ANALISIS KEBERHASILAN PETERNAK AYAM POTONG (Studi Kasus Peternak Pola KemitraanTelur Intan Group di Malang)

(1)

ANALISIS KEBERHASILAN PETERNAK AYAM POTONG (Studi Kasus Peternak Pola KemitraanTelur Intan Group di Malang)

TESIS

Program Studi Magister Agribisnis

Diajukan oleh: Rusli NIM. 09750015

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012


(2)

T E S I S

Dipersiapkan dan disusun oleh: RUSLI

Nim: 09750015

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal,

30 Januari 2012

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Ketua : Prof. Dr. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si. ...

Sekretaris : Dr. Ir. Adi Sutanto, M.M. ...

Penguji I : Dr. Anas Ta’in, M.M. ...


(3)

ANALISIS KEBERHASILAN PETERNAK AYAM POTONG

(Studi Kasus Peternak Pola Kemitraan Telur Intan Group di Malang)

Yang diajukan oleh: RUSLI NIM: 09750015

Telah disetujui Tanggal, 02 Februari 2012

Pembimbing utama

Prof. Dr. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si.

Pembimbing Pendamping

Dr. Ir. Adi Sutanto, M.M.

Direktur

Program Pascasarjana

Dr. Latipun, M.Kes.

Ketua Program Studi Magister Agribisnis


(4)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Nama : Rusli

NIM : 09750015

Program : Studi : Magister Agribisnis

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Tesis dengan judul ANALISIS KEBERHASILAN PETERNAK AYAM

POTONG (Studi Kasus Peternak Pola Kemitraan Telur Intan Group di Malang)

Adalah hasil karya saya dan dalam naskah tesis ini tidak terdapat karya ilmiah yang tidak pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, bagi sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

2. Apabila ternyata di dalam naskah tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIASI saya bersedia TESIS ini DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tesis ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan hak BEBAS ROYALTI NON EKSKLUSIF.

Demikian pernyataan ini, saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 02 Februari 2012

Yang menyatakan


(5)

KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmat-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah berupa Tesis berjudul Analisis Keberhasilan Peternak Ayam Potong (Studi Kasus Peternak Pola Kemitraan Telur Intan Group di Malang).

Tujuan penulisan tesis ini adalah dalam rangka menyelesaikan rangkaian tugas Akhir guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Magister di Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang.

Sehubungan dengan semua itu, maka pada kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Latipun, M.Kes. Selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Prof. Dr. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si., selaku Pembimbing Utama 3. Bapak Dr. Ir. Adi Sutanto, M.M., selaku Pembimbing Pendamping.

4. Bapak Dr. Anas Ta’in, M.M., selaku Ketua Program Magister Agribisnis Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Semua Dosen dan Staf Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Rekan-rekan angkatan 2009 dan 2010 (Agus Dwi Prasetyo, Kuntari, Mustofa, Sitti S. Samauna, Ahmad Arifin, Budiono, Dhany Sevitasari, Hermansa, Iin Usriani, Lilis Puji Harti, Noor Halim, Widya K.W, Zamalan, Jayus, M. Bahtiar, Juli Rahayu, Endang Sumiratin, Siti Nurmala, Livia Windiana, dan lain-lain yang belum disebutkan namanya) .

7. Rasa hormat dan sayang kepada Ibunda Masiti dan almarhum ayahanda Tonda, rasa cinta dan kasih untuk saudara-saudaraku (K’ Ratna, K’ Bahtiar, K’ Iwan, K’ Darna, D’ Agus dan D’ Tini) yang telah memberikan semangat, motivasi dan doa yang tulus hingga penulis dapat menggapai cita-cita.

8. Rasa terimakasih yang penuh cinta untuk Umi, Abi, Bunda, mbah di cakru, nek di Jawa Barat dan semua keluarga lainnya.

9. Ucapan doa dan semangat buat adik-adikku (Mbak Anis, Mas Harid, Mas Salaman dan Dek Zaim), semoga menjadi Mujahid dan Mujahidah yang akan terdepan memperjuangkan Izzatul Islam wal Muslimin.

