PENGEMBANGAN DAN VALIDASI INSTRUMEN SCREENING MASALAH ANAK DAN REMAJA -PEER RELATION (ISMAR-PR)

PENGEMBANGAN DAN VALIDASI INSTRUMEN SCREENING
MASALAH ANAK DAN REMAJA -PEER RELATION (ISMAR-PR)

SKRIPSI

Oleh :
Elda Pratiwi
201110230311178

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

PENGEMBANGAN DAN VALIDASI INSTRUMEN SCREENING
MASALAH ANAK DAN REMAJA -PEER RELATION (ISMAR-PR)

SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Psikologi


Oleh :
Elda Pratiwi
201110230311178

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pengembangan
dan Validitas Instrumen Screening Masalah Anak dan Remaja (ISMAR) dalam Pengukuran
Peer Relation Remaja”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi
di Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam Proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk
serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dra. Tri Dayakisni, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. Dr. Latipun, M.Kes dan Ari Firmanto, S.Psi, M.Psi, selaku Pembimbing I dan
Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan
dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
3. YudiSuharsono, S.Psi, M.Si, selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi
pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
4. Ayah,Ibu, kakak-kakaktersayang serta seluruh keluarga yang selalu memberikan
dukungan, do’a dan kasih sayang sehingga penulis memiliki motivasi dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. ZianOktavia, M Try Hartoni, AgusSalim, FajrinIntan, Yofita Yilma
Iswahyudi,dansemuasahabat yang selalu menemani dan menjadi tempat curahan hati
serta meberikan dukungan kepada penulis dari mulai awal penulisan sampai
selesainya skripsi ini.
6. ZaimahDwita Arum, yang memberikan nasehat serta arahan kepada penulis selama
menyelesaikan skripsi ini.
7. Siswa-siswi SMAN 1 dan 2 Pare, SMA Islam Blitar, SMAN Umbulsari Jember, dan
SMK 17 Pare yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.
8. Teman – teman angkatan 2011 Fakultas Psikologi Khususnya kelas C yang selalu

memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak
memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran
demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Malang,16Februari 2015
Penulis

Elda Pratiwi

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN ...................................................................................i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................iii

HALAMAN PERNYATAAN .........................................................................................iv
KATA PENGANTAR .................................................................................................... v
DAFTAR ISI.................................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL........................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................... x
Abstraks.................................................................................................................... 1
Pendahuluan.............................................................................................................. 2
LandasanTeori.......................................................................................................... 4
MetodePenelitian...................................................................................................... 7
HasilPenelitian......................................................................................................... 9
Diskusi...................................................................................................................... 13
SimpulandanImplikasi............................................................................................ 15
Referensi...................................................................................................................15

vii

DAFTAR TABEL

Tabel.1. M, SD, F, and item total correlations untuk ISMAR........................................ 10

Tabel. 2. Sebaran Muatan Faktor EFA …………............................................................ 12
Tabel. 3.Sebaran Muatan Faktor CFA …………............................................................ 12

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 rancangan penelitian............................................................................................. 7
Gambar 2 Scree Plot eigenvaluaes.......................................................................................... 11

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Instrumen ISMAR
Instrumen IPR
ContohKuisionerPenelitian
Input data penelitian
Output analisa SPSS


x

15
REFERENSI:
American educational reseach association, american psychological association, and national
council on measurement in education. (1999). Standards of Educational and
Psychological Testing. Washington, DC: American Educational Reseach Association.
Azwar, S. (2012). Dasar-dasar psikometri(11th ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Chen, G. M., & Starosta, W. J. (2000). The development and validation of the intercultural
sensitivity scale. Human Communication University of Rhode Island, (3), 1-15
Cook, D. A., & Beckman, T. J. (2006). Current concepts in validity and reliability
forpsychometric instrumens: theory and application. The American Journal of
Medicine, 119 (166), 7-16.
Corcoran, K., & Fischer, J. Measures for clinical practice (3rd ed.). New York
Crosno, R., Neely, C. M. (2008). Peer relations, adolescent behavior, and public health
research and practice. Fam Community Health Supplement 1, 31(1), 871-880.
Greca, A. M. L., & Hannah, M.H. (2005). Adolescent peer relations, friendships, and
romantic relationships: Do they predict social anxiety and depression?.Journal of
Clinical Child and Adolescent Psychology, 34 ( 1), 49–61.
Kafle, A.,& Thakali, M. (2013). Social relations in adolescence: Role of parent and peer

relationships in adolescenct psychosocial development. Health and Care Social Service
Journal. 1-54
Morgan, M., & Grube, J.W. (1991). Closeness and peer group influence.British Journal of
Social Psychology,30, 159-169.
Nurhasanah. (2011). The relationship between the cohesiveness with the peer group learning
achievement in students of the faculty of psychology at Gunadarma University.
Accessed on May Online at Gunadarma University Library : http://library.gunada.
Paola, M. D., & Scoppa,V. (2009). Peer group effects on the academic performance of italian
students. Journal of Internet University of Calabria. Accessed on April Online at
http://mpra.ub.uni-muenchen.de/18428/ MPRA Paper No. 18428. 1-21.
Santrock, J.W. (2003). Life span development: Perkembangan masa hidup(5thed). jilid 2.
Jakarta: Erlangga
Sireci, S. G. (2007). On validity theory and test validation. Educational Researcher, 36(8),
477–481.
Stapleton, C.D. (1997). Basic concepts in exploratory faktor analysis (EFA) as a tool to
evaluate score validity: a right-brained approach. Texas A&M University.

