Analisis Pemenuhan Hak Narapidana Untuk Mendapatkan Pelayanan Kesehatan dan Makanan Yang Layak Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hukum pidana merupakan hukum yang menjadi senjata terakhir dalam
membentuk norma yang hidup di masyarakat. Sebagai ultimum remedium,
hukum pidana memegang peran krusial dalam menjaga tata kehidupan
masyarakat. Hak-hak narapidana sebagai warga negara Indonesia yang hilang
kemerdekaannya karena melakukan tindak pidana, haruslah dilakukan sesuai
dengan hak asasi manusia. Sering dijumpai dalam Lembaga Pemasyarakatan
bahwa hak-hak narapidana belum diberikan sesuai dengan hak mereka sebagai
warga negara. Hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kurang
dipahaminya peraturan mengenai hak-hak narapidana yang tertuang dalam
Undang-Undang oleh petugas Lembaga Pemasyarakatan atau bahkan oleh
narapidana sendiri. Sebagai negara hukum hak-hak narapidana harus
dilindungi oleh hukum dan penegak hukum khususnya para staf di Lembaga
Pemasyarakatan, sehingga merupakan sesuatu yang perlu bagi negara hukum
untuk menghargai hak-hak asasi narapidana sebagai warga masyarakat yang
harus diayomi walaupun telah melanggar hukum.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang
Pemasyarakatan
“Narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana
hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS)”. “Lembaga
Pemasyarakatan adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan Narapidana
dan anak didik pemasyarakatan.” Pada hakekatnya, penerapan hukum pidana
berupa hukuman badan merampas sebagian dari hak asasi manusia, yakni hak
atas kemerdekaan.
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
1
2
merupakan anugrah-Nya yang wajib di hormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintahan, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia1.
Apabila seseorang telah kehilangan kemerdekaannya dalam artian
narapidana juga memiliki hak asasinya sebagai narapidana. Peraturan
perundang-undangan telah jelas mengatur mengenai hak yang di dapatkan
seorang narapidana yang terdapat dalam pasal 14 ayat (1) Undang-undang
Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan :
(1) Narapidana berhak :
a) Melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya
b) Mendapat perawatan, baik perawatan rohani maupun jasmani
c) Mendapatkan pendidikan dan pengajaran
d) Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak
e) Menyampaikan keluhan
f) Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya
yang tidak dilarang
g) Mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang di lakukan
h) Menerima kunjungan keluarga, penasihat hukum , atau orang tertentu
lainnya
i) Mendapatkan pengurangan masa pidana (remisi)
j) Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi
keluarga
k) Mendapatkan pembebasan bersyarat
l) Mendapatkan cuti menjelang bebas
m) Mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku
Tujuan dari pemidanaan itu sendiri sebenarnya adalah untuk
memperbaiki kerusakan individual dan sosial yang di akibatkan oleh tindak
pidana. Hal ini terdiri atas seperangkat tujuan pemidanaan yang harus
dipenuhi, dengan catatan tujuan yang merupakan titik berat harus bersifat
1
Penjelasan Umum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak
Asasi Manusia
3
kasuistis. Perangkat yang tujuan pemidanaan yang dimaksud terdiri atas
pencegahan (umum dan khusus), perlindungan masyarakat, memelihara
solidaritas masyarakat dan pengimbalan/perimbangan2.
Pidana penjara atau hukuman badan merupakan bentuk penerapan
hukum pidana yang menjadi senjata terakhir atau ultimum remedium dalam
upaya memperbaiki tatanan hidup di masyarakat karena tindak pidana
tersebut. Menurut pakar hukum pidana Mulder bahwa “politik hukum pidana
harus selalu memperhatikan masalah pembaharuan juga dalam masalah
perampasan kemerdekaan.”3
Penerapan
hukum
pidana
yang
berdampak
pada
perampasan
kemerdekaan seseorang sebenarnya bersifat sementara dalam artian pidana
tersebut bertujuan untuk merehabilitasi pelaku tindak pidana agar nantinya
setelah kembali ke masyarakat dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan lagi
tidak mengulangi tindak pidana yang dilakukannya. Undang-undang nomor 12
Tahun 1995 tentang pemasyarakatan adalah sebagai wujud suatu system
permasyarakatan yang merupakan tatanan pembinaan bagi warga binaan
pemasyarakatan.
Pembinaan ini tentunya ditujukan agar mereka mampu memperbaiki
diri dan tidak mengulangi tindak pidana yang pernah dilakukannya. Kegiatan
di dalam Lembaga Pemasyrakatan bukan sekedar untuk menghukum atau
menjaga narapidana tetapi mencakup proses pembinaan agar warga binaan
2
Petrus Irwan,dkk. 1995.Lembaga Pemasyarakatan Dalam Prespektif Sistem Peradilan
Pidana. Jakarta. Penerbit Pustaka Sinar Harapan. Hal 12.
3
Dwidja Priyatno. 2006.Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara Di Indonesia. Bandung. PT
Refika Aditama. Hal 2.
4
menyadari kesalahan dan memperbaiki diri serta tidak mengulangi tindak
pidana yang pernah dilakukan.
Namun demikian, dewasa ini Lembaga Pemasyarakatan belum
sepenuhnya memperhatikan hak-hak mendasar dari narapidana yang berada
dalam binaannya. Hak mendasar tersebut ditetapkan dalam suatu peraturan
perundang-undangan yang berlaku dalam hal ini pasal 14 huruf (d) Undangundang No. 12 tahun 1995 yang antara lain menetapkan hak narapidana untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak. Ditemukan faktor
penyebab dalam pemberian hak-hak narapidana di Lembaga Pemasyarakatan
yaitu karena keterbatasan fasilitas dan sarana yang ada di Lembaga
pemasyarakatan tersebut, sehingga pelayanan kesehatan dan makanan tidak
dapat terlaksana secara optimal4.
Rendahnya pelayanan kesehatan, sanitasi buruk, makanan tidak layak
dan pelayanan kesehatan yang tidak memadai menjadi indicator pemicu yang
melingkupinya. Hal ini tidak sesuai dengan PP Nomor 32 Tahun 1999 tentang
syarat dan tata cara pelaksanaan hak warga binaan pemasyarakatan. Untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang memenuhi syarat sesuai
dengan aturan pelaksanaanya, maka perlu diadakan pengawasan terhadap
kebersihan dan sanitasi makanan serta pemerikasan rutin terhadap kesehatan
narapidana maupun sarana dan prasarana kesehatan bagi narapidana di
Lembaga Pemasyarakatan.
4
Petrus Irwan Panjaitan, Op.cit, Hal 71
5
Dalam kenyataannya, pemberlakuan hak narapidana tersebut tidak
diterapkan seutuhnya di beberapa lembaga pemasyarakatan dimana hal ini
tidak sesuai dengan amanat undang-undang nomor 12 tahun 1995 tentang
pemasyarakatan. Dengan tidak diketahuinya hak tersebut oleh sebagian besar
narapidana, penerapan yang tidak sesuai tersebut seolah telah menjadi sesuatu
yang diterima. Narapidana pada akhirnya menjalankan rutinitas dan standar
pelayanan kesehatan dan makanan yang diterapkan oleh pihak Lembaga
Pemasyarakatan tanpa adanya perbaikan karena ketidaktahuan tersebut. Hal
minimnya sosialisasi pembinaan mengenai tata cara dan pelaksanaan hak-hak
narapidana menimbulkan ketidaktahuan dan kerancuan mengenai apakah
sebenarnya yang menjadi hak narapidana berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Kebanyakan Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia tidak memiliki
sarana dan prasana yang memadai untuk pelayanan kesehatan. Berjubelnya
penghuni Rumah Tahanan (rutan) Kelas I Surabaya di Medaeng, Sidoarjo,
hingga melebihi kapasitas normal, mengancam kesehatan para tahanannarapidana di sana. Overkapasitas menjadi salah satu penyebab terganggunya
kesehatan tahanan-napi. Belum lagi minimnya fasilitas pelayanan kesehatan di
sana, tahanan-napi Rutan Medaeng seperti’dilarang sakit’5.
Data dihimpun menyebutkan, Juni ini, dua warga binaan Rutan
Medaeng meninggal dunia setelah sakit. Faktornya adalah overkapasitas,
buruknya sanitasi, makanan, serta kurang olahraga. ”Rutan Medaeng sekarang
5
Nur Faishal, Medaeng Overkapasitas, Sebulan Dua Tahanan-Napi Meninggal.
http://www.bangsaonline.com/. Diakses tanggal 24 November 2014
6
dihuni 1.688 orang, padahal kapasitasnya untuk 504 orang,” ungkapnya.
