PENGEMBANGAN INSTRUMEN DAN PENILAIAN BAHASA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BAHASA ARAB
(INSTRUMEN PENILAIAN MUFRADÂT)

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. H. Abdul Munif, M.Ag.

Disusun Oleh:
ACHMAD
(1520411054)

PRODI PENDIDIKAN ISLAM
KONSENTRASI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
PROGRAM MAGISTER
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN )
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2016M.

A.

Pendahuluan

Evaluasi merupakan bagian dari kegiatan kehidupan manusia sehari-hari.

Disadari atau tidak, orang sering melakukan evaluasi, baik terhadap dirinya sendiri,
orang lain maupun lingkungannya. Demikian pula halnya dalam dunia pendidikan,
untuk mencapai tujuan pendidikan khususnya tujuan pembelajaran tersebut maka
perlu adanya evaluasi.1 Setelah terjadi proses pembelajaran perlu diadakan evaluasi.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pendidik dalam
menerangkan pelajaran, dan sekaligus melatih daya serap peserta didik terhadap
pelajaran yang telah diterimanya.2 Evaluasi yang baik adalah evaluasi yang telah
disiapkan dengan matang mulai dari tahap perencanaan hingga instrumen yang
digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik.
Tes bahasa Arab berdasarkan ruang lingkup substansinya dibedakan menjadi
dua yaitu tes komponen bahasa Arab (tes struktur dan tes kosakata) dan yang kedua
adalah tes keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis) 3.
Akan tetapi arena keterbatasan waktu penulis hanya memfokuskan pembahasan pada
pengembangan instrumen penilaian mufradât sebagai tes komponen bahasa Arab.
Mufradât merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dimiliki oleh
pembelajar bahasa asing termasuk bahasa Arab. Perbendaharaan kosakata bahasa
Arab yang memadai dapat menunjang seseorang dalam berkomunikasi dan menulis
dengan bahasa tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa berbicara dan

menulis yang merupakan kemahiran berbahasa tidak dapat tidak, harus didukung
oleh pengetahuan dan penguasaan kosakata yang kaya. Ada banyak faktor yang
mendukung penguasaan mufradât siswa, seperti metode pengajaran, lingkungan
berbahasa serta minat siswa mempelajari bahasa Arab. Hal yang tidak kalah penting
dalam pemebelajaran mufradât adalah instrumen yang digunakan dalam mengukur
pencapaian pembelajaran yang diajarkan, untuk selanjutnya dilakukan evaluasi guna
menetukan arah pembelajaran kedepan. Oleh karena pentingnya pengembangan

1

Slameto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001) hlm.4.
Zulhannan, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2014) hlm. 121.
3
Imam Asrori, Muhammad Thohir dan M. Ainin, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab
(Malang: Miskat, 2012) hlm. 83.
2

1


instrumen dalam penilaian maka dalam makalah ini penulis akan menyajikan secara
singkat tentang pengembangan instumen penilaian mufradât.
B.

Pengertian Instrumen Penilaian Mufradât
1. Pengertian Instrumen Penilaian
Instrumen /in·stru·men/ /instrumén/ menurut bahasa adalah alat yang dipakai

untuk me-ngerjakan sesuatu (seperti alat yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat
kedokteran, optik, dankimia); perkakas; 2 sarana penelitian (berupa seperangkat tes
dan sebagainya) untuk mengumpul-kan data sebagai bahan pengolahan. 4 Sedangkan
penilaian (assessment) adalah tindakan untuk memberikan interpretasi terhadap hasil
pengukuran yang telah dilakukan dengan menggunakan norma-norma tertentu
dengan tujuan untuk mengetahui tinggi rendah atau baik buruk tentang aspek-apsek
tertentu yang dievaluasi.5 Menurut Suharsimi penilaian merupakan kegiatan
pengambilan suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk dan
penilaian lainnya yang bersifat kualitatif.6 Pada dasarnya hasil pengukuran tidak
ada gunanya tanpa dinilai dengan menggunakan norma sehingga semua usaha
membandingkan hasil pengukuran terhadap bahan pembanding berupa patokan atau
norma tertentu yang dikenal dengan istilah penilaian.

