Identifikasi Penyebab Rendahnya Tingkat Pembiayaan Produk Dana Berputar Di Bank Syariah Mandiri (Studi Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur)

(1)

(Studi Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur)

SKRIPSI

Di ajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk syarat mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Syariah

Oleh : Devi Eka Lestari NIM : 109046100263

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/ 2014 M


(2)

(s ruD r PADA

?Hffi;iil1fr

,m,"rRr

CABAN G

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persy aratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.SV.)

Oleh: Devi Eka Lestari

109046100263

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I

Dwi Nur'aini lhsan" SE.MM

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKAR.TA 1435 H / 2014:jM

Pembimbing II \


(3)

Produk Dana Berputar di Bank Syariah Mandiri

Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur), telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 03 April 2014. Skripsi

ini

telah diterima sebagai salah satu syaiat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi Muamalat.

Jakarta, 03

. Muham NIP.1'g 5051982031012

Panitia Ujian Munaqasah :

Ketua Dr. Euis Amalia. M.Ae NrP. l 971 01 011998032002

Sekretaris Mu'min Rauf, M.A NrP. 1 970041699703 1 004

Dr. H. Abdul Malik. MM NrP. 150183066

Dwi Nur'aini Ihsan. S.E" M.M /L

(...'....

Pembimbing I

Pembimbing II

Penguji I

NrP. 195406181 98i03 1005

: Rizqon Halal Syah Aji. M. Si NrP. 1 9790405201101 1005


(4)

Dengan ini saya menYatakan bahwa:

1. skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1(satu)

di

Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Seniua sumber yang saya gunakan dalam skripsi ini jelas saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku

di

Universitas islam Negeri

(UIN)

Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jika dikemudian hari terbukti bahwa

atau merupakan hasil jiplakan dari

sanksi yang berlaku

di

Universitas Jakarta.

karya saya ini bukan hasil karya asli saya

orang lain, maka saya bersedia menerima

Isalam Negeri

(UIN) Syarif

Hidayatullah

Jakarta, 2Maret2014 2.

J.


(5)

i

Tingkat Pembiayaan Produk Dana Berputar di Bank Syari‟ah Mandiri (Studi pada Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur). Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2014, di bawah bimbingan Dr. H. Abdul Malik, MM dan Dwi Nur’aini Ihsan, SE.MM

Masalah pokok dari penelitian ini adalah tidak sesuainya realisasi dengan target yang telah diproyeksikan olah bank. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa faktor-faktor penyebab realisasi pembiayaan tidak tercapai sesuai dengan target yang sudah ditetapkan pada produk dana berputar di Bank Syari’ah Mandiri Cabang Pembatu Jatinegara Timur serta untuk menganalisa upaya yang telah dilakukan agar realisasi pembiayaan produk dana berputar sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Jenis penelitian masuk tipe deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini, yaitu primer (wawancara langsung) dan sekunder (diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan, serta dokumentasi-dokumentasi yang berkaitan dengan materi penelitian). Teknik pengumpulan data dalam skripsi ini menggunakan metode

Library Research & Field research. Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif terhadap penyebab rendahnya tingkat pembiayaan produk dana berputar yang terlihat dari tidak sesuai nya realisasi dengan target yang telah ditetapkan oleh Bank Syari’ah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur dan analisa single variance method dan two variance method pada realisasi dan target pembiayaan produk dana berputar.

Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan produk dana berputar tidak tercapai sesuai dengan target pada Bank Syari’ah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur adalah karena faktor kurangnya sosialisasi, distribusi (penyebaran produk), adanya moral hazard dari nasabah, risiko yang tinggi, side streaming, dan yang terakhir adalah internal dari bank syari’ah dan upaya yang dilakukan Bank Syari’ah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur agar realisasi sesuai dengan target yang telah ditetapkan adalah dengan cara mendatangi nasabah, mencari informasi, serta memperbanyak koneksi (link). Semua itu dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan, dalam hal ini adalah bank syari’ah.

Kata kunci : Produk dana berputar, bank syari’ah Pembimbing : Dr. H. Abdul Malik, MM

Dwi Nur’aini Ihsan, SE, MM Daftar pustaka : 1987 s.d 2011


(6)

ii

Assalamu‟alaikum, Wr. Wb.

Puji dan Syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya. Berkat rahmat dan anugerahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beriring salam penulis persembahkan pada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umat-Nya dari alam kejahiliahan ke alam penuh dengan ilmu pengetahuan. Didorong oleh semua itu penulis dapat menyelesaikan skripsi ini berjudul “Identifikasi Penyebab Rendahnya Tingkat Pembiayaan Produk Dana Berputar di Bank

Syari’ah Mandiri (Studi Pada Bank Syari’ah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur).”

Dalam penelitian skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya banyak terdapat kekurangan. Skripsi ini merupakan hasil penulis yang tidak lepas dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Maka sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. H. Amin Suma, SH., M.A. selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Euis Amalia, M.Ag. selaku Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Mu’min Rouf, MA. selaku Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.


(7)

iii

mendengarkan setiap keluhan-keluhan penulis dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas setiap kebaikan Bapak dengan yang lebih yang baik lagi. Amin.

6. Para jajaran Pegawai dan Pengurus Bank Syari’ah Mandiri Cabang Jatinegara Timur, khususnya Bapak Cecep Juwanda selaku kepala Kantor Cabang Pembantu Jatinegara Timur dan Mas Agus Holil selaku pelaksana marketing support BSM Cabang Pembantu Jatinegara Timur yang telah meluangkan waktu untuk diwawancara dan memberikan data-data yang penulis dalam penulisan skripsi ini.

7. Untuk Om Aswin dan Om Donnie yang sudah membantu penulis dalam memperoleh izin penelitian di Bank Syari’ah Mandiri. Penulis banyak mengucapkan terima kasih, jasa kalian tidak akan pernah terlupa untuk selamanya.

8. Bapak Ibu Dosen serta Staff Pegawai Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta yang telah memberikan pengetahuan yang bermanfaat selamapenulisan melakukan perkuliahan.

9. Kepada Kedua Orang Tua penulis yang tercinta Bapak Sugianto, SE dan Ibu Eulis Purnamawati yang selalu mendidik, mendukung dan mendo’a kan penulis setiap waktu, semoga saya dapat menjadi anak yang shaleh dan berbakti kepada kedua orang tua serta dapat menjadi anak yang sukses dan berhasil agar dapat membahagiakan kedua orang tua dan menjadi kebanggaan keluarga.


(8)

iv

11.Kepada tante ku tercinta Dewi Purbasari yang telah banyak membantu sejak penulis mulai masuk menjadi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah hingga sekarang serta semua keluarga yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. 12.Terima kasih kepada sahabat ku tercinta PS.G (Elsa, Aisyah, Stephani, Lisa,

Ila, Idham, Sam, Dian, Alfy, Dara dan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu) yang selalu mendukung serta memberi semangat, do’a, dan bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

13.Terima kasih pula untuk sahabat tercinta Annisa Ayuningtyas dan Adnin Faizun yang sudah banyak memberi dukungan dan nasihat agar tidak pernah menyerah dalam menyelesaikan skripsi ini dan rela mendengarkan keluh kesah penulis dengan senang hati serta Syifa Urohmah sebagai teman seperjuangan dalam mengerjakan skripsi.

14.Serta buat semua teman-teman, saudara-saudara, dan kerabat yang tak bisa penulis sebutkan satu-persatu, penulis ucapkan banyak terima kasih.

Demikianlah, semoga ALLAH SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan dan memberkahi hidup kita sehingga dapat memberikan manfaat bagi kehidupan ini.

Akhir kata, semoga sekecil apapun kebaikan yang telah kita lakukan, akan menjadi investasi kekal di akhirat nanti. Amiin.

Jakarta, Maret 2014


(9)

v

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN1 A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 11

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 12

E. Review Studi Terdahulu ... 13

F. Kerangka Pemikiran ... 16

G. Sistematika Penulisan ... 20

BAB II LANDASAN TEORI A. Pembiayaan ... 22

1. Pengertian Pembiayaan Modal Kerja ... 22

2. Konsep Modal Kerja ... 24

3. Pembiayaan Modal Kerja Syari’ah ... 25

B. Pembiayaan Musyarakah ... 26

1. Pengertian Pembiayaan Musyarakah... 26

2. Landasan Syari’ah ... 26


(10)

vi

Musyarakah ... 31

D. Analisis Target dan Realisasi Bank Syari’ah ... 37

1. Analisa Single Variance Method ... 38

2. Analisa Two Variance Method ... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 47

B. Pendekatan dan Desain Penelitian ... 47

C. Jenis dan Sumber Data Penelitian ... 50

D. TeknikPengumpulan Data ... 52

E. TeknikAnalisis Data ... 53

F. Teknik Penulisan ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur ... 57

1. Pembiayaan Produk Dana Berputar ... 57

2. Alur/Skim Pembiayaan Produk Dana Berputar ... 61

B. Analisis Terhadap Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Tingkat Pembiayaan Produk Dana Berputar ... 72

C. Upaya Yang Dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur Agar Realisasi Sesuai Dengan Target Yang Telah Ditetapkan ... 83


(11)

vii

B. Saran ... 88 DAFTAR PUSTAKA


(12)

viii

Tabel 1.1 Proporsi Pembiayaan pada Bank Syari’ah di Indonesia ... 3 Tabel 1.2 Proporsi Pembiayaan Modal Kerja ... 7 Tabel 1.3 Proporsi Pembiayaan Produk Dana Berputar di Bank Syariah

Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur... 9 Tabel 1.4 Review studi terdahulu ... 14 Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 50 Tabel 4.1 Proporsi Pembiayaan Produk Dana Berputar di Bank Syariah

Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur... 63 Tabel 4.2 Analisa Varians Pendapatan Usaha BSM Cabang Pembantu

Jatinegara Timur ... 66 Tabel 4.3 Penyaluran Pembiayaan Produk Dana Berputar ... 71


(13)

1 A. Latar Belakang

Umat Islam di Indonesia telah lama menginginkan adanya bank yang beroperasi sesuai dengan syariat Islam. K.H Mas Mansyur, Ketua Pengurus Muhammadiyah periode 1973-1944 telah menguraikan pendapatnya tentang penggunaan jasa bank konvensional sebagai yang terpaksa dilakukan karena umat Islam belum mempunyai bank sendiri yang bebas riba. Kemudian disusul dengan ide untuk mendirikan bank syari’ah di Indonesia yang sebenarnya telah muncul sejak pertengahan tahun 1970-an.

