PENGEMBANGAN PERMAINAN MONOPOLI SEBAGAI MEDIA PROMOSI KESEHATAN DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH ATAS

(1)

PENGEMBANGAN PERMAINAN MONOPOLI SEBAGAI

MEDIA PROMOSI KESEHATAN DALAM MENINGKATKAN

PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH

MENENGAH ATAS

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

RAHMAYATUN NAJAH Nim : 09060155

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2013


(2)

(3)

(4)

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Rahmayatun Najah NIM : 09060155

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi : Pengembangan Permainan Monopoli Sebagai Media Promosi Kesehatan Dalam Meningkatkan Pengetahuan HIV/AIDS Pada Remaja Sekolah Menengah Atas

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 20 November 2013 Yang Membuat Pernyataan,

Rahmayatun Najah NIM. 09060155


(5)

MOTTO HIDUP

Tidak ada kata yang patut kita ucapkan selain kalimat syukur, tidak ada sedikutpun hak kita untuk sombong dan tidak ada satupun perjuangan yang

berakhir sia-sia………..

….Kehidupan ini adalah perjuangan yang selalu akan menemui 1 kesulitan dengan 2 kemudahan, hadapi, resapi dan nikmati setiap perjuangan. Karena

tidak ada kehidupan yang selalu indah tanpa kesulitan dan cobaan…


(6)

LEMBAR PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecil ini kepada……. Mamaku tercinta, dan tersayang “Kapti” Ayahanda tercinta dan tersayang “Rasidep, S.Pd. ” Doa tulus kepada ananda seperti air dan tak pernah berhenti

yang terus mengalir, pengorbanan, motivasi, kesabaran, ketabahan dan tetes air matamu yang terlalu mustahil

untuk dinilai, walaupun jauh, engkaulah sebaik – baik panutan meski tidak selalu sempurna dan ucapan terimakasih ananda tidak akan terwakilkan hanya dengan

kata-kata……

Kakaku Tersayang “Sri Kaswini, S.E., M.SA.Ak.” dan adinda tercinta “Azizah”

Kebersamaan, dukungan, doa, dan kasih sayangmu, maafkan jika adinda selalu egois dengan kemauan adinda, serta untuk adindaku maaf belum bisa menjadi contoh yang baik, semoga engkau selalu jadi yang terbaik dan membanggakan orang

tua mama dan bapak tercinta. Selamat untuk kakaku tercinta untuk pascasarjananya.

Keberhasilan ini kubingkai manis untuk 2 sahabatku Muhammad Rizqoni dan Yadi Tri Aditya atas waktu dan

pengorbananmu dalam membantuku

menyelesaikan karya tulis ini serta perhatian kalian yang selalu menjadi motivasi bagiku. Susah senang yang kita

rasakan akan kusimpan dalam hati dan ingatan ku. Untaian terimakasih yang sebesar besarnya kepada

teman-temanku PSIK 2009 tidak ada yang paling berkesan dan paling indah saat kebersamaan kita selama perkuliahan dan

perjuangan kita untuk menyelesaikan study ini.

Terimakasih ananda sampaikan kepada yang terhormat ibu Titik Agustianingsih, S.Kep., Ibu Denok Wulan, Amd. Kep.,

Ibu Sri Hariyati, Amd. Kep., atas dukungan dan motivasi yang diberikan selama penyusunan tugas akhir serta doa.


(7)

Ucapan terimakasihku untuk teman-temanQ tercinta dan sahabat-sahabatku tersayang Yudi Hapizi, Marhammah

Istiana, Yumita Fatmasari, Midun, Tri Wahyuni,

Andiyanita Hanif, Ririn Febrianti, Harianiati, Dian Novita Sari, Abas, Kiki Widiastuti dan teman-teman yang membantu menyelesaikan semuanya. Serta untuk mu akan selalu berkesan dengan segala motivasi dan cinta yang sudah

kau berikan selama ini.

“ Jadilah Dirimu Sendiri Ketika Menghadapi Masalah……….. …………Karena Setiap Usaha Tidak Adayang Sia-Sia


(8)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Puji Syukur Alhamdulillah, akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Pengembangan Permainan Monopoli Sebagai Media Promosi Kesehatan Dalam Meningkatkan Pengetahuan Hiv/Aids

Pada Remaja Sekolah Menengah Atas”. Tugas Akhir Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan dengan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada :

1. Ibu Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep, Sp.Kom. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu selaku Nurul Aini, M.Kep Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, terima kasih atas masukan dan semua ilmu yang telah diberikan dan juga dukungannya terhadap saya.

3. Ibu Aini Alifatin, M.Kep. selaku Pembimbing I yang telah memberikan arahan dan masukan yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dr. Ainur Rofieq selaku Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan masukan yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini.

5. Kedua orang tuaku, yang telah memberikan semangat, doa, dan bantuannya baik dalam moril, material, spiritual kepada anaknya selama menempuh pendidikan. 6. Responden, yang telah berperan aktif dan meluangkan waktu untuk penelitian

saya sehingga pelaksanaan penelitian ini dapat berjalan sesuai yang diharapkan.

7. Semua dosen PSIK UMM yang telah mengajar, mendidik dan membimbing selama masa belajar.

8. Teman-teman PSIK khususnya angkatan 2009.

9. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhirnya, penulis berharap semoga tugas akhir skripsi ini


(9)

bermanfaat bagi masyarakat dan dunia kesehatan khususnya bidang keperawatan kesehatan masyarakat.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Malang, 20 Juli 2011


(10)

INTISARI

Pengembangan Permainan Monopoli sebagai Media Promosi

Kesehatan dalam Meningkatkan Pengetahuan Tentang

HIV/AIDS pada Remaja Sekolah Menengah Atas

Rahmayatuna Najah1, Ns. Aini Alifatin, M.Kep2, DR. Ainur Rofieq, M.Kes3

Latar Belakang: Jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia berdasarkan usia.Jumlah Kumulatif Kasus AIDS Menurut Golongan Umur Cumulative AIDS Cases by Age Group yakni, untuk usia 5-14 tahun sebesar 325 kasus. Usia 15-19 tahun sebanyak 1.404 kasus. Usia20-29 tahun merupakan usia terbanyak yang mengidap penyakit AIDS dengan jumlah 15,093(tanpa termasuk daerah DKI Jakarta) (Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2012). Menurut UNICEF Indonesia, (2012) hambatan dalam memerangi HIV/AIDS yakni, Tingkat pengetahuan mengenai HIV dan AIDS di antara penduduk usia 15 tahun ke atas masih rendah. Survei Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa kira-kira 42% dari jumlah penduduk usia di atas 15 tahun belum pernah mendengar tentang HIV/AIDS. Hanya 10% perempuan dan 13% laki-laki memiliki pengetahuan komprehensif tentang penanggulangan HIV. Permaianan monopoli sebagai media promosi kesehatan merupakan alat bantu yang efektif dan edukatif dalam pemberian informasi yang menarik bagi remaja.

Metode : Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model penelitian research and development (R&D). Penelitian ini dilakukan di SMAN 10 Malang. Subyek penelitian yakni siswa kelas X SMAN 10 Malang (n=18). Teknik analisa data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan paired t-test.

Hasil : Persentase hasil sebesar 80% keefektifan aspek isi/materi, 80% keefektifan aspek penyajian dan uji terbatas sebesar 97.5% untuk aspek kejelasan tampilan media sehingga dikategorikan sangat layak sebagai media promosi kesehatan. Nilai probabilitas pada ujicoba eksperimen sebesar P= 0,000 dan nilai α= 0,05 sehingga P >α dan dapat disimpulkan Ho ditolak.

Kesimpulan : Media Monopoli dapat diterapkan sebagai media promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan remaja mengenai HIV dan AIDS. Media monopoli dikategorikan sangat layak sebagai media promosi kesehatan mengenai HIV (Humman Immunodeficiensy Virus) dan AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome).

