PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODELPROBLEM BASED LEARNING( PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

KELAS X SMA NEGERI 7 BANDAR LAMUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

(Skripsi)

Oleh

ENDANG SASMITA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) APPLICATION TO STUDENT LEARNING RESULT ON

GEOGRAPHY SUBJECT GRADE X SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG

ACADEMIC YEAR 2014/2015

By

ENDANG SASMITA

The purpose of this study was to determine the effect model of Problem Based Learningto the learning outcomes in high school geography grade x sma negeri 7 Bandar Lampung academic year 2014/2015

The method that uses is a quasi-experimental methods (quasi) is a method that compares the effect of a treatment (treatment) on an object (experimental group) and see the great influence of treatment. The population was class X SMA Negeri 7 Bandar Lampung with 197 students, 64 students The samples were obtained by purposive sampling technique. Collection data using the test. Analysis of the data used is the test of independent samples t test.

Results of data analysis obtained significant difference the average value of the gain on the class treated the modelProblem based learningand in-class treated lectures, where the experimental class is higher than the control class. That is because the value obtained in the experimental class (Problem Based Learning) more who have completed the learning value. Therefore we can conclude the learning process by using a model ofProblem Based Learningaffects the learning outcomes of students on the subjects of geography.

Keywords:Problem Based Learning, learning outcomes and application of learning models.


(3)

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODELPROBLEM BASED LEARNING

(PBL)TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X

SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

ENDANG SASMITA

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning terhadap hasil belajar geografi Kelas X di SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

Metode yang di gunakan adalah eksperimen semu (quasi eksperimen)yaitu metode yang membandingkan pengaruh pemberian suatu perlakuan (treatment) pada suatu objek (kelompok eksperimen) serta melihat besar pengaruh perlakuannya. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 7 Bandar Lampung sebanyak 197 siswa, Jumlah sampel sebanyak 64 siswa diperoleh dengan teknikrandom sampling.Pengumpulan data menggunakan tes. Analisis data yang digunakan adalah uji t.

Hasil analisis data diperoleh adanya perbedaan yang signifikan rata-rata nilai gain pada kelas yang diberi perlakuan model Problem Based Learningdan pada kelas yang diberi perlakuan metode ceramah, dimana kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal tersebut dikarenakan nilai yang diperoleh pada kelas eksperimen (Problem Based Learning) lebih banyak yang memiliki nilai tuntas belajarnya. Sehingga dapat disimpulkan proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi.


(4)

PENGARUH PENERAPAN MODELPROBLEM BASED LEARNING( PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

KELAS X SMA NEGERI 7 BANDAR LAMUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh

ENDANG SASMITA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

JURUSAN PENDIDIKAN IPS PROGRAM STUDI GEOGRAFI Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(5)

RIWAYAT HIDUP

Endang Sasmita dilahirkan pada tanggal 10 Mei 1993 di Kelurahan Gunung Mekar Kecamatan Jabung Lampung Timur dari pasangan Bapak Sunyoto dan Ibu Kasemi,dan merupakan anak kedua dari dua bersaudara.

Pendidikan Sekolah Dasar di Labuhan Ratu diselesaikan Tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama di SMP Perjuangan Pasir Sakti diselesaikan Tahun 2008, dan Sekolah Menegah Atas di SMAN 5 Palembang diselesaikan Tahun 2011.

Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Melalui Jalur Undangan .


(6)

MOTTO

Kamu tidak bisa kembali ke masa lalu untuk mengubah awal yang buruk, tetapi kamu bisa membuat akhir yang indah dengan berusaha saat ini.


(7)

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulilahirabbil Alamin dengan rasa syukur kepada allah SWT ku persembahkan karya sederhanaku ini kepada kedua orang tuaku, Bapak dan

Ibu tercinta yang telah iklas dan sabar membesarkanku, mendidikku, dan selalu mendo’akanku.

Terima kasih atas kasih sayang dan do’a yang tulus yang selalu tercurah untuk menantikan kelulusanku.

Terima kasih juga ku ucapkan para sahabat dan teman-teman seperjuangan yang selalu mendukungku dalam menyelesaikan skripsi ini


(8)

SANWACANA

Bismillahirohmannirohim,

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, penulis masih diberi kesehatan sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X SMA Negeri 7 Bandar Lampung”, dapat diselesaikan dengan segenap kemampuan dan keterbatasan yang ada.

Skripsi ini disusun berkat bimbingan Bapak Drs. Yarmaidi, M.Si., selaku Pembimbing Akademik (PA) dan juga Dosen Pembimbing I yang dengan sabar membimbing penulis untuk memberikan kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Bapak Dedy Miswar, S.Si, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan perhatian, motivasi, dan semangat. Serta kepada Bapak Drs. Edy Haryono, M.Si., selaku Pembahas yang sudah memberikan bimbingan serta petunjuk demi terlaksananya penelitian hingga tersusun skripsi ini.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini, penulis menghaturkan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:


(9)

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja Sama.

3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan.

4. Bapak Dr. Hi. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, terimakasih atas nasihat, izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan kritik, saran dan sumbangan pemikiran selama penyusunan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Universitas Lampung.

8. Bapak Drs.Suharto, M.Pd., selaku kepala SMA Negeri 7 Bandar Lampung dan Bapak Maryan, S.Pd., selaku guru mitra yang telah membantu penulisan untuk melaksanakan penelitian .


(10)

9. Sahabat-sahabatku seperjuangan angkatan 2011 di program studi S1 Pendidikan Geografi, Universitas Lampung atas kebersamaaanya dalam menuntut ilmu

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih.

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala disisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.Amin Ya Robbal’ Alamin.

Bandar Lampung, Mei 2015 Penulis,


(11)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Masalah... 6

F. Ruang Lingkup Penelitia... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ... 8

1. Pengertian Belajar ... 8

2. Pengertian ModelProblem Based Learning... 9

3. Pengertian Pengaruh ... 14

4. Pengertian Geografi ... 15

5. Pengertian Hasil Belajar ... 16

B. Kerangka pikir ... 17

C. Hipotesis ... 18

III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Prosedur Penelitian ... 19