Dokter yang biasa diminta menjadi saksi ahli di sidang perkara narkoba itu
menjelaskan, setiap hari ada sekitar 40 tahanan-napi yang memeriksakan
kesehatannya ke poliklinik. Belum lagi pelayanan kesehatan untuk penyakit
berisiko tinggi, seperti HIV/AIDS. Hingga Mei lalu, kata Arivin, ada empat
penghuni Rutan Medaeng yang dirawat karena HIV/AIDS. Pelayanan
kesehatan di Rutan Medaeng semakin tak maksimal karena tahun ini tidak ada
anggaran kesehatan dari pemerintah6.
Begitu juga halnya di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota
Banjarmasin dimana kapasitas Lembaga Pemasyarakatan tersebut hanya dapat
menampung 366 orang namun faktanya Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA
Kota Banjarmasin menampung sekitar 2396 orang melebihi dari kapasitas
Lembaga Pemasyarakatan tersebut. Bukan hanya berjejal, napi juga tak bisa
mendapatkan hak untuk makanan layak. Pasalnya, per warga binaan cuma
dijatah Rp7.100 untuk memenuhi kebutuhan makan sebanyak tiga kali sehari,
pagi, siang dan malam.
Menurut mantan napi, Anton Medan yang berkunjung ke LP Klas IIA
Kota Banjarmasin, Jumat (25/4) lalu, idealnya, per napi per harinya mendapat
jatah makan diatas Rp14.000 hingga Rp20.000. Sebab bagaimana pun napi
juga punya hak dan tidak boleh didiskriminasikan7.
6
Nur Faishal, Medaeng Overkapasitas, Sebulan Dua Tahanan-Napi Meninggal.
http://www.bangsaonline.com/. Diakses tanggal 24 November 2014
7
LP Klas IIA Kota Banjarmasin Over Kapasitas,http:// beritabanjarmasin.wordpress.com,
Diakses tanggal 30 November 2014
7
Kondisi ini menyebabkan sebagian besar narapidana hanya bisa
menerima apa yang mereka dapat dari lembaga pemasyarakatan bahkan tidak
sedikit narapidana yang harus mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan
dalam standar yang jauh di bawah hak mendasar yang ia miliki berdasarkan
peraturan perundang-undangan seharusnya para narapidana mendapatkan
pelayanan kesehatan yang layak dari Lembaga Pemasyarakatan apabila harus
mendapatkan perawatan yang intensif maka Dokter Lembaga Pemasyarakatan
memberikan rekomendasi kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan agar
pelayanan kesehatan dilakukan di rumah sakit pemerintah diluar Lembaga
Pemasyarakatan8. Selain itu, narapidana mendapatkan makanan dalam jumlah
kalori sekurang-kurangnya 2250 kalori untuk setiap orang perhari9.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengkaji hal tersebut
ke dalam sebuah karya ilmiah yakni skripsi yang berjudul “ Analisis
Pemenuhan Hak Narapidana Untuk Mendapatkan Pelayanan Kesehatan dan
Makanan Yang Layak di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota
Banjarmasin.“
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang
yang telah diuraikan di atas dapat ditarik
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi pemenuhan hak narapidana untuk mendapatkan
pelayanan
8
9
kesehatan
dan
makanan
yang
layak
Penjelasan Pasal 14 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999
Penjelasan Pasal 19 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999
di
Lembaga
8
Permasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin sesuai dengan pasal 14 huruf
(d) Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan ?
2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala di Lembaga Pemasyarakatan
Klas IIA Kota Banjarmasin untuk memenuhi hak pelayanan kesehatan dan
makanan yang layak bagi narapidana ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah yang ada, maka yang menjadi tujuan
dalam usulan pembuatan skripsi ini, adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui implementasi pemenuhan hak mendapatkan pelayanan
kesehatan dan makanan yang layak bagi narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin sesuai dengan pasal 14 huruf
(d) Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala di
Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin untuk memenuhi
hak pelayanan kesehatan dan makanan yang layak bagi narapidana.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
manfaat
untuk
kepentingan-kepentingan sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a) Hasil penelitian ini dapat berguna bagi pengembangan dan penelitian
lebih lanjut
terhadap
hak narapidana
khususnya
hak
untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak bagi
narapidana.
9
b) Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan sebuah koreksi untuk
penerapaan,prosedur,dan tata cara mengenai hak mendapatkan
pelayanan kesehatan dan makanan yang layak bagi narapidana oleh
LAPAS.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Penulis
Sebagai wawasan dan pengetahuan maupun wacana keilmuan tentang
pentingnya pelayanan kesehatan dan makanan yang layak terhadap
narapidana.
Selain itu juga,sebagai
salah
satu
syarat
untuk
menyandang gelar kesarjanaan S1 (Strata Satu) di Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Malang.
b) Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat memberikan informasi serta penambahan
pengetahuan bagi masyarakat mengenai hak narapidana untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak selama
berada di LAPAS.
c) Bagi Petugas LAPAS dan Praktisi Hukum
Sebagai
penjaga
sekaligus
pembina
narapidana,
memberikan
pelayanan yang baik, khususnya dalam memberikan fasilitas kesehatan
dan makanan yang layak serta bekal terhadap narapidana untuk
kembali dalam ruang lingkup masyarakat dengan tidak melakukan atau
mengulangi perbuatannya tersebut. Selain itu para praktisi hokum di
10
Indonesia khususnya kalangan Lembaga Pemasyarakatan agar dapat
menjadi referensi dalam tugas penegakan hukum.
d) Bagi Akademisi
Penelitian ini dapat memberikan informasi dan ilmu pengetahuan serta
menjadi sumber referensi dan bahan kajian yang khususnya berkaitan
dengan pemenuhan hak narapidana untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan dan makanan yang layak.
e) Bagi Narapidana
Dengan adanya pelayanan kesehatan dan makanan yang layak
tersebut,sebagai sarana untuk meningkatkan diri dan sarana rehabilitasi
agar para narapidana dapat hidup normal,sehat fisik,jasmani dan rohani
dan tentunya tidak mengulangi perbuatan yang sama, tempat untuk
untuk meningkatkan potensi diri dan kesadaran diri dalam menjalani
hukumannya di LAPAS.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi petugas LAPAS dan
narapidana mengenai syarat dan tata cara pelaksanaan hak narapidana,
khususnya dalam pemenuhan hak narapidana untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan dan makanan yang layak selama berada di LAPAS.
F. Metode Penelitian
Untuk memperoleh data – data valid yang berhubungan dengan
penulisan skripsi ini, maka penulis menggunakan metode sebagai berikut :
11
1. Metode Pendekatan
Metode pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode
pendekatan yuridis sosiologis (socio legal research) yang merupakan
penelitian hokum yang menggunakan data sekunder sebagai data awalnya,
yang kemudian dilanjutkan dengan data primer atau data lapangan.
2. Penentuan Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di LAPAS Klas IIA Kota Banjarmasin dalam
kurun waktu 1 bulan yaitu bulan Desember 2014. Alasan penulis memilih
lokasi penelitian di LAPAS Klas IIA Kota Banjarmasin adalah karena
merupakan satu-satunya LAPAS yang terdapat di Kota Banjarmasin dan
kapasitas LAPAS Teluk Dalam yang sudah melibihi batas (overload)
sehingga terdapat kemungkinan potensi tidak terpenuhinya hak – hak
narapidana khususnya hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan
makanan yang layak. Oleh karena itu penulis memilih LAPAS Klas IIA
Kota Banjarmasin sebagai lokasi penelitian.
