Variabel Penelitian Rancangan Penelitian Prosedur Penelitian

20 penelitian tetap dapat dilakukan dengan sampel yang siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bae Kudus.

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yang akan diteliti yaitu : 1. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat penerapan model pembelajaran CIRC berbantuan scramble terhadap hasil belajar aspek kognitif materi sistem peredaran darah. 2. Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat perolehan skor tes materi sistem peredaran darah.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain penelitiannya yaitu Quasi Experimental Design . Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Memilih sampel dengan teknik convenience sampling. b. Menentukan unit percobaan atas dua kelompok. Kelompok 1 diberi perlakuan dengan penerapan mdel pembelajaran CIRC berbantuan Scramble yang merupakan kelompok eksperimen, sedangkan kelompok ke 2 tidak diberi perlakuan tanpa penerapan CIR berbantuan Scramble yang merupakan kelompok kontrol. c. Memberikan skor tes akhir untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. d. Melakukan uji asumsi normalitas dan homogenitas. e. Melakukan uji hipotesis penelitian.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini meliputi persiapan, pelaksanaan, dan pengambilan data sebagai berikut. 1. Tahap Persiapan Penelitian a. Melaksanakan observasi di SMP Negeri 3 Bae Kudus untuk mengetahui subjek penelitian. 21 b. Menentukan populasi penelitian yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bae Kudus c. Menentukan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian dengan teknik convenience sampling, berdasarkan anjuran dari guru biologi kelas VIII yaitu siswa kelas VIII A dan VIII F. d. Membuat instrumen penelitian berupa: silabus, RPP, soal-soal evaluasi untuk mengukur skor tes kognitif siswa, lembar angket tanggapan siswa. e. Melakukan uji instrumen penelitian. 2. Tahap Uji Instrumen a. Instrumen Tes Instrumen tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen yang baik harus memenuhi syarat valid, reliabel, memiliki daya pembeda dan tingkat kesukaran yang seimbang. Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian instrumen diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba instrumen ini dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 3 Bae Kudus tahun ajaran 20102011 pada semester gasal dan hasilnya dianalisis dengan cara sebagai berikut. 1 Validitas butir soal Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Menurut Arikunto 2002 bahwa tes dikatakan baik apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Cara menghitung validitas butir soal tes dalam penelitian adalah dengan cara mengkorelasikan antara skor total dengan skor butir soal ke dalam rumus: Rumus Validitas dengan angka kasar Arikunto 2005. Keterangan : r xy = koefisien korelasi antar skor item. N = jumlah peserta tes. ∑X = jumlah skor item. ∑Y = jumlah skor total. { } { } 2 2 2 2 xy r ΣΥ − ΝΣΥ ΣΧ − ΝΣΧ ΣΥ ΣΧ − ΝΣΧΥ = 22 ∑XY = jumlah perkalian skor item dengan skor total. ∑X 2 = jumlah kuadrat skor item. ∑Y 2 = jumlah kuadrat skor total. Setelah diperoleh harga r xy kemudian dikonsultasikan dengan harga r Tabel dengan taraf optimal 5 product moment. Apabila harga r xy lebih besar pada r Tabel maka butir soal tersebut optimal. Kriteria besarnya koefisien korelasi menurut Arikunto 2005 yang dimodifikasi sebagai berikut: 0,810 – 1,000 = sangat tinggi. 0,610 – 0,809 = tinggi. 0,410 – 0,609 = cukup. 0,210 – 0,409 = rendah. 0,000 – 0,209 = sangat rendah. Hasil analisis validitas butir soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini : Tabel 1 Hasil analisis validitas butir soal uji coba Kriteria Nomor Soal Jumlah Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 45, 46, 47, 48, 49 41 Tidak Valid 11, 13, 14, 21, 25, 28, 36, 44, 50, 9 Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 7. 2 Reliabilitas soal Reliabilitas adalah ukuran kemampuan perangkat tes atau instrumen.Suatu instrumen dikatakan reliable jika tes tersebut memberikan keajegan atau kestabilan dan konsisten dari karateristik yang diteliti, sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya Arikunto 2002. Rumus untuk menghitung reliabilitas instrument adalah KR-21: r 11 = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − Vt K M K M K K . 1 1 23 Keterangan : r 11 = Reliabilitas soal M = Rata-rata skor awal K = Jumlah butir soal Vt = variasi skor total = kuadrat simpangan baku Harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf signifikan 5, jika harga r hitung r tabel product moment maka instrumen yang diuji cobakan bersifat reliabel. 