PENGEMBANGAN INSTRUMEN DAN PENILAIAN BERBASI

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN
BERBASIS

HOTS

KOMPETENSI DASAR
• Mengembangkan instrument dan
menerapkan penilaian hasil belajar berbasis
Higher Order Thinking Skill (HOTS)

INDIKATOR
• Menjelaskan tingkatan berpikir ranah
pengetahuan (kognitif) menurut Taksonomi
Bloom.
• Menjelaskan tahapan berpikir kognitif
tingkat tinggi.
• Menyusun instrument penilaian hasil belajar
aspek analisis
• Menyusun instrument penilaian hasil belajar
aspek evaluasi
• Menyusun instrument penilaian hasil belajar

aspek kreativitas
• Menyusun instrument penilaian hasil belajar
berbasis Higher Order Thinking Skill
• Mengembangkan instrumen berdasarkan
pertanyaan inovatif

LATAR BELAKANG
A

1. 75% sekolah di Indonesia tidak
memenuhi Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Pendidikan Dasar. (hasil
pemetaan Kemendikbud terhadap
40.000 sekolah pada tahun 2012).
2. 44,5 Nilai rata-rata uji kompetensi guru
(UKG) dari standar minimal yang
diharapkan 70. (Hasil Uji Kompetensi
Guru Tahun 2012 terhadap 460.000
Guru).
3. 40 posisi Indonesia dari 40 negara, dan

termasuk 10 negara berkinerja
terburuk pada Pemetaan The Learning
Curve – Pearson (Hasil pemetaan akses
dan mutu pendidikan pada tahun 2013
dan 2014)

4. 49 peringkat Indonesia dari 50 negara pada
pemetaan mutu pendidikan tinggi (hasil
pemetaan universitas21 tahun 2013)
5. 40 peringkat Indonesia dari 42 negara pada
pemetaan TIMSS bidang Literasi Sains
(Pemetaan Trands International Mathematics
and Science Studies 2011)

Informasi yang lebih “memiriskan” adalah kesimpulan yang
ditampilkan dari hasil penelitian Programme for International
Student Assessment (PISA) yang membandingkan jumlah siswa
yang literasi matematika di bawah tingkat 2 selama tahun 2003
dibandingkan dengan tahun 2009. Ternyata, Indonesia memiliki
persentase tertinggi yakni 76 persen dan tidak banyak berubah

dalam enam tahun selanjutnya. Padahal, ada penelitian yang
menyimpulkan bahwa anak yang penguasaan matematika di
bawah level 2 akan sulit hidup di abad 21.

Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah
kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif,
metakognitif, dan berpikir kreatif

• Analisis merupakan kemampuan berpikir
dalam menspesifikasi aspek-aspek/elemen
dari sebuah konteks tertentu;
• Evaluasi merupakan kemampuan berpikir
dalam mengambil keputusan berdasarkan
fakta/informasi; dan
• Mengkreasi merupakan kemampuan berpikir
dalam membangun gagasan/ide-ide.
(Anderson, Krathwohl)

PEMBELAJAR
AN

KEMAMPUAN
BERPIKIR
TINGKAT
TINGGI
TINGGI

PENILAIAN

NO

Kemapuan Berfikir

1.

Pemecahan Masalah

Kegiatan yang Dikembangkan
-

-


-

-

2.

Membuat Keputusan

-

Secara individu atau kelompok (diskusi) memahami dan
mengidentifikasi masalah yang diberikan.
Membuat pertanyaan, atau dugaan-dugaan tentantang
penyelesaian masalah yang diberikan
Mengumpulkan informasi atau data untuk mencoba
menemukan jawaban atau sebagai dasar pemecahan
masalah
Mengdentifikasi, mengolah, menganalisis, menggunakan,
dan menalar informasi yang berhasil dikumpulkan.

Membuat kesimpulan atau generalisasi pemecahan masalah
yang diberikan

Mengidentifikasi suatu permasalahan terkait pilihan
keputusan.
Mengidentifikasi berbagai aspek terkait permasalahan dalam
pengambilan suatu keputusan.
Menentukan skala prioritas dari beberapa pilihan
Membuat sebuah keputusan dari berbagai pilihan
kemungkinan
Membuat kesimpulan tentang keputusan yang diambil.

3.

Berfikir Kritis

-

-


-

4.

Berfikir Kreatif

Siswa diarahkan untuk memeriksa, menghubungkan, dan
mengevaluasi semua aspek dari situasi atau masalah yang
diberikan.
Siswa mengumpulkan, mengorganisir, mengingat, dan
menganalisa informasi.
Membaca dengan pemahaman dan mengidentifikasi materi
yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan.
Menarik kesimpulan dari data yang diberikan
Menentukan ketidak konsistenan dan pertentangan dalam
sekelompok data.
Berfikir kritis adalah analitis dan refleksif

Berfikir kreatif sifatnya orisinil dan reflektif. Hasil dari
keterampilan berfikir ini adalah sesuatu yang kompleks.