Kata Kunci : Permainan Monopoli, Media Promosi, HIV/AIDS, dan Remaja

1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

2 Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang 3 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang


(11)

ABSTRACT

The Development of Monopoly Game as Health Promotion

Media in Improving TheKnowledge of HIV/AIDS for

Students in Senior High School

Rahmayatuna Najah1, Ns. AiniAlifatin, M.Kep2, DR. AinurRofieq, M.Kes3

Background: The number of people with HIV/AIDS in Indonesia amounted based on the age. The Cumulative AIDS Cases by Age shows that for the age range of 5-14 years old, there are 325 cases. For the age range of 15-19 years old, there are 1,404 cases. For the age range of 20-29 years old is the age with the largest case of HIV/AIDS with the case number is 15,093 (not included the area of DKI Jakarta). (Ditjen PP & PL of Indonesia Health Ministry, 2012). According to the Indonesian UNICEF, (2012) the obstacle to cope with HIV/AIDS is, the knowledge level about HIV and AIDS among people in the age over 15 years old still low. Survey of Riskesdas in 2010 shows that about 42% from people’s number in the age over 15 years old never been heard about HIV/AIDS. Only 10% females and 13% males that have comprehensive knowledge about the way to cope with HIV. Monopoly as health promotion media is an effective and educative tool in giving interesting information for adolescents.

Method: Research method that used in this research referred to the research model of research and development. This research conducted in SMAN 10 Malang. Research subject is students in the 10th grade SMAN 10 Malang (n = 18). Data analysis technique in this research uses qualitative descriptive analysis and paired t-test.

Result: Result percentage is 80% for effectiveness in the material aspect, 80% for effectiveness in the display aspect and limited test for 97.5% for the aspect of clearness of media display, thus it is categorized into very feasible as health promotion media. Probability value in the experimental trial is P = 0.000 and α = 0.05, thus P > α and can be concluded that Ho rejected

Conclusion: Monopoly media can be implemented as health promotion media to improve adolescent’s knowledge about HIV and AIDS. Monopoly media categorized into very feasible as health promotion media about HIV (HumanImmunodeficiency Virus) and AIDS (AcquiredImmune Deficiency Syndrome).

Keywords: Monopoly game, media promotion, HIV/AIDS, and adolescent

1 University Student in the Study Program of Nursing Science, Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah Malang

2 1st Dean Assistant in the Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah Malang 33 Lecturer in the Study Program of Nursing Science, Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah Malang.


(12)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Pernyataan Keaslian ... iv

Motto ... v

Lembar Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... viii

Abstrak ... x

Daftar Isi ... xii

Daftar Tabel ... xv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Skema ... xvii

Daftar Lampiran ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penelitian... 7

1.2.1 Tujuan Umum ... 7

1.2.2 Tujuan Khusus ... 7

1.3 Spesifikasi Produk yang Diharapkan ... 8

1.5 Pentingnya Penelitian Pengembangan ... 10

1.6 Keterbatasan Penelitian ... 12

1.7 Definisi istilah ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Permainan ... 15

2.1.1 Pengertian Permainan ... 15

2.1.2 Tujuan Permainan ... 15

2.1.3 Tahapan Permainan ... 19

2.1.4 Kategori Permainan ... 20

2.1.5 Klasifikasi Permainan Berdasarkan Karakteristik Sosial ... 21

2.1.6 Klasifikasi Permainan Tehnik Bimbingan Kelompok ... 22

2.1.7 Prinsip Dalam Permainan ... 25

2.1.8 Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain.. ... 26

2.2 Konsep Promosi Kesehatan ... 26

2.2.1 Definisi Promosi Kesehatan ... 26

2.2.2 Batasan Promosi Kesehatan ... 27

2.2.3 Strategi Promosi Kesehatan ... 28

2.2.4 Sasaran Promosi Kesehatan ... 30

2.2.5 Metode Promosi Kesehatan... 31


(13)

2.3 Media Promosi Kesehatan ... 37

2.3.1 Klasifikasi Media Promosi Kesehatan ... 37

2.3.2 Permainan Monopoli sebagai Media Promosi Kesehatan ... 38

2.4 Konsep Pengetahuan ... 41

2.4.1 definisi Pengetahuan ... 41

2.4.2 Karakter Perkembangan Kognitif/Pengetahuan Remaja ... 41

2.4.3 Pemrosesan Informasi pada Remaja ... 42

2.4.4 Tingkat Pengetahuan ... 44

2.4.5 Factor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif ... 46

2.5 Konsep Belajar Menyenangkan ... 48

2.5.1 Konsep Belajar ... 48

2.5.2 Pembelajara Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenagkan ... 50

2.6 Konsep Remaja ... 51

2.6.1 Definisi Remaja ... 51

2.6.2 Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja ... 52

2.6.3 Karakter Umum Perkembangan Remaja ... 53

2.6.4 Karakter Nilai, Moral dan Sikap Remaja ... 56

2.6.5 Dimensi Psikologi dari Pubertas ... 57

2.6 Konsep HIV dan AIDS ... 59

2.6.1 Definisi HIV dan AIDS ... 59

2.6.2 Mitos dan Fakta Penularan dan AIDS ... 60

2.6.3 Fase-Fase HIV dan AIDS ... 62

2.6.4 Gejala Klinis AIDS ... 63

2.6.5 Proses Penularan HIV ... 65

2.6.6 Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS ... 67

2.6.7 Proses Pemeriksaan/Tes HIV/AIDS ... 69

2.6.8 Menginformasikan Pengobatan HIV/AIDS ... 71

2.7 Peran Perawat dalam Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Terhadap Penyakit HIV/AIDS ... 72

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Pengembangan ... 74

3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan ... 75

3.2.1 Studi Pendahuluan ... 76

3.2.2 Pengembangan Model ... 80

3.2.3 Diseminasi dan Implementasi ... 83

3.3 Prosedur Uji Coba Produk ... 84

3.3.1 Desain Uji Coba ... 84

3.3.2 Metode dan Subyek Uji Coba Ahli Media dan Ahli Materi ... 84

3.3.3 Metode dan Subyek Uji Coba Terbatas ... 85

3.3.4 Metode dan Subyek Penelitian Eksperimen (Uji Coba Lebih Luas) ... 86


(14)

3.3.6 Instrumen Pengumpulan Data ... 88

3.4 Teknik Analisa Data ... 90

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Studi Pendahuluan ... 93

4.1.1 Hasil Analisis Kebutuhan ... 94

4.1.2 Hasil Need Asassment ... 104

4.2 Hasil Perencanaan dan Pengembangan Produk Awal Media Monop ... 106

4.3 Hasil Uji Ahli ... 110

4.3.1 Data Hasil Uji Coba Ahli Materi ... 111

4.3.2 Data Hasil Uji Coba Ahli Media ... 114

4.4 Hasil Uji Terbatas dan Produk Hipotetik Media Monopoli ... 116

4.5 Hasil Eksperimen Produk Hipotetik Media Monopoli ... 119

4.6 Deskripsi Produk Akhir Media Monopoli ... 122

4.7 Saran Implementasi dan Diseminasi ... 148

BAB V SARAN DAN KESIMPULAN 5.1 Saran ... 150

5.2 Kesimpulan ... 150

DAFTAR PUSTAKA ... 153


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kelompok media instruksional menurut Kurtek UPI ... 36

Tabel 2.2 Mitos dan Fakta seputar HIV dan AIDS ... 61

Tabel 3.1 Uji Coba Terbatas Media Monopoli ... 85

Tabel 3.2 Desain Penelitian ... 86

Tabel 3.3 Persentase Kriteria Penilaian Kelayakan Media ... 91

Tabel 4.1Berdasarkan Kurikulum S1 Keperawantan ... 94

Tabel 4.2 Hasil Wawancara Tentang HIV/AIDS ... 100

Tabel 4.3 Hasil Penjelasan Materi pada Media Monopoli ... 109

Tabel 4.4 Hasil Penilaian oleh Ahli Materi ... 111

Tabel 4.5 Kritik dan Saran Perbaikan oleh Ahli Materi ... 112

Tabel 4.6 Hasil Penilaian Ke-2 Setelah Revisi oleh Ahli Materi ... 113

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Media Monopoli oleh Ahli Media ... 114

Tabel 4.8 Komentar dan Saran Ahli Media ... 114

Tabel 4.9 Hasil Penilaian Ke-2 Ahli Media... 115

Tabel 4.10 Hasil Penilaian Uji Coba Terbatas ... 116

Tabel 4.11 Kritik dan Saran Audiens ... 117

Tabel 4.12 Data Hasil Penilaian Ke-2 Pada Uji Coba Terbatas ... 117

Tabel 4.13 Data Hasil Uji Eksperimen dengan Pretest-Posttest One Group ... 119

Tabel 4.14 Hasil Data Signifikan Uji Normalitas ... 120


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Papan Permainan Monopoli……….40

Gambar 4.1 Gambar Draf Awal Media Monopoli ... 109

Gambar 4.2 Gambar Hipotetik Media Monopoli ... 118

Gambar 4.3 Penilaian Produk Awal dan Produk Akhir Revisi Ahli Materi ... 113

Gambar 4.4 Penilaian Produk Awal dan Produk Akhir Revisi Ahli Media ... 116

Gambar 4.5 Penilaian Produk Revisi Tahap Pertama dan Produk Hasil Revisi ... 118

Gambar 4.6 Pengertian HIV ... 123

Gambar 4.7 Pengertian AIDS ... 124

Gambar 4.8 Mitos-mitos Penyebaran HIV ... 125

Gambar 4.9 Informasi Obat ... 126

Gambar 4.10Pemeriksaan/Tes HIV ... 127

Gambar 4.11 Fakta-fakta Penularan HIV ... 128

Gambar 4.12 Gejala-gejala Mayor pada ODHA ... 129

Gambar 4.13 Gejala Minor pada ODHA ... 130

Gambar 4.14 Gejala Mayor pada ODHA ... 131

Gambar 4.15 Pemeriksaan/Tes HIV ... 132

Gambar 4.16 Fase-fase AIDS ... 133

Gambar 4.17 Gejala Minor pada ODHA ... 134

Gambar 4.18 Mitos-mitos Penyebaran HIV ... 135

Gambar 4.19 Mitos-mitos Penyebaran HIV ... 136

Gambar 4.20 Fase-fase AIDS ... 137

Gambar 4.21 Dampak Sosial pada ODHA ... 138

Gambar 4.22 Proses Penularan HIV ... 139

Gambar 4.23 Fakta Penularan HIV ... 140

Gambar 4.24 Proses Penularan HIV ... 141

Gambar 4.25 Proses Penularan HIV ... 141

Gambar 4.26 Proses Penularan HIV ... 142

Gambar 4.27 Pencegahan Penularan HIV ... 143

Gambar 4.28 Pencegahan Penularan HIV ... 144


(17)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan ... 75 Skema 3.2 Skema Survey Lapangan dan Need Asassment ... 79 Skema 4.1 Hasil Need Asassment ... 105


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 lembar wawancara studi pendahuan……… 158

Lampiran 2 lembar wawancara materi promosi kesehatan ………160

Lampiran 3 lembar wawancara materi promosi kesehatan mengenai penyakit HIV dan AIDS guru pembina UKS..………..165

Lampiran 4 instrumen ahli media dan ahli materi format validasi untuk ahli media pada uji coba ahli media dan materi………170

Lampiran 5 instrumen validasi data audiens/siswa uji coba terbatas………...183

Lampiran 6 lembar soal pretest promosi kesehatan tentang penyakit HIV dan AIDS siswa……….186

Lampiran 7 Daftar Pustaka Gambar pada Media Monopoli ... 194

Lampiran 8 Rekapitulasi Data Hasil Penilaian Ahli Materi Sebelum dan Sesudah Revisi ... 204

Lampiran 9 Rekapitulasi Data Hasil Penilaian Ahli Media Sebelum dan Sesudah Revisi ... 205

Lampiran 10 Rekapitulasi Data Hasil Penilaian Uji Coba Terbatas Sebelum dan Sesudah Revisi ... 206

Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas dan Uji Paired Test ... 212

Lampiran 12 Kartu-Kartu Monopoli ... 215

Lampiran 13 Gambar Media Sebelum dan Sesudah Revisi ... 216

Lampiran 14 Dokumentasi ... 218

Lampiran 15 Surat Studi Pendahuluan ... 220

Lampiran 16 Surat Ijin Penelitian ... 221

Lampiran 17 Surat Ijin sebagai Ahli Materi ... 222

Lampiran 18 Surat Selesai Penelitian ... 223


(19)

153

DAFTAR PUSTAKA

Ali dan Asrori. 2010. Psikologi Remaja Pengembangan Peserta Didik Edisi 6. Jakarta: Bumi Aksara.

Ali, Mohammad dan Mohammad Asrosi. 2008. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta :Bumi Aksara.

Arief S. Sadiman, dkk. 2006. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan. Jakarta: Raja Grafindo.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya Paratama.

Brook, GF., Butel JS, More SA, Editor. 2008. Mikrobiologi Kedokteran Jawetz, Melnick dan Adelberg. 23 rd ed. Jakarta : EGC.

BKKBN. 2008. Kurikulum dan ModulPelatihan Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR). Jakarta : Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi.

BKKBN. 2006. Proses Belajar Aktif : Komunikasi, Informasi, & Edukasi (KIE) Kesehatan Reproduksi Remaja Bagi Anak Usia 11-15 Tahun (Kelompok Pramuka Penggalang) Kwarnas Gerakan Pramuka. UNICEF : Jakarta.

Bruce, J., Marsa, W., Emily, C. 2009. Models of Teaching (Model-model Pengajaran terjemah). Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Kebijakan Nasional Kolaborasi TB/HIV. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011. Laporan Situasi Perkembangan HIV dan AIDS di Indonesia Sampai dengan Juni 2011. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011. Laporan Situasi Perkembangan HIV dan AIDS di Indonesia Sampai dengan Juni 2012. Jakarta.

Ditjen PP & PL Kemenkes RI. 2012. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia Dilapor s/d Desember 2012. Jakarta.

Edisi 5 Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. 2010. Malang: Universitas Negeri Malang.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dra.%20Endang%20Mulyatiningsi h,%20M.Pd./METODE%20PENGUMPULAN%20DATA.pdf.(akses tanggal 30 Mei 2013).


(20)

154

Hurlock, Elizabeth B. 1998. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Kementerian Kesehatan Indonesia. 2009. Modul Pelatihan Intervensi Perubahan Perliku Paket 1 B-13 Mitos dan Fakta. Jakarta.

Makgosa, R. 2010. The Influence of Vicarious Role Models on Purchase Intentions of Botwswana Teenagers. Young Consumers: Insight and Ideas for Responsibible Marketers, 11 (4), 307-319.

Muma, R.D. & Borucki, MJ,. 1997. Cara Transisi HIV. Dalam : Muma, RD., Lyons, B.A., Broruck, MJ., Pollard., R.B., ed. HIV : Manual Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : EGC.

Mehru Aditya Setiawan. 2011. Efektivitas Terapi Bermain Kelompok terhadap Perubahan Sikap Anak tentang Narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Blitar. Universitas Muhammadiyah Malang (tidak dipublikasikan).

Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. . 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta . 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi,

Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan Ediai 2. Jakarta: Salemba Medika

Playfain, J.H.L dan B.M. Chain. 2009. At A Glance Imunologi Edisi Kesembilan. Jakarta: Erlangga.

Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, Dan Praktik. Ed-4. Volume 1. Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk. Jakarta : EGC Prasetyo, Yoyok Bekti. 2008. Keperawatan Kesehatan Sekolah

. 2008. Keperawatan Kesehatan Bekerja Sama dengan Sekolah. (online) (http://yoyokbektiprasetyo.staff.umm.ac.id., diakses tanggal 10 April 2013) Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. 1994. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 4 Jakarta: EGC.

Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta: EGC.

Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI. 2012. Data/Informasi Kesehatan Provinsi Jawa Timur.


(21)

155

Ridwan, 2007. Skala Pengukuran Vaeiabel-Variabeldan Penelitian.Bandung: CV.Alfabeta. Santrock, John W. 2011. Masa Perkembangan Anak. Jakarta : Salemba Medika.

. 2002. Perkembangan Masa Hidup. Jakarta : Erlangga

Smeltzer, S. 2001. Medikal Bedah Brunner Sudarth Volume 2 Edisi 8. Jakarta: EGC.

Soetdjianingsih. 2004. Buku Ajar Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan ; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. bandung : Penerbit Alfabeta Bandung.

Sukmadinata, N. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Suliha, Uha. 2002. Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC

Suparti, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Keperawtan Anak. Jakarta: EGC

Susanto,dkk. 2012. Permainan Monopoli Sebagai MediaPembelajaran Sub Materi Sel Pada Siswa Sma Kelas XI IPA. (online) (http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu, diakses tanggal 13 Mei 2012).

Tedjasaputra, M.S. 2001. Bermain, Mainan, dan Permainan. Jakarta: Gramedia. Undang-Undang Dasar No.23 tahun 1992. Kesehatan.I

Wong, Donna L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC. www. Aidsindonesia.or.id (diakses tanggal 31 Mei 2013).

www. MediaIndonesia.id. Media Massa dan HIV. (diakses tanggal 1 Juni 2013).

http://www.penyakitkelamin.net/perbedaan-hiv-dan-aids/gambar-perbedaan-hiv-dan-aids/. (diakses tanggal 29 Juli 2013).

http://www.hidupalami.com/tips-alami/golongan-darah.html. (diakses tanggal 29 Juli 2013).

http://www.supersoccer.co.id/supersoccer-tv/skrtel-jadi-seniman-tato-demi-tragedi-hillsborough/. (diakses tanggal 29 Juli 2013).

http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/detektor-khusus-untuk-kaum-gay. (diakses tanggal 29 Juli 2013).


(22)

156

http://www.epochtimes.co.id/entertainment.php?id=807. (diakses tanggal 29 Juli 2013). http://www.riaupos.co/32754-berita-ada-yang-salah-jika-berat-badan-naik-setelah-lebaran.html. (diakses tanggal 29 Juli 2013).

http://tekan-enter.com/obat-alami-demam-berdarah/. (diakses tanggal 29 Juli 2013). http://wiro-pharmacy.blogspot.com/2012/03/kombinasi-obat-batuk-kering-dan.html. (diakses tanggal 29 Juli 2013).

http://kulit-medis.blogspot.com/2012/10/gatal-dan-ruam-noninfeksi.html. (diakses tanggal 29 Juli 2013).

http://veroetoejoeh.wordpress.com/2010/12/02/hari-aids-dunia-awas-termakan-jargon-palsu/. (diakses tanggal 29 Juli 2013).

http://www.ynaija.com/yobe-assembly-initiate-bill-on-compulsory-hiv-test-for-intending-couples/. (diakses tanggal 29 Juli 2013).

http://yahyanote.blogspot.com/2012/10/start-again-with-habit.html. (diakses tanggal 29 Juli 2013).

http://belajarpsikologi.com/bentuk-bentuk-interaksi-sosial/. (diakses tanggal 29 Juli 2013).

http://etimulyawati.wordpress.com/.(diakses tanggal 29 Juli 2013).

http://sindikasi.inilah.com/read/detail/1958233/hivaids-serang-lingga. (diakses tanggal 29 Juli 2013).

http://yisristona.blogspot.com/2011_03_01_archive.html&docid. (diakses tanggal 29 Juli 2013).

http://www.shape-indonesia.com/?q=node/623. (diakses tanggal 29 Juli 2013).

http://www.kaskus.co.id/post/000000000000000749232279. (diakses tanggal 29 Juli 2013).

http://aprilsmki2012.wordpress.com/d-artikel/1-tip-praktis/b-pergaulan/. (diakses tanggal 29 Juli 2013).

http://payungjantung.blogspot.com/2013/05/kenali-transplantasi-jantung.html. (diakses tanggal 29 Juli 2013).


(23)

157

http://diarikesehatan.blogspot.com/2012/12/penggolongan-obat.html. (diakses tanggal 29 Juli 2013).

http://www.cirebonradio.com/2012/04/pengguna-narkoba-lewat-jarum-suntik.html. (diakses tanggal 29 Juli 2013).


(24)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Millennium Development Goals (MDGs) adalah sebuah komitmen bersama masyarakat internasional untuk mempercepat pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan. Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) yakni memerangi HIV

dan AIDS, malaria serta penyakit lainnya.Target MDGs untuk HIV dan AIDS adalah

menghentikan laju penyebaran serta membalikkan kecenderungannya pada 2015 (Badan Litbangkes Kemkes RI, Riskesdas 2010).

Berbagai upaya pemerintah dalam memerangi HIV dan AIDS di Indonesia. Respons Nasional terhadap epidemi HIV AND AIDS di Indonesia telah dimulai pada tahun 1985 dan terus meningkat selaras dengan meningkatnya jenis dan besaran masalah yang dihadapi baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. Surveilnas HIV pada sub-populasi tertentu dilakukan demikian pula peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan non-kesehatan dalam menghadapi epidemic serta lahirnya banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang peduli terhadap HIV dan AIDS (KPA, 2007). Tahun 1994 dengan keputusan presiden nomor 36, pemerintah membentuk Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) di tingkat pusat disusul dengan terbentuknya KPA di beberapa provinsi (KPA, 2007).

Dilihat dari tingkat penderita, di Indonesia HIV dan AIDS memiliki persentase yang tinggi. Kasus HIV, sampai dengan tahun 2005 jumlah kasus HIV yang dilaporkan sebanyak 859 kasus. Tahun 2006 dengan jumlah penderita sebanyak 7.195 kasus. Tahun


(25)

2

2007, 2008 berturut-turut sebanyak 6.048 kasus dan 10.362 kasus. Tahun 2009 (9.793 kasus), tahun 2012 (21.591 kasus), tahun 2011 (21.031 kasus), Januari - September 2012 (15.372 kasus).Jumlah kumulatif kasus HIV yang dilaporkan sampai dengan September 2012 sebanyak (92.251 kasus) (depkes.go.id, 2012).

Endemik HIV di Indonesia diperkirakan jumlah ODHA di Indonesia sebanyak 333.200 (Komisi Penanggulangan AIDS, 2010). Perkembangan HIV dan AIDS kumulatif, pada tahun 2005 jumlah kasus AIDS yang dilaporkan sebesar 2.639 kasus, pada tahun 2006 sebesar 2.873 kasus, pada tahun 2007 sebesar 2.947 kasus, tahun 2008 sebesar 4.969 kasus, pada tahun 2009 sebesar 3.863 kasus dan pada tahun 2010 sebesar 4.158 kasus. Sampai dengan juni 2011 secara kumulatif jumlah kasus AIDS yang dilaporkan adalah 26.483 kasus (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

Jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia berdasarkan usia. Jumlah Kumulatif Kasus AIDS Menurut Golongan Umur Cumulative AIDS Cases by Age Group yakni, untuk usia 5-14 tahun sebesar 325 kasus. Usia 15-19 tahun sebanyak 1.404 kasus. Usia20-29 tahun merupakan usia terbanyak yang mengidap penyakit AIDS dengan jumlah 15,093(tanpa termasuk daerah DKI Jakarta) (Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2012).

