Pengaruh penggunaan media animasi dengan analogi terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah: kuasi eksperimen di SMP Muhammadiyah 22 Pamulang

(1)

(Kuasi Eksperimen di SMP Muhammadiyah 22 Pamulang)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

KHOIRUNNISA

NIM: 109016100056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M


(2)

Skripsi yarg be+udr;l Peugarulr Peuggunaan Medla Animasi dengan Aualoe! Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Sistem Peredaran Darah disusun oleh Khoirunnisa,

NIM

109016100056, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegru-uan. Universitas isiam i.iegen Syanf Hitiayatuiiah iakarta. 'i'eiair meiaiui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

iakarta, 6 September 2Al4

Yang mengesahkan:

Pembimbing ii,

v4,:*

NIP. 19681228 2AA3A3 I 004

Dr. Yanii iierianti. M.Pri

NIP. 19710119 200801 2 010 Pembimbing i,


(3)

disusun oieli Khoirunnisa, Niir,t tOqCt61CC055, diajukan kepada Fakuitas Iirnu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayahrllah .Iakarta dan telah dinyatakan lulus daiam Ujian Munaqasah pada tanggal 7 Oktober 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) pada

Jimsan Pendidikan llmu Pengeiahum:' Aiam (iPA) Pragram Studi Psadidikan

Biologi.

Jakarta, November 20tr4

f)^...'+i^ I ;::^^ l{ ;,..^^ ^^^^L

r dlltilcl LlJldll tvrtU ldq6i5dll

r\utLt(r r dlurrd uJ r4lr -vrLtildqas(ur

Dr. Zulflani. M.Pd

NrP. 19760309 200501 2 402 Penguji I

Dr. Ahmad So*,'an. L,l.Fd. NrP. 196s0115 198703 1020 Penguji II

Eny S. Rosyidatun. MA NrP. 19750924 244604 2 001

/4 - tt

-20lq

asi\

R IvtEuB\rt(UtUl.J^--^r^L...i.

Dekan Fakultas Ihnu Tarbiyah dan Kegwuan,


(4)

yang bertanda tan Nama

NIM

Jurusan/Prodi Alamat

1.

Namapembimbing I NIP

Jurusan/Program Studi

2.

Namapembimbing

II

NIP

Jurusan/Program Studi

Dr. Sujiyo Miranto, M.pd 1968t228 200303

I

004

Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi

Dr. Yanti Herlanti, M.pd

19710119 200801 2 Ot}

Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi gan dibawah ini:

Khoirunnisa 109016100056

Pendidikan IPA/ pendidikan Biologi

Jl. Joglo Baru Rt 03106 Joglo, Kembangan, JakartaBarat

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHI{YA

Bahwa skripsi yang berjudur pengaruh penggunaan Media Animasi

dengan

Analogi terhadap Hasil Berajar Biorogi Siswa pada Konsep sistem peredaran

Darah adalahbenar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Demikian surat pernyataan

ini

saya buat dengan sesu,gguhnya

clan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bgkan hasil karya sendiri.

J akarla, 22 S eptemb er 20 I 4 Yang menyatakan


(5)

i

ABSTRAK

Khoirunnisa. NIM. 109016100056. Pengaruh Penggunaan Media Animasi dengan Analogi terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Sistem Peredaran Darah (Kuasi Eksperimen di SMP Muhammadiyah 22 Pamulang). Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media animasi dengan analogi terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah manusia. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 22 Pamulang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan rancangan penelitian Nonequivalent Control Group Design. Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik random sampling. Sampel penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing berjumlah 32 siswa. Kelas eksperimen menggunakan media animasi dengan analogi, sedangkan kelas kontrol menggunakan media animasi tanpa analogi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes objektif pilihan ganda dengan empat pilihan (option). Analisis data kedua kelompok menggunakan uji t, diperoleh hasil thitung

sebesar 2,32 dan ttabel pada taraf signifikan α = 0,05 sebesar 2,04, maka thitung >

ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media animasi

dengan analogi terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah.

Kata Kunci: Media Animasi dengan Analogi, Hasil Belajar, Sistem Peredaran Darah Manusia


(6)

ii

Circulatory System. (A Quasi Experiment at SMP Muhammadiyah 22 Pamulang). Thesis of Biology Education Study Program, Department of Natural Science Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2014.

This research aimed to find out the influence of animation media with analogy toward the result of biology learning of student on the concepts of circulatory system. The research was conducted at SMP Muhammadiyah 22 Pamulang. The method used in this research was the quasi experimental method with nonequivalent control group design research. The sampling technique used in this research was a random sampling technique. The research sample of experiment class and control class totalled 32 students. The experiment class used animation media with analogy while the control class used animation media without analogy. The instrument used in this research was the objective test through multiple choice type with four options. A t-test was applied in the data analysis. This obtained tcount 2,32 and ttable 2,04 in the significant level a = 0,05, the tcount > ttable. It indicated that there is influence of animation media with analogy toward the result of biology’s learning on the concept circulatory system.

Keywords: Animation Media with Analogy, The Result of Biology Learning, Human Circulatory System.


(7)

iii

Puji syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat, ridho dan kasih sayang-Nya penulis memperoleh kemudahan dalam menyusun skripsi yang berjudul Pengaruh Penggunaan Media Animasi dengan Analogi terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Sistem Peredaran Darah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih. Dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Ibu Nurlena Rifai, M.A Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Zulfiani, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd, Dosen Pembimbing I yang penuh kesabaran

dan keikhlasan dalam membimbing penulis selama ini.

5. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang penuh kesabaran dan keikhlasan dalam membimbing penulis selama ini.

6. Ibu Meiry Fadilah Noor, M.Si, Dosen Pendidikan Biologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan terkait uji kelayakan konten media animasi dengan analogi yang digunakan dalam penelitian ini.

7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan IPA Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama perkuliahan.

8. Bapak Drs. Hudaefi, Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 22 Pamulang, yang telah memberikan izin dan fasilitas selama penulis melakukan penelitian


(8)

iv

memberikan bimbingan dan arahan terkait uji kelayakan media animasi dengan analogi yang penulis gunakan dalam penelitian.

10.Teruntuk keluarga tercinta, Ayahanda Margono dan Ibunda Endang Dayaningsih yang tiada henti melantunkan doa, memberikan motivasi dan pengorbanannya baik segi moril maupun materi kepada penulis. Kakak-kakak tersayang yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis.

11.Sahabat-sahabat terbaik, Reni Agustini, Rosita dan Taufik Hidayat, Indria Yuni Putami dan Vickry Wahyudi yang tiada henti mendampingi, memotivasi dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Sahabat-sahabat pendidikan Biologi 2009 yang senantiasa memotivasi dan mendukung penulis, khususnya untuk Dwi Septiana, Istiqomah Nuraini, Unti Ayuningtyas, Karina Koestiarti, dan Fitri Nurjannah.

13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Jakarta, September 2014


(9)

v

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoretis ... 7

1. Hakikat Media Pembelajaran ... 7

2. Media Animasi ... 15

3. Analogi ... 18

4. Model Pengajaran Langsung (Direct Instuction) ... 23

5. Konsep Sistem Peredaran Darah ... 25

6. Hasil Belajar ... 27

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 32

C. Kerangka Berpikir ... 35


(10)

vi

D. Variabel Penelitian ... 41

E. Populasi dan Sampel Penelitian ... 41

F. Teknik Pengambilan Sampel ... 41

G. Teknik Pengumpulan Data ... 42

H. Instrumen Penelitian ... 42

I. Kalibrasi Instrumen ... 45

J. Teknik Analisis Data ... 48

K. Hipotesis Statistik ... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 52

1. Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 52

2. Hasil Uji Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 53

3. Deskripsi Nilai N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 55

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 56

1. Uji Normalitas ... 57

2. Uji Homogenitas ... 57

C. Uji Hipotesis ... 58

D. Deskripsi Data Hasil Lembar Observasi ... 59

E. Deskripsi Data Hasil Wawancara tentang Penggunaan Media Animasi dengan Analogi ... 60

F. Pembahasan ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68


(11)

vii

Tabel 2.1. Klasfikasi Media Berdasarkan Bentuk Fisiknya ... 11

Tabel 2.2 Taksonomi Media Berdasarkan Indera yang Terlibat ... 12

Tabel 2.3 Sintaks Model Pengajaran Langsung ... 24

Tabel 2.4 Analogi Sistem Peredaran Darah dengan Sistem Transportasi Bus Transjakarta ... 27

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 39

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 42

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Tes Objektif ... 43

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrument Daftar Cek Pengetahuan Siswa tentang Bus Transjakarta ... 44

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran dengan ANATES ... 47

Tabel 4.1 Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 52

Tabel 4.2 Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 53

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Pretest dan Posttest Per Indikator Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 54

Tabel 4.4 Kategori N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 56

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 57

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 58

Tabel 4.7 Hasil Uji tPretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 59


