Peran Tata Usaha dalam Upaya Memaksimalkan Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Medan Selatan

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

PERAN TATA USAHA DALAM UPAYA MEMAKSIMALKAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA KANTOR SISTEM ADMINISTRASI

MANUNGGAL SATU ATAP (SAMSAT) MEDAN SELATAN

O L E H

Nama : Mentari Wahyundari NIM : 092600012

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaiakan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(2)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, berkah serta hidayah-Nya kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan praktik kerja lapangan mandiri ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Ibunda Kartik yang telah membimbing dengan penuh cinta dan kasih sayang, memelihara dan memperhatikan Penulis sejak kecil serta selalu mencukupi segala keperluan baik secara moril maupun materil hingga akhirnya Penulis mampu meyelesaikan laporan tugas akhir ini.

Selanjutnya Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik secara moril dan materil dalam menyelesaikan laporan praktik kerja lapangan mandiri ini, terutama sekali pada :

1. Bapak Prof. DR. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(3)

3. Bapak Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, M.SP, selaku Dosen Pembimbing yang besedia memperhatikan dan memberikan bimbingan serta pengarahan kepada Penulis dalam menyelesaikan penulisan ini.

4. Seluruh Staff Pengajar Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Pegawai Kantor Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara dan Kantor SAMSAT Medan Selatan yang telah memberikan izin dan membantu Penulis dalam mendapatkan data-data penullisan ini.

6. Buat Dedek Yusuf yang telah membantu dan selalu memberikan dukungan dan semangat kepada Penulis.

7. Buat Abang dan Adikku yang turut serta memberikan dukungan secara moril maupun materil.

8. Buat Sahabat-sahabatku, Vixy, Zuday, Nindy, Kenoy, Uci, yang membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

9. Buat Sahabat-sahabatku Tax 2009 yang selama ini telah menjadi keluarga dan selalu memberikan informasi kepada Penulis.


(4)

Laporan ini sudah selesai, namun Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan didalamnya karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan Penulis. Untuk itu diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua yang membaca sebagai wacana dalam memperluas cakrawala pengetahuan.

Kiranya Allah SWT memberikan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga sukses dalam menggapai cita-cita yang diinginkan. Amin.

Medan, Juli 2012 Penulis,


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 1

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 3

C. Uraian Teoritis ... 5

D. Ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 10

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 10

F. Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 12

G. Sistematika Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKL` ... 13

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLMN ... 16

A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara ... 16

B. Sejarah Singkat SAMSAT Medan Selatan ... 17

C. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara .. 19

D. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara ... 24

E. Gambaran Pegawai UPT Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara ... 47


(6)

BAB III GAMBARAN DATA OBJEK LOKASI PAJAK KENDARAAN

BERMOTOR ... 48

A. Ketentuan Pajak Kendaraan Bermotor ... 48

B. Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor ... 50

C. Objek dan Subjek Pajak ... 50

D. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor ... 51

E. Cara Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor ... 51

F. Cara Pendaftaran Pajak Kendaraan Bermotor ... 53

G. Penatausahaan dan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor ... 54

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI... 58

A. Pelaksanaan Kegiatan Proses Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor .. 58

B. Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Pada SAMSAT Medan Selatan ... 60

C. Hambatan dan Kendala Yang Terjadi Pada Pelayanan SAMSAT Medan Selatan ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM )

Dalam mencapai target yang direncanakan pemerintah yaitu mensukseskan pembangunan nasional secara merata dan memenuhi segala kebutuhan rumah tangga Negara yaitu pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas maka pemerintah berusaha memenuhi target tersebut dengan mengoptimalkan pemerintah dalam negeri.

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintah, Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi terdiri atas daerah-daerah kabupaten dan kota. Tiap-tiap daerah tersebut mempunyai hak dan kewajiban mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelrnggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat.

Menurut Undang-undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pajak merupakan kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dngan tidak mendapatkan imbalan secara langsungdan digunakan untuk keperluan Negara yang berlaku dinegara kita, pajak dikelola oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pajak yang dikelola oleh Pemerintah Pusat merupakan sumber penerimaan Negara,


(8)

sedangkan Pajak yang dikelola Pemerintah Daerah sebagai sumber penerimaan daerah (APBD). Berdasarkan Undang-undang, masing-masing untuk jenis pajak telah ditetapkan dengan jelas mengenai siapa yang menjadi subjek pajak dan apa yang menjadi objek pajaknya, serta berapa tariff pajak yang berlaku ssuai dengan aturan yang ada.

Dalam hal ini dengan berlakunya Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, maka penyelenggaraan pemerintah daerah dilakukan dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya, disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan system penyelenggaraan Pemerintah Negara dan undang-undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu disesuaikan dengan kebijakan otonomi daerah.

Maka dari itu pemerintah telah mengesahkan Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menjadiUndang-undang sebagai pengganti Undang-menjadiUndang-undang Nomor 18 tahun 1997 dan


(9)

perubahannya Undang-undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Dalam upaya meningkatkan penerimaan daerah yang berasal dari pajak daerah khususnya pajak provinsi dituntut kesadaran dari semua pihak, karena pajak daerah khususnya daerah provinsi merupakan sumber penerimaan daerahyang ditujukan untuk pembangunan daerah khususnya daerah Provinsi Sumatera Utara.

Dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) ini penulismerasa tertarik untuk mengadakan penelitian dan mengetahui peranan Pajak Kendaraan Bermotor sebagai penunjang pembangunan daerah dan kebijakan-kebijakan apa yang diterapkan pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam upaya memaksimalkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor serat peranan masyarakat dalam pemenuhan kewajiban pajaknya, atas kepemilikan atau yang menguasai kendaran bermotor dan menuangkannya dalam Tugas Akhir :

“ Peran Tata Usaha Dalam Upaya Memaksimalkan Pajak Kendaraan

Bermotor Pada kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Medan Selatan”.


(10)

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) merupakan salah satu syarat yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Administrasi Perpajakan pada fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) sebagai berikut: 1.1untuk mengetahui proses pelaksanaan fungsi serta tugas Tata Usaha

dikantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Medan Selatan dalam upaya memaksimalkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dikantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap ( SAMSAT ) Medan Selatan. 1.2untukmelihat secara langsung perkembangan terhadap penerimaan Pajak

Kendaraan Bermotor.

1.3Untuk mengetahui perkembangan target dan realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor.

1.4Untuk mengetahui strategi tata usaha dalam upaya memaksimalkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) sebagai berikut: 2.1Bagi Mahasiswa

a. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat melihat secara langsung pelaksanaan Tata Usaha pada Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Medan Selatan.


(11)

b. Untuk meningkatkan komunikasi serta wawasan khususnya fungsi dan tugas dari pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara. c. Sebagai wadah untuk mempersiapkan dirimenghadapi dunia kerja

dengan dibekali keahlian keterampilan dan pengalaman yang diperoleh sewaktu Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ).

d. Untuk menciptakan dan mengembangkan rasa tanggung jawab, profesionalitas serta kedisiplinan yang nantinya sangat dibutuhkan ketika memasuki dunia kerja.

2.2Bagi Instansi Pemerintah Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT)

a. Sebagai srana untuk mempererat hubungan yang positif antara Dinas Pendapatan Daerah Provinsi khususnya Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Medan Selatan dengan Lembaga Pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan pada fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

b. Dengan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) bagi mahasiswa dituntut sumbangsihnya berupa kritik yang bersifat membangun dan menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja dilingkungan instansi tersebut.


(12)

2.3Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan pada fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara a. Membuka interaksi antara Lembaga Pendidikan Program Studi

Diploma III Administrasi Perpajakan dengan instansi pemerintah yang bersangkutan dalam memberikan uji nyata mengenai ilmupengetahuan yang diterima mahasiswa melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ).

b. Guna mempromosikan sumber daya manusia yang ahli sesuai dengan bidang keahliannya.

c. Guna meningkatkan profesionalisme, memperluas wawasan serta memantapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya khususnya dibidang perpajakan.

C. Uraian Teoritis

1. Defenisi dan Fungsi Pajak 1.1Defenisi Pajak

Pengertian Pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH yaitu: Iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang ( yang dapat dipaksakan ) dengan tiada mendapat jasa timbal balik ( kontraprestasi ) yang langsung dapat ditujukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum. (Mardiasmo,2008:1)


(13)

Sedangkan pengertian pajak menurut Undang-undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajin kepada Negara ynag terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

1.2 Fungsi Pajak

a. Fungsi Budgetair, pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran.

b. Fungsi Regurend, pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang social dan ekonomi. (Resmi,2008:4)

2. Jenis Pajak

2.1Menurut Golongannya

a. Pajak Langsung yaitu pajak yang dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dibebankan oleh orang lain.

Contohnya: Pajak Penghasilan

b. Pajak Tidak Langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.