Di Jawa Timur prevalensi kejadian HIV dan AIDS. Jumlah kasus HIV tahun 2009 sebanyak 1.668, tahun 2010 sebanyak 2.233, tahun 2011 sebanyak 2.646, dan tahun 2012 sebanyak 1.687 kasus (Dinkes Jatim, 2012). Jumlah kasus AIDS tahun 2009 sebanyak 1.018, tahun 2010 sebanyak 882. Tahun 2011 sebanyak 984 kasus dan mengalami penurunan tahun 2012 sebanyak 239 kasus AIDS (Dinkes Jatim, 2012).


(26)

3

Menurut UNICEF Indonesia, (2012) hambatan dalam memerangi HIV/AIDS antara lain, (1) Orang muda memiliki akses terbatas terhadap informasi dan pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi. Seks masih dianggap sebagai sesuatu yang tabu yang tidak dibicarakan secara terbuka dengan para orang tua, guru, bahkan dengan penyedia pelayanan kesehatan. (2) Usia inisiasi seks di Indonesia relative sangat muda khususnya bagi anak-anak perempuan. Di seluruh Indonesia, sekitar 1% anak laki-laki dan 4% anak perempuan dilaporkan telah melakukan hubungan seksual sebelum usia 13 tahun, beberapa bahkan ketika berusia 10 tahun. Ketika mereka berusia 17 tahun sepertiga populasi orang muda sudah melakukan hubungan seksual minimal satu kali. (3) Pengetahuan orang muda tentang HIV telah mengalami peningkatan, tetapi masih terbatas, studi di lima provensi yang dilakukan oleh kementrian kesehatan menunjukkan peningkatan pengetahuan yang komprehensif tentang HIV dan AIDS di kalangan orang muda (15-24 tahun). Dalam studi di tahun 2011 lainnya, hanya 22% siswa Sekolah Menengah Pertama kelas 2 Sekolah Menengah Atas memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang penularan HIV, 64% masih memiliki miskomunikasi tentang HIV. (4) Tingkat pengetahuan mengenai HIV dan AIDS di antara penduduk kebanyakan di usia 15 tahun ke atas masih rendah. Survei Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa kira-kira 42% dari jumlah penduduk usia di atas 15 tahun belum pernah mendengar tentang HIV/AIDS. Hanya 10% perempuan dan 13% laki-laki memiliki pengetahuan komprehensif tentang penanggulangan HIV, meskipun proporsi tersebut lebih tinggi untuk pertanyaan-pertanyaan tertentu.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan dengan 8 siswa SMA Negeri 10 Malang, pada tanggal 6 April 2013, 8 siswa menyatakan kurang begitu paham dengan


(27)

4

penyakit AIDS adalah penyakit yang berbahaya, dan ciuman merupakan salah satu cara penularan selain menggunakan jarum suntik bergantian, dan sex bebas, serta mereka cara pencegahan HIV dengan tidak melakukan seks bebas, menggunakan narkoba dan disekolah ini terdapat buku serta belum pernah mendapatkan penyuluhan. Setelah ditanyakan kepada Pembina UKS, siswa-siswa pernah mendapatkan materi HIV/AIDS pada pelajaran biologi meskipun hanya sepintas. Selain itu juga KKR (Kader Kesehatan Remaja) tidak begitu paham dengan penyakit AIDS itu sendiri, serta KKR tersebut dipilih hanya sekedar pelengkap UKS tanpa melalui seleksi terlebih dahulu, serta terakhir dilakukan penyuluhan pada tahun 2008. Materi IMS (Infeksi Menular Seksual) sendiri terdapat pada mata pelajaran Biologi. Dilihat dari hal tersebut pengembang menginginkan siswa-siswa mampu memahami dan memiliki kemampuan lebih terutama mengenai HIV dan AIDS dan diharapkan menjadi contoh bagi sekolah lain.

Promosi/pendidikan kesehatan, tidak terlepas dari sasaran promosi kesehatan itu sendiri, dalam hal ini sasaran primer (primary target), dalam hal ini remaja Sekolah Menengah Atas merupakan sampel dari penelitian pengembangan ini. Berdasarkan teori bahwa remaja memiliki dua komponen kunci-imaginary audience dan personal fable. Personal fable adalah bagian dari egosentris remaja yang melibatkan rasa keunikan dan tidak terkalahkan. Perasaan tidak terkalahkan dapat menyebabkan remaja untuk percaya bahwa mereka sendiri kebal terhadap bahaya dan bencana (seperti kecelakaan mobil mematikan) yang terjadi pada orang lain. Akibatnya, beberapa remaja melakukan perilaku berisiko, seperti balapan, menggunakan narkoba, dan berhubungan seks tanpa menggunakan kontrasepsi atau pelindung terhadap infeksi menular seksual (Alberts, Elkind, & Ginsberg, 2007).


(28)

5

Salah satu upaya yang dilakukan yakni promosi kesehatan, promosi kesehatan tidak terlepas dari media yang digunakan sebagai instrument dalam menyampaikan materi yang akan disampaikan kepada audiens. Televisi memiliki tingkat penetrasi tertinggi di daerah perkotaan (82%), dibandingkan dengan radio (42%), majalah (31%) dan surat kabar (28%) (www. MediaIndonesia.id). Media internet melalui twitter dan facebook juga disarankan oleh peserta untuk mempromosikan HIV/AIDS karena remaja sekarang hampir semua menjadi anggota dalam jejaring social melalui media internet dan hampir setiap hari siswa-siswi tidak terlepas dari internet (Ekawati, dkk, 2012).Terlihat dari survey yang diadakan oleh Spire Research & Consulting yang bekerja sama dengan Majalah Marketing (2008) (http://marketing.co.id) mengenai trend dan kesukaan remaja Indonesia terhadap berbagai jenis kategori, salah satu kategorinya adalah media, ditemukan bahwa remaja sudah mengerti dan menggunakan internet dalam kehidupan sehari-hari. Hasil Riset Yahoo! Bersama dengan TNS Indonesia (2009) (dalam

Widyastuti, 2011) yang dilakukan di Indonesia mentyebutkan bahwa “Kalangan remaja

usia 15 sampai 19 tahun disebut mendominasi pengguna internet di Indonesia. Remaja usia 15-19 tahun disebut mencakup 64% dari pengguna internet di Indonesia.

Pada masa remaja terjadi masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa (Papalia, at.al, 2001).Dilihat dari perkembangan usianya, remaja tingkat SMA merupakan remaja awal yang sedang berada di dalam krisis identitas, cenderung mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi, selalu ingin mencoba-coba hala-hal baru, mudah terpengaruh dengan teman-teman sebayanya (peer groups), dan juga mulai suka memperluas hubungan pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan teman sebaya baik laki-laki maupun perempuan (Widyastuti, 2011).Namun para remaja sebagai


(29)

6

salah satu pengguna internet belum mampu memilah aktivitas internet yang bermanfaat, dan cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungan sosial tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu efek positif atau negatif yang akan diterima saat melakukan aktivitas internet tertentu (Budhyati, 2012). Hal ini mengakibatkan perilaku remaja cenderung meniru hal-hal yang dilihat dan didengar dari media internet.