Kegiatan yang dilakukan di antaranya:
- menyatukan ide,
- menciptakan ide baru, dan menentukan efektifitasnya.
- Menarik kesimpulan terkait ide atau hasil akhir yang baru

MENGEMBANGKAN
INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR
BERBASIS

HOTS

RAMBU-RAMBU
» Meskipun HOTS seperti melibatkan kompetensi sikap (berpikir kritis, logis,
kreatif, reflektif, dan metakognitif) dan keterampilan (mencipta/mengkreasi)
tetapi dasar pengembangannya adalah kompetensi pengetahuan (KD dari KI3)
» Butir soal yang dirancang berada pada level analisis, evaluasi, dan
mencipta/mengkreasikan.
» Menggunakan stimulus
Sebisa mungkin gunakanlah stimulus dalam merancang butir soal berbasis
HOTS. Stimulus adalah informasi yang digunakan sebagai dasar penyusunan

butir. Stimulus dapat berupa teks cerita, penggalan bacaan, gambar, symbol,
puisi, contoh kasus, grafik, bagan, daftar kata, peta film, rekaman, dan
laisebagainya. Stimulus yang disajikan hendaknya mengandung informasi yang
jelas, padat, mengandung konsep/gagasan inti permasalahan, dan benar secara
fakta.
» Menggunakan kata kerja operasional untuk tingkatan analisis, evaluasi, dan
mencipta/mengkreasikan,

RAMBU-RAMBU
3
1
4
Sebisa mungkin gunakanlah stimulus dalam merancang
Meskipun HOTS seperti melibatkan kompetensi
butir soal berbasis HOTS. Stimulus adalah informasi yang
Menggunakan
kata
kerja
sikap
(berpikir

kritis,
logis,
kreatif,
reflektif,
dan
Butir
soal
yang
dirancang
berada
digunakan sebagai dasar penyusunan butir.
Stimulus
metakognitif)
dan
keterampilan
dapat
berupa
teks cerita,
penggalan
bacaan, gambar,

operasional
untuk
tingkatan
pada
level
analisis,
evaluasi,
dan
symbol,
puisi, contoh kasus, grafik,tetapi
bagan,dasar
daftar kata,
(mencipta/mengkreasi)
analisis,
dan
petapengembangannya
film,
rekaman, danevaluasi,
laisebagainya.
Stimulus .yang
mencipta/mengkreasikan
adalah kompetensi
disajikan hendaknya mengandung informasi yang jelas,
pengetahuan
(KD dariinti
KI-3)
padat,mencipta/mengkreasikan
mengandung
konsep/gagasan
permasalahan,

2

dan benar secara fakta.

LANGKAH-LANGKAH
ANALISIS SI

MENYUSUN KISI-KISI

MERUMUSKAN BUTIR
SOAL

Alur Perumusan Indikator

Untuk soal berbasis HOTS, indikatornya dapat
diturunkan dari satu atau lebih kompetensi dasar
(KD).

Format Kisi-Kisi

Contoh 1
NO
1.

KD

MATERI

Menganalisis Salat
ketentuan
Berjamaah
shalat
berjamaah

BENTUK
SOAL
dapat Uraian

STIMULUS

INDIKATOR SOAL

Diberikan
ganbar/cerita
kasus seorang anak
yang
terlambat
ikut
shalat
berjamaah
pada
rakaat tertentu

Siswa
mengambil
keputusan
yang
tepat untuk ikut
shalat
berjamaah
jika terlambat sesuai
ketentuan

NOM
OR
1

Contoh Instrumen
1. Ketika memasuki masjid untuk
shalat Ashar berjamaah, Daffa
melihat imam dan jamaah
sudah dalam posisi duduk
seperti gambar di samping:
Apa yang harus dilakukan
Daffa?

Contoh 2
NO

KD

1.

- …
pecahan
persen
- …
Perbandi
ngan

MATERI
Diagram
Lingkaran

BENTUK
SOAL
dapat Uraian

STIMULUS

INDIKATOR SOAL

Diberikan
gambar/cerita hasil
pilkada
DKI
putaran pertama,
dan hasil survey
terkini
terkait
penyebaran suara

Siswa
memprediksi
perolehan
suara
putaran kedua

NOM
OR
1

Diketahui diagram lingkaran hasil pilkada DKI
putaran pertama sebagai berikut
Hasil Pilkada DKI Putaran I
1

2

3

17.05%

39.95
%

42.99
%

Hasil survey terbaru (LSI) untuk putaran ke-2
yang melibatkan pasangan calon (paslon) 2 dan
3, 76% suara paslon 1 akan memilih paslon 3,
22% memilih paslon 2, dan sisanya tidak
memilih. Jika jumlah keseluruhan suara masuk
5.500.000 suara, dan dengan estimasi tidak ada
perubahan jumlah pemilih, prediksilah siapa
yang akan memenangkan Pilkada DKI dan
berapa perolehan suarannya?

Tugas Kelompok
1. Buatlah kelompok maksimal 6 orang
2. Melalui berdiskusi kembangkan instrumen (soal)
penilaian hasil belajar berbasis HOTS
3. Jumlah soal sama dengan jumlah anggota
kelompok, KD dan materi bebas
4. (kelas VII – kelasIX)
5. Kisi-kisi dan soal dibuat satu format untuk tiap
kelompok
6. Presentasikan setelah selesai!