10.Terkhusus hanya untuk seorang, Istriku tercinta. Hanya karena dengan penuh cinta dan kasihmu, kesabaran dan ketulusanmu akhirnya semua ini bisa tercapai. Semoga tetap menjadi istri solehah buat suamimu, dan menjadi teladan buat anak-anakmu.

11.Buat Si Kecil yang belum bernama, semoga menjadi anak yang soleh/solehah, menjadi Mujahid/Mujahidah yang memperjuangkan panji-panji Islam.


(6)

13.Buat Keluarga Besar IMMI (Ikatan Mahasiswa Massenrempulu Indonesia) Malang, semoga tetap semangat dalam meraih cita-citamu. Terkhusus buat rekan-rekan seperjuangan, K’ Fikar, Ilham, Jasman, Ulil, Afif, dan Ardi, taerimakasih atas semua pengorbananmu kawan. Pahit dan manis jalan yang telah kita lalui selama ini akan menjadi prasasti yang akan mengukir cinta dan kasih kalian padaku.

14.Buat keluarga besar Telur Intan Group, semoga menjadi perusahaan terdepan yang peduli pada kesejahteraan masyarakat, terutama bagi karyawan-karyawannya.

15.Terimakasih kami ucapkan kepada seluruh peternak atas pengorbanan waktu yang kalian berikan hanya untuk penelitian ini. Rasa terimakasih pula kami ucapkan kepada seluruh elemen yang telah membantu kami dalam pelaksanaan penelitian ini.

Demikianlah, mudah-mudahan semua ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis untuk jalan meretas kehidupan dan masa depan yang lebih baik dan penuh harapan atas ridho Allah SWT. Amin. Selanjutnya selama menempuh pendidikan di Magister Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang, apabila ada kekurangan dan kesalahan, penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Malang, 2 Februari 2012


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Kegunaan Penelitian ... 6

1.4.1. Kegunaan Teoritis ... 6

1.4.2. Kegunaan Praktis ... 6

1.5. Definisi Istilah ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka ... 8

2.1.1. Penelitian Terdahulu ... 8

2.1.2. Landasan Teori ... 15

1.1.2.1. Kemitraan Agribisnis ... 15

2.1.2.2. Model Kemitraan ... 17

2.1.2.3. Keuntungan dan Potensi Kerugian Kemitraan ... 18

2.1.2.4. Alasan Petani Memilih Kemitraan ... 22

2.1.2.5. Manajemen Peternakan Ayam Broiler ... 22

a. Manajemen Perkandangan ... 23

b. Manajemen Pakan ... 25

c. Manajemen Air Minum ... 26

d. Manajemen Brooding ... 27

2.2. Rerangka Pemikiran ... 29

2.3. Hipotesis ... 31

III. METODE PENELITIAN 3.1. Subjek, Objek dan Tempat Penelitian ... 32

3.2. Disain Penelitian ... 32

3.2.1. Metode Penelitian ... 32

3.2.2. Sumber Data dan Cara Menentukannya ... 33

3.2.3. Metode Penarikan Sampel ... 34

3.2.4. Pengujian Instrumen ... 35

3.2.4.1. Uji Validitas ... 35

3.2.4.2. Uji Reliabilitas ... 36

3.2.5. Analisa Data ... 38

3.2.5.1 Uji Syarat Analisis ... 38


(8)

b. Uji Heteroskedastisitas ... 38

c. Uji Linearitas ... 39

d. Uji Autokeralasi ... 39

3.2.5.2. Analisis Statistik Deskriptif ... 39

3.2.5.3. Analisis Jalur ... 40

3.2.6. Operasionalisasi Variabel ... 41

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 47

4.1.1. Gambaran Umum Kabupaten Malang ... 47

4.1.2. Gambaran Umum Kemitraan di Telur Intan Group ... 48

4.2. Karakteristik dan Deskriptif Data Responden ... 49

4.2.1. Data Penelitian ... 49

4.2.2. Deskripsi Variabel Penelitian... 49

4.3. Uji Analisis Jalur ... 56

4.3.1. Uji Prasyarat Analisis... 56

a. Uji Normalitas... 56

b. Uji Heteroskedastisitas ... 57

c. Uji Linearitas ... 58

d. Uji Autokorelasi ... 59

4.3.2. Uji Analisis Jalur ... 60

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 70

5.2. Saran... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran ... 30 Gambar 2. Hubungan Kausal Empiris antara Manajemen Kandang (X1),

