KINERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KOTA PEMATANG SIANTAR DALAM MENERBITKAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN.

(1)

KINERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

KOTA PEMATANG SIANTAR DALAM MENERBITKAN

IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : Rafani Damanik NIM. 3123111065

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

Rafani Damanik. 3123111065. “Kinerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

(BPPT) Kota Pematangsiantar Dalam Menerbitkan Izin Mendirikan

Bangunan”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja BPPT dalam memberikan pelayanan penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kota Pematangsiantar dan untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi BPPT Kota Pematangsiantar dalam memberikan pelayanan perijinan IMB di Kota Pematangsiantar.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum dan metode penelitian ini adalah metode penelitian deskriftif kualitatif, sehingga dapat menggambarkan kinerja BPPT Kota Pematangsiantar dalam menerbitkan IMB.Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber melalui wawancara, dokumentasi dan observasi.Metode penarikan sampel yang digunakan bersifat purposive sampling yaitu dengan memilih informan yang dianggap mengetahui dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja pegawai BPPT dalam melayani masyarakat yang mengurus IMB sudah baik.Hal ini dilihat dari capaian target retribusi IMB per tahun yang diperoleh dalam 2 tahun terakhir yaitu 2014 dan 2015.Capaian retribusi tahun 2015 mengalami peningkatan dibanding tahun 2014. Terjadinya peningkatan tersebut karena terdapat pengurusan ijin bangunan-bangunan yang tergolong besar yang berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan tersebut dan menjadi dan yang diberikan pegawai BPPT juga sudah cukup baik. Hal ini dilihat dari mudahnya masyarakat mendapatkan informasi dan pelayanan yang mendapat respon baik dari masyarakat.Tingkat akuntabilitas BPPT juga cukup baik. Dapat dilihat dari prosedur pelayanan BPPT yang transparan dan proses pertanggungjawaban yang rutin dilakukan kepada Walikota maupun masyarakat yang sudah sesuai dengan berlaku. Hambatan-hambatan yang terdapat di BPPT juga dapat diselesaikan


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa kerena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan sangat baik.

Skripsi ini berjudul,“Kinerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Pematangsiantar Dalam Menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)”.

Penulisan skripsi ini dimaksud untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan Jurusan Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, Unimed. Dalam skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan dorongan dari beberapa pihak. Untuk itu dengan segenap ketulusan hati, penulis banyak mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

3. Ibu Dr. Reh Bungana Beru P.A.M.Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Pancasilan dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Medan.

4. Ibu Dra Yusna Melianti, MH, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan memberikan bimbingan serta masukan dari awal sampai selesai skripsi ini.

5. Ibu Sri Hadiningrum, SH, M.Hum, selaku Dosen penguji yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan memberikan bimbingan serta masukan mulai dari awal sampai selesainya skripsi ini.


(6)

6. Ibu Dr. Reh Bungana Beru P.A. SH, M.Hum, selaku dosen penguji saya yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini bisa diselesaikan.

7. Ibu Juliana Ivanna, S.Sos.M.Si., M.AP selaku dosen penguji saya yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, serta staf pegawai di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

9. Bapak Jon di jurusan PPKn yang telah banyak membantu penulis dalam

administrasi yang dibutuhkan mahasiswa/i dalam menyelesikan skripsi ini.

10. Teristimewa buat orang tua saya Ayahanda Samudin Damanik dan Ibunda

Rosyida atas pengorbananya selama ini kepada penulis, baik dari segi moril, material, dan untaian doa dan kasih sayangnya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan selama perkuliahan dan terutama selama penyeselaian skripsi ini.

11. Terkasih buat Bapak Sukiran dan Ibu Siti Rosmanna yang selalu mendukung saya serta terimakasih buat orang spesial, yaitu pacarku Juli Andriano yang selalu mendampingi saya dari awal kuliah hingga sekarang, selalu memberikan dukungan, semangat, kasih-sayang, untaian doa bagi penulis dalam menyelesikan skripsi ini. Semoga Allah SWT menjodohkan kita.


