PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 20 MEDAN T.P. 2015/2016.

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU
DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA
NEGERI 20 MEDAN T.P. 2015/2016

Oleh :
Adelyna Oktavia Nst
NIM. 4123321001
Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i


ii

RIWAYAT HIDUP
Penulis yang bernama lengkap Adelyna Oktavia Nst dilahirkan di Medan
pada tanggal 28 Oktober 1994. Ayah bernama Amaluddin Nasution, SH dan Ibu
bernama Elly Derlina Harahap,SH. Penulis merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara.Saudara kedua bernama Amelya Pratiwi Nst, Saudara ketiga bernama
Tri Annisa Aini Nst. Pada tahun 2000 penulis masuk SD Swasta Muhammadyah
30 di Medan, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, Penulis melanjutkan ke
SMP Swasta Azizi Medan dan lulus tahun 2009. Pada tahun 2009,Penulis
melanjutkan sekolah ke MAN 2 MODEL MEDAN, dan lulus pada tahun 2012.
Pada tahun 2012, penulis di terima di program studi pendidikan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (UNIMED).

iii

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI
KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 20 MEDAN T.P. 2015/2016
ADELYNA OKTAVIA NST

(4123321001)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan
menggunakan model Problem Based Learning lebih baik dari pada model
pembelajaran konvensional pada materi pokok Suhu dan Kalor kelas X SMA
Negeri 20 Medan T.P 2015/2016.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Semester II
SMA Negeri 20 Medan yang terdiri dari tiga kelas. Sampel penelitian ini diambil
dua kelas yaitu kelas X-IPA1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-IPA2 sebagai
kelas kontrol yang masing-masing berjumlah 31 siswa yang ditentukan dengan
teknik Cluster Random Sampling. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda,
kelas eksperimen dengan model problem based learning dan kelas kontrol dengan
pembelajaran konvensional. Data yang digunakan dalam penelitian ini digunakan
tes essay, jumlah soal 10 item yang telah divalidkan oleh validator.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen
adalah 21,38 dan kelas kontrol adalah 13,06 memiliki kemampualan awal yang
sama. Pada kelas eksperimen aktivitas belajar siswa dengan model problem based
learning pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 20 Medan
T.P.2015/2016 meningkat yaitu pertemuan I 48,00 pertemuan II 57,80 pertemuan
III 76,60 setelah pembelajaran selesai diberikan postes dengan hasil rata-rata kelas

eksperimen 71,96 dan kelas kontrol 68,93. Dari hasil uji t diperoleh thitung = 5,77
sedangkan ttabel = 1,67. Karena thitung > ttabel (5,77>1,67) sehingga Ha diterima.
Melalui uji t tersebut diperoleh hasil signifikan hasil belajar dengan menggunakan
model problem based learning. Dengan demikian, bahwa hasil belajar siswa
menggunakan model problem based learning lebih tinggi dari pada hasil belajar
siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok
suhu dan kalor kelas X semester I di SMA Negeri 20 Medan T.P. 2015/2016.
Kata kunci: Quasi Eksperimen, Problem Based Learning, Konvensional

iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt, atas segala rahmat dan
berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga penelitian ini dapat
selesai tepat pada waktunya dan penulisan Skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik, Skripsi berjudul “Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor Di Kelas X Semester II SMA
Negeri 20 Medan T.P 2015/2016 ”. Adapun Skripsi ini disusun untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan di jurusan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak
Dr. Rahmatsyah, M.Si, sebagai dosen pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai dengan
selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga di sampaikan kepada
ibu Dra. Ida Wahyu, M.Pd, bapak Drs. Togi Tampubolon, M.Si, dan bapak Prof.
Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku dosen pembanding yang telah memberikan
masukan dan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak Drs. Abd. Hakim, M.Si selaku
dosen pembimbing Akademik dan, Alkhafi Maas Siregar,M.Si selaku ketua
jurusan Fisika dan bapak Drs. J.B.Sinuraya, M.Pd selaku ketua prodi pendidikan
Fisika, juga kepada seluruh bapak dan ibu dosen beserta staf dan pegawai jurusan
fisika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis. Ucapan terima
kasih di sampaikan juga kepada bapak Dr.Asrin Lubis, M.Pd selaku dekan
FMIPA Unimed. Terima kasih juga kepada bapak Teguh S.Pd selaku guru bidang
studi fisika di SMA Negeri 20 Medan yang telah banyak membantu dan
membimbing penulis selama penelitian dan bapak Muklis S.Pd selaku kepala
sekolah SMA NEGERI 20 Medan atas ijin penelitian yang diberikan.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda tercinta
Amaluddin Nasution, SH, dan Ibunda tersayang Elly Derlina Harahap,SH yang
selalu memberikan dorongan, do’a, dan semangat kepada saya selama