Manajemen Pakan (X2), Manajemen Minum (X3), Manajemen Brooding (X4), dan FCR (Y1) terhadap PHP (Y2) ... 41 Gambar 3. Model Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antar Variabel

Manajemen Kandang (X1), Manajemen Pakan (X2), Manajemen Minum (X3), Manajemen Brooding (X4), Pencapaian FCR (Y1) dan PHP (Y2) ... 69


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabulasi Penelitian Terdahulu ... 12

Tabel 2. Kebutuhan Suhu Ayam ... 29

Tabel 3. Rincian Data dan Sumber Data ... 34

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Pertanyaan X1-X4 ... 36

Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas X1-X4 ... 37

Tabel 6. Median skor variabel X1 – X4 ... 50

Tabel 7. Kecenderungan Penilaian Responden Terhadap Manajemen Kandang (X1) ... 50

Tabel 8. Median Skor Sub Variabel Faktor Manajemen Kandang ... 51

Tabel 9. Kecenderungan Penilaian Responden Terhadap Manajemen Pakan (X2) ... 52

Tabel 10. Median Skor Sub Variabel Faktor Manajemen Pakan ... 52

Tabel 11. Kecenderungan Penilaian Responden Terhadap Manajemen Minum (X3) ... 53

Tabel 12. Median Skor Sub Variabel Faktor Manajemen Minum ... 54

Tabel 13. Kecenderungan Penilaian Responden Terhadap Manajemen Brooding (X3) ... 55

Tabel 14. Median Skor Sub Variabel Faktor Manajemen Brooding ... 56

Tabel 15. Hasil Uji Normalitas pada Dua Persamaan (Y1 dan Y2) ... 57

Tabel 16. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 58

Tabel 17. Hasil Uji Linearitas ... 59

Tabel 18. Hasil Perhitungan Uji Autokorelasi ... 60

Tabel 19. Pengaruh Langsung Variabel Manajemen Kandang (X1), Manajemen Pakan (X2), Manajemen Minum (X3), Manajemen Brooding (X4) Terhadap FCR (Y1) dan PHP (Y2) ... 60


(11)

ii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Penelitian ... 74

Lampiran 2. Transformasi MSI ... 76

Lampiran 3. Deskripsi Variabel Penelitian ... 78

Lampiran 4. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 87

Lampiran 5. Uji Asumsi Dalam Path ... 91

Lampiran 6. Hasil Analisis Path... 98

Lampiran 7. Contoh Kuesioner ... 100


(12)

72 DAFTAR PUSTAKA

Azis M.Y., 2010. Strategi Pengembangan Pola Kemitraan Ayam Broiler CV. Pie Tiek Koe Farm. Institut Pertanian Bogor.

Da Silva C. 2005. The Growing Role of Contract Farming in Agri-food System Development: Drivers, Theory and practice. Agricultural Management Marketing and Finance Service. FAO. Rome.

Hadi, Abdul, 2007. Umur Berapa Sebaiknya Broiler Dijual. Buletin CP ”Service”, Edisi Nopember 2007.

Hafsah, M. 1999. Kemitraan Usaha, Koperasi dan Sinergi. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Malik, Abd., 2002. Dasar Ternak Unggas. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.

Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta

Martodireso, S dan Suryanto, W.A. 2002. Agribisnis Kemitraan Usaha Bersama. Kanisius, Jakarta.

Mulyono H. 2007. Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Peternakan Sapi Potong(Studi Pola Kemitraan Pada Peternakan Makmur di Sukoharjo). Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Rasyid I dan Sirajuddin S.N. Peranan Pola Kemitraan Inti Plasma pada Peternak

Usaha Ayam Broiler. http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=21&ved=0CBcQFjAA OBQ&url=http%3A%2F%2Fdisnaksulsel.info%2Findex.php%3Foption%3 Dcom_docman%26task%3Ddoc_download%26gid%3D27%26Itemid%3D9 &rct=j&q=kemitraan%20unggas&ei=hAbPTc3YOs6zrAfNn6XCCg&usg= AFQjCNGdlAqxyJFtbtjB4OEqlNDMsdZKPg&cad=rja. (diakses tanggal 19 Mei 2011)

Rita, Yunus. 2009. Analisis Efisiensi Produksi Usaha Peternakan Ayam Ras Pedaging Pola Kemitraan Dan Mandiri Di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Tesis Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Rustiani. 1997. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.