3. Sumber Data
Data yang digunakan adalah data primer dan di dukung oleh data
sekunder serta data tersier.
a. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung
dari lokasi penelitian yaitu Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota
Banjarmasin, penelitian dilakukan dengan cara melakukan wawancara
kepada Kasubsi
Binadik yaitu Bapak Drs. Tamberin untuk
12
menanyakan mengenai pelaksanaan pemenuhan hak narapidana untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak di
Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin secara umum,
wawancara kepada dr.Yayuk selaku Dokter Lembaga Pemasyarakatan
Klas IIA Kota Banjarmasin untuk menanyakan pelayanan kesehatan
secara spesifik dan wawancara dengan Ibu Arni Ayu selaku Pengawas
Bagian Dapur untuk menanyakan pelayanan makanan secara spesifik
untuk keperluan penelitian berupa wawacara, studi dokumen serta
peraturan perundang-undangan, seperti Undang-undang Nomor 12
Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga
Binaan Pemasyarakatan, Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999
Tentang
Pembinaan
dan
Pembimbingan
Warga
Binaan
Pemasyarakatan, Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02PK.04.10 Tahun 1990 Tentang Pola Pembinaan Tahanan, Aturan
Standar
Minimum
Penanganan
Tahanan
(Standart
Minimum
Rules/SMR), dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan topic atau permasalahan yang diteliti oleh penulis.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari kajian kepustakaan
dan Undang-undang seperti Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995
Tentang Pemasyarakatan, Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999
Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan
13
Pemasyarakatan, Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan,
Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-PK.04.10 Tahun 1990
Tentang Pola Pembinaan Tahanan, Aturan Standar Minimum
Penanganan Tahanan (Standart Minimum Rules/SMR).
c. Data tersier
Jenis data yang diperoleh dari Ensiklopedia, Jurnal Hukum, Kamus
Hukum dan Kamus Besar Bahasa Indonesia
yang terkait dengan
masalah yang dibahas oleh penulis.
4. Metode Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1) Metode observasi : Observasi ini dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan langsung di lokasi penelitian terhadap objek yang menjadi
sorotan penelitian yaitu Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota
Banjarmasin. Mengenai Sarana dan Prasarana untuk pemenuhan hak
pelayanan kesehatan dan makanan seperti , poliklinik, rumah sakit
Lapas, peralatan farmasi, apotek, penanganan kesehatan narapidana,
kebersihan dapur, kebersihan sel, proses pengolahan bahan mentah
hingga penyajian makanan, hingga kegiatan narapidana selama berada
di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin.
2) Wawancara ( Interview) : suatu proses untuk mendapatkan dan
mengumpulkan data melalui tanya jawab dan dialog atau diskusi
14
dengan pihak yang di anggap mengetahui banyak tentang tujuan
penelitian :
a) Wawancara dengan narapidana sebanyak 10 orang tentang
pemenuhan hak pelayanan kesehatan dan makanan yang layak.
(1) Mas Ade
(2) Mas Walid
(3) Mas Zaenal
(4) Mas Siman
(5) Mas Fery
(6) Mba Elin
(7) Mba Nurul
(8) Ibu Mashito
(9) Mba Dea
(10) Mba Dewi
b) Wawancara dengan petugas Lapas sebanyak 6 orang
(1) Bpk. Jispan Simanjutak selaku Kepala urusan Registrasi Umum
(KaurUmum) tentang gambaran umum sejarah berdirinya serta
visi dan misi Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota
Banjarmasin.
(2) Bpk. Jatmiko selaku Kepala Subtansi Seksi Registrasi (Kasubsi
Registrasi ) tentang data penghuni Lembaga Pemasyarakatan
Klas IIA Kota Banjarmasin serta jumlah dan ukuran sel.
15
(3) Bpk. Sumarlan selaku Bendahara tentang anggaran pemasukan
dan pengeluaran Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota
Banjarmasin.
(4) Bpk. Tamberin selaku Kepala Subtansi Seksi Pembinaan
Pengawasan Makanan dan Kesehatan ( Kasubsi Binaswat )
tentang
kegiatan
pembinaan
untuk
narapidana,
menu
pemberian dan pengawasan makanan untuk narapidana , dan
pengawasan kesehatan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan
Klas IIA Kota Banjarmasin.
(5) Ibu Olivia selaku Perawat tentang lingkungan poliklinik,
pengadaan obat-obatan, sampai dengan penanganan narapidana
yang sakit di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota
Banjarmasin.
(6) Ibu dr.Yayuk selaku Dokter tentang pemeriksaan narapidana
yang sakit hingga meninggal , pengajuan surat rujukan ke
Rumah Sakit diluar Lapas maupun Rumah Sakit di dalam
Lapas, serta pengecekan kesehatan bagi narapidana dan
tahanan yang baru masuk Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA
Kota Banjarmasin.
(7) Ibu Arni Ayu selaku Pengawas Bagian Dapur tentang
lingkungan dapur, peralatan dapur, proses pengolahan bahan
mentah hingga proses pemberian makanan kepada narapidana
di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin.
16
3) Studi Dokumentasi
Selain menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode
observasi dan wawancara (interview) penulis juga menggunakan
metode studi dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data sekunder
dengan cara mempelajari data dari dokumen-dokumen yang diberikan
Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin
terkait
permasalahan yang di teliti oleh penulis. Peninjauan kepustakaan
mengenai pelayanan kesehatan dan makanan dari buku-buku ilmiah
seperti karangan Prof. Dr. Dwija Prayitno, SH., MH., Sp.N. mengenai
Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia, Petrus Irwan
Panjaitan, S.H., M.H. dan Pandapotan Simorangkir, S.H. mengenai
Lembaga Pemasyarakatan Dalam Prespektif Sistem Peradilan Pidana,
Masruchin Ruba’I, S.H mengenai Hukum Pidana Indonesia, Drs.
P.A.F Lamintang, S.H mengenai Hukum Penitnsier Indonesia dan
Barda Nawawi Arief, S.H mengenai Bunga Rampai Hukum Pidana
Indonesia. Peraturan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang
Pemasyarakatan, Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan,
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata
Cara
Pelaksanaan Hak Warga
Binaan Pemasyarakatan. Juga
menggunakan sumber-sumber yang tertulis baik tercetak maupun
elektronik yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan
penulis.
17
5. Analisis Data
Untuk menganalisa data hasil penelitian penulis menggunakan metode
deskriptif analitis yaitu metode untuk memperoleh gambaran singkat
mengenai suatu permasalahan yang ada dilokasi yang telah dinyatakan
oleh responden secara tertulis maupun lisan dan juga perilaku yang
nyata tentang Pemenuhan Hak Narapidana Untuk Mendapatkan
Pelayanan Kesehatan dan Makanan Yang Layak Di Lembaga
Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin.
G. Rencana Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang isi penulisan tugas
akhir ini, maka sistematika penulisan hukum di bagi 4 (empat) bab, dan
masing-masing terdiri atas sub-sub bab. Adapun bab-bab tersebut sebagai
berikut :
BAB I : Pendahuluan
Dalam bab ini penulis memaparkan mengenai latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Dalam bab ini penulis menguraikan pendekatan secara teoritis mengenai
kerangka dasar dan permasalahan yang di angkat, serta fakta-fakta dan dasar
hukum. Penulis menyajikan teori-teori yang bersumber dari undang-undang
maupun literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang akan di teliti yaitu
pemenuhan hak narapidana untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan
18
makanan yang layak di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin
yang telah di tentukan oleh peraturan perundang-undangan.
BAB III : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam bab ini penulis menyajikan analisa-analisa yang berkaitan dengan
permasalahan yang berdasarkan hasil penelitian sekaligus pembahasan disertai
dengan analisa deskriptif analitis terhadap pemenuhan hak narapidana untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak di Lembaga
Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin dikaitkan dengan undang-undang
pemasyarakatan yang ada.
BAB IV : Penutup
Dalam bab ini penulis menyajikan tentang kesimpulan dan saran-saran yang
berkaitan dengan permasalahan yang telah di paparkan dari hasil penelitian di
atas.
ANALISIS PEMENUHAN HAK NARAPIDANA UNTUK
MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN DAN MAKANAN YANG
LAYAK DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA BANJARMASIN
PENULISAN HUKUM
Oleh:
MUHAMMAD LUTHFI FATHILLAH S
201010110311015
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS HUKUM
2015
PENULISAN HUKUM
Analisis Pemenuhan Hak Narapidana Untuk Mendapatkan Pelayanan
Kesehatan Dan Makanan Yang Layak Di Lembaga Pemasyarakatan Klas
IIA Banjarmasin
Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
kesarjanaan dalam bidang Ilmu Hukum
Oleh :
MUHAMMAD LUTHFI FATHILLAH S
201010110311015
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS HUKUM
2015
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“ANALISIS
PEMENUHAN
HAK
NARAPIDANA
UNTUK
MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN DAN MAKANAN YANG
LAYAK DI
LEMBAGA PEMASYARAKATAN
KLAS IIA KOTA
BANJARMASIN.”