1. Metode Penelitian... 19

2. Prosedur Penelitian... 19

3. Tahap Penelitian ... 20

B. Desain Penelitian ... 20

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 21


(12)

ii

E. Definisi Operasional Variabel ... 23

F. Teknik Pengumpulan Data ... 25

1. Dokumentasi... 25

2. Tes ... 25

G. Uji Prasyarat Instrumen ... 26

1. Uji Validitas ... 26

2. Uji Reabilitas ... 27

3. Daya Pembeda ... 30

4. Tingkat Kesukaran ... 31

H. Teknik Analisis Data ... 33

1. Uji Validitas ... 33

a. Uji Normalitas ... 33

b. Uji Homogenitas ... 33

c. Uji Hipotesis... 34

d. Gain Hasil Belajar ... 34

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 36

1. Peta Lokasi Penelitian ... 38

2. Denah Lokasi Penelitian... 39

B. Hasil Penelitian... 40

1. Deskripsi Data Kelompok Model PembelajaranProblem Based Learning... 40

2. Deskripsi Data Kelompok Kontrol ... 42

3. Deskripsi Data Data Perbandingan Hasil Pretest Kelompok Model Pembelajaran Problem Based Learningdan Kelompok Kontrol ... 45

4. Deskripsi Data Data Perbandingan Hasil Posttest Kelompok Model Pembelajaran Problem Based Learningdan Kelompok Kontrol ... 47

5. Deskripsi Data Data Perbandingan HasilGainKelompok Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Kelompok Kontrol ... 49

C. Analisis Hasil Penelitian... 51

1. Uji Prasyarat ... 51

2. Penguji Hipotesis... 53

D. Pembahasan ... 62

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Analisis ... 64

B. Saran... 64 DAFTAR PUSTAKA


(13)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Ulangan Tengah Semester Kelas X IIS SMA Negeri 7 Bandar

Lampung ... 3

2. Desain Penelitian ... 21

3. Jadwal dan Pokok Bahasan Pelaksanaan ... 22

4. Kriteria Ketuntasan Minumum SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015... 24

5. Koefisien Realibilitas... 28

6. Interpretasi Nilai Daya Pembeda ... 30

7. Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda Soal... 31

8. Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran ... 32

9. Hasil Perhitungan Nilai Tingkat Uji Coba Soal... 32

10. KlasifikasiGain... 35

11. Rangkuman Hasil Penelitian Kelompok ModelProblem Based Learning dan Kelompok Kontrol ... 40

12. Nilai Pretest dan Post Test Siswa Kelompok Model Problem Based Learning... 41

13. NilaiPretestdanPost TestSiswa Kelompok Kontrol ... 43

14. HasilPretestKelompok ModelProblem Based Learningdan Kelompok Kontrol ... 45

15. HasilPost testKelompok ModelProblem Based Learningdan Kelompok Kontrol ... 47

16. Perbandingan Hasil Gain Kelompok ModelProblem Based Learning dan Kelompok Kontrol ... 49


(14)

iv

17. NilaiGainKelompok ModelProblem Based Learning... 50 18. NilaiGainKelompok Kontrol ... 51 19. Rangkuman Hasil Perhitungan Data SPSS Tabel One-Sample

Kolmogorov Smirnov TestUji Normalitas... 52 20. Rangkuman Hasil Perhitungan Data SPSS TabelTest of Homogeneity

of Variances... 53 21. Hasil Perhitungan Data SPSS Tabel Paired Samples Statistics Model

PembelajaranProblem Based Learning... 54 22. Hasil Perhitungan Data SPSS TabelPaired Samples TestKelompok

Model PembelajaranProblem Based Learning ... 55 23. Hasil Perhitungan SPSS TabelPaired Samples StatisticsKelompok

Kontrol ... 56 24. Hasil Perhitungan Data SPSS TabelPaired Samples TestKelompok

Kontrol ... 56 25. Hasil Perhitungan Data SPSS TabelGroup Statistics Pretest Kelompok

Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Kelompok Kontrol ... 57 26. Hasil Perhitungan Data SPSS TabelIndependent Samples Test Pretest

Kelompok Model PembelajaranProblem Based learningdan Kelompok Kontrol ... 58 27. Hasil Perhitungan Data SPSS Tabel Group Statistics Post Test

Kelompok Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Kelompok Kontrol ... 59 28. Hasil Perhitungan Data SPSS Tabel Independent Samples Test Post

Test Kelompok Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Kelompok Kontrol.. ... 60 29. Hasil Perhitungan Data SPSS TabelGroup Statistics Gain Kelompok

Model PembelajaranProblem Based Learningdan Kelompok Kontrol . ... 61 30. Hasil Perhitungan DataIndependent Samples Test Post Test Kelompok

Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Kelompok Kontrol.. ... 61


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan Antar Variabel Penelitian ... 17 2. Diagram Skematik Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok Model

PembelajaranProblem Based Learning... 42 3. Diagram Skematik Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok Kontrol... 44 4. Diagram Skematik Perbandingan Hasil Pretest Kelompok Model

PembelajaranProblem Based Learningdan kelompok Kontrol... 46 5. Diagram Skematik Perbandingan HasilPost TestKelompok Model

PembelajaranProblem Based Learningdan kelompok Kontrol... 48 6. Diagram Skematik Perbandingan Hasil Gain Kelompok Model


(16)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus Pembelajaran ... 66

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 68

3. SoalPretestKelas X ... 87

4. SoalPosttestKelas X... 91

5. Lembar Kerja Kelompok (LKK)... 95

6. Validitas dan Reabilitas ... 106

7. Harga Kritik dari rProduct-Moment... 109

8. Titik Presentase Distribusi t(df=41-80) ... 110

9. Daya Beda Atas... 112

10. Tingkat Kesukaran ... 114


(17)

(18)

(19)

(20)

1

I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan masa depan masyarakat semuanya yang tidak mengenal status ekonomi. Oleh karena itu, setiap masyarakat di dunia ini berhak mendapatkan proses pendidikan yang telah di tentukan oleh Pemerintah yang wajib belajar 9 tahun. Sesama dengan adanya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Pasal 3 yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dan bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi individu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Meningkatkan kualitas pendidikan merupakan tugas yang sangat penting dan diperlukan penanganan secara komprehensif. Kualitas pendidikan dapat ditingkatkan dengan beberapa hal yang perlu disoroti yaitu pengembangan model baru kurikulum dan manajemen sekolah, peningkatan kualitas guru


(21)

2

dan tenaga kependidikan, serta mengangkat kualitas pembelajaran dan efektifitas model pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran dilakukan untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan. Dengan cara penerapan strategi dan model pembelajaran terpadu yang melibatkan seluruh unsur terkait dengan proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai.

Guru sangatlah berperan dalam proses pembelajaran di dalam kelas, untuk itu guru harus pandai dan aktif dalam mendidik siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu pengetahuan dan sikap guru terhadap Kurikulum harus bisa mempraktekkannya di dalam kelas dan sikap guru pun ikut langsung di dalam proses KBM berlangsung. Seorang guru juga harus peka terhadap kondisi dan keadaan siswa karena setiap siswa mempunyai potensi dan minat yang berbeda.