menyelesaikan studi di Unimed, juga teristimewa kepada Adik -adik tersayang

v

saya Amelya Pratiwi Nst dan Tri Annisa Aini Nst yang selalu memberi semangat
kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini, kepada Keluarga Besar
saya yang selalu memberi motivasi dan semangat. Juga yang teristimewa kepada
Zaki Arham Tanjung yang selalu ada di saat saya lelah dan putus asa yang selalu
memberi semangat dan motivasi agar bangkit ketika saya putus asa, teristimewa
saya ucapkan terima kasih kepada teman terbaik saya Annisa W Sebayang,Dina
Juni Sinaga, Anju Febriyanti, Fakhrunnisyak, Afrina Sari Br. Rambe, Laila
Azwani Panjaitan,Cut Entan Gemala, Felisa Irawani Hutabarat yang selalu
memotivasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi saya dan
selalu ada disaat saya senang dan sedih memberi semangat serta masukan kepada
saya mulai dari penyusunan sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima
kasih juga kepada semua teman saya di pendidikan fisika kelas Ekstensi A 2012.
Terima kasih juga kepada teman-teman dosen pembimbing dengan saya Siti,
Taufik, Nita, Anzar yang selalu bersama merasakan kesediahan disaat menunggu
dosen pembimbing yang sering ditunda oleh beliau.Terima kasih juga untuk
teman-teman yang tidak sempat disebutkan namanya.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata
bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi
sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini memperkaya khasanah ilmu
pendidikan kita.

Medan,

Agustus 2016

Penulis

Adelyna Oktavia Nst
NIM. 4123321001

vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan

Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x

BAB I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah

1.2.
Identifikasi Masalah
1.3.
Batasan Masalah
1.4.
Rumusan Masalah
1.5.
Tujuan Penelitian
1.6.
Manfaat Penelitian
1.7.
Defenisi Operasional

1
4
5
5
5
6
6


BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kerangka Teoritis
2.1.1.
Pengertian Belajar
2.1.2.
Pengertian Hasil Belajar
2.1.3.
Aktivitas Belajar
2.1.3.1. Prinsip – Prinsip Aktivitas
2.1.3.2. Jenis – Jenis Aktivitas dalam Belajar
2.1.4.
Pengertian Model Pembelajaran
2.1.4.1. Model Pembelajaran Problem Based Learning
2.1.4.1.1. Hakikat Problem Based Learning
2.1.4.1.2. Ciri – Ciri Problem Based Learning
2.1.4.1.3. Tujuan Problem Based Learning
2.1.4.1.4. Manfaat Problem Based Learning
2.1.4.1.5. Sintaks Problem Based Learning

2.1.4.1.6. Pelaksanaan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
2.1.4.2. Pembelajaran Konvensional
2.1.5.
Konsep Suhu dan Kalor
2.1.5.1. Suhu
2.1.5.2. Pemuaian Zat
2.1.5.2.1. Pemuaian Zat Padat
2.1.5.2.2. Pemuaian Zat Cair
2.1.5.3. Kalor
2.1.5.4. Perbedaan Antara Suhu,Kalor,dan Energi Internal
2.1.5.5. Kalor Spesifik dan Kapasitas Kalor
2.1.5.5.1. Kalor Spesifik
2.1.5.5.2. Kapasitas Kalor
2.1.5.6. Hukum Kekekalan Energi Kalor ( Asas Black)

7
7
8
8
9

9
9
10
10
10
12
12
13
14
16
17
17
18
18
20
21
21
22
22
22
23

vii

2.1.5.7.
2.1.5.8.
2.2.
2.3.