Dilihat dari uraian diatas, peneliti ingin mengembangkan sebuah trobosan media promosi kesehatan, sebagai upaya peningkatan pengetahuan remaja mengenai penyakit HIV/AIDS dengan penelitian “Pengembangan Permainan Monopoli Sebagai Media Promosi Kesehatan dalam Meningkatkan Pengetahuan Remaja Sekolah Menengah Atas Tentang

Penyakit HIV/AIDS”. Permainan Monopoli pada dasarnya adalah permainan tradisional anak-anak, akan tetapi dapat digunakan sebagai media untuk menyampaikan suatu informasi kesehatan, permainan monopoli dipilih karena termasuk permainan yang relative digemari anak dan mudah dalam memainkannya, serta adapun kelebihan dari permainan monopoli yang diterapkan pada siswa-siswa SMA yakni permainan mudah dimainkan, pemain dapat merasakan rasa senang, dan rasa ingin tahu, serta mudah dioperasikan (Susanto dkk, 2012). Permainan monopoli yang akan dikembangkan yakni permainan monopoli dengan memberikan simbol atau gambar dan pertanyaan pada kotak time quiz dan setiap kotak sehingga pada saat pemain masuk pada kotak petak tanah dan ingin membelikan petak tanah tersebut maka pemain diharuskan menjawab pertanyaan yang ada pada sertifikat tanah, dalam permainan monopoli ini akan diberikan sentuhan warna yang menarik sehingga remaja tidak merasa bosan dan meningkatkan keingin tahuan remaja ketika permainan berlangsung, monopoli yang dikembangkan akan didesain sesuai dengan tahap perkembangan remaja yakni dengan gambar yang


(30)

7

abstrak dan kata-kata yang bisa di simpulkan sesuai dengan gambar, karena pada tahap operasional formal remaja sudah mulai mampu berpikir logis dengan objek-objek yang abstrak (Asrosi, 2009). Dari kharateristik yang dimiliki monopoli tersebut dapat digolongkan dalam jenis media grafis.Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui kata-kata, kalimat, angka-angka, dan gambar atau simbol.Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik untuk diingat orang (Wardhani, 2012). Dari penelitian pengembangan ini peneliti berharap siswa-siswa mampu memahami materi HIV dan AIDS yang disampaikan pada media monopoli yang sudah tervalidasi dan dapat dipertanggung jawabkan tersebut.

1.2 Tujuan Penelitian dan Pengembangan 1.2.1 Tujuan Umum

Menyusun media permainan monopoli sebagai media promosi kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan remaja siswa Sekolah Menengah Atas, mengenai penyakit HIV/AIDS.

1.2.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian yang dilakukan yakni :

1. Mengembangkan media permainan monopoli sebagai media promosi kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan remaja mengenai penyakit HIV/AIDS.

2. Menganalisis keterterapan media permainan monopolisebagai media promosi kesehatan dalam upaya peningkatan pengetahuan remaja mengenai penyakit HIV/AIDS.


(31)

8

1.3 Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Untuk menghasilkan media yang mampu memberi kemudahan dalam kegiatan promosi kesehatan, maka perancangan media yang akan dikembangkan memiliki kriteria khusus, yakni media permainan monopoli yang akan dikembangkan adalah media promosi yang dapat digolongkan dalam jenis media grafis. Media grafis adalah media visual yang dapat menyajikan fakta, ide, maupun informasi melalui penyajian kalimat, angka, dan gambar. Media ini termasuk dalam kategori visual aids yang tidak diproyeksikan dan dimanfaatkan untuk kegiatan promosi kesehatan.

Permainan monopoli dikembangkan sedemikian rupa dengan ukuran 80cmx80cm, jumlah sebanyak 40 kotak, dengan ukuran tiap kotak 10cmx10cm, disetiap deret kotak terdapat 1 kotak kesempatan, dan 24 kotak materi HIV/AIDS baik berupa tulisan dan gambar, di setiap pojok terdapat 1 kotak start, 1 kotak Rumah Sakit, 1 kotak Bebas HIV, 1 kotak Terkena AIDS, 4 kotak quiz time (setiap deret terdapat 1 kotak quiz time) ,4 petak taukah kamu (did you know) setiap deret terdapat 1 kotak, serta terdapat gold card (1 kartu) yang berfungsi untuk membebaskan pemain dari pertanyaan dengan memberikan atau melemparkan pertanyaan pada saat pemain yang mendapatkan quiz time(kartu pertanyaan) untuk dilemparkan kepada pemain yang lainnya, dan 1 kartu BEBAS HIV yang bisa ditukarkan ke bank atau bisa digunakan saat masuk Rumah sakit, kartu pertanyaan sebanyak 20 pertanyaan untuk petak quiz time, 20 kartu informasi yang berisikan materi promosi kesehatan mengenai HIV dan AIDS untuk petak taukah kamu/did you know, 24set kartu hak milik yang dilengkapi dengan pertanyaan, pada petak yang akan dibeli dan jawabannya serta harga sewa tanah. Ditengah-tengah petak yaitu


(32)

9

berupa gambar pita HIV dengan penderita AIDS. Bidak yang digunakan berukuran 10cm sebanyak 6 buah bidak, dan 2 buah dadu.

Adapun aturan dalam permainan monopoli ini, antara lain: 1) Permainan dilakukan maksimal 6 orang dan minimal 2 orang pemain

2) Setiap pemain harus hompimpang untuk menentukan pemain awal dan seterusnya dengan melempar dadu, untuk nilai tertinggi dari melempar dadu maka dia adalah pemain pertama begitu sebaliknya.

3) Kemudian setelah itu permainan berlangsung dengan melempar dadu secara berurutan sesuai dengan urutan pemain.

4) Bidak dijalankan sesuai nilai dari hasil melempar dadu.

5) Ketika pemain ingin membeli petak tanah pada bank, kemudian pemain bisa mendapatkan kartu sertifikat kepemilikan tanah dan setelah pembeli mendapatkan sertifikat tanah maka si pemain harus membacakan dengan keras jawaban dan pertanyaan yang ada pada sertifikat tanah tersebut.

6) Pada saat pemain berada pada kotak quiztime maka pemain wajib menjawab pertanyaan yang disediakan pada kartu quiz time. Apabila pemain dapat menjawab makan mendapatkan dana $20.000,-

7) Ketika pemain masuk pada petak taukah kamu/did you know maka dia wajib mengambil kartu informasi dan kemudian membacakannya, sehingga pemain yang lain mengetahui informasi kesehatan yang ada pada kartu tersebut.

8) Pada saat pemain B lain memasuki kotak milik pemain A maka pemain B tersebut wajib menjawab pertanyaan yang ada pada petak tanah milik si A


(33)

10

9) Pada saat pemain berada pada kotak taukah kamu maka pemain berkesempatan untuk mendapatkan kartu informasi yang berwana merah muda.

10) Selanjutnya pada saat pengambilan kartu pertanyaan akan terdapat gold card dimana kartu ini berfungsi membebaskan pemain untuk menjawab pertanyaan yang ada dengan melemparkan pertanyaan kepemain lainnya dan apabila pemain lain yang ditunjuk tidak bisa menjawab maka pemain tersebut harus membayar denda sebanyak $ 5000,-

11) Pemain ditentukan sebagai pemenang dilihat dari harta kekayaan, point peserta bisa menjawab pertanyaan (setiap pertanyaan mendapatkan 5 point), dan merupakan pemain terkaya dari pemain yang lainnya.

12) Untuk pemain yang dianggap kalah apabila pinjaman di bank sudah melewati $ 200.000,- dan harta disita oleh bank ketika pemain dianggap gugur.

1.4 Pentingnya penelitian dan Pengembangan

Pengembanagan monopolisebagai media promosi yang digunakan sebagaiupaya meningkatkan pengetahuan siswa-siswi remaja Sekolah Menengah Atasdalammengetahui dan memahami bahaya penyakit HIV/AIDS. Adapun pentingnya pengembangan monopoli dalam upaya promosi kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi Pengembang

Melalui penelitian pengembangan ini, pengembang dapat mengembangkan monopoli sebagai media promosi yang telah tervalidasi dan dapat dipertanggungjawabkan pemanfaatannya dalam kegiatan promosi kesehatan terkait penyakit HIV/AIDS. Memberikan kemudahan kepada pengembang sebagai tenaga kesehatan dalam upaya penyuluhan terkait materi HIV dan AIDS.


