DASAR HUKUM DASAR HUKUM PEMENUHAN KEWAJIBAN

25 diperhitungkan. Perbedaan pengakuan inilah yang disebut beda tetap. Hal-hal yang termasuk dalam beda tetap adalah : a. Pemberian kenikmatan atau natura b. Biaya jamuan tamu c. Sumbangan d. Rugi penarikan harta tetap dari pemakaian e. Pajak penghasilan pasal 26 atas royalty yang ditanggungkan oleh pemberi hasil f. Pendapatan bunga g. Hibah atau warisan h. Bunga dan deviden

3.3 DASAR HUKUM PEMENUHAN KEWAJIBAN

3.3.1 DASAR HUKUM

A. Pasal 36 UU Nomor 28 TAHUN 2007 berlaku sejak 1 Januari 2008 tentang perubahan ketiga atas UU Nomor 6 TAHUN 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan B. Pasal 13, 35, 36 PP 74 TAHUN 2011 berlaku sejak 1 Januari 2012 tentang tata cara pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan  Pasal 65 PP 74 TAHUN 2011 menyebutkan bahwa Pada saat PP ini mulai berlakusejak 1 Januari 2012, peraturan pelaksanaan PP Nomor 80 TAHUN 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Perpajakan Berdasarkan UU Nomor 6 TAHUN 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara 26 Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU Nomor 28 TAHUN 2007 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4797 dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Pemerintah ini. C. PP-80 TAHUN 2007 pasal 23 berlaku sejak 1 Januari 2008 tentang pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan berdasarkan UU KUP No. 28 TAHUN 2007 PP ini sudah dicabut oleh PP 74 TAHUN 2011 D. PMK-8PMK.032013 berlaku sejak 1 Maret 2013 tentang tata cara pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi dan pengurangan atau pembatalan SKP atau STP PMK ini mencabut KMK 542KMK.042000 dan PMK-21PMK.032008  KMK 542KMK.042000 berlaku sejak 1 Januari 2001 sd 31 Desember 2007tentangTata Cara Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi dan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak  PMK-21PMK.032008 berlaku sejak 6 Februari 2008 sd 28 Februari 2013 tentangTata Cara Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi, Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak yang Tidak Benar, dan Pembatalan Hasil Pemeriksaan E. PER-01PJ.072007 berlaku sejak 8 Oktober 2007 tentang prosedur pengajuan dan penyelesaian permohonan terkait Pasal 16,25, 36 ayat 1 a 27 dan b UU KUP tetapi yang masih berlaku sampai sekarang adalah hanya atas ketentuan terkait pasal 36 ayat 1 a dan b UU KUP ISI PASAL 36 AYAT 1 UU KUP NOMOR 28 TAHUN 2007 DAN PASAL 35 PP 74 TAHUN 2011 Isi Pasal 36 ayat 1 UU KUP Nomor 28 TAHUN 2007 berlaku sejak 1 Januari 2008 :  Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat: a. mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya Pasal 36 ayat 1 huruf a; b. mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak yang tidak benarPasal 36 ayat 1 huruf b; c. mengurangkan atau membatalkan Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 yang tidak benar Pasal 36 ayat 1 huruf c; atau d. membatalkan hasil pemeriksaan pajak atau surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa: 1. penyampaian surat pemberitahuan hasil pemeriksaan; atau 28 2. pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan Wajib Pajak. Pasal 36 ayat 1 huruf d Isi Pasal 35 PP 74 TAHUN 2011 berlaku sejak 1 Januari 2012 : Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat: a. mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan di bidang perpajakan dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak, atau bukan karena kesalahannya; b. mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak yang tidak benar; c. mengurangkan atau membatalkan Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 Undang-Undang,yang tidak benar; atau d. membatalkan surat ketetapan pajak dari hasil Pemeriksaan atau Verifikasi, yang dilaksanakan tanpa: 1. penyampaian surat pemberitahuan hasil Pemeriksaan atau surat pemberitahuan hasil Verifikasi; atau 2. Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan atau Pembahasan Akhir Hasil Verifikasi dengan Wajib Pajak.

3.3.2 CARA PENYAMPAIAN PERMOHONAN WP