2. Pengertian Mufradât
Mufradât secara etimologi bermakna words, term, expressions; vocabulary;
terminology; tecnical terms, items; entries.7 Menurut Horn, kosakata atau mufradât
adalah sekumpulan kata yang membentuk sebuah bahasa. Peran kosakata dalam
menguasai empat kemahiran berbahasa sangat diperlukan sebagaimana yang
dinyatakan Vallet adalah bahwa kemampuan untuk memahami empat kemahiran
berbahasa tersebut sangat bergantung pada penguasaan kosakata seseorang.
Meskipun demikian pembelajaran bahasa tidak identik dengan hanya mempelajari
kosakata. Dalam arti untuk memiliki kemahiran berbahasa tidak cukup hanya dengan
menghafal sekian banyak kosakata. Lebih lanjut dijelaskan bahwa mufradât
4

KBBI Elektronik.
Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan : Teori dan Aplikasi
dalam Proses Pembelajaran (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2013). hlm. 212.
6
Suharsimi Arikunto, Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan (Yogyakarta: Bina Aksara, 1986),
hlm. 3.
7
Ruhî al-Ba’labakî, al-Mawrid: A Modern Arabic-English Dictionary (Beirut: Dar el-Ilm

Lilmalâyîn, 1995) hlm. 1081.
5

2

kumpulan kata baik lisan ataupun tulisan yang sudah memiliki pengertian dan tidak
dirangkai dengan kata-kata lain yang digunakan oleh seseorang atau sejenisnya.8
Jadi dari sekian banyak pendapat yang telah dipaparkan, mufradât adalah himpunan
kata-kata yang membentuk bahasa baik lisan ataupun tulisan yang sudah memiliki
pengertian dan tidak dirangkai dengan kata-kata lain digunakan dalam menyusun
kalimat atau untuk berkomunikasi dengan masyarakat.
Berdasarkan pengertian istilah diatas dapat disimpulkan instrumen penilaian
mufradât adalah alat yang digunakan dalam penilaian sebagai sarana mengukur
tinggi-rendah, baik-buruk tentang aspek-aspek kosakata bahasa Arab, untuk
selanjutnya dilakukan interpretasi berdasarkan norma atau ukuran yang telah
ditetapkan.
C.

Tujuan Pembelajaran Mufradât
Bahasa Arab adalah bahasa yang pola pembentukan katanya sangat beragam


dan fleksibel, baik melalui cara derivasi (tashrîf isytiqâqî) maupun dengan cara
infleksi (tashrîf iʻrâbî). Melalui dua cara pembentukan kata ini, bahasa Arab menjadi
sangat kaya dengan kosakata (mufradât). Dalam konteks penguasaan kosakata,
Rusydi Ahmad Thuʻaimah berpendapat: “Seseorang tidak akan dapat menguasai
bahasa sebelum ia menguasai kosakata bahasa tersebut”. 9 Harimurti Kridalaksana
menyatakan bahwa kosakata adalah kekayaan atau perbendaharaan kata yang
dimiliki oleh seseorang. Kekayaan kosakata itu berada dalam ingatannya, yang
segera akan menimbulkan reaksi bila didengar atau dibaca. 10 Oleh kareana itu
mufradât sangat penting dipelajari, adapun tujuan pembelajaran mufradât bahasa
Arab secara umum adalah sebagai berikut:
1. Memperkenalkan kosakata baru kepada siswa atau mahasiswa, baik melalui
bahan bacaan maupun fahm al- Masmu’.

8

Zulhannan, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab..., hlm. 109.
Ahmad Thuʻaimah, Rusydı̂ , Taʻlîm al- ʻArabiyah li Ghair-al-Nâthiqîna bihâ: Manâhijuhâ
wa asâlîbuhâ, dalam Aziz Fakrurrazi, “Pembelajaran Bahasa Arab : Problematika Dan Solusinya”,
Jurnal Arabiyât : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta., Vol. I, No. 2, Desember 2014 | ISSN : 2356-153X, hlm. 164.
10
Kridalaksana, Harimurti,Tata bahasa deskriptif bahasa Indonesia: Sintaksis (Jakarta:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985), hlm.
110.
9

3

2. Melatih siswa atau mahasiswa untuk dapat melafalkan kosakata itu dengan
baik dan benar karena pelafalan yang baik dan benmar mengantarkan kepada
kemahiran berbicara dan membaca secara baik dan benar pula
3. Memahami

makna

kosakata,

baik


secara denotasi atau leksikal (berdiri

sendiri) maupun ketika digunakan dalam konteks kalimat tertentu (makna
konotatif dan gramatikal)
4. Mampu mengapresiasi dan memfungsikan mufradât itu dalam berekspresi
lisan (berbicara/ ‫ ) الكلما‬maupun tulisan (mengarang/ ‫ )النإشاء‬sesuai dengan
konteksnya yang benar.11
D.

