Patologi Birokrasi Jenis Patologi Birokrasi Pada Aparatur Birokrasi

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Patologi Birokrasi

De Gournay dalam Albrow 1989 : 2, salah seorang perintis studi birokrasi pada tahun 1764 di Perancis menemukan sebuah penyakit pemerintahan yang disebut” Buruemania” , untuk menyebutkan bentuk pemerintahan yang banyak di keluhkan dimana para pejabat juru tulis, sekertaris, para inspektur dan manajer diangkat bukan menguntukan kepentingan umum. Akan tetapi lebih mengutamakan kepentingan pribadi, dan atau golongan. Menurut Taliziduhu Ndraha, Miftah Thoha, Peter M. Blau, David Osborne, JW Schoorl Patologi birokrasi adalah penyakit, perilaku negatif, atau penyimpangan yang dilakukan pejabat atau lembaga birokrasi dalam rangka melayani publik, melaksanakan tugas, dan menjalankan program pembangunan. Patologi Birokrasi Bureaupathology adalah himpunan dari perilaku-perilaku yang kadang- kadang disibukkan oleh para birokrat. Fitur dari patologi birokrasi digambarkan oleh Victor A Thompson seperti “sikap menyisih berlebihan, pemasangan taat pada aturan atau rutinitas- rutinitas dan prosedur-prosedur, perlawanan terhadap perubahan, dan desakan picik atas hak- hak dari otoritas dan status. Secara umum, Patologi birokrasi adalah penyakit dalam birokrasi Negara yang muncul akibat perilaku para birokrat dan kondisi yang membuka kesempatan untuk itu, baik yang menyangkut politis, ekonomis, social cultural dan teknologikal .

2.2 Jenis Patologi Birokrasi Pada Aparatur Birokrasi

Terdapat lima jenis patologi birokarasi yang dikenal, yaitu: 1. Patologi yang timbul karena persepsi dan gaya manajerial para birokrat. Diantara patologi jenis ini antara lain, penyalahgunaan wewenag dan jabatan, menerima suap,arogansi dan intimidasi, kredibilitas rendah, dan nepotisme. 2. Patologi yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan para petugas pelaksana birokrasi. Diantara patologi jenis ini antara lain, ketidaktelitian dan ketidakcekatan, ketidakmampuan menjabarkan kebijakan pimpinan, rasa puas diri,bertindak tanpa pikir, kemampuan rendah, tidak produktif, dan kebingungan. 3. Patologi yang timbul karena tindakan para birokrat yang melanggar norma hokum dan peraturan perundang-undangan. Diantara patologi jenis ini antara lain, menerima suap, korupsi, ketidakjujuran, kleptokrasi, dan mark up anggaran. 4. Patologi yang dimanifestasikan dalam perilaku para birokrat yang bersifat disfungsional. Diantara patologi jenis ini antara lain, bertindak sewenang-wenang, konspirasi, diskriminatif, dan tidak disiplin. 5. Patologi yang merupakan akibat situasi dalam berbagai analisis dalam lingkungan pemerintahan. Diantara patologi jenis ini antara lain, eksploitasi bawahan, motivasi tidak tepat, beban kerja berlebihan, dan kondisi kerja kurang kondusif.

2.3 Patologi Birokrasi di Pekanbaru disdukcapil tampan