Di sisi lain, terbitnya UU No. 10 tahun 1998 memiliki hikmah tersendiri bagi dunia perbankan nasional dimana pemerintah membuka lebar kegiatan usaha perbankan dengan berdasarkan prinsip syari’ah. Masyarakat diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mendirikan bank berdasarkan prinsip bank syari’ah ini, termasuk juga kesempatan konversi dari bank umum yang kegiatan usahanya berdasarkan pada pola konvensional menjadi pola

syariah. “Bank syari’ah di Indonesia lahir sejak 1992, bank syari’ah pertama di Indonesia adalah Bank Muamalat Indonesia. Selanjutnya, pada tahun 1999, berdirilah Bank Syariah Mandiri yang merupakan konversi dari Bank Susila Bakti. Bank Susila Bakti merupakan bank konvensional yang dibeli oleh Bank Dagang Negara, kemudian dikonversi menjadi Bank Syariah Mandiri, bank

syariah kedua di Indonesia”.1

1


(14)

Bank syari’ah sama seperti bank pada umumya, yaitu “Menjalankan fungsi sebuah bank sebagai lembaga mediasi keuangan untuk menghimpun dan menyalurkan dana. Selain menjalankan fungsinya sebagai perantara keuangan antara pihak surplus dengan pihak kekurangan dana, bank sebagai suatu lembaga keuangan juga berperan dalam menyediakan fasilitas modal dan memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan

peredaran”.2

Perkembangan syari’ah selama satu tahun terakhir, sampai dengan bulan Oktober 2012 cukup menggembirakan. “Perbankan syari’ah mampu tumbuh ± 37% sehingga total assetnya menjadi Rp174,09 triliun. Pembiayaan telah mencapai Rp135,58 triliun (40,06%) dan penghimpunan dana menjadi Rp134,45 triliun (32,06%)”.3 Strategi edukasi dan sosialisasi perbankan syari’ah yang ditempuh dilakukan bersama antara Bank Indonesia dengan industri dalam bentuk iB campaign baik untuk funding maupun financing telah mampu memperbesar market share perbankan syari’ah menjadi ± 4,3%.

Terkait dengan hal itu pula, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi meningkatnya market share perbankan syari’ah yang ditandai dengan meningkatnya laba pada perbankan syari’ah, salah satu diantaranya adalah jumlah pembiayaan.

Pembiayaan adalah “Kegiatan operasional utama bank syari’ah dalam

menghasilkan pendapatan. Produk-produk pembiayaan bank syari’ah menggunakan empat pola yang berbeda, yaitu : (1) pola bagi hasil, seperti :

2

Ahmad Anwari, Bank Rekan Terpercaya dalam Usaha Anda, (Jakarta : Balai Pustaka, 1987), h.1

3

Bank indonesia, Outlook Perbankan Syariah, artikel diakses pada 30 desember 2012 darihttp://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Publikasi+Lain/Publikasi+Lainnya/Outlook+Perba nkan+Syariah+2012.htm


(15)

musyarakah dan mudharabah, (2) pola jual beli, seperti: murabahah, salam, isthisna, (3) pola sewa, seperti: ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik, (4) pola pinjaman, seperti: qardh”.4

Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan pembiayaan bank syariah di Indonesia.

Tabel 1.1

Proporsi Pembiayaan pada Bank Syari’ah di Indonesia (Dalam Miliaran Rupiah)

Pembiayaan Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

Mudharabah 5.578 6.205 6.597 8.631 10.229 12.023

Musyarakah 4.406 7.411 10.412 14.624 18.960 27.667

Murabahah 16.553 22.486 26.321 37.508 56.365 88.004

Isthisna 351 369 423 347 326 376

Ijarah 516 765 1.305 2.341 3.839 7.345

Qardh 540 959 1.829 4.731 12.937 12.090

Total 27.944 38.195 46.887 68.182 102.656 147.505

Sumber : Statistik Perbankan Syariah

Dari tabel diatas kita dapat melihat data proporsi pembiayaan pada perbankan syari’ah, terdapat tiga besar pembiayaan yang mendominasi. Pembiayaan murabahah selalu berada pada peringkat pertama pembiayaan terbesar, disusul pada peringkat kedua dan ketiga yaitu pembiayaan

musyarakah dan mudharabah secara bergantian.

Selanjutnya dari sekian banyak produk pembiayaan bank syari’ah, tiga produk pembiayaan utama yang mendominasi portofolio pembiayaan bank syari’ah adalah pembiayaan modal kerja, pembiayaan investasi, dan pembiayaan aneka barang dan properti.

4

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2007, Ed. Pertama), h. 123


(16)

Pembiayaan modal kerja adalah “Pembiayaan untuk memenuhi

kebutuhan: (a) peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi, dan (b) untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang”.5 Bank syari’ah dapat membantu memenuhi seluruh kebutuhan modal kerja bukan dengan meminjamkan uang, melainkan dengan menjalin hubungan partneurship dengan nasabah, dimana bank bertindak sebagai penyandang dana (shahibul mal), sedangkan nasabah sebagai pengusaha (mudharib).

Pembiayaan modal kerja merupakan suatu fasilitas yang dimiliki oleh bank syari’ah untuk membiayai pembelian barang-barang modal atau tambahan modal kerja dalam rangka peremajaan, perluasan, peningkatan kapasitas usaha, atau pendirian unit usaha baru yang pengembalian pinjamannya dapat dilakukan dalam jangka waktu pendek maupun menengah. Digunakan dalam rekening koran untuk tujuan membiayai operasional usaha yaitu pengadaan atau pembelian bahan baku dan pendukungnya serta biaya operasional lainnya.

Modal kerja merupakan masalah pokok dan topik penting yang sering kali dihadapi oleh perusahaan, karena hampir semua perhatian untuk mengelola modal kerja dan aktiva lancar yang merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva. Modal kerja dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalnya: untuk memberikan dana

5 Muhammad Syafi’i Antonio,

Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta : Gema


(17)

pembelian bahan mentah, membiayai upah gaji pegawai, dan lain-lain, dimana uang atau dana yang dikeluarkan tersebut diharapkan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu singkat melalui hasil penjualan produksinya.

Namun tidak jarang sering terjadi keterbatasan modal kerja yang dihadapi oleh perusahaan, apabila terjadi ketidakseimbangan antara jumlah aktivitas lancar dan jumlah hutang lancar akan menimbulkan kesulitan bagi perusahaan karena tidak dapat menunjang operasi perusahaan, seringkali para pengusaha dihadapkan dengan pilihan yang berat agar bisa tetap membiayai operasional usaha yaitu pengadaan atau pembelian bahan baku dan pendukungnya serta biaya operasional lainnya yang harus dipenuhi sementara pada saat yang bersamaan terjadi penurunan aktifitas usaha bisnis yang disebabkan karena beberapa hal. Para pengusaha sangat membutuhkan bantuan dana agar dapat mengatasi permasalah tersebut serta tingkat likuiditas dana perusahaan pun tetap terjaga dan berada pada kondisi seimbang (balance). Maka perusahaan perlu mencari tambahan modal dari pihak ekstern

perusahaan antara lain investor, kreditur, lembaga keuangan perbankan, dan lain-lain.

Salah satu bank syari’ah yang mempunyai sebuah fasilitas pembiayaan modal kerja adalah Bank Syariah Mandiri (BSM). Dengan bertujuan memenuhi keinginan nasabah akan layanan syariah dan dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat usaha yang mengharapkan adanya produk pembiayaan dengan prinsip syariah yang sesuai dengan karateristik/ jenis


(18)

usaha yang dijalankan, dan diperlukannya sebuah skim produk dengan mekanisme penarikan/pelunasan yang lebih fleksibel disertai dengan sistem perhitungan bagi hasil yang bersaing. Maka berdasarkan kebutuhan tersebut, pada tanggal 17 Oktober 2005 Bank Syariah Mandiri resmi mengoperasikan sebuah fasilitas pembiayaan modal kerja, yaitu Produk Pembiayaan Dana Berputar. Pembiayaan Dana Berputar adalah “Fasilitas pembiayaan modal

kerja dengan prinsip musyarakah yang penarikan dananya dapat dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan riil nasabah dengan menggunakan akad

musyarakah, dengan manfaat membantu menanggulangi kesulitan likuiditas nasabah terutama kebutuhan dana jangka pendek dan nasabah dapat memanfaatkan pembiayaan bank secara optimal sesuai dengan kebutuhan riil

dengan cara melakukan penarikan sesuai dengan kebutuhan”.6

Di dalam pembiayaan ini dana dari bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.

Dalam wawancara yang dilakukan dengan Agus Cholil selaku pelaksana marketing support Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur pada tanggal 15 Mei 2012 disebutkan bahwa produk pembiayaan dana berputar ini sebenarnya cukup menguntungkan nasabah jika dibandingkan dengan produk pembiayaan lainnya, dalam pembiayaan ini angsurannya ringan, karena yang harus dikembalikan atau dibayar cukup bagi hasil nya saja per bulan, sementara pokoknya akan dikembalikan pada akhir jangka waktu pengembalian pokok pembiayaan.