Prinsip Prinsip Pemilihan Mufradât
Kekayaan mufradât yang dimiliki oleh bahasa Arab termasuk sangat melimpah.

Bahkan boleh jadi merupakan bahasa yang paling kaya diantara bahasa bahasa di
dunia. Meskipun belum ada penelitian yang pasti berapa jumlah semua kosakata
yang ada dalam bahasa Arab karena sifat bahasa yang dinamis berkembang dari masa
ke masa. Oleh karena itu, tidak mungkin bahkan mustahil

mengajarkan semua

mufradât kepada siswa. Guru dituntut untuk cerdas dalam memilih mufradât yang

akan diajarkan. Mengajarkan mufradat yang baik, harus mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut.12
1. Frekuensi (‫)التواتر‬, yaitu mengutamakan kata-kata yang lebih populer dalam
dunia komunikasi bahasa Arab secara umum.
2. Range (‫)التتتوزع‬, yakni mengutamakan kata-kata bahasa Arab yang lebih
banyak dipakai di banyak negara Arab dari pada yang hanya dipakai di
sebuah negara Arab.
3. Availability (‫)المتاحية‬, yakni mengutamakan kata-kata yang mana jika
seseorang menginginkan atau mencarinya dengan mudah dapat ditemukan.
4. Familiaritas (‫)اللفة‬, yakni mengutamakan kata-kata yang lebih akrab bagi
pembelajar dari pada yang jarang digunakan oleh mereka.

11

Abdul Hamid, Mengukur Kemampuan Bahasa Arab (Malang: UIN-Maliki Press, 2010),

hlm. 33.
12

Rusydi Ahmad Thu’aimah , Ta’lim al- Arabiyah…, dalam Muhbib Abdul Wahab,

Efistemologi & Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2008), hlm. 156157.

4

5. Coverage (‫)الشمول‬, yakni kata-kata yang menjadi pilihan (diksi) redaksi dari
banyak majalah, koran dari pada yang tidak atau jarang karena hanya terdapat
pada selebaran selebaran tertentu saja.
6. Urgensi (‫)الححميةت‬, yakni mengutamakan kata-kata yang lebih memenuhi
kebutuhan pembelajar dari pada yang kurang dibutuhkan.
7. Kearaban (‫)العروبة‬, yakni mengutamakan kata-kata Arab yang masih murni,
buka kata serapan. Seperti kata ‫ الهاتف‬lebih utama dari kata ‫التلفون‬. Kecuali
kata yang tidak ada padanannya dalam bahasa arab, seperti kata virus.
Selain prinsip-prinsip di atas, hal yang tidak kalah penting dalam pemilihan
mufradât yang akan diajarkan adalah mufradât yang mengacu pada kurikulum yang
tengah berlaku agar tujuan dan amanat kurikulum dapat terlaksana sesuai yang
diharapkan.
E.

Teknik Pengajaran Mufradât.
Dalam pembelajaran mufradât bagi pemula ada baiknya dimulai dengan


kosakata dasar yang tidak mudah berubah, seperti halnya istilah kekerabatan, namanama bagian tubuh, kata ganti, kata kerja pokok serta beberapa kosakata lain yang
mudah untuk dipelajari. Untuk tingkatan menengah dan lanjutan pengajar mulai
dapat mengenalkan bentuk bentuk perubahan mufradât dari yang sederhana sampai
yang kompleks. Ahmad Fuad Effendy menjelaskan lebih rinci tentang tahapan dan
teknik teknik pembelajaran mufradât atau pengalaman siswa dalam mengenal dan
memperoleh makna kata mufradât, sebagai berikut13:
1. Mendengarkan kata
Ini merupakan tahapan pertama yaitu dengan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mendengarkan kata yang diucapkan guru atau media lain,
baik berdiri sendiri maupun di dalam kalimat. Apabila unsur bunyi dari kata
itu sudah dikuasai oleh siswa, maka untuk selanjutnya siswa akan mampu
mendengarkan secara benar.
2. Mengucapkan kata

13

Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab ( Malang : Misykat, 2005),
hlm. 97-98.

