Masalah Kontrol Optimum State Sistem Dinamik dan Peubah Reachability,

Prosedur yang dijelaskan di atas dapat diekspresikan dalam bentuk iterasi 2 1 [ 4 ] 2 y x b x b x a x c x a x     dan 2 1 1 [ 4 ], 0. 2 n n d y y x b x b x a x c x n a x d x        Agnew R.P. 1960 Berikut diberikan beberapa definisi mengenai dasar dari kontrol optimum.

2.8 Masalah Kontrol Optimum

Definisi 2.8.1 Masalah Kontrol Optimum Masalah kontrol optimum adalah memilih peubah kontrol ut di antara semua peubah kontrol yang admissible, yaitu kontrol yang membawa sistem dari state awal x t pada waktu t kepada state akhir x T pada waktu akhir T, sedemikian sehingga memberikan nilai maksimum atau nilai minimum untuk fungsional objektif. Fungsional objektif adalah fungsi dari beberapa fungsi lainnya untuk memaksimumkan atau meminimumkan suatu permasalahan. Tu 1983

2.9 State Sistem Dinamik dan Peubah

Kontrol Definisi 2.9.1 State Sistem Dinamik dan Peubah Kontrol State atau keadaan sistem dinamik adalah koleksi dari 1 2 , ,..., n x t x t x t x t  yang apabila diberikan suatu nilai pada waktu t t  , maka nilainya akan dapat ditentukan pada t t  melalui pilihan vektor peubah kontrol 1 2 , ,..., n u t u t u t u t  . Vektor x t disebut vektor peubah state sedangkan i x t disebut peubah state untuk 1 , i n t t T     . Ruang state adalah ruang dimensi n yang memuat koordinat i x t di mana 1 i n   . State suatu sistem kontinu pada waktu t dinyatakan dalam bentuk sistem persamaan diferensial yaitu [ , , ] x t f x t u t t   sedangkan state suatu sitem diskret dinyatakan dalam sistem persamaan beda yaitu 1 [ , , ] x k f x k u k k   . Sistem ini juga dapat berbentuk deterministik dan stokastik. Peubah kontrol adalah peubah yang memengaruhi suatu sistem dilambangkan dengan i u t dengan 1 , i n t t T     . Secara umum, kendala peubah kontrol dinyatakan dengan persyaratan bahwa peubah kontrol harus dipilih dari kumpulan kontrol- kontrol yang admissible, yang dilambangkan u t  , artinya kontrol i u t u t  . Apabila kontrol u t hanya fungsi dari t, maka disebut kontrol open-loop dan apabila kontrol u t juga merupakan fungsi dari peubah state x t yaitu [ , ] u t u x t t  , maka disebut kontrol closed-loop . Tu 1983

2.10 Reachability,

Controllability, dan Observability Definisi 2.10.1 Reachability, Controllability, dan Observability Suatu keadaan 1 x dikatakan dapat dicapai reachable dari sebarang keadaan x pada waktu t jika kontrol 1 u T u T  dapat ditemukan sedemikian sehingga 1 1 1 , , x u x t x  untuk waktu 1 t t  . Koleksi dari semua 1 x tersebut disebut reachable state pada waktu t. Istilah controllability merujuk pada kenyataan bahwa beberapa state terminal 1 x dapat dicapai dari state awal x dengan pilihan kontrol u t yang tepat, 1 u T u T  . Jadi, controllability merupakan syarat perlu untuk adanya suatu solusi. Observability adalah kemampuan untuk menentukan state awal x dari observasi data dan output. Output menyatakan hubungan antara peubah state dengan peubah kontrol, misalnya [ , , ] y t g x t u t t  . Tu 1983 2.11 Fungsional Objektif Definisi 2.11.1 Fungsional Objektif Peubah kontrol u t harus dipilih dalam rangka memaksimumkan atau meminimumkan fungsional objektif [ ] J u t , yaitu [ ] , , , T t J u t f x t u t t dt   dengan f adalah fungsi bernilai real. Secara umum, terdapat tiga alternatif untuk menyajikan formulasi fungsional objektif, yaitu: 1. Formulasi Bolza Formulasi fungsional objektif bentuk Bolza merupakan formulasi yang lebih umum. [ ] [ , ] , , , T t J u t S x T T f x t u t t dt    dengan f dan S adalah fungsi kontinu yang dapat diturunkan. Fungsi [ , ] S x T T dikenal dengan fungsi ‘scrap value’ pada waktu terminal T . 2. Formulasi Lagrange Formulasi Lagrange adalah bentuk khusus dari formulasi Bolza dengan [ , ] S x T T  , yaitu [ ] , , . T t J u t f x t u t t dt   3. Formulasi Mayer Formulasi Mayer juga merupakan bentuk khusus dari formulasi Bolza, dengan , , T t f x t u t t dt   , yaitu [ ] [ , ]. J u t S x T T  Dengan mendefinisikan kembali peubah- peubahnya, maka ketiga Bolza dapat dikonversikan menjadi formulasi Mayer dengan mendefinisikan peubah tambahan 1 n x t  sebagai 1 , , t n t x t f x u dt     , 1 n x t   akan menghasilkan 1 [ , ] n J x t S x T T    . Tu 1983

2.12 Formulasi Masalah Kontrol Optimum