(7)

12. Terimakasih juga buat kakak ku tersayang, Novita Sari Damanik dan adik-adik ku tersayang, Muhammad Tri Wahyudi Damanik dan Muhammad Harisyuwanda Damanik yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis selama perkuliahan dan memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Terimakasih juga buat sahabatku Juliani S.Pd, Tya Monika S.Pd, Nita Tursiah S.Pd, Sri Lestari S.Pd, Tri Ulana S.Pd, Ruhmiati S.Pd, Dewi Pertiwi S.Pd dan Rosmawati yang telah memberikan dukungan serta semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Terimakasih juga buat teman seperjuanganku Jurusan Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan khususnya kelas Reguler B Stambuk 2012 yang telah memberikan dukungan dan kebersamaannya selama perkuliahan.

15. Terimakasih juga buat teman seperjuangan PPLT MAN Kisaran tahun 2015 yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga Skripsi ini berguna bagi pembaca dan penelitian selanjutnya. Terimakasih

Medan, Juni 2016

Rafani Damanik Nim. 3122111065


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK...i

KATAPENGHANTAR...ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR LAMPIRAN...ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah...6

C. Pembatasan Masalah ...7

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Kerangka Teoretis ... 10

1. Kinerja Organisasi Publik ... 10

a. Pengertian Kinerja ... 10

b. Indikator Kinerja ... 14

c. Pengertian Akuntabilitas ... 16

d. Prinsip-prinsip Akuntabilitas ... 17

2. Badan Pelayanan Perzinan Terpadu (BPPT) Kota Pematangsiantar ... 19

a. Pengertian Birokrasi ... 19

b. Pengertian Pelayanan Publik ... 21

c. Tugas pokok BPPT Kota Pematangsiantar ... 22

3. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) ... 24


(9)

b. Persyaratan Umum Prosedur Pengurusan IMB ... 24

c. Persyaratan Bangunan dan Lingkungan ... 25

d. Tujuan IMB Menurut Pemerintah ... 27

e. Dasar Hukum Izin Mendirikan Bangunan (IMB) ... 27

B. Kerangka Berfikir ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Jenis Data ... 33

1. Data primer ... 33

2. Data sekunder... 33

C. Lokasi Penelitian ... 33

D. Teknik Pengumpulan Data ... 34

E. Metode Penarikan Sampel... 35

F. Teknis Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 36

1. Sejarah Pembentukan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Pematangsiantar ... 36

2. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi, Visi dan Misi ... 37

3. Susunan Organisasi BPPT Kota Pematangsiantar ... 39

4. Kepegawaian BPPT Kota Pematangsiantar ... 49

5. Jenis Pelayanan BPPT Kota Pematangsiantar ... 50

B. Pembahasan ... 56

1. Produktivitas BPPT Kota Pematangsiantar ... 56

2. Kualitas Layanan BPPT Kota Pematangsiantar ... 62

3. Akuntabilitas BPPT Kota Pematangsiantar ... 66

C. Prosedur Pengawasan Penerbitan IMB di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Pematangsiantar ... 76


(10)