(14)

2.2Menurut Sifatnya

a. Pajak Subjektif yaitu pajak yang berpangkat atau berdasarkan pada subjek pajaknya. Contohnya Pajak Penghasilan.

b. Pajak Objektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada objeknya tanpa memperhatikan keadaan Wajib Pajak. Contohnya Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. 2.3Menurut Lembaga Pemungutnya

a. Pajak Pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara.

Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai.

b. Pajak Daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah terdiri atas dua yaitu Pajak Provinsi ( Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor) dan Pajak Kabupaten / Kota (Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan).

3. Asas Pemungutan Pajak 3.1Asas Domisili

Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal


(15)

dari dalam maupun luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Dalam Negeri.

3.2Asas Sumber

Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.

3.3Asas Kebangsaan

Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu Negara. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Luar Negeri.

4. Sistem Pemungutan Pajak 4.1 Official Assessment System

Adalah suatu system pemungutan yang member wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

4.2 Self Assessment System

Adalah suatu sitem pemungutan pajak yang member wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya Pajak yang terutang. 4.3 With Holding System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.


(16)

5. Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak Kendaraan Bermotor adalah Pajak yang dipungut atas kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor. Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energy tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang dalam operasinya menggunakan roda dan motor dan tidak melekat secara permanen serta kendaraan bermotor yang dioperasikan di air.

6. Objek dan Subjek Pajak Kendaraan Bermotor 6.1Objek Kendaraan Bermotor

Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor. Termasuk kendaraan bermotor beroda beserta gandenganny, yang dioperasikan disemua jenis jalan darat.

6.2Subjek Pajak Kendaraan Bermotor

a. Subjek Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan yang menguasai Kendaraan Bermotor.

b. Wajib Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki Kendaraan Bermotor.


(17)

1. Untuk orang pribadi adalah orang yang bersangkutan, kuasanya atau ahli warisnya.

2. Untuk badan adalah pengurus atau kuasanya. 7. Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor

Merupakan hasil perkalian dari 2 (dua) unsure pokok : 7.1Nilai Jual Kendaraan Bermotor

7.2Bobot yang mencerminkan secara relative tingkat kerusakan jalan dan/atau pencemaran lingkungan akibat penggunaan Kendaraan Bermotor.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang terlaksanakan di Kantor SAMSAT Medan Selatan, penulis ingin mengetahui Peran Tata Usaha SAMSAT Dalam Upaya Memaksimalkan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor melalui kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, khususnya mengenai fungsinya sebagai salah satu sumber penerimaan bagi daerah dalam pembiayaan pembangunan daerah, maka yang menjadi ruang lingkupnya adalah sebagai berikut :

1. Peran Tata Usaha dalam menghadapi kendala-kendala terhadap Pajak Kendaraan Bermotor

2. Persyaratan administrasi yang wajib dipenuhi oleh Wajib Pajak Kendaraan Bermotor.


(18)

3. Tingkat perkembangan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor. 4. Upaya untuk meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi sesuai dengan metode yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini, penulis melakukan penentuan tempat Praktik Kerja LapanganMandiri (PKLM), mencari dan mengumpulkan bahan untuk pembuatan proposal dan konsultasi dengan pihak dosen yang bersangkutan. 2. Studi Literatur

Didalam tahap ini penulis mencari berbagai literatur seperti buku-buku tentang ketentuan perpajakan Indonesia, Undang-Undang Peraturan Daerah, maupun literatur yang berhubungan dengan objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

3. Observasi Lapangan

Pengamatan yang dilakukan sesuai dengan data yang ada pada instansi yang bersangkutan mengenai objek studi khusunya Penerimaan Pajak Provinsi berupa Pajak Kendaraan Bermotor.

4. Pengumpulan Data

Penulis mulai mengumpulkan data-data lapangan mengenai penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).


(19)

Adapun pengumpulan data yaitu sebagai berikut : 4.1Data Pr imer

Data yang diperoleh dari pihak-pihak yang berkompeten dan berkaitan dengan objek topic PKLM.

4.2Data Sekunder

Data yang diperoleh dari buku, Undang-Undang, dan referensi lain. 4.3Analisa dan Evaluasi

Dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini, penulis akan menuliskan secara sistematis terhadap sumber data sesuai dengan fakta-fakta yang ada secara faktual dan cermat, kemudian menganalisanya untuk mencapai suatu kesimpulan.

F. Metode Pengumpulan Data

Untuk menyimpulakn data dan informasi yang diperlukan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini, maka penulis menggunakan Metode Pengumpulan Data sebagai berikut :

1. Daftar Observasi (Observasi Guide)

Melakukan kegiatan pengamatan langsung tentang objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran dari sumber data yang diperlukan.


(20)

No Data Tata Usaha Data Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor

Metode Pengumpulan Data

1 Perubahan Data - Observasi

2 - Data Penerimaan dari tahun

2006 s/d 2010

Dokumentasi

2. Daftar Wawancara (Interview Guide)

Melakukan kegiatan wawancara langsung yang melibatkan pegawai Kantor Sistem Administrasi Manunggal dibawah Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan baik secara lisan maupun tulisan.

3. Daftar Dokumentasi

Dengan menggunakan dokumen-dokumen resmi mengenai penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) atau arsip-arsip yang dianggap sah sebagaibukti otentik.


(21)

G. Sistematika Penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM) adalah :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang menjadi dasar pemikiran dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), Ruang Lingkup, Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan mandiri (PKLM), Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), Metode Pengumpulan Data serta Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

Dalam bab ini penulis menguraikan Sejarah Singkat Sistem Administrasi Manunggal dibawah Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan, Struktur Organisasi, Uraian Tugas Pokok dan Fungsi, Gambaran Pegawai.

BAB III : GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (PKB)


(22)

Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai Ketentuan, Objek dan Subjek Pajak, Cara Perhitungannya dan Pendaftaran Pajak Kendaraan Bermotor.

BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI DATA

Pada bab ini membahas tentang Analisa dan Evalusai Data yng diperoleh mengenai peranan Tata Usaha dalam memaksimalkan penerimaan Pajak kendaraan Bermotor (PKB) secara berkala. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis mengemukakan tentang kesimpulan dan saran-saran mengenai Objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dan permasalahan yang penulis hadapi selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) di lapangan.


(23)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara Sebelum Dinas berdiri sendiri sebagai instansi tersendiri, pengelolaan Pajak dan Pendapatan Daerah adalah merupakan salah satu bagian yang berada di bawah Biro Keuangan yang bernaung pada Sekertariat Kantor Gubernur Sumatera Utara, dan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara tentang Susunan Organisasi dan Tata Cara Sekertariat Wilayah Daerah Provinsi Sumatera Utara maka Biro Keuangan ditingkatkan menjadi Direktorat Keuangan.

Dengan demikian tentu Bagian Pajak dan Pendapatan Daerah berubah

menjadi “Sub Direktorat”. Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan

tersebut dengan terbitnya Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara tanggal 21 Maret 1975, maka Sub Direktorat Pendapatan

Daerah ditingkatkan menjadi “Direktorat Pendapatan Daerah”.

Pada tanggal 14 September 1975, Menteri Dalam Negeri menerbitkan Surat Nomor KUPD 3/12/43 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah di seluruh Indonesia, maka bersamaan dengan itu Direktorat Pendapatan

Daerah diubah statusnya menjadi “Dinas Pendapatan Daerah”.

Pada tahun 1976 Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara dibentuk dan dikeluarkan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera


(24)

Utara tanggal 31 Maret 1976 No. 143/II/GBU, dengan persetujuan DPRD pembentukan Dinas ini ditetapkan dalam Peraturan daerah Sumatera Utara Nomor 1 Tahun 1976.

Kemudian sesuai dengan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 061/2743/S Tanggal 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah maka terhitung sejak tanggal dikeluarkannya surat tersebut, kemudian namanya

berubah menjadi “Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara”.

Dan secara terus menerus volume kerja Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara terus meningkat dari tahun ke tahun, sehingga mendorong perkembangan organisasi untuk meningkatkan pendapatan daerah terutama pelayanan kepada masyarakat khususnya wajib pajak, maka secara bertahap dibentuk Cabang Dinas Pendapatan Daerah di seluruh Daerah Sumatera Utara.

B. Sejarah Singkat SAMSAT Medan Selatan

Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakt pemilik kendaraan bermotor, maka oleh pemerintah dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama tiga Menteri yaitu Menhankam, Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor Kep/13/XXII/1976 dan Tahun 1976 tertanggal 28 September 1976, tentang Pelaksanaan Penyelenggaraan Sistem Baru Pendaftaran Kendaraan

Bermotor yang disebut “Sistem Administrasi Manunggal dibawah Satu Atap


(25)

1. Sebagai usah untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pemilik kendaraan bermotor yang berdomisili di Daerah Sumatera Utara. 2. Meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui penerimaan

dari sektor PKB dan penerimaan dari sektor BBN-KB.

3. Meningkatkan penerimaan Asuransi Kerugian Kecelakaan Jasa Raharja Cabang Utama Medan yang merupakan aparat Departemen Keuangan Sumatera Utara.

4. Sebagai usaha menyeragamkan tindakan, ketertiban dan kelancaran dan pengadaan Administrasi Kendaraan Bermotor.

SAMSAT merupakan singkatan dari “Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap”, dibentuk pada tahun 1976. Kantor Bersama SAMSAT Medan Selatan berdiri sejak 1987, tepatnya pada tanggal 15 Juni. Dalam operasionalisasi secara koordinatif dan intergratif dilakukan oleh tiga instansi, yaitu Kepolisisan Negara Republik Indonesia (POLRI), yang mempunyai fungsi dan kewenangan dibidang registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor, Dinas Pendapatan Provinsi dibidang pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (BBN-KB), dan PT. Jasa Raharja (Persero) yang berwenang dibidang penyampaian Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ).

Untuk memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat dalam pengurusan registrasi kendaraan bermotor, pembayaran pajak, dan SWDKLLJ itulah maka dibentuklah Kantor Bersama SAMSAT.


(26)

Instansi yang terkait dalam Kantor Bersama Samsat yaitu :

1. Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDASU. 2. Pemerintahan Daerah Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Daerah

Provinsi Sumatera Utara.

3. Departemen Keuangan yaitu PT.Jasa Raharja (Persero) Cabang Utama Medan.

C. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara Dalam rangka untuk memberikan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang seimbang, maka perlu dibentuk struktur organisasi yang baik, sehingga tugas yang diberikan dapat dikerjakan secara efisien, sistematis dan terkoordinir.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 830/II/GSU Tahun 1976 tanggal 7 Oktober 1976 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara, antara lain ditetapkan Tata Kerja dan Pelaksanaan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara yaitu dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas Pendapatan Daerah, Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Sub Dinas dan Kepala Cabang wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan harmonisasi kerja di lingkungan Dinas Pendapatan, semua pejabat Struktural Dinas wajib membangun, memelihara dan membina komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal serta koordinasi dan kerjasama dengan pihak yang terkait, baik dalam


(27)

lingkungan Dinas Pendapatan Daerah maupun dengan instansi lain diluar Dinas Pendapatan Derah sesuai dengan bidang tugasnya.

Kepala Dinas Pendapatan Daerah, Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Sub Dinas dan Kepala Cabang wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasannya dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. Kepala Dinas, Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Sub Dinas dan Kepala Cabang memimpin dan mengkoordinasi bawahannya serta memberi bimbingan dan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.

Sejak Tahun 1978 hingga sekarang DIPENDASU telah dipimpin oleh 8 (delapan) pejabat Kepal Dinas, yaitu :

1. Drs. H. Alimuddin Simanjuntak (1978/1981) 2. Drs. M. H. Panjaitan (1981/1985)

3. Drs. H. Amiruddin Lubis (1985/1986) 4. Drs. H. Maksum Matondang (1986/1997) 5. Drs. Ridwan Batubara, MM (1997/2001) 6. Drs. H. Muhyan Tambuse (2001/2002)

7. Drs. H. Panusuran Pasaribu, MM (2002/2006) 8. H. Sjafaruddin, SH, MM (2006/Sekarang)

Dan yang menjadi Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara terdiri dari :


(28)

1. Kepala Dinas 2. Wakil Kepala Dinas

3. Bagian Tata Usaha, terdiri dari : 3.1Sub Bagian Kepegawaian. 3.2Sub Bagian Keuangan.

3.3Sub Bagian Umum dan Perlengkapan. 3.4Sub Bagian Organisasi dan Hukum. 4. Sub Dinas Bina Program, terdiri dari :

4.1Seksi Perencanaan dan Pengembangan. 4.2Seksi Penyuluhan.

4.3Seksi Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.

5. Sub Dinas Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, terdiri dari:

5.1Seksi Teknis Perpajakan.

5.2Seksi Sengketa Pajak dan Keberatan. 5.3Seksi Pembukuan dan Pelaporan.

6. Sub Dinas Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah/Air Permukaan dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, terdiri dari : 6.1Seksi Teknis Perpajakan Lain-lain.

6.2Seksi Sengketa Pajak dan Keberatan. 6.3Seksi Pembukuan dan Pelaporan.


(29)

7.1Seksi Teknis Retribusi.

7.2Seksi Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak. 7.3Seksi Penerimaan Lain-lain.

7.4Seksi Pembukuan dan Pelaporan.

8. Sub Dinas Pengendalian dan Pembinaan, terdiri dari : 8.1Seksi Pengendalian Keuangan dan Material. 8.2Seksi Pengendalian Aparat Pelaksana.

8.3Seksi Pembinaan Teknis Administrasi Pendapatan. 9. Unit Pelaksana Teknis (UPT)

No Unit Wilayah Kerja

1 UPTD Medan Utara Medan Barat, Medan Baru, Medan Helvetia, Medan Perjuangan, Medan Tembung, Medan Labuhan, Medan Belawan.

2 UPTD Medan Selatan Medan Maimun, Medan Polonia, Medan Kota, Medan Amplas, Medan Selayang, Medan Tuntungan, Deli Tua, Pancur Batu. 3 UPTD Binjai Kota Binjai dan Kabupaten Langkat. 4 UPTD Pematang Siantar Kota Pematang Siantar dan Kabupaten

Simalungun.

5 UPTD Kisaran Kabupaten Asahan dan Kota Tanjung Balai.

6 UPTD Rantau Prapat Kabupaten Labuhan Batu. 7 UPTD Padang Sidempuan Kabupaten Tapanuli Selatan. 8 UPTD Tebing Tinggi Kota Tebing Tinggi.


(30)

10 UPTD Sibolga Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah. 11 UPTD Sidikalang Kabupaten Dairi.

12 UPTD Gunung Sitoli Kabupaten Nias.

13 UPTD Balige Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir.

14 UPTD Penyabungan Kabupaten Mandailing Natal

10.Kelompok Jabatan Fungsional

Struktur Organisasi dapat diartikan sebagai serangkaian hubungan antara individu-individu dalam suatu kelompok. Struktur ini kemudian digambarkan dalam bagan organisasi atau diagram. Diagram ini akan memperlihatkan garis-garis besar hubungan antara fungsi-fungsi dalam organisasi, arus tanggung jawab dan wewenang. Dalam pengertian luas, dapat diartikan bahwa struktur organisasi itu tergantung pada tugas-tugas yang dilaksanakan dan wewenang yang dipergunakan oleh individu-individu dari kelompok dalam mencapai tujuan yang telah dilaksanakan. Kantor UPT Medan Selatan menerapkan struktur lini dan staf. UPT Medan Selatan dipimpin oleh seorang kepala UPT, dibantu oleh Sub Bagian Tata Usaha. Kepala UPT secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah. UPT Medan Selatan terdiri dari 5 seksi, yaitu Seksi Bagian Tata Usaha, Seksi PKB dan BBN-KB, Seksi ABT/APU, Seksi PKDA, Seksi Retribusi, dan Seksi PLL.


(31)

SUSUNAN UNIT PELAKSANA TEKNIK (UPT) MEDAN SELATAN

Gambar 2.1

Sumber : Kantor UPT. Medan Selatan

D. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara

Dinas Pendapatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Provinsi dipimpin seorang Kepala Dinas, berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekertaris Daerah.

Untuk mengoptimalkan sumber pemasukan dan sumber dana terhadap Pendapatan Daerah untuk keperluan pembiayaan pemerintah Daerah maka Dinas Pendapatan mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian kewenangan Pemerintah Provnsi dan Tugas tersebut adalah Dekosentrasi di bidang Pendapatan.

KA. UPT

KA. SUBAG TATA USAHA


(32)

Dalam melaksanakan kegiatannya Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara, mempunyai tugas sebagia berikut :

1. Memimpin dan mengkoordinir segala usaha di bidang pungutan dan pendapatan daerah berdasarkan ketentuan yang digariskan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.

2. Mengadakan penelitian dan mengevaluasi tata cara pemungutan pajak retribusi atau pungutan lainnya yang diadakan oleh Pemerintah Pusat yang telah diserahkan kepada Daerah maupun pungutan-pungutan yang diadakan oleh Pemerintah Daerah sepanjang hal itu menjadi hak dan wewenang guna menciptakan atau mencari sistem baru yang lebih berdaya guna dan berhasil guna.