6

http://www.syariahmandiri.co.id/category/business-banking/commercial-


(19)

Apabila dilihat dari proporsi pembiayaan komersial, yang memang untuk diperuntukkan untuk pembiayaan modal kerja dan investasi pembiayaan modal kerja lah memiliki presentase cukup tinggi yaitu pada tahun 2012 sekitar 58,29% dan untuk pembiayaan investasi hanya sekitar 41,71%, hal ini berbeda dengan tahun 2011 dimana pembiyaan modal kerja presentasenya adalah 52,51% dan investasi sebesar 47,49%. Hal ini menunujukkan BSM memprioritaskan pembiayaannya pada pembiayaan modal kerja. Dan bisa terlihat pula dari sektor pembiayaan modal kerja, seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.2

Proporsi Pembiayaan Modal Kerja

Pembiayaan

Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Nomi-nal Sha-re Nomi- nal Sha-re Nomi-nal Sha-re

Nomi-nal Sha-re

Musyarakah- BSM Working Capital 980 miliar

4,9% 971 miliar

4,05 %

1,34 trilun

3,6% 2,02 triliun 4,52% Mudharabah-BSM Working Capital 994 miliar

5,2% 896,8 miliar

3,7% 795 miliar 2,16 % 1,6 triliun 3,63% Musyarakah PDB 421 miliar

2,6% 520 miliar

2% 1,43 trilun

3,9% 863 miliar

1,9%

Sumber : Annual Report Bank Syariah Mandiri

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa pada tahun 2012 pembiayaan

musyarakah BSM presentasenya sebesar 4,52% terhadap total pembiayaan atau 2,02 triliun dan pembiayaan mudharabah BSM adalah 3,63% atau sebesar 1,6 triliun, sedangkan pembiayaan musyarakah PDB hanya sekitar 1,9% atau sebesar 849,3 miliar. Begitu pula yang terjadi pada tahun 2011


(20)

presentase pembiayaan musyarakah PDB sebesar 3,9% atau 1,43 triliun, pembiayaan musyarakah BSM sebesar 3,6% atau 1,34 triliun, pembiayaan

mudharabah BSM sebesar 2,16% atau 795 miliar. Sementara pada tahun 2010 presentase pembiayaan musyarakah PDB sebesar 2% atau 520 miliar. Pembiayaan musyarakah BSM 4,05% atau 971 miliar, pembiayaan

mudharabah BSM 3,7% atau 896,8 miliar. Dan pada tahun 2009 presentase pembiayaan musyarakah PDB sebesar 2,6% atau 421 miliar, musyarakah

4,9% atau 980 miliar, mudharabah 5,2% atau 994 miliar. Walaupun pada tahun 2011 musyarakah PDB memiliki presentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan pembiayaan musyarakah BSM dan mudharabah BSM tetapi pada tahun 2010 dan 2009 serta pada tahun 2012 musyarakah PDB lah yang presentasenya paling rendah, juga di tahun 2012 pada pembiayaan komersial terjadi penurunan yang cukup signifikan pada pembiayaan

musyarakah PDB jika dibandingkan tahun 2011 yaitu dari 23% menjadi 11,21%.

Begitu pula jika berbicara mengenai target dan realisasi produk Bank Syari’ah, khusus nya produk pembiayaan pasti terjadi selisih yang cukup jauh, begitu pula yang terjadi pada Bank Syariah Mandiri khususnya dalam produk pembiayaan dana berputar. Seperti yang terjadi pada Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur, proporsi antara yang ditargetkan oleh bank dengan realisasi pembiayaan produk terjadi selisih yang cukup jauh.

Dari data marketing Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur, terlihat bahwa realisasi pembiyaan produk dana berputar tidak terwujud sesuai dengan target yang telah diproyeksikan oleh bank.


(21)

Seperti yang terlihat di bawah ini.

Tabel 1.3

Proporsi Pembiayaan Produk Dana Berputar di Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur

Tahun 2011

Nov Des

Target 200 Juta 300 Juta

Realisasi 0 0

Total Target 500 Juta

Total Realisasi 0

Sumber : Data realisasi annual report dan data target marketing Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur

Berdasarkan data tabel di atas dapat terlihat bahwa realisasi pembiayaan pada produk dana beputar tidak sesuai dengan target yang telah diproyeksikan oleh bank. Oleh karena itu, perlu adanya pembahasan lebih lanjut mengenai alasan penyebab rendahnya tingkat pembiayaan produk dana berputar pada Bank Syariah Mandiri, khususnya Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu


(22)

Jatinegara Timur, faktor-faktor apa yang mempengaruhi nya apakah berasal dari internal bank yaitu kebijakan dari pihak manajemen bank, atau berasal dari eksternal bank, karena setelah dilakukan observasi ke lapangan, yaitu dengan melakukan wawancara dengan beberapa nasabah Bank Syariah Mandiri serta masyarakat umum mereka tidak mengetahui tentang produk pembiayaan dana berputar, mereka cenderung masih asing dan belum familiar

dengan produk pembiayaan ini, berbeda dengan produk pembiyaan lainnya seperti mudharabah, musyarakah, ataupun murabahah yang cenderung sudah lebih dikenal oleh para nasabah ataupun masyarakat umum. Sehingga bank sulit dalam mewujudkan realisasi sesuai dengan target yang diproyeksikan oleh bank. Atau kah ada alasan lain yang menyebabkan rendahnya tingkat pembiyaaan produk dana berputar. Sehingga atas dasar itu penulis tertarik

untuk melakukan penelitian terhadap “Identifikasi Penyebab Rendahnya Tingkat Pembiayaan Produk Dana Berputar di Bank Syariah Mandiri” (Studi Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas, maka dapat dirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut :

Mengingat sebenarnya banyak masyarakat atau dalam hal ini adalah pengusaha yang membutuhkan bantuan Lembaga Keuangan Syariah dalam memenuhi kebutuhan modal kerjanya, tidak terkecuali Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur yang memang concern kepada


(23)

pembiayaan komersial yang salah satu diantaranya adalah pembiayaan dana berputar, mengingat pula produk ini sebenarnya cukup bagus untuk nasabah karena produk ini cukup menguntungkan untuk nasabah karena setiap bulannya nasabah hanya cukup membayar nisbah bagi hasilnya saja. Hal ini pula merupakan angin segar bagi pihak marketing dalam mencapai tujuan perusahaan yang hendak dicapai yaitu target pembiayaan. Asumsinya akan banyak nasabah yang menggunakan skim pembiayaan ini, namun yang terjadi adalah pembiayaan produk ini cenderung rendah yaitu terlihat dari deviasi yang cukup jauh antara target dan realisasinya.

Deviasi yang cukup jauh dapat terlihat dengan jelas pada laporan data marketing Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur yaitu pada tahun 2011 hingga 2013 realisasi pembiayaan jauh dari target yang telah diproyeksikan oleh bank. Perlu adanya penjabaran yang menyeluruh mengapa bisa terjadi deviasi yang cukup jauh antara target dan realisasi pembiayaan, tentu saja hal ini berkaitan erat dengan pihak marketing bank sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam mewujudkan realisasi sesuai dengan target pembiayaan sebgaiman yang telah diproyeksikan oleh bank sebelumnya.

C. Pembatasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup yang akan menjadi bahan penelitian agar tidak terjadi tumpang tindih, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti adalah mengenai penyebab rendahnya tingkat pembiayaan produk dana berputar di Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur terkait dengan tidak tercapainya realisasi pembiayaan sesuai dengan target oleh pihak


(24)

marketing, sebagaimana yang sudah di proyeksikan oleh bank. D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa saja faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan produk dana berputar tidak tercapai sesuai dengan target pada Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur?

2. Bagaimana upaya yang telah dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur agar realisasi pembiayaan produk dana berputar sesuai dengan target yang telah ditetapkan?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkatnya pembiayaan produk dana berputar yang tidak tercapai sesuai dengan target yang sudah diproyeksikan di Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur.

b. Untuk menganalisa upaya yang telah dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur agar realisasi pembiayaan produk dana berputar sesuai dengan target yang telah diproyeksikan. 2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian ini antara lain :


(25)

dan mendapat pengalaman berharga guna mengetahui kesesuaian antara teori yang diajarkan sewaktu masa perkuliahan dengan praktik aplikasinya pada bank.

b. Bagi kalangan akademis, baik mahasiswa ataupun dosen, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan di bidang perbankan syari’ah, khususnya dalam bidang pembiayaan produk bank syari’ah. c. Bagi pihak Bank Syari’ah, hasil penelitian ini dapat memberikan

sumbangan pemikiran kepada praktisi perbankan secara keseluruhan, khususnya Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur, sebagai salah satu acuan dalam melaksanakan prinsip-prinsip perekonomian yang sesuai dengan aturan syariat Islam.

d. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan wawasan bagi masyarakat mengenai pelaksanaan pembiayaan kerja sama usaha di bank syari’ah.

F. Review Studi Terdahulu

Kajian tentang produk perbankan, khususnya produk pembiayaan sudah cukup banyak dikaji dalam penelitian sebelumnya, berdasarkan penelitian yang di lakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan, adapun Kajian pustaka yang digunakan penulis adalah :


(26)

Tabel 1.4

Review Studi Terdahulu 1. Identitas Ryantiar Fahmi Faisal

Judul Jurnal Peran Pembiayaan Bank Syariah dalam Mengembangkan Sektor Riil (Studi pada Bank Jatim Syariah Cabang Surabaya)

Objek Peran pembiayaan bank syari’ah dalam mengembangkan sektor riil pada Bank Jatim Syariah Cabang Surabaya

Metode Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan content analysis. Unit analisis penelitian ini berfokus pada persoalan mengenai peran pembiayaan bank syari’ah terhadap pengembangan sektor riil. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui wawancara dengan informan-informan terkait, observasi dan juga dokumentasi.

Hasil Penelitian Bank Jatim Syariah telah menjalin kerjasama dengan beberapa instansi untuk memenuhi tujuannya dalam pengembangan sektor riil. Dengan begitu, Bank Jatim Syariah tidak sulit jika ingin mengumpulkandan membina para pengusaha UMKM karena dengan adanya instansi-instansi tersebut, dan pada akhirnya diharapkan Bank Jatim Syariah dapat menjadi partner

yang sesuai bagi rekan dan nasabah-nasabahnya di dalam tugasnya sebagai pengembang sektor riil.

