Dalam jangka pendek pola tersebut mungkin bisa memaksimalkan kesejahteraan bagi semua pihak. Namun dalam jangka panjang, negara-negara berkembang merasa bahwa pola
spesialisasi dalam perdagangan seperti itu akan membuat mereka berada dibawah pengaruh negara maju dan tidak memungkinkan mereka memperoleh manfaat-manfaat dinamis dari sektor
industri yang terus dikuasai negara maju, sehingga pada akhirnya mereka tidak akan dapat memaksimalkan kesejahteraannya.
3.3 DAMPAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL BAGI USAHA KECIL DAN MENENGAH UKM DI INDONESIA
Meskipun kontribusinya terhadap ekspor Indonesia tidak terlalu besar, usaha kecil dan menengah UKM merupakan unit usaha yang paling banyak menyerap kesempatan kerja dan
mempunyai jumlah unit usaha yang terbanyak pula. Usaha kecil dan menengah juga melayani kebutuhan masyarakat menengah ke bawah dalam batas-batas tertentu. UKM telah memberikan
kontribusinya dalam menyumbangkan devisa, khususnya dari sektor industrinya. Dalam hal kesempatan kerja di sektor industri, sekitar 68 kesempatan kerja yang ada diserap oleh
subsektor industri kecil. Saat ini, jumlah unit usaha UKM mencapai 97 dari total unit usaha yang ada.
Dengan adanya perdagangan internasional akan memberikan dampak positif dan negatif bagi usaha kecil dan menengah UKM di negara yang ikut dalam perdagangan internasional tersebut.
Diantara dampak yang ditimbulkan bagi Indonesia antara lain, sebagai berikut : 1. Dampak Positif
a. Perkembangan Penduduk b. Sebagai Tantangan Meningkatkan Kualitas Produk
c. Peluang Menarik Investasi d. Meningkatkan volume perdagangan
2. Dampak Negatif A. Menghancurkan sektor-sektor Industri
Serbuan produk asing dapat mengakibatkan kehancuran sektor-sektor ekonomi yang diserbu. Padahal sebelum tahun 2009 Indonesia telah mengalami proses deindustrialisasi penurunan
industri yang dipicu oleh penutupan sentra-sentra usaha strategis UKM.
B. Menghambat Daya Saing Produk Mudah masuknya produk-produk asing yang harganya relatif murah, akan mematikan UKM.
Hal itu dapat menghambat daya saing produk-produk UKM karena masyarakat Indonesia memiliki tingkat perekonomian yang rendah.
C. Produk luar negeri membanjiri pasar Indonesia Produk luar negeri bukan hanya barang-barang modal melainkan juga barang-barang konsumsi
yang harganya super murah. Masyarakat indonesia lebih cendrung menyukai barang yang harganya murah walaupun masyarakat mengetahui barang tersebut bukanproduk Indonesia.
Bukan berarti mereka tidak mendukung produk dalam negeri, melainkan tuntutan ekonomi yang menuntut mereka membeli produk asing yang lebih murah.
D. Beralihnya posisi produsen menjadi pedagang Pasar dalam negeri yang diserbu produk asing yang memiliki kualitas dan harga yang sangat
bersaing akan mendorong pengusaha dalam negeri berpindah usaha dari produsen di sektor UKM menjadi pedagang atau importir saja.
3.4 DAMPAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA