PROSES ADAPTASI MAHASISWA DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi Pada Perkumpulan Mahasiswa Ternate di Malang)

PROSES ADAPTASI MAHASISWA DALAM KOMUNIKASI
ANTARBUDAYA
(Studi Pada Perkumpulan Mahasiswa Ternate di Malang)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Ilmu Komunikasi

Oleh:
Puspita Fadillah
201210040311100

Dosen Pembimbing
1. Dr. Muslimin Machmud, M.Si
2. Dra. Frida Kusumastuti, M.Si

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
i


PROSES ADAPTASI MAHASISWA DALAM KOMUNIKASI
ANTARBUDAYA
(Studi Pada Perkumpulan Mahasiswa Ternate di Malang)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Ilmu Komunikasi

Oleh:
Puspita Fadillah
201210040311100

Dosen Pembimbing
1. Dr. Muslimin Machmud, M.Si
2. Dra. Frida Kusumastuti, M.Si

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016

ii

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, serta salam
dan solawat kepada Nabi dan Rasul Akhir zaman, Nabi Muhammad SAW,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Proses Adaptasi
Mahasiswa Dalam Komunikasi Antarbudaya (Studi Pada Perkumpulan
Mahasiswa Ternate di Malang)”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya bekal ilmu pengetahuan,
dorongan dan bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, peneliti tidak
mungkin dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Pada kesempatan ini
peneliti menyampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kemudahan, dan

kelancaran dalam menempuh pendidikan, semoga ilmu yang didapat
berkah dan dapat bermanfaat bagi orang lain, bangsa dan agama.
2. Kedua orang tua peneliti, Ayah Mansur A.Pi dan Ibu Lis Andriani
Djafaar S.IP serta kakak Andika Wirawanto A.Md dan adik Anisa
Nabillah tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa, semangat,
dan dukungan yang luar biasa kepada peneliti selama perjalanan kuliah
hingga terselesaikannya skripsi ini.
3. Bapak Drs. Fauzan, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Malang.
4. Bapak Drs. Asep Nurjaman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.
5. Bapak Sugeng Winarno S.Sos, MA selaku Ketua Jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas

Muhammadiyah Malang.


iv

6. Bapak Dr. Muslimin Machmud, M.Si selaku dosen pembimbing pertama
yang dengan sabar telah membimbing, memberikan ilmu, dorongan, dan
masukan yang sangat bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.
7. Ibu Dra. Frida Kusumastuti, M.Si selaku dosen pembimbing kedua yang
dengan sabar telah membimbing, memberikan ilmu, dorongan, dan
masukan yang sangat bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.
8. Dewi Suhartini S.E, Muhim Matin Ainiyah S.Psi, dan Praditri
Sagacici Anja Santoso S.Psi sahabat sekaligus saudara tercinta dan
tersayang dalam perantauan yang selalu memberikan semangat, menemani
hari-hari peneliti serta memberikan kehangatan dan arti persaudaraan bagi
penulis selama dibangku kuliah. Pengalaman, kenangan, suka duka, susah
senang, dan perjlanan selama empat tahun ini bersama kalian takkan
terlupakan bagi peneliti.
9. Dewi Wardatul Aswiyah dan Dyah Ayu Kusuma Wardhani sahabat
sekaligus saudara dalam perantauan yang berjuang bersama dari awal
perkuliahan hingga saat ini dan saling memotivasi untuk menyelesaikan
penelitian skripsi. Semoga persahabatan ini tetap terjalin selamanya.
10. Saudara-saudaraku yang tercinta Kartika Cahyaning Tyas, Miftakhul

Jannah Sakka, Afrianoch Bani Maulanan Bayan, yang tak hentihentinya menyemangati peneliti untuk menyelesaikan skripsi.
11. Sahabat terbaik yang selalu mensupport dari kejauhan, Indah Puspita
Suri, Utari Putri Sunaryo, Nur Rahmi Umanailo, Ali Akbar,
Awaludin Hamid, Hardianty Tarafanur, Fajriah Halil, dan temanteman lainnya yang tak bisa disebut satu persatu. Terimaksih atas segala
semangat dan masukannya.
12. Seluruh saudara Perkumpulan Mahasiswa Taranoate 840A yang telah
mau direpotkan dan diminta tolong untuk menjadi subjek penelitian ini.
13. Teman-teman satu bimbingan skripsi Bapak Muslimin yang berjuang
bersama dalam menyelesaikan skripsi, Wulandari Gustiati, Nur Sakinah
Assyatry, Amynindya Bunga, Pravinska Aldino, Nanang Kristiawan,
dan teman-teman lainnya yang tak bisa bisa disebut satu persatu.

v

Terimakasih atas segala dukungan dan saling memotivasi untuk
menyelesaikan penelitian skripsi. Semoga persahabatan ini tetap terjalin
selamanya.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara
langsung maupun tidak langsung membantu dalam penyelesaian skripsi
ini.

Demi kesempatan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat peneliti harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Malang, 26 Juli 2016

Puspita Fadillah

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................................................... v
BERITA ACARA BIMBINGAN .......................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................xiv
ABSTRAK .............................................................................................................................. xv


BAB I: PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1
1.2
1.3
1.4

LATAR BELAKANG ................................................................................ 1
RUMUSAN MASALAH ............................................................................ 8
TUJUAN PENELITIAN ............................................................................. 8
MANFAAT PENELITIAN ........................................................................ 8

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 9
2.1

URAIAN TEORI ......................................................................................... 9
2.1.1 KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ............................................... 9
2.1.2 MODEL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ................................ 11
2.1.3 KOMUNIKASI ANTARETNIS ..................................................... 13
2.1.4 PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI

ANTARBUDAYA .......................................................................... 13
2.1.5 BAHASA DALAM INTERAKSI
ANTARBUDAYA .......................................................................... 16
2.1.6 CULTURE SHOCK ........................................................................ 20
2.1.7 PROSES ADAPTASI ANTARBUDAYA ...................................... 20
2.1.8 KONSEP DIRI ................................................................................. 27
2.1.9 KONFLIK INTERPERSONAL DALAM KOMUNIKASI
ANTARBUDAYA .......................................................................... 29
2.1.10 GAYA PENGELOLAAN KONFLIK ............................................. 29
2.2 FOKUS PENELITIAN .................................................................................. 31

BAB III: METODE PENELITIAN .................................................................................. 33
3.1 PENDEKATAN PENELITIAN ..................................................................... 33
vii

3.2 TIPE DAN DASAR PENELITIAN ............................................................... 33
3.3 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ...................................................... 34
3.4 SUBJEK PENELITIAN ................................................................................. 34
3.5 METODE PENGUMPULAN DATA ............................................................ 36
3.6 TEKNIK ANALISIS DATA .......................................................................... 37

3.7 UJI KEABSAHAN DATA ............................................................................ 39
BAB IV: DESKRIPSI TEMPAT PENELITIAN ............................................................. 40
4.1 SEJARAH SINGKAT PERKUMPULAN MAHASISWA ........................... 40
4.2 VISI DAN MISI PERKUMPULAN MAHASISWA .................................... 42
4.3 STRUKTUR PERKUMPULAN MAHASISWA .......................................... 43
4.4 JOB DESCRIPTION ...................................................................................... 43
BAB V: PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN .................................................................. 47
5.1 PENYAJIAN DATA ...................................................................................... 44
5.2 IDENTITAS SUBYEK PENELITIAN .......................................................... 49
5.3 HASIL PENELITIAN .................................................................................... 52
5.4 PEMBAHASAN ............................................................................................ 83
BAB VI: PENUTUP ............................................................................................................ 93
6.1 KESIMPULAN .............................................................................................. 89
6.2 SARAN .......................................................................................................... 96
6.3 KETERBATASAN PENELITIAN ................................................................ 97
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 98
LAMPIRAN

viii


DAFTAR GAMBAR

GAMBAR. 1. MODEL GUDYKUNS DAN KIM .................................................................. 11
GAMBAR. 2. MODEL MILES AND HUBERMAN ............................................................. 37
GAMBAR. 3. STRUKTIR PERKUMPULAN MAHASISWA TARANOATE .................... 43

ix

DAFTAR PUSTAKA
Adeney, Bernard T. 2000. Etika Sosial Lintas Budaya. Yogyakarta: Kanisius
Arlina, Azti. 2012. “Proses Adaptasi Antarbudaya Pasangan Menikah Melalui
Proses Ta’aruf (Studi Fenomenologi Pada Pasangan Menikah di Awal
Pernikahan)”. Skripsi FISIP Universitas Indonesia
Cooley, C.H. 1902. Human Nature and The Social Order. New York: Charles
Scribner and Sons.
Daymond, Christine., dan Immy Halloway. 2008. Riset Kualitatif dalam Public
Relations & Marketing Communications.

Yogyakarta:


Bentang

Pustaka.
Devito, Joseph A. 2004. Komunikasi Antarmanusia. Tangerang: KARISMA
Publishing Group
Gudykunst, William B., dan Young Yum Kim. 1992. Communicating with
Strangers. New York: McGraw-Hill
Khotimah, Ema. 2000. “Memahami Komunikasi Antarbudaya”. MediaTor,
Vol. 1, No. 1, hal: 1-10
Mulyana,

Deddy. 2005.

Komunikasi Bisnis Lintas Budaya.

Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya
Mulyana, Deddy., dan Jalaluddin Rakhmat. 2006. Komunikasi Antarbudaya.
Bandung: PT. ROSDA
Moleong, Lexy J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nasrullah, Rulli. 2012. Komunikasi Antarbudaya. Jakarta: KENCANA
Kusherdyana. 2011. Pemahaman Lintas Budaya dalam Konteks Pariwisata dan
Hospitalitas. Bandung: Alfabeta

98

Liliweri,

Alo. 2002.

Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya.

Yogyakarta: LkiS
Liliweri, Alo. 2015. Komunikasi Antarpersonal. Jakarta: Kencana
Patton, Michael Quinn. 2002. Qualitative Research and Evaluation Method.
California: Thousand Oaks
Rakhmat,

Jalaluddin.

2005.

Metode Penelitian Kualitatif.

Bandung:

Roskadarya.
Risalah, Rahmat Paskah. 2015. “Proses Adaptasi Speech Code dalam Komunikasi
Antarbudaya (Studi Deskriptif Kualitatif Mahasiswa Aceh yang
Berinteraksi dalam Host Culture di Yogyakarta)”. Skripsi Fishum
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Samovar, Larry A., Richard E. Porter., Edwin R. McDaniel. 2010. Komunikasi
Lintas Budaya. Jakarta: Salemba Humanika.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
ALFABETA
Suryani, Wahidah. 2013. “Komunikasi Antarbudaya:Berbagai Budaya Berbagai
Makna”. Jurnal Farabi, Vol. 10, No. 1, hal: 1-14
Tangkudung, Joanne P.M. 2014. “Proses Adaptasi Menurut Jenis Kelamin dalam
Menunjang Studi Mahasiswa FISIP Universitas Samratulangi”. Jurnal
Acta Diurna, Vol. III, No. 4, hal:1-11
Ulum, Ihyaul. 2015. Klinik Skripsi. Malang: Aditya Media
www.nasional.tempo.co diakses pada tanggal 10 Febuari 2015 pada pukul 22.00
WIB
www.tipepedia.com diakses pada tanggal 07 April pada pukul 09.05 WIB

99

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya kebutuhan komunikasi tidak dapat dihindarkan
oleh manusia, karena tanpa komunikasi manusia tidak akan tahu apa-apa,
tidak akan terjadi proses pertukaran ide, informasi, keterangan, saran,
bahkan perintah. Itulah yang menjadikan komunikasi sebagai suatu proses
yang tiada henti dalam kehidupan manusia, salah satunya mengenai
komunikasi antarbudaya.
Komunikasi antarbudaya sangat diperlukan dalam suatu kelompok
budaya yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda, karena dapat
memahami perbedaan budaya masing-masing akan menimbulkan rasa
toleransi satu sama lain antar kelompok budaya. Larry dan Richard
(1976:25) dalam Alo (2002:12) mengemukakan bahwa, komunikasi
antarabudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda
kebudayaan, seperti suku bangsa, etnik, ras, dan kelas sosial. Dengan
adanya komunikasi antarbudaya kelangsungan masyarakat Indonesia yang
mempunyai latar belakang budaya yang berbeda-beda akan terjalin dengan
harmonis karena dalam komunikasi antarbudaya terdapat rasa toleransi
satu sama lain sehingga semboyan negara kita yaitu “Bhineka Tunggal
Ika” akan terwujud.
Dalam komunikasi antarbudaya tidak hanya sekedar melakukan
pertukaran informasi sederhana antara pelaku komunikasi, lebih dari itu
1

terdapat proses dan langkah yang terdapat pada komunikasi antarbudaya.
Rangkaian proses inilah yang akan membawa pelaku komunikasi dalam
menciptakan, menerjemahkan, merespon, sebuah pesan dalam beradaptasi
dengan lingkungan satu sama lain.
Ellingsworth dalam Rahmat (2015:21) mengemukakan bahwa,
proses komunikasi antar budaya berpusat pada adaptasi. Adaptasi budaya
merupakan salah satu bentuk penyesuaian dan pemahaman individu atau
kelompok dalam keragaman budaya, sehingga adaptasi budaya ini akan
meminimalisir resiko-resiko terjadinya konflik antar budaya. Oleh karena
itu adaptasi budaya merupakan gaya pengenalan dan pemahaman atas
keberagaman budaya.
Menurut data yang dikutip dari (nasional.tempo.co) mengatakan
bahwa terjadi peningkatan migrasi pada Indonesia yang salah satu
alasannya yaitu untuk mendapat pendidikan yang lebih atau pekerjaan.
Kebutuhan untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi, mungkin alasan
mahasiswa Ternate untuk melakukan migrasi ke pulau Jawa.
Salah satu daerah yang menjadi tujuan favorit mahasiswa Ternate
dalam memperoleh pendidikan adalah kota Malang. Malang yang dikenal
sebagai salah satu kota pelajar, menjadikan kota ini sebagai tujuan favorit
yang dikunjungi pelajar dari seluruh nusantara. Universitas favorit negeri
maupun swasta melengkapi infrastruktur pendidikan di Malang. Suhu
yang dingin, kota yang asri, kultur budaya Jawa yang masih dipegang

2

dalam nilai kesopanan, menjadi nilai tambah seluruh pelajar Indonesia
untuk menuntut ilmu di Malang.
Sebagai mahasiswa pendatang yang menuntut ilmu di daerah
dengan latar budaya yang baru, mahasiswa Ternate akan merasa asing
ketika berada di Malang karena memiliki latar budaya yang berbeda dari
daerah asalnya. Oleh karena itu mahasiswa Ternate yang memiliki latar
belakang budaya yang sama ini membentuk sebuah perkumpulan
mahasiswa yang diberi nama Taranoate. Taranoate dibentuk sebagai salah
satu organisasi yang dibuat untuk menjalin silaturahmi antara mahasiswa
Ternate yang sedang menuntut ilmu di Malang. Dengan adanya
perkumpulan mahasiswa ini, anggota Taranoate tidak akan merasa sendiri
di daerah orang lain, sehingga dapat bersama-sama membangun upaya
dalam melakukan proses adaptasi di kota Malang.
Taranoate menjadi perkumpulan mahasiwa Ternate yang seluruh
anggotanya merupakan mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di
Universitas negeri maupun swasta di kota Malang, dengan latar belakang
jurusan yang berbeda-beda dan untuk pendidikan strata yang berbeda
seperti S1 dan S2. Setiap harinya setiap anggota melakukan interaksi
dengan mahasiswa yang berbeda budaya maupun dengan masyarakat
sekitar kontrakan. Perbedaan budaya sangat jelas dirasakan mahasiswa
Ternate ketika berinteraksi dan beradaptasi dengan budaya Malang, seperti
bahasa, cara berbicara, intonasi, kebiasaan masyarakat, dan nilai
kesopanan masyarakat.

3

Perbedaan bahasa antara Malang dan Ternate memiliki perbedaan
yang jauh berbedda. Perbedaan bahasa yang terjadi didasari oleh
budaya yang berbeda oleh setiap daerah. Berikut perbedaan bahasa
verbal dan nonverbal antara mahasiswa Ternate dengan daerah lain:
a. Kecepatan dan Jeda Berbicara
Orang Ternate dalam berbicara kebanyakan cenderung
cepat, dan jika dalam komunikasi antarbudaya orang
Ternate berbicara dengan orang Jawa, orang Jawa tidak
mengerti dengan apa yang dibicarakannya. Karena dalam
berkomunikasi orang Jawa mempunyai kebiasaan berbicara
dengan jelas dan tidak cepat.
b. Hal Memperhatikan (gaze)
Orang Ternate biasanya berbicara sambil menatap mata
dan wajah orang yang menjadi lawan bicaranya. Karena
dalam berkomunikasi, ‘memperhatikan’ adalah melihat dan
bukan sekedar mendengarkan. Hal itu sebagai tanda bahwa
kita menghargai lawan bicara saat berbicara. Sebaliknya
orang

Jawa

tidak

mementingkan

‘melihat’,

tetapi

mendengarkan. Hal ini biasanya terjadi saat berbicara
dengan orang yang lebih tua, yang muda tidak boleh
menatap mata orang yang lebih tua saat berbicara karena
hal tersebut dianggap tidak sopan

4

c. Intonasi
Intonasi orang Ternate biasanya terkesan tinggi dan jika
lawan bicara saat itu adalah orang jawa, maka akan timbul
anggapan bahwa orang Ternate tersebut sedang marah
padanya. Padahal tidak seperti itu, intonasi tinggi tersebut
pada orang Ternate dianggap biasa dan bukan berarti
sedang marah.
d. Logat/Dialeg
Biasanya orang Ternate mempunyai pengucapan
huruf “E” dengan cara pengucapan yang sama. Sedangkan
pada bahasa Indonesia pengucapan huruf “E” terdapat dua
cara pengucapan yang berbeda sesuai dengan kalimat yang
diucapkan. Jika orang Jawa mendengar orang Ternate
mengucapkan kata yang terdapat penggunaan huruf “E” di
dalamnya maka orang Jawa akan menganggap pengucapan
tersebut tidak benar karena terdengar asing bagi mereka.
e. Pengucapan Kata yang Berbeda
Pada penelitian ini ditemukan bahwa dalam
berbicara menggunakan bahasa Indonesia, orang Ternate
biasanya menggunakan kata “cuci foto” yang berati cetak
foto. Sedangkan jika kata itu digunakan pada komunikasi
sehari-hari dengan lawan bicara orang Jawa khusunya di
malang maka kata tersebut tidak menjadi efektif karena

5

makna yang dipahami dari kata “cuci foto” tidak dimengerti
oleh orang Jawa.
Oleh sebab itu diperlukan komunikasi antarbudaya dalam suatu
kelompok budaya yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda,
karena dapat memahami perbedaan budaya masing-masing akan
menimbulkan rasa toleransi satu sama lain antar kelompok budaya.
Dalam proses komunikasi antarbudaya diperlukan adanya adaptasi
budaya sebagai bentuk penyesuaian dan pemahaman individu atau
kelompok dalam keragaman budaya, dengan adaptasi budaya akan
meminimalisir resiko-resiko terjadinya konflik antar budaya. Oleh karena
itu adaptasi budaya untuk menciptakan komunikasi yang efektif sangat
diperlukan bagi individu atau kelompok yang berada di lingkungan baru
dengan paham budaya yang berbeda. Dalam memasuki lingkungan baru
dengan perbedaan budaya, terdapat budaya penggunaan bahasa yang
berbeda yang dirasakan oleh mahasiswa Ternate saat berkomunikasi baik
secara verbal maupun nonverbal dalam konteks komunikasi sehari-hari di
Malang.
Dengan perbedaan latar belakang budaya itulah, seseorang yang
berimigrasi di suatu daerah yang baru akan berproses dalam menyesuaikan
dirinya pada lingkungan yang baru. Larry A. Samovar (2010:477)
menguraikan

ada

empat

fase pada tahap-tahap proses

adaptasi

antarbudaya, seperti: fase honeymoon, fase frustasi, fase recovery, dan fase

6

resolution. Keempat fase tersebut saling berkaitan dalam tercapainya
adaptasi seseorang pada lingkungan yang baru.
Dari paparan di atas terdapat fase-fase yang saling berkaitan satu
sama lain dalam proses adaptasi seseorang pada lingkungan yang baru.
Mengingat perbedaan budaya, bahasa, dan lingkungan dari Ternate
tentunya membuat mahasiswa Ternate akan berupaya untuk menyesuaikan
dirinya dengan budaya yang baru. Hal inilah yang mendorong peneliti
untuk mengamati bagaimana proses adaptasi budaya yang dilakukan
mahasiswa Ternate dalam komunikasi antarbudaya.

7

B. Rumusan Masalah
Bedasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka dapat
dirumuskan sebagai

berikut:

“Bagaimana proses

adaptasi

dalam

komunikasi antarbudaya mahasiswa Ternate yang kuliah di Malang”.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses adaptasi
mahasiswa dalam komunikasi antarbudaya pada mahasiswa Ternate.
Melalui penelitian ini peneliti akan mengetahui bagaimana proses adaptasi
dalam komunikasi antarbudaya mahasiswa Ternate yang kuliah di Malang.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, dapat diungkapkan bahwa
penelitian ini memiliki kegunaan:
1. Manfaat Akademis
Memberikan kontribusi positif serta dapat menambah wawasan
pengetahuan dalam mengembangkan penelitian ilmu komunikasi,
khususnya

dalam

proses

adaptasi

budaya

dalam

komunikasi

antarbudaya.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang bermakna
dalam bentuk referensi tentang proses adaptasi dalam komunikasi
antarbudaya dan juga pengetahuan kepada mahasiswa migrasi yang
sedang melakukan proses adaptasi dalam studi di kota Malang.

8