D. Hambatan-hambatan yang dihadapi BPPT Kota Pematangsiantar dalam

Pelayanan Menerbitkan IMB...76

BAB V PENUTUP ... 78

A. KESIMPULAN ... 78

B. SARAN ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

1. Jadwal Pelayanan BTTP Kota Pematangsiantar ...53

2. Inventaris Ruang Kepala ...53

3. Tabel Inventaris Ruang Staf ...54

4. Inventasis Ruang Rapat ...55

5. Rekapitulasi Setoran Retribusi IMB melalui BPPT Pematangsiantar...57

6. Jumlah Pemohon IMB dan SK IMB yang diterbitkan BPPT Kota Pematangsiantar Bulan Januari-April 2016...59


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Wawancara

2. Nota Tugas

3. Surat Izin Penelitian dari Jurusan 4. Surat Izin Penelitian dari Fakultas

5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Tempat Penelitian

6. Surat Keterangan dari Laboratorium PPKn

7. Surat Keterangan Penyerahan Buku dan Tidak Ada Masalah Dengan

Perpustakaan Fakultas

8. Surat Keterangan Bebas Perpustakaan UNIMED

9. Kartu Mengikuti Seminar Proposal

10. Kartu Bimbingan Skripsi

11. Pernyataan Keaslian Tulisan


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ruang lingkup pelayanan publik meliputi berbagai aspek kehidupan masyarakat yang sangat luas dan kompleks. Kinerja organisasi yang baik sangat berpengaruh terhadap pelayanan publik yang mengutamakan kepuasan pelanggan (masyarakat). Namun, selama ini birokrasi di Indonesia belum mampu menunjukkan kondisi yang sesuai dengan harapan masyarakat. Kondisi tersebut merupakan salah satu ketidakberhasilan kinerja birokrasi dalam upaya menuju Good Governance. Good Governance merupakan suatu cara mengatur pemerintahan yang baik dengan memberikan pelayanan publik secara efisien kepada masyarakat.

Organisasi publik merupakan penyelenggara pemerintahan dan pelayan bagi warganegara. Peran organisasi publik sangat sentral dalam sistem pemerintahan yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Terciptanya suatu kinerja yang tinggi dalam organisasi publik perlu diupayakan agar penyelenggaraan pemerintahan dapat berjalan secara efektif, efisien dan responsif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

Upaya pemerintah dalam meningkatkan citra pelayanan dimulai dengan diberlakukannya UU No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua atas UU No. 2 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah


(14)

2

Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, selanjutnya PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, dan pada akhirnya melalui menteri Dalam Negeri dengan Permendagri No. 24 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu serta Permendagri No. 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah.

Meskipun setiap instansi pemerintah telah mengadakan perbaikan dan peningkatan setiap tahunnya, namun masih dirasa kurang. Peningkatan kinerja menjadi salah satu faktor utama untuk memperbaiki kondisi birokrasi di Indonesia agar dapat memperikan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat yang menjadi pelanggannya. Adanya evaluasi kerja dalam suatu organisasi menujukkan bahwa organisasi tersebut mulai berusaha untuk mengupayakan peningkatan kinerja yang optimal. Oleh karena itu, penilaian terhadap kinerja suatu organisasi sangat penting dilakukan karena dapat dipakai sebagai tolak ukur tingkat keberhasilan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu dan dapat dijadikan sebagai perbaikan atau peningkatan kinerja organisasi selanjutnya.

Pemerintah melalui kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 24 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang intinya meminta pemerintah daerah melakukan kegiatan seperti:

a. Penyederhanaan sistem dan prosedur perizinan usaha

b. Pembentukan Lembaga Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu di

daerah

c. Pemangkasan waktu dan biaya perizinan


(15)

3

e. Perbaikan sistem informasi

f. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi proses penyelenggaraan perizinan Berdasarkan Peraturan Walikota Pematangsiantar No. 1 Tahun 2009 Tentang Urusan Pemerintah Kota Pematangsiantar, Peraturan Walikota No. 2 Tahun 2009 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kota Pematangsiantar dan Peraturan Walikota No. 4 Tahun 2009 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Pematangsiantar maka dibentuklah Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Pematangsiantar dengan menimbang:

a. Bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

khususnya dibidang perizinan, maka perlu adanya sistem pemberian izin yang cepat, efisien dan terpadu.

b. Bahwa untuk mempercepat/memperlancar dan memberikan pelayanan

terbaik kepada masyarakat dalam proses penerbitan perizinan di Kota Pematangsiantar, maka dipandang perlu menunjuk Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Pematangsiantar untuk dan atas nama Walikota Pematangsiantar.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b diatas perlu ditetapkan Keputusan Walikota tentang penunjukan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Pematangsiantar untuk menandatangani naskah/sertifikat bidang perizinan dan non perizinan di Kota Pematangsiantar.