(34)

11

Pengembang juga dapat mengaplikasikan materi kuliah Pendidikan Dalam Keperawatan (PDK) mengenai pendidikan kesehatan dan materi kuliah Keperawatan Medikal Bedah (KMB) mengenai penyakit Imunologi (HIV dan AIDS) sebagai upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai bahaya penyakit HIV dan AIDS.Materi yang disampaikan dalam media monopoli menyangkut isi materi kuliah patofisiologi mengenai 7 penyakit infeksi, serta mengaplikasikan materi komunitas mengenai KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi).

2. Manfaat bagi sekolah

Sebagai masukan media promosi kesehatan bagi sekolah yang dapat diterapkan dalam upaya mempromosikan bahaya penyakit HIV/AIDS pada siswa-siwa melalui kegiatan TRIAS UKS.

3. Manfaat bagi masyarakat

Dengan menggunakan media yang sudah dikembangkan, diharapkan bisa memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya siswa-siswa Sekolah Menengah Atas dalam memahami materi yang disampaikan dalam promosi kesehatan, serta dengan media monopoli diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat terhadap materi yang disampaikan dan tidak memberikan kebosanan kepada masyarakat, sehingga mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap penyakit menular yang berbahaya, seperti HIV/AIDS.

4. Manfaat bagi profesi keperawatan

Sebagai acuan bagi perawat dalam melakukan promosi kesehatan di sekolah menggunakan media yang dikembangkan dan dapat dipertanggungjawabkan.Dibidang ilmu keperawatan komunitas untuk meningkatkan status derajat kesehatan masyarakar


(35)

12

sekolah, khususnya remaja yang bersekolah yang membutuhkan media. Dengan dilakukan penelitian pengembangan monopoli ini diharapkan dapat memberikan instrument atau media promosi yang menarik sebagai alat bantu dalam melakukan KIE (Komunikasi, Edukasi, Informasi) kesehatan kepada masyarakat, dan dengan media monopoli ini juga diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam penyampaian materi yang akan diberikan kepada masyarakat.

1.5 Keterbatasan penelitian dan pengembangan

Penelitian dan pengembangan ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya yaitu:

1. Jumlah anak yang terlibat dalam setiap permainan monopoli terbatas sehingga membutuhkan alokasi waktu yang cukup banyak untuk menerapkannya, terlebih metode yang digunakan yakni permainan simulasi diterapkan dalam upaya promosi kesehatan melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Bila digunakan dalam kelompok besar perlu adanya pembagian dalam kelompok kecil sebelum memulai permainan. 2. Kompleksnya informasi terkait HIV/AIDS sehingga informasi yang disampaikan

dalam media permainan monopoli hanya berupa informasi-informasi penting agarremaja memiliki pengetahuan tentang bahaya penyakit HIV/AIDS, sehingga diharapkan remaja dapat menghindari perilaku yang menyimpang, dan menghindari diri dari resiko terjadinya penyakit HIV/AIDS.

3. Keterbatasan sasaran yang akan diberikan yakni remaja yang bersekolah, sehingga perlu adaya pengembangan media untuk diberikan kepada cakupan sasaran yang lebih luas.


(36)

13

1.6 Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian, berikut ini adalah definisi istilah:

1. Pengembangan media (teknologi promosi kesehatan) adalah suatu proses untuk mengembangakan atau menyempurnakan media yang digunakan dalam pembelajaran (Sukmadinata, 2009).Agar diperoleh hasil yang efektif dalam proses promosi kesehatan diperlukan alat bantu atau media pendidikan. Fungsi media dalam pendidikan adalah sebagai alat peraga untuk menyampaikan informasi atau pesan-pesan tentang kesehatan (Notoatmodjo, 2007). Media yang dikembangkan dalam hal ini adalah monopoli.Monopoli adalah permainan papan yang dibagi dalam kotak kecil-kecil yang didalamnya terdapat informasi tentang mengenai penyakit HIV dan AIDS sehingga informasi atau pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan lebih mudah dipahami dalam suasana yang menyenangkan.

2. Promosi kesehatan adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu. Dengan adanya pesan tersebut maka diharapkan masyarakat, kelompok, atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang baik (Notoatmodjo, 2007). Promosi kesehatan dalam penelitian ini adalah upaya menyampaikan pesan mengenai penyakit HIV dan AIDS. 3. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang melemahkan sistem

kekebalan tubuh atau perlindungan tubuh manusia. Virus inilah yang menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) (Brooks, 2004).Human Immunodeficiency Virus (HIV)/AIDS merupakan salah satu penyebab kematian kedua setelah TB paru, sehingga dalam hal ini dilakukan promosi kesehatan. Kajian/konsep penyakit


(37)

14

HIV/AIDSakan dicantumkan pada media promosi yang akan dibuat yakni monopoli.Sedangkan penambahan materi akan disesuaikan dengan studi need assesment dalam penelitian pengembangan ini.

4. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Alat penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang dipengaruhi melalui indera pendengaran dan pengelihatan. Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas yang berbeda-beda (Taufik, 2007). Pengetahuan siswa dalam penelitian ini melitputi pengetahuan siswa mengenai konsep penyakit HIV/AIDS yakni, pengertian, cara penularan, mitos dan fakta mengenai HIV/AIDS, pencegahan dan penanggulangan, fase-fase terjadinya HIV/AIDS.

5. Monopoli adalah salah satu permainan papan yang paling terkenal di dunia. Tujuan permainan ini adalah untuk menguasai semua petak di atas papan melalui pembelian, penyewaan dan pertukaran property dalam system ekonomi yang disederhanakan. Setiap pemain melemparkan dadu secara bergiliran untuk memindahkan bidaknya, dan apabila ia mendarat di petak yang belum dimiliki oleh pemain lain, ia dapat membeli petak itu sesuai harga yang tertera. Bila petak itu sudah dibeli pemain lain, ia harus membayar uang sewa yang jumlahnya juga sudah ditetapkan (Syahsiyah, 2008).


(1)

berupa gambar pita HIV dengan penderita AIDS. Bidak yang digunakan berukuran 10cm sebanyak 6 buah bidak, dan 2 buah dadu.

Adapun aturan dalam permainan monopoli ini, antara lain: 1) Permainan dilakukan maksimal 6 orang dan minimal 2 orang pemain

2) Setiap pemain harus hompimpang untuk menentukan pemain awal dan seterusnya dengan melempar dadu, untuk nilai tertinggi dari melempar dadu maka dia adalah pemain pertama begitu sebaliknya.

3) Kemudian setelah itu permainan berlangsung dengan melempar dadu secara berurutan sesuai dengan urutan pemain.

4) Bidak dijalankan sesuai nilai dari hasil melempar dadu.

5) Ketika pemain ingin membeli petak tanah pada bank, kemudian pemain bisa mendapatkan kartu sertifikat kepemilikan tanah dan setelah pembeli mendapatkan sertifikat tanah maka si pemain harus membacakan dengan keras jawaban dan pertanyaan yang ada pada sertifikat tanah tersebut.

6) Pada saat pemain berada pada kotak quiztime maka pemain wajib menjawab pertanyaan yang disediakan pada kartu quiz time. Apabila pemain dapat menjawab makan mendapatkan dana $20.000,-

7) Ketika pemain masuk pada petak taukah kamu/did you know maka dia wajib mengambil kartu informasi dan kemudian membacakannya, sehingga pemain yang lain mengetahui informasi kesehatan yang ada pada kartu tersebut.