(12)

viii

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 14 Gambar 2.2 Peta Konsep Sistem Peredaran Darah ... 26 Gambar 2.3 Penjenjangan Domain Kognitif ... 29 Gambar 2.4 Bagan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses

dan Hasil Belajar ... 32 Gambar 2.5 Skema Kerangka Pikir ... 37


(13)

ix

Lampiran 1. RPP Kelas Eksperimen ... 72

Lampiran 2. RPP Kelas Kontrol ... 96

Lampiran 3. LKS Pertemuan Pertama ... 107

Lampiran 4. LKS Pertemuan Kedua ... 111

Lampiran 5. LKS Pertemuan Ketiga ... 117

Lampiran 6. Kisi-kisi Instrumen ... 122

Lampiran 7. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Tes Objektif ... 123

Lampiran 8. Uji Coba Instrumen ... 138

Lampiran 9. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen ... 148

Lampiran 10. Soal Uji Kompetensi Sistem Peredaran Darah Manusia ... 158

Lampiran 11. Kunci Jawaban Uji Kompetensi (Penelitian) ... 165

Lampiran 12. Data Nilai N-Gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 166

Lampiran 13. Data Nilai LKS Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 167

Lampiran 14. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 169

Lampiran 15. Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 175

Lampiran 16. Uji Homogenitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 181

Lampiran 17. Uji Homogenitas Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 182


(14)

x

Lampiran 20. Storyboard Media Animasi dengan Analogi pada Konsep

Sistem Peredaran Darah ... 190

Lampiran 21. Media Animasi dengan Analogi pada Konsep Sistem Peredaran Darah ... 195

Lampiran 22. Media Animasi ... 200

Lampiran 23. Daftar Cek Pengetahuan Siswa tentang Bus Transjakarta ... 206

Lampiran 24. Lembar Observasi Mengajar ... 212

Lampiran 25. Perhitungan Lembar Observasi ... 216

Lampiran 26. Hasil Wawancara tentang Media Animasi dengan Analogi ... 218

Lampiran 27. Lembar Observasi Sekolah ... 228

Lampiran 28. Dokumentasi Foto Penelitian ... 230

Lampiran 29. Uji Referensi ... 231

Lampiran 30. Lembar Penilaian Media Animasi dengan Analogi ... 239


(15)

1

A. Latar Belakang Masalah

Aktivitas pembelajaran dan keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen. Komponen-komponen tersebut memiliki hubungan dan pengaruh yang cukup besar dalam motivasi dan perolehan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan. Komponen-komponen itu diantaranya yaitu tujuan pembelajaran, guru sebagai salah satu sumber belajar dan fasilitator dalam pembelajaran, siswa sebagai sasaran pembelajaran, bahan ajar, strategi, metode pembelajaran serta media pembelajaran yang digunakan. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat merupakan salah satu proses yang dilakukan dalam pembelajaran. Menurut Sugandi yang dikutip oleh Sigit, komponen strategi pembelajaran antara lain yaitu metode mengajar dan media pembelajaran yang digunakan.1 Setiap materi ajar yang akan disampaikan kepada siswa memiliki tujuan pembelajaran dan karakteristik yang berbeda, sehingga dibutuhkan kemampuan dan keterampilan guru dalam mengemas pembelajaran dengan menggunakan strategi, metode dan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik materi ajar tersebut. Hal tersebut diharapkan agar tujuan pembelajaran tercapai dan dapat meningkatkan motivasi siswa terhadap pembelajaran sehingga pada akhirnya dapat berpengaruh baik terhadap hasil belajar siswa.

Media pendidikan merupakan bagian integral dari proses pendidikan di sekolah, oleh sebab itu media pendidikan harus dikuasai oleh setiap guru profesional.2 Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang penting dalam penyampaian materi ajar kepada siswa. Penggunaan media pembelajaran sangat membantu ketika guru kesulitan dalam menjelaskan

1 Sigit Widigdo Prayogo, Basyirun, Winarno Dwi Rahardjo, “Keefektifan

Penggunaan Media Animasi Macromedia Flash pada Materi Kompresor”, Automotive Science and Education Journal, 1(1), 2012, h. 34, tersedia on line di http://journal.unnes.ac.id/sju/index/php/asej/article/

View/171.pdf.

2


(16)

materi pelajaran tertentu yang kurang maksimal apabila hanya dijelaskan melalui kata-kata atau ceramah. Hal ini menjadi sebuah tuntutan bagi guru agar memiliki kompetensi dalam penggunaan media pembelajaran sebagai alat dalam penyampaian materi ajar, agar tujuan pembelajaran dapat diperoleh secara maksimal.

Menurut Thomas Wibowo terdapat tujuh alasan yang menyebabkan sejumlah guru enggan menggunakan media pembelajaran. Pertama menggunakan media pembelajaran itu repot. Kedua media itu cenderung canggih dan mahal. Ketiga guru tidak terampil dalam menggunakan media. Keempat media itu dianggap sebagai hiburan sedangkan belajar itu serius. Kelima tidak tersedia di sekolah. Keenam terbiasanya menikmati ceramah atau penjelasan verbal. Ketujuh kurangnya penghargaan dari atasan ketika guru menggunakan media pembelajaran. Untuk mengatasi semua alasan tersebut hanya satu hal yang diperlukan, yaitu perubahan sikap guru.3

Keterbatasan pendidik dalam menggunakan media pembelajaran dan mengaplikasikannya dalam pengajaran menjadi masalah yang perlu diperhatikan. Tak jarang hal tersebut menjadi kendala dalam terciptanya suasana pembelajaran yang komunikatif, kreatif, efektif dan efisien. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara searah melalui penjelasan verbal menciptakan suasana yang monoton dan membosankan bagi siswa.

Berbagai faktor yang terkadang menjadi penyebab kurang maksimalnya penggunaan media pembelajaran yang komunikatif dan kreatif tersebut perlu menjadi perhatian tersendiri bagi para pendidik. Peranan guru sebagai sumber belajar dan fasilitator akan lebih maksimal jika didukung dengan penggunaan media pembelajaran yang baik pula.

Melalui penggunaan contoh-contoh dalam media pembelajaran yang menarik berupa gambar, foto, video, media asli atau animasi diharapkan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan sehingga siswa pun termotivasi dalam pembelajaran yang dilakukan.

3

Thomas Wibowo Agung Sutjiono, “Pendayagunaan Media Pembelajaran”, Jurnal Pendidikan Penabur, 4, 2009, h. 76.


(17)

Penggunaan media pembelajaran yang beranekaragam tentunya melalui tahap pemilihan media pembelajaran terlebih dahulu yang disesuaikan dengan keadaan di sekolah. Pemilihan media pembelajaran disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, karakteristik pembelajaran, peserta didik dan sarana dan prasarana yang teradapat di sekolah tersebut.

Karakteristik konsep yang diajarkan juga patut menjadi pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran yang digunakan. Konsep yang menuntut siswa untuk memahami proses urutan suatu kejadian tertentu seperti sistem peredaran darah, akan lebih sulit jika dijelaskan dengan kata-kata saja berupa ceramah. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menjelaskan konsep tersebut yaitu media animasi. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Sekar Dwi Ardianti dkk dalam penelitiannya, bahwa beberapa animasi yang digunakan khususnya pada sistem organ mempermudah siswa dalam memahami materi yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa.4

Berdasarkan hasil observasi peneliti di sekolah yang dijadikan tempat penelitian, konsep seperti sistem peredaran darah memiliki beberapa bagian yang cukup sulit untuk diingat dan dipahami oleh siswa, seperti pada bagian proses peredaran darah besar dan kecil. Hal itu menyebakan kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa yang kurang maksimal.

Sulitnya pemahaman siswa tersebut juga dapat disebabkan karena siswa masih belum mengenal dan sukar dalam membayangkan konsep yang akan dipelajari. Salah satu cara yang mungkin dapat digunakan agar siswa lebih mudah mengenal dan memahami konsep yang diajarkan yaitu dengan penggunaan analogi dalam pembelajaran. Menurut buku yang diedit oleh Allan G. Harrison dan Richard K. Coll bahwa analogi membuat konsep

4

Sekar Dwi Ardianti, Wulan Christijanti, Pramesti Dewi, “Peran Media Animasi dengan Metode Pembelajaran Time Token terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar”, Unnes Journal of Biology Education, 1, 2012, h. 73, tersedia on line dihttp://journal.unnes.ac.id/sju.index.php/ujbe /article/view/377.pdf.


(18)

abstrak yang asing menjadi lebih dikenal dengan membandingkan konsep tersebut dengan objek dan pengalaman keseharian.5

Penggunaan analogi dalam pembelajaran juga disesuaikan dengan konsep yang akan dipelajari. Salah satu konsep yang dapat diajarkan dengan mengggunakan analogi yaitu sistem peredaran darah yang sering dikenal dengan sistem transportasi. Pemilihan analogi yang digunakan juga disesuaikan dengan pengetahuan umum yang sudah dikenal sebelumnya oleh siswa. Dalam penelitian ini akan digunakan perumpamaan sistem peredaran darah dengan sistem transportasi Bus Transjakarta yang mayoritas telah siswa ketahui dan kenal sebelumnya. Untuk mengetahui persentase pengetahuan siswa tentang Bus Transjakarta, peneliti terlebih dahulu mengumpulkan data melalui daftar cek pengetahuan siswa tentang Bus Transjakarta. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa mayoritas siswa di sekolah yang akan diberikan perlakuan media animasi dengan analogi mengetahui tentang Bus Transjakarta.6 Penggunaan analogi tersebut disesuaikan dengan keadaan yang ada di sekitar lingkungan siswa agar dapat lebih mudah dipahami dan dilihat secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Penggunaan media animasi yang dipadukan dengan analogi diharapkan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan sehingga mampu membantu siswa dalam memahami materi yang dipelajari dan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa tersebut.