Perbedaan Penelitian sebelumnya membahas mengenai peran pembiayaan bank syariah dalam mengembangkan sektor riil pada Bank Jatim Syariah Cabang Surabaya, sedangkan penelitian yang penulis lakukan membahas tentang identifikasi penyebab rendahnya tingkat pembiayaan produk dana berputar di Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur. Penelitian sebelumnya tidak membahas hal tersebut. Lokasi yang dijadikan objek penelitian pun berbeda. 2. Identitas Nasrodin

Judul Jurnal Analisis Fiqh Terhadap Implementasi Pembiayaan Modal Kerja Ib Pada Pt. Bank Tabungan

Negara (Persero), Tbk Cabang Syari’ah Yogyakarta.

Objek Implementasi pembiayaan modal kerja Ib pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Cabang

Syari’ah Yogyakarta

Metode Penelitian kualitatif, karena dalam mengkaji masalah peneliti tidak membuktikan atau menolak hipotesis yang dibuat sebelum penelitian. Penelitian ini bersifat


(27)

evaluation research, yaitu menganalisa dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan berdasarkan pedoman hukum yang berlaku.

Hasil Penelitian Mekanisme PMK iB PT Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syari`ah Yogyakarta secara garis besar telah sesuai dengan pandangan Fiqh dan pendapat para

Fuqaha dan telah sesuai dengan Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan

Mudharabah (Qirad) pada bank syari`ah dan pandangan fiqh, meskipun ada dua hal yang perlu dipertimbangkan untuk dirumuskan kembali, yaitu mengenai pembebanan biaya administrasi dan biaya notaris yang ditentukan dengan bentuk presentase dan sepenuhnya dibebankan kepada nasabah pemohon pembiayaan.

Perbedaan Penelitian sebelumnya membahas tentang Analisis

Fiqh Terhadap Implementasi Pembiayaan Modal Kerja Ib Pada Pt. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk

Cabang Syari’ah Yogyakarta, sedangkan penelitian yang penulis lakukan membahas tentang identifikasi penyebab rendahnya tingkat pembiayaan produk dana berputar pada Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur. Penelitian sebelumnya tidak membahas hal tersebut.

3. Identitas Muhammad Cholid (204046102948), mahasiswa FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan perbankan syariah

Judul Analisis SWOT Terhadap Produk Modal Kerja (Studi Kasus Bank DKI Syariah)

Objek Produk pembiayaan modal kerja Bank DKI Syariah Cabang Tanah Abang

Metode Deskriptif analisis, dengan mengumpulkan dan memaparkan data terlebih dahulu yang diperoleh dari hasil interview di lapanganuntuk kemudian dianalisis Hasil Penelitian Strategi yang digunakan dalam pemberdayaan modal

kerja di Bank DKI Syariah salah satunya adalah strategi pemberdayaan usaha nasabah tingkat kecil dan menengah yang dilandasi oleh sikap proaktif perbankan kepada nasabah pembiayaan, selain itu pula Bank DKI Syariah berpromosi secara rasionalisasi. Perbedaan Penelitian sebelumnya membahas mengenai analisis

SWOT terhadap pembiayaan modal kerja pada Bank DKI Syariah Cabang Tanah Abang, sedangkan penelitian yang penulis lakukan membahas tentang


(28)

identifikasi penyebab rendahnya tingkat pembiayaan produk dana berputar pada Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur. Penelitian sebelumnya tidak membahas hal tersebut.

Lokasi yang dijadikan objek penelitian pun berbeda. 4. Identitas Nunung Ghoniyah

Judul Jurnal Pembiayaan Musyarakah dari Sisi Penawaran pada Perbankan Syariah di Indonesia.

Objek Pembiayaan musyarakah dari Sisi Penawaran pada Perbankan Syariah di Indonesia.

Metode Metode penelitian ini adalah ekspalanatory atau penelitian penjelasan, dengan menjelaskan hubungan klausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis yang diajukan, dimana uraiannya mengandung deskripsi akan tetapi terfokus pada hubungan variabel.

Hasil Penelitian Bahwa secara parsial variabel dana pihak ketiga (DPK) mempunyai hubungan positif secara tidak signifikan terhadap pembiayaan musyarakah dari sisi penawaran perbankan syariah di Indonesia. Artinya bahwa besar kecilnya dana pihak ketiga yang tersedia, tidak mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat pembiayaan

musyarakah yang ada di perbankan syariah.

Perbedaan Penelitian sebelumnya membahas tentang pembiayaan

musyarakah dari sisi penawaran pada perbankan syariah di Indonesia, sedangkan penelitian yang penulis lakukan membahas tentang identifikasi penyebab rendahnya tingkat pembiayaan produk dana berputar pada Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur. Penelitian sebelumnya tidak membahas hal tersebut.

G. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini mengkaji rendahnya tingkat pembiayaan produk pembiayaan dana berputar di Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur. Terkait dengan produk pembiayaan dana berputar sebenarnya cukup menguntungkan nasabah karena yang harus dibayarkan setiap bulan hanya


(29)

pembiayaan. Asumsinya akan dapat banyak nasabah yang menggunakan skim pembiayaan modal kerja ini. Namun yang terjadi adalah justru tingkat pembiayaan produk dana berputar masih relatif rendah jika dibandingkan dengan pembiayaan modal kerja lainnya, seperti Musyarakah BSM Working Capital. Sejalan dengan hal ini, pada Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur juga relatif rendah, yaitu dapat terlihat tidak tercapainya realisasi sesuai dengan target yang telah diproyeksikan oleh bank.

Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor apa sajakah yang menjadi penyebab hal tersebut. Dalam penelitian ini, terdapat enam faktor yang diduga sebagai penyebab rendahnya tingkat pembiayaan musyarakah (produk dana berputar) yaitu sosialisasi, distribusi, moral hazard, risiko yang tinggi, side streaming, internal bank syari’ah. Pemilihan faktor-faktor rendahnya tingkat pembiayaan tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan pihak marketing Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur, hal ini diperkuat dengan adanya data temuan pada penelitian sebelumnya, yaitu Pamungkas Aji Prasetyo (2013) pada penelitiannya mengungkapkan bahwa yang menjadi faktor yang mempengaruhi rendahnya pembiayaan bagi hasil (musyarakah)

adalah internal bank, nasabah, dan regulasi, yaitu untuk internal masalah kurangnya pemahaman dan kualitas Sumber Daya Insani (SDI) perbankan syariah yang pada umumnya berasal dari perbankan konvensional, untuk eksternal banyaknya principal agent (adverse selection dan moralhazard). Selanjutnya Sahruddin (2006) dalam tesis nya mengungkapkan bahwa rendahnya pelakasanaan pembiayaan proyek dengan prinsip musyarakah


(30)

ditanggung oleh bank dan standar moral yang masih relatif rendah dari nasabah. Begitu pula yang diungkapkan oleh Andrian Payne dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Fandy Tjiptono (2000) bahwa pemasaran jasa, dalam hal ini bank sangat terikat dengan konsep bauran pemasaran 4P, yaitu (produk, harga, promosi, dan distribusi) saat memasarkan jasa,berkaitan dengan tidak tercapainya target yang hendak dicapai karena tidak melaksanakan konsep bauran pemasaran (marketing mix) dengan baik.

Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara dengan pihak marketing pula, upaya yang telah dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur dalam mewujudkan realisasi sesuai dengan target yaitu dengan cara mendatangi nasabah, mencari informasi, memperbanyak koneksi (link). Hal ini juga sesuai dalam buku Pemasaran Jasa karangan Andrian Payne yang diterjemahkan oleh Fandy Tjiptono (2000) bahwa seorang peneliti pasar (pihak marketing) harus mengumpulkan informasi dan harus mampu menginterpretasikan informasi yang telah dikumpulkan tersebut dengan dengan jalan membuat analisis data untuk mencapai tujuan dari perusahaan, dalam hal ini adalah target, lalu yang tidak kalah penting adalah koneksi (link)

karena pemasaran terbaik adalah pemasaran yang diselenggarakan oleh pelanggan sendiri. Kerangka pemikiran digambarkan sebagai berikut.


(31)

Identifikasi Penyebab

Pembiayaan

Produk Dana Berputar

Wawancara dan Olah Data Sekunder Deskriptif Kualitatif

Interpretasi Penelitian Faktor-faktor yang mempengaruhi

rendahnya tingkat pembiayaan

(berdasarkan data temuan pada tesis Sahruddin (2006) dan penelitian

Pamungkas Aji Prasetyo (2013)juga buku Andrian Payne :

1. Sosialisasi 2. Distribusi 3. Moral hazard

4. Risiko yang tinggi 5. Side Streaming

6. Internal bank syari’ah

Upaya mewujudkan realisasi sesuai target (berdasarkan buku Andrian Payne yang diterjemahkan Fandy Tjiptono (2000) :

1. Mendatangi nasabah 2. Cari informasi

3. Memperbanyak koneksi (link)


(32)

H. Sistematika Penulisan

Adanya sistematika penulisan adalah untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan. Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang landasan teori yang mana mencakup konsep pembiayaan bank, hal tersebut dibahas dengan maksud memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai permasalahan yang penulis bahas dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan membahas mengenai metode apa yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi. Yang mencakup tempat dan waktu penelitian, pendekatan dan desain penelitian, jenis dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penulisan skripsi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


(33)

mempengaruhi realisasi pembiayaan tidak tercapai sesuai dengan target serta upaya yang telah dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur agar realisasi bisa mencapai target pada pembiayaan produk dana berputar.

BAB V PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan memberikan saran yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas untuk memperoleh solusi atas permasalahan tersebut.