Dalam hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru mata pelajaran geografi diketahui bahwa proses pelaksanaan pembelajaran di SMA Negeri 7 Bandar Lampung masih belum mendapatkan hasil yang maksimal. Kriteria ketuntasan minimal adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 Lampiran butir A.10). SMA Negeri 7 Bandar Lampung menentukan hasil belajar dengan kriteria ketuntasan minimal yaitu≥75.


(22)

3

Di bawah ini adalah tabel rendahnya hasil ulangan tengah semester kelas X IIS SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

Tabel 1. Hasil Ulangan Tengah Semester Kelas X IIS SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014

No Kelas Jumlah siswa Total

KKM ≥ 75 < 75

1. X IIS 1 12 22 34

2. X IIS 2 10 22 32

3. X IIS 3 9 23 32

4. X IIS 4 13 22 35

5. X IIS 5 8 20 28

Jumlah 52 106 158

Sumber : Daftar Nilai Geografi Kelas X IIS SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015

Dengan adanya perolehan data di atas bisa dilihat bahwa seluruh kelas X ilmu-ilmu sosial (IIS) SMA Negeri 7 Bandar Lampung banyak siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran Geografi, Masing-masing kelas hanya sedikit yang memenuhi kriteria tuntas dalam proses pembelajaran Geografi. Guru mata pelajaran geografi mengatakan bahwa siswa pada mata pelajaran geografi merupakan mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari dan sulit untuk dipahami, akibatnya siswa pun kurang tertarik. Inilah yang menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Nilai hasil belajar siswa di SMA Negeri 7 Bandar Lampung masih tergolong rendah bahkan masih ada yang di bawah kriteria ketuntasan minimal.

Kurang aktifnya siswa dalam poroses pembelajaran juga di akibatkan guru hannya menggunakan metode ceramah, sehingga siswa malas untuk belajar


(23)

4

khususnya Geografi. Metode ceramah ini dahulunya merupakan metode andalan, dengan ciri khas aktivitas pembelajaran hanya ada pada satu sumber yaitu tenaga Pengajarannya, sedangkan peserta hanya duduk, diam mendengarkan. Juga kurangnya media dalam pembelajaran di dalam kelas dalam proses pembelajaran Geografi. Media yang di gunakan Guru SMA Negeri 7 Bandar Lampung ini hanya menggunkan media seadanya saja.

Model pembelajaran juga yang digunakan seharusnya dapat membantu proses belajar siswa. Salah satunya model tersebut adalah Problem Based Learning (PBL). Hmelo Silver (2004:235) dalam buku Sigit Wardoyo Mangun Sigit (2013:74), berpendapat bahwa modelProblem Based Learningadalah model pembelajaran yang menuntut adanya aktivitas siswa secara penuh dalam rangka menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi siswa secara mandiri dengan cara mengkonstruksi pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki.

Masalah yang diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan. Untuk merangsang kemampuan berfikir tingkat tinggi. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui proses pembelajaran.


(24)

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang di kemukakan di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar.

2. Kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran.

3. Metode yang di gunakan guru masih menggunakan metode ceramah. 4. Kurangnya media dalam pembelajaran di kelas.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah ada pengaruh penerapan Model Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi kelas X SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi kelas X SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.


(25)

6

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khusus bagi penulis dan umumnya bagi yang berkepentingan dalam bidang Geografi. Adapun yang menjadi harapan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang kongkrit mengenai pengaruh modelProblem Based Learningdalam pembelajaran geografi.

b. Bagi Guru

Bahwa penerapan Problem Based Learning oleh guru dalam proses pembelajaran dapat secara terperinci dalam menerangkan materi pelajaran geografi kelas X SMA Negeri 7 Bandar Lampung.

1. Dengan menggunakan Model Pembelajarajan Problem Based Learning memudahkan dalam proses pembelajaran guru akan dapat mengajarkan materi pelajaran dengan rinci sesuai dengan TPK.

2. Dengan menggunakan Model Problem Based Learning memberikan kemudahan guru dalam penilaian individu.

c. Bagi Siswa

1. Dengan Model pembelajaran Problem Based Learning, siswa mampu siswa akan dapat mengikuti materi pelajaran geografi secara jelas dan terarah.

2. Dengan Model pembelajaran Problem Based Learning, siswa mampu mengambil kesimpulan dari setiap permasalahan pembelajaran geografi.


(26)

7

F. Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi salah penafsiran, maka perlu adanya batasan ruang lingkup penelitian sebagai berikut:

1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 7 Bandar Lampung.

2. Objek yang diteliti adalah pengaruh ModelProblem Based Learning pembelajaran dalam pembelajaran Geografi.


(27)

8

II . TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Belajar

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku yang sebagai kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam keseluruhan hidupnya. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut:

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses belajar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalamanya sendiri dalam intiraksi dengan lingkungannya.

Piaget (dalam Dimiyanti dan Mudjiono, 2006:13) berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu, sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan.


(28)

9

Menurut Piaget terdapat empat langkah pembelajaran sebagai berikut: a. Menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri.

b. Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut. c. Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan

pernyataan yang adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pernyataan yang menunjang proses pemecahan masalah.

d. Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan dan melakukan revisi.

2. Pengetian Model Problem Problem Based Learning Lerning

Menurut Harrison (2007:1) dalam Sigit Mangun Wardoyo(2013:72) menyatakan bahwa dalam Problem Based Learning adalah pengembangan kurikulum pembelajaran di mana siswa ditempatkan dalam posisi yang memiliki peran aktif dalam menyelesaikan setiap permasalah yang mereka hadapi. Artinya bahwa Model Problem Based Learning menuntut adanya peran siswa agar dapat mencapai pada penyelesaian masalah yang diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Permasalahan yang dihadapi oleh siswa diharapkan mampuh melakukan langkah-langkah yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Artinya dengan siswa menyelesaikan masalah yang ada, maka terjadi proses belajar di dalamnya.

Menurut Duch et.al. (2001:1) dalam Sigit Mangun Wardoyo (2013:72), menyatakan bahwa dengan menerapkan Problem Based Learning siswa diharapkan mampu membangun suatu keterampilan dalam menentukan langkah tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Problem Based Learning merupakan strategi di mana siswa akan belajar membangun


(29)

10

kepercayaan diri mereka dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapinya.

Dimana langkah-langkah untuk Model Problem Based Learning ini adalah Menurut Harrison (2007:4) dalam Sigit Mangun Wardoyo (2013:77), yaitu: a. ideas(consider the problem), b.know facts(defining the problem), c.learning issues (learning about the problem), d. action plan (what will be done), dan e.evaluate product (is the problem solved?)

Pada awal pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based Learning siswa diberikan sebuah permasalahan (diberi skenario permasalahan), kemudian siswa memformulasikan (membuat) permasalahan dan menganalisis permasalahn dengan cara mengidentifikasi berbagai fakta yang terkait dengan skenario tersebut. Tahapan ini membantu siswa untuk membuat atau, menyusun permasalahan. Kemudian tahap selanjutnya dengan siswa mencari berbagai solusi atau membuat hipotesis dari permasalahan tersebut. Langkah selanjutnya siswa menemukan jawaban atau menguji hipotesis yang telah mereka buat. siswa membuat kesimpulan dari apa yang mereka lakukan .

Prinsip utama Problem Based Learning adalah penggunaan nyata sebagai sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan dan sekaligus mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah. Pemilihan atau penentuan masalah nyata ini dapat dilakukan oleh guru maupun peserta didik yang disesuaikan kompetensi dasar tertentu. Masalah itu bersifat terbuka (open-ended problem), yaitu masalah yang


(30)

11

memiliki banyak jawaban atau strategi penyelesaian yang mendorong keingintahuan peserta didik untuk mengidentifikasi strategi-strategi dan solusi-solusi tersebut.

Masalah itu juga bersifat tidak terstruktur dengan baik (ill-structured) yang tidak dapat diselesaikan secara langsung dengan cara menerapkan formula atau strategi tertentu, melainkan perlu informasi lebih lanjut untuk memahami serta perlu mengkombinasikan beberapa strategi atau bahkan mengkreasi strategi sendiri untuk menyelesaikannya. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengelolah, mengontruksi, dan menggunakan pengetahuan. Di dalam PBL pusat pembelajaran adalah peserta didik (Student-centered), sementara guru berperan fasilitator yang memfasilitasi peserta didik untuk secara aktif menyelesaikan masalah dan membangun pengetahuannya secara berpasangan ataupun berkelompok (kolaborasi antar peseta didik ).

a. Langkah-langkahProblem Based Learning

Pada dasarnya, PBL (Problem Based Learning) Diawali dengan aktivitas peserta didik untuk menyelesaikan masalah nyata yang ditentukan atau disepakati. Proses penyelesaian masalah tersebut berimplikasi pada terbentuknya keterampilan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan berfikir kritis serta sekaligus membentuk pengetahuan baru.


(31)

12

Menurut Agus Suprijono (2010) dalam buku Nunuk Suryani dan Leo Agung (2012:113) strategi pembelajaran berbasis masalah terdiri dari 5 tahap yaitu:

Tahap Prilaku pendidik

Tahap 1

Memberi orientasi tentang permasalahnya kepada peserta didik

Pendidik menyampaikan tujian pembelajaran, mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistik penting dan memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah.

Tahap 2

Mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti

Pendidik membantu peserta didik mendiskripsikan dan mengoragnisasi-kan tugas-tugas belajar terkait dengan permasalahnnya.

Tahap 3

Membantu inbvestigasi mandiri dan kelompok

Pendidik mendorong peserta didik untuk mendapatkan informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen, dan mencari penjelasan dan solusi. Tahap 4

Mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit

Pendidik membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan artefak-artefak yang tepat, seperti laporan, rekaman video, dan model-model serta membantu mereka untuk menyampaikannya kepada orang lain.

Tahap 5

Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah

Pendidik membantu peserta didik melakukan refleksi terhadap investigasinya dan proses-proses yang mereka gunakan.

Tahapan-tahapan Problem Based Learning ini yang dilaksanakan secara sistematis berpotensi dapat mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan sekaligus dapat menguasai pengetahuan yang sesuai dengan kompetensi dasar tertentu.


(32)

13

Menurut Daryono:2014 (dalam buku Daryono 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. )

a. Keuntungan dalam penerapanProblem Based Learning 1. Pendekatanstudent center

2. Siswa lebih senang dan merasa puas 3. Siswa lebih memahami materi

4. Mengembangkan keterampilan untuk belajar seumur hidup

b. Resiko dalam menggunakan ModelProblem Based Learning

1. Pengetahuan awal yang dimiliki belum tentu mempersiapkan belajar mereka dengan baik

2. Waktu lebih panjang 3. Keamanan rendah

4. Melakukan dinamika kelompok

5. Pencapaian isi pembelajaran bisa rendah

c. Stategi ModelProblem Based Learning 1. Permasalahan sebagai kajian.

2. Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman. 3. Permasalahan sebagai contoh.

4. Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses. 5. Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik.


(33)

14

d. Peran

Peran Guru, peserta didik dan Masalah dalam Pembelajan Berbasis Masalah (PBM) atauProblem Based Learningsebagai berikut:

a. Peran Guru sebagai Pelatih

1. Asking about thinking(bertanya tentang pemikiran). 2. Memotori pembelajaran.

3. Probbing(menantang peserta didik untuk berfikir) 4. Menjaga agar peserta didik terlibat.

5. Mengatur dinamika kelompok.

6. Menjaga berlangsungnya peserta didik.

b. Peran Peserta Didik sebagaiProblem Solver 1. Peserta yang aktif

2. Terlibat langsung dalam pembelajaran 3. Membangun pembelajaran

c. Peran Masalah sebagai Awal Tantangan dan Motivasi 1. Menarik untuk dipecahkan.

2. Menyediakan kebutuhan yang ada hubunganya dengan pembelajaran yang dipelajari.

3. Pengertian Pengaruh

Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengertian kata pengaruh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua (1997:747), kata pengaruh, yakni


(34)

15

“daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang”.

Pengaruh adalah “daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang” (Depdikbud, 2001:845).

Bila ditinjau dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh adalah sebagai suatu daya yang ada atau timbul dari suatu hal yang memiliki akibat atau hasil dan dampak yang ada.

4. Pembelajaran Geografi

Geografi merupakan ungkapan atau kata dari bahasa InggrisGeography yang terdiri dari dua kata yaitu ;ge yang berarti bumi dan Graphy (yang dalam bahasa yunani Graphein)yang berarti pencitraan, pelukisan atau deskripsi.

Menurut Ferdinan Von Richthofen (1883) dalam buku Sumadi (2010:18), bahwa: perkembangan pemikiran dan kajian Geografi ialah orang yang pertama kali membatasi pengertian Geografi yang hanya pada permukaan bumi (geosfer). Merumuskan definisi Geografi sebagai ilmu yang mempelajari gejala dan sifat-sifat permukaan bumi dan penduduk, disusun menurut letaknya, dan menerapkan tentang terdapatnya gejala-gejala dan sifat - sifat tersebut secara bersama maupun tentang hubungan timbang baliknya.

Menurut Armin K.Lobeck (1939) dalam buku Sumadi (2010:18), Mengemukakan. Perkembangan Pemikiran dan Kajian Geografi definisi ;Geography study of the relationship existing between life and the physical enviroment (geografi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan yang ada antara kehidupan dengan lingkungan fisiknya ).