3. Melaksanakan segala usaha dan kegiatan pemungutan, pengumpulan dan pemasukan Pendapatan Daerah ke dalam kas daerah secara maksimal baik terhadap sumber pendapatan yang ada maupun dengan penggalian sumber pendapatan yang baru berdasarkan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh Kepala Daerah dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dan untuk melaksanakan tugas tersebut, maka Dinas Pendapatan Daerah menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Menyiapkan bahan perumusan perencanaan/program dan kebijaksanaan teknis dibidang Pendapatan.


(33)

2. Menyelenggarakan pembinaan, program, Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Retribusi dan Pendapatan Lain-lain, Pengendalian dan Pembinaan.

3. Melaksanakan tugas-tugas yang terkait dengan pendapatan sesuai dengan Ketetapan Kepala Daerah.

Dalam menghasilkan tugas-tugas pokok tersebut, maka sesuai dengan struktur organisasi Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara, antara lain telah ditentukan tata kerja serta tugas dilingkungan Dinas Pendapatan Daerah yang terdiri dari :

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas Pendapatan Daerah mempunyai tugas membantu Gubernur dalam pelaksanaan Kewenangan otonomi, tugas Dekosentrasi dan tugas Pembantuan di bidang Pendapatan.

Untuk menjalankan tugas tersebut, Kepala Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut :

1.1 Melaksanakan koordinasi, kerjasama dengan pihak terkait, pembinaan, pengendalian teknis dan evaluasi penggalian potensi, pemberdayaan potensi dan pemungutan sumber pendapatan daerah sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditetapkan.


(34)

1.2 Menyusun rencana jangka menengah dan tahunan di bidang pendapatan daerah sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditetapkan.

1.3 Melaksanakan tugas lain yang diberikan Gubernur dan Sekertaris Daerah sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

1.4 Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Gubernur melalui Sekertaris Daerah.

1.5 Memberikan masukan yang perlu kepada Gubernur melalui Sekertaris Daerah sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

2. Wakil Kepala Dinas

Wakil Kepala Dinas Pendapatan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan kewenangan otonomi, tugas kekosentrasi dan tugas Pembantuan di bidang pendapatan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut Wakil Kepala Dinas menyelenggarakan fungsi :

2.1 Mengkoordinasikan penyempurnaan penyusunandan penerapan konsep standar pelaksanaan tugas-tugas dinas, standar pelaksanaan kewenangan daerah Kabupaten/Kota di bidang pendapatan daerah, perencanaan kegiatan dan kebutuhan dinas, peningkatan kapasitas personil, kinerja, disiplin pegawai, dan sistem kerja dinas.


(35)

2.2 Melaksanakan tugas dan fungsi Kepala Dinas Pendapatan apabila Kepala Dinas Pendapatan berhalangan sesuai dengan standar prosedur yang telah ditetapkan.

2.3 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

2.4 Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas sesuai dengan standar prosedur yang telah ditetapkan.

2.5 Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Kepala Bagian Tata Usaha

Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas membantu Kepala Dinas di bidang kepegawaian, keuangan, umum dan perlengkapan, oerganisasi dan hukum.

Untuk melaksanakan tugas tersebut kepala bagian tata usaha menyelenggarakan fungsi :

3.1 Menyusun konsep standar penyelenggaraan urusan keuangan, kewenangan pemberdayaan pegawai, pemberdayaan organisasi dan penyiapan produk-produk hukum.

3.2 Perencanaan kebutuhan internal dan kebutuhan administrative dinas, serta penyempurnaan/peningkatan pengelolaan dan pengendalian atas pelaksanaannya sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.


(36)

3.3 Perencanaan, pengelolaan dan pengurusan pertanggungjawaban keuangan dinas sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditetapkan. 3.4 Perencanaan, pengelolaan dan peningkatan pendayagunaan kepegawaian

sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditetapkan.

3.5 Perencanaan dan peningkatan system kerja serta pengelolaan produk hukum dinas sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditetapkan. 3.6 Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas dan Wakil Kepla

Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

3.7 Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas melalui Wakil Kepala Dinas.

3.8 Memberikan masukkan yang perlu kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut Kepala Bagian Tata Usaha di Bantu oleh :

a. Kepala Sub Bagian Kepegawaian

Kepala Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas :

1. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data untuk penyempurnaan dan penyusun standar prosedur, penyederhanaan kerja dan akuntabilitas dalam pengelolaan kepegawaian.

2. Menyelenggarakan administrasi kepegawaian, penegakan disiplin dan pembinaan kesejahteraan sesuai dengan standar yang ditetapkan.


(37)

3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha sesuai dengan bidang tugasnya.

4. Melaporkan dan mempertanggunjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Bagian Tata Usaha sesuai dengan standar yang ditetapkan.

b. Kepala Sub Bagian Keuangan

Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas :

1. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data untuk menyempurnakan dan penyusunan standar prosedur, penyederhanaan kerja dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan.

2. Menyusun konsep Rencana Belanja Dinas dan menyelenggarakan administrasi keuangan serta membuat laporan keuangan sesuai standar da n ketentuan yang ditetapkan.

3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha sesuai dengan bidang tugasnya.

4. Memberikan saran yang perlu kepada Kepala Bagian Tata Usaha sesuai dengan bidang tugasnya.

c. Kepala Sub Bagian Umum dan Perlengkapan

Kepala Sub Bagian Umum dan Perlengkapan mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data untuk penyempurnaan dan penyusunan standar prosedur penyelenggaraan urusan


(38)

tata usaha, administrasi umum dan barang/perlengkapan serta perjalanan dinas.

2. Menyelenggarakan urusan tata usaha, administrasi umum dan barang/perlengkapan sesuai dengan standar dan ketentuan yang ditetapkan.

3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian Tata Usaha sesuai dengan bidang tugasnya.

4. Melaporkan dan mempertanggungjawabankan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Bagian Tata Usaha sesuai dengan standar yang ditetapkan. 5. Memberikan masukan yang perlu Kepala Bagian Tata Usaha sesuai

dengan bidang tugasnya.

d. Kepala Sub Bagian Organisasi dan Hukum

Kepala Sub Bagian Organisasi dan Hukum mempunyai tugas :

1. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data untuk penyempurnaan dan menyusun daftar prosedur dan penyederhanaan kerja serta pengolahan produk-produk hukum dilingkungan Dinas. 2. Menyusun langkah-langkah penataan organisasi dan ketatalaksanaan

serta eksaminasi atas konsep-konsep produk-produk hukum dinas. 3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha

sesuai dengan bidang tugasnya.

4. Memberikan masukan kepada Kepala Bagian Tata Usaha sesuai dengan bidang tugasnya.


(39)

4. Kepala Sub Dinas Bina Program.

Kepala Sub Dinas Bina Program mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam bidang perencanaan dan pengembangan, penyuluhan, monitoring, evaluasi dan pelaporan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut Kepala Sub Dinas Bina Program, menyelenggarakan fungsi :

4.1Menyempurnakan dan menyusun konsep standar dalam menyusun program kerja dinas, penyuluhan, monitoring, evaluasi dan pelaporan. 4.2Menyusun rencana jangka menengah dan tahunan sesuai ketentuan dan

standar yang ditetapkan.

4.3Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

4.4Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas sesuai standar yang ditetapkan.

4.5Memberikan masukan yang diperlukan kepda Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

Untuk melaksanakan tugas tersebut Kepala Sub Dinas Bina Program dibantu oleh :

a. Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan

Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan mempunyai tugas yaitu : 1. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data untuk


(40)

penggalian dan pengolahan potensi daerah, perencanaan target penerimaan pajak, bea, retribusi, pendapatan lainnya dan perubahan/pembuatan Rancangan Peraturan Daerah, Keputusan Kepala Daerah, maupun ketentuan lainnya.

2. Melaksanakan penelitian, pengkajian dan perencanaan sesuai dengan standard dan ketentuan yang ditetapkan.

3. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas Bina Program sesuai standar yang ditetapkan.

4. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Sub Dinas Bina Program sesuai standar yang ditetapkan.

5. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Sub Dinas Bina Program sesuai dengan bidang dan tugasnya.

b. Kepala Seksi Penyuluhan

Kepala Seksi penyuluhan mempunyai tugas yaitu :

1. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data untuk penyempurnaan dan menyusun standar-standar sosialisasi, penyuluhan serta perencanaan penyuluhan.

2. Melaksanakan sosialisasi dan penyuluhan sesuai standard an ketentuan yang ditetapkan.

3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Bina Program sesuai dengan bidang tugasnya.


(41)

4. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Sub Dinas Bina Program.

5. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Sub Dinas Bina Program sesuai dengan bidang tugasnya.

c. Kepala Seksi Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Kepala Seksi Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas yaitu: 1. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data untuk

penyempurnaan standar-standar monitoring, evaluasi, pelaporan dan dokumentasi.

2. Menyelenggarakan monitoring dan evaluasi sesuai standar dan rencana yang ditetapkan.

3. Menyusun data statistic dan laporan untuk bahan perencanaan target pendapatan daerah sesuai standar dokumentasi dan pelaporan yang ditetapkan.

