Manajemen Dana Bank Syari’ah

25 Produk penyaluran dana bank syari’ah dapat dikembangkan dalam tiga model, yaitu: a. Prnsip Jual Beli tijarah b. Prinsip Sewa ijarah c. Prinsip Bagi Hasil syirkah d. Prinsip Pelengkap

2.2 Manajemen Dana Bank Syari’ah

Sebagaimana bank bank lainnya bank syari’ah juga perlu melakukan pengelolaan manajemen yang baik terhadap dana yang diterima dari aktivitas funding untuk disalurkan kepada aktivitas financing, dengan harapan bank yang bersangkutan tetap mampu memenuhi kriteria-kriteria likuiditas, rentabilitas dan solvabilitasnya Muhammad, 2002: 228. Pokok-pokok permasalahan manajemen dana bank pada umumnya dan bank syari’ah pada khususnya adalah: 1. Bagaimana memperoleh dana. Yaitu permasalahan seputar kemampuan bank dalam menghimpun dana dari masyarakat 2. Bagaimana menyalurkan dana untuk memperoleh pendapatan optimal. Yaitu permasalahan seputar kemampauan bank mendapatkan keuntungan dari bagi hasil profit and lost sharing melalui kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana intermediasy. 26 3. Berapa besarnya deviden yang dibayarkan yang dapat dirumuskan pemilikpendiri dan laba ditahan yang memadai untuk pertumbuhan bank syari’ah. Dari permasalahan tersebut, maka manajemen dana mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Memperoleh profit yang optimal pendapatan bagi hasil 2. Menyediakan aktiva cair yang memadai 3. Menyimpan cadangan 4. Melakukan pengelolalaan secara optimal atas dana yang diterima. 5. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan pembiayaan Keberhasilan pihak manajemen bank dalam melakukan manajemen dana akan tercermin pada tingkat kesehatan bank yang dapat dilihat dalam beberapa indikator Arifin, 2002: 151-160, yaitu: 1. Kecukupan modal bank Syari’ah Penentuan berapa besar kebutuhan modal minimum yang dibutuhkan oleh bank Syari’ah didasarkan pada aktiva tertimbang menurut risiko ATMR. ATMR adalah faktor pembagi denominator dari CAR, sedangkan modal adalah faktor yang dibagi numerator untuk mengukur kemampuan modal menanggung risiko aktiva tersebut. 2. Tingkat Likuiditas Likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya, terutama kewajiban dana jangka pendek. Alat ukur dalam pengelolaan 27 likuiditas adalah Cash Rasio ,yaitu likuiditas minimun yang harus dipelihara oleh setiap bank. Rumus cash rasio adalah sebagai berikut: Pada umumnya kebutuhan likuiditas bank ditentukan oleh adanya beberapa faktor yang meliputi: a. Kewajiban reserve Kewajiban reserve ditetapkan dalam bentuk Gito Wajib Minimum, sesuai dengan ketentuan dari Bank Indonesia bahwa jumlah cadangan wajib minimum yang harus disediakan oleh bank syari’ah adalah sebesar 8 dari total dana pihak ketiga. Rumus perhitungan GWM tersebut adalah: GWM rupiah = 5 x DPKt-2 GWM valas = 3 x DPKt-2 Keterangan : GWM = Giro Wajib Minumum DPKt-2 = Rata-rata harian jumlah DPK bank dalam masa laporan b. Tipe Dana yang ditarik Bank Tipe dana yang ditarik bank merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan estimasi likuiditas bank. c. Komitemen Bank dalam Pembiayaan atau Investasi Alat Likuid yang dikuasai Kewajiban yang harus dibayar X 100 28 Komitmen bank kepada nasabah atau pihak lain dalam memberikan pembiayaan atau melakukan investasi menimbulkan konsekuensi kewajiban bagi bank untuk merealisisasikannya. 3. Tingkat Rentabilitas Untuk mengukur tingkat kinerja keuangan rentabilitas bank syari’ah dapat menggunkan rasio yaitu; a. Return On Assets ROA ROA adalah perbandingan antara pendapatan bersih net income dengan rata-rata aktiva average assets. b. Return On Equity ROE ROE didefinisikan sebagai perbandingan antara pendapatan bersih dengan rata-rata modal acerage equity atau investasi para pemilik bank. Keuntungan bagi para pemilik bank merupakan hasil dari tingkat keuntungan profability dari asset dan tingkat leverage yang dipakai. Hubumgan antara ROA dan leverage dapat digambarkan sebagai berikut: ROA x Leveragee multiplier = ROE Net Income Average Assets Average assets Capital Apabila bank dapat menghasilkan pendapatan bersih dari assetnya ROA sebesar 1 , sedangkan leverage-nya adalah 15 maka: ROE = 1 x 15 = 15 X = ROE 29 Bagi bank Syari’ah, sumber yang paling dominan bagi pembiayaan asetnya adalah dana investasi, yang dapat dibedakan antara investasi jangka panjang dan investasi jangka pendek dari para nasabah rekening mudharabah. Hanya sebagian kecil saja yang merupakan kewajiban liabilitas kepada pihak ketiga, yaitu berupa dana-dana titipan rekening wadi’ah. Jika dana-dana investasi itu dapat disamakan dengan equity maka apabila peranan dana wadi’ah mencapai sepertiga, yang berarti leverage multiplier adalah 1,5 maka ROE akan mencapai 15 apabila ROA mencapai 10. ROE = ROA x leverage multiplier = 10 x 1,5 = 15 Secara lengkap indikator kinerja dan kesehatan perbankan Syari’ah dapat dilihat dalam tanel 2 berikut: Tabel 2.1. Indikator Kinerja dan Kesehatan Bank Syari’ah No Indikator Komponen 1. Struktur Modal Rasio modal total terhadap dana simpnan pihak ketiga 2. Likuiditas Rasio Dana Lancar terhadap Dana Simpanan Pihak Ketiga Rasio Total Pembiayaan terhadap DPK 3. Efisiensi Rasio Total Pembiayaan terhadap pendapatan operasional Rasio Nilai Inventaris terhadap Total Modal 4. Rentabilitas Rasio Laba Bersih terhadap Total Aset Rasio Laba bersih Terhadap Total Modal 5. Aktiva Produktif Rasio total pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang diberikan Sumber: Muhammad, 2002 Hal: 231. 30