5

Dalam tahap ini, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengucapkan kata yang telah didengarnya. Mengucapkan kata baru akan
membantu siswa mengingat kata tersebut dalam waktu yang lebih lama.
3. Mendapatkan makna kata
Pada tahap ini guru hendaknya menghindari terjemahan dalam memberikan
arti kata kepada siswa, karena bila hal itu dilakukan maka tidak akan terjadi
komunikasi langsung dalam bahasa yang sedang dipelajari, sementara makna
kata pun akan cepat dilupakan oleh siswa. Ada beberapa teknik yang bisa
digunakan oleh guru untuk menghindari terjemahan dalam memperoleh arti
suatu kata, yaitu :
a. Konteks yang menerangkan arti kata-kata Untuk menerangkan arti kata ‫ٌعم‬
misalnya, dapat diberikan konteks : ‫أبي له أخ اسمه أحمد فأحمد‬

‫عمي‬
b.

Pendefinisian. Pemberian definisi untuk menerangkan arti kata ini dapat
efektif kalau ungkapan yang digunakan untuk pendefinisian itu telah
dikenal/difahami oleh siswa.

c.

Sinonim (murâdif)

d. Antonim (dhid)
e. Gambar. Gambar merupakan alat bantu pengajaran yang dapat
memperjelas makna suatu kata. Di samping gambar dari benda-benda,
gambar itu dapat pula berbentuk diagram.
f. Dramatisasi
g. Real Objek. Benda–benda yang dapat dibawa kedalam kelas adalah
benda-benda yang efektif untuk menjelaskan. Tetapi benda-benda yang
tidak mungkin dibawa ke kelas cukup membawa tiruannya saja.
4. Membaca kata
Setelah melalui tahap mendengar, mengucapkan, dan memahami makna katakata (kosakata) baru, guru menulisnya di papan tulis. Kemudian siswa
diberikan kesempatan membaca kata tersebut dengan suara keras.
5. Menulis kata

6

Penguasaan kosakata siswa akan sangat terbantu bilamana ia diminta untuk
menulis kata-kata yang baru dipelajarinya (dengar, ucap, paham, baca)
mengingat karakteristik kata tersebut masih segar dalam ingatan siswa.
6. Membuat kalimat
Tahap terakhir dari kegiatan pembelajaran kosakata adalah menggunakan
kata-kata baru itu dalam sebuah kalimat yang sempurna, baik secara lisan
maupun tulisan. Ada beberapa cara juga yang dapat digunakan guru untuk
menjelaskan makna kosakata (mufradât), yaitu sebagai berikut:
a.

Dengan menampilkan benda atau sampel yang ditunjukkan oleh makna
kata, seperti menampilkan buku, pensil, dan lain sebagainya.

b.

Dengan

peragaan

tubuh,

seperti:

guru

membuka

buku

ketika

menerangkan kata ‫فتح الكتاب‬
c.

Dengan bermain peran, seperti: guru yang sedang memerankan orang
sakit yang memegangi perut dan dokter memeriksanya.

d.

Menyebutkan lawan kata (antonim) dan persamaan katanya (sinonim).

e.

Menyebutkan kelompok katanya, misalnya: untuk menjelaskan kata ‫عائلة‬
guru bisa menyebutkan kata berikutnya, seperti ‫ أولحات‬،‫ أسرة‬،‫زوو‬

f.

Menyebutkan kata dasar sebuah kata dan kata bentuknya.

g.

Menjelaskan makna kata dengan menjelaskan maksudnya.

h.

Mengulang-ulang bacaan.

i.

Mencari makna dalam kamus.

j.

Menerjemahkan ke dalam bahasa siswa, ini cara terkhir dan hendaknya
guru tidak tergesa-gesa dalam menggunakan cara ini.

F.

