STUDI POTENSI BAMBU (Bambusa sp) DI BLOK IRENG – IRENG TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU
STUDI POTENSI BAMBU (Bambusa sp) DI BLOK IRENG – IRENG TAMAN
NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU
Oleh: Arifa Asmara Dina
Forestry
Dibuat: 20060502 , dengan 3 file(s).
Keywords: Jenis bambu, potensi bambu, manfaat bambu
Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2005 di blok Irengireng Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru.
Tujuan penelitian untuk mengetahui potensi bambu di blok Irengireng dan untuk mengetahui
segi pengelolaan yang dilakukan pihak Taman Nasional BromoTengger Semeru dalam
melestarikan populasi bambu di wilayahnya.
Metode pengambilan petak contoh menggunakan metode sampling dengan intensitas sampling
10%. Metode penghitungan dilakukan dengan rumus menghitung luas contoh, kerapatan,
kerapatan relatif, frekwensi, frekwensi relatif, dominansi, dominansi relatif dan indek nilai
penting. Analisa data menggunakan analisis deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa ditemukan 3 jenis bambu yaitu bambu tali, jajang dan
betung. Potensi bambu tali sebesar 115,69 rumpun/Ha atau 6.304 batang/Ha, bambu jajang
mempunyai 46 rumpun/Ha atau 1034 batang/Ha dan bambu betung paling jarang ditemukan
yaitu sekitar 2 rumpun/Ha atau 112 batang/Ha. Potensi permudaan bambu di blok Irengireng
tidak ditemukan, karena rebung yang tumbuh jarang dijumpai dan ada kemungkinan masyarakat
mengambil rebung tersebut untuk dikonsumsi atu pun dijual. Tingkat kerusakan tertinggi
ditemukan pada jenis bambu tali, karena bambu tali mempunyai banyak manfaat, sehingga
masyarakat banyak yang mengambil untuk dijual baik berupa batangan atau pun berupa
kerajinan tangan. Tingkat kerapatan relatif terapat dimiliki oleh bambu tali sebesar 97, 279%,
bambu jajang 2, 455% dan bambu betung 0,266%. Frekwensi relatif dari bambu tali 84,672%,
bambu jajang dan bambu betung sama yaitu 7,664%. Untuk dominansi relatif bambu tali
97,601%, bambu jajang 2,068% dan bambu betung 0,331%. Indeks nilai penting dari ke 3 jenis
bambu sebesar 300%. Strategi yang dilakukan TNBTS diantaranya menjaga habitat bambu dari
penebangan illegal oleh masyarakat, mengadakan pengamanan hutan, memberikan bantuan
kepada daerah penyangga berupa ternak atau pun bibit, mengadakan penyuluhan tentang arti
pentingnya hutan. Manfaat bambu sangat banyak sekali diantaranya untuk kerajinan tangan
(sesek, keranjang, penutup makanan), sebagai jembatan, pagar, peralatan rumah tangga, bahan
baku kertas bahkan dijadikan mebel.
Dari penelitian ini dapat disarankan bahwa : perlu adanya sanksi hukum bagi pelaku yang
mencoba mengambil hasil hutan secara illegal, adanya pengamanan hutan secara rutin,
menyarankan kepada masyarakat supaya membudidayakan bambu di kebunnya sendiri dan
memberikan ketrampilan kepada masyarakat untuk meningkatkan pendapatan
NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU
Oleh: Arifa Asmara Dina
Forestry
Dibuat: 20060502 , dengan 3 file(s).
Keywords: Jenis bambu, potensi bambu, manfaat bambu
Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2005 di blok Irengireng Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru.
Tujuan penelitian untuk mengetahui potensi bambu di blok Irengireng dan untuk mengetahui
segi pengelolaan yang dilakukan pihak Taman Nasional BromoTengger Semeru dalam
melestarikan populasi bambu di wilayahnya.
Metode pengambilan petak contoh menggunakan metode sampling dengan intensitas sampling
10%. Metode penghitungan dilakukan dengan rumus menghitung luas contoh, kerapatan,
kerapatan relatif, frekwensi, frekwensi relatif, dominansi, dominansi relatif dan indek nilai
penting. Analisa data menggunakan analisis deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa ditemukan 3 jenis bambu yaitu bambu tali, jajang dan
betung. Potensi bambu tali sebesar 115,69 rumpun/Ha atau 6.304 batang/Ha, bambu jajang
mempunyai 46 rumpun/Ha atau 1034 batang/Ha dan bambu betung paling jarang ditemukan
yaitu sekitar 2 rumpun/Ha atau 112 batang/Ha. Potensi permudaan bambu di blok Irengireng
tidak ditemukan, karena rebung yang tumbuh jarang dijumpai dan ada kemungkinan masyarakat
mengambil rebung tersebut untuk dikonsumsi atu pun dijual. Tingkat kerusakan tertinggi
ditemukan pada jenis bambu tali, karena bambu tali mempunyai banyak manfaat, sehingga
masyarakat banyak yang mengambil untuk dijual baik berupa batangan atau pun berupa
kerajinan tangan. Tingkat kerapatan relatif terapat dimiliki oleh bambu tali sebesar 97, 279%,
bambu jajang 2, 455% dan bambu betung 0,266%. Frekwensi relatif dari bambu tali 84,672%,
bambu jajang dan bambu betung sama yaitu 7,664%. Untuk dominansi relatif bambu tali
97,601%, bambu jajang 2,068% dan bambu betung 0,331%. Indeks nilai penting dari ke 3 jenis
bambu sebesar 300%. Strategi yang dilakukan TNBTS diantaranya menjaga habitat bambu dari
penebangan illegal oleh masyarakat, mengadakan pengamanan hutan, memberikan bantuan
kepada daerah penyangga berupa ternak atau pun bibit, mengadakan penyuluhan tentang arti
pentingnya hutan. Manfaat bambu sangat banyak sekali diantaranya untuk kerajinan tangan
(sesek, keranjang, penutup makanan), sebagai jembatan, pagar, peralatan rumah tangga, bahan
baku kertas bahkan dijadikan mebel.
Dari penelitian ini dapat disarankan bahwa : perlu adanya sanksi hukum bagi pelaku yang
mencoba mengambil hasil hutan secara illegal, adanya pengamanan hutan secara rutin,
menyarankan kepada masyarakat supaya membudidayakan bambu di kebunnya sendiri dan
memberikan ketrampilan kepada masyarakat untuk meningkatkan pendapatan