Berdasarkan pemaparan diatas peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian mengenai pengaruh media animasi dengan analogi terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem peredaran darah. Oleh karena itu judul

penelitian ini adalah: “Pengaruh Penggunaan Media Animasi dengan Analogi

terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Sistem Peredaran Darah

5

Allan G. Harrison and Richard K. Coll, Analogi dalam Kelas Sain: Panduan FAR – Cara Menarik untuk Mengajar dengan Menggunakan Analogi, Terj. dari Using Analogies in Middle and Secondary Science Classrooms: The FAR GuideAn Interesting Way to Teach With Analogies oleh Akhlis Nursetiadi, (Jakarta: PT Indeks, 2013), Cet.I, h. 2.

6


(19)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah di antaranya:

1. Kurangnya pemanfaatan media yang tepat dalam proses pembelajaran yang umumnya dilakukan di sekolah.

2. Siswa sulit memahami materi ajar yang bersifat abstrak dan terdiri dari penjelasan berupa proses kejadian tertentu jika hanya dijelaskan oleh guru melalui uraian kata-kata saja.

3.

Kurangnya gambaran umum yang dimiliki siswa tentang konsep yang akan dipelajari.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar permasalahan yang dibahas jelas dan tidak meluas, maka permasalahan dibatasi pada pengaruh penggunaan media animasi dengan analogi pada proses pembelajaran. Sedangkan hasil belajar siswa dalam penelitian ini dibatasi pada aspek kognitif siswa pada konsep sistem peredaran darah manusia.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan diteliti pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh penggunaan media animasi dengan analogi terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media animasi dengan analogi terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah.


(20)

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan informasi mengenai pemanfaatan media animasi dengan analogi dalam pembelajaran sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Memberikan salah satu alternatif bagi pendidik dalam mengatasi kejenuhan yang sering terjadi pada proses pembelajaran sehingga mampu meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran.

3. Memberikan informasi pembelajaran yang dapat memotivasi siswa dan mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran dengan baik dan menyenangkan melalui penggunaan media animasi dengan analogi sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa.


(21)

7

A. Deskripsi Teoretis

1. Hakikat Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Pemahaman tentang media pembelajaran akan lebih bermakna jika mengetahui terlebih dahulu mengenai arti dari kata media dan pembelajaran. Kata media berasal dari bahasa latin, yaitu medius yang secara harfiah berarti „tengah’, „perantara’ atau „pengantar’.1

Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.2 Menurut Gagne dalam buku yang ditulis oleh Arief S. Sadiman dikatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Adapun Brigss berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya.3

Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri yaitu berupa materi pelajaran.4

Komunikasi memegang peranan penting dalam pengajaran. Agar komunikasi antara guru dan siswa berlangsung dengan baik dan informasi yang disampaikan dapat diterima oleh siswa, guru perlu menggunakan media

1

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 3.

2

Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Persada, 2007), h. 6.

3 Ibid.

4

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,


(22)

pengajaran. Kegiatan belajar mengajar melalui media terjadi bila terdapat komunikasi antara guru (sumber) dan murid (penerima).5

Setelah mengetahui pengertian tentang media dan pembelajaran, berikut ini disajikan beberapa pengertian tentang media pembelajaran. Menurut Rossi dan Breidle dalam buku yang ditulis oleh Wina Sanjaya dikatakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya.6

Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang mampu menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga dapat tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerima pesan dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.7

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menjadi perantara atau penyalur pesan yang berisikan materi pelajaran yang sudah terencana dari pengirim pesan ke penerima pesan yaitu peserta didik guna menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif.

b. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran

Sudjana dan Rivai mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu: 8

1) pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa

2) bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa untuk menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran

5

Usman, M. Basyiruddin – Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 7.

6

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 204.

7

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), h. 7.

8


(23)

3) metode mengajar yang digunakan akan lebih bervariasi, tidak hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru.

4) siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar karena siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi juga dapat melakukan aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Berdasarkan beberapa manfaat yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran bermanfaat untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif, efektif dan efisien. Media pembelajaran bermanfaat untuk meningkatkan motivasi siswa yang akan berpengaruh pada pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi, sehingga pada akhirnya berpengaruh positif pada peningkatan hasil belajar siswa.

Mengenai fungsi media pembelajaran, Nana Sudjana seperti dikutip oleh Pupuh Faturrohman dan M. Sobry Sutikno mengatakan bahwa media memiliki beberapa fungsi yaitu:9

1) Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, media memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

2) Penggunaan media pengajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar. Media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru.

3) Media dalam pengajaran, penggunaannya bersifat integral dengan tujuan dan isi pelajaran.

4) Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata sebagai alat hiburan yang digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.

5) Penggunaan media lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.

9

Pupuh Faturrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar; Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2007), h. 66.


(24)

6) Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi media pembelajaran sebagai alat bantu mewujudkan situasi belajar yang efektif sehingga membantu siswa dalam memahami penjelasan guru, bukan semata-mata sebagai alat hiburan sesemata-mata tetapi diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.

c. Klasifikasi Media Pembelajaran

Para ahli media telah banyak yang membuat klasifikasi media pembelajaran dengan berbagai pendekatan, salah satunya yatitu klasifikasi media pembelajaran berdasarkan indera yang terlibat.

Menurut Rudi Bretz dalam buku Media Pembelajaran yang ditulis oleh Yudhi Munadi mengatakan bahwa ia mencoba membagi media berdasarkan indera yang terlibat, sehingga ia memilih tiga unsur pokok sebagai dasar dari setiap media, yaitu suara, visual, dan gerak. Klasifikasi media tersebut yaitu: media audiovisual gerak, audiovisual diam, audiovisual semi gerak, visual gerak, visual diam, semi gerak, audio, dan media cetak.10

Media auditif (audio) merupakan media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassete recorder, dan piringan hitam. Media visual merupakan media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media visual ada yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film strip, foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambaran atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun. Sedangkan media audio visual merupakan media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.11 Pelibatan pancaindera dalam penggunaan media dimungkinkan mampu mempermudah siswa dalam memperoleh pengetahuan atau informasi yang berguna bagi dirinya.

10

Yudhi Munadi, op. cit., h. 52.

11


(25)

Dengan demikian, media yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar, yaitu media audio, media visual, media audio visual dan multimedia, seperti yang terlihat dalam tabel 2.2 pada halaman 12.12 Berdasarkan klasifikasi tersebut, media animasi termasuk ke dalam multimedia. Dalam buku Azhar Arsyad dikatakan bahwa meskipun definisi multimedia masih belum jelas, secara sederhana multimedia diartikan sebagai lebih dari satu media. Ia dapat berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara, dan video.13

Klasifikasi lain yang mudah dipelajari adalah klasifikasi yang disusun oleh Heinich dan kawan-kawan. Klasifikasi tersebut disajikan dalam Tabel 2.1 berikut:14

Tabel 2.1 Klasifikasi Media Berdasarkan Bentuk Fisiknya

KLASIFIKASI JENIS MEDIA

Media yang tidak diproyeksikan (non projected media)

Realita, model, bahan grafis (graphic material), display

Media yang diproyeksikan (project media)

OHT, Slide, Opaque

Media video (Video) Audio kaset, audio vission, active audio vission

Media video (Video) Video

Media berbasis computer (computer based media)

Computer Assisted Instruction (CAI) Computer Managed Instruction (CMI)

Multimedia kit Perangkat praktikum

Pengklasifikasian yang dilakukan oleh Heinich ini pada dasarnya merupakan penggolongan media berdasarkan bentuk fisiknya, yaitu apakah media tersebut masuk dalam golongan media yang tidak dapat diproyeksikan, atau yang dapat diproyeksikan atau apakah media tersebut masuk dalam golongan media yang dapat didengar lewat audio atau dapat dilihat secara visual, dan seterusnya.15

12

Yudhi Munadi, op. cit., h. 54-55.

13

Azhar Arsyad, op. cit., h. 170.

14

Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 123.