Perubahan Wujud Zat
Perpindahan Kalor
Kerangka Konseptual
Hipotesis Penelitian

23
24
26
28

BAB III.
3.1.
3.2.
3.2.1 .
3.2.2.
3.3.
3.4.
3.4.1.
3.4.2.
3.5.
3.6.
3.6.1.
3.6.2.
3.6.3.
3.7.
3.7.1.
3.7.2.
3.7.3.
3.7.4.
3.7.5.

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Populasi dan Sampel
Populasi Penelitian
Sampel Penelitian
Variabel Penelitian
Jenis dan Desain Penelitian
Jenis Penelitian
Desain Penelitian
Prosedur Penelitian
Instrumen Penelitian
Tes Hasil Belajar
Validitas Tes
Lembar Observasi
Teknik Analisis Data
Analisis Data Hasil Belajar
Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa
Uji Normalitas
Uji Homogenitas
Uji Hipotesis

29
29
29
29
29
30
30
30
31
33
33
33
34
34
34
35
36
37
37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Data Hasil Penelitian
4.1.2
Penilaian Keterampilan
4.1.3
Penilaian Sikap
4.1.4
Penilaian Aktivitas
4.2
Pembahasan

39
39
44
45
46
46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran

49
49

DAFTAR PUSTAKA

50

viii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1

Ilustrasi Pemuaian Panjang

18

Gambar 2.2

Pencampuran Dua Zat

23

Gambar 2.3

Siklus Perubahan Wujud Zat

23

Gambar 3.1

Prosedur Penelitian

32

Gambar 4.1

Nilai Pretes Kelas Ekspeimen

40

Gambar 4.2

Nilai Pretes Kelas Kontrol

40

Gambar 4.3

Nilai Postes Kelas Ekspeimen

42

Gambar 4.4

Nilai Postes Kelas Kontrol

42

Gambar 4.5

Penilaian Keterampilan Siswa

44

Gambar 4.6

Penilaian Sikap Siswa

45

Gambar 4.7

Penilaian Aktivitas Siswa

46

ix

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1

Sintaks Model Pembelajaran problem base learning

13

Tabel 2.2

Termometer dengan Sifat Termometriknya

18

Tabel 2.3

Koefisien Muai Panjang Beberapa Zat

19

Tabel 3.1

The group pre-test-pest-test design

30

Tabel 3.2

Tabel Spesifikasi Materi Pokok Suhu dan Kalor

33

Tabel 3.3

Katagori Ketuntasan Penguasaan Materi Pelajaran

34

Tabel 3.4

Pedoman Penilaian Aktivitas Siswa

35

Tabel 3.5

Kriteria Ketuntasan Minimal (kkm)