(16)

4

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Pematangsiantar merupakan suatu badan yang memiliki wewenang dalam bidang perizinan yaitu Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang terbentuk pada Maret 2009. IMB merupakan izin pengaturan fisik terhadap bangunan yang sebelumnya berada dibawah naungan Dinas Pekerjaan Umum Pematangsiantar. Namun untuk mewujudkan pelayanan publik yang maksimal, maka dibentuk Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu.

Pembentukan BPTSP pada dasarnya ditunjukan untuk menyederhanakan birokrasi penyelenggaraan perizinan dalam bentuk pemangkasan tahapan dan prosedur dalam instansi yang bersangkutan, pemangkasan biaya, pengurangan jumlah persyaratan, pengurangan jumlah paraf dan tanda tangan yang bersangkutan, dan pengurangan waktu proses perizinan. Dengan adanya BPTSP, maka telah terjadi perubahan paradigma dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang tujuannya meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih baik, lebih murah

dan lebih cepat. Pelayanan publik yang dilakukan oleh Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu Kota Pematangsiantar sangat beragam. Terdapat berbagai jenis pelayanan bidang perizinan antara lain:

1. Izin Usaha Angkutan

2. Izin Trayek

3. Izin Gangguan (HO)

4. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

5. Izin Usaha Industri (IUI) 6. Tanda Daftar Industri (TDI)


(17)

5

7. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

8. Tanda Daftar Perusahaan

9. Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol (ITPMB)

10.Tanda Daftar Gudang (TDG)

11. Izin Pemakaian Gudang dan Lapangan Terbuka

12.Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP)

13.Izin Kelayakan Media Reklame (IKMR)

14.Izin Penyelenggaraan Reklame (IPR) 15.Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) 16.Kartu Izin Berjualan (KIB)

17.Izin Usaha Pusat Perbelanjaan (IUPP)

18.Izin Usaha Toko Modern (IUTM)

19.Izin Usaha Pemakaian Air Tanah

20.Izin Pengusahaan Air Tanah 21.Izin Depot Air Minum

22.Izin Mendirikan Rumah Sakit

23.Izin Operasional Sementara Rumah Sakit 24.Izin Operasional Rumah Sakit Kelas C dan D 25.Izin Klinik

Dari sekian banyak jenis pelayanan bidang perizinan yang ada di Kantor Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Pematangsiantar diatas, penulis tertarik untuk meneliti proses penyelenggaraan pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Hal ini karena IMB sangat penting dalam pengembangan


(18)

6

pembagunan terutama dalam penataan bangunan dan lingkungan agar sejalan dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK), tetapi dalam kenyataannya masih banyak juga bangunan di Kota Pematangsiantar yang belum memiliki IMB. Hal ini disebabkan adanya anggapan selama ini dalam masyarakat bahwa untuk mengurus Izin Mendirikan Bangunan (IMB) diperlukan banyak sekali persyaratan yang harus dipenuhi oleh para pemohon serta proses pengurusannya yang memerlukan waktu lama karena harus melalui beberapa prosedur dan tata cara kepengurusan yang panjang.

Kendala lain yang sering muncul dalam proses pelayanan kepada masyarakat yaitu pegawai yang kurang disiplin terhadap waktu kerja. Banyaknya pegawai yang datang tidak tepat waktu tentunya menghambat proses pengurusan yang membuat pemohon menunggu. Hal ini tentunya tidak efesien dalam pemberiaan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka perlu

ditelitimengenai ”Kinerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Pematangsiantar Dalam Menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).’’

B. Identifikasi Masalah

Adapun yang menjadi identifikasi masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah:

1. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang prosedur pengurusan IMB di

BPPT Kota Pematangsiantar.


(19)

7

3. Belum tercapainya target pendapatan retribusi IMB Kota Pematangsiantar tahun 2015.

4. Kurangnya Kinerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota

Pematangsiantar dalam memberikan pelayanan menerbitkan IMB.