4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Bina Program sesuai dengan bidang tugasnya.

5. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Sub Dinas Bina Program.

6. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Sub Dinas Bina Program sesuai dengan bidang tugasnya.


(42)

5. Kepala Sub Dinas Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air (PKB-KDA)

Kepala Sub Dinas Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Kendaraan di Atas Air (KDA) mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam bidang Teknis Perpajakan, Penanganan Sengketa dan Keberatan, Pembukaan dan Pelaporan Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Sub Dinas Pajak Kendaran Bermotor dan Kendaraan di Atas Air mempunyai fungsi yaitu : 5.1Menyusun konsep standar teknis pengolahan Pajak Kendaraan Bermotor

dan Kendaraan di Atas Air, penatausahaan dan pemberian pertimbangan penyelesaian Sengketa dan Keberatan Pajak, Intensifikasi dan Ekstensifikasi pemungut, pembukuan dan pelaporan.

5.2Menyelenggarakan koordinasi dan pendapatan dalam pengolahan Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Intensifikasi dan Ekstensifikasi, Penanganan Sengketa dan Keberatan Pajak sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditetapkan.

5.3Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

5.4Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas.

5.5Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.


(43)

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Kepala Sub Dinas Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air dibantu oleh :

a. Kepala Seksi Teknis Perpajakan

Kepala Seksi Teknis Perpajakan, mempunyai tugas :

1. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data untuk penyempurnaan dan menyusun standar-standar bimbingan teknis pemungutan dan pengolahan Surat Paksa serta Intensifikasi dan Ekstensifikasi pemungutan pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air.

2. Menyelenggarakan, pemberian bimbingan teknis pemungutan dan pengolahan Intensifikasi dan Ekstensifikasi pemungutan serta sosialisasi ketentuan yang berlaku, sesuai dengan standar yang ditetapkan.

3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air sesuai dengan bidang dan tugasnya.

4. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Sub Dinas Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air.

5. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Sub Dinas Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air.

b. Kepala Seksi Sengketa dan Keberatan


(44)

1. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data untuk penyempurnaan dan menyusun standar-standar pengajuan dan permohonan keberatan dari wajib pajak, pertimbangan atas sengketa dan keberatan, penepatan denda dan sanksi kelalaian Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air.

2. Menyelenggarakan pengenaan atas keberatan dari wajib pajak, pertimbangan atas sengketa pajak dan keberatan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, sesuai dengan bidang tugasnya.

4. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Sub Dinas Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air.

5. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Sub Dinas Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air.

c. Kepala Seksi Pembukuan dan Pelaporan

Kepala Seksi Pembukuan dan Pelaporan, mempunyai tugas yaitu :

1. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data untuk penyempurnaan standar pembukuan, pembuatan laporan, penelitian laporan dan perhitungan bagian Provinsi dan Kabupaten/Kota dari Pajak Kendaraan Bermotor.


(45)

2. Menyelenggarakan urusan pembukuan, penelitian dan pembuatan laporan, penetapan dan realisasi denda dan tunggakan serta penelitian laporan dari Unit Pelaksanaan Teknis Dinas sesuai standar yang ditetapkan.

3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah/APU dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, sesuai dengan bidang tugasnya.

4. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Sub Dinas Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air.]

5. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Sub Dinas Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air.

6. Kepala Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain-lain

Kepala Sub Dinas Retribusi an Pendapatan Lain-lain (RPLL), mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam bidang Teknis Retribusi, bagi hasil pajak dan bukan pajak (BPHP-BP), Retribusi dan Pendapatan Lain-lain, Pembukuan dan Pelaporan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain-lain (RPLL) menyelenggarakan fungsi :

6.1Menyempurnakan dan menyusun konsep standar Teknis Retribusi, Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, Penerimaan Lain-lain, Pembukuan dan Pelaporannya.

6.2Menyelenggarakan Koordinasi, Bimbingan Teknis, Sosialisasi, Penetapan dan Pemungutan Retribusi dan Pendapatan Lain-lain, menyiapkan bahan


(46)

dalam penetapan BPHP-BP, serta pengelolaan dan pelaporan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

6.3Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

6.4Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas melalui Wakil Kepala Dinas.

6.5Memberikan masukan yang perlu pada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Kepala Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain-lain (RPLL) dibantu oleh :

a. Kepala Seksi Teknis Retribusi

Kepala Seksi Teknis Retribusi mempunyai tugas :

1. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data untuk penyempurnaan dan penyusunan standar jenis Retribusi, Teknis Pemungutan dan Tata administrasi Retribusi, penetapan target serta koordinasi dan kerjasama dalam pemungutan Retribusi.

2. Menyelenggarakan bimbingan teknis penetapan, pemungutan dan administrasi Retribusi, Sosialisasi standar yang diterapkan, serta penetapan target retribusi sesuai dengan standar yang ditetapkan.

3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas RPLL sesuai dengan bidang tugasnya.


(47)

4. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Sub Dinas RPLL.

5. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Sub Dinas RPLL sesuai dengan bidang tugasnya.

b. Kepala Seksi Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak

Kepala Seksi Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data untuk penyempurnaan dan penyusunan standar-standar koordinasi, pengadministrasian dan optimalisasi penerimaan BHP-BP

2. Menyelenggarakan koordinasi dan pengadministrasian BHP-BP dan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan/data untuk perumusan kebijakan dalam rangka optimalisasi penerimaan BHP-BP sesuai dengan standar yang ditetapkan.

3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas RPLL sesuai dengan bidang tugasnya.

4. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Sub Dinas RPLL.

5. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Sub Dinas RPLL sesuai dengan bidang tugasnya.


(48)

c. Kepala Seksi Penerimaan Lain-lain

Kepala Seksi Penerimaan Lain-lain mempunyai tugas :

1. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data untuk penyempurnaan dan penyusunan standar-standar koordinasi, pemungutan dan pengadministrasian serta optimalisasi penerimaan lain-lain dan setoran laba BUMN.

2. Menyelenggarakan koordinasi dan optimalisasi pendapatan lain-lain dan setoran laba BUMN sesuai laba BUMN sesuai dengan standar yang ditetapkan.

3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas RPLL sesuai dengan bidang tugasnya.

4. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Sub Dinas RPLL.

5. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Sub Dinas RPLL sesuai dengan bidang tugasnya.

7. Kepala Sub Dinas Pengendalian dan Pembinaan

Kepala Sub Dinas Pengendalian dan Pembinaan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam bidang Pengendalian Keuangan, Material, Pengendalian Aparat Pelaksana dan Pembina Teknis Administrasi Pendapatan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Sub Dinas Pengendalian dan Pembinaan menyelenggarakan fungsi :


(49)

7.1Menyusun konsep standar-standar dalam bidang Pengendalian Keuangan, Material, Pengendalian Aparat Pelaksana dan Pembinaan Teknis Administrasi Pendapatan.

7.2Menyelenggarakan Pengendalian Keuangan, Material, Pengendalian Aparat Pelaksana dan Pembinaan Teknis Administrasi Pendapatan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

7.3Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

7.4Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas melalui Wakil Kepala Dinas.

7.5Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Dinas dan Waki Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Kepala Sub Dinas Pengendalian dan Pembinaan dibantu oleh :

a. Kepala Seksi Keuangan dan Material

Kepala Seksi Keuangan dan Material mempunyi tugas :

1. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data untuk penyempurnaan dan penyusunan standar-standar pelaksanaan, pengolahan dan saran tindak lanjut hasil pemeriksaan, pengendalian dan pengawasan keuangan dan material di lingkungan dinas.


(50)

2. Menyelenggarakan, mengolah hasil dan menyusun saran tindak lanjut hasil pemeriksaan, pengendalian dan pengawasan sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Pengendalian dan Pembinaan sesuai dengan bidang tugasnya.

4. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Sub Dinas Pengendalian dan Pembinaan.

5. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Sub Dinas Pengendalin dan Pengawasan sesuai dengan bidang tugasnya.

b. Kepala Seksi Pengendalian Aparat Pelaksana

Kepala Seksi Pengendalian Aparat Pelaksana mempunyai tugas : 1. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data untuk

penyempurnaan dan penyusunan standar-standar pelaksanaan, pengolahan dan saran tindak lanjut hasil pemeriksa, pengendalian dan pengawasan Aparat Pelaksana Dinas.

2. Menyelenggarakan, mengolah hasil dan menyusun saran tindak lanjut hasil pemeriksaan, pengendalian dan pengawasan terhadap Aparat Pelaksana Dinas sesuai standar yang ditetapkan.

3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Pengendalian dan Pembinaan sesuai dengan bidang tugasnya.

4. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Sub Dinas Pengendalian dan Pembinaan.


