20
Pedoman Pelaksanaan BP di SLB, Sunardi, PLB FIP UPI, 2005
BAB III PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SLB
Program bimbingan dan konseling adalah rencana kerja yang disusun secara sistematis, terarah, jelas, komprehensif, dan terpadu dengan
keseluruhan program pendidikan dalam rangka mencapai tujuan bimbingan dan konseling. Diasumsikan, kegiatan bimbingan dan konseling akan
terlaksana dan berhasil dengan baik apabila dilaksanakan berdasar dan sesuai program yang baik pula.
Melalui program bimbingan dan konseling, akan diperoleh beberapa keuntungan, antara lain :
1. Dapat dijadikan sebagai pedoman, acuan, atau panduan bagi
setiap personel yang terlibat dalam kegiatan bimbingan. 2.
Tujuan setiap langkah bimbingan dapat lebih jelas dan terarah. 3.
Setiap guru atau petugas bimbingan akan lebih menyadari tugas dan tanggung jawabnya.
4. Layanan bimbingan dapat dilaksanakan dengan lebih tertib dan
terarur. 5.
Dapat meningkatkan keeratan komunikasi diantara petugas bimbingan yang terlibat didalamnya.
6. Mampu memberikan kejelasan tentang sarana dan prasarana
yang dibutuhkan. 7.
Mampu memberikan kejelasan tentang kegiatan bimbingan dalam keseluruhan kegiatan pendidikan di sekolah.
Program bimbingan dapat diklasifikasikan sebagai : 1 Program layanan dasar, yaitu program yang sifatnya umum, untuk semua siswa dan
disusun guna kepentingan prevensi ataupun promosi. Program ini dapat dijabarkan lagi menjadi program jangka pendek, sedang, panjang, atau
punprogram harian, mingguan, bulanan, triwulan, semester atau tahunan, dan 2 Program layanan responsif, yaitu program yang bersifat khusus atau
insidental, yang sengaja disusun dalam rangka menjawab peristiwa-peristiwa atau permasalahan yang terjadi dan dihadapi siswa maupun lingkungan anak
terutama orang tuanya.
A. PROGRAM LAYANAN DASAR
1. PERENCANAAN PROGRAM
Kegiatan layanan bimbingan akan terlaksana dengan baik dan efektif apabila diawali dengan perencanaan yang sistematis, apabila
diawali dengan kegiatan perencanaan program yang baik pula. Untuk itu program bimbingan harus direncanakan dengan sebaik-baiknyapada
awal tahun pelajaran. Sedangkan untuk menjamin adanya keterpaduan dan kesinambungan, kegiatan perencanaan program hendaknya dibuat
bersama oleh seluruh staf dan seluruh tenaga kependidikan di sekolah sehingga menghasilkan suatu program yang utuh. Selanjutnya agar
21
Pedoman Pelaksanaan BP di SLB, Sunardi, PLB FIP UPI, 2005
program yang akan dibuat selaras dengan karakteristik, permasalahan, dan kebutuhan peserta didik, maka peril dimulai dengan kegiatan
asesmen.
Agar dihasilkan program yang baik, maka dalam kegiatan perencanaan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Menjadikan tujuan pendidikan serta hasil asesmen
sebagai basis dalam penyusunan program bimbingan secara keseluruhan.
b. Dilakukan secara bersama dengan seluruh tenaga
kependidikan dibawah
koordinasi kepala
sekolah, sehingga hasilnya disamping lebih komprehensif.
c. Disusun secara sistematis, jelas, dan realistis, namun
fleksibel sehingga memberikan kemudahan dalam pengimplementasiannya.
d. Secara jelas mencantumkan tentang permasalahan yang
dihadapi, jenis layanan yang diperlukan, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, bentuk kegiatan dan teknik
pelaksanaannya, pelaksana, waktu, sarana dan prasarana yang diperlukan, serta evaluasinya.
e. Program harus mampu mendukung kegiatan pendidikan di
sekolah secara keseluruhan. f.
Program harus ditujukan untuk semua siswa. g.
Ada keseimbangan dalam hal jenis layanan yang diberikan.
h. Mampu menjadi alat untuk mencapai tujuan bimbingan
yang telah dirumuskan sebelumnya. i.
Akan lebih baik apabila program dibuat secara strategis yang memuat program jangka pendek, jangka sedang,
dan jangka panjang dan dituangkan dalam bentuk matrik.
j. Program yang telah dirumuskan harus disosialisasikan
kepada seluruh staf dan personel yang terlibat didalamnya.
2. PELAKSANAAN PROGRAM