013 kelas VII i ... 5

2. Kisi-kisi aktivitas guru ... 47

3. Pelaksanaan Model pembelajaranRole Playingsiklus I ... 58

4. Pelaksanaan Model pembelajaranRole Playingsiklus II... 67

5. Pelaksanaan Model pembelajaranRole Playingsiklus III... 77

6. Hasil belajar siswa kelas VII SMPN 1 Penengahan dengan Menerapkan model pembelajaranRole playingT.P 2012-2013 ... 79


(59)

Tahun Pelajaran 2012-2013

Nama : Endras Ariyanti

NPM : 1013074003

Jurusan : Ilmu Pendidikan Sosial Program Studi : PPKn

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyetujui 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Irawan Suntoro, M.S. Yunisca Nurmaslisa, S.Pd., M.Pd. NIP 19560323 198403 1 003 NIP 19870602 200812 2 001

2. Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan IPS Ketua Program Studi PPKn

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Holilulloh, M.Si.


(60)

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Irawan Suntoro, M.S. ………

Sekretaris : Yunisca Nurmalisa, S.Pd., M.Pd. ………

Penguji : Drs. Holiululloh, M.Si. ………

Bukan Pembimbing

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(61)

Pekerjaan besar tidak dihasilkan dari kekuatan,

melainkan oleh ketekunan

(Endras Ariyanti)

Untuk meraih sebuah kesuksesan, karakter

seseorang adalah lebih penting

dari pada intelegensi

(Endras Ariyanti)


(62)

Skripsi ini kupersembahkan untuk

Keluarga tercinta yang telah mendukung dan memberikan semangat

untuk selalu maju dan tidak putus asa

Bapak/ Ibu dosen program studi Pendidikan Kewarganegaraan yang telah

memberikan bantuan untuk terselesainya skripsi ini

Bapak Kepala Sekolah dan Dewan guru SMPN I Penengahan yang telah

memberi kesempatan dan dukungan moril

Almamater tercinta

Unversitas Lampung


(63)

Endras Ariyanti dilahirkan di Sidoharjo Kabupaten Lampung Selatan pada tanggal 20 November 1966 putri keempat dari pasangan Bapak Samsuanto dan Ibu Warsinem.

Pendidikan sekolah Dasar Negeri 1 Sidoharjo selesai tahun 1980, melanjutkan pada sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Pringsewu selesai tahun 1983, Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Pringsewu selesai tahun 1986, dan studi dilanjutkan pada PGSMTP N Tanjung Karang jurusan seni musik selesai tahun 1989.

Selanjutnya pada bulan Maret 1992 diangkat sebagai guru kesenian di SMPN 4 Blambangan Umpu dan pada tahun 1994 bulan Agustus pindah tugas di SMPN 3 Penengahan, dan dipindah tugaskan kembali di SMPN 1 Penengahan sampai dengan sekarang.

Selanjutnya pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan sebagai mahasiswa penyetaraan S 1 Dalam Jabatan pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Lampung.


(64)

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi tindakan kelas yang berjudul “Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Model Role Playing Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas VII. i SMP Negeri 1 Penengahan Tahun Pelajaran 2012-2013”. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan sebagai Sarjana Pendidikan Universitas Lampung.

Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan yang datang baik dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, diantaranya bapak Dr. Irawan Suntoro, M.S., sebagai pembimbing I dan Ibu Yunisca Nurmalisa, S.Pd., M.Pd., sebagai pembimbing II terimakasih atas bimbingan dan arahanya sehingga penyusunan skripsi ini dapat selesai tepat waktu. Dan tidak lupa pula Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(65)

4. Drs. Hi. Iskandarsyah, M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Drs. Holilulloh, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai pembahas I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Bapak Muhammad Mona Adha, S.Pd., M.Pd. selaku pembahas II yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.

8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

9. Bapak dan Ibu staf tata usaha dan karyawan Universitas Lampung.

10. Kepala SMP Negeri 1 Penengahan Kabupaten Lampung Selatan yang telah memberikan izin penelitian dan atas segala bantuan yang diberikan kepada Penulis.

11. Bapak dan Ibu guru dan serta staf tata usaha SMP Negeri 1 Penengahan Kabupaten Lampung Selatan

12. Teristimewa untuk Suami dan buah hati, terimakasih atas keiklasan cinta dan kasih sayang, doa, motivasi, dan dukungan moral yang telah diberikan.


(66)

semoga dengan selesainya kuliah kita bukan akhir dari kebersamaan kita. Terus semangat menuju kesuksesan!

14. Saudara-saudaraku sekeluarga besar yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis.

15. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai.