(34)

22 A. Pengertian Pembiayaan

1. Pengertian Pembiayaan Modal Kerja

Secara bahasa pembiayaan modal kerja merupakan penggalan tiga kata yang dirangkai menjadi satu pengertian dan mempunyai arti khusus.

Pembiayaan dalam kamus bahasa Indonesia berarti “Perbuatan (hal) dalam membiayai atau membiayakan sesuatu” dan modal berarti “Uang pokok yang dipakai sebagaimodal untuk berniaga”. Sedangkan kerja

berarti “Perbuatan melakukan sesuatu”.

Dengan demikian secara bahasa pengertian modal kerja adalah pembiayaan yang ditunjukkan untuk memenuhi sesuatu kebutuhan dari pengusaha dalam suatu bidang usaha.

Selanjutnya, secara lebih khusus dapat dijelaskan bahwa menurut istilah Pembiayaan modal kerja adalah “Dana yang dikeluarkan oleh suatu bank, yang diberikan kepada nasabah. Karena modal merupakan hak atas pemilik kekayaan suatu perusahaan. Dan dalam perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas modal terdiri dari saham biasa dan laba di

tahan”.7

Pembiayaan modal kerja adalah perbuatan membiayai sesuatu dalam bentuk modal untuk melakukan suatu usaha. Suatu pembiayaan lewat penyertaan modal adalah sebagai pengganti pembiayaan lewat pinjaman yang biasanya berbasis bunga.

7


(35)

Pada dasarnya, setiap perusahaan pasti akan selalu berhubungan dengan kegiatan pembiayaan, karena terkait dengan adanya kebutuhan dana perusahaan. Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bagi bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit.

Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dibagi menjadi 2, yaitu:8

a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.

b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk dipakai memenuhi kebutuhan.

Sedangkan menurut keperluannya, Pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi 2, yaitu :9

a. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan : (a) peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atas mutu hasil produksi, dan (b) untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang.

8

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 123

9

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta : Gema Insani Press, 2001), Cet. 1, h. 160


(36)

b. Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal (capitals goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.

Bank memprioritaskan pembiayaan diberikan kepada usaha yang telah berjalan dan punya kinerja yang baik. Pembiayaan untuk usaha-usaha yang baru dimulai dimungkinkan sepanjang mempunyai proyek usaha yang baik, peasible (layak dibiayai), dan bankable (memenuhi ketentuan perbankan). Analisis kelayakan pembiayaan usaha yang baru dimulai agar dilakukan dengan lebih berhati-hati.

2. Konsep modal kerja

Secara khusus, modal kerja memiliki beberapa konsep, menurut Munawir (2004:114) ada tiga konsep modal kerja, antara lain :

a. Konsep kuantitatif. Konsep ini menitik beratkan kepada kuantum yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin, atau menunjukkan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar (gross working capital).

b. Konsep kualitatif. Konsep ini menitik beratkan pada kualitas modal kerja, dalam konsep ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek (net working capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar daripada


(37)

hutang lancarnya (hutang jangka pendek) dan menunjukkan pula

margin of protection atau tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek, serta menjamin kelangsungan operasi di masa mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman jangka pendek dengan jaminan aktiva lancarnya.

c. Konsep fungsionil. Konsep ini menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan.

3. Pembiayaan Modal Kerja Syariah

Dari sekian banyak produk pembiayaan bank syariah, terdapat tiga produk pembiayaan utama yang mendominasi portofolio pembiayaan bank

syariah, yaitu : “Pembiayaan modal kerja, pembiayaan investasi, dan

pembiayaan aneka barang dan properti. Akad-akad yang digunakan dalam aplikasi pembiayaan tersebut bervariasi mulai dari pola bagi hasil, pola jual beli, ataupun pola sewa.”10

Secara umum, yang dimaksud dengan Pembiayaan Modal Kerja

(PMK) syariah adalah “Pembiayaan jangka pendek yang diberikan kepada

perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Jangka waktu pembiayaan modal kerja maksimum 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan

kebutuhan”.11

10

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 123

11

Adiwarman A. Karim, Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007), Ed. Ketiga, h. 234


(38)

Fasilitas PMK dapat diberikan kepada seluruh sektor/subsektor ekonomi yang dinilai prospek, tidak bertentangan dengan syariat islam dan tidak dilarang oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta dinyatakan jenuh oleh Bank Indonesia. Pemberian fasilitas pembiayaan modal kerja kepada debitur atau calon debitur dengan tujuan untuk mengeliminasi risiko dan mengoptimalkan keuntungan bank.

Dalam hal pemberian modal kerja, bank juga harus mempunyai daya analisis yang kuat tentang sumber pembayaran kembali, yakni sumber pendapatan (income) proyek yang akan dibiayai. Hal ini dapat diketahui dengan cara mengklasifikasikan proyek menjadi :

a. Proyek dengan kontrak b. Proyek tanpa kontrak B. Pembiayaan Musyarakah

1. Pengertian pembiayaan Musyarakah (Syirkah)

Menurut bahasa Syirkah berarti al-ikhtilath yang artinya campur atau percampuran. Sedangkan menurut Sayyid Sabiq, syirkah adalah : “Akad

antara dua orang beserikat pada pokok harta (modal) dan keuntungan”.12 a. Landasan syariah

Dasar hukum musyarakah adalah :

...







... 12

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalat, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2007), Ed. 1, h. 125-127


(39)

Artinya : “Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang bersyarikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian lain kecuali orang yangberiman dan mengerjakan amal shaleh”.

(Q.S As-Shad : 24)

Selain itu, menurut hadits riwayat Imam Abu Daud dari Abu Hurairah, Rasullah saw berkata :

“Allah swt. berfirman : “Aku pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satunya tidak mengkhianati pihak lain. Jika salah satu pihak telah berkhianat, Aku keluar dari mereka.” (HR. Abu Daud, yang telah dishahihkan oleh al-Hakin, dari Abu Hurairah)

b. Jenis-jenis Musyarakah

Musyarakahterbagi menjadi : al-inan, al-mufawadhah, al-maal, al-wujuh, dan al-mudharabah. Para ulama berbeda pendapat tentang al-mudharabah, apakah al-mudharabah termasuk kategori al-musyarakah

karena memenuhi rukun dan syarat sebuah akad (kontrak) musyarakah. 1) Syirkah al-„Inan

Syirkah al-„inan adalah “Kontrak antara dua orang atau lebih.

Setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Kedua pihak berbagi dalam keuntungan dari kerugian sebagaimana yang disepakati di antara mereka. Akan tetapi, porsi masing-masing pihak, baik dalam dana maupun kerja atau bagi hasil, tidak harus sama dan identik sesuai dengan kesepakatan

mereka”.13 Mayoritas ulama membolehkan jenis al-musyarakah ini. 2) Syirkah Mufawadhah

Syirkah mufawadhahadalah “Kontrak kerja sama antara dua orang

13

Wahbah az-Zuhaili, al-fuqhu al-Islam wa Adilatuhu, (Damaskus : Darul Fikr, 1997), Cet. IV, Vol. V, h. 3881


(40)

atau lebih. Setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Setiap pihak membagi keuntungan dan

kerugian secara sama”.14

Dengan demikian, syarat utama dari jenis al-musyarakah ini adalah kesamaan dana yang diberikan, kerja, tanggung jawab, dan beban utang dibagi oleh masing-masing pihak.

3) Syirkah A‟maal

Musyarakah ini adalah kontrak antara dua orang seprofesi untuk menerima pekerjaan secara bersama dan berbagi keuntungan dari pekerjaan itu. Misalnya, kerja sama dua orang arsitek untuk menggarap sebuah proyek, atau kerja sama dua orang penjahit untuk menerima order pembuatan seragam sebuah kantor. Musyarakah ini kadang-kadang disebut musyarakah abdan atau sanaa‟i.

4) Syirkah Wujuh

Syirkah wujuh adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang memiliki reputasi dan prestasi yang baik serta ahli dalam bisnis. Mereka membeli barang secara kredit dari suatu perusahaan dan menjual barang tersebut secara tunai. Mereka berbagi dalam keuntungan dan kerugian berdasarkan jaminan kepada penyuplai yang disediakan oleh tiap mitra. Jenis musyarakah ini tidak memerlukan modal karena pembelian secara kredit berdasar pada jaminan tersebut. Karenanya, kontrak ini pun lazim disebut sebagai musyarakah piutang.

14

Al- Mabsuth, vol. XI h. 203 dan sesudahnya ; Abu Bakar Ibn Mas’Ud al-Kasani,


(41)

5) Syirkah al-mudharabah

Penjelasan tentang syirkah al-mudharabah dapat dilihat pada pengertian mudharabah.

d. Keunggulan dan kelemahan pembiayaan musyarakah

Beberapa keunggulan dari pembiayaan yang menggunakan skema bagi hasil, antara lain :

a. Pembiayaan musyarakah dan mudharabah akan menggerakkan sektor riil karena pembiayaan ini bersifat produktif yakni disalurkan untuk kebutuhan investasi dan modal kerja. Jika investasi di sektor riil meningkat tentunya akan menciptakan kesempatan kerja baru sehingga dapat mengurangi pengangguran sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat.

b. Nasabah akan memilih dua pilihan, apakah akan mendepositokan dana nya ke bank syariah atau bank konvensional. Nasabah akan membandingkan expected rateof return yang ditawarkan bank syariah dan tingkat suku bunga yang ditawarkan bank konvensional. Dimana selama ini kecenderungannya rate of return bank syari’ah lebih tinggi daripada suku bunga bank konvensional. Dengan demikian diharapkan akan menjadi pendorong peningkatan jumlah nasabah di bank syariah. b. “Peningkatan presentase pembiayaan bagi hasil akan mendorong

tumbuhnya pengusaha atau investor yang berani mengambil keputusan bisnis yang berisiko. Pada akhirnya akan berkembang berbagai inovasi


(42)

baru yang akan meningkatkan daya saing bank syari’ah”.15 Pembagian keuntungan diantara dua pihak tentu saja harus berdasarkan proporsi dan tidak memberikan keuntungan sekaligus atau yang pasti kepada

shahibul maal (investor). Investor tidak bertanggung jawab atas kerugian-kerugian di luar modal yang telah diberikannya.

c. Pola pembiayaan mudharabah dan musyarakah adalah pola pembiayaan berbasis produktif yang memberikan nilai tambah bagi perekonomian dan sektor riil sehingga kemungkinan terjadinya krisis keuangan akan dapat dikurangi.

Sedangkan yang menjadi kelemahan dari pembiayaan musyarakah

adalah karena pembiayaan musyarakah merupakan Natural Uncertainty Contracts, maka pihak mudharib tidak dapat memberikan kepastian pendapatan, baik dari segi jumlah maupun waktunya menyebabkan pihak investor menjadi ragu untuk menyalurkan pembiayaan musyarakah. Selain itu, adalah karena faktor risiko yang tinggi. Terutama dalam penerapannya dalam pembiayaan relatif tinggi, yaitu:

a. Side streaming yaitu nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebutkan dalam kontrak.

b. Lalai dan kesalahan yang disengaja.

c. Penyembunyian oleh nasabah bila nasabah tidak jujur.

15

Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Al- Qaoud, Perbankan Syari‟ah : Prinsip, Praktek,


(43)

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Pembiayaan Musyarakah Kegiatan-kegiatan investasi di lembaga keuangan syariah oleh para teoritisi Perbankan Islam membayangkan seharusnya didasarkan pada dua konsep hukum : Mudharabah dan Musyarakah, atau yang dikenal dengan istilah Profit and Loss Sharing (PLS).

Pembiayaan dengan skema bagi hasil (Mudharabah dan Musyarakah) merupakan karateristik utama lembaga keuangan syariah, karena inilah yang menjadi pembeda dengan bank konvensional.

Sistem bagi hasil dirasakan lebih adil karena bagian (nisbah) untuk lembaga keuangan tersebut dibayarkan sesuai dengan kebutuhan yang diterima pengusaha dan jumlahnya diketahui setelah pengusaha memperoleh untung.

Akan tetapi pada prakteknya, selama ini pembiayaan baik di bank syariah, BPRS, maupun di BMT, didominasi oleh pembiayaan Murabahah (Jual-Beli). Walaupun secara syariah halal, namun pembiayaan murabahah tidak lebih merupakan produk sekunder. Sedangkan produk primer dari lembaga keuangan syariah adalah mudharabah dan musyarakah, akan tetapi produk ini belum menjadi produk utama dalam lembaga keuangan syariah.

Jika ditelaah lebih lanjut, sesungguhnya permasalahan yang terjadi pada rendahnya pembiayaan musyarakah itu bisa dilihat dengan sebab sebagai berikut:16

1. Sumber dana yang di lembaga keungan syari’ah yang sebagian berjangka pendek tidak dapat digunakan untuk pembiyaan bagi hasil yang biasanya berjangka panjang.

16

Muhammad Edisi Revisi. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP Y. 2005 Manajemen Bank Syariah KPN


(44)

2. Adanya moral hazard dari pelaku usaha. Moral hazard adalah tidak diindahkannya masalah moral dan etika dalam berbisnis, baik dilakukan oleh pengusaha maupun mungkin juga dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syariah itu sendiri. Pengusaha sering membuat proposal yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan, proyeknya akan memberikan keuntungan tinggi dan mendorong pengusaha untuk membuat proyeksi bisnis yang terlalu optimis. Sedangkan dari Lembaga Keuangan Syariah misalnya menuntut bagi hasil yang sangat tinggi tanpa mempertimbangkan sisi keadilan bagi pengusaha.

3. Adanya Asymetric Information atau ketidakseimbangan informasi yang dilakukan oleh salah satu pihak, yang menyebabkan pihak lain tidak mengetahui kondisi yang sebenarnya terhadap suatu usaha. Banyak pengusaha yang mempunyai dua pembukuan, pembukuan yang diberikan kepada bank adalah yang tingkat keuntungannya kecil sehingga porsi keuntungan yang harus diberikan kepada bank juga kecil padahal pada pembukuan sebenarnya pengusaha membukukan keuntungan besar, sehingga pilihan yang ditetapkan hanya menguntungkan satu pihak saja, dan dapat merugikan pihak yang lain.

4. “Usaha yang menggunakan pembiayaan bagi hasil umumnya mempunyai tingkat resiko tinggi, misalnya usaha-usaha yang relatif baru”17dan juga alasan kehati-hatian (prudential). Adanya ketidakpastian hasil yang diperoleh (karena natural uncertainty contract) tersebut membuat para praktisi lembaga keuangan syariah terlalu ekstra hati-hati (prudent) sehingga takut untuk menyalurkan pembiayaan bagi hasil.

17

Adiwarman Karim, Bank Islam Suatu Kajian Kontemporer, (Jakarta : Gema Insani Press, 2000), h.83


(45)

5. Kontrak musyarakah membutuhkan jaminan agar dapat berfungsi secara efisien, sedangkan menurut Mahzab Maliki dan Syafi’i, “Jika shahibul maal mempersyaratkan pemberian jaminan dari mudharib dan menyatakan hal ini dalam syarat kontrak, maka kontrak musyarakah mereka tidak

sah”.18

Hubungan antara shahibul maal dan mudharib merupakan hubungan yang mengutamakan kepercayaan (trust). Karena disyaratkan mudharib adalah orang yang dipercaya, maka shahibul maal tidak dapat menuntut jaminan apapun dari mudharib untuk mengembalikan modal dengan keuntungan.

6. Rendahnya pemahaman sumber daya insani (SDI) terhadap pembiayaan bagi hasil akan menyebabkan lembaga keuangan syariah kurang memberi informasi pembiayaan bagi hasil. Paradigma konvensional yang masih melekat pada para praktisi lembaga keuangan syariah bisa membuat penyaluran pembiayaan bagi hasil yang tidak maksimal.

7. Sebab lainnya adalah “Kinerja dari lembaga keuangan syariah sendiri. Kurang seriusnya lembaga keuangan syariah dalam menggarap

musyarakah, sehingga pembiayaan musyarakah menjadi sulit

berkembang”.19

Selain itu, menurut Ascarya (2005) pula, penyebab rendahnya pembiayaan

bagi hasil dapat dilihat dari empat faktor, yaitu: 1) internal bank syari’ah; 2)

nasabah; 3) regulasi; dan 4) pemerintah dan institusi lain.

Selain itu pula terkait dengan rendahnya pembiayaan,yang dapat terlihat dari realisasi yang tidak tercapai sesuai dengan target oleh pihak marketing,

18

Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1999), h. 33

19

Diana Yumanita, Ascarya, Mencari Solusi Rendahnya Pembiayaan Bagi Hasil


(46)

mau tidak mau juga pasti akan berhubungan dengan kegiatan pemasaran bank, dalam hal kegiatan pemasaran juga pasti tidak akan terlepas dari pihak marketing bank karena pihak marketing lah yang melaksanakan kegiatan pemasaran, pemasaran itu sendiri merupakan fungsi pokok dari perusahaan.

Menurut Basu Swastha dan Irawan, pemasaran adalah “Suatu sistem

keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukkan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada

maupun pembeli potensial”.20

Dalam kegiatan pemasaran bank juga perlu membuat suatu perencanaan. Rencana pemasaran bank merupakan suatu kegiatan pemasaran yang sangat diperlukan. Rencana ini terutama diperlukan bagi manajemen bank tentang target pemasaran yang harus dicapai. Dalam praktiknya rencana pemasaran bank meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Penyusunan target yang akan dicapai, sebagai contoh rencana jumlah dana yang harus dihimpun dan jumlah dana yang harus disalurkan.

2. Penyusunan organisasi pelaksana atau orang-orang yang akan mengerjakan kegiatan pemasaran tersebut.

3. Penyusunan urutan kegiatan yang harus dijalankan lebih dahulu kemudian kegiatan berikutnya.

4. Penentuan jumlah biaya promosi yang harus dikeluarkan, serta jenis-jenis promosi yang akan dilakukan.

5. Serta kegiatan pemasaran lainnya.

20

Bashu Swastha DH dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta : Liberty Yogyakarta, 1997), h. 5


(47)

Dalam melakukan perencanaan bank juga memelurkan suatu kegiatan bauran pemasaran atau marketing mix untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Marketing mix merupakan strategi kombinasi yang hampir dilakukan oleh berbagai perusahaan dalam bidang pemasaran. Penggunaan bauran pemasaran (marketing mix) dalam dunia perbankan dilakukan dengan menggunakan konsep-konsep yang sesuai dengan kebutuhan bank.

Kotler menyebutkan konsep bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari empat P (4 P), yaitu :21

1. Product (produk) 2. Price (harga)

3. Place (tempat/saluran distribusi) 4. Promotion (promosi)

Sedangkan menurut Boom dan Bitner menambah dalam bisnis jasa, bauran pemasaran di samping 4P seperti yang dikemukakan di atas adalah dengan 3P, yaitu :22

1. People (orang), yaitu semua orang yang terlibat aktif dalam pelayanan dan mempengaruhi persepsi pembeli, nama, pribadi pelanggan, dan pelanggan-pelanggan lain yang ada dalam lingkungan pelayanan.

2. Physical evidence (bukti fisik), adalah terdiri dari adanya logo atau simbol perusahaan, moto, fasilitas yang dimiliki, seragam karyawan, laporan, kartu nama, dan jaminan perusahaan.

21

Ibid, h. 120

22

Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010), Ed. Revisi, Cet. 4, h. 120


(48)

3. Process (proses), merupakan keterlibatan pelanggan dalam pelayanan jasa, proses aktivitas, standar pelayanan, kesederhanaan atau kompleksitas prosedur kerja yang ada di bank yang bersangkutan.