16
Thakore, Digvijaysinh. (2013). Conflict and conflict management. IOSR Journal of Business
and Management, 8(6), 01-16.

Walters, K.M.S.W., & Bowen, G.L. (1997). Peer group acceptance and academic
performance among adolescents participating in a dropout prevention program.Child
and Adolescent Social Work Journal, 14 (6), 413-426.
Yusrizal. (2008). Pengujian validitas konstruk dengan menggunakan analisis faktor. Jurnal
Tabularasa PPS Unimed, 5 (1).
Zhang, X. H., & Ngorsuraches, S. (2009). Development and validation of scale to measure
patients’ trust in pharmacists in Singapore. School of Biomedical Sciences University of
Newcastle, (3), 1-7

2

Seiring kemajuan teknologi dan budaya individualis dalam masyarakat membuat beberapa
remaja, terutama di kota besar sulit menjalin hubungan pertemanan dengan teman sebaya.
Beberapa remaja bahkan tidak berkeberatan dengan kondisi dimana mereka tidak memiliki
teman dekat, karena sebagian remaja beranggapan hubungan pertemanan akan mengganggu
privasi mereka, dan mereka merasa mampu memenuhi kebutuhan mereka tanpa perlu
mengandalkan orang lain, sehingga menimbulkan sikap egoisme pada remaja. Hal inilah yang
membuat perkembangan sosioemosional mereka menjadi tidak maksimal.
Dari hasil survey yang dilakukan oleh LG Economic Reseach Institute pada tanggal 13 Juni
2012, menyatakan bahwa dari sebanyak 1.800 orang yang berpartisipasi di dalamnya ada 36,4%

responden memprioritaskan individualitas ketimbang organisasi. Budaya individualisme inilah
yang harus dijauhkan dari kehidupan para remaja dan mengarahkan mereka pada kehidupan
bersosialisasi dalam bentuk pertemanan.
Hubungan pertemanan merupakan sumber dukungan sosial dan emosi yang paling berpengaruh
terhadap perkembangan remaja. Hubungan dengan teman yang terjalin pada masa remaja sangat
mempengaruhi aspek perkembangan positif pada remaja, terutama dalam meningkatkan relasi
positif yang akhirnya dapat membuat remaja memiliki harga diri dan penyesuaian sosial yang
positif di masa dewasanya. Dengan menjalin hubungan dengan teman, remaja akan merasakan
kebersamaan dengan orang lain di luar keluarga inti. Hubungan ini dapat membantu remaja
mendapat dukungan emosional, belajar menjadi pemimpin, belajar berbagi hidup dengan orang
lain, belajar sikap saling tolong menolong, belajar menggunakan kebebasan berpendapat dan
menemukan identitas diri, karena pada usia remaja seseorang cenderung mulai melepaskan diri
dari lingkup keluarga dan mulai menjalin relasi yang mendalam dengan orang lain (Furman &
Buhrmester, dalam Greca, 2005).
Penerimaan dari teman sebaya merupakan bagian terpenting dari kehidupan remaja. Dalam
hubungan pertemanan, remaja merasa mendapat teman berbagi perasaan dan pikiran mereka,
karena mereka dapat melakukan dan berbicara apa saja tanpa takut dihakimi, dan dapat berbagi
perasaan yang tidak masuk akal sekalipun. Remaja merasa terlindungi dari kesendirian dan
keterasingan, sehingga akan terbentuk komunikasi, komitmen, dan pengungkapan pendapat yang
akan menjauhkan remaja dari perasaan kesendirian (Santrock & Filedman, 2003; Kafle, 2013).

