Sumber Data Metode Pengumpulan Data

3.5.2 Definisi Operasional Variabel Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel X dan Y

Variabe l Definisi Operasional Variabel Indikator Skala Attracti veness X1 Bukan hanya menarik dari segi fisik namun juga meliputi sejumlah karakteristik yang dapat dilihat khalayak dalam diri endorser, kecerdasan, sifat kepribadian, gaya hidup dan sebagainya Shimp, 2003. • Memiliki wajah yang cantik, kulit yang mulus, yang sesuai untuk mewakili produk tersebut. • Mempunyai suara yang khas dan beretika baik. • Selebriti endorser juga jauh dari gosip miring sehingga banyak anak muda yang mengidolakannya. Likert trustwo rthiness X2 Kepercayaan mengacu pada kejujuran, integritas dan dapat dipercayainya seorang sumber atau pendukung Shimp, 2003. • Endorser dapat menyampaikan pesan dari produk yang didukungnya, sehingga berdampak pada minat beli konsumen. • Kesesuaian kepribadian endorser dengan karakteristik Garnier BB Cream sebagai produk kecantikan wanita. Likert expertis eX3 Mengacu pada pengetahuan, pengalaman, atau keterampilan yang dimiliki seorang endorser terhadap topik iklannya Shimp, 2003. • Selebriti memiliki banyak prestasi, selain dia pemain film, endorser juga memiliki pendidikan yang tinggi dalah hal akademis. • Endorser juga sudah berpengalaman menjadi bintang iklan suatu produk. Likert Minat Beli Y Sebuah pengambilan keputusan untuk membeli suatu merek diantara berbagai merek lainnya • Pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi informasi, dan pertimbangan yang akan muncul. • Keputusan untuk mengadopsi suatu produk • Kepercayaan pada endorsermempengaruhi minat beli. Likert

3.6 Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran indikator variabel dalam penelitian ini menggunaka Skala Likert, yaitu dengan menyusun pertanyaan atau pernyataan yang masing- masing item diberi range skor dalam skala likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial Sugiyono, 2008:62. Dalam penelitian ini, kuesioner disusun dengan menggunakan skala likert dengan skor sebagai berikut : • Sangat Setuju SS diberi skor 5 • Setuju diberi S skor 4 • Netral N diberi skor 3 • Tidak Setuju TS diberi skor 2 • Sangat Tidak Setuju STS diberi skor 1 3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 3.7.1 Pengujian Validitas Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan mengukur data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Sugiyono, 2008:75. Uji Validitas dapat digunakan dengan cara menghitung korelasi secara parsial dari masing-masing kuesioner dengan total skor dimensi yang diteliti. Jika hasil dimensi menunjukan nilai signifikan ≤ 5, maka item-item pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Menurut Masrun dalam Sugiyono, 2008, signifikan p0,05 atau r hitung r tabel, maka instrumen dinyatakan valid.

3.7.2 Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali Umar, 2002:101. Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan berulang-ulang pada kelompok yang akan sama akan menghasilkan data yang sama. Cara mengukurnya dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Reliabilitas adalahsejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama Saifudin Azwar, 2000:3. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan tekhnik Formula Cronbach’s Alpha. Pertanyaan dinyatakan reliabel apabila hasil Cronbach’s Alpha 0,5 dengan signifikan pada level 5. Sebaliknya jika Cronbach Alpha’s 0,5 maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak reliabel. = 1 1 Σ Keterangan : = koefisien reliabilitas alpha K = jumlah item Sj= varians responden untuk item I Sx= jumlah varians skor total