Santoso dkk (2005). Analisis Kinerja Usaha Peternakan Ayam Pedaging Pola Industri Inti-Plasma di Bawah Perseroan Terbatas Terbuka.


(13)

73 Siagian S. H., 2001. Peranan Usaha Peternakan dalam pengambangan Wilayah (Studi Kasus Pola Kemitraan PIR Peternakan Ayam Ras Pedaging PT. Nusantara Unggas Jaya di Kabupaten Deli Serdang). Universitas Sumatera Utara.

Sirajuddin. 2004. Analisis Produktivitas Kerja Peternak Ayam Broiler Pola Kemitraan di Kabupaten Maros. Buletin Ilmu Peternakan Universitas Hasanuddin.

Slamet, Yulius. 2006. Metode Penelitian Sosial. Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press). Surakarta.

Sodiq, A dan Abidin Z. 2002. Penggemukan Domba. Agromedia Pustaka, Jakarta. Sofwah, Rolli, 2007. Pentingnya manajemen litter dalam meningkatkan

produktivitas. Buletin CP ”Service”, Edisi Nopember 2007.

Sudjana, Nana dan Ibrahim, 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Sinar Baru. Bandung.

Sugiyono. 2006. Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.


(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Usaha peternakan ayam potong merupakan salah satu jenis usaha yang sangat potensial dikembangkan. Hal ini tidak lepas dari berbagai keunggulan yang dimiliki oleh ayam potong, antara lain masa produksi yang relatif pendek yaitu kurang lebih 32-35 hari, harga yang relatif murah, permintaan yang semakin meningkat serta berbagai keunggulan lain dibandingkan unggas lainnya.

Ada beberapa pola peternak ayam potong antara lain ; pola mandiri, pola kemitraan inti plasma dan pola koperasi. Peternak mandiri prinsipnya menyediakan seluruh input produksi dari modal sendiri dan bebas memasarkan produknya. Pengambilan keputusan mencakup kapan memulai beternak dan memanen ternaknya, serta seluruh keuntungan dan risiko ditanggung sepenuhnya oleh peternak (Supriyatna dkk, 2006).

Ada beberapa faktor yang menyebabkan usaha peternakan ayam ras pedaging tetap dikelola secara mandiri oleh sebagian besar peternak yaitu: 1). Pemeliharaannya cukup mudah; 2). Waktu pemeliharaan relatif singkat (± 4 minggu) karena sistim pemasarannya dalam bentuk ekoran; dan 3). Tingkat pengembalian modal relatif cepat. Namun selain itu ada beberapa hal yang menjadi kendala yaitu: 1). Sarana produksi kurang; 2). Manajemen pemeliharaan/keterampilan peternak yang belum memadai; 3). Modal relatif terbatas; 4). Risiko pemasaran/penjualan cukup besar. 5). Usahanya


(15)

2 tergantung situasi dan cenderung spekulatif, dimana besar kemungkinan untuk memperoleh keuntungan yang tinggi, tetapi besar pula kemungkinan untuk menderita kerugian (Asosiasi Pengusaha Perunggasan Kota Palu, 2008).

Pola kemitraan usaha peternakan ayam ras pedaging yang dilaksanakan dengan pola inti plasma, yaitu kemitraan antara peternak mitra dengan perusahaan mitra, dimana kelompok mitra bertindak sebagai plasma, sedangkan perusahaan mitra sebagai inti. Pada pola inti plasma kemitraan ayam ras yang berjalan selama ini, perusahaan mitra menyediakan sarana produksi peternakan (sapronak) berupa: DOC, pakan. obat-obatan/vitamin, bimbingan teknis dan memasarkan hasil, sedangkan plasma menyediakan kandang dan tenaga kerja.