3 Daya pembeda soal Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai. Soal disebut mempunyai daya pembeda baik jika soal itu dijawab benar oleh sebagian besar siswa yang pandai dan dijawab salah oleh sebagian besar oleh sebagian besar orang yang berkemampuan rendah Arikunto 2005. Daya pembeda soal dapat dihitung menggunakan rumus: Keterangan : DP = daya beda. JA = banyaknya peserta kelompok atas. JB = banyaknya peserta kelompok bawah. BA = banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok atas. BB = banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah. Setelah perhitungan daya pembeda sudah diketahui kemudian dimasukkan dalam klasifikasi daya pembeda. Dimana daya beda menurut Arikunto 2002 adalah sebagai berikut: Tabel 2 Kriteria daya pembeda soal uji coba Skor daya pembeda Keterangan D ≤ 0.00 Sangat Jelek 0.00 D ≤ 0.20 Jelek 0.20 D ≤ 0.40 Cukup 0.40 D ≤ 0.70 Baik 0.70 D ≤ 1.00 Sangat Baik JB BB A − = JA B DP 24 Hasil analisis pembeda soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini : Tabel 3 Hasil analisis daya pembeda soal uji coba Kriteria Nomor Soal Jumlah Baik Sekali - Baik 6, 8, 11, 17, 29, 31, 37, 42, 43, 45, 48, 50 12 Cukup 1, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 19, 22, 25, 26, 33, 34, 39, 40, 49 20 Jelek 2, 16, 18, 20, 21, 23, 24, 27, 28, 30, 32, 35, 36, 38, 41, 44, 46, 47 18 Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 11 4 Taraf kesukaran soal Taraf kesukaran soal adalah seberapa mudah atau sulit bagi kelompok siswa Arikunto 2005. Ditinjau dari tingkat kesukaran, soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu sulit dapat menyebabkan siswa cepat putus asa dan tidak mau mencoba lagi karena hal itu diluar kemampuan mereka. Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran soal yang besarnya antara 0,00 – 1,00. Tingkat kesukaran soal dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus Arikunto 2005: JS B P = P = Indeks kesukaran soal B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa pengikut tes Tabel 4 Indeks kesukaran soal uji coba Skor taraf kesukaran Keterangan P ≤ 0,30 Butir soal sukar 0,30 P ≤ 0,70 Butir soal sedang 0,70 P ≤ 1,00 Butir soal mudah Tabel 5 Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal uji coba Kriteria Nomor Soal Jumlah Terlalu Sukar - Sukar 9, 21, 25, 28, 32, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 44, 46, 47 15 25 Sedang 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 24, 29, 30, 31, 33, 34, 42, 45, 48, 50 29 Mudah 13, 20, 22, 23, 43, 49 6 Terlalu mudah - Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 9 5 Memilih item soal yang sudah teruji berdasarkan analisis yang dilakukan. Berdasarkan analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran butir soal dan daya pembeda, soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang dinyatakan valid, reliabel dan mempunyai daya pembeda dengan kriteria cukup dan baik. Sedangkan untuk tingkat kesukaran butir soal dilihat komposisinya antara soal yang sukar, sedang dan mudah. Soal yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini. Tabel 6. Soal yang digunakan untuk evaluasi akhir pada pembelajaran Jenis Soal Nomor Butir Soal Digunakan Tidak digunakan Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 17, 19, 22, 25, 29, 31, 34, 37, 39, 40, 42, 43, 45, 48, 49, 50 14, 16, 18, 20, 21, 23, 24, 26, 27, 28, 30, 32, 33, 35, 36, 38, 41, 44, 46, 47 Jumlah 30 20 Data Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 6 b. Angket Tanggapan Siswa Angket tanggapan siswa diberikan bertujuan untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan model pembelajaran CIRC dikombinasikan scramble dilakukan oleh siswa dikelas. 3. Tahap Pelaksanaan a. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2010 pada kelas VIII A dan VIII F SMP Negeri 3 Bae Kudus. b. Penelitian dilaksanakan dalam 4 jam pelajaran 1 jam pelajaran 45 menit yaitu 3 kali pertemuan pada kelompok eksperimen dan 3 kali pertemuan pada kelompok kontrol yang tersusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. c. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun pada kelas VIII A dan VIIIF sebagai kelas eksperimen. 26 ∑ = − = k 1 i 2 2 Ei Ei Oi hitung χ d. Memberikan tes evaluasi untuk mengukur skor tes kognitif siswa. e. Meminta siswa untuk mengisi angket tanggapan siswa di akhir pembelajaran untuk mengukur tingkat keterlaksanaan model pembelajaran CIRC berbantuan Scramble.

F. Data dan Metode Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan cd ineraktif dalam model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar IPA: kuasi eksperimen di SMP Negeri 5 Tangerang.

0 3 252

Pengaruh penerapan laboratorium virtual terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem peredaran darah

0 22 0

Pengaruh penggunaan media animasi dengan analogi terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah: kuasi eksperimen di SMP Muhammadiyah 22 Pamulang

2 15 257

Pengaruh Penggunaan LKS Berbasis Learning Cycle 7e terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Konstruktivisme Konsep SIstem Peredaran Darah

0 3 12

(ABSTRAK) PENGARUH PEMBELAJARAN CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) BERBANTUAN SCRAMBLE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH SISWA SMP.

0 0 2

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAVI BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA DI SMP

0 1 36

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE BERBANTUAN FLASHCARD TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

0 1 11

PENGARUH METODE SIMULASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA PADA SISWA KELAS VIII SMPN 7 PALANGKA RAYA

0 0 21

Pengaruh Metode Simulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Sistem Peredaran Darah Manusia pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 7 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 15

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA LKS MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 KODI

6 19 60