15 Ibid.


(26)

Tabel 2.2. Taksonomi Media Berdasarkan Indera yang Terlibat Indera yang

Terlibat

Nama Media

Sifat pesan Program (Software) Penyalur (Hardware)

Peralatan Proyeksi Pendengaran Media

Audio

Audio verbal dan nonverbal

Program Radio

 Siaran langsung

 Siaran tunda (rekam)

Radio

Program Audio Rekam:

 Sajian bahan diskusi

 Entertainment (Musik)

 Narasi

 Dongeng

 Drama, Poetry

 Pengemb.Kosaka ta

 Belajar konsep

 Model (meniru suara, nada, dll)

 Dan lain-lain

Alat-alat Rekam:

 Phonograph (Gramaphone)

 Audio Tape - Open reel tapes (reel-to-reel) - Cassette

tapes

 Compac Disc

Penglihatan Media Visual Visual-verbal Visual nonverbal-grafis Tulisan Verbal Sketsa, lukisan, photo, grafik, diagram, bagan, peta Buku Majalah Koran Poster Modul Komik Atlas Papan Visual Opaque Projector

Transparansi OHP Komputer Digital

Projector Visual

nonverbal-Tiga Dimensi

Model Maket (miniatu) Mock Up (alat tiruan) Specimen (barang contoh) Diorama Pendengaran dan Penglihatan Media Audio Visual

Verbal dan nonverbal, terdengar dan terlihat

Program audio visual:

 Film Dokumenter

 Film

Docudokumenter

 Film Drama

 dan lain-lain

Film 8 mm, 16 mm, 35 mm

Film Projector Video:

 Pita Magnetik

 Video Disc

 Chip Memory

Digital Projector

Televisi Multiindera Multimedia Pengalaman

langsung

Komputer

Pengalaman Berbuat: Lingkungan nyata dan Karyawisata

Pengalaman Terlibat : Permainan dan Simulasi, Bermain Peran dan Forum Teater

Sumber:Yudhi Munadi, Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), h. 54-55


(27)

d. Dasar Pertimbangan dan Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran bertujuan untuk membantu komunikasi dalam penyampaian pesan dari guru ke peserta didik guna menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif. Dalam penggunaan media pembelajaran tersebut, tentunya terlebih dahulu guru harus memilih media pembelajaran yang sesuai.

Terdapat tiga faktor yang perlu dipertimbangkan terhadap pemilihan prioritas pengadaan media pendidikan. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut. 16

1) Relevansi pengadaan media pendidikan edukatif 2) Kelayakan pengadaan media pendidikan edukatif 3) Kemudahan pengadaan media pendidikan edukatif.

Setiap media pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, guna memperkecil kelemahan pada media pembelajaran diperlukan adanya pengetahuan terlebih dahulu tentang kelebihan dan kekurangan media tersebut. Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran sebaiknya juga didasarkan pada kriteria yang dikehendaki. Kriteria pemilihan dan pemanfaatan media pembelajaran yaitu: 17

1) Tujuan, hendaknya media yang digunakan mendukung tujuan pengajaran yang telah dirumuskan

2) Keterpaduan (validitas), media yang digunakan hendaknya tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang diperlajari

3) Keadaan peserta didik, kemampuan daya pikir, daya tangkap dan besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu dipertimbangkan

4) Ketersediaan, perlu diperhatikan ketersediaan media tersebut di sekolah dan tingkat kesukaran pemerolehan media tersebut

5) Mutu teknik, media yang digunakan hendaknya memiliki kelajasan dan kualitas yang baik

16

Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 238.

17 Ibid.


(28)

6) Biaya, adanya pertimbangan apakah biaya yang dikeluarkan seimbang dengan hasil yang dicapai serta ada kesesuaian atau tidak.

Dalam pemanfaatan media diperlukan pemahaman mengenai peranan media pembelajaran. Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang dinamakan kerucut pengalaman (cone of experience). Kerucut pengalaman Edgar Dale pada saat ini digunakan secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah.18

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang kemediaan saja, akan tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan media tersebut dengan baik.19

18

Wina Sanjaya, op. cit., h. 165.

19

Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Jakarta: Alumni, 1994), h. 16. Verbal

Lambang Visual

Visual

Radio

Film

Televisi

Karyawisata

Demonstrasi

Pengalaman Melalui Drama

Pengalaman Melalui Tiruan

Pengalaman Langsung KONKRET


(29)

Memilih dan menggunakan media pendidikan harus sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu, yaitu tujuan mengajar, bahan pelajaran, metode mengajar, tersedianya alat yang dibutuhkan, jalan pelajaran, penilaian hasil belajar, pribadi guru, minat dan kemampuan siswa, dan situasi pengajaran yang sedang berlangsung.20

Berdasarkan pemaparan tentang kriteria dan cara pemilihan media di atas, guru diharapkan mampu memilih media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik materi ajar, kondisi siswa dan fasilitas yang tersedia. Hal tersebut dilakukan agar media pembelajaran yang digunakan mampu menyampaikan pesan kepada siswa dengan baik.

2. Media Animasi

a. Pengertian Media Animasi

Menurut Reiber pada buku Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan yang ditulis oleh Munir mengatakan bahwa bagian penting lain pada multimedia adalah animasi. Animasi berasal dari bahasa latin yaitu “anima” yang memiliki arti jiwa, hidup dan semangat. Dalam kamus Indonesia Inggris, kata animasi berasal dari kata animation yang berasal dari kata dasar to anime yang berarti menghidupkan.21 Animasi dapat diartikan sebagai gambar yang memuat objek baik tulisan, bentuk benda, warna atau spesial efek yang seolah-olah hidup karena kumpulan gambar itu berubah beraturan dan ditampilkan secara bergantian.22

Animasi adalah rangkaian gambar yang disusun secara berurutan. Ketika rangkaian gambar tersebut ditampilkan dengan kecepatan yang memadai, rangkaian gambar tersebut akan terlihat bergerak.23

Jadi dapat disimpulkan bahwa media animasi merupakan salah media yang memiliki nilai estetika dan mampu menyajikan objek baik tulisan,

20 Ibid.

21

Munir, Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 317.

22

Ibid., h. 318.

23

Priyanto Hidayatullah, M. Amarullah Akbar, Zaky Rahim, Animasi Pendidikan Menggunakan Flash, (Bandung: Informatika, 2011), h. 63.


(30)

gambar, atau warna termasuk konsep dalam pembelajaran yang seolah-olah hidup karena ditampilkan melalui perubahan kumpulan gambar secara teratur dan bergantian, sehingga mampu menarik perhatian dan motivasi siswa untuk terlibat dalam pembelajaran.

b. Macam-macam Animasi dalam Macromedia Flash

Ada beberapa macam animasi dalam Macromedia Flash, antara lain

tweened animation. Teknik tweened Animation memiliki dua tipe animasi, di antaranya yaitu Shape Tweening dan Motion Tweening. Penjelasan mengenai tipe-tipe animasi tersebut yaitu: 24

1) Shape Tweening

Shape tweening biasa digunakan untuk membuat animasi perubahan bentuk. Shape tweening hanya dapat diterapkan untuk menganimasi obyek shape. Jika menggunakan banyak shape, semuanya harus dalam layer yang sama.

2) Motion Tweening

Animasi motion tweening biasa digunakan untuk membuat animasi objek bergerak dari satu posisi ke posisi lain, berputar, dan perubahan ukuran atau skala. Motion tweening tidak dapat diterapkan pada objek shape dan hanya dapat diterapkan pada objek instance (symbol), group, dan teks.

3) Frame by Frame

Frame by frame animation merupakan teknik animasi yang tersusun dari banyak rangkaian gambar yang berbeda. Pada animasi frame by frame, setiap perubahan gerak atau bentuk sebuah objek diletakan pada frame secara berurutan. Animasi yang dihasilkan akan semakin halus jika semakin banyak frame yang digunakan untuk menampung setiap detil gerakan sebuah benda.

24


(31)

4) Animasi Motion Guide

Animasi motion guide merupakan animasi yang dapat digunakan untuk membuat suatu gerakan yang mengikuti suatu jalur yang dibuat. 5) Animasi Masking

Animasi masking merupakan animasi yang digunakan untuk menampilkan objek yang semula disembunyikan.

6) Animasi Motion Tween Rotate

Animasi motion tween rotate merupakan animasi yang digunakan untuk membuat animasi perputaran, baik berputar di tempat maupun sambil berjalan.

c. Manfaat Media Animasi

Animasi memiliki manfaat yang cukup banyak termasuk di dalam multimedia. Manfaat animasi dalam multimedia diantaranya sebagai berikut. 25 1) Mampu menunjukkan obyek dengan idea (misalnya efek gravitasi pada

suatu obyek

2) Menjelaskan konsep yang sulit dipahami

3) Menjelaskan konsep yang abstrak menjadi lebih konkrit 4) Memperlihatkan dengan jelas suatu langkah prosedural

Manfaat tersebut juga merupakan manfaat yang dapat diperoleh melalui pemanfaatan media animasi di dalam proses pembelajaran. Melalui pemanfaatan animasi diharapkan akan tercipta situasi pembelajaran yang kondusif sehingga siswa mampu memahami materi ajar dengan lebih efektif, efisien dan menarik. Hal tersebut mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dan mampu meningkatkan pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi ajar sehingga akhirnya berdampak positif terhadap hasil belajar siswa.