Faktor pendorong peternak ikut pola kemitraan adalah: 1). tersedianya sarana produksi peternakan; 2). tersedia tenaga ahli; 3). modal kerja dari inti; 4). pemasaran terjamin. Namun ada beberapa hal yang juga menjadi kendala bagi peternak pola kemitraan yaitu: 1). rendahnya posisi tawar pihak plasma terhadap pihak inti; 2). terkadang masih kurang transparan dalam penentuan harga input maupun output (ditentukan secara sepihak oleh inti). Ketidakberdayaan plasma dalam mengontrol kualitas sapronak yang dibelinya menyebabkan kerugian bagi plasma. Sigit, dkk (2004) menyimpulkan bahwa tingkat pelaksanaan kemitraan pola inti plasma berhubungan positif dengan tingkat pendapatan peternak, namun hasil penelitian Sumartini (2004) menemukan bahwa rendahnya pendapatan peternak program kemitraan cenderung sebagai akibat kurang transparan


(16)

3 dalam penentuan harga kontrak baik harga input (harga bibit ayam (DOC), harga pakan, harga sapronak lainnya) maupun harga output (ayam ras pedaging).

Pada kemitraan ayam ras pedaging ketidakadilan biasanya terjadi karena adanya perbedaan kekuatan posisi tawar (bargaining position) antara kelompok mitra (peternak) sebagai plasma dengan perusahaan mitra sebagai inti, sehingga pihak yang kuat mengeksploitasi pihak yang lemah. Walaupun dalam pedoman pelaksanaan kemitraan telah diatur sedemikian rupa, tapi kenyataan menunjukkan bahwa kemitraan belum dapat memberikan pendapatan yang sesuai dengan harapan, khususnya bagi peternak. Kemitraan yang seharusnya bersifat win-win solution (saling menguntungkan) belum tercapai, sehingga dalam upaya mengembangkan kemitraan yang tangguh dan modern diperlukan strategi untuk memperbaiki fondasi perkembangan kemitraan yang lebih mendasar (Rusastra, et.al dalam Sumartini, 2004)

Meskipun ada kelebihan dan kekurangan dari masing-masing pola peternakan ayam potong tersebut tapi bukan semata-mata itu faktor yang mendasari keberhasilan seorang peternak ayam potong. Faktor yang paling penting yang mendasari keberhasilan seorang peternak ayam potong adalah pada proses produksi dimulai sampai dengan panen. Oleh karena itu sebagai peternak, harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup mengenai manajemen usaha agar berbagai masalah dapat diminimalisir atau dihindari.

Kenyataan di lapangan, khususnya di Telur Intan Group tidak selamanya plasma atau peternak yang masuk dalam kemitraan ini bisa


(17)

4 memperlihatkan hasil yang positif. Sebagian dari peternak bahkan ada yang mengalami kerugian atau minus sedangkan sebagaian lainnya bisa mencapai hasil yang sangat maksimal.

Keadaan yang berbeda itu, menunjukkan bahwa ada faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan peternakan ayam potong pola kemitraan pada Telur Intan Group di Malang. Kondisi yang berbeda berkaitan dengan manajemen produksi antara lain: manajemen kandang, manajemen pakan, manajemen minum, dan manajemen brooding.

Manajemen seorang peternak dikatakan berhasil ketika mampu mencapai tingkat FCR (Feed Confertion Ratio) yang serendah-rendahnya dan pendapatan peternak yang sebesar-besarnya. Pencapaian FCR dapat diukur dengan melihat selisih FCR aktual peternak dengan FCR standar perusahaan. Jika FCR aktual lebih rendah dibanding FCR standar perusahaan maka tentu bisa dipastikan peternak akan mengalami keuntungan. Begitupula sebaliknya jika FCR aktual peternak lebih tinggi dari standar perusahaan maka bisa pula dipastikan peternak akan mengalami kerugian. Tinggi rendahnya pendapatan tergantung dari seberapa besar selisih FCR aktual peternak dengan standar perusahaan.

Permasalahan selama ini di lapangan yang memprihatinkan karena peternak kurang mengetahui dengan pasti faktor mana yang sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan usaha peternakan ayam potong. Faktor keberhasilan ini sangat penting diketahui, karena menjadi dasar untuk mengembangakan dan mengambil keputusan dalam usahanya secara tepat. Disamping itu pengalaman terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi


(18)

5 keberhasilan usaha tersebut sangatlah penting untuk dapat bertahan dalam pasar yang kompetitif ini. Mengingat jumlah peternak yang semakin meningkat dan para peternak saling berlomba untuk meningkatkan dan memperluas usahanya. Sehingga diharapkan, para peternak ayam potong dapat menentukan langkah-langkah yang perlu diambil dan diperhatikan agar mampu meningkatkan keberhasilan usahanya . Berdasarkan uraian di atas maka penulis berkeinginan untuk mengadakan penelitian dengan judul: “ANALISIS KEBERHASILAN PETERNAK AYAM POTONG (Studi Kasus Peternak Pola Kemitraan pada Telur Intan Group di Malang)”.

1.2. Rumusan Masalah

Setelah melihat latar belakang tersebut diatas, penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Apakah manajemen kandang, manajemen pakan, manajemen minum, dan manajemen brooding secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri mempengaruhi keberhasilan usaha peternakan ayam potong pada kemitraan Telur Intan Group secara signifikan?.

b. Diantara faktor-faktor tersebut mana yang berpengaruh dominan terhadap keberhasilan usaha peternakan ayam potong pada kemitraan Telur Intan Group?.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini memiliki tujuan untuk:

a. Mengetahui apakah manajemen kandang, manajemen pakan, manajemen minum, dan manajemen brooding secara bersama-sama maupun


(19)

sendiri-6 sendiri mempengaruhi keberhasilan usaha peternakan ayam potong pada kemitraan Telur Intan Group secara signifikan.

b. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dominan terhadap keberhasilan usaha peternakan ayam potong pada kemitraan Telur Intan Group.

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Teoritis (Keilmuan)

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam penelitian selanjutnya atau dijadikan dasar pengambilan keputusan.

1.4.2. Kegunaan Praktis (Guna Laksana)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi dan pertimbangan bagi peternak dalam menjalankan usahanya, sehingga dalam pengelolaannya diperoleh hasil yang maksimal.

1.5. Definisi Istilah

− Ayam potong atau ayam pedaging adalah jenis ternak bersayap dari kelas aves yang telah didomestikasikan dan cara hidupnya diatur oleh manusia dengan tujuan untuk memberikan nilai ekonomis dalam bentuk daging. Ayam semacam ini berumur muda dibawah umur 6 minggu, yang mempunyai pertumbuhan cepat serta dada yang lebar dengan timbunan daging yang banyak.


(20)

7

Brooding adalah indukan buatan atau pemberian pemanasan pada ayam periode starter. Brooder: alat pemanas.

− Periode starter adalah periode permulaan pemeliharaan ayam potong umur 1 hari sampai 14 hari.

Litter adalah alas kandang bisa berasal dari sekam padi dengan pemakaian 2,5 – 4 kg/m2.

Painting adalah bernafas dengan frekuensi lebih cepat (terengah-engah) sebagai usaha untuk melepaskan panas tubuh karena suhu lingkungan yang tinggi.

Plasma adalah anggota (peternak ayam potong) yang tergabung dalam sebuah usaha kemitraan ayam potong.

Desinfektan adalah obat atau bahan kimia yang digunakan untuk menyemprot kandang dengan tujuan membunuh bakteri, virus dan protozoa patogen (bakteri yang merugikan).

− FCR (Feed Confertion Ratio): perbandingan antara jumlah pakan yang dihabiskan dengan kenaikan berat badan ayam pada periode dan satuan berat yang sama.

− PHP (pendapatan hasil peternak) : pendapatan yang diperoleh oleh peternak selama satu periode. Perhitungan pendapatan peternak diberikan dalam bentuk RHPP (rekapitulasi pendapatan hasil peternak).


(1)

2 tergantung situasi dan cenderung spekulatif, dimana besar kemungkinan untuk memperoleh keuntungan yang tinggi, tetapi besar pula kemungkinan untuk menderita kerugian (Asosiasi Pengusaha Perunggasan Kota Palu, 2008).