8) Pada saat pemain B lain memasuki kotak milik pemain A maka pemain B tersebut wajib menjawab pertanyaan yang ada pada petak tanah milik si A


(2)

9) Pada saat pemain berada pada kotak taukah kamu maka pemain berkesempatan untuk mendapatkan kartu informasi yang berwana merah muda.

10) Selanjutnya pada saat pengambilan kartu pertanyaan akan terdapat gold card dimana kartu ini berfungsi membebaskan pemain untuk menjawab pertanyaan yang ada dengan melemparkan pertanyaan kepemain lainnya dan apabila pemain lain yang ditunjuk tidak bisa menjawab maka pemain tersebut harus membayar denda sebanyak $ 5000,-

11) Pemain ditentukan sebagai pemenang dilihat dari harta kekayaan, point peserta bisa menjawab pertanyaan (setiap pertanyaan mendapatkan 5 point), dan merupakan pemain terkaya dari pemain yang lainnya.

12) Untuk pemain yang dianggap kalah apabila pinjaman di bank sudah melewati $ 200.000,- dan harta disita oleh bank ketika pemain dianggap gugur.

1.4 Pentingnya penelitian dan Pengembangan

Pengembanagan monopolisebagai media promosi yang digunakan sebagaiupaya meningkatkan pengetahuan siswa-siswi remaja Sekolah Menengah Atasdalammengetahui dan memahami bahaya penyakit HIV/AIDS. Adapun pentingnya pengembangan monopoli dalam upaya promosi kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi Pengembang

Melalui penelitian pengembangan ini, pengembang dapat mengembangkan monopoli sebagai media promosi yang telah tervalidasi dan dapat dipertanggungjawabkan pemanfaatannya dalam kegiatan promosi kesehatan terkait penyakit HIV/AIDS. Memberikan kemudahan kepada pengembang sebagai tenaga kesehatan dalam upaya penyuluhan terkait materi HIV dan AIDS.


(3)

Pengembang juga dapat mengaplikasikan materi kuliah Pendidikan Dalam Keperawatan (PDK) mengenai pendidikan kesehatan dan materi kuliah Keperawatan Medikal Bedah (KMB) mengenai penyakit Imunologi (HIV dan AIDS) sebagai upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai bahaya penyakit HIV dan AIDS.Materi yang disampaikan dalam media monopoli menyangkut isi materi kuliah patofisiologi mengenai 7 penyakit infeksi, serta mengaplikasikan materi komunitas mengenai KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi).

2. Manfaat bagi sekolah

Sebagai masukan media promosi kesehatan bagi sekolah yang dapat diterapkan dalam upaya mempromosikan bahaya penyakit HIV/AIDS pada siswa-siwa melalui kegiatan TRIAS UKS.

3. Manfaat bagi masyarakat

Dengan menggunakan media yang sudah dikembangkan, diharapkan bisa memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya siswa-siswa Sekolah Menengah Atas dalam memahami materi yang disampaikan dalam promosi kesehatan, serta dengan media monopoli diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat terhadap materi yang disampaikan dan tidak memberikan kebosanan kepada masyarakat, sehingga mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap penyakit menular yang berbahaya, seperti HIV/AIDS.

4. Manfaat bagi profesi keperawatan

Sebagai acuan bagi perawat dalam melakukan promosi kesehatan di sekolah menggunakan media yang dikembangkan dan dapat dipertanggungjawabkan.Dibidang ilmu keperawatan komunitas untuk meningkatkan status derajat kesehatan masyarakar


(4)

sekolah, khususnya remaja yang bersekolah yang membutuhkan media. Dengan dilakukan penelitian pengembangan monopoli ini diharapkan dapat memberikan instrument atau media promosi yang menarik sebagai alat bantu dalam melakukan KIE (Komunikasi, Edukasi, Informasi) kesehatan kepada masyarakat, dan dengan media monopoli ini juga diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam penyampaian materi yang akan diberikan kepada masyarakat.

1.5 Keterbatasan penelitian dan pengembangan

Penelitian dan pengembangan ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya yaitu:

1. Jumlah anak yang terlibat dalam setiap permainan monopoli terbatas sehingga membutuhkan alokasi waktu yang cukup banyak untuk menerapkannya, terlebih metode yang digunakan yakni permainan simulasi diterapkan dalam upaya promosi kesehatan melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Bila digunakan dalam kelompok besar perlu adanya pembagian dalam kelompok kecil sebelum memulai permainan. 2. Kompleksnya informasi terkait HIV/AIDS sehingga informasi yang disampaikan

dalam media permainan monopoli hanya berupa informasi-informasi penting agarremaja memiliki pengetahuan tentang bahaya penyakit HIV/AIDS, sehingga diharapkan remaja dapat menghindari perilaku yang menyimpang, dan menghindari diri dari resiko terjadinya penyakit HIV/AIDS.

3. Keterbatasan sasaran yang akan diberikan yakni remaja yang bersekolah, sehingga perlu adaya pengembangan media untuk diberikan kepada cakupan sasaran yang lebih luas.


(5)

1.6 Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian, berikut ini adalah definisi istilah:

1. Pengembangan media (teknologi promosi kesehatan) adalah suatu proses untuk mengembangakan atau menyempurnakan media yang digunakan dalam pembelajaran (Sukmadinata, 2009).Agar diperoleh hasil yang efektif dalam proses promosi kesehatan diperlukan alat bantu atau media pendidikan. Fungsi media dalam pendidikan adalah sebagai alat peraga untuk menyampaikan informasi atau pesan-pesan tentang kesehatan (Notoatmodjo, 2007). Media yang dikembangkan dalam hal ini adalah monopoli.Monopoli adalah permainan papan yang dibagi dalam kotak kecil-kecil yang didalamnya terdapat informasi tentang mengenai penyakit HIV dan AIDS sehingga informasi atau pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan lebih mudah dipahami dalam suasana yang menyenangkan.

2. Promosi kesehatan adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu. Dengan adanya pesan tersebut maka diharapkan masyarakat, kelompok, atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang baik (Notoatmodjo, 2007). Promosi kesehatan dalam penelitian ini adalah upaya menyampaikan pesan mengenai penyakit HIV dan AIDS. 3. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang melemahkan sistem

kekebalan tubuh atau perlindungan tubuh manusia. Virus inilah yang menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) (Brooks, 2004).Human Immunodeficiency Virus (HIV)/AIDS merupakan salah satu penyebab kematian kedua setelah TB paru, sehingga dalam hal ini dilakukan promosi kesehatan. Kajian/konsep penyakit


(6)

HIV/AIDSakan dicantumkan pada media promosi yang akan dibuat yakni monopoli.Sedangkan penambahan materi akan disesuaikan dengan studi need assesment dalam penelitian pengembangan ini.

4. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Alat penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang dipengaruhi melalui indera pendengaran dan pengelihatan. Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas yang berbeda-beda (Taufik, 2007). Pengetahuan siswa dalam penelitian ini melitputi pengetahuan siswa mengenai konsep penyakit HIV/AIDS yakni, pengertian, cara penularan, mitos dan fakta mengenai HIV/AIDS, pencegahan dan penanggulangan, fase-fase terjadinya HIV/AIDS.

5. Monopoli adalah salah satu permainan papan yang paling terkenal di dunia. Tujuan permainan ini adalah untuk menguasai semua petak di atas papan melalui pembelian, penyewaan dan pertukaran property dalam system ekonomi yang disederhanakan. Setiap pemain melemparkan dadu secara bergiliran untuk memindahkan bidaknya, dan apabila ia mendarat di petak yang belum dimiliki oleh pemain lain, ia dapat membeli petak itu sesuai harga yang tertera. Bila petak itu sudah dibeli pemain lain, ia harus membayar uang sewa yang jumlahnya juga sudah ditetapkan (Syahsiyah, 2008).