5. Banyak hambatan yang di hadapi BPPT Kota Pematangsiantar dalam

menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

C. Pembatasan Masalah

1. Kurangnya Kinerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota

Pematangsiantar dalam memberikan pelayanan menerbitkan IMB

2. Banyaknya hambatan yang dihadapi BPPT Kota Pematangsiantar dalam

menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang permasalahan yang telah dijabarkan, maka dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Kinerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota

Pematangsiantar dalam memberikan pelayanan penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)?

2. Hambatan apa saja yang dihadapi oleh Badan Pelayanan Perizinan


(20)

8

E. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui sebelumnya. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana Kinerja Kantor Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu (BPPT) dalam memberikan pelayanan penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kota Pematangsiantar.

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi oleh

Kantor Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota

Pematangsiantar dalam memberikan pelayanan penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis dan Pengetahuan dalam Bidang Hukum Khususnya

dalam Bidang Perijinan

a. Dapat menambah wawasan bagi penulis mengenai teori tentang kinerja

sebuah pemerintahan daerah terkait masalah pelayanan perijinan. b. Sebagai referensi bagi peneliti lain dalam mengadakan suatu penelitian


(21)

9

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota

Pematangsiantar:

Sebagai suatu bahan rekomendasi dan pertimbangan dalam membuat suatu kebijakan berikutnya untuk meningkatkan kinerja khususnya yang berkaitan dengan pelayanan perijinan, umumnya pelayanan yang dilakukan pemerintah daerah.

b. Bagi Masyarakat:

Bagi masyarakat digunakan sebagai untuk menambah wawasan dalam mengurus IMB.


(22)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan didalam BAB IV tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. BPPT Kota Pematangsiantar cukup produktif bisa dilihat dari pencapaian pemasukan dari retribusi IMB 2 tahun terakhir yaitu 2014 dan 2015 yang mengalami peningkatan 12%. Hal ini karena pada tahun 2015 terdapat pengurusan ijin bangunan yang tergolong besar yaitu Siantar Park, Hotel Horison, dan Marihat Permai yang mempengaruhi peningkatan pendapatan dibanding tahun 2014.

2. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat juga baik terlihat dari respon dan proses penyelesaian ijin yang dipermudah dan sesuai prosedur yang berlaku. Dibanding dengan sebelumnya yang terkesan dipersulit dan bertele-tele.

3. Proses pertanggungjawaban yang dilakukan Kepala BPPT kepada pihat

terkait juga transparan. Materi laporan yang dibuat lengkap tentang pemohon. Seluruh kegiatan BPPT dapat dipertanggungjawabkan melalui laporan yang transparan dan teratur untuk dilaporkan kepada Walikota dan ditunjuk untuk mendapat laporan BPPT.

4. Hambatan yang ditemui yaitu Kepala BPPT yang jarang dikantor


(23)

79

ada dikantor, maka berkas tertahan dan menunggu adanya persetujuan kepala dikemudian harinya.

5. Sarana dan prasarana lemari sorong juga kurang memadai. Berkas kurang tersusun dengan rapi. Jika ada pemohon yang mengajukan pengurusan ijin dan berkasnya blm lengkap, maka berkas awal akan diletak ditumpukan berkas lama. Hal ini akan menyulitkan proses pemeriksaan berkas dikemudian hari. Jika lemari memadai, maka berkas yang menunggu kelengkapan akan disusun berdasarkan waktu pengajuannya, maka hal ini akan mempermudahkan petugas untuk mencari jika dibutukan dan berkas lama juga akan tersusun dengan rapi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada hal yang perlu disampaikan berhubungan dengan kinerja BPPT dalam memberikan pelayanan menerbitkan IMB di Kota Pematangsiantar, yaitu antara lain :

Menambah jumlah lemari sorong untuk menyimpan berkas-berkas pemohon. Hal ini sangat penting dilakukan karena berkas pemohon yang teratur akan memudahkan pegawai untuk mencari berkas itu kembali jika dfibutuhkan. Dan jika terdapat maslah yang membutuhkan pengecekan data ulang pemohon, maka dengan cepat berkas tersebut didapat.


(24)

80

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Abdoel, Kebam. 2004. Birokrasi Pelayanan Publik. Jakarta: Rajawali Pers.

Adisasmita, Rahardjo. 2011. Manajemen Pemerintah Daerah. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Agussalim. Widodo. 2005. Pelayanan Pemerintahan Daerah. Bogor: Ghalia Indonesia.

Anggara, Sahya. 2013. Sistem Politik Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.

Amiruddin dan Asikin, Zainal. 2004. Penghantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT RajaGrapindo Persada.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Awan, Muhammad. 2013. Seluk Beluk Mengurus IMB dan HO. Jakarta: Bumi Aksara.

Bungin. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Dwiyanto. 2006. Memahami Kinerja Organisasi Publik di Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.

Kartiwa. 2004. Birokrasi Pemerintah Daerah. Medan: Pustaka Bangsa. Rahman. 2007. Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Setiawan, Deny. 2014. Metodologi Penelitian. Medan: Unimed.

Sinambela, Poltak. 2008. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi Aksara.

Sunggono, Bambang. 2007. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.


(25)

81

Wicaksono, Widya. 2006. Administrasi dan Birokrasi Pemerintah. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sumber Jurnal

Ansari, Deni, Purba. 2013 . Efektivitas Pelayanan Pemberian IMB. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Saban, Azhar. 2015. Implementasi Kebijakan IMB di Kota Baubau Dalam Perspektif Good Governance Tahun 2012. Voleme 1 No.1, April 2014.

http://denihasri.blogspot.co.id/2013/05/efektivitas-pelayanan-pemberian-izin.html [ 17 Februari 2016 ]

Website Resmi BPPT Kota Pematangsiantar.

http://bppt.pematangsiantarkota.go.id/index.php. [ 7 Januari 2016 ]

Sumber Perundangan

UU Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota.

Peraturan Walikota No. 1 Tahun 2009 Tentang Urusan Pemerintah Kota Pematangsiantar.

Peraturan Walikota No. 4 Tahun 2009 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Ternis Daerah Kota Pematangsiantar.


(1)

E. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui sebelumnya. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana Kinerja Kantor Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) dalam memberikan pelayanan penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kota Pematangsiantar.

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi oleh Kantor Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Pematangsiantar dalam memberikan pelayanan penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis dan Pengetahuan dalam Bidang Hukum Khususnya dalam Bidang Perijinan

a. Dapat menambah wawasan bagi penulis mengenai teori tentang kinerja sebuah pemerintahan daerah terkait masalah pelayanan perijinan. b. Sebagai referensi bagi peneliti lain dalam mengadakan suatu penelitian


(2)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Pematangsiantar:

Sebagai suatu bahan rekomendasi dan pertimbangan dalam membuat suatu kebijakan berikutnya untuk meningkatkan kinerja khususnya yang berkaitan dengan pelayanan perijinan, umumnya pelayanan yang dilakukan pemerintah daerah.

b. Bagi Masyarakat:

Bagi masyarakat digunakan sebagai untuk menambah wawasan dalam mengurus IMB.


(3)

78 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan didalam BAB IV tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. BPPT Kota Pematangsiantar cukup produktif bisa dilihat dari pencapaian pemasukan dari retribusi IMB 2 tahun terakhir yaitu 2014 dan 2015 yang mengalami peningkatan 12%. Hal ini karena pada tahun 2015 terdapat pengurusan ijin bangunan yang tergolong besar yaitu Siantar Park, Hotel Horison, dan Marihat Permai yang mempengaruhi peningkatan pendapatan dibanding tahun 2014.

2. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat juga baik terlihat dari respon dan proses penyelesaian ijin yang dipermudah dan sesuai prosedur yang berlaku. Dibanding dengan sebelumnya yang terkesan dipersulit dan bertele-tele.