Penulisan ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh dalam
menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S-1) Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Malang. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil
tanpa adanya dukungan dan dorongan motivasi dari berbgai pihak. Oleh karena itu
izinkan penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Keluarga Besar saya. Bapak Tercinta Acep Supriadi, Ibunda Tercinta Nunung
Nurbaeti, Kakak Tercinta Rivan Fakhri Ramadhan, Adek Tercinta Fawwaz
Ramadhan dan Kekasih Tercinta Fara Claudia Amanda.
2. Bapak Dekan, Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Hukum UMM terutama
Bapak Moh. Najih., S.H., M.Hum selaku Dosen Pembimbing Pertama, dan
Bapak Wasis Suprayitno., S.H., M.Si selaku Dosen Pembimbing Pendamping,
atas waktu, kesabaran serta saran-sarannya dalam menyusun skripsi ini.
3. Bapak Edy Teguh Widodo., Bc.IP., S.Pd. MM selaku Kepala Lembaga
Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin, Bapak Drs.Tamberin, selaku
Kepala Seksi Binaswat Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin
beserta seluruh Petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin
yang telah banyak membantu memberikan berbagai informasi dalam penulisan
skripsi ini. Dengan bijaksana mengarahkan penulis dalam pengumpulan data
selama proses pelaksanaan observasi dalam penulisan skripsi ini
4. Keluarga Besar Focus UMM yang sudah memberikan saya pengalaman,
pelajaran, arti kehidupan buat saya, dan ilmu baru yang saya dapatkan serta
menjadikan saya keluarga baru di dalamnya.
5. Sahabat-sahabat saya F.H Angkatan 2010 yang selalu saling mengisi,
memotivasi dan memberikan dukungan ditengah kesibukan menjadi
mahasiswa tingkat akhir dan Sahabat-sahabat saya seperjuangan UMM
Angkatan 2010 serta Sahabat-sahabat tempat tinggal saya yang sudah saya
anggap menjadi saudara saya Keluarga Besar Bumi Asik.
6. Pihak-pihak lain yang terlibat dan telah membantu dalam penulisan skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis memohon maaf sebesar-besarnya jika dalam pembuatan
skripsi ini penulis melakukan kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak
sengaja. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi para pembaca.
Malang, 4 Februari 2015
Penulis,
Muhammd Luthfi Fathillah S
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Cover/Sampul Dalam.................................................................................. i
Lembar Pengesahan ................................................................................................ ii
Surat Pernyataan Penulisan Hukum Bukan Plagiat ............................................... iv
Ungkapan Pribadi dan Motto .................................................................................. v
Abstraksi ................................................................................................................ vi
Abstract ................................................................................................................. vii
Kata Pengantar ..................................................................................................... viii
Dafatar Isi ................................................................................................................ x
Daftar Tabel .......................................................................................................... xii
Daftar Gambar...................................................................................................... xiii
Daftar Lampiran ................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Permasalahan .............................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8
1. Manfaat Teoritis .................................................................................... 8
2. Manfaat Praktis ..................................................................................... 9
E. Kegunaan Penelitian.................................................................................. 10
F. Metode Penelitian...................................................................................... 10
1. Metode Pendekatan ............................................................................. 11
2. Penentuan Lokasi ................................................................................ 11
3. Sumber Data ........................................................................................ 11
4. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 13
5. Analisa Data ........................................................................................ 17
G. Rencana Sistematika Penulisan ................................................................. 17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Tujuan Pemidanaan...................................................... 19
B. Tinjauan Tentang Pembinaan .................................................................... 26
C. Tinjauan Tentang Hak Narapidana ........................................................... 29
D. Tinjauan Tentang Aturan Standar Minimum (SMR) ................................ 38
BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
A. Gambaran umum Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota
Banjarmasin............................................................................................... 44
1. Sejarah Berdirinya ............................................................................... 44
2. Struktur Organisasi.............................................................................. 46
3. Data Narapidana dan Tahanan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan
Klas IIA Kota Banjarmasin ................................................................. 47
4. Sarana dan Prasarana........................................................................... 48
5. Jadwal Kegiatan .................................................................................. 49
B. Implementasi Pemenuhan Hak Narapidana Untuk Mendapatkan
Pelayanan Kesehatan dan Makanan Yang Layak ..................................... 52
1. Implementasi Pelayanan Kesehatan .................................................... 52
2. Implementasi Pelayanan Makanan ...................................................... 68
C. Faktor-faktor Yang Menjadi Kendala Di Lembaga Pemasyarakatan
Klas IIA Kota Banjarmasin Untuk Memenuhi Hak Pelayanan
Kesehatan dan Makanan Yang Layak Bagi Warga Binaan
Pemasyarakatan ......................................................................................... 80
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 92
B. Saran.......................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin Halaman ................................................. 47
Tabel 2 : Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan ..................................................................... 47
Tabel 3 : Jumlah Penghuni Berdasarkan Golongan Pada Lapas Klas IIA Kota Banjarmasin ...... 48
Tabel 4 : Jadwal Kegiatan Personal Warga Binaan Pemasyarakatan ........................................... 50
Tabel 5 : Penyakit Yang Diderita WBP Dan Tahanan…………………………………………. 59
Tabel 6 : Data WBP Yang Meninggal Dunia Selama Tahun 2014 ............................................ 61
Tabel 7 : Pelayanan Kesehatan Yang Sudah Sesuai Dan Belum Sesuai ..................................... 67
Tabel 8 : Daftar Menu Harian WBP ............................................................................................. 71
Tabel 9 : Pelayanan Makanan Yang Sudah Sesuai Dan Belum Sesuai ........................................ 78
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 : Tabung Oksigen dan Bed ........................................................................................... 56
Gambar 2 : Steteskop .................................................................................................................... 56
Gambar 3 : Alat THT .................................................................................................................... 56
Gambar 4 :Alat Bedah .................................................................................................................. 57
Gambar 5 : Kasa............................................................................................................................ 57
Gambar 6 : Alat Tensi .................................................................................................................. 57
Gambar 7 : Ruang Apotek ............................................................................................................ 57
Gambar 8 : Obat-Obatan .............................................................................................................. 57
Gambar 9 : Daftar Menu Harian WBP ........................................................................................ 69
Gambar 10 : Proses Pencucian Beras ............................................................................................74
Gambar 11 : Proses Pencucian Sayuran ........................................................................................74
Gambar 12 : Proses Pembuatan Sayuran ..................................................................................... 75
Gambar 13 : Proses Pembuatan Tempe Bumbu .......................................................................... 75
Gambar 14 : Proses Pembuatan Urap .......................................................................................... 75
Gambar 15 : Contoh Beras ........................................................................................................... 76
Gambar 16 : Alat Penanak Nasi ................................................................................................... 76
Gambar 17 : Contoh Nasi ............................................................................................................ 76
Gambar 18 : Contoh Makan Pagi ................................................................................................. 77
Gambar 19 : Contoh Makan Siang ................................................................................................77
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Kartu Kendali Bimbingan Tugas Akhir
Lampiran 2
Surat Tugas
Lampiran 3
Surat Ijin Observasi / Mencari Data
Lampiran 4
Surat Keterangan Kementrian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Kantor Wilayah Kalimantan Selatan
Lampiran 5
Surat Keterangan Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin
DAFTAR PUSTAKA
Andi Hamzah. 1993. Tinjauan Ringkas Sistem Pemidanaan Indonesia. Akademi
Presindo. Jakarta.
Barda Nawawi Arief. 2008. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Kencana
Prenada Grup. Jakarta.
Dwija Prayitno. 2006. Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara Di Indonesia. PT
Refika Aditama. Bandung.
Lamintang. 2010. Hukum Penitensir Indonesia. . Sinar Grafika. Jakarta.
Petrus Irwan. 1995. Lembaga Pemasyarakatan Dalam Prespektif Sistem
Peradilan Pidana. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Masruchin Ruba’i. 2014. Hukum Pidana Di Indonesia. Bayu Media Publishing.
Malang.
Internet :
Nur Faishal. Medaeng Over Kapasitas, Sebulan Dua Tahanan – Narapidana
meninggal . http://bangsaonline.com, diakses tanggal 24 November 2014
LP Teluk Dalam Over Kapasitas. http://beritabanjarmasin.wordpress.com, di
akses tanggal 30 November 2014
Perundang-undangan :
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan.
Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan dan
Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara
Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.
Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M.02.PK.04.10 Tahun
1990 Tentang Pola Pembinaan / Tahanan.
Standart Minimum Rules Of Treatments For Prisioners ( Aturan Standar
Minimum Pembinaan Tahanan / SMR )
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hukum pidana merupakan hukum yang menjadi senjata terakhir dalam
membentuk norma yang hidup di masyarakat. Sebagai ultimum remedium,
hukum pidana memegang peran krusial dalam menjaga tata kehidupan
masyarakat. Hak-hak narapidana sebagai warga negara Indonesia yang hilang
kemerdekaannya karena melakukan tindak pidana, haruslah dilakukan sesuai
dengan hak asasi manusia. Sering dijumpai dalam Lembaga Pemasyarakatan
bahwa hak-hak narapidana belum diberikan sesuai dengan hak mereka sebagai
warga negara. Hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kurang
dipahaminya peraturan mengenai hak-hak narapidana yang tertuang dalam
Undang-Undang oleh petugas Lembaga Pemasyarakatan atau bahkan oleh
narapidana sendiri. Sebagai negara hukum hak-hak narapidana harus
dilindungi oleh hukum dan penegak hukum khususnya para staf di Lembaga
Pemasyarakatan, sehingga merupakan sesuatu yang perlu bagi negara hukum
untuk menghargai hak-hak asasi narapidana sebagai warga masyarakat yang
harus diayomi walaupun telah melanggar hukum.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang
Pemasyarakatan
“Narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana
hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS)”. “Lembaga
Pemasyarakatan adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan Narapidana
dan anak didik pemasyarakatan.” Pada hakekatnya, penerapan hukum pidana
berupa hukuman badan merampas sebagian dari hak asasi manusia, yakni hak
atas kemerdekaan.
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
1
2
merupakan anugrah-Nya yang wajib di hormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintahan, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia1.
Apabila seseorang telah kehilangan kemerdekaannya dalam artian
narapidana juga memiliki hak asasinya sebagai narapidana. Peraturan
perundang-undangan telah jelas mengatur mengenai hak yang di dapatkan
seorang narapidana yang terdapat dalam pasal 14 ayat (1) Undang-undang
Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan :
(1) Narapidana berhak :
a) Melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya
b) Mendapat perawatan, baik perawatan rohani maupun jasmani
c) Mendapatkan pendidikan dan pengajaran
d) Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak
e) Menyampaikan keluhan
f) Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya
yang tidak dilarang
g) Mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang di lakukan
h) Menerima kunjungan keluarga, penasihat hukum , atau orang tertentu
lainnya
i) Mendapatkan pengurangan masa pidana (remisi)
j) Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi
keluarga
k) Mendapatkan pembebasan bersyarat
l) Mendapatkan cuti menjelang bebas
m) Mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku
Tujuan dari pemidanaan itu sendiri sebenarnya adalah untuk
memperbaiki kerusakan individual dan sosial yang di akibatkan oleh tindak
pidana. Hal ini terdiri atas seperangkat tujuan pemidanaan yang harus
dipenuhi, dengan catatan tujuan yang merupakan titik berat harus bersifat
1
Penjelasan Umum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak
Asasi Manusia
3
kasuistis. Perangkat yang tujuan pemidanaan yang dimaksud terdiri atas
pencegahan (umum dan khusus), perlindungan masyarakat, memelihara
solidaritas masyarakat dan pengimbalan/perimbangan2.
Pidana penjara atau hukuman badan merupakan bentuk penerapan
hukum pidana yang menjadi senjata terakhir atau ultimum remedium dalam
upaya memperbaiki tatanan hidup di masyarakat karena tindak pidana
tersebut. Menurut pakar hukum pidana Mulder bahwa “politik hukum pidana
harus selalu memperhatikan masalah pembaharuan juga dalam masalah
perampasan kemerdekaan.”3
Penerapan
hukum
pidana
yang
berdampak
pada
perampasan
kemerdekaan seseorang sebenarnya bersifat sementara dalam artian pidana
tersebut bertujuan untuk merehabilitasi pelaku tindak pidana agar nantinya
setelah kembali ke masyarakat dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan lagi
tidak mengulangi tindak pidana yang dilakukannya. Undang-undang nomor 12
Tahun 1995 tentang pemasyarakatan adalah sebagai wujud suatu system
permasyarakatan yang merupakan tatanan pembinaan bagi warga binaan
pemasyarakatan.
Pembinaan ini tentunya ditujukan agar mereka mampu memperbaiki
diri dan tidak mengulangi tindak pidana yang pernah dilakukannya. Kegiatan
di dalam Lembaga Pemasyrakatan bukan sekedar untuk menghukum atau
menjaga narapidana tetapi mencakup proses pembinaan agar warga binaan
2
Petrus Irwan,dkk. 1995.Lembaga Pemasyarakatan Dalam Prespektif Sistem Peradilan
Pidana. Jakarta. Penerbit Pustaka Sinar Harapan. Hal 12.
3
Dwidja Priyatno. 2006.Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara Di Indonesia. Bandung. PT
Refika Aditama. Hal 2.
4
menyadari kesalahan dan memperbaiki diri serta tidak mengulangi tindak
pidana yang pernah dilakukan.
Namun demikian, dewasa ini Lembaga Pemasyarakatan belum
sepenuhnya memperhatikan hak-hak mendasar dari narapidana yang berada
dalam binaannya. Hak mendasar tersebut ditetapkan dalam suatu peraturan
perundang-undangan yang berlaku dalam hal ini pasal 14 huruf (d) Undangundang No. 12 tahun 1995 yang antara lain menetapkan hak narapidana untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak. Ditemukan faktor
penyebab dalam pemberian hak-hak narapidana di Lembaga Pemasyarakatan
yaitu karena keterbatasan fasilitas dan sarana yang ada di Lembaga
pemasyarakatan tersebut, sehingga pelayanan kesehatan dan makanan tidak
dapat terlaksana secara optimal4.
Rendahnya pelayanan kesehatan, sanitasi buruk, makanan tidak layak
dan pelayanan kesehatan yang tidak memadai menjadi indicator pemicu yang
melingkupinya. Hal ini tidak sesuai dengan PP Nomor 32 Tahun 1999 tentang
syarat dan tata cara pelaksanaan hak warga binaan pemasyarakatan. Untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang memenuhi syarat sesuai
dengan aturan pelaksanaanya, maka perlu diadakan pengawasan terhadap
kebersihan dan sanitasi makanan serta pemerikasan rutin terhadap kesehatan
narapidana maupun sarana dan prasarana kesehatan bagi narapidana di
Lembaga Pemasyarakatan.
4
Petrus Irwan Panjaitan, Op.cit, Hal 71
5
Dalam kenyataannya, pemberlakuan hak narapidana tersebut tidak
diterapkan seutuhnya di beberapa lembaga pemasyarakatan dimana hal ini
tidak sesuai dengan amanat undang-undang nomor 12 tahun 1995 tentang
pemasyarakatan. Dengan tidak diketahuinya hak tersebut oleh sebagian besar
narapidana, penerapan yang tidak sesuai tersebut seolah telah menjadi sesuatu
yang diterima. Narapidana pada akhirnya menjalankan rutinitas dan standar
pelayanan kesehatan dan makanan yang diterapkan oleh pihak Lembaga
Pemasyarakatan tanpa adanya perbaikan karena ketidaktahuan tersebut. Hal
minimnya sosialisasi pembinaan mengenai tata cara dan pelaksanaan hak-hak
narapidana menimbulkan ketidaktahuan dan kerancuan mengenai apakah
sebenarnya yang menjadi hak narapidana berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Kebanyakan Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia tidak memiliki
sarana dan prasana yang memadai untuk pelayanan kesehatan. Berjubelnya
penghuni Rumah Tahanan (rutan) Kelas I Surabaya di Medaeng, Sidoarjo,
hingga melebihi kapasitas normal, mengancam kesehatan para tahanannarapidana di sana. Overkapasitas menjadi salah satu penyebab terganggunya
kesehatan tahanan-napi. Belum lagi minimnya fasilitas pelayanan kesehatan di
sana, tahanan-napi Rutan Medaeng seperti’dilarang sakit’5.
Data dihimpun menyebutkan, Juni ini, dua warga binaan Rutan
Medaeng meninggal dunia setelah sakit. Faktornya adalah overkapasitas,
buruknya sanitasi, makanan, serta kurang olahraga. ”Rutan Medaeng sekarang
5
Nur Faishal, Medaeng Overkapasitas, Sebulan Dua Tahanan-Napi Meninggal.
http://www.bangsaonline.com/. Diakses tanggal 24 November 2014
6
dihuni 1.688 orang, padahal kapasitasnya untuk 504 orang,” ungkapnya.
Dokter yang biasa diminta menjadi saksi ahli di sidang perkara narkoba itu
menjelaskan, setiap hari ada sekitar 40 tahanan-napi yang memeriksakan
kesehatannya ke poliklinik. Belum lagi pelayanan kesehatan untuk penyakit
berisiko tinggi, seperti HIV/AIDS. Hingga Mei lalu, kata Arivin, ada empat
penghuni Rutan Medaeng yang dirawat karena HIV/AIDS. Pelayanan
kesehatan di Rutan Medaeng semakin tak maksimal karena tahun ini tidak ada
anggaran kesehatan dari pemerintah6.
Begitu juga halnya di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota
Banjarmasin dimana kapasitas Lembaga Pemasyarakatan tersebut hanya dapat
menampung 366 orang namun faktanya Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA
Kota Banjarmasin menampung sekitar 2396 orang melebihi dari kapasitas
Lembaga Pemasyarakatan tersebut. Bukan hanya berjejal, napi juga tak bisa
mendapatkan hak untuk makanan layak. Pasalnya, per warga binaan cuma
dijatah Rp7.100 untuk memenuhi kebutuhan makan sebanyak tiga kali sehari,
pagi, siang dan malam.
Menurut mantan napi, Anton Medan yang berkunjung ke LP Klas IIA
Kota Banjarmasin, Jumat (25/4) lalu, idealnya, per napi per harinya mendapat
jatah makan diatas Rp14.000 hingga Rp20.000. Sebab bagaimana pun napi
juga punya hak dan tidak boleh didiskriminasikan7.
6
Nur Faishal, Medaeng Overkapasitas, Sebulan Dua Tahanan-Napi Meninggal.
http://www.bangsaonline.com/. Diakses tanggal 24 November 2014
7
LP Klas IIA Kota Banjarmasin Over Kapasitas,http:// beritabanjarmasin.wordpress.com,
Diakses tanggal 30 November 2014
7
Kondisi ini menyebabkan sebagian besar narapidana hanya bisa
menerima apa yang mereka dapat dari lembaga pemasyarakatan bahkan tidak
sedikit narapidana yang harus mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan
dalam standar yang jauh di bawah hak mendasar yang ia miliki berdasarkan
peraturan perundang-undangan seharusnya para narapidana mendapatkan
pelayanan kesehatan yang layak dari Lembaga Pemasyarakatan apabila harus
mendapatkan perawatan yang intensif maka Dokter Lembaga Pemasyarakatan
memberikan rekomendasi kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan agar
pelayanan kesehatan dilakukan di rumah sakit pemerintah diluar Lembaga
Pemasyarakatan8. Selain itu, narapidana mendapatkan makanan dalam jumlah
kalori sekurang-kurangnya 2250 kalori untuk setiap orang perhari9.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengkaji hal tersebut
ke dalam sebuah karya ilmiah yakni skripsi yang berjudul “ Analisis
Pemenuhan Hak Narapidana Untuk Mendapatkan Pelayanan Kesehatan dan
Makanan Yang Layak di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota
Banjarmasin.“
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang
yang telah diuraikan di atas dapat ditarik
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi pemenuhan hak narapidana untuk mendapatkan
pelayanan
8
9
kesehatan
dan
makanan
yang
layak
Penjelasan Pasal 14 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999
Penjelasan Pasal 19 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999
di
Lembaga
8
Permasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin sesuai dengan pasal 14 huruf
(d) Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan ?
2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala di Lembaga Pemasyarakatan
Klas IIA Kota Banjarmasin untuk memenuhi hak pelayanan kesehatan dan
makanan yang layak bagi narapidana ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah yang ada, maka yang menjadi tujuan
dalam usulan pembuatan skripsi ini, adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui implementasi pemenuhan hak mendapatkan pelayanan
kesehatan dan makanan yang layak bagi narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin sesuai dengan pasal 14 huruf
(d) Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala di
Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin untuk memenuhi
hak pelayanan kesehatan dan makanan yang layak bagi narapidana.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
manfaat
untuk
kepentingan-kepentingan sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a) Hasil penelitian ini dapat berguna bagi pengembangan dan penelitian
lebih lanjut
terhadap
hak narapidana
khususnya
hak
untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak bagi
narapidana.
9
b) Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan sebuah koreksi untuk
penerapaan,prosedur,dan tata cara mengenai hak mendapatkan
pelayanan kesehatan dan makanan yang layak bagi narapidana oleh
LAPAS.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Penulis
Sebagai wawasan dan pengetahuan maupun wacana keilmuan tentang
pentingnya pelayanan kesehatan dan makanan yang layak terhadap
narapidana.
Selain itu juga,sebagai
salah
satu
syarat
untuk
menyandang gelar kesarjanaan S1 (Strata Satu) di Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Malang.
b) Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat memberikan informasi serta penambahan
pengetahuan bagi masyarakat mengenai hak narapidana untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak selama
berada di LAPAS.
c) Bagi Petugas LAPAS dan Praktisi Hukum
Sebagai
penjaga
sekaligus
pembina
narapidana,
memberikan
pelayanan yang baik, khususnya dalam memberikan fasilitas kesehatan
dan makanan yang layak serta bekal terhadap narapidana untuk
kembali dalam ruang lingkup masyarakat dengan tidak melakukan atau
mengulangi perbuatannya tersebut. Selain itu para praktisi hokum di
10
Indonesia khususnya kalangan Lembaga Pemasyarakatan agar dapat
menjadi referensi dalam tugas penegakan hukum.
d) Bagi Akademisi
Penelitian ini dapat memberikan informasi dan ilmu pengetahuan serta
menjadi sumber referensi dan bahan kajian yang khususnya berkaitan
dengan pemenuhan hak narapidana untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan dan makanan yang layak.
e) Bagi Narapidana
Dengan adanya pelayanan kesehatan dan makanan yang layak
tersebut,sebagai sarana untuk meningkatkan diri dan sarana rehabilitasi
agar para narapidana dapat hidup normal,sehat fisik,jasmani dan rohani
dan tentunya tidak mengulangi perbuatan yang sama, tempat untuk
untuk meningkatkan potensi diri dan kesadaran diri dalam menjalani
hukumannya di LAPAS.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi petugas LAPAS dan
narapidana mengenai syarat dan tata cara pelaksanaan hak narapidana,
khususnya dalam pemenuhan hak narapidana untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan dan makanan yang layak selama berada di LAPAS.
F. Metode Penelitian
Untuk memperoleh data – data valid yang berhubungan dengan
penulisan skripsi ini, maka penulis menggunakan metode sebagai berikut :
11
1. Metode Pendekatan
Metode pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode
pendekatan yuridis sosiologis (socio legal research) yang merupakan
penelitian hokum yang menggunakan data sekunder sebagai data awalnya,
yang kemudian dilanjutkan dengan data primer atau data lapangan.
2. Penentuan Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di LAPAS Klas IIA Kota Banjarmasin dalam
kurun waktu 1 bulan yaitu bulan Desember 2014. Alasan penulis memilih
lokasi penelitian di LAPAS Klas IIA Kota Banjarmasin adalah karena
merupakan satu-satunya LAPAS yang terdapat di Kota Banjarmasin dan
kapasitas LAPAS Teluk Dalam yang sudah melibihi batas (overload)
sehingga terdapat kemungkinan potensi tidak terpenuhinya hak – hak
narapidana khususnya hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan
makanan yang layak. Oleh karena itu penulis memilih LAPAS Klas IIA
Kota Banjarmasin sebagai lokasi penelitian.