Pola kemitraan usaha peternakan ayam ras pedaging yang dilaksanakan dengan pola inti plasma, yaitu kemitraan antara peternak mitra dengan perusahaan mitra, dimana kelompok mitra bertindak sebagai plasma, sedangkan perusahaan mitra sebagai inti. Pada pola inti plasma kemitraan ayam ras yang berjalan selama ini, perusahaan mitra menyediakan sarana produksi peternakan (sapronak) berupa: DOC, pakan. obat-obatan/vitamin, bimbingan teknis dan memasarkan hasil, sedangkan plasma menyediakan kandang dan tenaga kerja.

Faktor pendorong peternak ikut pola kemitraan adalah: 1). tersedianya sarana produksi peternakan; 2). tersedia tenaga ahli; 3). modal kerja dari inti; 4). pemasaran terjamin. Namun ada beberapa hal yang juga menjadi kendala bagi peternak pola kemitraan yaitu: 1). rendahnya posisi tawar pihak plasma terhadap pihak inti; 2). terkadang masih kurang transparan dalam penentuan harga input maupun output (ditentukan secara sepihak oleh inti). Ketidakberdayaan plasma dalam mengontrol kualitas sapronak yang dibelinya menyebabkan kerugian bagi plasma. Sigit, dkk (2004) menyimpulkan bahwa tingkat pelaksanaan kemitraan pola inti plasma berhubungan positif dengan tingkat pendapatan peternak, namun hasil penelitian Sumartini (2004) menemukan bahwa rendahnya pendapatan peternak program kemitraan cenderung sebagai akibat kurang transparan


(2)

3 dalam penentuan harga kontrak baik harga input (harga bibit ayam (DOC), harga pakan, harga sapronak lainnya) maupun harga output (ayam ras pedaging).

Pada kemitraan ayam ras pedaging ketidakadilan biasanya terjadi karena adanya perbedaan kekuatan posisi tawar (bargaining position) antara kelompok mitra (peternak) sebagai plasma dengan perusahaan mitra sebagai inti, sehingga pihak yang kuat mengeksploitasi pihak yang lemah. Walaupun dalam pedoman pelaksanaan kemitraan telah diatur sedemikian rupa, tapi kenyataan menunjukkan bahwa kemitraan belum dapat memberikan pendapatan yang sesuai dengan harapan, khususnya bagi peternak. Kemitraan yang seharusnya bersifat win-win solution (saling menguntungkan) belum tercapai, sehingga dalam upaya mengembangkan kemitraan yang tangguh dan modern diperlukan strategi untuk memperbaiki fondasi perkembangan kemitraan yang lebih mendasar (Rusastra, et.al dalam Sumartini, 2004)

Meskipun ada kelebihan dan kekurangan dari masing-masing pola peternakan ayam potong tersebut tapi bukan semata-mata itu faktor yang mendasari keberhasilan seorang peternak ayam potong. Faktor yang paling penting yang mendasari keberhasilan seorang peternak ayam potong adalah pada proses produksi dimulai sampai dengan panen. Oleh karena itu sebagai peternak, harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup mengenai manajemen usaha agar berbagai masalah dapat diminimalisir atau dihindari.

Kenyataan di lapangan, khususnya di Telur Intan Group tidak selamanya plasma atau peternak yang masuk dalam kemitraan ini bisa


(3)

4 memperlihatkan hasil yang positif. Sebagian dari peternak bahkan ada yang mengalami kerugian atau minus sedangkan sebagaian lainnya bisa mencapai hasil yang sangat maksimal.

Keadaan yang berbeda itu, menunjukkan bahwa ada faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan peternakan ayam potong pola kemitraan pada Telur Intan Group di Malang. Kondisi yang berbeda berkaitan dengan manajemen produksi antara lain: manajemen kandang, manajemen pakan, manajemen minum, dan manajemen brooding.

Manajemen seorang peternak dikatakan berhasil ketika mampu mencapai tingkat FCR (Feed Confertion Ratio) yang serendah-rendahnya dan pendapatan peternak yang sebesar-besarnya. Pencapaian FCR dapat diukur dengan melihat selisih FCR aktual peternak dengan FCR standar perusahaan. Jika FCR aktual lebih rendah dibanding FCR standar perusahaan maka tentu bisa dipastikan peternak akan mengalami keuntungan. Begitupula sebaliknya jika FCR aktual peternak lebih tinggi dari standar perusahaan maka bisa pula dipastikan peternak akan mengalami kerugian. Tinggi rendahnya pendapatan tergantung dari seberapa besar selisih FCR aktual peternak dengan standar perusahaan.