2.3 Standar Akuntansi Perbankan Syari’ah

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Baku Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syari’ah (Studi Pada Bank Syari’ah Mandiri Pematangsiantar

3 60 112

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Rakyat Indonesia Syariah Menggunakan Pendekatan Laba Rugi Dan Nilai Tambah

7 99 126

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARI’AH DAN BANK KONVENSIONAL DI INDONESIA

0 6 1

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARI’AH DAN BANK KONVENSIONAL DI INDONESIA

0 8 1

Identifikasi Penyebab Rendahnya Tingkat Pembiayaan Produk Dana Berputar Di Bank Syariah Mandiri (Studi Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur)

1 12 110

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN NILAI TAMBAH DAN LABA Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Menggunakan Pendekatan Nilai Tambah Dan Laba Rugi (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indones

0 1 15

PENDAHULUAN Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Menggunakan Pendekatan Nilai Tambah Dan Laba Rugi (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah Periode 2012-2013.

0 2 13

DAFTAR PUSTAKA Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Menggunakan Pendekatan Nilai Tambah Dan Laba Rugi (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah Periode 2012-2013.

0 1 5

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN NILAI TAMBAH DAN Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Menggunakan Pendekatan Nilai Tambah Dan Laba Rugi (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Sy

0 1 15

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK SYARI’AH DAN BANK KONVENSIAL DI INDONESIA.

0 2 7