Semoga amal baik yang telah Bapak/Ibu/Saudara/I serta teman-teman berikan akan selalu mendapatkan pahala dan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik dari penyampaian maupun kelengkapannya. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan sebagai tolak ukur penulis dimasa yang akan datang. Penulis juga berharap semoga karya sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Maret 2013 Penulis,


(67)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, adalah :

Nama : Endras Ariyanti

NPM : 1013074003

Program Studi : PPKn

Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS/FKIP Unila

Alamat : Dusun Jatirejo RT 01 RW 06 Desa Pasuruan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Maret 2013

Endras Ariyanti NPM 1013074003


(1)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk

Keluarga tercinta yang telah mendukung dan memberikan semangat

untuk selalu maju dan tidak putus asa

Bapak/ Ibu dosen program studi Pendidikan Kewarganegaraan yang telah

memberikan bantuan untuk terselesainya skripsi ini

Bapak Kepala Sekolah dan Dewan guru SMPN I Penengahan yang telah

memberi kesempatan dan dukungan moril

Almamater tercinta

Unversitas Lampung


(2)

RIWAYAT HIDUP

Endras Ariyanti dilahirkan di Sidoharjo Kabupaten Lampung Selatan pada tanggal 20 November 1966 putri keempat dari pasangan Bapak Samsuanto dan Ibu Warsinem.

Pendidikan sekolah Dasar Negeri 1 Sidoharjo selesai tahun 1980, melanjutkan pada sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Pringsewu selesai tahun 1983, Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Pringsewu selesai tahun 1986, dan studi dilanjutkan pada PGSMTP N Tanjung Karang jurusan seni musik selesai tahun 1989.

Selanjutnya pada bulan Maret 1992 diangkat sebagai guru kesenian di SMPN 4 Blambangan Umpu dan pada tahun 1994 bulan Agustus pindah tugas di SMPN 3 Penengahan, dan dipindah tugaskan kembali di SMPN 1 Penengahan sampai dengan sekarang.

Selanjutnya pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan sebagai mahasiswa penyetaraan S 1 Dalam Jabatan pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Lampung.


(3)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi tindakan kelas yang berjudul

Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Model Role Playing Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas VII. i SMP Negeri 1 Penengahan Tahun Pelajaran 2012-2013. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan sebagai Sarjana Pendidikan Universitas Lampung.

Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan yang datang baik dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, diantaranya bapak Dr. Irawan Suntoro, M.S., sebagai pembimbing I dan Ibu Yunisca Nurmalisa, S.Pd., M.Pd., sebagai pembimbing II terimakasih atas bimbingan dan arahanya sehingga penyusunan skripsi ini dapat selesai tepat waktu. Dan tidak lupa pula Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(4)

3. Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Drs. Hi. Iskandarsyah, M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Drs. Holilulloh, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai pembahas I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Bapak Muhammad Mona Adha, S.Pd., M.Pd. selaku pembahas II yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.

8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

9. Bapak dan Ibu staf tata usaha dan karyawan Universitas Lampung.

10. Kepala SMP Negeri 1 Penengahan Kabupaten Lampung Selatan yang telah memberikan izin penelitian dan atas segala bantuan yang diberikan kepada Penulis.

11. Bapak dan Ibu guru dan serta staf tata usaha SMP Negeri 1 Penengahan Kabupaten Lampung Selatan

12. Teristimewa untuk Suami dan buah hati, terimakasih atas keiklasan cinta dan kasih sayang, doa, motivasi, dan dukungan moral yang telah diberikan.


(5)

13. Teman-teman seperjuangan S 1 guru dalam jabatan semuanya tanpa terkecuali untuk kekompakan dalam suka maupun duka selama ini, semoga dengan selesainya kuliah kita bukan akhir dari kebersamaan kita. Terus semangat menuju kesuksesan!

14. Saudara-saudaraku sekeluarga besar yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis.

15. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai.

Semoga amal baik yang telah Bapak/Ibu/Saudara/I serta teman-teman berikan akan selalu mendapatkan pahala dan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik dari penyampaian maupun kelengkapannya. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan sebagai tolak ukur penulis dimasa yang akan datang. Penulis juga berharap semoga karya sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Maret 2013


(6)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, adalah :

Nama : Endras Ariyanti

NPM : 1013074003

Program Studi : PPKn

Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS/FKIP Unila

Alamat : Dusun Jatirejo RT 01 RW 06 Desa Pasuruan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Maret 2013

Endras Ariyanti NPM 1013074003


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NHT PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII 1 SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 26 71

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NHT PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII 1 SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 70

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS IV SD NEGERI 2 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 16 46

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII.7 SEMESTER GENAP SMP NEGERI 4 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 55

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VII SMP NEGERI 1 PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 67

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS VII SMP ISLAM KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 8 70

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VII SMP TAMAN SISWA GEDONG TATAAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 55

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS VIII.D SMP NEGERI 1 KEDONDONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

2 14 84

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS VIII.D SMP NEGERI 1 KEDONDONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 32 82

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI KELAS IX.3 SMP NEGERI 1 WAY BUNGUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 3 60