25


(32)

3. Analogi

a. Pengertian Analogi

Terdapat beberapa pengertian analogi dari beberapa pendapat yang dapat membantu dalam memahami makna dari analogi. Analogi menurut kamus berasal dari kata kerja yaitu analogous yang berarti terdapat dua persamaan dalam fungsi dua buah benda tetapi tidak sama pada bentuknya. Sedangkan Analogy sebagai kata benda memiliki dua pengertian, yaitu: 26

1. Berhubungan pada beberapa hal terutama pada fungsi atau posisi diantara dua buah benda yang tidak sama.

2. Dua benda dikatakan sama jika memiliki kesamaan dalam beberapa hal, maka keduanya akan memiliki kesamaan pula pada hal lainnya.

Menurut jurnal yang ditulis oleh Ahmad Harjono dikatakan bahwa pengertian analogi adalah pembanding yang dibuat untuk menunjukkan kesamaan antara ciri-ciri pokok suatu benda atau ide-ide atau seluruh cirinya berbeda, seperti jantung dengan pompa. Slavin menjelaskan bahwa analogi mengaitkan konsep-konsep baru dengan informasi yang telah dipahami.27 Pendapat lain juga diungkapkan dalam jurnal yang ditulis Khairurrijal dkk bahwa analogi adalah proses pembandingan keserupaan-keserupaan antara dua konsep berbeda.28 Dengan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa analogi menghubungkan kesamaan antara satu benda yang telah diketahui dengan benda lain yang informasinya baru akan diketahui.

Pemikiran secara analogi mempunyai tiga hal dasar yaitu kesamaan, struktur/susunan dan kegunaan. Analogi ditekankan untuk mengidentifikasi struktur/susunan paralel antara sumber dan beda obyek. Setiap elemen beda obyek benda harus terhubung dengan hanya satu elemen pada sumber (dan

26 Lucia Ina Trisjanti, Hari Purnomo, dan Muhammad Faqih, “Penggunaan Analogi

Sebagai Metoda Rancang Arsitektur”, Jurnal ITS Master, 2011, 16785, h. 6.

27Ahmad Harjono, “Penerapan Strategi Belajar pada Model Pengajaran Langsung ( Direct Instruction)”, Jurnal Dinamika Pendidikan, 2 (1), 2006, h. 22.

28

Khairurrijal, dkk., “Konsep Komponen Listrik (Kapasitor, Induktor, dan Memristor) Menggunakan Analogi Konsep Resistor, untuk Pengajaran di Sekolah Menengah Atas”, Jurnal Pengajaran Fisika Sekolah Menengah, , 1 (4), 2009, h. 91.


(33)

sebaliknya).29 Analogi berusaha mengaitkan antara kesamaan baik struktur maupun fungsi antara satu objek dengan objek yang lain.

Dalam analogi terdapat istilah analog dan target, objek keseharian, kejadian atau cerita yang cukup dipahami disebut analog, sedangkan konsep sains yang sedang dibandingkan disebut target. Hubungan antara analog dengan target disebut pemetaan. Pemetaan (mappings) dapat menjadi,

Positif : Memiliki sifat bersama di mana terdapat kesamaan antara target dengan analog.

Negatif : Memiliki sifat bukan bersama di mana terdapat ketidaksamaan antara target dan analog.30

b. Tipe Analogi

Menurut Donna P. Duerk terdapat empat tipe analogi, yaitu: 31

1) Analogi Langsung: Digunakan untuk membandingkan suatu obyek dengan beberapa fungsi bangunan yang kita desain, dimana analogi tersebut digunakan untuk menstimulasi ide desain.

2) Analogi Personal: Bergantung pada persepsi seseorang jika orang tersebut berada pada keadaan obyek yang didesain.

3) Analogi Simbolik: Merupakan suatu pengibaratan dari sesuatu yang sudah dikenal umum.

4) Analogi Fantasi: Mengibaratkan keadaan yang indah atau ideal untuk menciptakan sumber ide bagi pemecahan masalah.

Curtis dan Reigeluth pada tahun 1984 meninjau 26 buku teks IPA dan menemukan 216 analogi dan menggolongkannya menjadi tiga tipe. Tiga tipe analogi tersebut yaitu: 32

29

Lucia Ina Trisjanti, Hari Purnomo, dan Muhammad Faqih, op. cit., h. 2.

30

Allan G. Harrison and Richard K. Coll, Analogi dalam Kelas Sain: Panduan FAR – Cara Menarik untuk Mengajar dengan Menggunakan Analogi, Terj. dari Using Analogies in Middle and Secondary Science Classrooms: The FAR GuideAn Interesting Way to Teach With Analogies oleh Akhlis Nursetiadi, (Jakarta: PT Indeks, 2013), Cet.I, h. 11.

31

Lucia Ina Trisjanti, Hari Purnomo, dan Muhammad Faqih, op. cit., h. 7-8.

32


(34)

1) Analogi sederhana. Analogi yang paling umum dikenal, dasar yang digunakan sebagai perbandingan tidaklah tetap. Tipe analogi ini lebih kepada analogi struktur yang deskriptif.

2) Analogi diperkaya. Menjelaskan analogi prosesnya, fungsinya senantiasa dinamis tidak terbatas pada bentuk permukaannya saja. Analogi ini ditambah dengan penjelasan cara kerja.

3) Analogi diperluas. Analogi yang diperluas mengandung pemetaan yang sederhana dan diperkaya.

Mengenai tipe yang manakah yang lebih baik, Gentner dalam penelitiannya menekankan bahwa analogi struktur membuka kesempatan munculnya analogi-analogi yang lain, namun hanya hubungan fungsi yang dapat membangun pemahaman konsep yang lebih utuh. Dia berpandangan akan banyak ditemukan kemiripan-kemiripan pada analogi, namun para murid akan lebih mendapatkan manfaatnya saat ditemukan “bukan hanya kemiripan biasa namun kemiripan yang sudah diidentifikasi dengan sistematis”, sehingga mudah dikenali dan dipahami.33

c. Langkah-langkah Penggunaan Analogi

Menurut model pengajaran dengan analogi dari Glynn (ADA Glynn) terdapat enam langkah yang dapat dilakukan untuk memperoleh analogi-analogi yang baik, yaitu: 34

1) Mengenalkan konsep target 2) Mengulas lengkap konsep analogi

3) Mengidentifikasi atribut-atribut relevan antara target dan analogi 4) Memetakan keserupaan antara konsep-konsep analogi dan target

5) Mengidentifikasi atau mencari keadaan pengecualian yang mana analogi tersebut tidak bekerja

6) Mengambil kesimpulan-kesimpulan tentang konsep target.

33

Allan G. Harrison and Richard K. Coll, op. cit., h. 24.

34


(35)

Penjelasan mengenai langkah-langkah yang digunakan dalam mengajarkan analogi juga dijelaskan dalam buku yang ditulis oleh Allan G. Harrison dan Richard K. Coll. Langkah-langkah tersebut dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu: 35

1) Fokus : Pastikan para murid mengetahui mengapa anda ingin menggunakan analogi

2) Aksi : Pastikan para murid mengenal objek atau pengalaman keseharian yang ingin digunakan sebagai analogi. 3) Refleksi : Evaluasi keefektifan penggunaan analogi.

Selain langkah-langkah tersebut, terdapat beberapa hal penting yang harus diingat ketika menggunakan analogi dalam pembelajaran, yaitu: 36

1) Sebuah analogi seharusnya dikenal murid dan mudah dibayangkan

2) Pemetaan analog-target seharusnya disusun sistematis dan dimulai dari analogi bentuk sederhana dan berkembang menuju pemikiran tingkat tinggi

3) Titik kelemahan setiap analogi seharusnya didiskusikan

4) Mengajar analogi seharusnya menarik dan menawarkan gagasan baru. Terdapat prosedur yang perlu diperhatikan jika terjadi kesulitan dalam penggunaan analogi, diantaranya yaitu: 37

1) Pertanyaan yang ditujukan untuk target dibuat secara eksplisit sehingga tidak menimbulkan miskonsepsi pada siswa.

2) Pengajar menyarankan sebuah kasus analogi yang akan menjadi pembanding bagi intuisi siswa.

3) Jika siswa tidak yakin terhadap analogi yang dicapai, maka pengajar berupaya dalam membangun hubungan dengan analogi yang digunakan, dengan cara meminta siswa untuk membuat perbandingan secara eksplisit antara pengetahuan dasar yang telah dimiliki dan target.

35

Allan G. Harrison and Richard K. Coll, op. cit., h. 3.

36

Allan G. Harrison and Richard K. Coll, op. cit., h. 25.

37 Noah Podolefsky, “The Use of Analogy in Physics Learning and Instruction”, Education Issues, 2006, h. 12-13, tersedia on line di http://www.colorado.edu/physics/Education Issues/podolefsky/research/podolefsky_analogy_physics.pdf.


(36)

4) Jika siswa tetap tidak dapat menerima analogi yang diberikan, maka pengajar berupaya untuk menemukan analogi lain yang dapat menjembatani secara konseptual antara target dan pengetahuan dasar yang telah dimiliki.

d. Manfaat Analogi

Manfaat penggunaan analogi diantaranya yaitu: 38

1) Membandingkan konsep yang sudah dikenal sebelumnya dengan konsep yang baru.