(51)

5. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Sub Dinas Pengendalian dan Pembinaan sesuai dengan bidang tugasnya.

c. Kepala Seksi Teknis Administrasi Pendapatan

Kepala Seksi Teknis Administrasi Pendapatan mempunyai tugas : 1. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data untuk

penyempurnaan dan penyusunan standar-standar pelaksanaan, pengolahan dan saran tindak lanjut hasil pembinaan, pengendalian dan pengawasan penerapan standar di lingkungan dinas.

2. Menyelenggarakan, mengolah dan menyampaikan saran tindak lanjut pemberdayaan standar-standar yan ada dan ketentuan/peraturan lainnya sesuai dengan standar yang ditetapkan.

3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Pengendalian dan Pembinaan sesuai dengan bidang tugasnya.

4. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Sub Dinas Pengendalian dan Pembinaan.

5. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Sub Dinas Pengendalian dan Pembinaan sesuai dengan bidang tugasnya.

Struktur dan Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pendapatan serta rincian tugas pokok, fungsi dan uraian tugas masing-masing jabatan ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Daerah. Susunan Oraganisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) adalah sebagai berikut:


(52)

8. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) membantu Kepala Dinas dalam pengadministrasian dan pengutipan PKB, PKDA, Pajak ABT/APU, PBB-KB, Retribusi dan Pendapatan Lain-lain.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendapatan menyelenggarakan fungsi :

8.1Menyempurnakan dan menyusun konsep standar-standar pendapatan potensi, pengadministrasian dan pengutipan dan pelaporan hasil pengutipan PKB, PKDA, Pajak ABT/APU, PBB-KB, Retribusi dan Pendapatan Lain-lain.

8.2Menyelenggarakan optimalisasi pendataan potensi pengadministrasian dan pengutipan dan pelaporan hasil pengutipan PKB, PKDA, Pajak ABT/APU, PBB-KB, Retribusi dan Pendapatan Lain-lain sesuai dengan standar yang ditetapkan.

8.3Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

8.4Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas.

8.5Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai dengan idang tugas dan fungsinya.


(53)

a. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas sebagai berikut : 1. Menyusun dan menyampaikan rencana keutuhan Keuangan, Personil dan

Peralatan UPTD sesuai standar yang ditetapkan.

2. Menyelenggarakan pengolahan Keuangan, Personil, Peralatan, dan KetataUsahaan UPTD sesuai standar yang ditetapkan.

3. Menghimpun bahan/data dari seksi lainnya, untuk pembukuan dan pelaporan hasil pengutipan PKB, PKDA, Pajak ABT/APU, PBB-KB, Retribusi dan Pendapatan Lain-lain sesuai dengan standar yang ditetapkan.

4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

5. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnyakepada Kepala UPTD sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

6. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala UPTD sesuai denga n bidang tugas dan fungsinya.

b. Kepala Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

Kepala Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan dari wajib pajak dan


(54)

membuat daftar jumlah tagihan, tunggakan dan denda PKB dan BBN-KB sesuai dengan standar yang ditetapkan.

2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

3. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala UPTD sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

4. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala UPTD sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

c. Kepala Seksi Pajak Kendaraan di Atas Air (PKDA)

Kepala Seksi Pajak Kendaraan di Atas Air (PKDA) mempunyai tugas sebagi berikut :

1. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan dari wajib pajak dan membuat daftar jumlah tagihan, tunggakan dan denda pajak pengambilan dan pemanfaatan ABT-APU dan PBB-KB sesuai dengan standar yang ditetapkan.

2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

3. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala UPTD sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

4. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala UPTD sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.


(55)

d. Kepala Seksi Retribusi

Kepala Seksi Retribusi mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan dari wajib pajak dan membuat daftar jumlah tagihan, tunggakan dan denda retribusi sesuai dengan standar yang ditetapkan.

2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

3. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala UPTD dengan bidang tugas dan fungsinya.

4. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala UPTD sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

e. Kepala Seksi Pendapatan Lain-lain

Kepala Seksi Pendapatan Lain-lain mempunyai tugas sebagai berikut : 1. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan

memproses usul/pengajuan keberatan dari wajib pajak dan membuat daftar jumlah tagihan, tunggakan dan denda retribusi sesuai dengan standar yang ditetapkan.

2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.


(56)

3. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala UPTD sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

4. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala UPTD sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

9. Kelompok Jabatan Fungsional

Jabatan-jabatan Fungsional pada kelompok Jabatan Fungsional Dinas didasarkan pada hasil Analisa Beban Kerja dan Kebutuhan.


(57)

E. Gambaran Pegawai UPT. Dispenda Provinsi Sumatera Utara

Secara umum gambaran dari para Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 2.1

Gambaran Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara (UPT. Medan Selatan)

No Gol Jumlah

1 IV/b 1

2 III/d 4

3 III/c 10

4 III/b 18

5 III/a 6

6 II/d 2

7 II/c 1

8 II/b 3

9 II/a 8

10 I/a 1

Jumlah 54


(58)

BAB III

GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (PKB)

A. Ketentuan Pajak Kendaraan Bermotor

Bahwa dengan telah ditetapkannya Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu disesuaikan dengan kebijakan otonomi daerah. Maka dari itu Pemerintah telah mengesahkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menjadi Undang-undang sebagai pengganti dari Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 dan Perubahannya Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Untuk melaksanakan penyesuaian sebagaimana dimaksud, perlu mengatur kembali ketentuan mengenai Pajak Kendaraan Bermotor yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

1. Ketentuan Umum

Dalam peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1.1 Daerah adalah Provinsi Sumatera Utara.

1.2 Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. 1.3 Kepala Daerah adalah Gubernur Sumatera Utara.

1.4 Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.


(59)

1.5 Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.

1.6 Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan semua jenis jalan darat, dan digerakan oleh peralatan teknik berupa motor atau lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energy tertentu menjadi tenaga gerak Kendaraan Bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang bergerak.

1.7 Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak yang dipungut atas kepemilikandan atau penguasaan Kendaraan Bermotor.

1.8 Pajak Daerah yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau Badan tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Pembangunan Daerah.

1.9 Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) tahun.

1.10 Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat SPPKB adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan data objek pajak dan wajib pajak sebagai dasar perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.


(60)

B. Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak Kendaraan Bermotor adalah Pajak yang dipungut atas kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor. Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan semua jenis jalan darat, dan digerakan oleh peralatan teknik berupa motor atau lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak Kendaraan Bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alat-lat besar yang bergerak.

C. Objek dan Subjek Pajak

1. Objek Pajak Kendaraan Bermotor

Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan atau penguasaan Kendaraan Bermotor termasuk Kendaraan Bermotor Alat-alat Berat/Besar yang bergerak.

Yang termasuk objek pajak kendaraan bermotor yang dikecualikan adalah:

1.1Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan dan keamanan Negara.

1.2Kendaraan Bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai Kedutaan, Konsulat, Perwakilan Negara asing dengan asas timbale balik dan Lembaga-lembaga Internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari pemerintah.


(61)

1.3Yang tidak dipergunakan, karena disegel atau yang disita Negara. 2. Subjek Pajak dan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor

Subjek Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan menguasai Kendaraan Bermotor termasuk Kendaraan alat-alat berat/besar. Wajib Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi dan atau badan yang memiliki Kendaraan Bermotor.

2.1Yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak adalah :

1. Untuk orang pribadi adalah orang yang bersangkutan, kuasanya atau ahli warisnya.

2. Untuk Badan adalah pengurus atau kuasanya.

D. Dasar Hukum Pemungutan Pajak PKB

Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor di Indonesia saat ini didasarkan pada dasar hukum yang jelas dan kuat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak yang terkait. Dasar hukum pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor adalah sebagai berikut.

1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah.

2. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Sumatera Utara.


(62)

E. Cara Penghitungan Pajak Kendaraan Bermotor

Dalam penghitungan Pajak Kendaraan Bermotor yang mana penghitungannya berdasarkan pengenaannya, nilai jual dan besar tarif pajak yang akan dikenakan, bagi orang yang memiliki Kendaraan Bermotor. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dalam Penghitungan Pajak Kendaraan Bermotor. Adapun yang dimaksud dengan penghitungan adalah suati rangkaian kegiatan penghimpunan data untuk menentukan besarnya jumlah pajak yang terhutang. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penghitungan pajak kendaraan bemotor terlebih dahulu harus mengetahui : jenis/merek/type, tahun pembuatan, nilai jual kendaraan bermotor, bobot, dasar pengenaan, dan tarif yang telah ditetapkan.

1. Dasar Pengenaan

Dihitung sebagai perkalian dari dua unsure pokok yaitu :

1.1Nilai jualnya diperoleh dengan berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan dan apabila harga pasaran umum tidak dapat diketahui, maka nilai jual kendaraan tersebut dapat ditentukan berdasarkan faktor-faktor :

a. Isi silinder dan satuan daya. b. Penggunaan Kendaraan Bermotor. c. Jenis Kendaraan Bermotor.

d. Merek Kendaraan Bermotor.


(63)

f. Berat total Kendaraan Bermotor dan banyaknya yang diizinkan.

1.2Bobot yang mencerminkan secara relatif kadar kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan akibat penggunaan Kendaraan Bermotor.

Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak = Tarif Pajak x ( NJKB x Bobot)

2. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor

2.1 1,75 % (satu koma tujuh puluh lima persen) untuk Kendaraan Bukan Umum.

2.2 1 % (satu persen) Kendaraan Umum.

2.3 0,2 % (nol koma dua persen) untuk Kendaraan alat berat dan alat-alat besar.

2.4 0,5 % (nol koma lima persen) untuk Kendaraan Ambulance, Pemadam Kebakaran, Sosial Keagamaan, Lembaga Sosial dan Keagamaan, Pemerintah/TNI/POLRI dan Pemerintah Daerah.

3. Tarif Pajak Progresif untuk Kendaraan Roda 2 (dua), Roda 3 (tiga), dan Roda 4 (empat) atau lebih adalah sebagai berikut :

3.1Kepemilikan Kendaraan Bermotor kedua 2 %. 3.2Kepemilikan Kendaraan Bermotor ketiga 2.5 %. 3.4Kepemilikan Kendaraan Bermotor keempat 3 %. 3.5Kepemilikan Kendaraan Bermotor kelima dst 3,5 %.


(64)

Besarnya pajak terhutang dihitung dengan cara mengalikan tariff pajak dengan dasar pengenaan pajak yang dikenakan untuk masa pajak 12 bulan berturur-turut terhitung mulai saat pendaftaran Kendaraan Bermotor.

F. Cara Pendaftaran Pajak Kendaraan Bermotor

Adapun cara pendaftaran pajak kendaraan bermotor dapat dilakukan dengan cara :

1. Mengisi Formulir SPPKB 2. Identitas :

2.1Orang Pribadi : Tanda jati diri yang sah + 1 lembar fotokopi, bagi yang berhalangan melampirkan surat kuasa bermaterai cukup.

2.2Badan Hukum : Salinan Akte Pendirian + 1 lembar fotokopi, keterangan domisili, surat kuasa bermaterai cukup dan ditandatangani oleh pimpinan serta dibubuhi cap badan hokum yang bersangkutan.

2.3Instansi Pemerintahan (termasuk BUMN dan BUMD) : surat tugas/surat kuasa bermaterai cukup dan ditandatangani oleh pimpinan serta dibubuhi cap instansi yang bersangkutan.

3. Faktur

4. Sertifikat uji tipe, tanda bukti lulus uji tipe, Sertifikat NIK dan tanda pendaftaran tipe.


(65)

5. Kendaraan bermotor yang mengalami perubahan bentuk harus melampirkan surat keterangan dari perusahaan karoseri yang mendapat izin.

6. Surat keterangan bagi kendaraan bermotor angkutan umum yang telah memenuhi syarat.

7. Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor.

G. Penatausahaan dan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Penatausahaan adalah Kegiatan pendataan potensi, pendaftaran, penetapan, korektor, kasir pembayaran, cetak SKPD, Bendahara Pembantu dan pembuatan laporan oleh Bendahara Penerima pada Unit Pelaksana Teknis. Tugas dari tata usaha itu sendiri adala menghimpun bahan/data dari seksi lainnya, untuk pembukuan dan pelaporan hasil pengutipan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), PBB-KB, Pajak Kendaraan Diatas Air (PKDA), Pajak Air Bawah Tanah/Air Permukaan ( ABT/APU), Retribusi dan Pendapatan lain-lain sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Dalam garis besarnya tata usaha mempunyai 3 pokok peranan sebagai berikut :

1. Melayani pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan operatif untuk mencapai tujuan.


(66)

2. Menyediakan keterangan-keterangan bagi pimpinan organisasi itu untuk membuat keputusan atau melakukan tindakan yang tepat.

3. Membantu kelancaran perkembangan Samsat sebagai suatu keseluruhan. Adapun proses pemungutan Pajak Kendaraan Bermotorsebagai berikut: 1. Informasi Loket Samsat Medan Selatan

1.1Loket Cek Fisik

Ceking nomor rangka & nomor mesin KB untuk proses :

Ganti STNK 5 tahun, BBN, ganti alamat, STNK hilang, rubah sifat/bentuk & mutasi antar Samsat / Daerah.

1.2Pengambilan Surat Pendaftaran & Pendataan KB (SPPKB) 1.3Loket Pendaftaran Pemilik Langsung

a.Pengesahan ( teliti ulang 1 tahun ) b. Ganti STNK ( teliti ulang 5 tahun )

c. BBN, STNK hilang, ganti warna, rubah sifat/bentuk 1.4Loket Pendaftaran dikuasakan

a. Pengesahan ( teliti ulang 1 tahun ) b. Ganti STNK ( teliti ulang 5 tahun )

c. BBN, STNK hilang, ganti warna, rubah sifat/bentuk 1.5 Penyerahan Resi ( Tanda Bukti Pembayaran )

a. Penunjuk Nomor Kohir, tempat pembayaran PKB 1.6 Pembayaran PKB ( Bank SUMUT )


(67)

1.7 Loket Penyerahan STNK Pengesahan ( teliti ulang 1 tahun ) a. Mengembalikan bukti pembayaran PKB

1.8 Loket Penyerahan STNK & TNKB

a. Ganti STNK ( teliti ulang 5 tahun ), BBN, STNK hilang, ganti warna, rubah sifat/bentuk

1.9 Loket Komputer Induk

a. Perbaikan data kendaraan dan data pemilik b. Blokir/ Buka

c. Cross Cek data Ranmor 1.10 Loket Arsip

a. Pindah alamat, rubah sifat, ganti warna b. Meneliti berkas BBN, STNK hilang c. Ganti STNK 5 tahun

1.11 Loket Register

a. Pencatatan data kendaraan secara manual

b. Pencatatan data kendaraan yang masuk/ keluar SAMSAT Medan Selatan


(68)

2. Data Realisasi Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) JUMLAH REALISASI PKB 3 TAHUN TERAKHIR

UPTD MEDAN SELATAN Tabel 3.1

Tahun Anggaran

PKB

No Target

(Rp)

Realisasi (Rp)

Presentasi (%) 1 2009 73.685.432.000 115.346.855.000 134,71 2 2010 115.346.855.000 140.138.754.200 101,79 3 2011 140.138.754.200 115.346.855.000 107,22 Sumber : SAMSAT Medan Selatan


(69)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan membahas analisa dan evaluasi data yang bersumber dari bab-bab sebelumnya. Pada bab terdahulu telah dijelaskan secara terperinci tentang objek dan subjek penelitian, tentang apa yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini. Akan tetapi untuk menjelaskannya penulis menguraikan berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan secara kualitatif disertai dengan penjelasan yang objektif dan sistematis.

A. Pelaksanaan Kegiatan Proses Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

Adapun pelaksanaan kegiatan proses pemungutan pajak kendaraan bermotor dimulai dari :

1. Pendaftaran

1.1Pengambilan Foemulir SPT 1.2Pengisian Formulir SPT

1.3Pendaftaran berkas dan menyampaikan berkas tugas kepada petugas cheking

2. Penelitian Berkas


(70)

2.2Pendaftaran ( entry)

2.3Menyampaikan berkas ke penetapan 3. Penetapan

3.1 Membuat perhitungan dan penetapan (pembukuan) 3.2 Membuat nomor kohir

3.3Mencetak ketetapan tanda lembar SKPD

3.2Menyampaikan berkas kepada korektor (Final cecking) 4. Final Checking

4.1Meneliti kebenaran perhitungan dan penetapan 5. Pembayaran

5.1Menerima pembayaran dari wajib pajak (Loket Kasir) 5.2Membukukan hasil penerimaan

5.3Menyampaikan SKPD pada loket ambosing STNK 5.4Menyampaikan berkas kepada petugas kartu box (arsip) 5.5Menyetorkan hasil penerimaan kasir kepada bendaharawan 6. Penagihan

6.1Menghimpun dan membukukan berkas tunggakan pajak

6.2Membuat dan menyampaikan surat tagian pajak yang belum mendaftar dan menunggak kepada wajib pajak

6.3Membuat penetapan denda tunggakan pajak bagi hasil pajak yang menyelesaikan tunggakan


(71)

7. Pelaporan

7.1Mempersiapkan laporan target penerimaan

7.2Laporan permintaan dan pemakaian SPT/SKPD dan pemakaian formulir lainnya

7.3Setoran Bank

7.4Laporan tunggakan dan laporan lainnya

B. Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Pada SAMSAT Medan Selatan.