Menurut Adrian Payne yang telah diterjemahkan oleh Fandy Tjiptono (2000) Pemasaran telah hadir sedikit terlambat bagi jasa. Sebuah studi terhadap 400 perusahaan jasa dan manufaktur di pertengahan tahun 1970 an menyimpulkan bahwa perusahaan jasa tampaknya :

1. Biasanya kurang memiliki aktivitas-aktivitas bauran pemasaran yang dilakukan dalam departemen pemasaran.

2. Kurang menampilkan analisis dalam bidang penawaran.

3. Lebih cenderung menangani periklanan internal mereka daripada menggunakan agen-agen eksternal.

4. Kurang memiliki rencana penjualan keseluruhan.

5. Kurang mengembangkan program-program pelatihan penjualan.

6. Kurang memanfaatkan perusahaan penelitian pemasaran dan konsultan pemasaran.

7. Kurang menggunakan dana untuk pemasaran bila diekspresikan sebagai penjualan kotor.

Masih menurut Adrian Payne pula, Secara keseluruhan pemasaran dalam sektor jasa sekarang ini masih ketinggalan dibandingkan sektor barang-barang konsumen dan industri. Dalam beberapa hal, kurangnya perhatian yang ditunjukkan kepada pemasaran jasa adalah mengejutkan, mengingat ukuran sektor jasa tersebut. Hal ini dapat setidak-tidaknya secara sebagian dijelaskan oleh relatif kurangnya kompetisi dalam banyak bisnis jasa hingga saat ini.


(49)

Alasan lainnya termasuk sifat kompleks sebuah jasa dan keterikatan pada 4P bauran pemasaran tradisional (produk, harga, promosi, dan distribusi) saat memasarkan jasa.

D. Analisis Target dan Realisasi Bank Syari’ah

Apabila berbicara mengenai target dan realisasi pasti juga tidak akan terlepas dari performa laporan keuangan bank, karena bank sebagai lembaga kepercayaan, dalam operasionalnya juga berfungsi sebagai public service yang berusaha dengan dana masyarakat, sangat perlu memberikan informasi kepada masyarakat luas terutama mengenai keadaan keuangannya. Dari informasi tersebut akan dapat diketahui mengenai kondisi keuangan, kinerja

(performance) dan hasil usaha yang telah dicapai serta informasi keuangan lainnya. Disamping itu, dapat pula digunakan untuk menganalisis, apakah manajemen telah mengelola banknya secara efisien, produktif dan terencana.

Dari rencana kerja dan anggaran bank yang telah disusun setiap tahun akan dapat dibandingkan dengan realisasinya secara teratur baik setiap bulan/setiap kwartal atau setiap peiode tertentu yang diinginkan oleh pihak management bank yang bersangkutan. Suatu rencana kerja dan anggaran yang baik akan dihitung berdasarkan standard costing untuk unit kegiatan tertentu, hingga anggaran tersebut betul-betul akan dapat dipakai sebagai alat perencanaan dan pengendalian laba yang teliti, dan akan memenuhi konsep performance-budget

yang lebih sesuai dengan sifat bank sebagai badan usaha yang mengejar profit/laba.

Mengingat adanya perbedaan yang khusus antara industri perbankan dan


(50)

adalah dalam bentuk jasa yang beraneka ragam, maka hubungan fungsi-fungsi output dan input lebuh sulit untuk distandardisasikan. Oleh karena itu bentuk anggaran di beberapa bank banyak yang berupa appropriate budget yang sebetulnya lebih cocok untuk badan-badan pemerintah dan lembaga-lembaga sosial yang tidak bertujuan untuk mencari laba. Dalam dunia perbankan, dikenal salah satu teknik analisa yang erat kaitannya dengan target dan

realisasi, yaitu analisa variansi. Analisa variansi adalah “Suatu teknik analisa perbandingan antara target yang ditetapkan dalam anggaran dengan realisasi yang dicapai apakah menguntungkan atau terjadi penyimpangan yang

merugikan.”23

Berhubung sulitnya aplikasi standar costing di dunia perbankan maka teknik-teknik analisa varians yang lazim dimanfaatkan dalam dunia perbankan namun hanya sebatas pada single variance atau untuk bank yang telah mampu menciptakan standard costing dapat pula menggunakan two variance method.

1. Single Variance Method

Dalam metode ini “Analisa varians langsung diperbandingkan antara apa-apa yang dianggarkan dengan realisasi yang dicapai oleh masing-masing mata anggaran yang bersangkutan. Kemudian selisih yang ada dapat berupa favorable variance kalau hal tersebut sifatnya positif bagi bank yang bersangkutan dan sebaliknya akan berupa unfavorable variance

apabila sifatnya negatif bagi bank”24

. Sebagai misal :

23

Teguh Pudjo Muljono, Analisa Laporan Keuangan Untuk Perbankan, (Jakarta : Djambatan, 1987), h. 30

24

Teguh Pudjo Muljono, Analisa Laporan Keuangan Untuk Perbankan, (Jakarta : Djambatan, 1995) Ed. Rev.3, Cet.5, h. 64


(51)

a. Kalau pendapatan yang dicapai dilampaui/lebih besar dari anggaran yang telah ditetapkan maka penyimpangan tersebut bersifat favorable.

Hal ini ada beberapa kemungkinan yang perlu dianalisa mungkin karena anggarannya yang ditetapkan terlalu kecil dan lain-lain.

b. Kalau biaya yang dicapai dilampaui/lebih besar dari anggaran yang telah ditetapkan maka penyimpangan tersebut bersifat unfavorable. Hal ini terdapat kemungkinan anggarannya ditetapkan terlalu kecil dan lain-lain.

Cara dalam single variance method ini sangat sederhana dan sudah tentu hasilnya pun kurang memuaskan untuk pengambilan kesimpulan yang diandalkan.

2. Two Variance Method

Pada two variance method ini lebih mendekati pemakaian konsep

performance-budget bila dibandingkan dengan konsep yang pertama, dan kesimpulan yang dapat diambil pun mempunyai skala yang lebih luas. Jadi misalnya dalam jumlah biaya yang dikeluarkan telah terlampaui dari semula yang dianggarkan, tetapi karena volume usaha yang dicapai/lebih besar yang dianggarkan maka dalam metode kesimpulan tetap bersifat negatif, tetapi pada metode kedua akan memberikan kesimpulan yang positif.

Manfaat dari analisa varians ini :25

a. Untuk mengetahui sejauh mana penggunaan anggaran.

b. Untuk mengetahui sejauh mana realisasi yang dicapai dibandingkan dengan target.

25


(52)

c. Untuk penyimpangan-penyimpangan yang besar jumlahnya (significance) akan segera dapat diambil tindakan-tindakan koreksi yang diperlukan.

d. Untuk pengukuran prestasi manager bank yang bertanggung jawab untuk pengelolaan masing-masing kegiatan dan lain-lain.

Namun dalam pemakain analisa varians ini tetap terdapat keterbatasan yaitu apabila anggaran yang disusun yang akan dipakai sebagai patokan/standard untuk mengadakan penilaian tidak cermat, maka akan menghasilkan kesimpulan yang salah juga. Oleh karena itu, sebelum analisa varians ini dilakukan perlu diadakan review terlebih dahulu sampai sejauh mana anggaran tersebut dapat dipercaya.

Selanjutnya, dalam setiap pembiayaan tidak terlepas dari berbagai macam risiko yang berujung pada pembiayaan bermasalah, oleh karenanya lembaga keuangan syariah pun harus berusaha meminimalisir risiko tersebut. Dalam melakukan pembiayaan, pihak bank syariah harus memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan calon peminjam (mudharib), prinsip ini dikenal 5 C, yaitu (character, capacity, capital, collateral, dan condition). Prinsip-prinsip berikut dijelaskan sebagai berikut :

1. Character, adalah “Penilaian dari karakter watak calon peminjam

merupakan salah satu pertimbangan yang terpenting dalam memutuskan

pemberian kredit”.26

26

Muhammad Syarif Surbakti, Analisis Faktor-faktor Penyebab Non Performing


(53)

2. Capacity, adalah “Kemampuan nasabah dalam membayar pinjaman”.27

Penilaian tentang kemampuan peminjam untuk melakukan pembayaran dan kemampuan tersebut diukur dengan catatan prestasi peminjam di masa lalu dan juga didukung dengan pengamatan lapangan atas sarana usahanya.

3. Capital, adalah besarnya modal yang diperlukan oleh peminjam. modal penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon peminjam, diukur dengan posisi usaha secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh rasio keuangan dan penekanan pada komposisi modalnya.

4. Collateral, adalah jaminan yang dimiliki oleh calon peminjam. Penilaian ini untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu kegagalan pembiayaan terjadi, maka jaminan dapat dipakai sebagai pengganti dari kewajibannya. 5. Condition, yang dimaksud condition adalah kondisi ekonomi, sosial, dan

politik yang berkembang pada waktu tersebut. Bank syari’ah harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di masyarakat secara spesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha yang dilakukan oleh calon penerima pembiayaan. Hal tersebut karena kondisi eksternal berperan besar dalam proses berjalannya usaha calon penerima pembiayaan.

Prinsip 5 C ini terkadang ditambahkan dengan 1 C, yaitu Constraint yang merupakan hambatan-hambatan yang mungkin mengganggu kegiatan usaha. Untuk bank syariah dasar analisis 5 C belumlah cukup, sehingga perlu memperhatikan kondisi sifap amanah, kejujuran, dan kepercayaan dari masing-masing nasabah.

27


(54)

Selain menggunakan prinsip 5 C yang telah dijelaskan di atas, prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 7 P dan studi kelayakan 7 A. Menurut Kasmir (2004) Penilaian kredit dengan 7 P adalah sebagai berikut :

1. Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu nasabah.

2. Party yaitu golongan mengklasifikasikan nasabah dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakter nya.

3. Purpose yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit yang diinginkan nasabah.

4. Prospect yaitu menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika status fasilitas kredit (pembiayaan) yang dibiayai tanpa menggunakan prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah.