2) Merangsang kreatifitas dan berfikir kritis. 3) Mendorong penalaran abstrak.

4) Menghidupkan berbagai pengiriman konten.

5) Menyederhanakan ide-ide yang kompleks dan membantu siswa untuk lebih mudah mengkonseptualisasikan model yang abstrak.

6) Fungsinya seperti advance organizers.

7) Memungkinkan siswa untuk menghasilkan wawasan baru berdasarkan pengalaman hidup mereka.

8) Mengajarkan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan belajar. 9) Sebagai alat penilaian diagnostik.

Penggunaan analogi dapat membantu siswa dalam memahami suatu pelajaran atau bacaan yang diberikan.39 Analogi adalah agen pengubah konseptual yang efektif karena dapat meningkatkan pemahaman dengan menghubungkan antara konsep ilmiah dengan pengalaman hidup siswa, dan menolong siswa untuk membayangkan ide-ide yang abstrak.40

38Joseph Mayo, “Reflective Pedagogy Through Analogy Construction”,

Southeastern Journal of Psychology, 2006, 1 (1), h. 1-2, tersedia on line di http://www.georgiapsychological Society.org/SEJP%20Volume%201%20Number%201%20Mayo.pdf.

39

Ahmad Harjono, op. cit., h. 22.

40Allan G. Harrison, “Analogical Transfer –

Interest Is Just as Important as Conceptual Potential”, Australian Association for Research in Education, 2002, h. 1.


(37)

4. Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)

a) Pengertian Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)

Menurut Arends dalam jurnal yang ditulis oleh Ahmad Harjono dikatakan bahwa model pembelajaran langsung merupakan suatu pendekatan mengajar yang membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Model pembelajaran langsung dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.41 Tujuan yang dapat dicapai melalui model pembelajaran ini terutama adalah penguasaan pengetahuan prosedural dan atau pengetahuan deklaratif, serta keterampilan belajar siswa.42

Menurut Kardi dan Nur dalam jurnal yang ditulis oleh Ahmad Harjono dikatakan bahwa para pakar teori belajar umumnya membedakan dua macam pengetahuan, yakni pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif (dapat diungkapkan dengan kata-kata) yaitu pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu.43

Pengajaran secara langsung (direct instruction) merupakan pendekatan terstruktur dan berpusat pada guru yang digolongkan berdasarkan arahan dan pengendalian guru, harapan guru yang tinggi untuk kemajuan siswa, waktu maksimum yang dihabiskan oleh para siswa untuk menyelesaikan tugas akademis, serta upaya-upaya dari guru untuk meminimalisasi pengaruh negatif.44

41

Ahmad Harjono, op. cit., h. 24.

42

Jumadi, Jurnal Model-Model Pembelajaran IPA, 2014, h. 4, tersedia on line di http:staff.uny.ac.id%2Fsystem%2Ffiles%2Fpendidikan%2FJumadi%2C%2520M.Pd.%2C%2520 Dr.%2FModel%2520Pembelajaran%2520IPA.pdf.

43

Ahmad Harjono, op. cit., h.25.

44

John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Terj. dari Educational Psychology oleh Diana Angelica, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), h. 151.


(38)

Menurut Kardi dalam buku yang ditulis oleh Trianto, pengajaran langsung dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok.45

b) Sintak Pengajaran Langsung

Dalam penggunaan model pembelajaran perlu diperhatikan langkah-langkah yang dilakukan. Terlaksananya langkah-langkah-langkah-langkah tersebut dengan baik akan memberikan dampak yang baik bagi proses pembelajaran dan hasil yang diperoleh oleh siswa.

Pengajaran langsung adalah suatu model pengajaran yang berpusat pada guru.46 Pada model pengajaran langsung terdapat lima fase yang ditunjukkan pada Tabel 2.2.47

Tabel 2.3 Sintaks Model Pengajaran Langsung

Fase Peran Guru

1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

2. Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan

3. Membimbing pelatihan

4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

5. Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan

Guru menjelaskan TPK, Informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, dan mempersiapkan siswa untuk belajar. Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap

Guru merencanakan dan memberikan bimbingan pelatihan awal.

Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberikan umpan balik.

Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan terhadap situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari.

45

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 43.

46

Ahmad Harjono, loc. cit.

47


(39)

Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik adalah salah satu fase pada pembelajaran langsung yang mirip dengan resitasi. Fase ini ditandai dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh guru kepada siswa dan siswa menjawab pertanyaan menurut pendapat yang meraeka anggap benar. Guru selanjutnya merespon jawaban siswa tersebut. Kegiatan ini merupakan aspek penting dalam pembelajaran langsung karena tanpa mengetahui hasilnya, latihan kurang bermanfaat bagi siswa. Guru dapat memberikan umpan balik kepada siswa, baik secara lisan, tes, atau komentar tertulis. Tanpa umpan balik siswa tak mungkin dapat memperbaiki kekurangan atau kesalahannya dan tidak mencapai tingkat penguasaan keterampilan yang mantap.48

5. Konsep Sistem Peredaran Darah

Materi pembelajaran bahan ajar merupakan sekumpulan pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai. Pengetahuan dapat diklasifikasikan sebagai pengetahuan fakta, konsep, prinsip dan prosedur.49 Dalam penyampaian materi ajar tersebut perlu dilakukan perencanaan pembelajaran yang baik agar tujuan pembelajaran tercapai dengan maksimal. Dalam perencanaan terdapat banyak hal yang perlu diperhatikan, diantaranya berupa karakteristik materi ajar dan standar minimal yang digunakan sebagai acuan bagi siswa dalam menguasi materi ajar tersebut.

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SMP/MTs merupakan sebuah standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik, standar minimum ini juga menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan.50

Berkaitan dengan konsep sistem peredaran darah pada manusia yang dipelajari untuk tingkat SMP/MTs, memiliki Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sebagai berikut:51

48

Ahmad Harjono, op. cit., h. 26.

49

Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 37.

50

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Depdiknas, 2006), h. 377.

51


(40)

1) Standar Kompetensi (SK) : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia

2) Kompetensi Dasar (KD : Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan

Pada buku sekolah elektronik yang berjudul IPA untuk SMP/MTs Kelas VIII karangan Henry G, dkk, materi sistem peredaran darah pada manusia disesuaikan dengan SK dan KD yang telah ditetapkan untuk tingkat SMP/MTs. Dalam materi sistem peredaran darah tersebut akan dibahas tentang darah, alat peredaran darah, sistem peredaran darah serta beberapa penyakit yang terjadi dalam sistem peredaran darah.52 Dalam penelitian ini materi sistem peredaran darah akan dianalogikan dengan sistem transportasi Bus Transjakarta. Berikut ini disajikan secara singkat gambaran tentang materi sistem peredaran darah yang akan dipelajari.

Gambar 2.2 Peta Konsep Sistem Peredaran Darah

52

Henry G, Kuswanto, dan Tuti Hartiningsih, IPA untuk SMP/MTs Kelas VIII, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h.79-80.

Sistem Peredaran Darah pada Manusia

Darah

Butir-butir Darah

Plasma Darah

Sel Darah Merah

Sel Darah Putih

Trombosit A, B, AB, O

Alat Peredaran Darah

Jantung Pembuluh Darah

Ventrikel Atrium

Kapiler Vena Arteri

Sistem Peredaran Darah

Kelainan dan Gangguan pada Sistem Peredaran

Darah

Peredaran Darah Besar Peredaran Darah Kecil

Hemofilia Leukimia Jantung Koroner

Varises Ambeien Arterosklerosis


(41)

Berikut ini disajikan beberapa komponen dalam sistem peredaran darah yang dianalogikan dengan sistem transportasi Bus Transjakarta. Komponen sistem transportasi Bus Transjakarta yang telah diketahui sebelumnya oleh siswa disebut dengan analog, sedangkan komponen-komponen pada sistem peredaran darah yang akan dipelajari oleh siswa disebut dengan target. Berikut ini disajikan pada Tabel 2.3 mengenai komponen-komponen pada sistem peredaran darah yang dianalogikan dengan sistem transportasi Bus Transjakarta.

Tabel 2.4 Analogi Sistem Peredaran Darah dengan Sistem Transportasi Bus Transjakarta53

Analog Target

Bus Transjakarta Darah

Komponen Bus Transjakarta - Bensin

- Bangku penumpang

- Petugas dalam Bus Transjakarta - Supir

Komponen penyusun darah - Plasma darah

- Sel darah merah - Sel darah Putih - Trombosit

Jalan Bus Transjakarta Pembuluh darah

Halte Harmoni Jantung

Rute Bus Transjakarta Peredaran darah

Macam-macam transportasi di darat Macam-macam golongan darah Perbaikan jalan Bus Transjakarta Pembekuan Darah

Gangguan pada jalan seperti pohon tumbang

Gangguan pada sistem peredaran darah

6. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang guna memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.54 Menurut Winkel dalam buku yang ditulis oleh Purwanto, dikatakan bahwa belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap.55

53

Keterangan lengkap pada lampiran 20.

54

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.2.