(35)

16

Geografi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi didalamnya. Baik fisik maupun yang menyangkut mahluk hidup beserta permasalahnya melalui pendekatan keruangan, ekologi dan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan (Bintarto R dan Surastopo Hadisumarno:1977: 9).

5. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi siswa, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dalam kamus bahasa indonesia,”hasil adalah sesuatu yang didapat dari jerih payah”. Seseorang dikatakan berhasil apabila ia melakukan sesuatu, dan ia mendapatkannya secara puas. Siswa dikatakan berhasil apa bila ia memperoleh prestasi yang bagus disekolahanya, tentu prestasi tersebut diperoleh dengan belajar.

Menurut Nana Sudjana (2005:3) hakikat hasil belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Nana Sudjana (1989:38-40) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.

Hasil belajar merupakan segala upaya yang menyangkut aktivitas otak (proses berfikir) terutama dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses


(36)

17

berfikir ini ada enam jenjang, mulai dari yang terendah sampai dengan jenjang tertinggi (Suharsimi Arikunto, 2010:114-115).

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah nilai yang menunjukan hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengikuti proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu baik berupa angka-angka yang didapat setelah kegiatan belajar mengajar dalam bentuk nilai (angka) yang diperoleh dari hasil evaluasi siswa, maupun yang berbentuk perubahan sikap dan keterampilan yang ada pada siswa.

B. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran Problem Based Learning ini bertujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih bagus, karena siswa melaksanakannya pelatihan proses Model Pembelajaran Problem Based Learning berlangsung. Siswa juga dilatih untuk memecahkan suatu masalah pembelajaran Geografi dalam dunia nyata dan berfikir kritis alam suatu masalah. Tidak hanya di dalam sekolah saja pemecahan masalah ini di lakukan, tetapi juga di lakukan di luar sekolah.

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu:

a. Variabel Bebas (X) : pemberian ModelProblem Based Learning b. Variabel Terikat (Y) : hasil belajar Geografi

Maka kerangka pikir, dapat diilustrasikan dalam diagram di bawah ini

Gambar 1. Hubungan Antar Variabel Penelitian pemberian Model

Problem Based Learning(x)

Hasil belajar (Y)


(37)

18

C. Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:110) yang dimaksud dengan hipotesis adalah rumusan jawaban sementara yang harus diuji dengan kegiatan penelitian. Hipotesis dalam permasalahan yang ada yaitu: Ada Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.


(38)

✁9

III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian dan Prosedur Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian ini yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Wiersma (1991: 99) dalam Emzir (2014: 63) mendefinisikan eksperimen sebagai situasi penelitian yang sekurang-kurangnya satu variabel bebas, yang disebut sebagai variabel eksperimental, sengaja dimanipulasi oleh peneliti.

2. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Peneliti membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakan penelitia.

c. Menentukan kelas kontrol dan eksperimen secara acak (Random Assigment).

d. Peneliti memberikan perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen diberi perlakuan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan kelas kontrol diberi perlakuan dengan tanpa menggunakan Model Problem Based Learning(PBL).


(39)

✂ ✄

e. Membuat RPP sesuai dengan pokok materi yang akan diteliti.

f. Mengumpulkan soal prestest-posttest yang merupakan hasil yang dihasilkan.

3. Tahap Penelitian

Untuk tahap penelitian ini adalah dibaginya dua kelompok untuk kelas X IIS dimana satu kelas Eksperimen (32 siswa) dan kelas Kontrol (32 siswa) dalam pembelajaran Geografi.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan merupakan desain Eksperimental Semu (Quasi Experimental). Dalam desain ini, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui randomisasi. Desain ini mirip dengan desain kelompok kontrol prêt tes post teshanya tidak melibatkan penempatan subjek ke dalam kelompok secara random. Dua kelompok yang ada diberi prêt tes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikanpost tes(Emzir, 2014: 102).

Perlakuan yang diberikan adalah model pembelajaran Problem Based Learningpendekatan peta pikiran pada kelas eksperimen.


(40)

☎ ✆

Garis besar pelaksanaan penelitian digambarkan dalam Tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2. Desain Penelitian Eksperimental Semu

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Kelas

Eksperimen

O1 X2 O2

Kelas Kontrol O3 X3 O4

Sumber : Emzir. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT. RajaGrafindo Persada Jakarta.

Keterangan:

O1:Pret testkelas eksperimen

O2:Post testkelas eksperimen

O3:Pret testkelas kontrol

O4:Post testkelas kontrol

X1: Perlakuan di kelas eksperimen

X2: Perlakuan di kelas kontrol, (Emzir, 2014: 97) .

C. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dilaksanakan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung. 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 selama 3 minggu berturut turut pada hari kamis pukul 08:45 10:15 WIB untuk kelas X2 dan pukul 10:45 12:15 WIB untuk kelas X3. Pembelajarn dilaksanakan selama 90 menit atau dua jam pelajaran untuk setiap pertemuan. Jadwal dan bahasa pokok pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.


(41)

✝✝

Tabel 3. Jadwal dan Pokok Bahasan Pelaksanaan Penelitian.

Kelas Tanggal Pertemuan Pokok Bahasan

X2

19 Maret 2015 1 Lapisan Atmosfer Cuaca dan Iklim

26 Maret 2015 2 Klasifikasi Iklim dan Pola Cuaca Hujan di Indonesia

9 Maret 3015 3 Pengaruh Cuaca dan Iklim Terhadap Kehidupan.

X3

19 Maret 2015 1 Lapisan Atmosfer Cuaca dan Iklim

26 Maret 2015 2 Klasifikasi Iklim dan Pola Cuaca Hujan di Indonesia

9 Maret 3015 3 Pengaruh Cuaca dan Iklim Terhadap Kehidupan.

Sumber : Penelitian tahun 2015

Proses belajar mengajar dilaksanakan pada pokok bahasan Atmosfer dangan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning(PBL) pada kelas X2dan metode pembelajaran ceramah pada kelas X3.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai (misalnya, variabel model kerja, keuntungan, biaya promosi, volume penjualan, tingkat pendidikan manajer).

1. Variabel Bebas

Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau disebut X dalam penelitian ini variabel bebas adalah pengaruh penerapan Model Problem Based Learning.


(42)

✞ ✟

2. Variabel terikat

Variabel terikat yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang disebut dengan Y dalam hal ini variabel terikatnya adalah Hasil Belajar.

E. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam menafsirkan variabel yang akan diteliti, maka kiranya perlu ada batasan atau definisi operasional tentang variabel yang akan penulis teliti.