3. Sumber Data
Data yang digunakan adalah data primer dan di dukung oleh data
sekunder serta data tersier.
a. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung
dari lokasi penelitian yaitu Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota
Banjarmasin, penelitian dilakukan dengan cara melakukan wawancara
kepada Kasubsi
Binadik yaitu Bapak Drs. Tamberin untuk
12
menanyakan mengenai pelaksanaan pemenuhan hak narapidana untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak di
Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin secara umum,
wawancara kepada dr.Yayuk selaku Dokter Lembaga Pemasyarakatan
Klas IIA Kota Banjarmasin untuk menanyakan pelayanan kesehatan
secara spesifik dan wawancara dengan Ibu Arni Ayu selaku Pengawas
Bagian Dapur untuk menanyakan pelayanan makanan secara spesifik
untuk keperluan penelitian berupa wawacara, studi dokumen serta
peraturan perundang-undangan, seperti Undang-undang Nomor 12
Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga
Binaan Pemasyarakatan, Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999
Tentang
Pembinaan
dan
Pembimbingan
Warga
Binaan
Pemasyarakatan, Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02PK.04.10 Tahun 1990 Tentang Pola Pembinaan Tahanan, Aturan
Standar
Minimum
Penanganan
Tahanan
(Standart
Minimum
Rules/SMR), dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan topic atau permasalahan yang diteliti oleh penulis.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari kajian kepustakaan
dan Undang-undang seperti Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995
Tentang Pemasyarakatan, Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999
Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan
13
Pemasyarakatan, Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan,
Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-PK.04.10 Tahun 1990
Tentang Pola Pembinaan Tahanan, Aturan Standar Minimum
Penanganan Tahanan (Standart Minimum Rules/SMR).
c. Data tersier
Jenis data yang diperoleh dari Ensiklopedia, Jurnal Hukum, Kamus
Hukum dan Kamus Besar Bahasa Indonesia
yang terkait dengan
masalah yang dibahas oleh penulis.
4. Metode Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1) Metode observasi : Observasi ini dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan langsung di lokasi penelitian terhadap objek yang menjadi
sorotan penelitian yaitu Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota
Banjarmasin. Mengenai Sarana dan Prasarana untuk pemenuhan hak
pelayanan kesehatan dan makanan seperti , poliklinik, rumah sakit
Lapas, peralatan farmasi, apotek, penanganan kesehatan narapidana,
kebersihan dapur, kebersihan sel, proses pengolahan bahan mentah
hingga penyajian makanan, hingga kegiatan narapidana selama berada
di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin.
2) Wawancara ( Interview) : suatu proses untuk mendapatkan dan
mengumpulkan data melalui tanya jawab dan dialog atau diskusi
14
dengan pihak yang di anggap mengetahui banyak tentang tujuan
penelitian :
a) Wawancara dengan narapidana sebanyak 10 orang tentang
pemenuhan hak pelayanan kesehatan dan makanan yang layak.
(1) Mas Ade
(2) Mas Walid
(3) Mas Zaenal
(4) Mas Siman
(5) Mas Fery
(6) Mba Elin
(7) Mba Nurul
(8) Ibu Mashito
(9) Mba Dea
(10) Mba Dewi
b) Wawancara dengan petugas Lapas sebanyak 6 orang
(1) Bpk. Jispan Simanjutak selaku Kepala urusan Registrasi Umum
(KaurUmum) tentang gambaran umum sejarah berdirinya serta
visi dan misi Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota
Banjarmasin.
(2) Bpk. Jatmiko selaku Kepala Subtansi Seksi Registrasi (Kasubsi
Registrasi ) tentang data penghuni Lembaga Pemasyarakatan
Klas IIA Kota Banjarmasin serta jumlah dan ukuran sel.
15
(3) Bpk. Sumarlan selaku Bendahara tentang anggaran pemasukan
dan pengeluaran Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota
Banjarmasin.
(4) Bpk. Tamberin selaku Kepala Subtansi Seksi Pembinaan
Pengawasan Makanan dan Kesehatan ( Kasubsi Binaswat )
tentang
kegiatan
pembinaan
untuk
narapidana,
menu
pemberian dan pengawasan makanan untuk narapidana , dan
pengawasan kesehatan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan
Klas IIA Kota Banjarmasin.
(5) Ibu Olivia selaku Perawat tentang lingkungan poliklinik,
pengadaan obat-obatan, sampai dengan penanganan narapidana
yang sakit di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota
Banjarmasin.
(6) Ibu dr.Yayuk selaku Dokter tentang pemeriksaan narapidana
yang sakit hingga meninggal , pengajuan surat rujukan ke
Rumah Sakit diluar Lapas maupun Rumah Sakit di dalam
Lapas, serta pengecekan kesehatan bagi narapidana dan
tahanan yang baru masuk Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA
Kota Banjarmasin.
(7) Ibu Arni Ayu selaku Pengawas Bagian Dapur tentang
lingkungan dapur, peralatan dapur, proses pengolahan bahan
mentah hingga proses pemberian makanan kepada narapidana
di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin.
16
3) Studi Dokumentasi
Selain menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode
observasi dan wawancara (interview) penulis juga menggunakan
metode studi dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data sekunder
dengan cara mempelajari data dari dokumen-dokumen yang diberikan
Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin
terkait
permasalahan yang di teliti oleh penulis. Peninjauan kepustakaan
mengenai pelayanan kesehatan dan makanan dari buku-buku ilmiah
seperti karangan Prof. Dr. Dwija Prayitno, SH., MH., Sp.N. mengenai
Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia, Petrus Irwan
Panjaitan, S.H., M.H. dan Pandapotan Simorangkir, S.H. mengenai
Lembaga Pemasyarakatan Dalam Prespektif Sistem Peradilan Pidana,
Masruchin Ruba’I, S.H mengenai Hukum Pidana Indonesia, Drs.
P.A.F Lamintang, S.H mengenai Hukum Penitnsier Indonesia dan
Barda Nawawi Arief, S.H mengenai Bunga Rampai Hukum Pidana
Indonesia. Peraturan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang
Pemasyarakatan, Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan,
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata
Cara
Pelaksanaan Hak Warga
Binaan Pemasyarakatan. Juga
menggunakan sumber-sumber yang tertulis baik tercetak maupun
elektronik yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan
penulis.
17
5. Analisis Data
Untuk menganalisa data hasil penelitian penulis menggunakan metode
deskriptif analitis yaitu metode untuk memperoleh gambaran singkat
mengenai suatu permasalahan yang ada dilokasi yang telah dinyatakan
oleh responden secara tertulis maupun lisan dan juga perilaku yang
nyata tentang Pemenuhan Hak Narapidana Untuk Mendapatkan
Pelayanan Kesehatan dan Makanan Yang Layak Di Lembaga
Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin.
G. Rencana Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang isi penulisan tugas
akhir ini, maka sistematika penulisan hukum di bagi 4 (empat) bab, dan
masing-masing terdiri atas sub-sub bab. Adapun bab-bab tersebut sebagai
berikut :
BAB I : Pendahuluan
Dalam bab ini penulis memaparkan mengenai latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Dalam bab ini penulis menguraikan pendekatan secara teoritis mengenai
kerangka dasar dan permasalahan yang di angkat, serta fakta-fakta dan dasar
hukum. Penulis menyajikan teori-teori yang bersumber dari undang-undang
maupun literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang akan di teliti yaitu
pemenuhan hak narapidana untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan
18
makanan yang layak di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin
yang telah di tentukan oleh peraturan perundang-undangan.
BAB III : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam bab ini penulis menyajikan analisa-analisa yang berkaitan dengan
permasalahan yang berdasarkan hasil penelitian sekaligus pembahasan disertai
dengan analisa deskriptif analitis terhadap pemenuhan hak narapidana untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak di Lembaga
Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin dikaitkan dengan undang-undang
pemasyarakatan yang ada.
BAB IV : Penutup
Dalam bab ini penulis menyajikan tentang kesimpulan dan saran-saran yang
berkaitan dengan permasalahan yang telah di paparkan dari hasil penelitian di
atas.
ANALISIS PEMENUHAN HAK NARAPIDANA UNTUK
MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN DAN MAKANAN YANG
LAYAK DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA BANJARMASIN
PENULISAN HUKUM
Oleh:
MUHAMMAD LUTHFI FATHILLAH S
201010110311015
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS HUKUM
2015
PENULISAN HUKUM
Analisis Pemenuhan Hak Narapidana Untuk Mendapatkan Pelayanan
Kesehatan Dan Makanan Yang Layak Di Lembaga Pemasyarakatan Klas
IIA Banjarmasin
Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
kesarjanaan dalam bidang Ilmu Hukum
Oleh :
MUHAMMAD LUTHFI FATHILLAH S
201010110311015
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS HUKUM
2015
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“ANALISIS
PEMENUHAN
HAK
NARAPIDANA
UNTUK
MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN DAN MAKANAN YANG
LAYAK DI
LEMBAGA PEMASYARAKATAN
KLAS IIA KOTA
BANJARMASIN.”