5. Payment merupakan usuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit (pembiayaan) yang telah diambil atau dari mana saja sumber dana untuk pengembalian kredit (pembiayaan) yang diperolehnya.

6. Profitability untuk menganalisis kemampuan nasabah dalam mencari laba.

Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau semakin meningkat.


(55)

7. Protection adalah bagaimana menjaga kredit (pembiayaan) yang disalurkan oleh bank namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau jaminan asuransi.

Adapun penilaian kredit dengan studi kelayakan 7 A menurut Kasmir (2004), sebagai berikut :

1. Aspek Hukum

Merupakan aspek untuk menilai keabsahan dan keaslian dokumen-dokumen atau surat-surat yang dimiliki oleh calon debitur, seperti akte notaris atau sertifikat tanah atau dokumen lainnya.

2. Aspek Pasar dan Pemasaran

Yaitu aspek untuk menilai prospek usaha nasabah sekarang dan di masa yang akan datang.

3. Aspek Keuangan

Merupakan aspek untuk menilai kemampuan calon nasabah dalam membiayai dan mengelola usahanya. Dan dari aspek ini akan tergambar berapa besar biaya dan pendapatan yang akan dikeluarkan dan diperolehnya.

4. Aspek Operasi/Teknis

Merupakan aspek untuk menilai letak ruangan, lokasi usaha, kapasitas produksi suatu usaha yang tercermin dari sarana dan prasarana yang dimilikinya.

5. Aspek Manajemen

Merupakan aspek untuk menilai sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan, baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas.


(56)

6. Aspek Ekonomi/Sosial

Merupakan aspek untuk menilai dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan dengan adanya suatu usaha terutama terhadap masyarakat , apakah lebih banyak cost atau sebaliknya.

7. Aspek AMDAL

Merupakan aspek yang menilai dampak lingkungan yang akan timbul dengan adanya suatu usaha, kemudian cara-cara pencegahannya terhadap dampak tersebut.

Analisa pembiayaan merupakan salah satu tahapan dalam pemberian pembiayaan. Adapun tahapannya sebagai berikut :

1. Persiapan pembiayaan (financing preparation) adalah kegiatan tahap permulaan dengan maksud saling mengetahui informasi antara calon debitur dengan bank, yang dilakukan melalui wawancara. Seperti syarat pengajuan pembiayaan serta keadaan usaha nasabah.

2. Analisa pembiayaan (financing analysis) merupakan langkah penting untuk realisasi pembiayaan yang bertujuan menilai kelayakan calon debitur, menekan risiko tidak terbayarnya pembiayaan dan menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak. Dapat dilakukan dengan pendekatan jaminan, karakter, kemampuan pelunasan nasabah, studi kelayakan dan fungsi bank.

3. Keputusan pembiayaan (financing decision) merupakan langkah dari pejabat bank untuk menerima atau menolak pembiayaan yang diajukan. Pemutus pembiayaan adalah seorang pejabat atau komite yang khusus diberi wewenang untuk memutuskan pembiayaan.


(1)

lrlandlrl

sya

rra

h

KELENGKAPAN DOKUMEN PERMOHONAN PEMBIAYAAN PRODTIKTIF

Nama Calon Nasabah. Alamat

Fax

:

Xey

eeisol

.

,

J"eltq P_-e,inpjayaan . ,

Jumlah Permohonan :

Tuiuan Pem

JENIS DOKUMEN KET. &TGL. DITERIMA

DOKUMEN UMUM

l.

ldentitas & lnformasi Pengurus/pemilik

..

uStgk p_engy.1u-sipemitik yang berst_atug lVNt Keturunan.

!

Cgp-y KTP- -Sugmi& ls-!g{ (utl-<, P,erus, reiorrngtni

F

Copy Kartq Keluarga (utk, Pe,rus, peioi;ng;")

n

Copy Akta Nlkah (utk, Perus Perorangin) Legalitas Permohonan

n

Asil Surai permorronan

n

Asli Surat Peisetuju;n Komiiaiis

n

nstl Suiit eeiseiujuan eemegang Legalitas Pendirian Perusahaan

tr

Copy Pendaftaran Perusahaan pada Pengadilan Negeri .se-tempg.t ..

n

Copy Pensea;h;n M;nteif (;hakim;n

a

Copy t-emoai eeilta ttegiiJ lV.Legalitas Usaha

_n Co_py S-g1a! UnTe,mpat Usaha.

"_n co_py sqiat Ketei;;s;; Dori;iii

6u;;h;an.--

-

^

tr

Copy bukti pemilikan tempat usatra Giup;-$rtiiikat Ojn


(2)

F*

,

-E

.l

rnaridrlr

srza

rra

h

/. Keuangan

I

iapoiin Xeubng;n g tahun teratfrir ( sudah di-audrf utk.

tr

Cash Flow proyeksi selama jangka waktu pembiayaan

e;pt$jli;un

leiellns sjlo 6 bulan Gi;fr1r

Data fasilitas pinjaman yg. diperoleh yg. menyebutkan Bank pemberi pinjaman & saldo pinjaman terakhir (atau menyerahkan surat lunas dari Bank jika fasilitas pinjaman sydah lunas_)

Vl. Jaminan

pe_mbtaya-ql

"+

I

mlly"-ail

n

Daftar Tagihan Perusahaan jaminan)

Vll. Lain-Lain

(ika tagihan dijadikan

l

m.ilyar)

b-ini;

ier;;;n

pem;sok (;;m;;;iamat a

tele&"t

, Daftar Pelanggan tetap dan potensial (nama, alamat &

telepon)

Perincian barang/mesin/alat yang akan dibeli meliputi jenis, jumlah dan harga.

DOKUMEN TAMBAHAN

l.

Pembiayaan berdasarkan PO/DO

n

Surat Rd leurclrase oroei)/ Do (Deliverv oioeilvang

sudah terealisasi.

I

Surat eO leurcirase Order)/ DO (Delivery OiObr; yang akan direalisasikan/akan dibiayai.

n

Perincian HPP dan Margin tiap PO i DO.

n

x

f

Marketing :

Agus

Holil

08787 328,1 160


(3)

l-TAgSt

ffit#["

sasidh

fs]ffi

affiiH.ffiruilrf

ffiilil

NCP

JAfiilNCANA TIH*fR

fffi*[ruy$,e?.{

JlnffiSffi3*:tffi**rr**H

fixrrsrff{ulhrGl

il*#t

3S€85*3-H*#*

$tu:l#t

1jnn&sffiffi-ffi

1-*S25??C**.I*

@mMPffi

1,941-*5?-S3t.$3

*rtse*si

SsSt

3t5.8ffi@s6

X*lr

4S_r*9"3&S0


(4)

Bank Syari’ah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur

Hasil wawancara dengan Bapak Agus Holil (Selaku Marketing Support Bank

Syari’ah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur)

1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan produk

dana berputar tidak terwujud sesuai target pada Bank Syari’ah Mandiri

Cabang Pembantu Jatinegara Timur Jawaban:

Yang mempengaruhi tidak terwujudnya target pada produk pembiayaan dana berputar adalah karena nasabah bebas menggunakan dana pembiayaan sehingga tidak ada kontrol dan nasabah pembiayaan tidak bertanggung jawab dengan menggunakan dana yang seharusnya untuk membiayai keperluan modal kerja usaha tetapi malah dipergunakan untuk ekspansi bisnis dan investasi sehingga menjadi tidak lancar dalam membayar

angsuran dan nisbah bagi hasil ke bank tiap bulan.

2. Apa upaya yang telah dilakukan oleh Bank Syari’ah Mandiri Cabang

Pembantu Jatinegara Timur dalam mewujudkan target sesuai dengan realisasi pembiayaan

Jawaban :

Upaya yang telah dilakukan oleh Bank Syari’ah Mandiri Cabang Jatinegara

Timur dalam mewujudkan realisasi sesuai dengan target adalah mendatangi nasabah khusunya para pedagang karena memang produk ini cocok untuk

usaha tradding (perdagangan) yang memiliki perputaran uang yang cepat

(revolving) serta mencari informasi ke teman serta memperbanyak koneksi guna mendapatkan nasabah pembiayaan yang banyak.

3. Adakah prosedur perpanjangan masa pelunasan hutang

Jawaban :

Dalam produk pembiayaan dana berputar terdapat masa perpanjangan jangka waktu melalui adendum akad nusyarakah, dimana antara bank dengan nasabah membuat perjanjian atau kontrak baru dalam rangka pelunasan pembiayaan, di dalam nya pula terdapat biaya-biaya seperti : biaya


(5)

administrasi, biaya notaris (karena perjanjian atau kontraknya dilakukan di depan notaris), serta biaya asuransi, meliputi asuransi jiwa dan kerugian. Biasanya biaya besaran asuransi tergantung plafond dan lamanya pembiayaan.

4. Apa syarat nasabah agar dapat memperoleh fasilitas pembiayaan produk

dana berputar Jawaban :

Merupakan nasabah komersial kecil, menengah, besar dan korporasi, nasabah harus membuat laporan penggunaan dana selama 1 (satu) bulan, fasilitas diberikan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja sementara dan

bukan untuk Permanent Working Capital, dimana bersifat self liquidating,

seiring dengan menurunnya aktifitas bisnis pada masa bersangkutan, setiap periode penggunaan fasilitas Pembiayaan Dana Berputar harus digunakan

untuk pencapaian realisasi sales sehingga bagi hasil dapat, dan memiliki


(6)

Struktur Organisasi BSM KCP Jatinegra Timur

Operasional Officer (Ramdani Akrab)

Teller (Plesti) (dina)

Back Office (Danar)

CS (Agung)

Kacapem (Cecep Juwanda, SE)

Security (Ismail) (Mulyono)

Office Boy (Lukman)

(Rendy)

Pembiayaan (Agus Holil)

(Lina)

Funding (Nisa) (Eli, iin)

Gadai (Rilma) (Maulida)

Mikro (Fajar.A) (Septi. S)