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan cara memberikan arti menafsirkan kegiatan untuk mengukur variabel tertentu. Definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Pemberian ModelProblem Based Learning

Pemberian Model Pembelajaran Problem Based Learning di sini adalah siswa di tuntut aktif dan untuk berfikir kritis di dalam Kurikulum 2013 sudah diterapkan di sekolah-sekolah. Guru yang menyediakan permasalahan dalam dunia nyata lalu siswa berfikir bagaimana pendapat siswa setelah melihat permasalahan yang ada. Siswa menyelesaiakan permasalahan yang ada, guru meluruskan jawaban siswa jika ada yang kurang tepat.


(43)

✠ ✡

2. Hasil Belajar

Hasil belajar secara umum adalah kemampuan siswa dalam mengenai materi pembelajaran setelah siswa melakukan proses pembelajaran di kelas. Hasil yang di maksud di sini adalah hasil nilai siswa yang dicapai dalam mata pelajaran Geografi setelah melakukan proses pembelajaran di kelas melalui tes instrumen dengan kriteria ketuntasan sebagai berikut:

Tabel 4. Kriteria Ketuntasan Minimum SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015

Kriteria Ketuntasan Minimum Keterangan

≥ 75 Tuntas

< 75 Tidak Tuntas

Sumber : Data SMA Negeri 7 Bandar lampung Tahun pelajaran 2014/2015

Akan dilakukan tes diberikan kepada siswa untuk kelas eksperimen menggunakan Model pembelajaran Problem Based Learning, dan akan diberikan instrumen tes 20 soal yang terdiri dari pilihan ganda untuk setiap masing-masing siswa kelas X IIS 2 atau kelas eksperimen. Pilihan ganda akan diberi skor atau bobot nilai untuk setiap soal diberi nilai 5 maka siswa yang menjawab benar seluruhnya akan mendapatkan nilai 100, sedangkan untuk siswa yang tidak menjawab atau 0 (nol). Maka nilai siswa akan sekitar 0-100.


(44)

☛ ☞

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan peneliti ini untuk hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi. Siswa kelas X SMA Negeri 7 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015, profil sekolah dan peta kecamatan.

2. Tes

Suharsimi (2010:53)”Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur suatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.” Dapat diartikan tes adalah sederetan pernyataan atau latihan dan alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, serta kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Tes ialah sepekat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Tes juga merupakan prosedur sistematik di mana individual yang dites direpresentasikan dengan suatu set stimulasi jawaban mereka yang dapat menunjukan ke dalam angka. Tes yang dilakukan penelitian di SMA Negeri 7 Bandar Lampung yang bentuk tes nya adalah tes formatif berbentuk pilihan jamak. Jumlah soal ada 20 pilihan jamak dengan 5 pilihan.


(45)

✌6

G. Uji Persyaratan Instrumen

1. Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:168) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Dalam mengukur validitas, perhatian ditunjukan pada isi dan kegunaan instrumen.

Validitas tes adalah suatu alat ukur yang dikatakan valid analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan rumus korelasi apabila dapat mengukur atau apa yang sebenarnya diukur. Setelah data didapat dan ditabulasi maka pengujian validitas konstruksi (Construct)dilakukan denganproduct momentadalah :

rX.Y =

∑ . (∑ )(∑ )

{ ∑ ( ) }{ ( ) }

keterangan :

rx.y : Koefesien korelasi

n : Jumlah sampel X : Skor variabel X Y : Skor variabel Y

∑X : Jumlah skor variabel X

∑Y : Jumlah skor variabel Y

∑X2 : jumlah kuadrat skor variabel X


(46)

27

Untuk menentukan valid atau tidaknya suatu item soal dilihat dari harga kolerasi. Batas harga korelasi soal yang dianggap valid adalah 0,30. Menurut pendapat Sugiyono (2010) bila harga korelasi di bawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrument tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang.

Dari hasil analisis didapat nilai korelasi antara skor item dengan skor total. Nilai ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 32, maka didapat r tabel sebesar 0,349.

Berdasarkan hasil analisis di dapat nilai korelasi untuk item 7, 17, 18, 19 dan 20 nilai kurang dari 0,349. Karena koefisien korelasi pada item 7, 17, 18, 19 dan 20 nilainya kurang dari 0, 349 maka dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut tidak berkorelasi signifikan dengan skor total (dinyatakan tidak valid) sehingga harus dikeluarkan atau diperbaiki. Sedangkan pada item-item lainnya nilainya lebih dari 0,349 dan dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebutvalid.

2. Uji Reabilitas

Reabilitas lebih mudah dimengerti, dengan memperhatikan tiga aspek yaitu: kemantapan, ketepatan, dan homogenitas. Suatu instrumen dikatakan mapan apabila dalam mengukur sesuatu berulang kali, dengan syarat bahwa kondisi saat pengukuran tidak berubah, instrumen tersebut memberikan hasil yang sama.


(47)

28

Dalam penelitian ini digunakan rumus Alpha dalam Sudjiono (2010: 208), sebagai berikut:

=

keterangan:

: koefisien reabilitas tes n : banyaknya butir soal

: jumlah varians skor tiap-tiap item : varians total

Menurut Sudjiono (2010:208), tes dikatakan reliabel, jika lebih dari 0,70. Sedangkan menurut Azwar (2007:188) interpretasi terhadap koefisien reliabilitas bersifat relatif. Tidak ada batasan mutlak yang menunjukkan angka koefisien terendah yang harus dicapai agar suatu pengukuran dapat disebut reliabel.

Tabel 5. Koefisien realibilitas

Koefisien reabilitas (r11) Kriteria

r11≤ 0,20 Sangat Rendah

0,20 < r11≤ 0,40 Rendah

0,40 < r11≤ 0,60 Sedang

0,60 < r11≤ 0,80 Tinggi

0,80 < r11≤ 1,00 Sangat Tinggi

Sumber : Suharsimi Arikunto (2010 : 195).