36

Tabel 4.1

Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol

39

Tabel 4.2

Uji Normalitas Data Pretes

40

Tabel 4.3

Uji Homogenitas Data Pretes

41

Tabel 4.4

Uji Kemampuan Awal Siswa

41

Tabel 4.5

Data Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol

42

Tabel 4.6

Uji Normalitas Data Postes

43

Tabel 4.7

Uji Homogenitas Data Postes

43

Tabel 4.8

Uji Kemampuan Akhir Siswa

43

Tabel 4.9

Penilaian Keterampilan Siswa

44

Tabel 4.10

Penilaian Sikap Siswa

45

Tabel 4.11

Penilaian Aktivitas Siswa

46

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I

52

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II

64

Lampiran 3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III

76

Lampiran 4

Tabel Kisi-kisi Tes Hasil Belajar

88

Lampiran 5

Instrumen Penelitian Soal

91

Lampiran 6

Kunci Jawaban

95

Lampiran 7

Tabel Validasi Soal

98

Lampiran 8

Tabulasi Kelas Eksperimen

110

Lampiran 9

tabulasi kelas kontrol

114

Lampiran 10 Rubrik Penilaian Afektif dan Psikomotorik

119

Lampiran 11 Deskriptor Observasi Aktivitas Belajar Siswa

121

Lampiran 12 Lembar Penilaian Afektif Dan Psikomotorik

123

Lampiran 13 Rekapitulasi Penilaian Afektif dan Psikomotorik

125

Lampiran 14 Rekapitulasi Penilaian Aktivitas Siswa

126

Lampiran 15

Perhitungan Statistik Dasar pretes

135

Lampiran 16 Perhitungan Statistik Dasar postes

137

Lampiran 17 Normalitas Pretes

140

Lampiran 18 Normalitas Postes

143

Lampiran 19 Homogenitas Pretes

147

Lampiran 20 Homogenitas Postes

151

Lampiran 21

Uji t dua pihak

152

Lampiran 22 Uji t satu pihak

153

Lampiran 23 Daftar Nilai Kritis untuk Uji Liliefors

155

Lampiran 24 Luas Distribusi Normal Standar

157

Lampiran 25 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F

158

Lampiran 26 Daftar Nilai Persintil Untuk Distribusi t

159

Lampiran 27 Validasi Perangkat Instrumen Hasil Belajar Oleh Validator 161
Lampiran 28 Lembar Penilaian Afektif dan Psikomotorik

162

Lampiran 29 Foto Dokumentasi

166

Lampiran 30 Dokumentasi

178

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pendidikan itu merupakan kebutuhan manusia selama hidup. Tanpa
adanya pendidikan,maka dalam menjalani kehidupan ini manusia tidak akan dapat
berkembang. Dengan demikian pendidiakn itu harus betul-betul diarahkan untuk
menghasilkan manusia yang berkualitas yang mampu bersaing,memiliki budi
pekerti yang luhur dan moral yang baik.pendidikan yang terencana,terarah dan
berkesinambungan dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan secara optimal, baik aspek kognitip, aspek afektif,maupun aspek
psikomotorik, perlu diupayakan suatu sistem pendidikan yang mampu membentuk
kepribadian dan keterampilan peserta didik yang unggul,yakni manusia yang
kreatif,cakap terampil,jujur, dapat dipercaya,bertanggung jawab dan memiliki
solidaritas yang tinggi.(Eko Triyanto,dkk,2013)
Pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia.Pengembangan kualitas sumber daya manusia
menjadi suatu keharusan yang diemban pendidikan formal dalam memasuki era
globalisasi. Namun, salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di
indonesia adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Proses pembelajaran
yang diterapkan lebih diarahkan pada kemampuan untuk menghafal informasi,
siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya.
“kebiasaan menghafal informasi tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran
yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta
didik itu sendiri. Secara subtansial, proses pembelajaran hingga kini masih
didominasi oleh guru tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang
secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya.”(Trianto,2009)
Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan
untuk mencapai standar kompetensi lulusan (Peraturan Pemerintah No.19 Tahun
2005 (Sanjaya, 2011).

1

2

Permendikbud Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Standar
Isi Kurikulum 2013, pada rumusan Kompetensi Inti 3 (KI 3) pendidikan
menengah di kelas X SMA disebutkan bahwa dalam pembelajaran diharapkan
peserta didik mampu memahami dan menerapkan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dalam pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena, ilmiah dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah. Pergeseran paradigma pembelajaran abad 21 mengarahkan bahwa dalam
pembelajaran hendaknya mendorong peserta didik mencari tahu bukan diberi
tahu, mencari tahu dengan berbagai kegiatan pembelajaran antara lain mengamati,
menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, mengkomunikasikan (Nulaili,
2013).Kondisi

pembelajaran

seperti

inilah

yang

mengakibatkan

kurang

terbukanya wawasan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa, sehingga
pembelajaran yang dilakukan kurang efektif. Seperti yang diungkap oleh Mardana
,2004, bahwa pembelajaran fisika pada umumnya masih dipandang sebagai
pelajaran yang sulit, karena kemasan pembelajaran kurang menarik.
Fisika pada hakikatnya sebagai kumpulan pengetahuan yang dapat berupa
fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan model yang biasa disebut produk. Selain
itu, yang paling penting dalam fisika adalah penemuan melalui proses pencarian
dengan tindakan nyata. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di kelas diarahkan
kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi. Otak anak dipaksa untuk
mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut memahami informasi
yang

diingatnya

itu

untuk

menghubungkan

dengan

kehidupan

sehari-

hari.Akibatnya, ketika anak didik lulus dari sekolah, anak didik tersebut pintar
teoritis, tetapi miskin aplikasi (Sanjaya, 2011).
Kenyataan tersebut tampak berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
dilakukan di SMA N 20 MEDAN dengan melakukan wawancara kepada guru
fisika,diperoleh data ujian akhir mata pelajar fisika siswa yang pada umumnya
masih rendah yaitu nilai rata-rata 65-70sedangkan kriteria ketuntasan minial