55


(42)

Perubahan tingkah laku pada diri seseorang tidak semuanya masuk ke dalam kategori perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh proses belajar. Untuk memahami tentang perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar perlu diketahui terlebih dahulu ciri-ciri perubahan tingkah laku tersebut. Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar yaitu: 56

1) Perubahan terjadi secara sadar

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional 3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara 5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah 6) Perubahan mencangkup seluruh aspek tingkah laku

Keenam ciri-ciri tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi apakah perubahan tingkah laku pada diri seseorang adalah hasil dari proses belajar yang ia lakukan dengsan melakukan interaksi di lingkungannya.

Dalam kegiatan penyampaian pesan yang disebut belajar tersebut terjadi perubahan tingkah laku dari individu melalui pengalaman-pengalaman. Sudjana mendefinisikan hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya.57 Menurut Winkel dalam buku yang ditulis oleh Purwanto, dikatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.58

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran guna mengetahui seberapa jauh individu tersebut menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangakaian pengukuran dengan menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat yang ada.59

56

Slameto, Ibid., h. 3-4.

57

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001), h.22

58

Purwanto, op. cit., h. 45.

59


(43)

Salah satu prinsip dasar yang harus senantiasa diperhatikan dan dipegangi dalam rangka evaluasi hasil belajar adalah prinsip kebulatan, dengan prinsip mana elevator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik, baik dari segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif) dan pengalamannya (aspek psikomotor).60

Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi (kognitif) bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan (content objectives) berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama yang harus dimiliki dan dikuasai siswa secara tuntas, bukan hanya dalam bentuk hafalan. Ranah kognitif ini merupakan ranah banyak melibatkan kegiatan mental/otak.61

Bloom dkk mengkategorikan kemampuan-kemampuan yang termasuk ke dalam domain kognitif menjadi enam jenjang, yakni hafalan (ingatan) (C1),

pemahaman (C2), Penerapan (C3), Analisis (C4), Sintesis (C5), dan evaluasi

(C6). Semakin tinggi jenjang kemampuan tersebut maka semakin kompleks

sifatnya, jenjang kemampuan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut.62

60

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h. 48.

61

Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 14.

62

Ibid., h. 15.

C1 Hafalan

(Recall)

C2 Pemahaman

(Comprehensio n)

C3 Penerapan

(Application) C4 Analisis

(Analysis) C5 Sintesis

(Syntesis) C6 Evaluasi

(Evaluation)


(44)

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang individu dikatakan belajar apabila terjadi perubahan tingkah laku dalam dirinya akibat dari latihan dan pengalaman yang dilakukannya. Perubahan tingkah laku tersebut merupakan hasil dari proses belajar. Perubahan tersebut berawal dari perubahan pemahaman atau kognitif yang pada akhirnya perubahan pemahaman tersebut menghasilkan perubahan tingkah laku individu. Perubahan tingkah laku belajar tersebut dapat diketahui melalui tes, sehingga dengan tes tersebut dapat diketahui nilai dari proses belajar seseorang yang disebut dengan hasil belajar.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dibagi menjadi dua, yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar. Penjelasan mengenai faktor-faktor tersebut sebagai berikut. 63

1) Faktor dari dalam

Faktor dari dalam adalah kondisi individu atau anak itu sendiri. Faktor individu dapat dibagi menjadi dua, yaitu kondisi fisiologis dan psikologis. a) Kondisi fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak kelelahan, tidak dalam keadaan cacat jasmani, seperti kaki atau tangannya karena ini akan mengganggu kondisi fisiologisnya, selain itu kondisi panca indera juga mempengaruhi proses dan hasil belajar individu tersebut.

b) Kondisi psikologis

Setiap manusia atau nak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologi yang berberda-beda (terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis), maka sudah tentu perbedaan-perbedaan itu sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor psikologis yang dianggap utama dalam mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif.

63

Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 105-110.


(45)

2) Faktor dari luar

Faktor dari luar terdiri dari dua bagian penting, yakni: a) Faktor environmental input (lingkungan)

Kondisi lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik/alam dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik/alam termasuk di dalamnya adalah seperti keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya.

Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia maupun hal-hal lainnya. Representasi yang mewakili manusia seperti potret, rekaman, tulisan juga mampu memberikan pengaruh. Lingkungan social yang lain, seperti suara mesin pabrik, hiruk pikuk lalu lintas, gemuruhnya pasar, dan sebagainya juga berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.

b) Faktor instrumental

Faktor-faktor instrumental merupakan faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berwujud faktor-faktor keras (hardware) maupun faktor-faktor lunak (software).

Faktor yang termasuk ke dalam faktor hadware di antaranya yaitu gedung perlengkapan belajar, alat-alat praktikum, perpustakaan, dan sebagainya. Sedangkan faktor yang termasuk ke dalam faktor software yaitu kurikulum, bahan/program yang harus dipelajari, pedoman-pedoman belajar dan sebagainya.


(46)

Berikut ini disajikan bagan faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar:64

Gambar 2.4 Bagan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah: Sekar Dwi Ardianti, Wulan Christijanti, Pramesti Dewi dalam artikel yang berjudul “Peran Media Animasi dengan Metode Pembelajaran Time Token terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar” tahun 2012, Fakultas MIPA

Universitas Negeri Semarang telah memberi kesimpulan bahwa media animasi

64

Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetyo, Ibid., h. 104.

1. Instrumental 2. Lingkungan (environmental)

1. Alam

2. Sosial

1. Kurikulum

2. Program/bahan

3. Sarana & Prasarana

4. Guru F

A K T O R

1. Dari Luar

2. Dari Dalam

1. Fisiologis

1. Kondisi Fisiologis umum

2. Kondisi panca indera

2. Psiologis

1. Minat

2. Kecerdasan

3. Bakat

4. Motifasi


(47)

berpengaruh lebih baik daripada charta terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Metode pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa. Metode Time Token berpengaruh lebih baik daripada diskusi terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Interaksi media dan metode pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa. Interaksi antara media animasi dengan metode pembelajaran Time Token berpengaruh paling baik terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.65

Sigit Widigdo Prayogo, Basyirun dan Winarno Dwi Rahardjo dalam artikel yang berjudul “Keefektifan Penggunaan Media Animasi Macromedia Flash pada Materi Kompresor” tahun 2012, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis macromedia flash akan lebih menarik mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan. Penggunaan media animasi akan mempermudah dalam memvisualisasikan cara kerja kompresor sehingga mahasiswa akan lebih memahaminya. Metode ini juga termasuk metode yang interaktif, karena banyak menggunakan (teks, audio, image, dan animasi gerak) sehingga memungkinkan mahasiswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan media animasi flash dalam pembelajaran lebih baik dan lebih meningkatkan hasil belajar dibandingkan menggunakan cara konvensional (ceramah).66

Gokhan Aksoy dalam artikel yang berjudul “The Effects of Animation Technique on the 7th Grade Science and Technology Course” tahun 2012,

Ministry of National Education, IMKB Primary School, Erzurum, Turkey menyatakan bahwa sebelum dilakukan penelitian, pegetahuan awal siswa tidak jauh berbeda, hal tersebut dapat dilihat dari nilai pre-test. Tidak adanya perbedaan yang sigifikan tersebut diyakini karena kurikulum pendidikan yang

65Sekar Dwi Ardianti, Wulan CHristijanti, Pramesti Dewi, “Peran Media Animasi dengan

Metode Pembelajaran Time Token Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar”, Unnes Journal of Biology Education, 1, 2012, h. 70, tersedia on line di http:// journal.unnes.ac.id/sju.index.php/ujbe/ article/view/377.pdf.

66Sigit Widigdo Prayogo, Basyirun, Winarno Dwi Rahardjo, “Keefektifan Penggunaan

Media Animasi Macromedia Flash pada Materi Kompresor”, Automotive Science and Education Journal, 1(1), 2012, h. 36, tersedia on line di http://journal.unnes.ac.id/sju/index/php/asej/article/ View/171.pdf.


(48)

digunakan sama. Namun ketika dilakukan post-test terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sehigga dapat disimpulkan bahwa teknik animasi lebih efektif daripada metode pengajaran tradisional dalam hal meningkatkan prestasi siswa. Dalam penelitian ini juga ditemukan, penggunaan presentasi Powerpoint yang digunakan bersamaa dengan metode pengajaran tradisional pada kelas kontrol secara signifikan membantu siswa untuk meningkatkan prestasi akademik mereka.67

Khairurrijal dkk dalam artikel yang berjudul “Konsep Komponen Listrik (Kapasitor, Induktor, dan Memristor) Menggunakan Analogi Konsep Resistor untuk Pengajaran di Sekolah Menengah Atas menyatakan bahwa analogi-analogi yang baik dapat membantu pembelajaran. Dengan menggunakan enam langkah di dalam Model Pengajaran dengan Analogi (ADA), ditunjukkan bahwa konsep-konsep listrik pasif: kapasitor, inductor, dan memristor memiliki analogi dengan konsep resistor. Pengecualian-pengecualian terhadap analogi-analogi tersebut juga telah diperoleh.68

Maria Teresa Guerra-Ramos dalam artikel yang berjudul “Analogies as Tools for Meaning making in Elementary Science Education: How Do They Work in Classroom Settings?” menyatakan bahwa Dalam penelitian ini membahas tentang peranan analogi sebagai alat untuk memahami pendidikan sains, meliputi kelebihan serta kekurangannya. Terdapat dua penelitian yang dilakukan. Pada penelitian pertama analogi digunakan dalam pengajaran dengan siswa usia 8-9 tahun. Pada penelitian kedua, analogi membuat kue diperkenalkan dalam pembelajaran fotosintesis pada siswa usia 10-11 tahun. Hasil belajar dari kedua pembelajaran yaitu menghasilkan keefektifan analogi sebagai alat untuk memahami. Keefektifan analogi dalam memindahkan nilai

67 Gokhan Aksoy, “Effects of Animation Technique on the 7th

Grade Science and Technology Course”, Scientific Research, 3(3), 2012, h. 304, Tersedia on line di http://dx.doi.org/10.4236/ce.2012.33048.pdf.