Dalam membandingkan koefisien reabilitas, interpretasi tidak dapat lepas dari besarnya varians skor (s2x). Dari sini kemudian dapat dihitung suatu


(48)

29

dalam pengukuran merupakan ukuran variabilitas eror yang terjadi dalam pengukuran, yaitu:

se = standar eror dalam pengukuran

sx = deviasi standar skor tes

rxx = koefisien reabilitas

dengan persamaanya,

=

( )

Untuk mengestimasi skor yang sesungguhnya dalam suatu tes, digunakan interval kepercayaan skor murni sebagai berikut:

Keterangan:

X = Skor yang diperoleh pada tes

= Nilai kritis deviasi standar normal pada taraf kepercayaan yang dikehendaki

= Eror standar dalam pengukuran pada kelompok dimana subjek berada

Dari hasil analisis di atas didapat nilai Alpha sebesar 0,820. Sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan jumlah data (n) = 32, didapat sebesar 0, 349. Karena nilainya lebih dari 0, 349, maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebutreliabel.

se =


(49)

30

3. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan butir soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Indeks diskriminasi ini berkisar 0,00 sampai 1,00. Dalam indeks kesukaran tidak mengenal tanda indeks diskriminasi digunakan jika butir soal “terbalik”, menunjukan kualitas tes. Yaitu anak pandai disebut bodoh dan sebaliknya. Rumus menghitung daya pembeda adalah sebagai berikut:

DP =

Keterangan :

DP : indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

JA : jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah JB : jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah IA : jumlah skor ideal kelompok (atas/bawah)

Tabel 6 . Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Nilai Interpretasi

< 0 Sangat Buruk

0,00 0,20 Buruk

0,21 0,30 Agak baik, perlu revisi

0,31 0,70 Baik

0,71 1 Sangat Baik


(50)

31

Dalam penelitian ini digunakan Uji Data Pembeda Soal, yang setiap soal berbobotkan berbeda beda dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 7. Hasil PerhitunganUji Data Pembeda Soal

Kriteria Nomor soal Jumlah

Buruk 5,7,11,12,16,17,19 7

Sedang 2,4,14,15,18 5

Baik 1,3,6,8,9,10,13,20 8

Total 20

Sumber : Hasil Perhitungan Penelitian

Berdasarkan hasil pengelolahan data, Maka dapat diketahui terdapat 7 butir soal yang tergolong buruk yaitu butir soal nomor 5,7,11,12,16,17,19 soal tersebut dikatakan buruk karena memiliki indeks daya pembeda <0,20. Untuk soal yang tergolong sedang terdapat 5 soal yaitu nomor 2,4,14,15,dan 18 soal tersebut dikatakan sedang karena memiliki indeks daya pembeda 0,21 0,3.Sedangkan soal yang tergolong baik terdapat 8 soal yaiu nomor 1,3,6,8,9,10,13,20 soal tersebut dikatakan baik karena memiliki indeks daya pembeda0,31 0,70.

4. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran merupakan suatu analisi kualitatif konvesional paling sederhana dan mudah. Hasil hitunganya merupakan proposi atau perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Bilangan yang menunjukan sukar atau tidaknya suatu soal dikatakan indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran 0,00 sampai dengan 1,00. Semakin besar indeks menunjukkan semakin mudah butir soal, karena dapat dijawab dengan benar oleh


(51)

32

sebagian besar atau seluruh siswa. Begitu juga sebaliknya, jika sebagian besar siswa tidak ada sama sekali yang menjawab benar menunjukan butir soal yang sukar.

Cara untuk menghitung tingkat kesukaran adalah sebagai berikut: TK =

Keterangan :

TK = Tingkat Kesukaran

= Banyaknya siswa yang menjawab item dengan benar N = Banyaknya siswa yang menjawab item.

Hasil perhitungan tingkat kesukaran diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang dijelaskan Sudjiono (2008:372) yang tertera dalam Tabel berikut:

Tabel 8. Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

Nilai Interpretasi

0,00 0,15 Sangat Sukar

0,16 0,30 Sukar

0,31 0,70 Sedang

0,71 0,85 Mudah

0,86 1,00 Sangat Mudah

Sumber : Suharsimi Arikunto (2010:210).

Berdasarkan pengelolahan data dalam penelitian ini ada tabel 10. Perhitungan Nilai Tingkat Kesukaran Uji Coba Soal Sebagia berikut: Tabel 9. Hasil Perhitungan Nilai Tingkat Kesukaran Uji Coba Soal

Kriteria Nomor soal Jumlah

Sangat Sukar -

-Sukar -

-Sedang 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12, 13,

14,15,16,17,18,19,20

19

Mudah 1 1

Sangat Mudah -


(52)

33

Berdasarkan pengelolahan data dalam penelitian ini adalah terdapat 5 soal yang dibuang yaitu soal nomor 7,17,18,19,dan 20, butir soal 20 yang digunakan dalam tes hasil belajarpretesdanpostes.

H. Teknik Analisis Data

1. Persyaratan Analisis Data a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji untuk melihat apakah data penelitian yang diperoleh mempunyai distribusi atau sebaran normal atau tidak. Untuk penelitian ini menggunakan program Statistical Product and Service Solutio(SPSS -16,0). Dalam uji Normalitas ini ketentuan berlaku apabila nilai signifikan (Sig) < 0,005 bererti distributor sampel tidak normal,apabila nilai signifikan (Sig) > 0,005 berarti sampel berdistribusi normal (Santoso, 2012:192) .

b. Uji Homogenitas

Untuk uji homogenitas penelitian ini menggunakan program Statistical Product and Service Solutio(SPSS -16,0).

Dalam uji homogenitas berlaku ketentuan bahwa apabila nilai signitifikasi (Sig) < 0.005 berarti data dalam populasi-populasi yang mempunyai variasi tidak sama, apabila nilai signitifikasi (Sig) > 0,005 berarti berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians yang sama (Santoso, 2012:193).


(53)

34

c. Uji Hipotesis

Perhitungan mengenai Uji Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Statistical Product and Service Solutio(SPSS -16,0).

1) Hipotesis

Ho : tidak ada pengaruh penerapan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. H1 : ada pengaruh penerapan model pembelajaranProblem Based

Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

2) Kriteria penguji

1. Jika probabilitas (Sig.) > 0,05 maka Ho diterima, sebaliknya jika probabilitas (Sig.) < 0,05 maka Ho ditolak.

2. Pembelajaran dikatakan efektif jika memenuhi syarat ketuntasan belajar (ketuntasan klasifikasi), yaitu jika dalam suatu kelas terdapat ≥85% siswa yang telah tuntasbelajarnya.

d. Gain (Peningkatan) Hasil Belajar

Uji gain adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan belajar mengajar, adapun rumus gain ternormalisasi adalah :

= ( )


(54)

35

Keterangan :

g =gain

= postes =pretes

= Nilai maksimum

Klasifikasi peningkatan (Gain) hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 10. KlasifikasiGain .

No NilaiGain(g) Keterangan

1. > 0,7 Tinggi

2. 0,30,7 Sedang

3. < 0,3 Rendah


(55)

64

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai pengaruh penerapan Model PembelajaranProblem Based Learningterhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi kelas X SMA Negeri 7 Bandar lampung Tahun Pelajaran 2014/2015 maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa:

Ada pengaruh penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi kelas X SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, sebaiknya guru menerapkan Model Pembelajaran Problem Based Learning karena terbukti Model Pembelajaran Problem Based Learning tersebut dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih tinggi.