Tahap Penyusunan Soal (Tes) Bahasa Arab
Dalam konteks evaluasi pendidikan instrumen penilaian mufradât. instrumen

yang lazim digunakan sebagai alat pengukur kemapuan peseta didik adalah dengan
menggunakan teknik tes. Tes adalah sebuah alat pengukur yang digunakan untuk
mengukur kemampuan yang dimiliki seseorang. Kriteria tes yang baik adalah apabila
tes yang disusun memiliki karakteristik tes yang baik, yaitu valid, realible, dan

7

praktis. Untuk menghasilkan tes yang valid dan reliabel, maka pembuat tes guru
dapat menempuh langkah-langkah sebagai berikut14.
1. Tahap persiapan. Pada tahap ini guru atau pembuat tes melakukan kajian
terhadap kurikulum Bahasa Arab dan buku pedoman pelaksanaan kurikulum
untuk mata pelajaran Bahasa Arab.
2. Pemilihan materi tes. Untuk menetapkan tes Bahasa Arab yang benar-benar
fixed dan selektif dapat dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut.
a. Menentukan komponen dan keterampilan berbahasa yang akan diteskan.
b. Menentukan pokok bahasa yang akan diteskan secara representative.
3. Penentuan bentuk dan jenis tes. Tes yang disusun dapat berbentuk objektif
dengan jenis pilihan ganda atau salah benar atau salah benar atau dapat pula
berbentuk subjektif (esai).
4. Penentuan jumlah butir tes. Perihal yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan jumlah butir tes adalah alokasi waktu yang tesedia untuk
penyelenggaraan tes.
5. Penentuan skor.
6. Pembuatan kisi-kisi. Kisi-kisi merupakan panduan bagi guru dalam
menyusun atau mengembangkan suatu tes.
7. Penyusunan butir tes berdasarkan kisi-kisi. Dalam penyusunan butir soal ini
perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu: a) bahasa yang dibunakan jelas dan
lugas, b) stem pada suatu tes hanya berisi satu permasalahan, c) letak jawaban
yang benar.
8. Uji coba tes yang telah disusun.
G.

Macam-Macam Instrumen Penilaian Mufradât
Sebagaimana

kebanyakan

instrumen

penilaian

pada

umumnya

yang

menggunakan tes, instumen penilaian mufradât juga dapat menggunakan tes sebagai
alat ukurnya. pengguaan tes dalam mengukur penguasaan mufradât dapat
dikelompokkan menjadi tes pemahaman dan tes pengguanaan. Tes pemahaman lebih
ditekankan pada pengukuran kemampuan teste dalam memahami arti mufradât ,
adapun tes penggunaan lebih ditekakan pada kemampuan menggunakaan mufradât
14

Imam Asrori, Muhammad Thohir dan M. Ainin, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab...,

hlm. 64

8

dalam kalimat.15 Khusus untuk pemahaman mufradât, indikator kompetensi yang
diukur dapat berupa arti kosakata atau padanaan kata, pengertian kata, lawan kata,
penegertian kata dan kelompok kata.
H.

Contoh Soal Tes Mufradât
1. Tes Pemahaman Mufradât
Tes pemahaman mufradât adalah lebih ditekankan pada pengukuran

kemampuan teste dalam memahami arti mufradât. Tes pemahaman seperti ini dapat
dilakukan secara terpisah maupun terintegrasi dengan unsur bahasa yang lain.
Sebagaimana dalam pendekatan diskret dalam tes bahasa yang hanya menekankan
pada satu aspek kebahasaan pada satu waktu. Tiap butir tes hanya untuk mengukur
satu aspek kebahasaan: fonologi, morfologi, sintaksis, kosakata. Tidak hanya secara
terpisah, tes pemahaman ini juga dapat dilakukan secara bersama-sama denga tes
unsur kebahasaan yang lainnya seperti dalam pendekatan integratif dalam tes bahasa.
. Adapun contoh tes pemahaman mufradât secara diskret sebagai berikut :
a. Tes pilihan ganda

‫ كرة‬.‫و‬

‫ معنى هذه الكلمة بعيدة عن غيره‬.1
‫ كرة الطائرة‬.‫ا‬
‫كرة القدما‬.‫ب‬
‫ تنس الطاولة‬.‫أ‬
‫ كراووة الرأض‬.‫السلة ه‬

b. Menunjukkan benda yang sesuai dengan kata, berikanlah makna kata-kata
berikut dengan menunjukkan bendanya !

)...( )...(

)...(

)...(

‫نإافذة‬
‫باب‬
‫ساعة‬
‫لباس‬

)1
)2
)3
)4

c. Memperagakan, tunjukkan dengan peragaan makna kata-kata berikut !

‫تبسم‬
‫حزن‬
‫نإعس‬
15

)1
)2
)3

Imam Asrori, Muhammad Thohir dan M. Ainin, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab...,

hlm. 98.

9

‫جرى‬

)4

d. Memberi lawan kata. Guru memerintahkan untuk mencari kata yang
berlawanan
Contoh: ‫ تحت‬X ‫علي‬
X ......
X
X ......
X
X

‫أول‬
...... ‫مدونة‬
‫الراعي‬
...... ‫جاء‬
...... ‫قليل‬

.1
.2
.3
.4
.5

e. Menyebutkan padanan kata (muradif), siswa diminta menyebutkan sinonim
atau kata lain yang memiliki kedekatan makna dengan kosa kata yang
dimaksud, seperti pada contoh berikut :

: ‫صل بين كل كلمتين لهما المعنى نفسه‬
‫المعنى‬
‫والد‬
‫طعاما‬
‫أصدقاء‬
‫أبناء‬
‫زرأع‬
‫بلد‬
‫كثر‬
‫رأجع‬
‫أرأسل‬
‫مدة‬

‫الكليمة‬
‫وطن‬
‫فترة‬
‫أكل‬
‫بعث‬
‫أب‬
‫أصحاب‬
‫عاا‬
‫أولحا‬
‫ازااا‬
‫غرس‬

‫أ‬
‫ب‬
‫و‬
‫ا‬
‫ه‬
‫و‬
‫ز‬
‫ح‬
‫ط‬
‫ي‬

‫ما‬

: ‫لهات المرادن للللمات التأية‬
.................
................. :
.................
.................
.................
................. :
.................
.................
.................
10

:
:
:
:
:
:
:

‫جسد‬
‫ملبس‬
‫ترك‬
‫بعد‬
‫ارأس‬
‫أصدقاء‬
‫وؤاي‬
‫رأجع‬
‫وفقد‬

)1
)2
)3
)4
)5
)6
)7
)8
)9

‫‪Adapun contoh soal tes pemahaman‬‬

‫‪mufradât secara integratif atau‬‬

‫‪meletakkannya dalam konteks adalah sebagaimana berikut.16‬‬
‫‪a. Menyebutkan pengertian kata dimaksud‬‬
‫‪Guru dapat meminta siswa memberikan pengertian atau definisi terhadap‬‬
‫‪koasakata yang ditanyakan pada tes, seperti :‬‬

‫‪.1‬‬

‫إختر التعريف الصحيح للللمة التى تأحتها خط ‪:‬‬

‫صدوق طبيب في مستشفى ‪.‬‬
‫هو مكان ‪.....‬‬
‫أ‪ .‬نإتلقى فيه العلم‬
‫نإتلقى فيه العلو‬
‫ب‪.‬‬
‫ت‪ .‬نإؤاي فيه الصلوات‬
‫ث‪ .‬نإلجأ إليه للرحلة‬
‫عرن الللمة التأية ‪:‬‬
‫‪.2‬‬
‫ّ‬
‫أ‪ .‬الظهر‬
‫ب‪ .‬الضحى‬
‫ت‪ .‬الحطمة‬
‫ث‪ .‬الفراوس‬
‫‪ .3‬صل بين الللمة و تأعريفها ‪:‬‬
‫) أ‪ -‬أن تعبد الله كأنإك تراه فإن لم تكن تراه فإنإه‬
‫أ‪ .‬شبهة (‬
‫وراك‪.‬‬
‫ب‪ .‬شهوة ( ) ب‪ -‬الزوااة في كل شيء‪.‬‬
‫( ) و‪ -‬ااء وسبب ألما‪.‬‬
‫ت‪ .‬إسراف‬
‫ث‪ .‬منهج ( ) ا‪ -‬غروزة في فطرة النإسان‪.‬‬
‫و‪ .‬الجدل ( ) ه‪ -‬الشعورأ بأن النإسان أفضل من غيره‪.‬‬
‫( ) و‪ -‬ما وشتبه على النإسان فهمه‪.‬‬
‫ح‪ .‬الكبير‬
‫( ) ز‪ -‬القلع عن معصية ما‪.‬‬
‫خ‪ .‬المرض‬
‫( )ح‪ -‬المناقشة التي لح هدف لها‪.‬‬
‫ا‪ .‬الحسان‬
‫ذ‪ .‬التوبة ( )ط‪ -‬طروقة أو أسلوب في الحياة‪.‬‬
‫‪2. Tes Penggunaan‬‬

‫‪Abdul Hamid, Mengukur Kemampuan..., hlm. 36-40.‬‬

‫‪11‬‬

‫‪16‬‬

Tes penggunaan kosakata adalah tes yang digunakan untuk pengukur
penguaasaan

kosakata

seorang

pembelajar

bahasa

dalam

kemahirannya

mengunakannya dalam bahasa. Ter penggunaan ini berangkat dari pendekatan
integratif dalam tes bahasa. Integrative test adalah tes yang mengukur lebih dari
unsur kebahasaan atau satu keterampilan berbahasa dalam satu waktu Dalam tes
integratif, ada beberapa unsur kebahasaan atau keterampilan berbahasa yang harus
harus dilibatkan, dan itu dipadukan Dalam satu kali tes minimal ada dua
aspek/keterampilan yang diukur Aspek-aspek kebahasaan tidak saling dipisahkan,
melainkan dipadukan sehingga ada keterkaitan antarunsur/antarketerampilan.
Jadi tes penggunaan kosa kata adalah tes yang dilakukan untuk mengukur
kemampuan penguasaan kosa kata seseorang dengan mengunakan soal tes kosa kata
secara integratif atau dengan kata lain dengan melibatakan kosakata tersebut dalam
konteks kebahasaan. Adapun contoh soal tes penggunaan sebagai berikut :
a. Melengkapi kalimat (takmilah)
Siswa dapat diminta untuk melengkapi kalimat dengan kata yang sesuai.
Bentuk tes semacam ini, biasa terdapat pada tes pilihan ganda maupun uraian
sebagai mana berikut ini :

: ‫ام الفراغ بوضع الللمة اننسب مما يلي‬
‫ للقراءة‬.... ‫ نإذهب الى‬.1
‫ المكتب‬.‫أ‬
‫ المكتبة‬.‫ب‬
‫ المسجد‬.‫و‬
‫ الحماما‬.‫ا‬
‫هواوة محمد قراءة‬......
.2
‫ على‬.‫أ‬
‫ ب‬.‫ب‬
‫ الى‬.‫و‬
‫ من‬.‫ا‬
‫ الى صدوقه‬..... ‫ هو وكتب‬،‫ من هواوة ووسف المراسلة‬.3
‫ الرسالة‬.‫أ‬
‫ كرة القدما‬.‫ب‬
‫ القراءة‬.‫و‬
‫ الرسم‬.‫ا‬

12

‫‪ .4‬ذهب عمر الى المكتبة‪ ،‬معنى الذي تحته الخط؟‬
‫‪ .Perpustakaan . .‬ا ‪.‬‬
‫و‬
‫‪ . Tulisan.‬ب ‪Sekolah‬‬
‫‪ .buku .‬أ‬
‫أكمل الفراغ بالللمة المناسبة من القائمة ‪:‬‬
‫‪)1‬‬
‫‪)2‬‬
‫‪)3‬‬
‫‪)4‬‬
‫‪)5‬‬
‫‪)6‬‬

‫أارأس‬
‫أارأس‬
‫أارأس‬
‫أارأس‬
‫أارأس‬
‫أارأس‬
‫ام‬

‫‪.....‬‬
‫‪.....‬‬
‫‪.....‬‬
‫‪.....‬‬
‫‪.....‬‬
‫‪.....‬‬

‫في‬
‫في‬
‫في‬
‫في‬
‫في‬
‫في‬

‫الكلية‬
‫الكلية‬
‫الكلية‬
‫الكلية‬
‫الكلية‬
‫الكلية‬

‫التربية‬
‫التمروض‬
‫الطب‬
‫الطيران‬
‫الصيدلة‬
‫الهندسةت‬

‫الطيران‪.‬‬
‫التمروض‪.‬‬
‫التربية‪.‬‬
‫الهندسة‪.‬‬
‫الطب‪.‬‬
‫الصيدلة‪.‬‬

‫الفراغ بالللمة المناسبة من الصندوق ‪:‬‬
‫ماء‬

‫‪)1‬‬
‫‪)2‬‬
‫‪)3‬‬
‫‪)4‬‬
‫‪)5‬‬

‫‪ ......‬خلق السماء ؟‬
‫‪ ......‬تظهر الشمس ؟‬
‫ووما الجموعة بعد ووما ‪......‬‬
‫له الملك في الخرة ‪.....‬‬
‫الخميس وأتي بعد ووما ‪.......‬‬

‫الرأبعاء‬
‫متى‬

‫‪)6‬‬

‫أنإزل من السماء ‪.......‬‬

‫من‬

‫الخميس‬
‫الحولى‬

‫ضع خطا تأحت مرادن الللمة المميزة ‪:‬‬
‫‪)1‬‬
‫‪)2‬‬
‫‪)3‬‬
‫‪)4‬‬
‫‪)5‬‬

‫النجوما‬

‫واذ الكواكب انإتشرت‬
‫الحطمة‬
‫زرأعا‬
‫لنخرو به حبا ونإبتا‬
‫هو الذي أنإشأكم‬
‫خلقكم‬
‫خلق النإسان من صلصال‬
‫لقد خلقنا النإسان في أحسن تقووم‬

‫المغرب‬

‫شرابا ذنإيا‬
‫علمكم‬

‫أكرمكم‬

‫طين نإورأ‬
‫علم فقر‬

‫نإارأ‬
‫صورأة‬

‫‪Perlu diingat sebelum membuat soal tes mufradât perlu dilakukan studi‬‬
‫‪pendahuluan guna menganalisis tingkat kebutuhan evaluasi yang akan dinilai. Soal‬‬
‫‪tes harus sesuai dengan apa yang diamanatkat oleh pedoman pelakasanaan‬‬
‫‪kurikulum untuk mata pelajaran bahasa Arab yang berlaku sesuai tingkatan‬‬
‫‪pendidikannya. Sehingga tes yang disusun benar-benar mampu mengukur apa yang‬‬
‫‪seharusnya diukur. Untuk selanjutnya mengikuti tahapan penyusunan soal tes‬‬
‫‪sebagaimana yang telah dijelaskan pada prisip penyusunan tes di atas.‬‬

‫‪13‬‬

I.

Simpulan
Instrumen penilaian mufradât adalah alat yang digunakan dalam penilaian

sebagai sarana mengukur tinggi-rendah, baik-buruk tentang aspek aspek kosakata
bahasa Arab, untuk selanjutnya dilakukan interpretasi berdasarkan norma atau
ukuran yang telah ditetapkan. instumen penilaian mufradât juga dapat menggunakan
tes sebagai alat ukurnya. pengguaan tes dalam mengukur penguasaan mufradât dapat
dikelompokkan menjadi tes pemahaman dan tes pengguanaan. Tes pemahaman lebih
ditekankan pada pengukuran kemampuan teste dalam memahami arti mufradât ,
adapun tes pengguanaan lebih ditekakan pada kemampuan menggunakaan mufradât
dalam kalimat. Khusus untuk pemahaman mufradât, indikator kompetensi yang
diukur dapat berupa arti kosakata atau padanaan kata, pengertian kata, lawan kata,
penegertian kata dan kelompok kata. Wallahu’a’lâm.

Daftar Pustaka
Abdul Hamid, Mengukur Kemampuan Bahasa Arab, Malang: UIN-Maliki Press,
2010.
Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Malang : Misykat,
2005.
Aziz Fakrurrazi, “Pembelajaran Bahasa Arab : Problematika Dan Solusinya”, Jurnal
Arabiyât : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta., Vol. I, No. 2, Desember 2014 | ISSN
: 2356-153X.

14

Harimurti Kridalaksana ,Tata bahasa deskriptif bahasa Indonesia: Sintaksis, Jakarta:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1985.
Imam Asrori, Muhammad Thohir dan M. Ainin, Evaluasi Pembelajaran Bahasa
Arab, Malang: Miskat, 2012.
Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan : Teori dan Aplikasi
dalam Proses Pembelajaran (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2013
Muhbib Abdul Wahab, Efistemologi & Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,
Jakarta: UIN Jakarta Press, 2008.
Slameto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001.
Zulhannan, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif, Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2014.

15