Penulisan ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh dalam
menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S-1) Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Malang. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil
tanpa adanya dukungan dan dorongan motivasi dari berbgai pihak. Oleh karena itu
izinkan penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Keluarga Besar saya. Bapak Tercinta Acep Supriadi, Ibunda Tercinta Nunung
Nurbaeti, Kakak Tercinta Rivan Fakhri Ramadhan, Adek Tercinta Fawwaz
Ramadhan dan Kekasih Tercinta Fara Claudia Amanda.
2. Bapak Dekan, Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Hukum UMM terutama
Bapak Moh. Najih., S.H., M.Hum selaku Dosen Pembimbing Pertama, dan
Bapak Wasis Suprayitno., S.H., M.Si selaku Dosen Pembimbing Pendamping,
atas waktu, kesabaran serta saran-sarannya dalam menyusun skripsi ini.
3. Bapak Edy Teguh Widodo., Bc.IP., S.Pd. MM selaku Kepala Lembaga
Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin, Bapak Drs.Tamberin, selaku
Kepala Seksi Binaswat Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin
beserta seluruh Petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin
yang telah banyak membantu memberikan berbagai informasi dalam penulisan
skripsi ini. Dengan bijaksana mengarahkan penulis dalam pengumpulan data
selama proses pelaksanaan observasi dalam penulisan skripsi ini
4. Keluarga Besar Focus UMM yang sudah memberikan saya pengalaman,
pelajaran, arti kehidupan buat saya, dan ilmu baru yang saya dapatkan serta
menjadikan saya keluarga baru di dalamnya.
5. Sahabat-sahabat saya F.H Angkatan 2010 yang selalu saling mengisi,
memotivasi dan memberikan dukungan ditengah kesibukan menjadi
mahasiswa tingkat akhir dan Sahabat-sahabat saya seperjuangan UMM
Angkatan 2010 serta Sahabat-sahabat tempat tinggal saya yang sudah saya
anggap menjadi saudara saya Keluarga Besar Bumi Asik.
6. Pihak-pihak lain yang terlibat dan telah membantu dalam penulisan skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis memohon maaf sebesar-besarnya jika dalam pembuatan
skripsi ini penulis melakukan kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak
sengaja. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi para pembaca.
Malang, 4 Februari 2015
Penulis,
Muhammd Luthfi Fathillah S
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Cover/Sampul Dalam.................................................................................. i
Lembar Pengesahan ................................................................................................ ii
Surat Pernyataan Penulisan Hukum Bukan Plagiat ............................................... iv
Ungkapan Pribadi dan Motto .................................................................................. v
Abstraksi ................................................................................................................ vi
Abstract ................................................................................................................. vii
Kata Pengantar ..................................................................................................... viii
Dafatar Isi ................................................................................................................ x
Daftar Tabel .......................................................................................................... xii
Daftar Gambar...................................................................................................... xiii
Daftar Lampiran ................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Permasalahan .............................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8
1. Manfaat Teoritis .................................................................................... 8
2. Manfaat Praktis ..................................................................................... 9
E. Kegunaan Penelitian.................................................................................. 10
F. Metode Penelitian...................................................................................... 10
1. Metode Pendekatan ............................................................................. 11
2. Penentuan Lokasi ................................................................................ 11
3. Sumber Data ........................................................................................ 11
4. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 13
5. Analisa Data ........................................................................................ 17
G. Rencana Sistematika Penulisan ................................................................. 17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Tujuan Pemidanaan...................................................... 19
B. Tinjauan Tentang Pembinaan .................................................................... 26
C. Tinjauan Tentang Hak Narapidana ........................................................... 29
D. Tinjauan Tentang Aturan Standar Minimum (SMR) ................................ 38
BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
A. Gambaran umum Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota
Banjarmasin............................................................................................... 44
1. Sejarah Berdirinya ............................................................................... 44
2. Struktur Organisasi.............................................................................. 46
3. Data Narapidana dan Tahanan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan
Klas IIA Kota Banjarmasin ................................................................. 47
4. Sarana dan Prasarana........................................................................... 48
5. Jadwal Kegiatan .................................................................................. 49
B. Implementasi Pemenuhan Hak Narapidana Untuk Mendapatkan
Pelayanan Kesehatan dan Makanan Yang Layak ..................................... 52
1. Implementasi Pelayanan Kesehatan .................................................... 52
2. Implementasi Pelayanan Makanan ...................................................... 68
C. Faktor-faktor Yang Menjadi Kendala Di Lembaga Pemasyarakatan
Klas IIA Kota Banjarmasin Untuk Memenuhi Hak Pelayanan
Kesehatan dan Makanan Yang Layak Bagi Warga Binaan
Pemasyarakatan ......................................................................................... 80
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 92
B. Saran.......................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin Halaman ................................................. 47
Tabel 2 : Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan ..................................................................... 47
Tabel 3 : Jumlah Penghuni Berdasarkan Golongan Pada Lapas Klas IIA Kota Banjarmasin ...... 48
Tabel 4 : Jadwal Kegiatan Personal Warga Binaan Pemasyarakatan ........................................... 50
Tabel 5 : Penyakit Yang Diderita WBP Dan Tahanan…………………………………………. 59
Tabel 6 : Data WBP Yang Meninggal Dunia Selama Tahun 2014 ............................................ 61
Tabel 7 : Pelayanan Kesehatan Yang Sudah Sesuai Dan Belum Sesuai ..................................... 67
Tabel 8 : Daftar Menu Harian WBP ............................................................................................. 71
Tabel 9 : Pelayanan Makanan Yang Sudah Sesuai Dan Belum Sesuai ........................................ 78
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 : Tabung Oksigen dan Bed ........................................................................................... 56
Gambar 2 : Steteskop .................................................................................................................... 56
Gambar 3 : Alat THT .................................................................................................................... 56
Gambar 4 :Alat Bedah .................................................................................................................. 57
Gambar 5 : Kasa............................................................................................................................ 57
Gambar 6 : Alat Tensi .................................................................................................................. 57
Gambar 7 : Ruang Apotek ............................................................................................................ 57
Gambar 8 : Obat-Obatan .............................................................................................................. 57
Gambar 9 : Daftar Menu Harian WBP ........................................................................................ 69
Gambar 10 : Proses Pencucian Beras ............................................................................................74
Gambar 11 : Proses Pencucian Sayuran ........................................................................................74
Gambar 12 : Proses Pembuatan Sayuran ..................................................................................... 75
Gambar 13 : Proses Pembuatan Tempe Bumbu .......................................................................... 75
Gambar 14 : Proses Pembuatan Urap .......................................................................................... 75
Gambar 15 : Contoh Beras ........................................................................................................... 76
Gambar 16 : Alat Penanak Nasi ................................................................................................... 76
Gambar 17 : Contoh Nasi ............................................................................................................ 76
Gambar 18 : Contoh Makan Pagi ................................................................................................. 77
Gambar 19 : Contoh Makan Siang ................................................................................................77
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Kartu Kendali Bimbingan Tugas Akhir
Lampiran 2
Surat Tugas
Lampiran 3
Surat Ijin Observasi / Mencari Data
Lampiran 4
Surat Keterangan Kementrian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Kantor Wilayah Kalimantan Selatan
Lampiran 5
Surat Keterangan Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota Banjarmasin
DAFTAR PUSTAKA
Andi Hamzah. 1993. Tinjauan Ringkas Sistem Pemidanaan Indonesia. Akademi
Presindo. Jakarta.
Barda Nawawi Arief. 2008. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Kencana
Prenada Grup. Jakarta.
Dwija Prayitno. 2006. Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara Di Indonesia. PT
Refika Aditama. Bandung.
Lamintang. 2010. Hukum Penitensir Indonesia. . Sinar Grafika. Jakarta.
Petrus Irwan. 1995. Lembaga Pemasyarakatan Dalam Prespektif Sistem
Peradilan Pidana. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Masruchin Ruba’i. 2014. Hukum Pidana Di Indonesia. Bayu Media Publishing.
Malang.
Internet :
Nur Faishal. Medaeng Over Kapasitas, Sebulan Dua Tahanan – Narapidana
meninggal . http://bangsaonline.com, diakses tanggal 24 November 2014
LP Teluk Dalam Over Kapasitas. http://beritabanjarmasin.wordpress.com, di
akses tanggal 30 November 2014
Perundang-undangan :
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan.
Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan dan
Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara
Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.
Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M.02.PK.04.10 Tahun
1990 Tentang Pola Pembinaan / Tahanan.
Standart Minimum Rules Of Treatments For Prisioners ( Aturan Standar
Minimum Pembinaan Tahanan / SMR )