(56)

65

2. Diharapkan bagi peneliti yang lain dapat mengkaji lebih lanjut penelitian yang serupa dengan model pembelajaran yang berbeda.

3. Pada Program Studi Geografi diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan dalam program dan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Syarifuddin. 2007.Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar, edisi II, cetakan ke 4. Pustaka Pelajar. Jakarta.

Bintarto, R dan Surastopo Hadisumarno. 1977. Metode Analisis Geografi: LP3ES. Jakarta.

Dimiyanti dan Mudjiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta. jakarta.

Daryono. 2014.Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, cetakan 1. Gava Media. Yogjakarta.

Djawadi, Hadi Nugroho. 2013. Strategi Pembelajaran Geografi. Ombak. Yogyakarta.

Emzir. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Jonathan Sarwono dan Herlina Budiono. 2012.Aplikasi Untuk Riset skripsi,Tensis dan Disertai Menggunakan SPSS, AMOSdanWxel. PT. Exel Media

Komputindo. Jakarta.

Mangun Sigit Wardoyo. 2013. Pembelajaran Konstruktivisme. Alfabeta cv. Bandung.

Margono. 2010.Metodologi Penelitian Pendidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta Nunuk Suryani dan Leo Agung. 2012.Stategis Belajar Mengajar. Ombak

. Yogyakarta.

Santoso.2012.Metode Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Suharsimi Arikunto. 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Revisi keempatbelas. Rineka Cipta. Jakarta.

. 2010.Metode Penelitian.Rineka Cipta. Bumi Aksara. Jakarta. Sudjana. 2005.Metode Stastika.Tarsito. Bandung.


(58)

Sudjiono, Anas. 2010.Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sugiono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kusntitatif, Kualitatif dan R &D.Alfabeta. Bandung.

. 2010.Metode Penelitian Pendidikan. CV Alfabeta. Bandung. Sukardi. 2003.Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Sugiyono. 2013.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&DAlfabeta.

Bandung.

Slameto. 2010.Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Asdi Mahasatya. Jakarta.

Sumarmi. 2012.Model-Model Pembelajaran Geografi.Aditya Media Publishing. Yogyakarta.


(1)

c. Uji Hipotesis

Perhitungan mengenai Uji Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Statistical Product and Service Solutio(SPSS -16,0).

1) Hipotesis

Ho : tidak ada pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. H1 : ada pengaruh penerapan model pembelajaranProblem Based

Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

2) Kriteria penguji

1. Jika probabilitas (Sig.) > 0,05 maka Ho diterima, sebaliknya jika probabilitas (Sig.) < 0,05 maka Ho ditolak.

2. Pembelajaran dikatakan efektif jika memenuhi syarat ketuntasan belajar (ketuntasan klasifikasi), yaitu jika dalam suatu kelas terdapat ≥85% siswa yang telah tuntasbelajarnya.

d. Gain (Peningkatan) Hasil Belajar

Uji gain adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan belajar mengajar, adapun rumus gain ternormalisasi adalah :

= ( )


(2)

35

Keterangan :

g =gain

= postes =pretes

= Nilai maksimum

Klasifikasi peningkatan (Gain) hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 10. KlasifikasiGain .

No NilaiGain(g) Keterangan

1. > 0,7 Tinggi

2. 0,30,7 Sedang

3. < 0,3 Rendah


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai pengaruh penerapan Model PembelajaranProblem Based Learningterhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi kelas X SMA Negeri 7 Bandar lampung Tahun Pelajaran 2014/2015 maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa:

Ada pengaruh penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi kelas X SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, sebaiknya guru menerapkan Model Pembelajaran Problem Based Learning karena terbukti Model Pembelajaran Problem Based Learning tersebut dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih tinggi.


(4)

65

2. Diharapkan bagi peneliti yang lain dapat mengkaji lebih lanjut penelitian yang serupa dengan model pembelajaran yang berbeda.

3. Pada Program Studi Geografi diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan dalam program dan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.


(5)

Azwar, Syarifuddin. 2007.Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar, edisi II, cetakan ke 4. Pustaka Pelajar. Jakarta.

Bintarto, R dan Surastopo Hadisumarno. 1977. Metode Analisis Geografi: LP3ES. Jakarta.

Dimiyanti dan Mudjiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta. jakarta.

Daryono. 2014.Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, cetakan 1. Gava Media. Yogjakarta.

Djawadi, Hadi Nugroho. 2013. Strategi Pembelajaran Geografi. Ombak. Yogyakarta.

Emzir. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Jonathan Sarwono dan Herlina Budiono. 2012.Aplikasi Untuk Riset skripsi,Tensis dan Disertai Menggunakan SPSS, AMOSdanWxel. PT. Exel Media

Komputindo. Jakarta.

Mangun Sigit Wardoyo. 2013. Pembelajaran Konstruktivisme. Alfabeta cv. Bandung.

Margono. 2010.Metodologi Penelitian Pendidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta Nunuk Suryani dan Leo Agung. 2012.Stategis Belajar Mengajar. Ombak

. Yogyakarta.

Santoso.2012.Metode Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Suharsimi Arikunto. 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Revisi keempatbelas. Rineka Cipta. Jakarta.

. 2010.Metode Penelitian.Rineka Cipta. Bumi Aksara. Jakarta. Sudjana. 2005.Metode Stastika.Tarsito. Bandung.


(6)

Sudjiono, Anas. 2010.Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sugiono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kusntitatif, Kualitatif dan R &D.Alfabeta. Bandung.

. 2010.Metode Penelitian Pendidikan. CV Alfabeta. Bandung. Sukardi. 2003.Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Sugiyono. 2013.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&DAlfabeta.

Bandung.

Slameto. 2010.Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Asdi Mahasatya. Jakarta.

Sumarmi. 2012.Model-Model Pembelajaran Geografi.Aditya Media Publishing. Yogyakarta.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 TEMPURAN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 146

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENUMBUHKAN SIKAP KEBANGSAAN PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 32 77

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI IPS SMA NEGERI 6 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

0 6 71

PENGARUH PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MERAPI BARAT KECAMATAN MERAPI BARAT KABUPATEN LAHAT SUMATERA SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 6 72

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA IT MIFTAHUL JANNAH BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

2 9 90

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 8 58

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BANJARREJO BATANGHARI LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 24 52

STUDI PERBANDINGAN SIKAP SOSIAL SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTAIF TIPE PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X SMA NEGERI 1 GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 5 92

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 GADING REJO TAHUN PELAJARAN 20152016

1 0 9

View of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PEMASARAN ONLINE PADA SISWA KELAS X PEMASARAN SMK BINA BANGSA SEDONG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

0 0 11