3

(KKM) yang akan dicapai adalah 70. Sehingga dapat dikatakan nilai rata-rata
siswa tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal yang diharapkan.Hal ini relevan
dengan data yang diperoleh dari angket yang diberikan kepada 30 orang siswa.
Sebanyak 46,6 persen ( 14 orang siswa ) berpendapat fisika adalah pelajaran yang
disukai,mudah,menyenangkan, dan mudah dipahami, 50 persen ( 15 orang siswa )
berpendapat fisika adalah pelajaran yang tidak disukai,sulit dipahami dan kurang
menarik.
Menyikapi masalah di atas, perlu adanya usaha-usaha guru dalam
pembelajaran fisika merupakan bagian yang sangat penting dalam meningkatkan
pemahaman siswa tentang konsep-konsep fisika yang disampaikan guru, sehingga
tujuan pembelajaran yang telah direncanakan bisa tercapai dan dengan demikian
hasil belajar juga meningkat. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik diharapkan
menguasai suatu model pembelajaran yang mampu membantu meningkatkan
kemampuan siswa memahami dan juga mengingat data, fakta atau konsep yang
berkaitan dengan fisika.Model Problem Based Learning. Ukuran sampel yang
sebenarnya terdiri dari 122 siswa, yang dipilih acak dari Departemen Fisika,
Fakultas Pendidikan di Irak pada tahun akademik 2011-2012. Dalam penelitian
ini, sebelum dan sesudah tes dilakukan dan instrumen diberikan kepada siswa
untuk pengumpulan data.Data dianalisis dan hasil statistik menolak hipotesis nol
dari penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan Probloem
Based Learning mempromosikan pemahaman termodinamika unggul daripada
menggunakan metode pengajaran konvensional, juga Problem Based Learning
meningkatkan pemahaman termodinamika yang lebih baik daripada menggunakan
PBL saja, antara mahasiswa fisika di Irak.( Ahmad Nurulazam Md. Zain,2014)
Model Problem Based Learning sudah pernah diteliti oleh beberapa
peneliti sebelumnya diantaranya dwi, dkk (2013) setelah dilakukan perlakukan
berbeda pada kelas eksperimen dan kontrol, terdapat perbedaan pemahaman
konsep yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan
Model pembelajaran

berbasis

masalah berbantuan

ICT dengan

Model

pembelajaran berbasis masalah. Peneliti selanjutnya Annovasho,dkk (2014) hasil
yang diperoleh adalah pada ranah kognitif mengalami peningkatan dengan dengan

4

rata-rata nilai 65,79, Dan yang terakhir Hamdani, dkk (2015) pembelajaran
berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa hal ini dapat terlihat dari
hasil belajar siswa meningkat untuk setiap siklus, baik dari aspek afektif,
psikomotorik dan kognitif. Hasil yang diperoleh yakni dari nilai rat-rata aspek
kognitif pada siklus I (67,74), siklus II (82,88) dan siklus III (76,03).
Dari seluruh hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa model
Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang signifikan.
Selain memiliki keunggulan-keunggulan yang membedakannya dengan model
Problem Based Learning juga memiliki kekurangan yakni tidak memberikan
waktu yang cukup bagi siswa untuk terlibat secara mendalam dalam
pembelajaran. Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah menggunakan media
peta konsep. Penggunaan peta konsep mempermudah guru untuk menyampaikan
materi yang banyak dengan satu tempat sehingga penggunaan waktu lebih efisien
dan dapat membuat siswa melihat hubungan antara satu ide dengan ide yang
lainnya.
Peneliti akan mencoba menutupi kelemahan dari penelitian sebelumnya
yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa dengan mengangkat
judul ”Pengaruh Model Pembelajaran Problem Base Learning (PBL) pada
matei pokok Suhu dan Kalor di kelas X SMA Negeri 20 Medan T.P. 2015 /
2016”.
1.2. Identifikasi Masalah
Bedasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar fisika siswa rendah,
2. Siswa kurang memahami konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari,
3. Kurangnya minat siswa untuk mempelajari fisika
4. Kurangnya keterlibatan dan keaktifan siswa dalam proses belajar
mengajar,
5. Kurangnya variasi model dan metode pembelajaran.