3. Proses pertanggungjawaban yang dilakukan Kepala BPPT kepada pihat terkait juga transparan. Materi laporan yang dibuat lengkap tentang pemohon. Seluruh kegiatan BPPT dapat dipertanggungjawabkan melalui laporan yang transparan dan teratur untuk dilaporkan kepada Walikota dan ditunjuk untuk mendapat laporan BPPT.

4. Hambatan yang ditemui yaitu Kepala BPPT yang jarang dikantor menghambat penerbitan ijin. Ijin bisa terbit berdasarkan persetujuan Kepala.


(4)

ada dikantor, maka berkas tertahan dan menunggu adanya persetujuan kepala dikemudian harinya.

5. Sarana dan prasarana lemari sorong juga kurang memadai. Berkas kurang tersusun dengan rapi. Jika ada pemohon yang mengajukan pengurusan ijin dan berkasnya blm lengkap, maka berkas awal akan diletak ditumpukan berkas lama. Hal ini akan menyulitkan proses pemeriksaan berkas dikemudian hari. Jika lemari memadai, maka berkas yang menunggu kelengkapan akan disusun berdasarkan waktu pengajuannya, maka hal ini akan mempermudahkan petugas untuk mencari jika dibutukan dan berkas lama juga akan tersusun dengan rapi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada hal yang perlu disampaikan berhubungan dengan kinerja BPPT dalam memberikan pelayanan menerbitkan IMB di Kota Pematangsiantar, yaitu antara lain :

Menambah jumlah lemari sorong untuk menyimpan berkas-berkas pemohon. Hal ini sangat penting dilakukan karena berkas pemohon yang teratur akan memudahkan pegawai untuk mencari berkas itu kembali jika dfibutuhkan. Dan jika terdapat maslah yang membutuhkan pengecekan data ulang pemohon, maka dengan cepat berkas tersebut didapat.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Abdoel, Kebam. 2004. Birokrasi Pelayanan Publik. Jakarta: Rajawali Pers.

Adisasmita, Rahardjo. 2011. Manajemen Pemerintah Daerah. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Agussalim. Widodo. 2005. Pelayanan Pemerintahan Daerah. Bogor: Ghalia Indonesia.

Anggara, Sahya. 2013. Sistem Politik Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.

Amiruddin dan Asikin, Zainal. 2004. Penghantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT RajaGrapindo Persada.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Awan, Muhammad. 2013. Seluk Beluk Mengurus IMB dan HO. Jakarta: Bumi Aksara.

Bungin. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Dwiyanto. 2006. Memahami Kinerja Organisasi Publik di Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.

Kartiwa. 2004. Birokrasi Pemerintah Daerah. Medan: Pustaka Bangsa. Rahman. 2007. Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Setiawan, Deny. 2014. Metodologi Penelitian. Medan: Unimed.

Sinambela, Poltak. 2008. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi Aksara.

Sunggono, Bambang. 2007. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.


(6)

Wicaksono, Widya. 2006. Administrasi dan Birokrasi Pemerintah. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sumber Jurnal

Ansari, Deni, Purba. 2013 . Efektivitas Pelayanan Pemberian IMB. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Saban, Azhar. 2015. Implementasi Kebijakan IMB di Kota Baubau Dalam Perspektif Good Governance Tahun 2012. Voleme 1 No.1, April 2014.

http://denihasri.blogspot.co.id/2013/05/efektivitas-pelayanan-pemberian-izin.html [ 17 Februari 2016 ]

Website Resmi BPPT Kota Pematangsiantar.

http://bppt.pematangsiantarkota.go.id/index.php. [ 7 Januari 2016 ]

Sumber Perundangan

UU Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota.

Peraturan Walikota No. 1 Tahun 2009 Tentang Urusan Pemerintah Kota Pematangsiantar.

Peraturan Walikota No. 4 Tahun 2009 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Ternis Daerah Kota Pematangsiantar.