Permasalahan selama ini di lapangan yang memprihatinkan karena peternak kurang mengetahui dengan pasti faktor mana yang sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan usaha peternakan ayam potong. Faktor keberhasilan ini sangat penting diketahui, karena menjadi dasar untuk mengembangakan dan mengambil keputusan dalam usahanya secara tepat. Disamping itu pengalaman terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi


(4)

5 keberhasilan usaha tersebut sangatlah penting untuk dapat bertahan dalam pasar yang kompetitif ini. Mengingat jumlah peternak yang semakin meningkat dan para peternak saling berlomba untuk meningkatkan dan memperluas usahanya. Sehingga diharapkan, para peternak ayam potong dapat menentukan langkah-langkah yang perlu diambil dan diperhatikan agar mampu meningkatkan keberhasilan usahanya . Berdasarkan uraian di atas maka penulis berkeinginan untuk mengadakan penelitian dengan judul: “ANALISIS KEBERHASILAN PETERNAK AYAM POTONG (Studi Kasus Peternak Pola Kemitraan pada Telur Intan Group di Malang)”.

1.2. Rumusan Masalah

Setelah melihat latar belakang tersebut diatas, penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Apakah manajemen kandang, manajemen pakan, manajemen minum, dan manajemen brooding secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri mempengaruhi keberhasilan usaha peternakan ayam potong pada kemitraan Telur Intan Group secara signifikan?.

b. Diantara faktor-faktor tersebut mana yang berpengaruh dominan terhadap keberhasilan usaha peternakan ayam potong pada kemitraan Telur Intan Group?.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini memiliki tujuan untuk:

a. Mengetahui apakah manajemen kandang, manajemen pakan, manajemen minum, dan manajemen brooding secara bersama-sama maupun


(5)

sendiri-6 sendiri mempengaruhi keberhasilan usaha peternakan ayam potong pada kemitraan Telur Intan Group secara signifikan.

b. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dominan terhadap keberhasilan usaha peternakan ayam potong pada kemitraan Telur Intan Group.

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Teoritis (Keilmuan)

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam penelitian selanjutnya atau dijadikan dasar pengambilan keputusan.

1.4.2. Kegunaan Praktis (Guna Laksana)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi dan pertimbangan bagi peternak dalam menjalankan usahanya, sehingga dalam pengelolaannya diperoleh hasil yang maksimal.

1.5. Definisi Istilah

− Ayam potong atau ayam pedaging adalah jenis ternak bersayap dari kelas aves yang telah didomestikasikan dan cara hidupnya diatur oleh manusia dengan tujuan untuk memberikan nilai ekonomis dalam bentuk daging. Ayam semacam ini berumur muda dibawah umur 6 minggu, yang mempunyai pertumbuhan cepat serta dada yang lebar dengan timbunan daging yang banyak.


(6)

7 − Brooding adalah indukan buatan atau pemberian pemanasan pada ayam

periode starter. Brooder: alat pemanas.

− Periode starter adalah periode permulaan pemeliharaan ayam potong umur 1 hari sampai 14 hari.

Litter adalah alas kandang bisa berasal dari sekam padi dengan pemakaian 2,5 – 4 kg/m2.

Painting adalah bernafas dengan frekuensi lebih cepat (terengah-engah) sebagai usaha untuk melepaskan panas tubuh karena suhu lingkungan yang tinggi.

Plasma adalah anggota (peternak ayam potong) yang tergabung dalam sebuah usaha kemitraan ayam potong.

Desinfektan adalah obat atau bahan kimia yang digunakan untuk menyemprot kandang dengan tujuan membunuh bakteri, virus dan protozoa patogen (bakteri yang merugikan).

− FCR (Feed Confertion Ratio): perbandingan antara jumlah pakan yang dihabiskan dengan kenaikan berat badan ayam pada periode dan satuan berat yang sama.

− PHP (pendapatan hasil peternak) : pendapatan yang diperoleh oleh peternak selama satu periode. Perhitungan pendapatan peternak diberikan dalam bentuk RHPP (rekapitulasi pendapatan hasil peternak).