5

1.3. Batasan Masalah
Memperjelas ruang lingkup masalah yang akan diteliti, maka perlu
dijelaskan batasan masalah dalam penelitian,yaitu :
1. ModelPembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran Problem
Base Learning.
2. Subjek penelitian ini adalah Kelas X SMA NEGERI 20 MEDAN T.P.
2015 / 2016
3. Materi yang diajarkan adalah materi suhu dan kalor
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang diatas,maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Problem
Base Learning dan pembelajaran konvensional pada materi suhu dan
kalor di kelas X SMA NEGERI 20 MEDAN T.P. 2015 / 2016?
2. Bagaimana

aktifitas

belajar

siswa

menggunakan

model

pembelajaranProblem Base Learning pada materi pokok Suhu dan Kalor
di kelas X SMA NEGERI 20 MEDAN T.P. 2015 / 2016?
3. Apakah ada pengaruh

model pembelajaran Problem Base Learning

terhadap hasil belajar pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X SMA
NEGERI 20 MEDAN T.P. 2015 / 2016?
1.5. Tujuan penelitian
Peneliti ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui hasl belajar siswa menggunakan model pembelajaran
Problem Base Learning dan pembelajaran konvensional pada materi
pokok Suhu dan Kalor di kelas X SMA NEGERI 20 MEDAN T.P. 2015 /
2016.
2. Untuk mengetahui aktifitas belajar siswa selama proses belajar mengajar
dengan menggunakan model pembelajaranProblem Base Learning pada
materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X SMA NEGERI 20 MEDAN T.P.
2015 / 2016.

6

3. Untuk mengetahui pengaruh,model pembelajaran Problem Base Learning
terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X
SMA NEGERI 20 MEDAN T.P. 2015 / 2016.

1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari peneliti ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan informasi hasil beljar dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Base Learning pada materi pokok Suhu dan Kalor
di kelas X SMA NEGERI 20 MEDAN T.P. 2015 / 2016.
2. Sebagai bahan informasi alternative pemilihan model pembelajaran.

1.7. Defenisi Operasional
1. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, bisa terjadi suatu strategi pembelajaran digunakan
beberapa metode. Wina Sanjaya dalam metode adalah cara yang
digunakan untuk melaksanakan strategi. Metode secara harafiah berarti
‘cara’. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara
atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Kata
“mengajar” sendiri berarti memberi pelajaran”, Pupuh Faturrohman dalam
(Istarani,2011).
2. Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajaryang
meliputi segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang
dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara
langsung

atau

(Istarani,2011).

tidak

langsung

dalam

proses

belajar

mengajar

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan penelitian didasarkan pada temuan-temuan dari data-data dan
pembahasan

hasil

penelitian,

sistematika

sajiannya

dilakukan

dengan

memperhatikan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan
yang diperoleh antara lain :
1. Pembelajaran dengan model Problem Based Learning pada materi pokok
suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 20 Medan T.P 2015/2016 sebelum
diberikan perlakuan rata-rata pretes siswa sebesar 21,38 dan setelah
diberikan perlakuan rata-rata postest siswa sebesar 71,96
2. Aktifitas belajar siswa dengan model Problem Based Learning pada materi
pokok suhu dan kalor di kelas X SMA N 20 Medan T.P 2015/2016
mengalami peningkatan. Pada pertemuan I nilai 48,00 dengan katagori
cukup aktif, pertemuan II nilai 57,80 dengan katagori cukup aktif,
pertemuan III nilai 76,60 dengan katagori aktif.
3. Ada pengaruh model Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa
pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 20 Medan T,P
2015/2016 dengan thitung> ttabel = 5,89 > 1,93 pada taraf signifikan

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas peneliti masih
mempunyai kekurangan yaitu pada alokasi waktu. Pada peneliti selanjutnya yang
akan meneliti dengan materi yang sama sebaiknya menggunakan waktu dengan
cermat saat pembagian kelompok dan menambahkan media pembelajaran.
Dengan menambahkan media pembelajaran, diharapkan siswa lebih

mampu

mengemukakan ide-idenya untuk menemukan jawaban dari suatu masalah yang
berkaitan dengan materi dalam kehidupan sehari-hari.