68


(1)

239

LEMBAR PENILAIAN MEDIA ANIMASI DENGAN ANALOGI

PADA KONSEP SISTEM PEREDARAN DARAH

Berilah tanda (

) sesuai dengan pengamatan Anda.

No.

Aspek yang Dinilai

Baik

Sedang

Kurang

1.

Kejelasan

Materi

Darah

Pembuluh Darah

Jantung

Sistem Peredaran Darah

Kecil

Sistem Peredaran Darah

Besar

Gangguan/Penyakit pada

Sistem Peredaran Darah

2.

Kesesuaian

Materi pada

Tingkat SMP

Darah

Pembuluh Darah

Jantung

Sistem Peredaran Darah

Kecil

Sistem peredaran darah

Besar

Gangguan/Penyakit pada

Sistem Peredaran Darah

Komentar:

………

………

………

………

Validator

………..


(2)

240

LEMBAR PENILAIAN MEDIA ANIMASI DENGAN ANALOGI

PADA KONSEP SISTEM PEREDARAN DARAH

Berilah tanda (

) sesuai dengan pengamatan Anda.

No.

Aspek yang Dinilai

Baik

Sedang

Kurang

1.

Kualitas Teks

2.

Kualitas Audio

3.

Kualitas Gambar

4.

Kualitas Animasi

5.

Kualitas Video

6.

Kualitas Navigasi

Komentar:

………

………

………

………

………

………

………

Validator


(3)

241

LEMBAR PENILAIAN MEDIA AI\"IMASI

DENGAI\I

ANALOGI

PADA KONSEP SISTEM PEREDARAN

DARAH

Berilah tanda

({)

sesuai dengan pengamatan

Anda.

No. Aspek yang

Dinilai

Baik

Sedans Kurang

I Kualitas Teks

2. Kualitas

Audio

V

J. Kualitas Gambar l-z

4. Kualitas Animasi

t/

5. Kualitas Video

V

6. Kualitas Navigasi

r,/


(4)

KETUIHTTERIAN AGAMA

UIN

JAKARTA

FITK

Jl. lr. H. Juada No 95 Ciputat 15412lndonesia

FORM (FR)

No. Dokumen

:

FITK-FR-AKD-081

Tgl.

Terbit :

1

Maret 20'10

No.

Revisi: :

01

Hal 1t1

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

Nomor : Un.Ol/F. 1A(M.01.3/ 1579120i3

Lamp.

:-Hal

: Bimbingan Skripsi Kepada Yth.

Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd Yanti Herlanti, M.Pd Pembimbing Skripsi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah lakarta.

Nama

NIM

Jurusan /Prodi

Semester

Judul Skripsi

Tembusan:

1.

Dekan FITK

2.

Mahasiswa ybs.

Jakarta,

l9 November

2013

As s al amu' al aikum wr.wb.

Dengan

ini

diharapkan kesediaan Saudara

untuk

menjadi

pembimbing VII

(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:

Khoirunnisa

109016100056

Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi

IX

(Sembilan)

"Pengaruh Penggunaan Media Animasi dengan Analogi terhadap

Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sistem Peredaran Darah"

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 18 September

2013,

abstraksiloutline

terlampir.

Saudara dapat melakukan perubahan

redaksional pada

judul

tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon

pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan skripsi

ini

diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat

diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Was s alamu' alaikum wr.w b.

a.n. Dekan

Kajur Pend

Baio Hana Susr

z(

Np.

tg7oo2o9

M.Sc

I


(5)

KEMENTERIAN AGAMA

UIN

JAKARTA

FITK

Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia

FORM (FR)

No. Dokumen

:

FITK-FR-AKD-082

Tgl.

Terbit :

1 Maret 2010

No.

Revisi: :

01

Hal 1t1

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

Nomor : Un.01/F. 1/KM.01 .31166812013

Lamp.

: Outline/Proposal

Hal

:

Permohonan

lzin

Penelitian

Tembusan:

1.

Dekan FITK

2.

Pembantu Dekan Bidang Akademik

3.

Mahasiswa yang bersangkutan

Jakarta, 20

Desember

2013

Kepada Yth.

Kepala SMP 22 Muhammadiyah Pamulang di

Tempat

Assal am u' al ai ku m wr. wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama

: Khoirunnisa

NIM

: 109016100056

Jurusan

: Pendidikan llmu Pengetahuan Alam

Prodi

: Pendidikan Biologi

Semester

: lX (Sembilan)

Judul

Skripsi

: Pengaruh Penggunaan Media Animasi dengan Analogi terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sistem Peredaran Darah

adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang

sedang

menyusun

skripsi,

dan

akan

mengadakan penelitian

(riset)

di

instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.

Untuk

itu

kami

mohon

Saudara

dapat

mengizinkan mahasiswa

tersebut

melaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassal am u' al ai ku m wr.wb.

n IPA

i, M.SC

200003 2 001

/\

o,


(6)

MAJELIS PENDIDIKAN

DASAR

DAN MENENGAH

PERGURUAN

MUHAMMADIYAH

SETIABUDI PAMULANG

Piagam Pendirian

No. 130/102/Kep/E.92

SMP

MUHAMMADIYAH

22

SETIABUDI PAMULANG

SEKOLAH

STANDAR

NASIONAL

(SSN)

Penyelenggara Kelas Olah

Raga dan

Kelas

Progresif

Jl. Surya Kencana No. 29 Pamulang Barat - Pamulang - Kota Tangerang Selatan - Banten

Telp. (021) 74706439, Fax. (021) 7405324 Kode Pos :15417

Website: www.smpm22pamulang.sch.id E-mail: smpm22pamulang@gmail.com

SURAT

KETERANGAN

Nomor : 225 II<ET llII.4.AU I A1201 4

Yang

bertanda tangan

di

bawah

ini, Kepala

SMP Muhammadiyah

22

Pam,ilang Kota

Taugeraug Seiatart :

Nama

Jabatan

Nama Sekolah

Alamat Sekolah

dengan ini menerangkan bahwa Nama

NIP

Jurusan

Prodi

Perguruan Tinggi Penelitian Judul Skripsi

Drs. HUDAEFI Kepala Sekolah

SMP MUHAMMADIYAH 22 PAMULANG

Jl. Surya Kencana No.29 Pamulang Barat Telp. 74706439 Pamulang, Kota Tangerang Selatan

Khairunnisa

109016100056 Pendidikan IPA

Pendidikan Biologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

l4

Januari s/d 19 Februari 2014

Pengaruh Penggunaan animasi dengan analogi terhadap hasii belajar siswa pada konsep system peredsran darah

Nama tersebut diatas adalah benar telak melaksanakan penelitian

di

SMP Muhammadiyah 22

Setiabudi Pamulang, Tahun Pelajaran 201312014.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tangerang Selatan, 23 April2014


Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Dengan Jurnal Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sistem Pertahanan Tubuh Di Sma Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang

1 39 194

Pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 22 Pamulang

4 47 161

Pengaruh Penggunaan Media Model Tiga Dimensi Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Konsep Organisasi Kehidupan : Studi Eksperimen di MTs Negeri Tangerang II Pamulang

0 8 162

Pengaruh penggunaan LKS eksperimen berbasis lingkungan terhadap hasil belajar siswa pada konsep laju reaksi

0 14 204

Pengaruh penggunaan cd ineraktif dalam model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar IPA: kuasi eksperimen di SMP Negeri 5 Tangerang.

0 3 252

Pengaruh metode role playing terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep gerak pada tumbuhan : kuasi eksperimen di smp muhammadiyah 4 tangerang

2 22 73

Pengaruh Media Audio Visual terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Sistem Organisasi Kehidupan

1 7 162

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI MEDIA ANIMASI Perbedaan Hasil Belajar Biologi Melalui Media Animasi Macromedia Flash Dengan Media Grafis Pada Siswa Kelas Viii Smp Muhammadiyah 1 Kartasura Tahun Ajaran 2013/2014.

0 3 16

PENGARUH MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR KONSEP SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA SISWA KELAS VIII MTs RAUDHATUL JANNAH PALANGKARAYA

0 1 16