Tidak jarang pertemanan remaja berkembang kearah persahabatan saat mereka merasakan
kedekatan yang memberikan kenyamanan pada diri remaja. Beberapa pertimbangan remaja
dalam memilih teman antara lain karena adanya faktor kesamaan yang akan memudahkan dalam
berkomunikasi, rasa suka yang ada timbal balik, adanya karakter positif yang dimiliki teman,
sikap sosial dan penampilan fisik teman.
Waktu yang paling banyak digunakan remaja dalam kehidupannya sehari-hari adalah untuk
menjalin relasi antarpribadi dalam bentuk hubungan pertemanan atau bahkan persahabatan,
karena dalam kesehariannya mereka dikelilingi oleh orang-orang yang sebaya dengan mereka.
Dalam menciptakan hubungan pertemanan, tidak semua remaja dapat melakukannya dengan
baik. Hubungan pertemanan pada remaja terbentuk berdasarkan beberapa pertimbangan
kesamaan antar masing-masing pribadi dan kemampuan pribadi dalam menjalin relasi. Dalam
pertemanan remaja juga mungkin terjadi pemutusan hubungan pertemanan, hal ini terjadi karena
dalam perjalanan hubungan pertemanan mereka mengalami permasalahan yang tidak
terselesaikan, kepindahan tempat tinggal, kematian, atau pernikahan. Perpisahan pertemanan ini
jika dianggap wajar oleh remaja maka tidak akan menjadi permasalahan dalam diri remaja,

3

namun saat remaja tidak dapat menerima kenyataan tersebut maka akan memberikan dampak
negatif kepada remaja, antara lain membuat remaja dalam situasi kesedihan dan keputusasaan,

mereka tidak mampu menjalin hubungan pertemanan baru dan merasa tidak nyaman dalam
lingkungan sosialnya. Hal ini terjadi karena hubungan pertemanan pada remaja terjadi secara
emosional yang mendalam dan teman memberikan pengaruh yang besar terhadap pengambilan
keputusan dan kepribadian remaja.
Sebagian besar waktu yang dihabiskan remaja di lingkungan sekolah memberikan pengaruh
kepada remaja untuk memutuskan dengan siapa dia akan menjalin hubungan dan kriteria seperti
apa yang dapat mereka pilih menjadi teman. Dalam dalam hal ini sanggat penting diketahui apa
hambatan yang dirasakan dan keadaan yang dirasakan dalam hubungan pertemanan remaja
terutama pada saat remaja berada di lingkungan sekolah. Karena selain memiliki dampak positif
hubungan pertemanan ini juga menimbulkan berbagai dampak negatif antara lain memicu
terjadinya problem yang menyebabkan remaja mengalami perasaan kesepian, permusuhan, dan
salah paham dengan teman mereka (Santrock, 2003). Dengan demikian kita dapat membantu
remaja dalam permasalahan hubungan pertemanan mereka, mengetahui pemahaman dan cara
pandang remaja terhadap hubungan pertemanan, dan membantu para orang tua dalam
memberikan pengarahan terhadap anak-anak mereka dalam hal menjalin hubungan pertemanan.
Dengan fenomena yang terjadi pada remaja saat ini, maka sangat penting dilakukan screening
apakah para remaja saat ini dapat menjalin hubungan pertemanan dengan baik. Screening ini
penting dilakukan agar dapat diketahui faktor apa saja yang membuat remaja mudah dalam
menjalin pertemanan dan hambatan apa yang mereka hadapi saat menjalin pertemanan terutama
di lingkungan sekolah. Melalui screening juga dapat diketahui seberapa besar remaja
menganggap penting sebuah pertemanan dalam kehidupan mereka. Permasalahan yang terjadi
saat ini adalah terbatasnya instrumen dalam pengukuran peer relation yang tervalidasi di
Indonesia. Dengan dilakukannya validasi instrumen yang sesuai dengan latar belakang budaya
dan bahasa Indonesia maka akan lebih memudahkan pengguna untuk mengidentifikasi
permasalahan remaja, dan tidak memerlukan lagi adaptasi instrumen dari luar negeri, yang
memungkinkan adanya bias budaya sehingga instrumen menjadi tidak tepat sasaran.
Instrumen untuk screening masalah anak dan remaja (ISMAR) terdiri dari 70 item, yang disusun
oleh Latipun pada tahun 2014. Pengembangan dan validasi akan dilakukan pada ISMAR dalam
aspek peer relation (ISMAR-PR) yang terdiri dari 7 item pernyataan. Item-item peer relation
dalam ISMAR-PR sebelumnya telah melalui uji validitas konten dan validitas konstruk, namun
belum dilakukan pengujian validitas dengan analisa statistik. Pengembangan dalam penelitian ini
adalah untuk memberikan penambahan item peer relation dan melakukan uji validitas dengan
analisa statistik agar instrumen tersebut dapat digunakan sebagai syarat suatu alat ukur dapat
digunakan. Menurut America Psychological Association (1999) uji validitas dilakukan untuk
mengetahui sejauhmana bukti dan teori mendukung interpretasi skor tes sebagai konsekuensi
dari penggunaan tes yang diusulkan. Dengan terciptanya instrumen yang valid, maka instrumen
ini mampu mengidentifikasi permasalahan pertemanan remaja Indonesia sesuai dengan budaya
yang berlaku di Indonesia, dan dapat dimanfaatkan oleh cakupan pemakai yang lebih luas, tidak
hanya oleh psikolog professional tetapi juga dapat digunakan oleh kalangan pendidik seperti
guru.