SELAMAT BEKERJA

PENGUATAN

Pemahaman
Perencanaan
Pelaksanaan
Pemeriksaan

Creative
Critical

Basic
Recall

Kondisi soal tetap, tidak berubah
Fokus pada problem
 Fokus pada cara lain
 Cocok untuk latihan creative thinking
 CONTOH





Soal 1: Sebuah perusahaan furnitur akan
membuat dua jenis bangku berkaki- tiga dan
berkaki-empat. Kedua jenis bangku ini
menggunakan jenis kaki yang sama. Pada
suatu kesempatan perusahaan ini mendapat
pesanan 340 kaki untuk 100 buah bangku.
Berapakah masing-masing jenis bangku yang
akan diproduksi?

Jawaban 1
Misal x = banyak bangku berkaki-tiga
y = banyak bangku berkaki-empat
x + y = 100
3x + 4y = 340
Dengan berbagai cara akan diperoleh 60
bangku berkaki-tiga dan 40 bangku berkakiempat.
Selanjutnya ajukan pertanyaan kemungkinan
cara lain untuk mendapatkan jawaban yang
sama.

Kondisi berubah
Berpengaruh pada jawaban
 Siswa menganalisa apa yang terjadi
 Memaksa critical thinking
 CONTOH



Yani mengambil empat kartu bilangan bernilai 31, 5, 9 dan
10. Berapakah total nilai kartu-kartu bilangan tersebut?
Dengan proses penjumlahan sederhana diperoleh jawaban
55. Sekarang ajukan pertanyaan: Bagaimana jika…?
Bagaimana Jika…?
1. Bagaimana jikaYani mengambil empat kartu dengan total
nilai 55? Kartu bilangan manakah yang diambilnya?
Banyak jawaban terhadap pertanyaan ini. Artinya,
terdapat banyak jawaban benar. Soal terakhir ini lebih
memerlukan analisa, bukan sekedar latihan penjumlahan.



Bagaimana jika …?

2. Bagaimana jika kartu bilangan 10 dibuang? Jika Yani mengambil
empat kartu dengan total nilai 55, Kartu-kartu manakah yang
diambilnya?
Soal ini membuat siswa menganalisa lebih jauh. Setelah mencoba
beberapa kombinasi siswa akan menyadari bahwa jumlah tersebut
tidak mungkin diperoleh. Mengapa? Apa penjelasan
matematisnya? Jumlah dua bilangan genap selalu akan genap,
sehingga tidak mungkin diperoleh 55.
Dengan mengajukan pertanyaan Bagaimana jika …? Masalah rutin
dapat diubah menjadi suatu kegiatan yang menarik untuk
member kesempatan untuk menggunakan berfikir kritisnya.

Disajikan soal dan jawabannya
Jawaban memuat kesalahan (konsep atau
perhitungan)
 Siswa mencari kesalahan, memperbaiki dan
menjelaskan
 Menggunakan critical & creative thinking
 CONTOH





Pak Muslim membeli sekeping tripleks seharga Rp125.000. Karena
dia minta triplex tersebut dipotong menjadi 3 bagian yang sama, dia
dikenakan biaya Rp 3500 sekali potong. Selanjutnya Pak Muslim
harus membayar biaya pengecatan sebesar 30% dari seluruh biaya
setelah pemotongan. Toko memberikan tanda pembayaran sebagai
berikut:
1 lembar triplex @Rp 125.000
3xpemotongan @ Rp3500
Subtotal
Pengecatan
Total

Rp125.000
Rp 10.500
Rp135.500
Rp 40.650
Rp176.150

Pak M uslim mengatakan biaya tersebut salah. Manakah yang
salah?



Jawaban 1
Seorang siswa menjawab: Kesalahan terletak pada biaya
pemotongan. Diperlukan hanya 2x pemotongan untuk mendapat
3 bagian yang sama sehingga biaya pemotongan hanya Rp7000.
Total biaya kelebihan Rp3500. Sehingga biaya total adalah
Rp176.150 - Rp3500 = Rp172.650.



Jawaban 2
Siswa lain menunjuk kesalahan lainnya. Karena biaya pengecatan
tergantung pada subtotal yang tergantung pada harga triplex dan
ongkos pemotongan, maka biaya total akan lebih kecil daripada
Rp 172.650. Dengan demikian siswa tidak hanya menggunakan
keterampilan kritis tetapi juga menggunakan keterampilan
kreatifnya.







Setelah penyelesaian, siswa diminta
membuat keputusan.
Dasar keputusan: gagasan atau pengalaman
pribadi
Siswa menjelaskan dasar keputusan
Merangsang creative thinking dan berlatih
communication skills
CONTOH

Di suatu kota terdapat dua system tarif taksi,
tarif lama dan tarif baru. Biaya tariff lama
adalah Rp 4000 + Rp250/km, sedangkan tariff
baru adalah Rp5000 + Rp200/km.
Apabila anda memerlukan taksi, taksi
manakah yang akan dipilih? Mengapa?

SEKIAN
TERIMAKASIH