Dari table 3.1 sebelumnya, penulis dapat memperoleh data atau informasi mengenai jumlah perbandingan target dan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor pada SAMSAT Medan Selatan dari tahun 2009 s/d 2011. Penulis dapat menyimpulkan bahwa :

1. Adanya perbedaan persentase target yang berbeda-beda setiap tahunnya. Hal ini terlihat jelas pada tahun 2009 s/d 2011 terjadi kenaikan persentase yang berbeda-beda pula. Misalnya pada tahun 2009 target yang ditentukan adalah sebesar Rp. 73.685.432.000 sedangkan realisasinya meningkat menjadi Rp. 99.261.366.512, maka terjadi kenaikan persentase 134,71%. Ini disebabkan karena cukup tingginya tingkat kesadaran wajib pajak dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor. Demikian pula untuk tahun selanjutnya.


(72)

Tabel 4.1

ANALISIS REALISASI PENERIMAAN PKB UPT Medan Selatan Tahun 2009 s/d 2011

Sumber : SAMSAT Medan Selatan

C. Hambatan dan Kendala Yang Terjadi Pada Pelayanan Samsat Medan Selatan

1. Wajib Pajak

Hambatan dan Kendala yang dihadapi Wajib Pajak terhadap pelaksanaan pelayanan pada SAMSAT Medan Selatan yaitu :

1.1Proses pelayanan pajak kendaraan bermotor yang masih sulit dipahami oleh wajib pajak sehingga wajib pajak sering mengalami kebingungan saat melakukan pembayaran.

1.2Proses pelayanan yang terkadang terlalu lama/bertele-tele. Hal ini dapat menimbulkan rasa bosan kepada wajib pajak yang menunggu di antrian.

Tahun

Target Realisasi Persentase Persentase

Target

Kenaikan Persentase

Penurunan Persentase

2009 73.685.432.000 115.346.855.000 134,71 100% 34,71% -

2010 115.346.855.000 140.138.754.200 101,79 100% 1,79% -


(73)

1.3Kualitas produk yang dihasilkan dari SAMSAT sangat rendah. Misalnya plat kendaraan bermotor yang bahan utamanya sangat minim, sehingga wajib pajak merasa kurang puas akan hal tersebut.

2. Fiskus

Hambatan dan Kendala yang dihadapi fiskus/petugas terhadap pelaksanaan pelayanan pada SAMSAT Medan Selatan yaitu :

2.1Kurang aktifnya wajib pajak untuk melaporkan dan membayarkan pajak yang terutang sehingga akan menyulitkan pendataan.

2.2Adanya anggapan masyarakat bahwa sangat susah berurusan dengan kepolisian yang dianggap akan mempersulit pembayaran.

2.3Luasnya wilayah yang termasuk dalam daerah pungutan Samsat Medan Selatan sehingga terjadi kesulitan dalam proses pemungutan.

2.4Sistem jaringan yang terkadang tidak terkoneksi.

2.5Masih banyaknya masyarakat yang tidak tertib dalam pelaksanaan pembayaran pajak kendaraan bermotor.

3. Upaya yang harus dilakukan terhadap hambatan dan kendala yang dihadapi pada pelayanan SAMSAT Medan Selatan

Upaya yang harus dilakukan dalam hambatan dan kendala tersebut adalah:

3.1Mempermudahkan proses pembayaran sehingga tidak membingungkan wajib pajak. Mulai dari pendaftaran hingga akhir proses pembayaran.


(1)

Tabel 4.1

ANALISIS REALISASI PENERIMAAN PKB UPT Medan Selatan Tahun 2009 s/d 2011

Sumber : SAMSAT Medan Selatan

C. Hambatan dan Kendala Yang Terjadi Pada Pelayanan Samsat Medan Selatan

1. Wajib Pajak

Hambatan dan Kendala yang dihadapi Wajib Pajak terhadap pelaksanaan pelayanan pada SAMSAT Medan Selatan yaitu :

1.1Proses pelayanan pajak kendaraan bermotor yang masih sulit dipahami oleh wajib pajak sehingga wajib pajak sering mengalami kebingungan saat melakukan pembayaran.

1.2Proses pelayanan yang terkadang terlalu lama/bertele-tele. Hal ini dapat menimbulkan rasa bosan kepada wajib pajak yang menunggu di antrian. Tahun

Target Realisasi Persentase Persentase

Target

Kenaikan Persentase

Penurunan Persentase

2009 73.685.432.000 115.346.855.000 134,71 100% 34,71% -

2010 115.346.855.000 140.138.754.200 101,79 100% 1,79% -


(2)

1.3Kualitas produk yang dihasilkan dari SAMSAT sangat rendah. Misalnya plat kendaraan bermotor yang bahan utamanya sangat minim, sehingga wajib pajak merasa kurang puas akan hal tersebut.

2. Fiskus

Hambatan dan Kendala yang dihadapi fiskus/petugas terhadap pelaksanaan pelayanan pada SAMSAT Medan Selatan yaitu :

2.1Kurang aktifnya wajib pajak untuk melaporkan dan membayarkan pajak yang terutang sehingga akan menyulitkan pendataan.

2.2Adanya anggapan masyarakat bahwa sangat susah berurusan dengan kepolisian yang dianggap akan mempersulit pembayaran.

2.3Luasnya wilayah yang termasuk dalam daerah pungutan Samsat Medan Selatan sehingga terjadi kesulitan dalam proses pemungutan.

2.4Sistem jaringan yang terkadang tidak terkoneksi.

2.5Masih banyaknya masyarakat yang tidak tertib dalam pelaksanaan pembayaran pajak kendaraan bermotor.

3. Upaya yang harus dilakukan terhadap hambatan dan kendala yang dihadapi pada pelayanan SAMSAT Medan Selatan


(3)

3.2Melaksanakan pelayanan dengan sungguh-sungguh sehinnga tidak membuang-buang waktu.

3.3Meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan dan menambah fasilitas yang dibutuhkan serta memperbaiki fasilitas yang rusak. Karena akan mempengaruhi kenyamanan pada kantor itu sendiri.

3.4Mensosialisasikan semua informasi tentang pelayanan maupun pembayaran pajak kendaraan bermotor sehingga timbul kesadaran dari setiap wajib pajak untuk pembayaran pajaknya.

3.5Meyakinkan wajib pajak bahwa proses pelaksanaan pembayaran sangatlah mudah.

3.6Menambahkan fiskus/petugas ke daerah yang jauh dari pusat kota sehingga pemungutan pajak tetap berjalan. Misalnya dengan melakukan SAMSAT keliling.

3.7Memperbaiki koneksi jaringan agar tidak mengganggu proses pelaksanaan pelayanan.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian dari keseluruhan isi penulisan ini, maka pada bab ini penulis akan menguraikan beberapa penemuan yang dapat dijadikan kesimpulan dan saran yang konstruktif pada Kantor SAMSAT Medan Selatan. A. Kesimpulan

1. Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor dilakukan oleh 3 (tiga) instansi pemerintah yang bergabung didalam SAMSAT yaitu :

1.1Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDASU. 1.2Pemerintah Daerah Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Daerah

Provinsi Sumatera Utara.

1.3Departemen Keuangan yaitu PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Utama Medan.

2. Dalam pelaksanaan pemungutan pajak kendaraan bermotor, peran tata usaha sangat dibutuhkan terhadap penerimaan pajak kendaraan bermotor dengan memberikan surat pemberitahuan kepada wajib pajak yang telah


(5)

3. Upaya peningkatan yang telah dilakukan SAMSAT Medan Selatan telah maksimal, hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor setiap tahunnya.

B. Saran

1. Sistem Pelayanan yang ada seperti loket-loket yang tersedia seharusnya ditambah lagi, begitu juga dengan personilnya agar pelaksanaan pelayanan berjalan cepat dan lancer. Hal ini akan berpengaruh terhadap kenyamanan wajib pajak yang akan membayarkan pajaknya.

2. Pelayanan harusnya lebih ditingkatkan agar lebih baik lagi dengan cara mempermudahkan proses pembayaran sehingga tidak membingungkan wajib pajak. Mulai dari pendaftaran hingga akhir proses pendaftaran. 3. Meningkatkan kapasitas penerimaan melalui perencanaan yang lebih baik

hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait daerah. Selanjutnya, ekstensifikasi perpajakan dapat juga dilakukan melalui kebijaksanaan pemerintah untuk memberikan kewenangan perpajakan yang lebih besar kepada daerahpada masa yang akan dating.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Buku Literatur

Mardiasmo, 2002, perpajakan, Andi Yogyakarta, Yogyakarta

Resmi, Siti, 2008, Perpa jakan : Teori dan Kasus Edisi 4, Salemba Empat, Jakarata

Panca, Agus, 2004, Pa jak Daerah dan Retribusi Daerah di Indonesia, Bayumedia, Malang

Lembar Negara

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Provinsi Sumatera Utara

Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara