Mengetahui lebih dahulu penjualannya. Menghitung besarnya incremental cost pada masing-masing pola

Keterangan : A = Pola produksi konstan B = Pola produksi bergelombang C = Pola produksi moderat

B. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI PENENTUAN POLA PRODUKSI

Untuk menentukan pola produksi mana yang sebaiknya dipilih oleh perusahaan, maka ada beberapa factor yang perlu diperhatikan yaitu:

2.1. Mengetahui lebih dahulu penjualannya.

Volume penjualan akan mempengaruhi pola produksi dari suatu perusahaan. Misalnya terjadi suatu pola penjualan yang tidak konstan bergelombang, haruskah perusahaan memakai pola produksi yang bergelombang juga? Jawabnya belum pasti, sebab ini tergantung dari besarnya incremental cost tambahan biaya yang ada pada setiap pla produksi.

2.2. Menghitung besarnya incremental cost pada masing-masing pola

produksi. Ongkos-ongkos yang diperhitungkan adalah: 2.2.1. Ongkos perputaran tenaga kerja Labour Turn Over Cost Yaitu ongkos yang diperlukan untuk memperoleh, melatih, atau mengeluarkan tenaga kerja selama satu periode produksi. Ongkos ini biasanya terjadi pada pola produksi yang bergelombang atau moderat, sebab pada pola produksi ini dapat terjadi perubahan, baik penambahan maupun penurunan volume produksi. 2.2.2. Ongkos simpan Carrying Cost. 4 Yaitu ongkos penyimpanan barang-barang hasil produksi yang belum laku terjual karena pada saat itu volume produksi lebih besar daripada volume penjualannya. 2.2.3. Ongkos lembur Over Time Premium Cost Yaitu tambahan upah yang diberikan karena adanya kerja lembur yang disebabkan naiknya volume produksi, dimana volume produksi ini tidak melebihi kapasitas maksimal. Ongkos ini biasanya terdapat pada pola produksi bergelombang atau moderat. 2.2.4. Ongkos sub kontrak Subcontracting Cost Adalah biaya yang timbul karena perusahaan memesanmembeli barang pada perusahaan lain yang membuatmenjual barang yang diproduksi oleh perusahaan pemesanpembeli. Ongkos ini adalah sama dengan harga barang yang dibeli dari perusahaan lain dikurangi dengan harga pokok barang bila dibuatdiproduksi sendiri. Hal ini terjadi karena volume penjualan melebihi kapasitas maksimal produksi. Dalam menentukan pola produksi mana yang paling tepat dipilih oleh perusahaan, dapat digunakan analisa ongkos tambahan incremental cost dari ongkos-ongkos yang sudah disebutkan diatas. Ongkos tambahan ini akan terjadi bila luas produksi dibagi-bagidipecah-pecah dalam periode pendek yang dapat mengakibatkan kenaikkan ongkos-ongkos yang berupa ongkos perputaran tenaga kerja, ongkos simpan, ongkos lembur, dan ongkos sub kontrak. Setiap pola produksi akan mempunyai incremental cost yang berbeda, oleh sebab itu pola produksi yang sebaliknya dipilih oleh perusahaan ialah pola produksi yang mempunyai incremental cost yang paling kecil.

C. TEKNIK PERHITUNGAN PENENTUAN POLA PRODUKSI