49

50

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Nurulazam Md Zain,2014.,The impact of PBL on Undergraduate Physics
Annovasho, J., dan Budiningarti, H., (2014), Pengaruh model pembelajaran
Berdasarkan masalah terhadap hasil belajar siswa kelas X peminatan
MIPA pada pelajaran Fisika Materi Suhu dan Kalor di SMA Negeri 1
Baureno Bojonegoro, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika 03: 20-26
Arends, R.I., (2008), Learning to Teach : Belajar untuk Mengajar Edisi Ketujuh
Jilid Satu, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Arikunto, S., (2009), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Students' Understanding of ThermodynamicsVol. 3, No. 4 ISSN: 2226 3624.
Directed Learning Skills among Physics Undergraduates.,Vol. 3, No. 1 ISSN:
2226-6348.
Djamarah, S., Zain, A.,(2006),Strategi Belajar Mengajar,Rineka Cipta,Jakarta.
Eko Triyanto.,Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Pemanfaatan Media
Pembelajaran Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran
Vol 1,No 2,2013 (hal 226-238).
Giancoli, Douglas C., (2011), Fisika Jilid I (terjemahan),Erlangga,Jakarta.
Gillani,B.B.,(2010), Problem Based Learning – Based Training Model and the
design of E – Learning Environments, Volume 7 Hal: 1-9.
Hamdani, D., Prasetya, D. A., dan Connie., (2015), Penerapan Model Problem
Based Learning (PBL) dengan metode eksperimen untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar IPA-Fisika siswa kelas VIII.A 12 Kota
Bengkulu, Prosiding seminar Nasional Fisika(e-journal) 04
I. M, Dwi,. Arif, H., dan Sentot, k., (2013), Pengaruh Strategi Problem Based
Learning Berbasis ICT terhadap pemahaman konsep dan kemampuan
pemecahan Masalah Fisika , Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 09: 8-17.
Istarani,(2011),58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada,Medan.
Majed Saleem Aziz,2014., The Effects of Problem-Based Learning on Self.
Mardana, I.B., (2004), Penerapan Strategi Pembelajaran Pengubah Miskonsepsi
dengan Model Simulasi Computer Berorientasi Konstruktivisme untuk

51

Meningkatkan Minat, Hasil Belajar, dan Literasi Komputer Siswa, Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, IKIPN Singaraja.
Masruro, L, Indrawati, & Harijanto,A.,(2015), Model problem based learning
Disertai Tehnik Peta Konsep Dalam Pembelajaran Fisika Di SMK Negeri
1 Panji, Artikel Ilmiah Mahasiswa, Volume I (1) Hal: 1-4.
Nulaili, (2013), Kurikulum 2013 dan Implementaasinya di SMA, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Pandey,A., Nanda. G.K., and Ranjan.V., (2011), Effectiveness of Problem Based
Learning Model over Conventional Teaching Method on Academic
Achievement of Science Students in India, Journal of Innovative Research
in Education. Volume 1 (1) Hal: 7-20.
Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta Sudjana.,
(2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Slameto. (2010), Belajar Dan Factor Yang Mempengaruhinya. PT.Rineka Cipta,
Jakarta.
Trianto, (2009), Mendesain Model Embelajaran Inovatif – Progesif : Konsep
Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkatbsatuan
Pendidikan (KTSP), Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Wilis, D.,
(1989), Teori – Teori Belajar, Gelora Aksara Prima, Erlangga.
Trisno, Kendek, Y., dan Pasaribu, M., (2013), Pengaruh Model Problem based
learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Kalor Siswa
SMP Negeri 9 Palu, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako, Volume 2 (1)
Hal: 14-20.
http://www.mcli.dist.maricopa.edu/pbl/info html